1. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 25
BAB III
METODOLOGI
3.1 Jenis Penelitian
Dalam studi Transportasi Kapal Full Container 504 TEUs menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif, Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi
semua penelitian. Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar
dapat dilakukan analisis statistik (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
Dalam pengumpulan data dan informasi Transportasi Kapal Full Container
504 TEUs ini dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
3.2 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung
terhadap kapal rancangan, melakukan berbagai perhitungan, dan melakukan
penelitian serta kajian terhadap karakteristik kapal rancangan yang meliputi
1. Perhitungan Ukuran Utama Kapal
Perhitungan ukutan utama kapal bertujuan untuk menentukan
berbagai aspek, mulai dari aspek ruang muat, ruang bbm, area pelayaran,
dan berbagai aspek lainnya.
2. Perhitungan Area Pelayaran
Perhitungan area pelayaran bertujuan untuk menentukan jarak
pelayaran, waktu perjalanan, area pelayaran dimana perhitungan ini sangat
erat kaitannya dengan lamanya waktu pengantaran barang sampai tujuan
dan perhitungan biaya bahan bakar.
3. Perhitungan Mesin Penggerak
Perhitungan mesin penggerak bertujuan untuk menentukan seberapa
besar daya mesin yang dibutuhkan untuk mendorong kapal dalam
pelayarannya, untuk perhitungan penggunaan BBM, dimana konsumsi
bahan bakar rata-rata menghabiskan biaya sekitar 40% dari biaya
keseluruhan.
2. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 26
3.3 Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari beberapa sumber yang terkait dengan
transportasi laut serta laporan hasil studi terdahulu yang berhubungan dengan
transportasi kapal container. Dalam proses pengumpulan seunder, dikumpulkan
data pendukung seperti berikut:
1) Data penjualan kapal
2) Data gaji dan tunjangan awak kapal di indonesia
3) Data tarif angkutan laut
4) Data logistic untuk keperluan awak kapal
5) Data Asuransi kapal
6) Data operasional pelabuhan
7) Data biaya surat-surat kapal
8) Data biaya penyusutan kapal
9) Data biaya perawatan kapal
10) Data biaya pajak
11) Data harga BBM dan oli Pelumas
12) Data harga Air Tawa
13) Data Biaya Kepelabuhanan
14) Biaya bongkar/muat container
15) Biaya pemasaran
Data-data diatas adalah data hasil pencarian berdasarkan data yang ada
dipasaran atau bisa juga diartikan sebagai data-data yang telah peneliti terdahulu
lakukan berdasarkan aspek-aspek tertentu dan bersifat tidak tetap, penyusun hanya
mengambil sebagian data yang bersangkutan dengan kapal rancangan.
3.4 Metode RFR ( Required Freight Rates )
Jasa angkutan penyeberangan merupakan sarana transportasi pemindahan
barang dan penumpang antar pulau yang mengalami peningkatan sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Namun perusahaan-perusahaan angkutan
penyeberangan terancam bangkrut disebabkan oleh meningkatnya biaya
operasional sedangkan pendapatan relatif tetap. Melihat kenyataan tersebut maka
perlu dilakukan kajian yang lebih lanjut untuk mengetahui berapa besar tarif yang
dikehendaki perusahaan-perusahaan tersebut yang sebenarnya. Tarif ini disebut
3. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 27
dengan RFR {Required Freight Rate). Perhitungan RFR (Required Freight Rate)
ini menyertakan unsur eksternalitas yang pada umumnya belum termasuk dalam
perhitungan biaya operasional per tahunnya. RFR ( Required Freight Rates ) adalah
biaya yang dikeluarkan dalam suatu proyek transportasi untuk memindahkan
sejumlah barang atau penumpang dari tempat asal ketempat tujuan. Nilai RFR
banyak di tentukan oleh produksi jasa transportasi. Kriteria RFR dapat digunakan
untuk menilai kelayakan tarif yang berlaku atau sebagai dasar penentuan tarif yang
akan ditawarkan kepada pihak pemakai jasa angkutan. (Ir. Setiojoprajudo, M.SE ,
Soebagyo, SE) [9].
