Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SD Negeri 2 Sinanggul tahun pelajaran 2017/2018 bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik. Program ini mencakup lima nilai karakter utama yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas serta dilaksanakan secara holistik melalui kurikulum, pembelajaran, dan budaya sekolah.
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik Platform Merdeka Mengajar SMP Ib...ZainulHasan13
Mengenali dan Memahami Diri Sendiri Sebagai Pendidik
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Muhammad Muzammil, S. Si
Belajar dan Diskusi Bersama Memahami Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar https://guru.kemdikbud.go.id/
Hal apa yang membuat kita sebagai guru merasa sangat bersemangat pergi ke sekolah?.
Apakah tak sabar ingin menyaksikan kemajuan belajar salah satu murid.
Apakah ingin menunjukkan bahan ajar baru yang seru.
Atau ada sesuatu yang lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar?.
Semangat dan niat yang baik akan menular kepada murid sebagai energi positif yang tidak hanya mengalir hari ini saja tapi terus hingga mereka dewasa.
Dengan berkembangnya zaman, penggunaan teknologi yang masif (generasi digital native)
Sebagai guru perlu menyelaraskan perang yang relevan dengan konteks murid dan zaman
Initiator by: rimbasadewo
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...SriWahyuni909323
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia;Dimensi Berkebhinekaan Global; Dimensi Bergotong Royong;Dimensi Mandiri; Dimensi Bernalar Kritis; dan Dimensi Kreatif.
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD dilakukan tanggal 22 Oktober 2022 di UPT SD Negeri Wlingi 02
'Pelajar Pancasila' diciptakan oleh Kak Eka Gustiwana dan dinyanyikan oleh Kak Kikan eks band Cokelat. Simak lirik lagu 'Pelajar Pancasila' yang sudah diunggah juga di akun YouTube Kemendikbud pada 11 Januari 2021
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik Platform Merdeka Mengajar SMP Ib...ZainulHasan13
Mengenali dan Memahami Diri Sendiri Sebagai Pendidik
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Muhammad Muzammil, S. Si
Belajar dan Diskusi Bersama Memahami Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar https://guru.kemdikbud.go.id/
Hal apa yang membuat kita sebagai guru merasa sangat bersemangat pergi ke sekolah?.
Apakah tak sabar ingin menyaksikan kemajuan belajar salah satu murid.
Apakah ingin menunjukkan bahan ajar baru yang seru.
Atau ada sesuatu yang lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar?.
Semangat dan niat yang baik akan menular kepada murid sebagai energi positif yang tidak hanya mengalir hari ini saja tapi terus hingga mereka dewasa.
Dengan berkembangnya zaman, penggunaan teknologi yang masif (generasi digital native)
Sebagai guru perlu menyelaraskan perang yang relevan dengan konteks murid dan zaman
Initiator by: rimbasadewo
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...SriWahyuni909323
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan, tidak parsial. Keenam dimensi tersebut adalah: Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia;Dimensi Berkebhinekaan Global; Dimensi Bergotong Royong;Dimensi Mandiri; Dimensi Bernalar Kritis; dan Dimensi Kreatif.
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahyuni,S Pd SD dilakukan tanggal 22 Oktober 2022 di UPT SD Negeri Wlingi 02
'Pelajar Pancasila' diciptakan oleh Kak Eka Gustiwana dan dinyanyikan oleh Kak Kikan eks band Cokelat. Simak lirik lagu 'Pelajar Pancasila' yang sudah diunggah juga di akun YouTube Kemendikbud pada 11 Januari 2021
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maga Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Program Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) ini dapat kami susun
dan selesaikan sebagai pedoman pendidik, tenaga pendidik, dan Kepala Sekolah untuk
melaksanakan program PPK di SD Negeri 2 Sinanggul.
Program PPK ini kami susun dengan melibatkan Kepala Sekolah, guru, dan
stakeholder di SDN 2 Sinanggul sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan
program ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam penyusunan program PPK ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat
kami gunakan untuk menyempurnakan pogram ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuk-
Nya kepada kita. Amiin
Jepara, Juli 2017
Tim Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada
Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu,
cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial,
demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan
di setiap jenjang, termasuk SD sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai sejak
tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan
pembentukan karakter secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat.
Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan
talenta seluruh peserta didik. Lebih dari itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau
mengabaikan beberapa dimensi penting dalam pendidikan, yaitu olah raga (kinestetik), olah
rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Muhajir Effendy, 2016). Apa yang selama ini kita
lakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun
belum mendalam sampai kepada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melainkan baru pada
pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu diatasi dengan sinergi
berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat melalui penguatan
pendidikan karakter untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat, berbudaya, dan
berkarakter.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rencana Aksi
Nasional (RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah
seluruh Indonesia dengan delapan belas (18) nilai karakter. Program ini didukung oleh
Pemerintah Daerah, lembaga swadaya masyarakat sehingga program pendidikan karakter bisa
terlaksana dengan baik.
4. Tujuan pendidikan di SD, termasuk pengembangan karakter, dapat dicapai melalui
pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013 yang mengacu pada Kompetensi Inti 1
( KI 1 ) dan Kompetensi Inti 2 ( KI 2 ). Di dalam KI 1 ( Spiritual ) dan KI 2 ( Sosial ) telah
secara jelas dan dijabarkan standar kompetensi dan materi yang harus disampaikan kepada
peserta didik. Karakter sikap spiritual dan sikap sosial juga termasuk dalam materi yang harus
diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa
peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.
Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada
setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada
setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada
tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau
pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah
secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan,
muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan
komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media
yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam pembinaan pendidikan karakter antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Program kerja SD Negeri 2 Sinanggul tahun pelajaran 2017/2018
C. Tujuan
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi
lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SD Negeri 2 Sinanggul mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
5. menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya
sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-
simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya
sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata
masyarakat luas.
D. Sasaran
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah ( siswa, pendidik
kepala sekolah dan tenaga kependidikan ) terutama siswa. Melalui program ini diharapkan
siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik
sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter
nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
6. BAB II
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
A. Nilai-nilai Karakter untuk SD
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga
merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter
Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir
dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai
karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para
pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring
nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter
bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang
dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk
agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam
semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai
dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama
dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
7. 3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen
atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung
jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi
tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen
moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-
sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara
dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter
dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik
secara kontekstual maupun universal.
B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri 2 Sinanggul menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-
prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama,
keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
8. Prinsip 2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah
raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan
secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan,
dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan
tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-
luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala
sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait
dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan
PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
Prinsip 5 – Kearifan Lokal
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian
beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa
mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan
berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa
Indonesia.
Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI
Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill),
termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative
learning).
Prinsip 7 – Adil dan Inklusif
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-
diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan
menjunjung harkat dan martabat manusia.
Prinsip 8 - Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik
9. Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan
peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan
dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan
perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran
agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini
komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur
secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa
yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang
dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
C. Fokus Gerakan PPK
Gerakan PPK di SD Negeri 2 Sinanggul berfokus pada struktur yang sudah ada
dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat tiga struktur yang dapat digunakan sebagai
wahana, jalur, dan medium untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa, yaitu: Pertama,
Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru;
Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi
dalam pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Ketiga, Struktur
Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang mampu mensinergikan empat
dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir, olah rasa, dan
olah hati).
D. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
Dalam pelaksanaannya Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) di SD Negeri 2
Sinanggul disesuaikan dengan kurikulum dan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan
pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-
masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan penguatan
kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan
melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan, seperti PMI,
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah budaya, dan lain-
lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
10. 3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi,
kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.
Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung
lain yang terdiri atas:
a. Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan antarwarga
sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah,
sehat, aman, dan damai.
b. Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di sekolah,
lingkungan keluarga, dan masyarakat.
E. Struktur Kegiatan
Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi
pembentukan karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan
pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati.
Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan,
kekhasan, dan keunggulan sekolah (school branding).
F. Basis Gerakan PPK
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah
ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya
sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).
1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
a. Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam
mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
b. Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.
c. Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
2. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.
b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
c. Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui
kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f. Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
a. Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan
utama pendidikan.
