SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
TENAGA KERJA
UniversitasPersada
Indonesia
Y.A.I FAKULTAS
PSIKOLOGI
Psikologi Industri dan
Organisasi
AsharSunyotoMunandar
kelompok
3
OUR
TEA
M
Tia
10
8
Syif
a
104
Adind
a
112
Zhafra
n 089
Andre
a
105
Salw
a
167
PENGANTAR
Perkembangan teknologi dan perusahaan, serta
perubahan dalam ilmu sosial dan perdagangan,
mendorong perlunya pelatihan dan pengembangan
berkelanjutan agar perusahaan dapat bersaing di dalam
dan di luar negeri. Pelatihan dan pengembangan
dapat terjadi di dalam atau di luar
perusahaan, termasuk pelatihan on-the-job dan off-the-
job. Bab ini membahas konsep pelatihan, teori
pembelajaran, prinsip pembelajaran, penyusunan
program pelatihan, dan model penilaian program
pelatihan.
PENGERTIAN
Pelatihan adalah proses pendidikan singkat
dengan
prosedu
r
terorganisir
pengetahua
n
untuk tenaga kerja nonmanajerial, fokus
pada dan keterampilan
Pengembangan, sebaliknya,
adalah
teknis untuk tujuan
jangk
a
tertentu.
panjan
g
dengan prosedur terorganisir untuk
pendidikan
tenaga kerja manajerial,
berkaitan dengan pengetahuan konseptual dan teoritis untuk
tujuan umum. Meskipun berbeda, istilah "pelatihan"
digunakan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan
tertentu, termasuk keterampilan manajerial, dalam jangka
waktu singkat untuk tenaga kerja manajerial dan nonmanajerial.
Meningkatkan
produktivitas dengan
meningkatkan
prestasi
kerja.
Meningkatkan
mutu atau
kualitas
Meningkatkan
ketepata
n
dalamperencanaan
sumber daya
manusia.
TUJUAN PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
Menarik dan
mempertahankan
tenagakerja yang baik.
Menjaga
kesehatan
dan
keselamatan
kerja.
Menghindarikeusangan
(obsolescence)
dengan mengikuti
perkembangan
dalambidangpekerjaan.
TEORI
PEMBELAJA
RAN
Proses pembelajaran terjadi saat tenaga kerja mulai bekerja
dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan yang
diperlukan oleh pekerjaannya. Pembelajaran, menurut
Chisnall (1995), adalah perubahan perilaku yang lebih
atau kurang permanen yang terjadi sebagai hasil dari
praktik. Pembelajaran merupakan variabel yang tidak dapat
diamati, tetapi hasil akhirnya, seperti perubahan pola
perilaku, dapat diamati. Ini mencakup perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku yang timbul dari
pengalaman, pemahaman, dan latihan.
TEORICONNECTIONIST’
Teori connectionist atau teori keterkaitan didasarkan
pada asosiasi antara rangsang dan respons, di mana
pembelajaran adalah proses pengembangan perilaku sebagai
hasil dari paparan stimulus tertentu. Dalam teori ini,
persepsi dan pemahaman (insight) tidak dianggap
sebagai faktor yang signifikan dalam pembelajaran.
Beberapa konsep yang termasuk dalam teori ini melibatkan
pengaitan klasik (classical conditioning) oleh Pavlov, teori
pengukuhan kembali (reinforcement theory) oleh Thorndike
dan Hull, serta teori pengkondisian dalam
kelangsungan (operant conditioning) oleh Skinner.
Pavlov mengamati respons refleks anjing terhadap rangsang
yang
tidak
dipelajari. Thorndike mengembangkan hukum akibat (law of
effect) dalam
eksperimen dengan kucing yang mencoba-coba untuk melepaskan diri dari
kotak yang terkunci. Hull memperluas hukum akibat dengan
mengaitkannya dengan faktor motivasi, mengatakan bahwa pembelajaran
hanya terjadi jika memuaskan kebutuhan.
Selanjutnya, Skinner mengembangkan konsep operant conditioning, di
mana perilaku dipengaruhi oleh pemberian hadiah dan hukuman serta
pengukuhan kembali yang positif. Ada berbagai jenis
pengukuh-kembali, termasuk pengukuhan kembali yang positif,
pembelajaran dengan upaya penghindaran, dan penghapusan (extinction).
Dalam operant conditioning, ada empat cara
penjadwalan penggunaan pengukuh-kembaliyang
dapat digunakan yaitu:
variable ratio reinforcement
fixed ratio reinforcement
variable interval reinforcement
fixed interval reinforcement.
Setiap jenis pengukuh-kembali ini memiliki dampak
yang
