SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Disusun oleh:
Linda Feristiana 2012011075
Triningsih Rahmawati 2012011073
Umi Fatonah 2012011071
 Lahir 4 Desember 1925 di kota kecil Mundare,
bagian selatan Alberta, Kanada.
 Selepas SMA, bekerja pada perusahaan penggalian
Jalan raya Alaska di Yukon.
 1952: meraih gelar Ph.D dari Universitas Iowa.
 Selanjutnya, ia meneruskan pendidikan ke tingkat
post-doktoral di Wichita Guidance Center di Wichita,
Kansas.
 1953: Bandura mulai mengajar di Universitas
Stanford.
 Di sana, Bandura bekerja sama dengan seorang
anak didiknya, Richard Walters.
 1959: buku pertama mereka, Adolescent Aggression,
terbit. Sayang, Walters mengalami kecelakaan
sepeda motor yang merenggut nyawanya.
 Saat di Iowa, Bandura bertemu dengan Virginia
Varns, seorang instruktur sekolah perawat -> menikah
-> dikaruniai 2 orang putri.
 1973: Bandura menjadi presiden American
Psychological Association (APA).
 1980: Bandura menerima APA Award atas jasa-
jasanya dalam Distinguised Scientific Contributions.
 Hingga 2009, Bandura masih mengajar di Universitas
Stanford.
 Behaviorisme menekankan pada metode
eksperimental.
 Pusat perhatiannya ialah variabel-variabel yang dapat
diamati, diukur, dan dimanipulasi.
 Behaviorisme generasi awal menghindari semua yang
bersifat subjektif, mental, dan tidak bisa diamati secara
empirik.
 Singkatnya, behaviorisme lama menghindari semua
hal yang bersifat mental.
 Prosedur standar dalam metode eksperimental:
 Cara memanipulasi satu variabel, lalu...
 Mengukur pengaruhnya terhadap variabel-variabel
lain
 Dari proses semacam itu, lahirlah teori kepribadian
yang menyatakan bahwa lingkungan tempat tinggal
seseorang pasti membentuk dan mempengaruhi
perilakunya.
 Namun, menurut Bandura, hal itu terlalu sederhana.
 Bandura beranggapan bahwa prosedur tadi terlalu
sederhana untuk kasus yang sedang ditelitinya –
kenakalan remaja.
 Menurutnya, lingkungan memang membentuk
perilaku.
 Bandura memutuskan untuk menambahkan rumusan
baru - .
 Bandura menyebut konsepnya dengan determinisme
resiprokal (dunia dan perilaku penghuninya saling
mempengaruhi).
 Bandura memandang kepribadian sebagai hasil
interaksi 3 hal: lingkungan – perilaku – proses
psikologis individu
 Proses psikologis berisi kemampuan individu bercitra
(image) dalam pikiran dan bahasa.
 Bandura mengeluarkan teori yang lebih efektif
tentang 2 hal yang mempengaruhi perilaku manusia,
yakni:
 Pembelajaran observasional (modeling)
 Regulasi diri
 Di antara sekian banyak penelitian yang
dilakukan oleh Bandura, ada satu yang paling
penting – The Bobo Doll Studies
 Awalnya, kejadian peniruan itu tidak tampak sebagai hasil
yang berharga.
 Ingat, anak-anak TK tersebut mengubah perilaku mereka
tanpa pertimbangan akibat yang akan terjadi.
 Menurut orangtua, guru, atau peneliti biasa, perubahan
perilaku ini bukanlah hal yang luar biasa.
 Namun, bagi peneliti behavioristik, perubahan ini tidak
