SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Oleh
Achmad Fauzi Al’ Amrie
260112120033
Piogltazone (Gol. Thiazlidindion)

 • Nama Dagang Obat : Actos®
   Zactos® Glustin®
 • Indikasi : Sebagai terapi kombinasi
   dengan sulfonilurea atau metformin
   untuk DM tipe 2 yang tidak cukup
   dikendalikan dgn pengobatan tungal
   sulfonilurea atau metformin saja.
Mekanisme Kerja Pioglitazone
• Merupakan agonist poten dan selektif Peroxisome
  Proliferators-activated receptor-γ (PPARγ), mengaktifkan
  PPARγ membentuk kompleks PPARγ-RXR (Retinoic x
  receptor) dan terbentuklah GLUT baru. Di jaringan
  adipose, PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak
  menuju ke otot, dan karenanya dapat mengurangi
  resistensi insulin.
• Pendapat lain, aktivasi hormone adiposit dan adipokin,
  yang nampaknya adalah adiponektin. Senyawa ini dapat
  meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan
  AMP kinase yang merangsang transport glukosa ke sel
  dan meningkatkan oksidasi asam lemak. Jadi, agar obat
  dapat bekerja harus tersedia insulin.
Kelebihan Pioglitazone
• Pioglitazone dapat menurunkan HbA1c
  (1,0-1,5%)     dan     berkecenderungan
  meningkatkan HDL, sedang efeknya
  terhadap trigliserid dan LDL bervariasi.
• Penggunaan Pioglitazone memperbaiki
  tekanan darah, kadar serum alanin
  amino transferase (ALT) dan aspartat
  aminotransferase         (AST)       dan
  memperlambat progresifitas penebalan
  carotid intima media.
Kontraindikasi
Untuk pasien yang pernah mengalami kerusakan jantung,
gagal jantung, penyakit ginjal, kerusakan hati, pasien dialisa,
sindrom polikistik ovarium, pembekakan pada lengan atau
kaki, reaksi yang tidak biasa atau alergi terhadap
pioglitazone, hamil atau menyusui, dan kombinasi terapi
dengan insulin. Anak-anak < 18 tahun.

Efek Samping
Peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan risiko
patah tulang pada wanita, edema, menambah volume
plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif. Edema
sering terjadi pada penggunaannya bersama insulin. Kecuali
penyakit hepar, tidak dianjurkan pada gagal jantung kelas 3
dan 4 menurut klasifikasi New York Heart Association.
Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang terjadi.
Informasi Mengenai Inisiasi pioglitazone
           Terhadap kanker Kandung Kemih

   Food and Drug Administration (FDA) yang
   menginformasikan kepada publik bahwa
   penggunaan obat diabetes pioglitazone
   selama lebih dari satu tahun dapat dikaitkan
   dengan peningkatan risiko kanker kandung
   kemih. Peningkatan risiko kanker kandung
   kemih tercatat di antara pasien dengan
   penggunaan pioglitazone yang lama, dan
   pada mereka yang terkena dosis kumulatif
   tertinggi pioglitazone.
(studi interim Kaiser Permanente Northern California (KPNC) di Amerika dan Studi
   CNAMTS di Perancis)
Sehingga FDA dan BPOM
    mengeluarkan Informasi Baru
• Kontra Indikasi:
  Kanker Kandung kemih atau riwayat kanker kandung kemih

• Peringatan dan Tindakan Pencegahan:
  Faktor risiko untuk kanker kandung kemih harus menilai sebelum
  memulai pengobatan pioglitazone (risiko termasuk usia, riwayat
  merokok, paparan terhadap beberapa agen pekerjaan atau
  kemoterapi misalnya cyclophosphamide atau terapi ) Setiap
  hematuria makroskopik harus diselidiki sebelum memulai terapi
  pioglitazone.
  Pasien harus disarankan untuk segera menghubungi dokter mereka
  jika hematuria macrpscopic atau gejala lain seperti disuria atau
  urgensi kemih terjadi selama pengobatan. Pasien yang menerima
  pioglitzone lebih dari satu tahun, Harus dievaluasi secara berkala
  untuk risiko kanker kandung kemih oleh urinalisis.
                                  (BPOM RI, Buletin MESO Volume 30, No.1, Juni 2012)
Dosis dan Cara Penggunaan
• Menurut ISO Indonesia Volume 45, 2010 s/d 2011
  Dosis untuk monoterapi : 15 atau 30 mg sekali sehari, dapat
  ditingkatkan hingga 45 mg sekali sehari. Untuk terapi kombinasi :
  15 atau 30 mg sekali sehari. Sebelum atau setelah makan.

