2. LATAR BELAKANG
Teori disonanasi kognitif menceritakan sebuah
cerita tentang rubah yang mencoba untuk
mencapai sebuah anggur yang menggantung di
pohon yang berada diatas kepalanya. Rubah itu
melompat tinggi untuk mengambil anggur
yang terlihat lezat itu , setelah beberapa upaya
rubah menyerah dan berkata dalam hatinya
“ jika saya punya anggur yang asam ini saya
tidak akan memakanya”
3. PERILAKU DAN KEYAKINAN
Kata sumber: anggur asam, cerita ilustrasi
dari Stanford University sosial Leon Festinger
menamakan disonansi kognitif. Disonansi
kognitif adalah perasaan seseorang yang
tidak seimbang, ketika mereka melakukan
sesuatu yang tidak mereka temukan, tidak
sesuai apa yang mereka tau, atau mempunyai
pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat
lain yang mereka pegang
4. Festinger menghindari disonansi sesuai dengan
kebutuhan yang mendasar yaitu, untuk keselamat atau
kepuasan untuk memuaskan rasa lapar. Pertentangan itu
adalah sebuah perjalanan agar kita menjadi goad consisten.
Keteganggan disonansi memotifasi kita untuk mengubah
prilaku kita atau iman kita, untuk menghindari perasaan
yang tidak nyaman. Semakin tinggi perbedaan antara
prilaku kita dan anggapan kita, maka semakin besar pula
disonansi kognitif yang akan kita rasakan.
5. Kesehatan
Ketika festinger pertama kali menerbitkan teori tersebut pada tahun 1957 ia
memilih topic merokok untuk menggmbarkan konsep disonansi kognitif,
tentang “hubungan akibat kanker paru-paru adalah rokok.” Dan sudah
menjadi hal yang umum antara merokok dan kanker di Amerika Serikat.
10 tahun sebelumnya, singet country dan western capitol menyuarakan
merokok akan berpengaruh pada kesehantan.
Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka 100 juta orang Amerika harus
bergulat dengan 2 pernyataan
•Merokok ini berbahaya untuk kesehatan saya
•Aku asap rokok
Para medis terbiasa berhadapan dengan perokok dan para medis menklaim
bahwa merokok dapat membahayakan kesehatanya.
6. Festinger menyatakan bahwa Kita
cenderung mendengar pendapat dan
memilih bahan bacaan yang sesuai
dengan keyakinan kita, dan kita
biasanya bergabung dengan orang-
orang yang seperti kita , kita dapat
mempertahankan tingkat
kenyamanan, dalam hal ini peroses
berteman merupakan suatu cara
untuk memilih propaganda kita
sendiri
7.
8. Empat decade kemudian, dua peneliti
komunikasi Dave D’alessio dan Mike Allen
menemukan bahwa orang cenderung memilih
informasi yang berbasis dengan apa yang mereka
percaya dan mengambaikan fakta fakta yang
berlawanan dengan keyakinan mereka.
9. yang paling khas untuk menghindari disonansi bagi
perokok adalah sekedar menyangkal hubungan antara
merokok dan kanker.
Banyak perokok terus pergi ke kawasan perokok dari pada
memikirkan tentang kesehatan yang menyeramkan. Mereka
menganggap dengan merokok membuatku tenang, aku suka
rasa, rokok memberikan saya terlihat canggih.
10. Keputusan terberat perokok adalah harus berhenti
merokok atau tidak, beberapa pecandu bersaksi bahwa
berhenti merokok lebih sulit dibanding dengan
berhenti minum minuman keras.
Hipotesis: Disonansi menciptakansuatukebutuhan
Contoh, dari munculnya disonansi dari
keputusan yang diambil adalah perokok
berat yang memutuskan untuk tetap
merokok mengalami disonan ketika ia
mengalami sakit kanker paru-paru
akibat merokok (hal negative dari
alternative yang dipilih) dengan hal
positif yang akan ia dapat bila tidak
merokok, yaitu sehat (alternative yang
ditolak).
11. Aronson dan Festinger (1968;
1957) mengemukakan tiga
mekanisme yang dapat
digunakan untuk mengurangi
disonansi kognitif, yaitu:
1. Mengubah sikap atau
perilaku menjadi konsisten
satu sama lain.
2. Mencari informasi baru
yang mendukung sikap atau
perilaku untuk
menyeimbangkan disonansi
yang bertentangan.
3. Trivialization yang berarti
mengabaikan atau
menganggap ketidaksesuaian
antara sikap atau perilaku
penyebab disonansi sebagai hal
yang biasa.
12. KESIMPULAN
Teori disonansi kognitif merupakan
sebuah teori komunikasi yang
membahas mengenai perasaan
ketidaknyamanan seseorang yang
diakibatkan oleh sikap, pemikiran,
dan perilaku yang tidak konsisten
dan memotivasi seseorang untuk
mengambil langkah demi
mengurangi ketidaknyamanan
tersebut.