berbeda pada efektivitas pembelajaran.
TEORICOGNITIVE
Teori kognitif pembelajaran menitikberatkan pada proses
pemahaman, kesadaran, dan penalaran dalam pembelajaran.
Orang dianggap sebagai pemecah masalah aktif yang dipengaruhi
oleh lingkungannya. Pandangan gestalt tentang pembelajaran,
yang berdasarkan psikologi gestalt, menganggap bahwa
rangsang individual dalam lapangan pengamatan dapat dipisahkan
dari keseluruhan lapangan. Teori ini menekankan bahwa
hasilnya lebih dari sekadar jumlah bagian-bagiannya.Tolman
mencoba menggabungkan teori connectionist dengan teori kognitif
melalui model S - O-R (stimulus-organism-response), dengan
memasukkan unsur keyakinan (beliefs) yang mempengaruhi
pemilihan respons terhadap rangsangan. Penyusunan program
pelatihan dan pengembangan harus didasarkan pada konsep dan
prinsip pembelajaran dari teori ini agar program tersebut efektif.
KONSEP PEMBELAJARAN
yang dihubungkan
dengan
Positif: Berdasarkan hukum
hadia
h
efe
k
ata
u
cenderung dipelajari dan diulang.
Pengukuha
n
Thorndike,
memenuhi
Pengukuha
n
Kembal
i perilaku
kebutuha
n
kembali
positif diperlukan untuk
mendorong
perilaku yang diharapkan dari proses
pembelajaran.
Miner (1992) mengusulkan lima konsep penting untuk
pembelajaran yang efektif:
Motivasi: Pembelajaran efektif terjadi ketika individu
memiliki motivasi untuk belajar, seperti berpartisipasi
dalam kursus komputer untuk meningkatkan peluang
pekerjaan.
Pengetahuan Tentang Hasil: Memberikan umpan balik
kepada peserta pembelajaran memungkinkan mereka
menilai kemajuan mereka dan apa yang perlu ditingkatkan.
Praktek Aktif dan Pembelajaran Melalui Penghayatan:
Pembelajaran efektif melibatkan praktek aktif dan pemahaman
mendalam melalui pengalaman langsung, sehingga
peserta dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan.
Pemindahan dari Pelatihan: Penting untuk memastikan bahwa
apa yang dipelajari dalam program pelatihan dapat
diterapkan dalam situasi pekerjaan nyata. Diskusi
dengan peserta tentang implementasi pengetahuan dan
keterampilan yang mereka peroleh dalam pelatihan dalam
konteks pekerjaan mereka dapat membantu memastikan
pemindahan yang efektif.
PRINSIP BELAJAR
Prinsip-prinsip pembelajaran yang diuraikan
oleh Maier dan
termasuk proses pembelajaran
asosiatif,
Verser (1982) melibatkan berbagai aspek
pembelajaran,
pembelajaran
selektif (operant conditioning), pembedaan
pengindraan, pemerolehan keterampilan, pemahaman
dan insight, serta perubahan sikap. Aturan-
aturan untuk pembentukan asosiasi termasuk
pentingnya pengulangan, perhatian, pengulangan
yang didistribusikan,
pembelajaran keseluruhan, pengulangan
aktif, dan lainnya.
Pembelajaran
selektif
melibatkanmotivasi,
seperti penggunaan
pemberian ganjaran dan
hukuman untuk
mendorongatau
menghindarirespons
tertentu. Pembedaan
pengindraan
memerlukan
pengetahuan untuk
menentukanalat bantu
pembelajaran yang
sesuai.
Untuk
pemerolehan
keterampilanmotorik,
diperlukan metode pelatihan
yangberbeda daripada
untuk pengetahuan.
Prinsip-prinsip
pembelajaran
dengan pemahaman
ditekankan karena
memungkinkan
pengetahuanyang lebih
baik dankemampuan
untuk mengalihkan
pembelajaran ke
situasi baru, berbeda
dengan pembelajaran
hafalan.
PENYUSUNAN PROGRAM
PELATIHAN/PENGEMBANGAN
Proses penyusunan program pelatihan terdiri dari berbagai tahap,
termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan, penetapan sasaran pelatihan,
penetapan kriteria keberhasilan, penetapan metode pelatihan, pencobaan dan
revisi, serta implementasi dan evaluasi.
Identifikasi kebutuhan pelatihan mencakup
dikenalkan oleh Miner, yaitu knowledge-
based
empat jenis keterampilan
skills, singular behavior
yan
g
skills
,
limited interpersonal skills, dan social interactive skills. Program pelatihan
dapat disusun untuk tenaga kerja baru atau yang telah lama
bekerja dalam perusahaan.
Penetapan sasaran pelatihan dapat berfokus pada sasaran
kognitif, afektif, atau psikomotor, tergantung
