Laporan ini membahas penerapan K3 di PT Indocement Tunggal, meliputi pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, pelatihan K3, penggunaan APD, serta evaluasi pelaksanaan K3. Tujuannya adalah mengetahui dan memahami penerapan standar K3 di industri sesuai peraturan pemerintah.
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
K3 INDUSTRI
1. TUGAS LAPORAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PENERAPAN K3 DI PT. INDOCEMENT TUNGGAL TBK
Disusun Oleh :
Kharunia Septia Prima (1530118)
Dosen Pengampu :
Drs. Zudarmi, M.Si
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI AGRO
POLITEKNIK ATI PADANG
2016/2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat menekan tingkat kecelakaan kerja baik
disebabkan kondisi lingkungan kerja yang berbahaya maupun perbuatan tenaga
kerja yang berbahaya serta dapat mengurangi penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya meningkatkan produksi dan produktivitas. Pemerintah juga mendukung
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja denga mewajibkan bagi
perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menerapkan Undang-undang No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai tindakan
pengendalian terhadap potensi-potensi serta faktor bahaya yang mungkin muncul.
Keselamatan kerja yang diterapkan dengan baik dapat memberikan perlindungan
bagi tenaga kerja, pelaksanaan keselamatan kerja sesuai dengan kebijakan
Pemerintah yaitu Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Tenaga Kerja yang meliputi :
1) Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral kerja.
2) Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :
a. Norma keselamatan kerja.
b. Norma kesehatan kerja dan higene perusahaan.
c. Norma kerja.
d. Pemberian ganti rugi, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.
3. 1.2. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di industri.
3. Mengetahui dan memahami standar kesehatan dan keselamatan kerja yang
ada.
4. Mengetahui resiko bahaya yang mungkin terjadi di lokasi produksi.
5. Mengetahui kecelakaan yang pernah terjadi di lokasi produksi.
4. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
K3 secara praktis diartikan sebagai upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat
kerja termasuk orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produk
dapat secara aman dan efisien dalam produksinya.Menurut Mangkunegara (2002,
p.163)Keselamatan dan kesehatan kerjaadalahsuatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari
resiko kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil
dibawah nilai tertentu (Simanjuntak, 1994). Sedangkan kesehatan kerja dapat
diartikan sebagai kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja
(Simanjuntak, 1994).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit,
kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007
mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor
yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.
Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta
definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan
kerja adalah suatu program yangmenjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di
tempat kerja.
5. 2.2. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting
dalam aktivitas dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini tergantung pada seberapa besar
pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. K3 menjadi wacana industri
abad ini setelah ditemukannya teori – teori yang representatif yang mendukung
akan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul
dalam kegiatan industri yang lebih luas.
Walaupun hakekat bahaya bersifat labil dan tidak bisa direncanakan akan
tetapi setidaknya dengan program K3 membantu dalam menjamin
peminimalisasian bahaya dan manajemen resiko. Hal ini sangat besar
pengaruhnya terhadap dinamika industri.
Tujuan dari penerapan K3 dalam suatu industri adalah :
1. Menerapkan peraturan pemerintah UUD 1945 pasal 27 ayat 2, UU No. 14
Tahun 1969 pasal 9 & 10 Tentang pokok – pokok Ketenagakerjaan, dan UU
No. 1 Tahun 1970 Tentang keselematan kerja
2. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan
kerja yang terintregasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan,
dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif (SMK3, pasal 2 ).
Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak
diperhatikan. Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan
kecelakaan bagi pekerja. Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa
kecelakaan itu :
1. Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri.
2. Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami kecelakaan.
6. 3. Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah
membayar (menggaji) maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan
pekerja.
4. Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan.
.
2.3. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Standar adalah sebuah norma atau patokan yang diterima dan disetujui
untuk mengukur sesuatu kuantitas dan kualitas. Standar kualitas menyatakan
sesuatu secara spesifik tetapi tanpa kuantitas yang eksak.Standar ini dikategorikan
menjadi dua :
a. Standar berdasar konsensus, ialah standar yang disetujui oleh sekelompok
orang, namun pemakaiannya tidak ditentukan oleh undang-undang.
b. Standar di bawah peraturan, adalah standar yang pemakiannya diwajibkan
oleh pemerintah. Selain penggolongan standar ke dalam standar konsensus
dan standar di bawah peraturan, masih ada penggolongan lain dengan dasar
yang lain, ialah : Standar Spesifikasi, ialah standar yang menerangkan kondisi
fisis dan Standar performa, ialah standar yang menentukan bagaimana sesuatu
pekerjaan itu harus dilaksanakan atau apakah yang harus dicapai.
2.3.1.Undang-undang Keselamatan Kerja
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana,
dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No.1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan
7. undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di
wilayah kekuasaan hukum NKRI. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah
UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan
bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak
dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/
penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan
modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
2.3.2 Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan
Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation
Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan
kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para
pekerja.