selaras dengan teori proses belajar yang ada.
 Mereka menyebut fenomena itu sebagai pembelajaran
observasional atau modeling.
 Bandura menyebutnya sebagai teori pembelajaran sosial.
 Berdasarkan variasi penelitian ini, Bandura
menetapkan beberapa tahapan terjadinya proses
peniruan (modeling):
1) Atensi (perhatian);
2) Retensi (ingatan);
3) Reproduksi (pelakuan kembali); dan
4) Motivasi:
 Dorongan masa lalu
 Dorongan yang menjanjikan (insentif)
 Dorongan yang terlihat mencolok
 Untuk mempelajari sesuatu, kita harus
memperhatikannya dengan seksama.
 Semakin banyak hal yang mengganggu perhatian
kita, semakin lambat proses belajar kita.
 Gangguan2 tersebut dapat berupa rasa kantuk,
cemas/ gugup, sakit, atau terlalu mencari perhatian.
 Hal-hal yang mempengaruhi perhatian mencakup
karakteristik dari model itu sendiri. Misal:
Jika model penuh warna dan dramatis, kita akan
memberi perhatian lebih besar padanya.
Jika model atraktif atau prestisius, atau tampak
sangat luar biasa, kita mungkin akan suntuk
memperhatikannya.
Jika model tidak jauh berbeda dengan diri kita,
besar kemungkinan kita akan memperhatikannya
dengan seksama.
 Variabel-variabel itulah yang digunakan Bandura
untuk menjelaskan pengaruh televisi terhadap anak-
anak.
Saat kita perlu mengingat hal-hal yang kita
perhatikan, saat inilah perumpamaan dan
bahasa mulai bermain.
Kita menyimpan semua hal yang dilakukan oleh
model dalam bentuk citraan mental atau
deskripsi2 verbal.
Kita dapat “memanggil kembali” citraan atau
deskripsi tersebut sehingga kita dapat
mereproduksinya melalui perilaku kita sendiri.
 Pada tahap ini, kita hanya perlu duduk dan berkhayal.
 Lalu, terjemahkan citraan atau deskripsi yang ada ke
dalam perilaku aktual.
 Untuk ini, kita harus memiliki kemampuan
mereproduksi perilaku terlebih dahulu.
Misal: Saya dapat menonton film-film tentang ski es
seharian penuh, tetapi belum tentu saya dapat
meniru lompatan-lompatan yang dilakukan oleh
pemain film.
Atau sebaliknya,
Seseorang yang mampu bermain ski es,
kemungkinan besar kemampuan bermainnya
akan semakin baik usai menonton permainan
orang2 yang lebih mahir darinya.
 Aspek penting lain dalam proses ini adalah
kemampuan improvisasi ketika mempraktikkan
tiruan sebuah perilaku.
 Aspek yang tak kalah penting selain kemampuan
improvisasi adalah kemampuan kita untuk
membayangkan diri kita sebagai pelaku
tindakan.
Kita tidak akan melakukan apapun yang kita
lihat bila tidak ada dorongan atau
motivasi dalam diri untuk melakukan
peniruan.
Artinya, kita perlu punya alasan untuk
melakukan hal-hal yang pernah kita
lihat.
 Secara tradisional, dorongan-dorongan yang
ada dianggap sebagai “penyebab” terjadinya
proses belajar.
 Namun, menurut Bandura, dorongan tersebut bukanlah
penyebab kemauan seseorang untuk belajar.
 Melainkan, pendorong seseorang untuk membuktikan bahwa ia telah
belajar.
 Itulah sebanya, mengapa Bandura melihat
dorongan tersebut sebagai motif.
 Selain motivasi positif, ada dorongan-