• Menurut Farmakologi dan Terapi Edisi 5
  Dosis awal Pioglitazone 15-30 mg bila kontrol glisemia belum
  adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai 45 mg. Efek klinis
  maksimalnya tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu.
  Sebelum atau setelah makan.


Penyimpanan
  Disimpan Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari dan
  tempat yang sejuk
Interaksi Obat
•   Obat yang mempengaruhi enzim mikrosom hati
•   Pioglitazon dapat menurunkan efektivitas/menggagalkan efek kontraseptif oral yang
    digunakan, dan menyebabkan ovulasi
•   Dapat mempercepat eliminasi dari beberapa obat tertentu, antara lain: eritromisin,
    calcium channel blockers (misalnya Cardizem), cisapride, kortikosteroid, siklosporin,
    takrolimus, triazolam, trimetreksat, dan inhibitor HMG-KoA reduktase (contoh,
    Lipitor), sehingga menurunkan efektivitasnya.
•   Obat-obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar gula darah, antara lain:
    alkohol, ACE inhibitor (antara lain kaptopril, enalapril, lisinopril), inhibitor antiretroviral
    protease (misalnya: indinavir, ritonavir, saquinavir), aspirin and aspirin-like drugs,
    baklofen, beta-blockers (misalnya atenolol, metaprolol, propanolol), obat-obat anti
    depresi, chromium, cisapride, clonidine, siklosporin, diazoxide, disopyramide,
    epinephrine, hormon seks perempuan (misalnya estrogen, progestins, pil KB),
    hormon seks laki-laki atau hormon anabolik, hormon kortikosteroid (prednisone,
    kortison), hormon tiroid, turunan asam fibrat yang digunakan untuk menurunkan
    kadar kolesterol darah (misalnya fenofibrate dan gemfibrozil), glukagon, hormon
    pertumbuhan (somatropin), guanetidin, isoniazid, lithium, metoklopramid, niasin,
    nikotin, oktreotid, pentamidin), fenitoin, antibiotika quinolone (misalnya :
    siproloksasin, levofloksasin, ofloksasin), sulfonamid, takrolimus, tegaserod, diuretika,
    atorvastatin, oesntan, itrakonazol, ketokonazol, midazolam, nifedipin, topiramat.
•   Obat hipoglikemik oral lain, insulin.
Data Farmakokinetika
• Absorpsi
  Pemberian oral, pada saat puasa, pioglitazone dapat diukur
  kadarnya dalam serum pada 30 menit pertama, dengan
  konsentrasi puncak diamati dalam 2 jam. Makanan dapat
  sedikit menunda waktu puncak konsentrasi dalam serum
  menjadi 3 sampai 4 jam, tapi tidak mengubah tingkat
  absorpsi.
• Distribusi
  Volume distribusi rata-rata pioglitazone setelah pemberian
  oral dosis tunggal adalah 0,63 + 0,41 (mean + SD) L/kg
  berat badan. Pioglitazone sebagian besar terikat protein
  dalam serum manusia, terutama pada albumin
  serum.Pioglitazone juga terikat dengan protein serum, tapi
  dengan afinitas yang lebih rendah. Metabolit M-III dan M-IV
  juga sebagian besar terikat dengan albumin serum (>98%).
Metabolisme
Pioglitazone dimetabolisme secara luas dengan cara hidroksilasi dan
oksidasi; metabolit-metabolit juga sebagian diubah menjadi glukuronida dan
konjugat sulfat. pioglitazone terdiri dari kira-kira 30-50% dari total konsentrasi
serum puncak dan 20-25% dari total AUC.
Pioglitazone diinkubasi dengan P450 manusia atau mikrosom hati manusia
menghasilkan terbentuknya M-IV serta pada tingkat yang lebih sedikit M-II.
Sitokrom utama isoform P450 yang terlibat dalam metabolisme
hepatikpioglitazone adalah CYP2C8 dan CYP3A4 dengan kontribusi dari
berbagai isoform lainnya termasuk sebagian besar ekstrahepatik CYP1A1.
Pioglitazone tidak menghambat aktivitas P450 ketika diinkubasi dengan
mikrosom hati P450 manusia. Belum ada studi in vivo pada manusia untuk
menyelidiki induksi CYP3A4 oleh pioglitazone.