Sumber :Analisa Data Flow Chart
Gambar 3.1 Flow Chart RFR
3.5 Biaya-Biaya
Biaya kapal adalah banyaknya pengeluaran mulai dari harga kapal itu
sendiri serta biaya operasional kapal pada saat berlayar dan berlabuh. Biaya kapal
dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kelompok biaya tetap dan biaya variable, patokan yang dipakai
dalam klasifikasi biaya ini adalah reaksi suatu unsur perubahan yang
terjadi pada tingkat operasi/produksi. Pada tingkat produksi ada unsur
biaya yang besarnya berubah sejalan dengan perubahan tingkat produksi.
4. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 28
b. Kelompok biaya langsung dan tidak langsung, patokan yang
dipakai dalam klasifikasi biaya ini ditinjau dari segi operasional, apakah
suatu unsur biaya ini terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
proses produksi.
Adapun jenis-jenis biaya jika dikelompokkan dalam biaya tetap dan biaya
variable kemudian disesuaikan dengan biaya operasional kapal maka akan
diperoleh sebagai berikut:
3.5.1 Biaya Operasional Kapal (BOK)
Biaya Operasional Kapal adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan pengoperasian kapal dalam sebuah pelayaran, yang dikelompokkan atas
komponen biaya-biaya selama kapal berada di pelabuhan dan biaya kapal selama
kapal melakukan kegiatan pelayaran yang terdiri atas:
3.5.2 Biaya Langsung
1. Biaya Tetap
Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 58 tahun
2003, biaya tetap terdiri dari:
a. Biaya Penyusutan Kapal (depresiasi)
Biaya depresiasi, yaitu biaya penyusutan harga kapal
BPK =
๐ป๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐โ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐ข
๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ฆ๐ข๐ ๐ข๐ก๐๐
Dimana :
Nilai Residu 5% dari harga kapal dengan Masa penyusutan 25
tahun untuk kapal baru dan 20 tahun untuk kapal bekas.
b. Biaya Bunga Modal
BBM =
๐+1
2
(65% ๐ป๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐)(๐๐๐๐๐๐๐ก
๐ต๐ข๐๐๐
๐ก๐โ๐ข๐
)
๐
Dimana:
N = Jangka waktu pinjaman adalah 10 tahun Modal pinjaman
dihitung 65% dari harga kapal, berarti uang muka sebesar
35% (tergantung dari kebijakan masing-masing Bank).
Tingkat bunga didasarkan atas tingkat harga yang berlaku
umum.
5. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 29
c. Biaya Asuransi
Biaya asuransi adalah uang premi tahunan yang dibayarkan
kepada lembaga asuransi untuk pertanggungan atas resiko kerusakan atau
musnahnya kapal atau resiko-resiko lainnya. Menurut Purba (1998, 84),
pertanggungan yang diperlukan oleh pemilik kapal dalam kegiatannya
mengoperasikan kapal sebagai alat pengangkut muatan adalah a) Hull and
machinery insurance, yaitu jaminan terhadap Partia loss (resiko kerusakan
lambung, permesinan, dan perlengkapan kapal), serta total loss atau resiko
musnahnya kapal. b) Increased value insurance, yaitu jaminan terhadap
kerugian abstrak seperti hilangnya pekerjaan anak buah kapal sebagai
dampak dari musnahnya kapal. c) Freight insurance, yaitu jaminan
terhadap resiko kehilangan penghasilan (uang tambang) sebagai akibat
dari kerusakan atau kehilangabn kapal. d) Protection and indemnity
insurance, yaitu jarninan terhadap resiko kerugian yang diderita atas
kerugian yang tidak dijamin oleh penanggung. Besarnya premi asuransi
kapal/tahun adalah 1,5% dari harga kapal.