dorongan negatif yang memberi kita alasan
untuk tidak meniru, antara lain:
a) Hukuman yang pernah diterima
b) Hukuman yang dijanjikan (ancaman)
c) Hukuman yang terlihat jelas
 Sama seperti kalangan behavioris tradisional,
Bandura menganggap apapun bentuknya,
hukuman tidak akan berfungsi dengan baik
untuk menjauhkan kita dari perilaku meniru.
 Bahkan, ada kecenderungan hukum yang justru
menjadi “pendorong” kita untuk melakukan
pelanggaran.
 Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku
sendiri) adalah satu dari sekian banyak
penggerak utama kepribadian manusia.
 3 tahap dalam proses regulasi diri:
1) Pengamatan diri
2) Penilaian
3) Respon diri
 Konsep terpenting dari sudut pandang regulasi diri
adalah konsep diri.
 Konsep diri lebih dikenal sebagai konsep harga diri.
 Apabila berhasil, harga diri meningkat.
 Apabila gagal, harga diri mungkin menurun.
 Saat harga diri melemah inilah, umumnya terjadi
penghukuman diri.
 Bandura melihat 3 hal yang dapat muncul akibat
penghukuman kepada diri sendiri, yaitu:
a) Kompensasi: kompleks superioritas, misal berkhayal
punya harga diri lebih tinggi atau kehormatan yang
sangat tinggi.
b) Kepasifan: kebosanan, depresi
c) Pelarian: candu narkoba dan atau alkohol, fantasi
televisi, bahkan bunuh diri.
 Pendapat Bandura tentang penyakit mental ini mirip
dengan opini Adler dan Horney (tipe agresif, tipe
tunduk, dan tipe pelarian).
Pengamatan diri – ketahuilah diri sendiri. Pastikan Anda
memiliki gambaran yang tepat tentanf perilaku Anda sendiri.
Standar ukuran – pastikan Anda memiliki ukuran standar
yang tidak terlalu tinggi. Hindari menjebak diri dengan target-
target yang jelas tidak akan dapat diraih. Pun sebaliknya,
ukuran yang terlalu rendah tidak memiliki arti. Ukurlah dengan
kapasitas Anda sendiri.
Perhatikan respon diri – gunakan imbalan untuk diri
sendiri, bukan hukuman. Berhentilah berkutat pada kegagalan-
kegagalan yang Anda alami.
Pengertian Cara kerja terapi ini:
 Terapi berdasarkan
gagasan-gagasan yang
tercakup dalam konsep
regulasi diri.
 Cenderung lebih berhasil
pada kasus-kasus
sederhana (kebiasaan
merokok, banyak makan,
atau kebiasaan belajar
yang buruk)
1. Grafik-grafik
behavioral
2. Perencanaan
lingkungan
3. Perjanjian diri
1. Grafik behavioral
 Awasi selalu perilaku diri sendiri.
 Catat waktu aktivitas kita dan frekuensi kita
melakukannya.
Contoh 1: Habituasi menghisap rokok
 Catat waktu-waktu paling sering mengonsumsi
rokok.
 Hitung jumlah puntung rokok yang dihabiskan
dalam satu hari.
Contoh 2: Habituasi mengeluh; komplain
 Catat saat-saat paling sering Anda mengeluh
 Hitung berapa kali Anda mengeluh dalam sehari
Contoh 3: Habituasi makan berlebihan
 Catat saat-saat paling sering Anda makan cukup
banyak + alasan Anda melakukannya
 Hitung berapa kali Anda makan dalam sehari
Contoh 4: Habituasi konsumsi kopi berlebihan, dsb
2. Perencanaan Lingkungan
 Ambil satu kartu atau catatan harian perilaku Anda;
