SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Skleritis dan Episkleritis
Oleh:
DM Adinda Sandya Poernomo - 011923143086
DEPARTEMEN/ SMF ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA
Pendahuluan
Pendahuluan
Inflamasi Sklera at a glance
Inflamasi
Sklera
Skleritis
Anterior
Necrotizing
Dengan
Inflamasi
Tanpa
Inflamasi
Non
Necrotizing
Difus Nodular
Posterior
Episkleritis
Difus Nodular
(All Indian Ophtalmological Society, 2013)
Pendahuluan
Anatomi Sklera
(www.emingko.com/2019/04/tahukah-anda-yang-melihat-
bukanlah-mata.html)
SKLERA
• Sklera, yang lebih dikenal sebagai bagian putih
dari mata, adalah jaringan terkeras dari mata
• Sklera bersambung pada bagian depan dengan
sebuah jendela membran yang bening, yaitu
kornea.
• Pada sklera juga terdapat konjungtiva untuk
menjaga kelembapan mata.
• Stoma sklera avascular  mendapat suplai darah
dari episklera
• Skleritis lebih banyak terjadi di daerah anterior –
ekuator  suplai vascular lbh banyak
Pendahuluan
Anatomi Sklera
(www.emingko.com/2019/04/tahukah-anda-yang-melihat-
bukanlah-mata.html)
EPISKLERA
• Episklera adalah lapisan tipis dari jaringan elastik halus
di permukaan luar sklera anterior
• Episklera mengandung banyak pembuluh darah yang
memvaskularisasi sklera.
• Vaskularisasi : a. cilliaris anterior
Pendahuluan
Vaskularisasi Sklera
Plexus
Vaskular
Lokasi Karakteristik
Pembuluh darah
Mobilitas
Pembuluh Darah
Warna (saat
inflamasi)
Clinical Importance
Plexus
conjungtiva
Paling superfisial Arteri : berkelok -
kelok
Vena : lurus
Dapat bergerak
bebas
Merah terang Terjadi kongesti pada
konjungtivitis.
Berespon terhadap
vasokonstriktor
Plexus
episcleral
superficial
Sejajar dengan
capsula tenon
Berbentuk lurus
dengan konfigurasi
radial
Bergera bebas di
bawah lapisan
profundus
Salmon pink Terjadi kongesti pada
episcleritis.
Berespon terhadap
vasokonstriktor
Plexus vascular
profundus
Profundus dari
kapsula tenon
Criss-cross pattern Immobile Keunguan Terjadi kongesti pada
skleritis. Tidak
berespon terhadap
vasokonstriktor
(Majumder & Biswas., 2013)
Pendahuluan
Vaskularisasi Sklera
(Majumder & Biswas., 2013)
Perbandingan Vaskularisasi Normal dengan Skleritis dan Episkleritis
Vaskularisasi normal sklera Gangguan vaskularisasi pada skleritis
 plexus vascular profundus + edema
sklera
Gangguan vaskularisasi pada
episkleritis
Pendahuluan
Skleritis vs Episkleritis
SKLERITIS EPISKLERITIS
Patologi Destruksi jaringan kolagen dan
vascular sklera
Peradangan vascular yang berada
di permukaan sklera
Gejala utama Nyeri hebat yang mengganggu saat
tidur hingga menyebabkan pasien
terbangun
Kemerahan dan iritasi
Kuantitias nyeri Sedang sampai berat Tidak ada atau minimal
Kualitas pembuluh
darah yang
terganggu
Berwarna ungu kemerahan dan
pembuluh darah tidak bisa
digerakkan dengan cotton bud
Berwarna merah cerah dan
pembuluh darah bisa digerakkan
dengan cotton bud
Efek pemberian
vasokonstriktor
Pembuluh darah tidak vasokonstriksi
dengan pemberian 10%
phenylephrine
Pembuluh darah vasokonstriksi
dengan pemberian 10%
phenylephrine
Skleritis
Skleritis
Definisi Skleritis
•Skleritis adalah peradangan pada
lapisan sklera yang ditandai dengan
adanya infiltrasi seluler, kerusakan
kolagen, dan perubahan vaskuler
•Dapat terjadi karena adanya
proses imunologis, atau
karena suatu infeksi.
Sering berhubungan dengan
suatu infeksi sistemik atau
suatu penyakit autoimun
(Riordan-Eva, et al., 2008 )
Sumber: http://sehatq.com
Skleritis
Etiologi Skleritis
Skleritis Primer
43%
Autoimun
48%
Infeksi dan
Granulomatosa
7%
Lain - lain
2%
Skleritis Primer
Autoimun
Infeksi dan Granulomatosa
Lain - lain
Autoimun (48%)
• Rheumatoid arthritis
• Systemic lupus
erythematosus
• Ankylosing spondylitis
• Reactive arthritis
• Psoriatic arthritis
• Gouty arthritis
• Inflammatory bowel
diseases
