Dokumen ini berisi Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan lepra di Puskesmas Kedungrejo. SOP ini menjelaskan tentang definisi lepra, tujuan, kebijakan, prosedur diagnosis dan pengobatan lepra menggunakan terapi obat kombinasi Multi Drug Therapy (MDT). Terapi MDT diberikan berdasarkan klasifikasi tipe lepra pasien yaitu Pausibasilar (PB) atau Multibasilar (MB).
1. SOP PENANGANAN LEPROSY Page 1
PENANGANAN LEPROSY
SOP
No.
Dokumen
:…..SOP/BP/426.114.21/2021
No. Revisi : 0
Tanggal
Terbit
:
Halaman : 1/4
PUSKESMAS
KEDUNGREJO
Ttd dr. Ferdaus
NIP. 19700530 200701 1 008
1. Pengertian Leprosy (Lepra) adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat. Penularan kemungkinan
terjadi melalui saluran pernapasan atas dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan
terus menerus. Masa inkubasi rata-rata 2,5 tahun, namun dapat juga bertahun-tahun
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan Leprosy
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kedungrejo No.188.4/11.02/429.114.21/2021
tentang jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Kedungrejo
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis keluhan pasien didapatkan bercak kulit berwarna
merah atau putih berbentuk plakat. Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal. Lepuh
pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelainan kulit tidak sembuh dengan pengobatan
rutin, terutama bila terdapat keterlibatan saraf tepi.
Faktor Risiko :
a. Sosial ekonomi rendah.
b. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota keluarga yang
didiagnosis dengan lepra
c. Imunokompromais
d. Tinggal di daerah endemik lepra
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik tanda Patognomonis
a. Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak berbentuk plakat dengan kulit
mengkilat atau kering bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut. Terdapat
baal pada lesi kulit, hilang sensasi nyeri dan suhu, vitiligo. Pada kulit dapat pula
ditemukan nodul.
b. Tanda-tanda pada saraf
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan pada
saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota
gerak, kelemahan anggota gerak dan atau wajah, adanya
deformitas, ulkus yang sulit sembuh.
c. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
Untuk kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik,
digunakan symboldalam penulisan di rekam medik.
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada sediaan kerokan jaringan kulit.
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemenriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama atau cardinal
(cardinal signs), yaitu:
2. SOP PENANGANAN LEPROSY Page 2
a. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa.
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf
c. Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan
kulit (slit skin smear).
Sebagian besar pasien lepra didiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis.
Klasifikasi Lepra terdiri dari 2 tipe, yaitu Pausibasilar (PB) dan Multibasilar (MB).
Tabel perbedaan tipe PB dan MB
5. Petugas melakukan penanganan :
a. Pasien diberi informasi mengenai kondisi pasien saat ini, serta
mengenai pengobatan dan pentingnya kepatuhan untuk
eliminasi penyakit
b. Higiene diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan
c. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi
dilaksanakan
d. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada :
1. Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat MDT
2. Pasien ulangan yaitu pasien yang mengalami hal-hal dibawah ini :
- relaps
- masuk kembali setelah default
- pindahan
- ganti klasifikasi
e. Terapi pada pasien PB :
➢ Pengobatan bulanan : hari pertama setiap bulannya (obat diminum di
depan petugas) terdiri dari 2 kapsul rifampisin @300mg (600mg) dan 1
tablet dapson/DDS 100mg
Tanda Utama PB MB
Bercak Kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5
Penebalan saraf tepi
disertai gangguan
fungsi (mati rasa dan
atau kelemahan otot,
di daerah yang
dipersarafi saraf
yang bersangkutan)
Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
Kerokan jaringan
kulit
BTA negatif BTA positif
Distribusi Unilateral atau
bilateral asimetris
Bilateral simetris
Permukaan bercak Kering, kasar Halus, mengkilap
Batas bercak Tegas Kurang tegas
Mati rasa pada
bercak
Jelas Biasanya kurang
jelas
Deformitas Proses terjadi lebih
cepat
Terjadi pada tahap
lanjut
Ciri-ciri khas - Mandarosis, hidung
pelana, wajah singa
(facies leonina),
ginekomastia pada
laki-laki
3. SOP PENANGANAN LEPROSY Page 3
➢ Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya : 1 tablet dapson/DDS
100mg. 1 blister obat untuk 1 bulan
➢ Pasien minum obat selama 6-9 bulan (+ 6 blister)
➢ Pada anak 10-15 tahun, dosis rifampisin 450mg dan DDS 50 mg
f. Terapi pada pasien MB :
➢ Pengobatan bulanan : hari pertama setiap bulannya (obat diminum di
depan petugas) terdiri dari 2 kapsul rifampisin @ 300mg 600mg), 3 tablet
lampren (klofazimin) @100mg (300mg) dan 1 tablet dapson/DDS 100mg
➢ Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya : 1 tablet lampren 50mg
dan 1 tablet dapson/DDS 100mg. 1 blister untuk 1 bulan
➢ Pasien minum obat selama 12-18 bulan (+12 blister)
➢ Pada anak 10-15 tahun, dosis rifampisin 450mg, lampren 150mg, dan
DDS 50mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis harian untuk
lampren 50mg diselang 1 hari.