 Jadikan kartu tersebut sebagai patokan;
 Berusahalah semaksimal mungkin mengubah
lingkungan Anda;
 Hindari pengulangan kesalahan; dan
 Temukan waktu dan tempat yang tepat untuk
berperilaku baik
 Ambil kartu harian Anda
 Tempel pada cermin atau tempat lain yang mudah dan
selalu Anda lihat
 Singkirkan asbak, kurangi stok kopi dan atau camilan
 Hindari teman-teman yang selalu “mengingatkan”
Anda akan kebiasaan buruk yang ingin diatasi
 Cari dan temui teman-teman yang mampu membantu
atau setidaknya membawa Anda menjadi lebih baik
^_^
3. Perjanjian Diri
 Ini dapat dilakukan di manapun, baik tertulis terperinci maupun
tidak; berdasarkan konsultasi terapis maupun bukan.
 Ini adalah cara paling mudah tetapi sulit dilakukan.
 Bersiaplah memberi imbalan pada diri sendiri.
 Apabila berhasil menetapi janji pada diri sendiri, bersiaplah
melaksanakan langkah/ upaya lainnya.
 Apabila gagal, “hukum”lah diri sendiri sesuai dengan konsekuensi
yang telah dibuat.
Catatan: Bila kita tidak mampu/ tidak yakin akan
mampu melakukannya sendiri, mintalah seseorang
untuk selalu mengingatkan atau setidaknya
mengawasi kita.
 Apabila saya berhasil, saya akan menghabiskan
akhir pekan untuk bersenang-senang (baik
bersama keluarga, teman, atau seorang diri).
 Apabila saya gagal, saya akan menghabiskan
akhir pekan untuk menulis karya ilmiah,
membersihkan seisi rumah termasuk semua
kendaraan yang ada di rumah, dsb :p
 Terapi Bandura paling populer
 Teorinya: Jika Anda bergaul dengan orang yang mengalami
gangguan psikologis dengan tujuan mengamati cara ybs menghadapi
masalahnya, maka Anda belajar dengan menjadikan orang tersebut
sebagai model.
 Melibatkan herpephobics [baca: herpefobiks] -
seseorang yang mengalami ketakutan neurotik thdp ular.
 Orang tersebut (X) dibawa ke jendela sebuah ruang
laboratorium.
 Dalam ruangan tsb hanya ada kursi, meja, dan sebuah
kotak kaca yang berisi seekor ular yang terlihat dengan
jelas.
 Dia (X) akan diperlihatkan seseorang (Y) yang telah
dipersiapkan oleh terapis.
 Mulanya, Y mendekati ular dengan ekspresi
ketakutan, bahkan berteriak.
 Lalu, Y berbicara pada dirinya sendiri untuk tenang
dan bernafas dengan santai.
 Kemudian, ia akan lebih dekat kepada ular.
 Tertegun, lalu berusaha menenangkan diri, dan
berusaha lebih dekat lagi.
 Akhirnya, Y berhasil membuka kotak kaca tsb,
mengambil ularnya, lalu melingkarkannya di lehernya
sembari duduk di kursi.
 Klien (X) memperhatikan dengan seksama
 Tak lama kemudian, ia mencobanya sendiri
Catatan:
► Klien (X) telah diberitahu bahwa Y adalah aktor
yang telah dipersiapkan oleh terapis.
► Terapi yang terbukti ampuh ini tidak perlu tipuan,
melainkan model. Hanya model.
► Untuk mempermudah proses terapi modeling di
kemudian hari, Bandura dan murid-muridnya
menggunakan media film.
► Hasilnya, tidak jauh berbeda dengan percobaan
nyata.
 Boeree, C. George. 2009. Personality
Theories. Yogyakarta: Prismasophie
43
Thank you for giving your attention.
Discussion Time