Ekskresi dan eliminasi
Setelah pemberian oral, rata-rata 15-30% dosis pioglitazone dikeluarkan
dalam urin. Eliminasi pioglitazone melalui ginjal dapat diabaikan, dan obat
terutama diekskresikan sebagai metabolit dan konjugatnya. Diperkirakan
sebagian besar dosis oral diekskresikan pada empedu tanpa diubah maupun
sebagai metabolit dan dieliminasi dalam feses. Rata-rata waktu
paruh pioglitazone berkisar 3-7 jam dan pioglitazone total 16-24 jam.
Cl pioglitazone, CL/F berkisar 5-7 l/jam.
Perhatian Khusus
• Gangguan ginjal
  T1/2 el serum dari pioglitazone, M-III dan M-IV tetap dalam bentuk
  tidak diubah pada pasien dengan gangguan ginjal sedang (ClCr 30–
  60 ml/menit) sampai berat (ClCr <30 ml/menit) bila dibandingkan
  dengan subyek normal. Tidak ada penyesuaian dosis pada pasien
  dengan disfungsi ginjal.
• Gangguan hati
  Subyek dengan kerusakan fungsi hati (Child-Pugh Grade B/C)
  memiliki sekitar 45% reduksi dari pioglitazone dan total konsentrasi
  puncak rata-ratapioglitazone tapi tidak ada perubahan dalam nilai
  AUC rata-rata. Tidak boleh diberikan pada pasien yang secara klinis
  menunjukkan penyakit hati aktif atau kadar transaminase serum
  (ALT) melebihi 2,5 kali batas atas normal.
• Lanjut usia
  Pada lansia sehat, konsentrasi serum puncak pioglitazone dan
  total pioglitazonetidak berbeda secara signifikan, tapi nilai AUC
  sedikit lebih tinggi dan nilai waktu paruh terminal sedikit lebih
  panjang pada subyek yang lebih muda.
Daftar Pustaka
• Anonim,2009,http://www.dexamedica.com/
  ourproducts/prescriptionproducts/detail.ph
  p?id=19&idc=5, diakses pada tanggal 18
  Desember 2012.
• BPOM RI, Buletin MESO Volume 30,
  No.1, Juni 2012
• Dipiro,2008, Pharmacotherapy: A
  Phatolophysiologic Approach 7th Edition,
  1205-1242, The McGraw – Hill
  Companies, New York

More Related Content

What's hot

Farmakope dan nama obat monografi - sediaan umum
Farmakope dan nama obat   monografi - sediaan umumFarmakope dan nama obat   monografi - sediaan umum
Farmakope dan nama obat monografi - sediaan umumAmanyMufida
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMTaofik Rusdiana
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)riizqii
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaSalsabila Azzahra
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Alljabar Rahmat
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2husnul khotimah
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Stereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalStereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalTrisna Firmansyah
 
Karakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografiKarakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografiBughis Berkata
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiGilang Rizki Al Farizi
 

What's hot (20)

Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Farmakope dan nama obat monografi - sediaan umum
Farmakope dan nama obat   monografi - sediaan umumFarmakope dan nama obat   monografi - sediaan umum
Farmakope dan nama obat monografi - sediaan umum
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Stereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer KonfigurasionalStereoisomer Konfigurasional
Stereoisomer Konfigurasional
 
Karakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografiKarakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografi
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 

Similar to Pioglitazone Kerja dan Efek

dr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptx
dr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptxdr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptx
dr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptxssuserfefe0c
 
Interaksi obat dgn Zat Gizi.pptx
Interaksi obat dgn Zat Gizi.pptxInteraksi obat dgn Zat Gizi.pptx
Interaksi obat dgn Zat Gizi.pptxMrPharmacist247
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxSriRiaranti
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxArifinHidayat11
 
DOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxDOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxSriRiaranti
 
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit BandungDDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit BandungAchmad Fauzi Al' Amrie
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromeYesi Yehezkiel
 
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptx
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptxFARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptx
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptxFitriAyuWahyuni1
 
LAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docx
LAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docxLAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docx
LAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docxrimamelati66
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdfHIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdfAnonymousghbbQJkT
 
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTerapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTrie Marcory
 