perilaku yang ingin dicapai. Metode pelatihan di
pada
kelas
mencakup kuliah, konferensi, studi kasus, bermain peran,
bimbingan berencana, metode simulasi, dan lainnya. Setiap
metode memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
MODEL PENILAIAN KEEFEKTIFAN
PROGRAM PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
Kraiger, Ford, Salas membedakan antara penilaian
program pelatihan dan efektivitas program pelatihan.
Penilaian
pencapaian
pelatihan berkaitan dengan pengukuran
sasaran pembelajaran oleh para peserta
pelatihan, sedangkan efektivitas pelatihan mencakup
sejauh mana sasaran yang telah direncanakan tercapai,
termasuk pembelajaran dan pengalihan pelatihan.
Sackett dan Mullen membagi tujuan penilaian program
pelatihan menjadi aspek perubahan (hasil pembelajaran) dan
tingkat unjuk kerja yang tercapai (sejauh mana sasaran
program tercapai). Rothwell mengutip Kirkpatrick dalam
menyebut empat tingkat penilaian program pelatihan, yaitu
reaksi peserta, pembelajaran peserta, perubahan perilaku
peserta di pekerjaan, dan dampak pada organisasi. Setiap
tingkat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang efektivitas pelatihan.
Model penilaian ini
mengandalkan penilaian diri
peserta pelatihan untuk
menentukan apakah mereka telah
mengalami proses pembelajaran.
Kelemahannya termasuk peserta
cenderung memberikan penilaian
secara cepat, umum, kurang
cermat, dan positif. Selain itu,
sulit untuk memastikan apakah
apa yang mereka klaim tentang
pembelajaran sesuai dengan
kenyataan atau tidak.
Model reaksi dari trainee Model ‘after-only’ dan
model ‘before-after’
Kedua model penilaian ini
mencakup program pelatihan /
pendidikan tingkat dua, yaitu
perubahan perilaku pada akhir
program pra tihan sebagai
hasil belajar dan tingkat tiga,
yaitu perubahan perilaku yang
ditujukan dalam pekerjaan
sebagai hasil adanya proses
mengalihan pelatihan
ModelHanyaSesudah
Model penilaian ini hanya menggunakan tes pada akhir program pelatihan
(pos tes) untuk menilai apakah sasaran pembelajaran tercapai. Keuntungan
model ini adalah menghindari dampak kepekaan pre-test, tetapi kurang
cocok jika tujuan penilaian adalah untuk melihat perubahan atau proses
pembelajaran, terutama jika peserta telah menguasai materi pelatihan
sebelumnya. Pada penilaian pelatihan tingkat tiga, pos tes digunakan untuk
mengukur unjuk kerja setelah pelatihan, dengan asumsi bahwa terjadi
perubahan perilaku dalam pekerjaan mereka setelah pelatihan. Kelemahan
termasuk asumsi bahwa peningkatan unjuk kerja terutama disebabkan oleh
latihan dan kesulitan mencari dua kelompok identik untuk kelompok
eksperimen dan kontrol.
ModelSebelumdanSesudah
Model penilaian ini menggunakan tes pada akhir program pelatihan (pos tes)
yang mencerminkan sasaran pembelajaran. Keuntungannya adalah menghindari
dampak kepekaan pre-test, tetapi kurang cocok jika tujuan penilaian adalah
melihat perubahan atau proses pembelajaran, terutama jika peserta sudah
memiliki pemahaman sebelumnya. Dalam penilaian tingkat tiga, pos tes
digunakan untuk mengukur unjuk kerja setelah pelatihan, dengan asumsi
bahwa pelatihan telah mengubah perilaku peserta dalam pekerjaan mereka.
Namun, model ini memiliki kelemahan karena mengasumsikan bahwa
peningkatan unjuk kerja terutama disebabkan oleh latihan dan kesulitan dalam
mencari dua kelompok yang identik untuk kelompok eksperimen dan kontrol.
Pertanyaan utama adalah seberapa
besar dampak pelatihan terhadap
organisasi mengingat biayanya.
ROI digunakan untuk mengukur
efektivitas pelatihan, dengan
harapan bahwa pendapatan yang
dihasilkan melebihi biaya
investasi. Ada banyak model
evaluasi pelatihan, tetapi Holton
mengembangkan Model Penilaian
Penelitian dan Pengukuran Sumber
Daya Manusia (HRD Evaluation
Research and Measurement Model)
karena melihat kekurangan dalam
model-model yang ada.
Model Penilaian Program
Pelatihan/Pendidikan Tingkat 4
THANK
YOU
any question?