More Related Content

Similar to Teori_Belajar_Observasional.pptx

Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitavarizalamir
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1miaparamita95
 
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxDewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxAmaliaJuaddy
 
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)virginsmag
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerIis Nurul Fitriyani
 
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdfStimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdfNawang Setyoningrum
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2wakzar
 
Teori tret allport
Teori tret allportTeori tret allport
Teori tret allportkamalslaw
 
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th 4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th Chris Hukubun
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Shamil Damai
 
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraTeori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraInggrid Matahelumual
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theorymankoma2013
 
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdflianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf01669230007
 

Similar to Teori_Belajar_Observasional.pptx (20)

Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realita
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1
 
Psi.sosial
Psi.sosialPsi.sosial
Psi.sosial
 
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxDewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
 
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
Konsep albert bandura (Belajar Sosial)
 
Pengendalian sosial
Pengendalian sosialPengendalian sosial
Pengendalian sosial
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
 
Persepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspitaPersepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspita
 
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdfStimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
Stimulus Respon (John dollard & Miller).pdf
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
 
teori bandura
teori bandurateori bandura
teori bandura
 
Teori tret allport
Teori tret allportTeori tret allport
Teori tret allport
 
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th 4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
 
Kekuatan pola pikir novi catur m
Kekuatan pola pikir novi catur mKekuatan pola pikir novi catur m
Kekuatan pola pikir novi catur m
 
TEORI REALITI
TEORI REALITITEORI REALITI
TEORI REALITI
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002
 
Belajar Sosial
Belajar SosialBelajar Sosial
Belajar Sosial
 
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraTeori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theory
 
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdflianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Teori_Belajar_Observasional.pptx