• Relapsing polychondritis
• dll
(Sainz et al., 1994)
Skleritis
Etiologi Skleritis
Skleritis Primer
43%
Autoimun
48%
Infeksi dan
Granulomatosa
7%
Lain - lain
2%
Skleritis Primer
Autoimun
Infeksi dan Granulomatosa
Lain - lain
Infeksi dan Granulomatosa
(7%)
• Tuberkulosis
• Sifilis
• Sarkoidosis
• Toksoplasmosis
• Herpes simpleks
• Herpes zoster
• Infeksi Pseudomonas
• Infeksi Streptokokus
• Infeksi Stafilokokus
• Aspergilosis
• Leprosi
(Riordan-Eva, et al., 2008 )
Skleritis
Etiologi Skleritis
Skleritis Primer
43%
Autoimun
48%
Infeksi dan
Granulomatosa
7%
Lain - lain
2%
Skleritis Primer
Autoimun
Infeksi dan Granulomatosa
Lain - lain
Lain - Lain (2%)
• Atopi
• Sekunder akibat
benda asing, trauma
kimia, atau obat –
obatan
(pamidronate,
alendronate,
risedronate,
zoledronic acid,
ibandronate)
(French & Margo, 2008)
Skleritis
Patofisiologi Skleritis
(Wakefield, et al., 2008)
Komplikasi post infeksi / inflamasi
(arthritis, glomerulonephritis, SLE, dll)
Deposit imun kompleks Antigen –
Antibody (Hipersenstivitas tipe III)
Kompleks imun larut dalam sirkulasi
menuju ke sklera
Mengaktifkan neutrofil
mengeluarkan isi granul
Edema sklera & kongesti plexus
episcleral profundus
Skleritis
Patofisiologi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Komplikasi post infeksi / inflamasi
(arthritis, glomerulonephritis, SLE, dll)
Deposit imun kompleks Antigen –
Antibody (Hipersenstivitas tipe III)
Kompleks imun larut dalam sirkulasi
menuju ke sklera
Mengaktifkan neutrofil
mengeluarkan isi granul
Edema sklera & kongesti plexus
episcleral profundus
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis
Anterior
Necrotizing
Dengan
Inflamasi
Tanpa
Inflamasi
Non
Necrotizing
Difus Nodular
Posterior
• Skleritis yang paling umum terjadi
• Peradangan yang meluas pada permukaan sklera.
• Gejala Klinis :
- Onset subakut (lebih dari 1 minggu)
- Mata sangat nyeri, hingga membuat pasien terbangun dari
tidurnya
- Kemerahan / inflamasi
- Fotofobia
- Edema
- Bola mata terasa lebih keras
- Apabila inflamasi telah menyebar hingga ke trabecular
meshwork  peningkatan TIO
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Anterior : Diffuse non necrotizing
Skleritis anterior tipe diffuse non necrotizing
(Majumder & Biswas., 2013)
1. Ditandai dengan adanya satu atau lebih nodul radang yang
eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada sklera
anterior.
2. Sekitar 20% kasus berkembang menjadi skleritis nekrosis
3. Gejala klinis :
• Edema pada sklera yang terlokalisir
• Kongesti vena sklera
• Nodul berwarna merah keunguan, lunak, dan terpisah dari
jaringan episcleral di atasnya
• Tidak terdapat nekrosis dan inflamasi local  membedakan
dengan necrotizing anterior dengan inflamasi
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Anterior : Nodular non necrotizing
Skleritis anterior tipe nodular non necrotizing
(Majumder & Biswas., 2013)
• Nyeri sedang sampai berat
• Sensasi benda asing
• Kemerahan
• Air mata banyak
• Fotofobia
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Anterior : Nodular non necrotizing
Skleritis anterior tipe nodular non necrotizing
(Majumder & Biswas., 2013)
1. Gejala paling berat dan berpotensi menyebabkan kehilangan
penglihatan
2. Mengikuti penyakit sistemik seperti RA
3. Gejala klinis :
• Nyeri hebat dan lunak pada area yang terdapat inflamasi
4. Pemeriksaan fisik :
• Putih, kongesti, dan avascular pada area yang terdapat
edema.
• Bagian pinggir lebih mengalami inflamasi dibandingkan
tengah
• Sclera menipis dan transparan  Jaringan uvea di bawahnya
terlihat
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Anterior : Necrotizing + Inflamasi
Skleritis anterior tipe necrotizing inflammatory
(Majumder & Biswas., 2013)
1. Banyak terjadi pada pasien dengan RA kronis
2. Gejala klinis :
• Tidak didapatkan nyeri