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm,
masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.
Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar terlindung dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari resiko yang
ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan ala-alat
pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan. Berikut ini akan diuraikan
8. beberapa alat pelindung yang biasa dipakai dalam melakukan pekerjaan listrik dan
elektronika.
2.3.3 Rambu - rambu keselamatan kerja
1. Larangan
Gambar lingkaran dengan diagonal berwarna merah di atas putih. Rambu-rambu
tersebut berarti suatu larangan. Contoh: sebatang rokok sedang menyala dengan
warna hitam, berarti larangan merokok.
2. Perintah
Gambar putih di atas biru mempunyai arti suatu perintah, contoh :
Safety Helmets
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
Tali Keselamatan (safety belt)
9. Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun
peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain).
Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
10. Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan
alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
Masker (Respirator)
11. Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja ( misal
pekerjaan menggerinda ).
Jas Hujan (Rain Coat)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja ( tanda bekerja pada waktu
hujan atau sedang mencuci alat ).
3. Peringatan
Tanda peringatan ini berbentuk segitiga dengan warna hitam diatas putih.
4. Pemberitahuan
12. Tanda/petunjuk ini berbentuk segi empat dengan gambar sebuah palang tengah-
tengah warna putih di atas hijau. Rambu-rambu Ini berarti tempat untuk
memberikan pertolongan pada waktu terjadi kecelakaan atau PPPK.
13. BAB III
PEMBAHASAN
3.1Penerapan K3 di Perusahaan
1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja (awal, berkala, khusus)
1. Awal : pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Pada Indocement tunggal prakasa TBK Pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk
melakukan pekerjaan. Bertujuan agar tenaga kerja yang diterima berada
dalam kondisi kesehatan yang sangat baik, cocok untuk pekerjaan yang
aman untuk dilakukannya sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja yang bersangkutan dapat dijamin.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
Pada PT Indocement tunggal prakasa TBK Pemeriksaan kesehatan pada
waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter
3. Pemerkisaan kesehatan khusus
PT Indocement tunggal prakasa TBK pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu,
karena pada perusahaan ini tenaga kerja sering berpaparan dengan
debu-debu semen sehingga merusak paru-paru dan ginjal maka bagi
pekerja yang mengalami penyakit akibat paparan semen tersebut
dilakukan pemeriksaan khusus.
2. Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan Terhadap Tenaga
Kerja
Dalam pembinaan dan pengawasan tenaga kerja dapat dilihat pada
pendekatan preventif. Pendekatan preventif adalah usaha yang dilakukan
individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan ataupun
14. kerugian bagi seseorang/masyarakat. Pembinaan dan Pengawasan
Terhadap Lingkungan Kerja
Hal ini dilakukan perusahaan agar dapat mengantisipasi terhadap faktor-
faktor lingkungan kerja, faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
a) Faktor bahaya fisik
Pada PT Indocement tunggal prakasa faktor bahaya yang biasa
dihadapi pekerja ialah tertimpa sak semen, paparan debu semen dan
sebagainya
b) Faktor bahaya kimia
Pada PT ini faktor bahaya yang dihadapi tenaga kerja biasanya hanya
zat-zat kimia campuran pembuat semen seperti senyawa batuan alam
CaCO3.
c) Faktor bahaya biologi
Tidak ada
d) Faktor bahaya fisiologi (biomekanik/ ergonomi)
tidak ada
e) Faktor bahaya sosial/psikologi
Tekanan fisik dari kepribadian para pekerja
3. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan Sanitasi
Penerapan sanitasi industri dengan cara :
a) Penyediaan air
Pada PT Indocement tunggal prakasa penyediaan air bersih biasanya
sangat banyak untuk proses produksi semen, dan konsumsi para tenaga
kerja
b) Sanitasi makanan
Makanan sterilisasi yang biasanya disediakan untuk para pekerja
antara lain di PT Indocement tunggal prakasa
c) Pemeliharaan fasilitas industri
Pemeliharaan alat-alat produksi semen
15. d) Pencegahan dan pembasmian serangga
e) Pembuangan limbah rumah tangga dan industri
Pembuangan di buat secara ramah lingkungan
f) Pembentukan tim sanitasi
g) Penyediaan perlengkapan fasilitas kebersihan
Pada PT Indocement tunggal prakasa fasilitas kebersihannya seperti:
1.alat pembersih lantai
2.kipas debu
3. alat penghisap debu
h) Tata rumah tangga perusahaan
Tata letak penyimpanan barang-barang sak semen pada gudang PT
Indocement tunggal prakasa dan tata rumah tangga pada kantor PT
Indocement tunggal prakasa
4. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan Kesehatan Tenaga Kerja
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja di
PT Indocement tunggal prakasa dilakukan dengan penggunaan APD (alat
pelindung diri). Seperti rompi safety, helm safety, sepatu safety, sarung
tangan safety dan masker safety. APD merupakan suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan di tempat kerja. APD meliputi pelindung mata dan wajah,
pelindung telinga, pelindung pernafasan beserta kelengkapannya,
pelindung tangan dan pelindung kaki.