  • 1. Disusun oleh: Linda Feristiana 2012011075 Triningsih Rahmawati 2012011073 Umi Fatonah 2012011071
  • 2.
  • 3.  Lahir 4 Desember 1925 di kota kecil Mundare, bagian selatan Alberta, Kanada.  Selepas SMA, bekerja pada perusahaan penggalian Jalan raya Alaska di Yukon.  1952: meraih gelar Ph.D dari Universitas Iowa.  Selanjutnya, ia meneruskan pendidikan ke tingkat post-doktoral di Wichita Guidance Center di Wichita, Kansas.  1953: Bandura mulai mengajar di Universitas Stanford.  Di sana, Bandura bekerja sama dengan seorang anak didiknya, Richard Walters.
  • 4.  1959: buku pertama mereka, Adolescent Aggression, terbit. Sayang, Walters mengalami kecelakaan sepeda motor yang merenggut nyawanya.  Saat di Iowa, Bandura bertemu dengan Virginia Varns, seorang instruktur sekolah perawat -> menikah -> dikaruniai 2 orang putri.  1973: Bandura menjadi presiden American Psychological Association (APA).  1980: Bandura menerima APA Award atas jasa- jasanya dalam Distinguised Scientific Contributions.  Hingga 2009, Bandura masih mengajar di Universitas Stanford.
  • 5.
  • 6.  Behaviorisme menekankan pada metode eksperimental.  Pusat perhatiannya ialah variabel-variabel yang dapat diamati, diukur, dan dimanipulasi.  Behaviorisme generasi awal menghindari semua yang bersifat subjektif, mental, dan tidak bisa diamati secara empirik.  Singkatnya, behaviorisme lama menghindari semua hal yang bersifat mental.
  • 7.  Prosedur standar dalam metode eksperimental:  Cara memanipulasi satu variabel, lalu...  Mengukur pengaruhnya terhadap variabel-variabel lain  Dari proses semacam itu, lahirlah teori kepribadian yang menyatakan bahwa lingkungan tempat tinggal seseorang pasti membentuk dan mempengaruhi perilakunya.  Namun, menurut Bandura, hal itu terlalu sederhana.
  • 8.
  • 9.  Bandura beranggapan bahwa prosedur tadi terlalu sederhana untuk kasus yang sedang ditelitinya – kenakalan remaja.  Menurutnya, lingkungan memang membentuk perilaku.  Bandura memutuskan untuk menambahkan rumusan baru - .  Bandura menyebut konsepnya dengan determinisme resiprokal (dunia dan perilaku penghuninya saling mempengaruhi).
  • 10.  Bandura memandang kepribadian sebagai hasil interaksi 3 hal: lingkungan – perilaku – proses psikologis individu  Proses psikologis berisi kemampuan individu bercitra (image) dalam pikiran dan bahasa.  Bandura mengeluarkan teori yang lebih efektif tentang 2 hal yang mempengaruhi perilaku manusia, yakni:  Pembelajaran observasional (modeling)  Regulasi diri
  • 11.
  • 12.  Di antara sekian banyak penelitian yang dilakukan oleh Bandura, ada satu yang paling penting – The Bobo Doll Studies
  • 13.  Awalnya, kejadian peniruan itu tidak tampak sebagai hasil yang berharga.  Ingat, anak-anak TK tersebut mengubah perilaku mereka tanpa pertimbangan akibat yang akan terjadi.  Menurut orangtua, guru, atau peneliti biasa, perubahan perilaku ini bukanlah hal yang luar biasa.  Namun, bagi peneliti behavioristik, perubahan ini tidak selaras dengan teori proses belajar yang ada.  Mereka menyebut fenomena itu sebagai pembelajaran observasional atau modeling.  Bandura menyebutnya sebagai teori pembelajaran sosial.
  • 14.  Berdasarkan variasi penelitian ini, Bandura menetapkan beberapa tahapan terjadinya proses peniruan (modeling): 1) Atensi (perhatian); 2) Retensi (ingatan); 3) Reproduksi (pelakuan kembali); dan 4) Motivasi:  Dorongan masa lalu  Dorongan yang menjanjikan (insentif)  Dorongan yang terlihat mencolok
  • 15.  Untuk mempelajari sesuatu, kita harus memperhatikannya dengan seksama.  Semakin banyak hal yang mengganggu perhatian kita, semakin lambat proses belajar kita.  Gangguan2 tersebut dapat berupa rasa kantuk, cemas/ gugup, sakit, atau terlalu mencari perhatian.
  • 16.  Hal-hal yang mempengaruhi perhatian mencakup karakteristik dari model itu sendiri. Misal: Jika model penuh warna dan dramatis, kita akan memberi perhatian lebih besar padanya. Jika model atraktif atau prestisius, atau tampak sangat luar biasa, kita mungkin akan suntuk memperhatikannya. Jika model tidak jauh berbeda dengan diri kita, besar kemungkinan kita akan memperhatikannya dengan seksama.  Variabel-variabel itulah yang digunakan Bandura untuk menjelaskan pengaruh televisi terhadap anak- anak.