• Inflamasi minimal
• Fase awal : penglihatan kabur (astigmatisma)
• Fase kronis : sklera menipis  jaringan uvea yang gelap di
bawahnya menjadi tampak
• Mata beresiko untuk rupture dengan trauma minimal akibat
penipisan dari sklera
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Anterior : Necrotizing tanpa Inflamasi (scleromalacia perforans)
Skleritis anterior tipe necrotizing tanpa
inflammatory/scleromalacia perforans
(Majumder & Biswas., 2013)
1. Inflamasi pada sclera yang terletak posterior dari ora serrata
2. Sering underdiagnosed karena lokasi kelainan terletak di
posterior dan mata seringkali tampak normal
3. Dapat berkaitan dengan scleritis anterior
4. Gejala klinis :
• Nyeri dapat menjalar ke alis dan rahang bawah serta bias
disertai fotofobia namun tidak dominan
• Kehilangan penglihatan
• Gangguan refraksi
• Proptosis dan ptosis serta pasien kadang ditemukan
peningkatan TIO, periorbital edema dan chemosis
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Posterior
Funduskopi:
• Massa berbentuk bulat atau pembengkakan pada kutub
posterior
• Exudative retinal detachment
• Choroidal detachment
Skleritis
Klasifikasi Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis Posterior
Massa berbentuk bulat atau pembengkakan pada
kutub posterior
(Majumder & Biswas., 2013)
Exudative retinal detachment
(Majumder & Biswas., 2013)
Skleritis
Pemeriksaan Fisik dan Opthalmologi Skleritis
(Gaeta., 2008)
• Kulit, sendi, jantung, paru
• Curiga adanya penyakit sistemik
Pemeriksaan Fisik Umum
• Visus dapat normal atau menurun
• Gangguan visus lebih jelas pada skleritis posterior
Pemeriksaan visus (Gaeta, 2008)
• Sklera tampak difus, merah kebiru – biruan
• Setelah inflamasi akan terlihat daerah penipisan sklera dan uvea gelap
• Nekrosis  area berwarna hitam, abu – abu, atau coklat yang dikelilingi oleh
peradangan aktif
• Berlanjut  avascular, menghasilkan sequestrum berwarna putih di tengah dan
dikelilingi oleh lingkaran berwarna hitam atau coklat gelap
Pemeriksaan Sklera (De la Maza, 2010)
Skleritis
Pemeriksaan Fisik dan Opthalmologi Skleritis
(Gaeta., 2008)
• Menentukan adanya keterlibatan secara menyeluruh atau segmental.
• Injeksi yang meluas adalah ciri khas dari diffuse anterior scleritis.
• Pada skleritis, kongesti maksimum terdapat dalam jaringan episcleral bagian dalam dan beberapa pada
jaringan episkleral superfisial. Sudut posterior dan anterior dari sinar slit lamp terdorong maju karena
adanya edema pada sklera dan episklera.
• Pemberian topikal 2.5% atau 10% phenylephrine hanya akan menandai jaringan episklera superfisial,
tidak sampai bagian dalam dari jaringan episklera.
• Penggunaan lampu hijau dapat membantu mengidentifikasi area avaskular pada sklera. Perubahan
kornea juga terjadi pada 50% kasus.
• Pemeriksaan kelopak mata untuk kemungkinan blefaritis atau konjungtivitis juga dapat dilakukan
Pemeriksaan Slit Lamp (Gaeta, 2008) (De la Maza, 2010)
• Dapat ditemukan tahanan gerakan mata, sensitivitas pada palpasi dan proptosis.
• Dilatasi fundus dapat berguna dalam mengenali skleritis posterior. Skleritis posterior dapat
menimbulkan amelanotik koroidal.
• Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukan papiledema, lipatan koroid, dan perdarahan atau ablasio
retina.
Pemeriksaan Skleritis Posterior (Gaeta, 2008)
Skleritis
Tatalaksana Skleritis
• 1st line = NSAID
• 2nd line = Oral kortikosteroid. Remisi  Kembali ke NSAID
• 3rd line = Imunosupresif : Methotrexate, azathioprine,
mycophenolate, mofetil, cyclophosphamide, cyclosporine
• 4th line = Imunomodulator : infliximab atau adalimumab
Skleritis
Non
Necrotizing
• 1st line = Imunosupresif : Methotrexate, azathioprine,
mycophenolate, mofetil, cyclophosphamide, cyclosporine
• 2nd line = Imunomodulator : infliximab atau
adalimumab