Similar to Pioglitazone Kerja dan Efek (20)

242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
Metformin
MetforminMetformin
Metformin
 
dr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptx
dr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptxdr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptx
dr. Hamzah Sp.OG Emergency Obsteri dan Ginekologi .pptx
 
Interaksi obat dgn Zat Gizi.pptx
Interaksi obat dgn Zat Gizi.pptxInteraksi obat dgn Zat Gizi.pptx
Interaksi obat dgn Zat Gizi.pptx
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
FARM.DM.ppt
FARM.DM.pptFARM.DM.ppt
FARM.DM.ppt
 
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptxppt farmakologi kel 16 (1).pptx
ppt farmakologi kel 16 (1).pptx
 
DOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptxDOC-20221003-WA0004..pptx
DOC-20221003-WA0004..pptx
 
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit BandungDDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
 
Propofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion SyndromePropofol Related Infusion Syndrome
Propofol Related Infusion Syndrome
 
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptx
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptxFARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptx
FARMAKOTERAPI ANTIHIPERLIPIDEMIA kel 5 fixxx.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docx
LAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docxLAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docx
LAPORAN PRAKTIKUM 5 ilmu resep.docx
 
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptxFarmakoterapi-BLOK15.pptx
Farmakoterapi-BLOK15.pptx
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Diabetes skpa 6
Diabetes skpa 6Diabetes skpa 6
Diabetes skpa 6
 
Praktek cd
Praktek cdPraktek cd
Praktek cd
 
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdfHIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
HIPERTENSI & DM BPJS 25 AGT 2023.pdf
 
Resistensi insulin
Resistensi insulinResistensi insulin
Resistensi insulin
 
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete MellitusTerapi farmakologi Diabete Mellitus
Terapi farmakologi Diabete Mellitus
 
DM.pptx
DM.pptxDM.pptx
DM.pptx
 

More from Achmad Fauzi Al' Amrie

More from Achmad Fauzi Al' Amrie (14)

Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasaPengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
 
Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
 
Essensial drugs
Essensial drugsEssensial drugs
Essensial drugs
 
Essensial drugs
Essensial drugsEssensial drugs
Essensial drugs
 
Clinical guideline
Clinical guidelineClinical guideline
Clinical guideline
 
Pharamceutical care-penyakit hati
Pharamceutical care-penyakit hatiPharamceutical care-penyakit hati
Pharamceutical care-penyakit hati
 
Clinical guideline
Clinical guidelineClinical guideline
Clinical guideline
 
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
 
Manajemen persediaan farmasi rs
Manajemen persediaan farmasi rsManajemen persediaan farmasi rs
Manajemen persediaan farmasi rs
 
Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
 
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
 

Pioglitazone Kerja dan Efek

  • 1. Oleh Achmad Fauzi Al’ Amrie 260112120033
  • 2. Piogltazone (Gol. Thiazlidindion) • Nama Dagang Obat : Actos® Zactos® Glustin® • Indikasi : Sebagai terapi kombinasi dengan sulfonilurea atau metformin untuk DM tipe 2 yang tidak cukup dikendalikan dgn pengobatan tungal sulfonilurea atau metformin saja.
  • 3. Mekanisme Kerja Pioglitazone • Merupakan agonist poten dan selektif Peroxisome Proliferators-activated receptor-γ (PPARγ), mengaktifkan PPARγ membentuk kompleks PPARγ-RXR (Retinoic x receptor) dan terbentuklah GLUT baru. Di jaringan adipose, PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot, dan karenanya dapat mengurangi resistensi insulin. • Pendapat lain, aktivasi hormone adiposit dan adipokin, yang nampaknya adalah adiponektin. Senyawa ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP kinase yang merangsang transport glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak. Jadi, agar obat dapat bekerja harus tersedia insulin.
  • 4. Kelebihan Pioglitazone • Pioglitazone dapat menurunkan HbA1c (1,0-1,5%) dan berkecenderungan meningkatkan HDL, sedang efeknya terhadap trigliserid dan LDL bervariasi. • Penggunaan Pioglitazone memperbaiki tekanan darah, kadar serum alanin amino transferase (ALT) dan aspartat aminotransferase (AST) dan memperlambat progresifitas penebalan carotid intima media.
  • 5. Kontraindikasi Untuk pasien yang pernah mengalami kerusakan jantung, gagal jantung, penyakit ginjal, kerusakan hati, pasien dialisa, sindrom polikistik ovarium, pembekakan pada lengan atau kaki, reaksi yang tidak biasa atau alergi terhadap pioglitazone, hamil atau menyusui, dan kombinasi terapi dengan insulin. Anak-anak < 18 tahun. Efek Samping Peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan risiko patah tulang pada wanita, edema, menambah volume plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif. Edema sering terjadi pada penggunaannya bersama insulin. Kecuali penyakit hepar, tidak dianjurkan pada gagal jantung kelas 3 dan 4 menurut klasifikasi New York Heart Association. Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang terjadi.
  • 6. Informasi Mengenai Inisiasi pioglitazone Terhadap kanker Kandung Kemih Food and Drug Administration (FDA) yang menginformasikan kepada publik bahwa penggunaan obat diabetes pioglitazone selama lebih dari satu tahun dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih. Peningkatan risiko kanker kandung kemih tercatat di antara pasien dengan penggunaan pioglitazone yang lama, dan pada mereka yang terkena dosis kumulatif tertinggi pioglitazone. (studi interim Kaiser Permanente Northern California (KPNC) di Amerika dan Studi CNAMTS di Perancis)
  • 7. Sehingga FDA dan BPOM mengeluarkan Informasi Baru • Kontra Indikasi: Kanker Kandung kemih atau riwayat kanker kandung kemih • Peringatan dan Tindakan Pencegahan: Faktor risiko untuk kanker kandung kemih harus menilai sebelum memulai pengobatan pioglitazone (risiko termasuk usia, riwayat merokok, paparan terhadap beberapa agen pekerjaan atau kemoterapi misalnya cyclophosphamide atau terapi ) Setiap hematuria makroskopik harus diselidiki sebelum memulai terapi pioglitazone. Pasien harus disarankan untuk segera menghubungi dokter mereka jika hematuria macrpscopic atau gejala lain seperti disuria atau urgensi kemih terjadi selama pengobatan. Pasien yang menerima pioglitzone lebih dari satu tahun, Harus dievaluasi secara berkala untuk risiko kanker kandung kemih oleh urinalisis. (BPOM RI, Buletin MESO Volume 30, No.1, Juni 2012)
  • 8. Dosis dan Cara Penggunaan • Menurut ISO Indonesia Volume 45, 2010 s/d 2011 Dosis untuk monoterapi : 15 atau 30 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 45 mg sekali sehari. Untuk terapi kombinasi : 15 atau 30 mg sekali sehari. Sebelum atau setelah makan. • Menurut Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Dosis awal Pioglitazone 15-30 mg bila kontrol glisemia belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai 45 mg. Efek klinis maksimalnya tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu. Sebelum atau setelah makan. Penyimpanan Disimpan Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari dan tempat yang sejuk