g. Dosis MDT pada anak <10tahun dapat disesuaikan berat badan :
1. Rifampisin 10-15mg/kg BB
2. Dapson 1-2 mg/kg BB
3. Lampren 1mg/kg BB
h. Obat penunjang dapat diberikan vitamin B1, B6, B1
i. Terapi untuk REAKSI kusta ringan, dilakukan dengan cara :
➢ 2 minggu pertama 40mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 30mg/hr pagi harisesudah makan
➢ 2 minggu pertama 20mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 15mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 10mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 5mg/hr pagi hari sesudah makan
6. Petugas melakukan Konseling dan edukasi
a. Individu dan keluarga diberikan penjelasan tentang lepra, terutama cara
penularan dan pengobatannya
b. Dari keluarga diminta untuk membantu memonitor pengobatan pasien
sehingga dapat tuntas sesuai waktu pengobatan
c. Apabila terdapat tanda dan gejala serupa pada anggota keluarga lainnya,
perlu dibawa dan diperiksakan ke pelayanan kesehatan
6.Bagan Alir
Anamnesa :
Bercak kulit berwarna merah atau putih
berbentuk plakat,kurang/mati rasa, tidak gatal
Pemeriksaan
Diagnosa
Pemeriksaan
penunjang
4. SOP PENANGANAN LEPROSY Page 4
7. Unit Terkait 1. Poli umum
2. Poli KIA
8. Dokumen
Terkait
Rekam Medis
9. Rekaman
Historis
Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Terapi :
a. Pasien PB (minum obat selama 6-9 bulan + 6 blister) :
➢ Pengobatan bulanan : hari pertama setiap bulannya (obatdiminum di
depan petugas) terdiri dari 2 kapsul rifampisin @300mg (600mg) dan 1
tablet dapson/DDS 100mg
➢ Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya : 1 tablet dapson/DDS
100mg. 1 blister obat untuk 1 bulan
➢ Pada anak 10-15 tahun, dosis rifampisin 450mg dan DDS 50mg
b. Pasien MB (minum obat selama 12-18 bulan +12 blister) :
➢ Pengobatan bulanan : hari pertama setiap bulannya (obat diminum di
depan petugas) terdiri dari 2 kapsul rifampisin @ 300mg 600mg), 3
tablet lampren (klofazimin) @100mg (300mg) dan 1 tablet
dapson/DDS 100mg
➢ Pengobatan harian : hari ke 2-28 setiap bulannya : 1 tablet lampren
50mg dan 1 tablet dapson/DDS 100mg. 1 blister untuk 1 bulan
➢ Pada anak 10-15 tahun, dosis rifampisin 450mg, lampren 150mg, dan
DDS 50mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis harian untuk
lampren 50mg diselang 1 hari.
c. Dosis MDT pada anak < 10tahun dapat disesuaikan berat badan :
1. Rifampisin 10-15mg/kg BB
2. Dapson 1-2 mg/kg BB
3. Lampren 1mg/kg BB
d. Obat penunjang dapat diberikan vitamin B1, B6, B12
e. Terapi untuk REAKSI kusta ringan, dilakukan dengan cara :
➢ 2 minggu pertama 40mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 30mg/hr pagi harisesudah makan
➢ 2 minggu pertama 20mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 15mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 10mg/hr pagi hari sesudah makan
➢ 2 minggu pertama 5mg/hr pagi hari sesudah makan
Semua proses ditulis dalam rekam medis
Konseling dan Edukasi