Skleritis
Necrotizing
(Gaeta., 2008)
Skleritis
Tatalaksana Skleritis
Skema tatalaksana Skleritis
(Majumder & Biswas., 2013)
Prognosis Skleritis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Necrotizing scleritis umumnya
mengakibatkan hilangnya
penglihatan dan memiliki 21%
kemungkinan meninggal dalam 8
tahun.
Episkleritis
Episcleritis
Definisi Episcleritis
• Reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak
antara konjungtiva dan permukaan sklera.
• Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut
dan terdapat riwayat berulang dan dapat
berminggu-minggu atau beberapa bulan.
(Albiani et al, 2007)
Sumber: http://sehatq.com
Episcleritis
Etiologi Episcleritis
Sumber: http://sehatq.com
Penyakit
yang mempengaruhi tulang, tulang
rawan, tendon atau jaringan ikat
• Rheumatoid arthritis
• Ankylosing spondylitis
• SLE
• Gout
• Bacterial atau viral infection seperti
lyme disease, syphilis atau herpes
zoster
Episcleritis
Klasifikasi Episcleritis
Episcleritis Simple
• Jenis paling umum
• Peradangan ringan dan
berlangsung cepat
• Durasi 7-10 hari
• Sembuh sempurna
setelah 2 minggu
• Penyebab tidak diketahui
Episcleritis Nodular
• Lebih menyakitkan
• Durasi lebih lama
• Peradangan terbatas
pada 1 bagian mata
• Terdapat penonjolan
pada permukaan mata
• Berkaitan dengan
penyakit sistemik : RA,
SLE, Colitis
(Watson & Hayreh, 1976)
Episcleritis
Klasifikasi Episcleritis
Episcleritis Simple Episcleritis Nodular
Episcleritis
Diagnosis Episcleritis
Anamnesis
• Sakit mata dengan rasa nyeri ringan
• Mata terasa kering
• Mata merah pada bagian putih mata
• Kepekaan terhadap cahaya
meningkat
• Tidak mempengaruhi ketajaman
penglihatan
Pemeriksaan Opthalmologi
• Edema palpebra
• Konjungtiva bulbi ekimosis disertai
pelebaran pembuluh darah episklera
dan konjungtiva
• Hiperemia local
• Pembuluh darah episklera
vasokonstriksi saat diberikan
fenilefrin 2,5%
• Episclerosis nodular : benjolan local
yang bila ditekan dengan kapas di
atas benjolan memberikan rasa sakit
menjalar ke sekitar mata
• Pembuluh darah mudah terangkat
Episcleritis
Tatalaksana Episcleritis
Terapi Topikal
• Artificial tears
• Topikal
kortikosteroid
prednisolone 0,5%,
dexamethasone
0,1%
Terapi Sistemik
• Jika tidak responsive
terhadap terapi lokal
• Flurbiprofen 100mg
• Indometasin
100mg/hari
Daftar Pustaka
Case Report
Albiani David, Asbury Taylor, Augsburger James, et al; Oftamologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC
2007:165-167
De la Maza, Maite Sainz, MD, PHD. Scleritis [online]. 2010.
http://emedicine.medscape.com/article/1228324-overview. {Dikutip tanggal 27 Maret 2021}
Gaeta, Theodore J. Scleritis in Emergency Medicine [online]. 2008. Tersedia pada
http://emedicine.medscape.com/article/809166-overview. {Dikutip tanggal 26 Maret 2021}
French DD, Margo CE. Postmarketing surveillance rates of uveitis and scleritis with bisphosphonates
among a national veteran cohort. Retina. 2008.
Majumder, P. D., Biswas, J. 2013. Scleral inflammations: An update. All India Opthalmological Society.
New Delhi, p.3.
Daftar Pustaka
Case Report
Riordan-Eva, Paul, John P.Whitcher. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. USA: Mc.GrawHill;
2008
Sainz de la Maza M, Foster CS, Jabbur NS. Scleritis associated with
rheumatoid arthritis and with other systemic immune-mediated diseases.
Ophthalmology. 1994
Wakefield D., Di Girolamo N., Thurau S. (2017) Anatomy and Pathogenesis of Scleritis. In: Pavesio C. (eds)
Scleritis. Essentials in Ophthalmology. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-49915-4_1
Watson P., Hayreh, S. Scleritis and episcleritis. British Journal Ophtalmology. 1976. 163-191
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Iva Maria
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
Novi Vie Opie
 