  • 9. Interaksi Obat • Obat yang mempengaruhi enzim mikrosom hati • Pioglitazon dapat menurunkan efektivitas/menggagalkan efek kontraseptif oral yang digunakan, dan menyebabkan ovulasi • Dapat mempercepat eliminasi dari beberapa obat tertentu, antara lain: eritromisin, calcium channel blockers (misalnya Cardizem), cisapride, kortikosteroid, siklosporin, takrolimus, triazolam, trimetreksat, dan inhibitor HMG-KoA reduktase (contoh, Lipitor), sehingga menurunkan efektivitasnya. • Obat-obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar gula darah, antara lain: alkohol, ACE inhibitor (antara lain kaptopril, enalapril, lisinopril), inhibitor antiretroviral protease (misalnya: indinavir, ritonavir, saquinavir), aspirin and aspirin-like drugs, baklofen, beta-blockers (misalnya atenolol, metaprolol, propanolol), obat-obat anti depresi, chromium, cisapride, clonidine, siklosporin, diazoxide, disopyramide, epinephrine, hormon seks perempuan (misalnya estrogen, progestins, pil KB), hormon seks laki-laki atau hormon anabolik, hormon kortikosteroid (prednisone, kortison), hormon tiroid, turunan asam fibrat yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah (misalnya fenofibrate dan gemfibrozil), glukagon, hormon pertumbuhan (somatropin), guanetidin, isoniazid, lithium, metoklopramid, niasin, nikotin, oktreotid, pentamidin), fenitoin, antibiotika quinolone (misalnya : siproloksasin, levofloksasin, ofloksasin), sulfonamid, takrolimus, tegaserod, diuretika, atorvastatin, oesntan, itrakonazol, ketokonazol, midazolam, nifedipin, topiramat. • Obat hipoglikemik oral lain, insulin.
  • 10. Data Farmakokinetika • Absorpsi Pemberian oral, pada saat puasa, pioglitazone dapat diukur kadarnya dalam serum pada 30 menit pertama, dengan konsentrasi puncak diamati dalam 2 jam. Makanan dapat sedikit menunda waktu puncak konsentrasi dalam serum menjadi 3 sampai 4 jam, tapi tidak mengubah tingkat absorpsi. • Distribusi Volume distribusi rata-rata pioglitazone setelah pemberian oral dosis tunggal adalah 0,63 + 0,41 (mean + SD) L/kg berat badan. Pioglitazone sebagian besar terikat protein dalam serum manusia, terutama pada albumin serum.Pioglitazone juga terikat dengan protein serum, tapi dengan afinitas yang lebih rendah. Metabolit M-III dan M-IV juga sebagian besar terikat dengan albumin serum (>98%).
  • 11. Metabolisme Pioglitazone dimetabolisme secara luas dengan cara hidroksilasi dan oksidasi; metabolit-metabolit juga sebagian diubah menjadi glukuronida dan konjugat sulfat. pioglitazone terdiri dari kira-kira 30-50% dari total konsentrasi serum puncak dan 20-25% dari total AUC. Pioglitazone diinkubasi dengan P450 manusia atau mikrosom hati manusia menghasilkan terbentuknya M-IV serta pada tingkat yang lebih sedikit M-II. Sitokrom utama isoform P450 yang terlibat dalam metabolisme hepatikpioglitazone adalah CYP2C8 dan CYP3A4 dengan kontribusi dari berbagai isoform lainnya termasuk sebagian besar ekstrahepatik CYP1A1. Pioglitazone tidak menghambat aktivitas P450 ketika diinkubasi dengan mikrosom hati P450 manusia. Belum ada studi in vivo pada manusia untuk menyelidiki induksi CYP3A4 oleh pioglitazone. Ekskresi dan eliminasi Setelah pemberian oral, rata-rata 15-30% dosis pioglitazone dikeluarkan dalam urin. Eliminasi pioglitazone melalui ginjal dapat diabaikan, dan obat terutama diekskresikan sebagai metabolit dan konjugatnya. Diperkirakan sebagian besar dosis oral diekskresikan pada empedu tanpa diubah maupun sebagai metabolit dan dieliminasi dalam feses. Rata-rata waktu paruh pioglitazone berkisar 3-7 jam dan pioglitazone total 16-24 jam. Cl pioglitazone, CL/F berkisar 5-7 l/jam.
  • 12. Perhatian Khusus • Gangguan ginjal T1/2 el serum dari pioglitazone, M-III dan M-IV tetap dalam bentuk tidak diubah pada pasien dengan gangguan ginjal sedang (ClCr 30– 60 ml/menit) sampai berat (ClCr <30 ml/menit) bila dibandingkan dengan subyek normal. Tidak ada penyesuaian dosis pada pasien dengan disfungsi ginjal. • Gangguan hati Subyek dengan kerusakan fungsi hati (Child-Pugh Grade B/C) memiliki sekitar 45% reduksi dari pioglitazone dan total konsentrasi puncak rata-ratapioglitazone tapi tidak ada perubahan dalam nilai AUC rata-rata. Tidak boleh diberikan pada pasien yang secara klinis menunjukkan penyakit hati aktif atau kadar transaminase serum (ALT) melebihi 2,5 kali batas atas normal. • Lanjut usia Pada lansia sehat, konsentrasi serum puncak pioglitazone dan total pioglitazonetidak berbeda secara signifikan, tapi nilai AUC sedikit lebih tinggi dan nilai waktu paruh terminal sedikit lebih panjang pada subyek yang lebih muda.
  • 13. Daftar Pustaka • Anonim,2009,http://www.dexamedica.com/ ourproducts/prescriptionproducts/detail.ph p?id=19&idc=5, diakses pada tanggal 18 Desember 2012. • BPOM RI, Buletin MESO Volume 30, No.1, Juni 2012 • Dipiro,2008, Pharmacotherapy: A Phatolophysiologic Approach 7th Edition, 1205-1242, The McGraw – Hill Companies, New York