More Related Content

Similar to kelompok 3 PIO pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.pptx

Tajuk 2 pembelajaran dan hrd
Tajuk 2 pembelajaran dan hrdTajuk 2 pembelajaran dan hrd
Tajuk 2 pembelajaran dan hrd
Zilafeeq Shafilla
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
guest11d30d
 
Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)
Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)
Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)
Abdul Azisbtw
 
Aef Saefuddin
Aef SaefuddinAef Saefuddin
Aef Saefuddin
Aef1990
 
pelatihan-dan-pengembangan-sdm.ppt
pelatihan-dan-pengembangan-sdm.pptpelatihan-dan-pengembangan-sdm.ppt
pelatihan-dan-pengembangan-sdm.ppt
dpmdbusel
 
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihanMt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
danil anen
 

Similar to kelompok 3 PIO pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.pptx (20)

Kelompok 4_Prinsip-Prinsip Pelatihan & Kursus.pptx
Kelompok 4_Prinsip-Prinsip Pelatihan & Kursus.pptxKelompok 4_Prinsip-Prinsip Pelatihan & Kursus.pptx
Kelompok 4_Prinsip-Prinsip Pelatihan & Kursus.pptx
 
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdmPelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
 
Tajuk 2 pembelajaran dan hrd
Tajuk 2 pembelajaran dan hrdTajuk 2 pembelajaran dan hrd
Tajuk 2 pembelajaran dan hrd
 
Pembelajaran dan Pengembangan kel.6.pptx
Pembelajaran dan Pengembangan kel.6.pptxPembelajaran dan Pengembangan kel.6.pptx
Pembelajaran dan Pengembangan kel.6.pptx
 
Semuel kamangmau msdm viii
Semuel kamangmau msdm viiiSemuel kamangmau msdm viii
Semuel kamangmau msdm viii
 
PPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA
PPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJAPPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA
PPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Sri hartanti 6019210110 a_psi bisnis supervisor management
Sri hartanti 6019210110 a_psi bisnis supervisor managementSri hartanti 6019210110 a_psi bisnis supervisor management
Sri hartanti 6019210110 a_psi bisnis supervisor management
 
Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)
Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)
Copyofchap 5slide-111019090122-phpapp02(2)
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
MANAJEMEN PELATIHAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PELATIHAN (1).pptx
MANAJEMEN PELATIHAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PELATIHAN (1).pptxMANAJEMEN PELATIHAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PELATIHAN (1).pptx
MANAJEMEN PELATIHAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PELATIHAN (1).pptx
 
Aef Saefuddin
Aef SaefuddinAef Saefuddin
Aef Saefuddin
 
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdfPEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
PEDAGOGI PRESENTASI (1).pdf
 
TRAINING AND DEVELOPMENT
TRAINING AND DEVELOPMENTTRAINING AND DEVELOPMENT
TRAINING AND DEVELOPMENT
 
Tugas bdp fix
Tugas bdp fixTugas bdp fix
Tugas bdp fix
 
pelatihan-dan-pengembangan-sdm.ppt
pelatihan-dan-pengembangan-sdm.pptpelatihan-dan-pengembangan-sdm.ppt
pelatihan-dan-pengembangan-sdm.ppt
 
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdmPelatihan dan-pengembangan-sdm
Pelatihan dan-pengembangan-sdm
 
Training & Development
Training & DevelopmentTraining & Development
Training & Development
 
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihanMt pd p pb 3.3.  paket modul pelatihan
Mt pd p pb 3.3. paket modul pelatihan
 