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Putu Wijaya Kandhi
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnson
Kindal
 

What's hot (20)

Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
Bedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flapBedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flap
 
Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Fraktur Basis Cranii
Fraktur Basis CraniiFraktur Basis Cranii
Fraktur Basis Cranii
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkat
 
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
 
99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Gangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by GabriellaGangguan lapang pandang by Gabriella
Gangguan lapang pandang by Gabriella
 
Audiometri praktek
Audiometri praktekAudiometri praktek
Audiometri praktek
 
Koledokolitiasis
KoledokolitiasisKoledokolitiasis
Koledokolitiasis
 
3. lensa
3. lensa3. lensa
3. lensa
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnson
 

Similar to 8. PPT Skleritis Episkleritis_Adinda Sandya P._011923143086.pptx

Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
AlfinKamal
 
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxSGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
AmaliYahILm
 
Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarak
Yesi Tika
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
materi-x2
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
materi-x2
 

Similar to 8. PPT Skleritis Episkleritis_Adinda Sandya P._011923143086.pptx (20)

Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
Skleroderma ppt
Skleroderma pptSkleroderma ppt
Skleroderma ppt
 
Sap katarak
Sap katarakSap katarak
Sap katarak
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptxSGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
SGL Mata Merah - TEMPLATE SLIDE FK UMI NEW (1).pptx
 
Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarak
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
limping child.pptx
limping child.pptxlimping child.pptx
limping child.pptx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
Referat skleroderma
Referat sklerodermaReferat skleroderma
Referat skleroderma
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (11)