PT Indocement tunggal prakasa memiliki Kewajiban untuk
menunjukan dan menjelaskan pada setiap tenaga kerja tentang kondisi
kerja, sumber-sumber resiko, alat-alat pengaman dan pelindung kerja, cara
dan sikap yang aman. Menyediakan alat-alat pelindung diri.
16. 5. Pencegahan dan Pengobatan Terhadap Penyakit Umum dan PAK
Upaya pencegahan penyakit akibat kerja yaitu:
a) Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan terhadap para pekerja di PT Indocement tunggal
prakasa yang mengalami penyakit akibat kerja seperti asma karna
paparan debu
b) Pemeriksaan kesehatan khusus
Dilakukan terhadap para pekerja di PT Indocement tunggal
prakasa yang mengalami penyakit khusus akibat kerja seperti
penyakit paru-paru dan ginjal karena berpaparan langsung dengan
kegiatan produksi semen.
c) Pelayanan kesehatan
Pada PT Indocement tunggal prakasa melayani tenaka kerja yang
ingin memeriksa kesehatan dan memiliki kantor pelayanan
kesehatan sendiri.
d) Penyediaan saran dan prasarana serta perbaikan tempat kerja yang
lebih aman, sehat, dan ergonomis.
Pada PT Indocement tunggal prakasa sarana prasarana nya berupa
penyediaan APD untuk tenaga kerja dan asuransi jaminan
kesehatan
6. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pada PT Indocement tunggal prakasa kotak P3K dan memiliki orang
yang ahli di bidang kesehatan dengan adanya sertifikasi dan bekerja pada
jamnya, seperti tenaga kerja yang tiba-tiba mengalami penyakit akibat
kerja akibat seperti asma, keracunan zat kimia dan lain-lain.
7. Pendidikan Kesehatan Untuk Tenaga Kerja dan Latihan Untuk Petugas
P3K
Bagi tenaga kerja yang baru bergabung pada PT Indocement tunggal
prakasa mendapatkan pelatihan dan pengarahan dari pihak perusahaan dan
pengarahan mengguunakan APD dan bahaya akibat produksi semen.
17. 8. Memberikan Nasehat Mengenai Perencanaan dan Pembuatan Tempat
Kerja, Pemilikan Alat Pelindung Diri yang Diperlukan dan Gizi, Serta
Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja.
Pada PT Indocement tunggal prakasa biasanya penyediaan makanan pada
jam istirahat seperti jam 12.00.
9. Membantu Usaha Rehabilitasi Akibat Kecelakaan dan PAK
PT Indocement tunggal prakasa akan memberikan bantuan dan asuransi
terhadap tenaga kerja yang mengalami kecelakaan akibat bekerja atau
kecelakaan kerja seperti akibat paparan debu semen.
10. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Tenaga Kerja dengan Kelainan
Tertentu dalam Kesehatannya.
11. Perusahaan memberikan kebutuhan khusus terhadap karyawan yang
memiliki kebutuhan khusus, agar dapat membantu karyawan yang
memiliki kebutuhan khusus tersebut.
12. Memberikan Laporan Berkala tentang PKK Kepada Pengurus.
Supervisor pada PT Indocement tunggal prakasa meberikan laporan
berkala kepada pimpinan PT Indocement tunggal prakasa
18. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.3 Kesimpulan
PT Indocement tunggal prakasa adalah salah satu sektor industri yang
menyerap tenaga kerja cukup besar, kesehatan dan keselamatan kerja bagi para
pekerjanya perlu mendapatkan perhatian secara serius, karena apabila hal tersebut
dibiarkan, akan membawa dampak yang kurang baik bagi para pekerja,
perusahaan, maupun bagi lingkungan sekitar. Dampak tersebut dapat berakibat
pada bahaya fisik, biologis, dan kimia. Pada PT Indocement tunggal prakasa
selalu berusaha memenuhi standar K3 yang berlaku di Indonesia maupun
Internasional. Di PT Indocement tunggal prakasa masih terjadinya kecelakaan
kerja, hal itu menandakan belum optimalnya penerapan K3 di lokasi produksi.
3.4 Saran
PT Indocement tunggal prakasa, Usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yaitu merubah konstruksi bangunan tempat
produksi, seperti meninggikannya, pemberian jendela dengan ventilasi yang
cukup baik, memfasilitasi APD yang memadai, dan menyediakan asuransi bagi
para pekerja serta penggunaan perlengkapan pengaman yang menunjang
kesehatan dan keselamatan kerja.