  • 17. Saat kita perlu mengingat hal-hal yang kita perhatikan, saat inilah perumpamaan dan bahasa mulai bermain. Kita menyimpan semua hal yang dilakukan oleh model dalam bentuk citraan mental atau deskripsi2 verbal. Kita dapat “memanggil kembali” citraan atau deskripsi tersebut sehingga kita dapat mereproduksinya melalui perilaku kita sendiri.
  • 18.  Pada tahap ini, kita hanya perlu duduk dan berkhayal.  Lalu, terjemahkan citraan atau deskripsi yang ada ke dalam perilaku aktual.  Untuk ini, kita harus memiliki kemampuan mereproduksi perilaku terlebih dahulu.
  • 19. Misal: Saya dapat menonton film-film tentang ski es seharian penuh, tetapi belum tentu saya dapat meniru lompatan-lompatan yang dilakukan oleh pemain film. Atau sebaliknya, Seseorang yang mampu bermain ski es, kemungkinan besar kemampuan bermainnya akan semakin baik usai menonton permainan orang2 yang lebih mahir darinya.
  • 20.  Aspek penting lain dalam proses ini adalah kemampuan improvisasi ketika mempraktikkan tiruan sebuah perilaku.  Aspek yang tak kalah penting selain kemampuan improvisasi adalah kemampuan kita untuk membayangkan diri kita sebagai pelaku tindakan.
  • 21. Kita tidak akan melakukan apapun yang kita lihat bila tidak ada dorongan atau motivasi dalam diri untuk melakukan peniruan. Artinya, kita perlu punya alasan untuk melakukan hal-hal yang pernah kita lihat.
  • 22.  Secara tradisional, dorongan-dorongan yang ada dianggap sebagai “penyebab” terjadinya proses belajar.  Namun, menurut Bandura, dorongan tersebut bukanlah penyebab kemauan seseorang untuk belajar.  Melainkan, pendorong seseorang untuk membuktikan bahwa ia telah belajar.  Itulah sebanya, mengapa Bandura melihat dorongan tersebut sebagai motif.
  • 23.  Selain motivasi positif, ada dorongan- dorongan negatif yang memberi kita alasan untuk tidak meniru, antara lain: a) Hukuman yang pernah diterima b) Hukuman yang dijanjikan (ancaman) c) Hukuman yang terlihat jelas
  • 24.  Sama seperti kalangan behavioris tradisional, Bandura menganggap apapun bentuknya, hukuman tidak akan berfungsi dengan baik untuk menjauhkan kita dari perilaku meniru.  Bahkan, ada kecenderungan hukum yang justru menjadi “pendorong” kita untuk melakukan pelanggaran.
  • 25.
  • 26.  Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku sendiri) adalah satu dari sekian banyak penggerak utama kepribadian manusia.  3 tahap dalam proses regulasi diri: 1) Pengamatan diri 2) Penilaian 3) Respon diri
  • 27.  Konsep terpenting dari sudut pandang regulasi diri adalah konsep diri.  Konsep diri lebih dikenal sebagai konsep harga diri.  Apabila berhasil, harga diri meningkat.  Apabila gagal, harga diri mungkin menurun.  Saat harga diri melemah inilah, umumnya terjadi penghukuman diri.
  • 28.  Bandura melihat 3 hal yang dapat muncul akibat penghukuman kepada diri sendiri, yaitu: a) Kompensasi: kompleks superioritas, misal berkhayal punya harga diri lebih tinggi atau kehormatan yang sangat tinggi. b) Kepasifan: kebosanan, depresi c) Pelarian: candu narkoba dan atau alkohol, fantasi televisi, bahkan bunuh diri.  Pendapat Bandura tentang penyakit mental ini mirip dengan opini Adler dan Horney (tipe agresif, tipe tunduk, dan tipe pelarian).
  • 29. Pengamatan diri – ketahuilah diri sendiri. Pastikan Anda memiliki gambaran yang tepat tentanf perilaku Anda sendiri. Standar ukuran – pastikan Anda memiliki ukuran standar yang tidak terlalu tinggi. Hindari menjebak diri dengan target- target yang jelas tidak akan dapat diraih. Pun sebaliknya, ukuran yang terlalu rendah tidak memiliki arti. Ukurlah dengan kapasitas Anda sendiri. Perhatikan respon diri – gunakan imbalan untuk diri sendiri, bukan hukuman. Berhentilah berkutat pada kegagalan- kegagalan yang Anda alami.
  • 30.