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 

8. PPT Skleritis Episkleritis_Adinda Sandya P._011923143086.pptx

  • 1. Skleritis dan Episkleritis Oleh: DM Adinda Sandya Poernomo - 011923143086 DEPARTEMEN/ SMF ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA
  • 3. Pendahuluan Inflamasi Sklera at a glance Inflamasi Sklera Skleritis Anterior Necrotizing Dengan Inflamasi Tanpa Inflamasi Non Necrotizing Difus Nodular Posterior Episkleritis Difus Nodular (All Indian Ophtalmological Society, 2013)
  • 4. Pendahuluan Anatomi Sklera (www.emingko.com/2019/04/tahukah-anda-yang-melihat- bukanlah-mata.html) SKLERA • Sklera, yang lebih dikenal sebagai bagian putih dari mata, adalah jaringan terkeras dari mata • Sklera bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening, yaitu kornea. • Pada sklera juga terdapat konjungtiva untuk menjaga kelembapan mata. • Stoma sklera avascular  mendapat suplai darah dari episklera • Skleritis lebih banyak terjadi di daerah anterior – ekuator  suplai vascular lbh banyak
  • 5. Pendahuluan Anatomi Sklera (www.emingko.com/2019/04/tahukah-anda-yang-melihat- bukanlah-mata.html) EPISKLERA • Episklera adalah lapisan tipis dari jaringan elastik halus di permukaan luar sklera anterior • Episklera mengandung banyak pembuluh darah yang memvaskularisasi sklera. • Vaskularisasi : a. cilliaris anterior
  • 6. Pendahuluan Vaskularisasi Sklera Plexus Vaskular Lokasi Karakteristik Pembuluh darah Mobilitas Pembuluh Darah Warna (saat inflamasi) Clinical Importance Plexus conjungtiva Paling superfisial Arteri : berkelok - kelok Vena : lurus Dapat bergerak bebas Merah terang Terjadi kongesti pada konjungtivitis. Berespon terhadap vasokonstriktor Plexus episcleral superficial Sejajar dengan capsula tenon Berbentuk lurus dengan konfigurasi radial Bergera bebas di bawah lapisan profundus Salmon pink Terjadi kongesti pada episcleritis. Berespon terhadap vasokonstriktor Plexus vascular profundus Profundus dari kapsula tenon Criss-cross pattern Immobile Keunguan Terjadi kongesti pada skleritis. Tidak berespon terhadap vasokonstriktor (Majumder & Biswas., 2013)
  • 7. Pendahuluan Vaskularisasi Sklera (Majumder & Biswas., 2013) Perbandingan Vaskularisasi Normal dengan Skleritis dan Episkleritis Vaskularisasi normal sklera Gangguan vaskularisasi pada skleritis  plexus vascular profundus + edema sklera Gangguan vaskularisasi pada episkleritis
  • 8. Pendahuluan Skleritis vs Episkleritis SKLERITIS EPISKLERITIS Patologi Destruksi jaringan kolagen dan vascular sklera Peradangan vascular yang berada di permukaan sklera Gejala utama Nyeri hebat yang mengganggu saat tidur hingga menyebabkan pasien terbangun Kemerahan dan iritasi Kuantitias nyeri Sedang sampai berat Tidak ada atau minimal Kualitas pembuluh darah yang terganggu Berwarna ungu kemerahan dan pembuluh darah tidak bisa digerakkan dengan cotton bud Berwarna merah cerah dan pembuluh darah bisa digerakkan dengan cotton bud Efek pemberian vasokonstriktor Pembuluh darah tidak vasokonstriksi dengan pemberian 10% phenylephrine Pembuluh darah vasokonstriksi dengan pemberian 10% phenylephrine
  • 10. Skleritis Definisi Skleritis •Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai dengan adanya infiltrasi seluler, kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler •Dapat terjadi karena adanya proses imunologis, atau karena suatu infeksi. Sering berhubungan dengan suatu infeksi sistemik atau suatu penyakit autoimun (Riordan-Eva, et al., 2008 ) Sumber: http://sehatq.com
  • 11. Skleritis Etiologi Skleritis Skleritis Primer 43% Autoimun 48% Infeksi dan Granulomatosa 7% Lain - lain 2% Skleritis Primer Autoimun Infeksi dan Granulomatosa Lain - lain Autoimun (48%) • Rheumatoid arthritis • Systemic lupus erythematosus • Ankylosing spondylitis • Reactive arthritis • Psoriatic arthritis • Gouty arthritis • Inflammatory bowel diseases • Relapsing polychondritis • dll (Sainz et al., 1994)
  • 12. Skleritis Etiologi Skleritis Skleritis Primer 43% Autoimun 48% Infeksi dan Granulomatosa 7% Lain - lain 2% Skleritis Primer Autoimun Infeksi dan Granulomatosa Lain - lain Infeksi dan Granulomatosa (7%) • Tuberkulosis • Sifilis • Sarkoidosis • Toksoplasmosis • Herpes simpleks • Herpes zoster • Infeksi Pseudomonas • Infeksi Streptokokus • Infeksi Stafilokokus • Aspergilosis • Leprosi (Riordan-Eva, et al., 2008 )
  • 13. Skleritis Etiologi Skleritis Skleritis Primer 43% Autoimun 48% Infeksi dan Granulomatosa 7% Lain - lain 2% Skleritis Primer Autoimun Infeksi dan Granulomatosa Lain - lain Lain - Lain (2%) • Atopi • Sekunder akibat benda asing, trauma kimia, atau obat – obatan (pamidronate, alendronate, risedronate, zoledronic acid, ibandronate) (French & Margo, 2008)
  • 14. Skleritis Patofisiologi Skleritis (Wakefield, et al., 2008) Komplikasi post infeksi / inflamasi (arthritis, glomerulonephritis, SLE, dll) Deposit imun kompleks Antigen – Antibody (Hipersenstivitas tipe III) Kompleks imun larut dalam sirkulasi menuju ke sklera Mengaktifkan neutrofil mengeluarkan isi granul Edema sklera & kongesti plexus episcleral profundus
