2. Pasar dan Kondisi Struktur Persaingan Usaha
Pasar adalah tempat pertemuan individu yang
meminta faktor maupun barang dan jasa serta
individu yang menawarkan faktor maupun barang
dan jasa.
Para individu meminta sebuah barang yang
memiliki harga terjangkau, berkualitas baik, dapat
digunakan dalam jangka panjang, bisa dilihat dari
segi estetika, dan masih banyak lagi.Faktor-faktor
tersebutlah yang membuat para individu penawar
barang atau jasa bersikeras untuk dapat menarik
pelanggan dan terciptalah persaingan antara
individu penawar yang satu dengan yang lainnya
atau persaingan dalam usaha.
Dalam kondisi
persaingan, pada
dasarnya setiap orang
akan punya kesempatan
yang sama untuk
berusaha dan dengan
demikian hak setiap
manusia untuk
mengembangkan diri (the
right to self-
development)menjadi
terjamin.
3. Kebijakan Pemerintah Tentang
Persaingan Dan Investasi
1. Undang Undang Antimonopoli (untuk mengatur
masalah perilaku perusahaan agar tidak
menyalahgunakan market power-nya)
2. Deregulasi dan liberalisasi ekonomi( untuk
menciptakan agar mekanisme pasar dapat
berjalan dengan intervensi pemerintah yang
minimal)
• Deregulasi adalah sistem yang mengatur tindakan
atau proses menghilangkan/mengurangi sebuah
peraturan.
4. 3. Terbentuknya KPPU sebagai perwujudan UU
antimonopoli untuk mengawasi adanya perilaku
antipersaingan.
4. Adanya UU No.25 tahun 2007 tentang
penanaman modal
5. Paket kebijakan ekonomi, salah satunya tentang
deregulasi dan debirokratisasi peraturan untuk
mempermudah investasi.
6. Daftar Negatif Investasi (DNI) sebagai alat
kebijakan pemerintah yang berfungsi untuk
mengatur investasi di Indonesia.
5. Persaingan Usaha Di Era Otonomi
Daerah
• Banyak peraturan yang dikeluarkan pemerintah
pusat maupun daerah yang bersifat distortif.
• Terjadi kekhawatiran terbitnya peraturan yang
bersifat antipersaingan.
• Jauh sebelum pelaksanaan otoda sudah ada
kebijakan yang bersifat antipersaingan seperti: tariff
barriers dan non tariff barriers
6. • Contoh peraturan yang terjadi dan
bersifat antipersaingan: pemberian hak
monopsoni sekaligus monopoli kepada
BPPC,
• Sumber-sumber perilaku antipersaingan
ada dua, yaitu karena sebab alamiah dan
karena sebab-sebab yang diciptakan
(government intervention).
• Adanya kebijakan yang menghambat
berjalannya mekanisme pasar tetapi
bukan perilaku antipersaingan.
7. Tentang Larangan
Praktek Monopoli
dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat,
yang disahkan pada
tanggal 5 Maret
1999 oleh Presiden
B.J. Habibie
Melindungi para pelaku usaha di
Indonesia
Meningkatkan kualitas ekonomi
nasional
Melindungi para konsumen
(protect consumen)
Mengutamakan kompetisi dalam
usaha dengan baik
Meningkatkan keefektifan dan
efisiensi dalam kegiatan usaha
Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Indonesia.
Meminimalisir adanya monopoli
dalam kegiatan usaha
8. TITIK LEMAH UU NOMOR 5 TAHUN 1999
• Subjek Hukum Persaingan Usaha Indonesia
Hanya berlaku untuk para pelaku usaha di
dalam negeri dan tidak berlaku untuk pelaku usaha
luar negeri.
• Pemberitahuan merger
Belum sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum
Persaingan Usaha. Merger ialah istilah peleburan,
penggabungan, dan pengambilalihan dalam Hukum
Persaingan Usaha. Indonesia menganut post
merger notification.
9. • Hukum acara yang terdapat di dalam UU No. 5
Tahun 1999 tidak jelas dan tidak lengkap.
KPPU sangat sulit untuk mendapatkan bukti
sebagaimana diamanatkan dalam pasal 42 UU No. 5
Tahun 1999.
Tidak dikenalnya bukti tidak langsung dalam hukum
acara di Indonesia.
Pembayaran denda didasarkan pada kesukarelaan
pelaku usaha
Tidak jelasnya penerapan prinsip the rule of reason
dalam putusan perkara persaingan usaha.