d. Biaya Anak Buah Kapal (ABK)
Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 58 tahun
2003, biaya anak buah kapal, terdiri dari:
1. Gaji Upah
Gaji rata-rata / orang / bulan x Jumlah ABK x 12 bulan
2. Tunjangan
Tunjangan rata-rata ABK / Orang / Tahun
3. Makan
Uang makan/orang/hari x Jumlah hari x Jumlah ABK x 12
bulan
4. Premi Layar
Premi Layar/orang/hari x Jumlah hari x Jumlah ABK x 12
bulan
5. Kesehatan
6. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 30
Tunjangan Kesehatan/orang/bulan x Jumlah ABK x 12
bulan
6. Pakaian Dinas
2 (dua) Stel / Orang / Tahun
7. JAMSOSTEK
5% x Gaji ABK
8. Tunjangan Hari Raya
Diberikan 1(satu) bulan gaji
2. Biaya tidak tetap
a. Biaya Bahan Bakar Selama Berlayar
Pemakaian bahan bakar, berangkat dari performance
tenaga penggerak kapal (HP), yaitu besar daya yang diperlukan
kapal dengan kecepatan tertentu pada kondisi displacement
perencanaan kapal. Komposisi pemakaian bahan bakar pada
mesin bantu kapal untuk pemakaian penerangan, pompa-pompa,
mesin jangkar, mesin kemudi, dan lain-lain. Besar pemakaian
bahan bakar kapal ditentukan oleh lamanya waktu kapal di laut
dan di pelabuhan, dan besar tenaga penggerak kapal dan mesin
bantu, pemakaian bahan bakar di laut digunakan untuk mesin
penggerak utama kapal dan mesin bantu kapal, sedangkan untuk
pemakaian bahan bakar di pelabuhan digunakan untuk mesin
bantu kapal. Menurut Poelsh besarnya konsumsi bahan bakar
minyak dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
berikut:
WDO 1 = [(๐๐ ๐๐ ๐ฑ ๐ ๐๐)+ (๐๐ ๐๐ ๐ฑ ๐ ๐๐)]x
๐
๐๐ฌ
x ๐๐โ๐ x ฮถ
Dimana :
PbME = Mesin Utama
PbAE = A/E (Auxyliry Engine)/Mesin Bantu
PbME = Koefisien pemakaian Bahan Bakar
S = Radius Pelayaran (Mill Laut)
7. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 31
Vs = Kecepatan (Knots)
ฮถ = (nilai koefisien 1.3~1.5)
b. Berat Bahan Bakar Selama Di Pelabuhan
Selama kapal berada dipelabuhan, kapal hanya
menggunakan mesin bantu sedangkan mesin induk mati.
Penggunaan mesin bantuk hanya untuk pembangkit listrik,
pendingin ruangan, dan peralatan yang memerlukan listrik ataupun
pompa-pompa air.
WDO2 = [(๐๐ ๐๐ ๐ฑ ๐ ๐๐)]x Wp x ๐๐โ๐ x ฮถ
Dimana :
PbAE = A/E (Auxyliry Engine)/Mesin Bantu
PbME = Koefisien pemakaian Bahan Bakar
S = Radius Pelayaran (Mill Laut)
Vs = Kecepatan (Knots)
ฮถ = (nilai koefisien 1.3~1.5)
Wp = Waktu di pelabuhan (Jam)
Konsumsi bahan bakar per tahun (KB) adalah total
konsumsi bahan bakar dikali frekuensi pelayaran dalam setahun
(f).
KB = ( WFL + W ) x f
Biaya bahan bakar pertahun (BB) adalah total konsumsi
bahan bakar per tahun (KB) dikali dengan harga bahan bakar
diesel (HB).
BB = HB x KB
c. Biaya Minyak Pelumas
Pemakaian minyak lumas adalah untuk penggantian secara
periodik atau jarak pelayaran untuk pemeliharaan terhadap mesin-
mesin. Jumlah kebutuhan minyal lumas tergantung dari jenis dan
besarnya tenaga penggerak. Jangka waktu penggantian biasanya
berdasarkan waktu atau jam kerja mesin-mesin itu merata
terhadap umur teknis kapal 25 tahun, dan nilai sisa kapal
diperhitungkan sama dengan nol. Menurut Poelsh besarnya
8. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 32
konsumsi minyak pelumas dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
1. Berat Minyak Pelumas selama berlayar (Weight Of Lubricating
Oil (WLO1)
WLO = 0.04 x WDO1
2. Berat Minyak Pelumas selama berlayar (Weight Of Lubricating
Oil (WLO2)
WLO = 0.04 x WDO2
Konsumsi minyak pelumas pertahun (ML) adalah jumlah
pemakaian minyak pelumas dikali dengan frekuensi pelayaran
pertahun (f).