  • 15. Skleritis Patofisiologi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Komplikasi post infeksi / inflamasi (arthritis, glomerulonephritis, SLE, dll) Deposit imun kompleks Antigen – Antibody (Hipersenstivitas tipe III) Kompleks imun larut dalam sirkulasi menuju ke sklera Mengaktifkan neutrofil mengeluarkan isi granul Edema sklera & kongesti plexus episcleral profundus
  • 16. Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Anterior Necrotizing Dengan Inflamasi Tanpa Inflamasi Non Necrotizing Difus Nodular Posterior
  • 17. • Skleritis yang paling umum terjadi • Peradangan yang meluas pada permukaan sklera. • Gejala Klinis : - Onset subakut (lebih dari 1 minggu) - Mata sangat nyeri, hingga membuat pasien terbangun dari tidurnya - Kemerahan / inflamasi - Fotofobia - Edema - Bola mata terasa lebih keras - Apabila inflamasi telah menyebar hingga ke trabecular meshwork  peningkatan TIO Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Anterior : Diffuse non necrotizing Skleritis anterior tipe diffuse non necrotizing (Majumder & Biswas., 2013)
  • 18. 1. Ditandai dengan adanya satu atau lebih nodul radang yang eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada sklera anterior. 2. Sekitar 20% kasus berkembang menjadi skleritis nekrosis 3. Gejala klinis : • Edema pada sklera yang terlokalisir • Kongesti vena sklera • Nodul berwarna merah keunguan, lunak, dan terpisah dari jaringan episcleral di atasnya • Tidak terdapat nekrosis dan inflamasi local  membedakan dengan necrotizing anterior dengan inflamasi Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Anterior : Nodular non necrotizing Skleritis anterior tipe nodular non necrotizing (Majumder & Biswas., 2013)
  • 19. • Nyeri sedang sampai berat • Sensasi benda asing • Kemerahan • Air mata banyak • Fotofobia Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Anterior : Nodular non necrotizing Skleritis anterior tipe nodular non necrotizing (Majumder & Biswas., 2013)
  • 20. 1. Gejala paling berat dan berpotensi menyebabkan kehilangan penglihatan 2. Mengikuti penyakit sistemik seperti RA 3. Gejala klinis : • Nyeri hebat dan lunak pada area yang terdapat inflamasi 4. Pemeriksaan fisik : • Putih, kongesti, dan avascular pada area yang terdapat edema. • Bagian pinggir lebih mengalami inflamasi dibandingkan tengah • Sclera menipis dan transparan  Jaringan uvea di bawahnya terlihat Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Anterior : Necrotizing + Inflamasi Skleritis anterior tipe necrotizing inflammatory (Majumder & Biswas., 2013)
  • 21. 1. Banyak terjadi pada pasien dengan RA kronis 2. Gejala klinis : • Tidak didapatkan nyeri • Inflamasi minimal • Fase awal : penglihatan kabur (astigmatisma) • Fase kronis : sklera menipis  jaringan uvea yang gelap di bawahnya menjadi tampak • Mata beresiko untuk rupture dengan trauma minimal akibat penipisan dari sklera Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Anterior : Necrotizing tanpa Inflamasi (scleromalacia perforans) Skleritis anterior tipe necrotizing tanpa inflammatory/scleromalacia perforans (Majumder & Biswas., 2013)
  • 22. 1. Inflamasi pada sclera yang terletak posterior dari ora serrata 2. Sering underdiagnosed karena lokasi kelainan terletak di posterior dan mata seringkali tampak normal 3. Dapat berkaitan dengan scleritis anterior 4. Gejala klinis : • Nyeri dapat menjalar ke alis dan rahang bawah serta bias disertai fotofobia namun tidak dominan • Kehilangan penglihatan • Gangguan refraksi • Proptosis dan ptosis serta pasien kadang ditemukan peningkatan TIO, periorbital edema dan chemosis Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Posterior
  • 23. Funduskopi: • Massa berbentuk bulat atau pembengkakan pada kutub posterior • Exudative retinal detachment • Choroidal detachment Skleritis Klasifikasi Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Skleritis Posterior Massa berbentuk bulat atau pembengkakan pada kutub posterior (Majumder & Biswas., 2013) Exudative retinal detachment (Majumder & Biswas., 2013)
  • 24. Skleritis Pemeriksaan Fisik dan Opthalmologi Skleritis (Gaeta., 2008) • Kulit, sendi, jantung, paru • Curiga adanya penyakit sistemik Pemeriksaan Fisik Umum • Visus dapat normal atau menurun • Gangguan visus lebih jelas pada skleritis posterior Pemeriksaan visus (Gaeta, 2008) • Sklera tampak difus, merah kebiru – biruan • Setelah inflamasi akan terlihat daerah penipisan sklera dan uvea gelap • Nekrosis  area berwarna hitam, abu – abu, atau coklat yang dikelilingi oleh peradangan aktif • Berlanjut  avascular, menghasilkan sequestrum berwarna putih di tengah dan dikelilingi oleh lingkaran berwarna hitam atau coklat gelap Pemeriksaan Sklera (De la Maza, 2010)