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDMKuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
Kuliah VIII-IX: Pengembangan SDM
 

Recently uploaded

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 

Recently uploaded (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

kelompok 3 PIO pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.pptx

  • 1. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA UniversitasPersada Indonesia Y.A.I FAKULTAS PSIKOLOGI Psikologi Industri dan Organisasi AsharSunyotoMunandar kelompok 3
  • 3. PENGANTAR Perkembangan teknologi dan perusahaan, serta perubahan dalam ilmu sosial dan perdagangan, mendorong perlunya pelatihan dan pengembangan berkelanjutan agar perusahaan dapat bersaing di dalam dan di luar negeri. Pelatihan dan pengembangan dapat terjadi di dalam atau di luar perusahaan, termasuk pelatihan on-the-job dan off-the- job. Bab ini membahas konsep pelatihan, teori pembelajaran, prinsip pembelajaran, penyusunan program pelatihan, dan model penilaian program pelatihan.
  • 4. PENGERTIAN Pelatihan adalah proses pendidikan singkat dengan prosedu r terorganisir pengetahua n untuk tenaga kerja nonmanajerial, fokus pada dan keterampilan Pengembangan, sebaliknya, adalah teknis untuk tujuan jangk a tertentu. panjan g dengan prosedur terorganisir untuk pendidikan tenaga kerja manajerial, berkaitan dengan pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum. Meskipun berbeda, istilah "pelatihan" digunakan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan tertentu, termasuk keterampilan manajerial, dalam jangka waktu singkat untuk tenaga kerja manajerial dan nonmanajerial.
  • 5. Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan prestasi kerja. Meningkatkan mutu atau kualitas Meningkatkan ketepata n dalamperencanaan sumber daya manusia. TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Menarik dan mempertahankan tenagakerja yang baik. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Menghindarikeusangan (obsolescence) dengan mengikuti perkembangan dalambidangpekerjaan.
  • 6. TEORI PEMBELAJA RAN Proses pembelajaran terjadi saat tenaga kerja mulai bekerja dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan oleh pekerjaannya. Pembelajaran, menurut Chisnall (1995), adalah perubahan perilaku yang lebih atau kurang permanen yang terjadi sebagai hasil dari praktik. Pembelajaran merupakan variabel yang tidak dapat diamati, tetapi hasil akhirnya, seperti perubahan pola perilaku, dapat diamati. Ini mencakup perubahan yang relatif permanen dalam perilaku yang timbul dari pengalaman, pemahaman, dan latihan.
  • 7. TEORICONNECTIONIST’ Teori connectionist atau teori keterkaitan didasarkan pada asosiasi antara rangsang dan respons, di mana pembelajaran adalah proses pengembangan perilaku sebagai hasil dari paparan stimulus tertentu. Dalam teori ini, persepsi dan pemahaman (insight) tidak dianggap sebagai faktor yang signifikan dalam pembelajaran. Beberapa konsep yang termasuk dalam teori ini melibatkan pengaitan klasik (classical conditioning) oleh Pavlov, teori pengukuhan kembali (reinforcement theory) oleh Thorndike dan Hull, serta teori pengkondisian dalam kelangsungan (operant conditioning) oleh Skinner.
  • 8. Pavlov mengamati respons refleks anjing terhadap rangsang yang tidak dipelajari. Thorndike mengembangkan hukum akibat (law of effect) dalam eksperimen dengan kucing yang mencoba-coba untuk melepaskan diri dari kotak yang terkunci. Hull memperluas hukum akibat dengan mengaitkannya dengan faktor motivasi, mengatakan bahwa pembelajaran hanya terjadi jika memuaskan kebutuhan. Selanjutnya, Skinner mengembangkan konsep operant conditioning, di mana perilaku dipengaruhi oleh pemberian hadiah dan hukuman serta pengukuhan kembali yang positif. Ada berbagai jenis pengukuh-kembali, termasuk pengukuhan kembali yang positif, pembelajaran dengan upaya penghindaran, dan penghapusan (extinction).