  • 31. Pengertian Cara kerja terapi ini:  Terapi berdasarkan gagasan-gagasan yang tercakup dalam konsep regulasi diri.  Cenderung lebih berhasil pada kasus-kasus sederhana (kebiasaan merokok, banyak makan, atau kebiasaan belajar yang buruk) 1. Grafik-grafik behavioral 2. Perencanaan lingkungan 3. Perjanjian diri
  • 32. 1. Grafik behavioral  Awasi selalu perilaku diri sendiri.  Catat waktu aktivitas kita dan frekuensi kita melakukannya. Contoh 1: Habituasi menghisap rokok  Catat waktu-waktu paling sering mengonsumsi rokok.  Hitung jumlah puntung rokok yang dihabiskan dalam satu hari.
  • 33. Contoh 2: Habituasi mengeluh; komplain  Catat saat-saat paling sering Anda mengeluh  Hitung berapa kali Anda mengeluh dalam sehari Contoh 3: Habituasi makan berlebihan  Catat saat-saat paling sering Anda makan cukup banyak + alasan Anda melakukannya  Hitung berapa kali Anda makan dalam sehari Contoh 4: Habituasi konsumsi kopi berlebihan, dsb
  • 34. 2. Perencanaan Lingkungan  Ambil satu kartu atau catatan harian perilaku Anda;  Jadikan kartu tersebut sebagai patokan;  Berusahalah semaksimal mungkin mengubah lingkungan Anda;  Hindari pengulangan kesalahan; dan  Temukan waktu dan tempat yang tepat untuk berperilaku baik
  • 35.  Ambil kartu harian Anda  Tempel pada cermin atau tempat lain yang mudah dan selalu Anda lihat  Singkirkan asbak, kurangi stok kopi dan atau camilan  Hindari teman-teman yang selalu “mengingatkan” Anda akan kebiasaan buruk yang ingin diatasi  Cari dan temui teman-teman yang mampu membantu atau setidaknya membawa Anda menjadi lebih baik ^_^
  • 36. 3. Perjanjian Diri  Ini dapat dilakukan di manapun, baik tertulis terperinci maupun tidak; berdasarkan konsultasi terapis maupun bukan.  Ini adalah cara paling mudah tetapi sulit dilakukan.  Bersiaplah memberi imbalan pada diri sendiri.  Apabila berhasil menetapi janji pada diri sendiri, bersiaplah melaksanakan langkah/ upaya lainnya.  Apabila gagal, “hukum”lah diri sendiri sesuai dengan konsekuensi yang telah dibuat. Catatan: Bila kita tidak mampu/ tidak yakin akan mampu melakukannya sendiri, mintalah seseorang untuk selalu mengingatkan atau setidaknya mengawasi kita.
  • 37.  Apabila saya berhasil, saya akan menghabiskan akhir pekan untuk bersenang-senang (baik bersama keluarga, teman, atau seorang diri).  Apabila saya gagal, saya akan menghabiskan akhir pekan untuk menulis karya ilmiah, membersihkan seisi rumah termasuk semua kendaraan yang ada di rumah, dsb :p
  • 38.  Terapi Bandura paling populer  Teorinya: Jika Anda bergaul dengan orang yang mengalami gangguan psikologis dengan tujuan mengamati cara ybs menghadapi masalahnya, maka Anda belajar dengan menjadikan orang tersebut sebagai model.
  • 39.  Melibatkan herpephobics [baca: herpefobiks] - seseorang yang mengalami ketakutan neurotik thdp ular.  Orang tersebut (X) dibawa ke jendela sebuah ruang laboratorium.  Dalam ruangan tsb hanya ada kursi, meja, dan sebuah kotak kaca yang berisi seekor ular yang terlihat dengan jelas.  Dia (X) akan diperlihatkan seseorang (Y) yang telah dipersiapkan oleh terapis.
  • 40.  Mulanya, Y mendekati ular dengan ekspresi ketakutan, bahkan berteriak.  Lalu, Y berbicara pada dirinya sendiri untuk tenang dan bernafas dengan santai.  Kemudian, ia akan lebih dekat kepada ular.  Tertegun, lalu berusaha menenangkan diri, dan berusaha lebih dekat lagi.  Akhirnya, Y berhasil membuka kotak kaca tsb, mengambil ularnya, lalu melingkarkannya di lehernya sembari duduk di kursi.
  • 41.  Klien (X) memperhatikan dengan seksama  Tak lama kemudian, ia mencobanya sendiri Catatan: ► Klien (X) telah diberitahu bahwa Y adalah aktor yang telah dipersiapkan oleh terapis. ► Terapi yang terbukti ampuh ini tidak perlu tipuan, melainkan model. Hanya model. ► Untuk mempermudah proses terapi modeling di kemudian hari, Bandura dan murid-muridnya menggunakan media film. ► Hasilnya, tidak jauh berbeda dengan percobaan nyata.
  • 42.  Boeree, C. George. 2009. Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie
  • 43. 43 Thank you for giving your attention. Discussion Time