  • 25. Skleritis Pemeriksaan Fisik dan Opthalmologi Skleritis (Gaeta., 2008) • Menentukan adanya keterlibatan secara menyeluruh atau segmental. • Injeksi yang meluas adalah ciri khas dari diffuse anterior scleritis. • Pada skleritis, kongesti maksimum terdapat dalam jaringan episcleral bagian dalam dan beberapa pada jaringan episkleral superfisial. Sudut posterior dan anterior dari sinar slit lamp terdorong maju karena adanya edema pada sklera dan episklera. • Pemberian topikal 2.5% atau 10% phenylephrine hanya akan menandai jaringan episklera superfisial, tidak sampai bagian dalam dari jaringan episklera. • Penggunaan lampu hijau dapat membantu mengidentifikasi area avaskular pada sklera. Perubahan kornea juga terjadi pada 50% kasus. • Pemeriksaan kelopak mata untuk kemungkinan blefaritis atau konjungtivitis juga dapat dilakukan Pemeriksaan Slit Lamp (Gaeta, 2008) (De la Maza, 2010) • Dapat ditemukan tahanan gerakan mata, sensitivitas pada palpasi dan proptosis. • Dilatasi fundus dapat berguna dalam mengenali skleritis posterior. Skleritis posterior dapat menimbulkan amelanotik koroidal. • Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukan papiledema, lipatan koroid, dan perdarahan atau ablasio retina. Pemeriksaan Skleritis Posterior (Gaeta, 2008)
  • 26. Skleritis Tatalaksana Skleritis • 1st line = NSAID • 2nd line = Oral kortikosteroid. Remisi  Kembali ke NSAID • 3rd line = Imunosupresif : Methotrexate, azathioprine, mycophenolate, mofetil, cyclophosphamide, cyclosporine • 4th line = Imunomodulator : infliximab atau adalimumab Skleritis Non Necrotizing • 1st line = Imunosupresif : Methotrexate, azathioprine, mycophenolate, mofetil, cyclophosphamide, cyclosporine • 2nd line = Imunomodulator : infliximab atau adalimumab Skleritis Necrotizing (Gaeta., 2008)
  • 27. Skleritis Tatalaksana Skleritis Skema tatalaksana Skleritis (Majumder & Biswas., 2013) Prognosis Skleritis Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam Necrotizing scleritis umumnya mengakibatkan hilangnya penglihatan dan memiliki 21% kemungkinan meninggal dalam 8 tahun.
  • 29. Episcleritis Definisi Episcleritis • Reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera. • Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut dan terdapat riwayat berulang dan dapat berminggu-minggu atau beberapa bulan. (Albiani et al, 2007) Sumber: http://sehatq.com
  • 30. Episcleritis Etiologi Episcleritis Sumber: http://sehatq.com Penyakit yang mempengaruhi tulang, tulang rawan, tendon atau jaringan ikat • Rheumatoid arthritis • Ankylosing spondylitis • SLE • Gout • Bacterial atau viral infection seperti lyme disease, syphilis atau herpes zoster
  • 31. Episcleritis Klasifikasi Episcleritis Episcleritis Simple • Jenis paling umum • Peradangan ringan dan berlangsung cepat • Durasi 7-10 hari • Sembuh sempurna setelah 2 minggu • Penyebab tidak diketahui Episcleritis Nodular • Lebih menyakitkan • Durasi lebih lama • Peradangan terbatas pada 1 bagian mata • Terdapat penonjolan pada permukaan mata • Berkaitan dengan penyakit sistemik : RA, SLE, Colitis (Watson & Hayreh, 1976)
  • 33. Episcleritis Diagnosis Episcleritis Anamnesis • Sakit mata dengan rasa nyeri ringan • Mata terasa kering • Mata merah pada bagian putih mata • Kepekaan terhadap cahaya meningkat • Tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan Pemeriksaan Opthalmologi • Edema palpebra • Konjungtiva bulbi ekimosis disertai pelebaran pembuluh darah episklera dan konjungtiva • Hiperemia local • Pembuluh darah episklera vasokonstriksi saat diberikan fenilefrin 2,5% • Episclerosis nodular : benjolan local yang bila ditekan dengan kapas di atas benjolan memberikan rasa sakit menjalar ke sekitar mata • Pembuluh darah mudah terangkat
  • 34. Episcleritis Tatalaksana Episcleritis Terapi Topikal • Artificial tears • Topikal kortikosteroid prednisolone 0,5%, dexamethasone 0,1% Terapi Sistemik • Jika tidak responsive terhadap terapi lokal • Flurbiprofen 100mg • Indometasin 100mg/hari
  • 35. Daftar Pustaka Case Report Albiani David, Asbury Taylor, Augsburger James, et al; Oftamologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC 2007:165-167 De la Maza, Maite Sainz, MD, PHD. Scleritis [online]. 2010. http://emedicine.medscape.com/article/1228324-overview. {Dikutip tanggal 27 Maret 2021} Gaeta, Theodore J. Scleritis in Emergency Medicine [online]. 2008. Tersedia pada http://emedicine.medscape.com/article/809166-overview. {Dikutip tanggal 26 Maret 2021} French DD, Margo CE. Postmarketing surveillance rates of uveitis and scleritis with bisphosphonates among a national veteran cohort. Retina. 2008. Majumder, P. D., Biswas, J. 2013. Scleral inflammations: An update. All India Opthalmological Society. New Delhi, p.3.
  • 36. Daftar Pustaka Case Report Riordan-Eva, Paul, John P.Whitcher. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. USA: Mc.GrawHill; 2008 Sainz de la Maza M, Foster CS, Jabbur NS. Scleritis associated with rheumatoid arthritis and with other systemic immune-mediated diseases. Ophthalmology. 1994 Wakefield D., Di Girolamo N., Thurau S. (2017) Anatomy and Pathogenesis of Scleritis. In: Pavesio C. (eds) Scleritis. Essentials in Ophthalmology. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-49915-4_1 Watson P., Hayreh, S. Scleritis and episcleritis. British Journal Ophtalmology. 1976. 163-191