  • 9. Dalam operant conditioning, ada empat cara penjadwalan penggunaan pengukuh-kembaliyang dapat digunakan yaitu: variable ratio reinforcement fixed ratio reinforcement variable interval reinforcement fixed interval reinforcement. Setiap jenis pengukuh-kembali ini memiliki dampak yang berbeda pada efektivitas pembelajaran.
  • 10. TEORICOGNITIVE Teori kognitif pembelajaran menitikberatkan pada proses pemahaman, kesadaran, dan penalaran dalam pembelajaran. Orang dianggap sebagai pemecah masalah aktif yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Pandangan gestalt tentang pembelajaran, yang berdasarkan psikologi gestalt, menganggap bahwa rangsang individual dalam lapangan pengamatan dapat dipisahkan dari keseluruhan lapangan. Teori ini menekankan bahwa hasilnya lebih dari sekadar jumlah bagian-bagiannya.Tolman mencoba menggabungkan teori connectionist dengan teori kognitif melalui model S - O-R (stimulus-organism-response), dengan memasukkan unsur keyakinan (beliefs) yang mempengaruhi pemilihan respons terhadap rangsangan. Penyusunan program pelatihan dan pengembangan harus didasarkan pada konsep dan prinsip pembelajaran dari teori ini agar program tersebut efektif.
  • 11. KONSEP PEMBELAJARAN yang dihubungkan dengan Positif: Berdasarkan hukum hadia h efe k ata u cenderung dipelajari dan diulang. Pengukuha n Thorndike, memenuhi Pengukuha n Kembal i perilaku kebutuha n kembali positif diperlukan untuk mendorong perilaku yang diharapkan dari proses pembelajaran. Miner (1992) mengusulkan lima konsep penting untuk pembelajaran yang efektif: Motivasi: Pembelajaran efektif terjadi ketika individu memiliki motivasi untuk belajar, seperti berpartisipasi dalam kursus komputer untuk meningkatkan peluang pekerjaan.
  • 12. Pengetahuan Tentang Hasil: Memberikan umpan balik kepada peserta pembelajaran memungkinkan mereka menilai kemajuan mereka dan apa yang perlu ditingkatkan. Praktek Aktif dan Pembelajaran Melalui Penghayatan: Pembelajaran efektif melibatkan praktek aktif dan pemahaman mendalam melalui pengalaman langsung, sehingga peserta dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan. Pemindahan dari Pelatihan: Penting untuk memastikan bahwa apa yang dipelajari dalam program pelatihan dapat diterapkan dalam situasi pekerjaan nyata. Diskusi dengan peserta tentang implementasi pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam pelatihan dalam konteks pekerjaan mereka dapat membantu memastikan pemindahan yang efektif.
  • 13. PRINSIP BELAJAR Prinsip-prinsip pembelajaran yang diuraikan oleh Maier dan termasuk proses pembelajaran asosiatif, Verser (1982) melibatkan berbagai aspek pembelajaran, pembelajaran selektif (operant conditioning), pembedaan pengindraan, pemerolehan keterampilan, pemahaman dan insight, serta perubahan sikap. Aturan- aturan untuk pembentukan asosiasi termasuk pentingnya pengulangan, perhatian, pengulangan yang didistribusikan, pembelajaran keseluruhan, pengulangan aktif, dan lainnya.
  • 14. Pembelajaran selektif melibatkanmotivasi, seperti penggunaan pemberian ganjaran dan hukuman untuk mendorongatau menghindarirespons tertentu. Pembedaan pengindraan memerlukan pengetahuan untuk menentukanalat bantu pembelajaran yang sesuai. Untuk pemerolehan keterampilanmotorik, diperlukan metode pelatihan yangberbeda daripada untuk pengetahuan. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pemahaman ditekankan karena memungkinkan pengetahuanyang lebih baik dankemampuan untuk mengalihkan pembelajaran ke situasi baru, berbeda dengan pembelajaran hafalan.
  • 15. PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN/PENGEMBANGAN Proses penyusunan program pelatihan terdiri dari berbagai tahap, termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan, penetapan sasaran pelatihan, penetapan kriteria keberhasilan, penetapan metode pelatihan, pencobaan dan revisi, serta implementasi dan evaluasi. Identifikasi kebutuhan pelatihan mencakup dikenalkan oleh Miner, yaitu knowledge- based empat jenis keterampilan skills, singular behavior yan g skills , limited interpersonal skills, dan social interactive skills. Program pelatihan dapat disusun untuk tenaga kerja baru atau yang telah lama bekerja dalam perusahaan.