11. b. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran
seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia
usaha, dan dunia industri.
c. Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup
akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
d. Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah,
kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya
G. Perancangan
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:
* Menentukankarakter individual, kelompok, kelas, lembaga.
* Menentukan sub tim pengendali pelasksanaan pendikar
1. Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan
karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik
direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada
mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan
pembinaan kesiswaan.
2. Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah
3. Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi,
fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi)
4. Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah
H. Implementasi
1. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata
pelajaran
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan
ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran
yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lainnya
2. Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah.
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan
ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti
pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta
pengelolaan lainnya.
3. Pembentukan karakter yang terpadu dengan Kegiatan pembinaan kesiswaan
( Terlampir )
Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter
antara lain:
12. a. Olah raga
b. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah dll )
c. Seni Budaya (menari, menyanyi, melukis, teater),
d. Kepramukaan,
e. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
f. Kegiatan Pembiasaan, Intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler
I. Penilaian Program PPK
Penilaian program PPK harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Orientasi pada Proses
Panduan penilaian berorientasi pada proses berarti instrumen yang dibuat, baik oleh
sekolah maupun oleh pemerintah, bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan
PPK, mulai dari asesmen kebutuhan pada tahap awal, sampai proses penilaian
keberhasilan pada akhir program.
2. Acuan pada Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam panduan penilaian mengacu pada proses pelaksanaan PPK
secara utuh dan menyeluruh, mulai dari tahap awal, yaitu asesmen awal sampai evaluasi
PPK.
3. Asas manfaat
Penilaian bertujuan agar sekolah memperoleh manfaat bagi perbaikan selanjutnya. Proses
penilaian dilaksanakan untuk menilai keterlaksanaan dan kebermanfaatan PPK, bukan
untuk mencari kesalahan. Indikator - indikator penilaian di dalam rubrik bermanfaat
untuk melakukan evaluasi bagi pengembangan program PPK di masa depan.
4. Jujur dan Objektif
Penilaian dilakukan secara jujur objektif sesuai dengan apa yang terjadi dan melaporkan
hasil temuannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penilaian PPK mengutamakan
kejujuran sekolah dalam menilai karena pendidikan karakter lebih menekankan
kemampuan lembaga mengevaluasi diri tanpa perlu pengawasan dari pihak luar.
Kemandirian, objektivitas, dan kejujuran dalam menilai PPK adalah bagian dari revolusi
mental itu sendiri.
J. Metode Penilaian
Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung)
untuk mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung
untuk menilai sebuah kegiatan. Observasi bisa dilakukan secara individual, bila instansi yang
menilai adalah individu di luar sekolah, seperti pengawas, atau dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Bila sekolah yang melakukan evaluasi diri, sekolah bisa mempergunakan
13. masukan data-data observasi dari anggota komunitas sekolah (guru, siswa, dan lain-lain)
untuk menjustifikasi indikator keberhasilan sesuai dengan rubrik.
Observasi yang dilakukan meliputi observasi lingkungan fisik sekolah, lingkungan
sosial sekolah, budaya, dan karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut dapat diamati pada sarana
dan prasarana sekolah, proses belajar-mengajar di kelas, berbagai macam dokumentasi
pembelajaran (program tahunan, RPP, dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler,
dan kegiatan setelah pembelajaran formal di lingkungan sekolah dan komunitas. Penilai juga
dapat melihat dokumen-dokumen lain sekolah yang mendukung penilaian pada lembar
observasi.
Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk memberikan
justifikasi skoring sesuai rubrik pada indikator keberhasilan PPK. Data-data administrasi
berupa dokumen-dokumen pendukung (tertulis dalam dokumen, atau dokumentasi dalam
bentuk digital, seperti video, foto, dan lain-lain).
K. Penilai PPK
Penilai PPK adalah pihak sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan. Untuk menjaga objektivitas, penilaian keberhasilan PPK dilakukan minimal
dengan melibatkan tiga pemangku kepentingan utama pendidikan, yaitu sekolah, komite
sekolah/orangtua, dan pengawas. Perwakilan komunitas atau dinas bisa juga dilibatkan untuk
membuat evaluasi PPK bila dibutuhkan.
Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan pengawas melakukan evaluasi
Penguatan Pendidikan Karakter dengan cara menilai keberhasilan PPK mempergunakan
informasi dari rubrikasipenilaian sebagai alat untuk membantu justifikasi indikator PPK.
L. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas
program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan,
tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program
pendidikan karakter di sekolah.
2. Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum.
3. Melihat kendala-kendala yang terjadi
4. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun
rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan
5. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di
sekolah.
M. Tindak Lanjut
Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan
karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup
14. penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya
manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program.
15. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) adalah gerakan pendidikan di sekolah
untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik),
olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja
sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM). Ada lima nilai utama karakter yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK yaitu ; Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong
royong, dan Integritas.
Dalam pelaksanaannya di SD Negerri 2 Sinanggul PPK berpedoman pada struktur
kurikulum melalui kegiatan pembiasaan, Intra-kurikuler dan ko-kurikuler, dan ekstra-
kurikuler. Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah
ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya
sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).
Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk
mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk
menilai sebuah kegiatan
17. PROGRAM KEGIATAN KEAGAMAAN
TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
SD NEGERI 2 SINANGGUL
No Hari/tanggal
Dalam rangka
kegiatan
Tempat kegiatan Jenis kegiatan Keterangan
1
Senin-Sabtu
(Pagi sebelum
masuk ruangan)
Mengenal nama-
nama Allah
Teras Kelas
Membaca Asmaul
Khusna
Semua
Guru/Siswa
2
Senin-Kamis
(Jam Pelajaran
Efektif)
Meningkatkan
iman dan taqwa
Mushola
Sholat Zhuhur
berjama’ah
Guru-Siswa
(Kls 3-6)
3
Sabtu,
2 Desember
2017
Jumat, 15
Desember 2017
Maulid Nabi
Muhammad
SAW
Ruang Kelas 4, 5,
dan 6
Masjid Al Makmur
Al Berjanji dan
Tausiah
Pawai Ta`aruf
Semua Guru
/Siswa
4
Sabtu,
14 April 2018
Isro’ Mi’raz
Nabi Muhammad
SAW
Ruang Kelas 4, 5,
dan 6
Tausiah dan
berbagai Kegiatan
Lomba
Semua
Guru/Siswa
5
Sabtu, 12 Mei
2018
Ziarah Makam
Wali menjelang
US
Makam Mantingan Ziarah
Semua/Siswa
Kelas 6
6
Senin-Kamis,
(Setiap pagi
Bulan
Ramadhan )
Tadarus
Ruang Kelas 5 dan
6
Tadarus
Semua
Guru/Siswa
7
Kamis,
2 Juni 2018
Berbuka Puasa
Bersama
Ruang Kelas 5 dan
6
Santapan Rohani Guru PAI
Mengetahui
Kepala sekolah
H. Wahid, S.IP, S.Pd
NIP. 19650814 198508 1 001
Sinanggul,17 Juli 2017
Guru PAI
Ida Zuliana, S.Pd.I
NIP. 19730809 201406 2 001
18. PROGRAM IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ( PPK )
SD NEGERI 2 SINANGGUL
TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter Penguatan Nilai Utama:
Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, IntegritasWaktu
07.00 – 07. 15
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan upacara bendera ( Senin dan hari besar Nasional ), Apel, membaca Asmaul Khusna, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku – buku non-pelajaran 15 menit sebelum pelajaran dimulai
Kegiatan PPK
Bersama orang
tua : Interaksi
dengan orang tua
dan lingkungan /
sesama
07.15 – 12.00
Kegiatan Intra-kurikuler:
Kegiatan Belajar Mengajar
15.00 – 16.50
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai dengan bakat dan minat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua dan masyarakat:
Kegiatan Keagamaan, Pramuka, Seni, dan Olahraga
12.00 – 12.10
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah/nasional dan berdoa bersama
Sinanggul, 17 Juli 2017
Kepala Sekolah,
H. Wahid, S.IP, S.Pd
NIP. 19650814 198508 1 001