ML = (WLI + WLp ) x f
Biaya minyak pelumas pertahun (BL) adalah jumlah
pemakaian minyak pelumas pertahun (ML) dikali harga minyak
pelumas (HL).
BL = HL x ML
d. Biaya Air Tawar
Pemakaian air tawar pada kapal adalah untuk pendingin
mesin utama, mesin bantu dan untuk konsumsi, mandi dan
mencuci. Menurut Poehls besarnya konsumsi air tawar dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
1. Air tawar untuk pendingin mesin utama
Wop = Pbme x me x S/V x 10-3
Dimana:
me = besarnya air untuk boiler (ketel uap) = 0,14 kg/Kwh
2. Air tawar untuk pendingin mesin bantu
Wop' = Pae x me x S/V x 10-3
3. Air tawar untuk konsumsi dan mandi
- Untuk air minum (1 โ 5 kg/orang/hari)
- Untuk air cuci dan mandi (100 kg/orang/hari)
Ada pun persamaannya sebagai berikut:
9. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 33
Wfw = P x Z x t/1000
Dimana:
Zfw = Konsumsi air minum + air cuci dan mandi
kg/orang/hari
P = Jumlah ABK
t = Waktu Round Trip
Biaya pemakaian air tawar dihitung dengan mengalikan jumlah air
tawar yang digunakan (W) selama setahun di kalikan dengan harga air
berdasarkan harga air tawar saat ini. Jadi rumus yang digunakan yaitu:
BAT = (Wop + Wop + Wfw) BATPB
Dimana:
BATPB = Harga air perton (Rp)
e. Biaya Kapal di Pelabuhan
Biaya ini ditentukan dengan keputusan Menteri Perhubungan
tentang kepelabuhanan dan keputusan direksi Perum Pelabuhan II tahun
2000. Biaya ini terdiri dari:
1. Biaya Labuh, biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan
adanya kapal yang melakukan kegiatan angkut dan kunjungan ke
pelabuhan. Besarnya biaya ini tergantung pada GRT kapal dan
lamanya waktu kedatangan kapal hingga berangkat meninggalkan
pelabuhan tersebut.
UL = WL x tarif labuh x frekuensi
Di mana:
UL = biaya labuh
WL = waktu labuh kapal
2. Biaya pandu di mana pada saat kapal memasuki perairan
pelabuhan perlu dituntun oleh sebuah kapal pandu serbagai
penunjuk arah untuk memasuki pelabuhan.
3. Biaya Tambat, yaitu biaya yang dikeluarkan pada saat
kapal tambat di dermaga selama jangka waktu tertentu. Besarnya
biaya ini tergantung pada GRT per etmal. Perhitungan etmal
10. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 34
adalah waktu kapal kurang dari 6 jam dihitung sebagai ยผ etmal,
waktu tambat 6-12 jam di hitung sebagai ยฝ etmal, waktu tambat
12-18 jam dihitung dengan persamaan :
UT = WT x Tarif tambat /etmal x freq
Di mana:
WT = waktu tambat kapal (etmal)
4. Biaya Rambu, yaitu biaya yang dikeluarkan karena
pemakaian jasa rambu pada saat kapal melakukan pergerakan
keluar masuk pelabuhan.