  • 16. Penetapan sasaran pelatihan dapat berfokus pada sasaran kognitif, afektif, atau psikomotor, tergantung perilaku yang ingin dicapai. Metode pelatihan di pada kelas mencakup kuliah, konferensi, studi kasus, bermain peran, bimbingan berencana, metode simulasi, dan lainnya. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
  • 17. MODEL PENILAIAN KEEFEKTIFAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Kraiger, Ford, Salas membedakan antara penilaian program pelatihan dan efektivitas program pelatihan. Penilaian pencapaian pelatihan berkaitan dengan pengukuran sasaran pembelajaran oleh para peserta pelatihan, sedangkan efektivitas pelatihan mencakup sejauh mana sasaran yang telah direncanakan tercapai, termasuk pembelajaran dan pengalihan pelatihan.
  • 18. Sackett dan Mullen membagi tujuan penilaian program pelatihan menjadi aspek perubahan (hasil pembelajaran) dan tingkat unjuk kerja yang tercapai (sejauh mana sasaran program tercapai). Rothwell mengutip Kirkpatrick dalam menyebut empat tingkat penilaian program pelatihan, yaitu reaksi peserta, pembelajaran peserta, perubahan perilaku peserta di pekerjaan, dan dampak pada organisasi. Setiap tingkat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang efektivitas pelatihan.
  • 19. Model penilaian ini mengandalkan penilaian diri peserta pelatihan untuk menentukan apakah mereka telah mengalami proses pembelajaran. Kelemahannya termasuk peserta cenderung memberikan penilaian secara cepat, umum, kurang cermat, dan positif. Selain itu, sulit untuk memastikan apakah apa yang mereka klaim tentang pembelajaran sesuai dengan kenyataan atau tidak. Model reaksi dari trainee Model ‘after-only’ dan model ‘before-after’ Kedua model penilaian ini mencakup program pelatihan / pendidikan tingkat dua, yaitu perubahan perilaku pada akhir program pra tihan sebagai hasil belajar dan tingkat tiga, yaitu perubahan perilaku yang ditujukan dalam pekerjaan sebagai hasil adanya proses mengalihan pelatihan
  • 20. ModelHanyaSesudah Model penilaian ini hanya menggunakan tes pada akhir program pelatihan (pos tes) untuk menilai apakah sasaran pembelajaran tercapai. Keuntungan model ini adalah menghindari dampak kepekaan pre-test, tetapi kurang cocok jika tujuan penilaian adalah untuk melihat perubahan atau proses pembelajaran, terutama jika peserta telah menguasai materi pelatihan sebelumnya. Pada penilaian pelatihan tingkat tiga, pos tes digunakan untuk mengukur unjuk kerja setelah pelatihan, dengan asumsi bahwa terjadi perubahan perilaku dalam pekerjaan mereka setelah pelatihan. Kelemahan termasuk asumsi bahwa peningkatan unjuk kerja terutama disebabkan oleh latihan dan kesulitan mencari dua kelompok identik untuk kelompok eksperimen dan kontrol.
  • 21. ModelSebelumdanSesudah Model penilaian ini menggunakan tes pada akhir program pelatihan (pos tes) yang mencerminkan sasaran pembelajaran. Keuntungannya adalah menghindari dampak kepekaan pre-test, tetapi kurang cocok jika tujuan penilaian adalah melihat perubahan atau proses pembelajaran, terutama jika peserta sudah memiliki pemahaman sebelumnya. Dalam penilaian tingkat tiga, pos tes digunakan untuk mengukur unjuk kerja setelah pelatihan, dengan asumsi bahwa pelatihan telah mengubah perilaku peserta dalam pekerjaan mereka. Namun, model ini memiliki kelemahan karena mengasumsikan bahwa peningkatan unjuk kerja terutama disebabkan oleh latihan dan kesulitan dalam mencari dua kelompok yang identik untuk kelompok eksperimen dan kontrol.
  • 22. Pertanyaan utama adalah seberapa besar dampak pelatihan terhadap organisasi mengingat biayanya. ROI digunakan untuk mengukur efektivitas pelatihan, dengan harapan bahwa pendapatan yang dihasilkan melebihi biaya investasi. Ada banyak model evaluasi pelatihan, tetapi Holton mengembangkan Model Penilaian Penelitian dan Pengukuran Sumber Daya Manusia (HRD Evaluation Research and Measurement Model) karena melihat kekurangan dalam model-model yang ada. Model Penilaian Program Pelatihan/Pendidikan Tingkat 4
  • 23.