5. Biaya Tunda, yaitu biaya yang dikeluarkan mengenai
penundaan kapal dalam pelabuhan.
f. Biaya Reparasi, Maintenance, dan Supply (RMS) Adalah biaya
yang dikeluarkan kepada pihak luar yang melaksanakan pekerjaan
reparasi dan maintenance kapal, yang termasuk maintenance dan
perlengkapan meliputi geladak, alat-alat mekanik bongkar muat kapal,
suku cadang, investasi kerja yang digunakan kapal. Sedangkan yang
tergolong supply adalah biaya barang-barang konsumsi di kapal tidak
termasuk bahan bakar, air tawar, dan minyak lumas. Sebagai jaminan
keselamatan, reparasi kapal ferry wajib dilaksanakan setiap tahun di atas
dok. Biaya reparasi ini meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan
pertumbuhan umur kapal.
3.5.3 Biaya Tidak Langsung
A. Biaya Pegawai Darat (Kantor Cabang dan Perwakilan)
1) Gaji Upah
Dihitung berdasarkan gaji rata-rata pegawai darat yaitu
Kepala Cabang dan staff.
2) Tunjangan
Terdiri dari makan & transport, kesehatan, pakaian dinas,
jamsostek dan tunjangan hari raya.
B. Biaya Pengelolaan dan Management
11. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 35
Biaya ini merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk
kepentingan administrasi dan management yang tidak langsung
menunjang pengelolaan terapan, pendidikan dan latihan, kompensasi bagi
karyawan, pengawasan dan biaya administrasi. Menurut Jinca (2002),
besamya biaya manajemen adalah 12% dari biaya-biaya awak kapal,
RMS, asuransi dengan persamaan:
BTM = 0,12 (BTAK + RMSpv + BApv)
BTAK = GAKT + BKAKT + BAAK'T
Di mana:
BTM = biaya tetap kegiatan manajemen (Rp/tahun)
BTAK = biaya tetap awak kapal (Rp/tahun)
GAKT = gaji ABK (Rp/tahun)
BKAKT = biaya konsumsi awak kapal (Rp/tahun)
BAAK'T = biaya air tawar untuk ABK (Rp/tahun)
RMSPV= rata-rata biaya RMS nilai sekarang (Rp/tahun)
BApv = rata-rata biaya asuransi nilai sekarang (Rp/tahun)
3.6 Emisi Gas Buang (Faktor Emisi)
Faktor emisi merupaka nilai rat-rata suatu parameter Pencemaran Udara
yang dikeluaran oleh sumber yang spesifik. Factor-faktor ini biasanya dinyatakana
sebagai berat polutan dibagi dengan satuan berat, volume, jarak, atau lamanya suatu
aktifitas yang dapat mengeluarkan polutas. Adanya variasi tersebut menimbulkan
ekpresi factor dengan unit yang berbeda. Rumus umum untuk menghitung emisi
adalah sebagai berikut :
E = A x EF x (1-ER/100)
Dimana :
E = Emisi
A = Laju Aktifitas
EF = Faktor Emisi (Emision Factor)
ER = Efisiensi pengurangan emisi keseluruhan (%)
Dari rumus umum diatas dapat dijelaskan untuk E adalah Emisi yang akan
kita hitung, A adalah laju aktifitas yang dilakukan (contoh : Konsumsi BBM untuk
perjalanan dari kota A ke kota B adalah sekian liter), EF adalah factor emisi yang
12. YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
TRANSPORTASI LAUT FULL CONTAINER 504 TEUs 36
tertera pada table 3.1 dibawah dan ER adalah Efisiensi pengurangan yang dilakukan
untuk mengurangi polutas yang dikeluarkan oleh sebuah alat yang mengeluarkan
polusi, pada kasus ini (Transportasi Kapal Container 504 TEUs) diambil 23% untuk
factor emisi.
Tabel 3.1 FaktorEmisi Gas Buang
No Jenis Polutan Faktor Emisi Satuan
1
Sulfur Dioksida
(SO2)
0.5985 g/Liter
2
Timbal Hitam
(Pb)
0.07 g/Liter
3 Oksidan (O2) 0.6821 g/Liter
4
Nitrogen
Dioksida (NO2)
13.542 g/Liter
5 Partikulat 0.6033 g/Liter
6 Debu 0.5985 g/Liter
Sumber : Hasil Survey