Dokumen tersebut membahas rencana pengembangan pelabuhan yang mencakup konsep dan skenario pengembangan, kelas pelabuhan, jenis dan karakteristik kapal, analisis kebutuhan fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang, lapangan penumpukan, dan container yard.
2. q Laporan Akhir Rencana Induk Terminal Bungkutoko,
Kendari
CATATAN PENTING YAKNI
MATERI INI BERSUMBER
DARI :
3. q Konsep pengembangan diperlukan sebagai
arahan dalam merencanakan besaran, tipe dan
penempatan fasilitas pelabuhan. Sekaligus
merupakan kondisi yang harus dipenuhi serta
menjadi tolok ukur sasaran yang harus dicapai
dengan penyediaan fasilitas pelabuhan.
q Skenario pengembangan adalah bahwa
dengan menselaraskan program pemerintah
daerah dimana pelabuhan berada yang
tertuang dalam RTRW Kota/Kab dan Propinsi
dan Rencana Strategis daerah
KONSEP & SKENARIO PENGEMBANGAN
PELABUHAN
4. 1. Pelabuahan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan anguktan
laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan atau barang dengan jangkauan pelayanan antar provinsi. Persyaratan teknis
Pelabuhan Utama adalah :
q Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;
q Berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil dan jalur pelayaran
nasional ± 50 mil;
q Memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;
q Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang
q Kedalaman kolam pelabuhan minimal –9 m-LWS;
q Berperan sebagai tempat alih muat peti kemas/curah/general cargo/penumpang
internasional;
q Melayani Angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain yang
setara;
q Memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan,
peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan
penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai.
q Berperan sebagai pusat distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di
tingkat nasional dan pelayanan angkutan peti kemas internasional.
KELAS PELABUHAN
5. 2. Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokonya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
menengah, dan tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang dengan
jangkauan pelayanan antar provinsi. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh
Pelabuhan Pengumpul adalah :
q Kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional
dan meningkatkan pertumbuhan wilayah;
q Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil;
q Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;
q Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari
gelombang;
q Berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan
kawasan pertumbuhan nasional;
q Kedalaman minimal pelabuhan –7 m-LWS;
q Memiliki dermaga multipurpose minimal 1 tambatan dan peralatan bongkar
muat;
q berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas/curah/general
cargo/penumpang nasional;
q Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum
nasional.
KELAS PELABUHAN
6. 3. Pelabuhan pengumpan Regional adalah pelabuhan yang berperan sebagai tempat
alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan utama yang melayani
angkutan laut antar Kabupaten/Kota dalam Provinsi.
q Berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan
pembangunan antarprovinsi;
q Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan
dan peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
q Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi;
q Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan
Pelabuhan Utama;
q Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke
Pelabuhan Pengumpul dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya;
q Berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam propinsi;
q Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari
gelombang;
q Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu) provinsi;
q Berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil;
q Kedalaman maksimal pelabuhan –7 m-LWS;
q Memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;
q Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20 – 50 mil.
KELAS PELABUHAN
7. 4. Pelabuhan pengumpan Lokal adalah pelabuhan yang berperan sebagai pelayanan
penumpang dan barang di daerah di daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, deerah terbatas
yang hanya di dukung moda trasportasi laut yang melayani angkutan laut antar
Derah/Kecematan dalam Kabupaten/Kota. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh
Pelabuhan Pengumpan Regional adalah :
} Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pemerataan serta
peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
} Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
} Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;
} Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan
dalam 1 (satu) kabupaten/kota;
} Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul,
dan/atau Pelabuhan Pengumpan Regional;
} Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi,
perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;
} Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung
kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain
sebagaiterminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan
hidupmasyarakat disekitarnya;
} Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler
kecualikeperintisan;
} Kedalaman maksimal pelabuhan –4 m-LWS;
} Memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang maksimal 70 m;
} Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 – 20 mil.
KELAS PELABUHAN
12. TAHAPAN PENGEMBANGAN
PELABUHAN MELIPUTI
q Jangka pendek (0 sampai dengan 5
tahun);
q Jangka menengah (0 sampai dengan
10 tahun);
q Jangka panjang ( 0 sampai dengan 20
tahun).
13. ANALISIS KEBUTUHAN PANJANG
DERMAGA
( )
tifxWaktuEfekBORx
xcallxBTjagaanLoa
L
24
å +
=
Catatan : Untuk dermaga GENCAR dan Penumpang
dihitung dengan cara yang sama
Rumus :
Tahu
n
Kunj
unga
n
Kapa
l
(Call)
Waktu
Tambat
(BT)
Panjang
Tambata
n rata-
rata
(Loa+J)
BOR
Rencana
Hari Efektif
Keb.
Panjang
Dermaga
L
Panjang
Dermaga
Tersedia
Kekuranga
n Panjang
dermaga
Panjang
Dermaga
yg
Dibangun
Total
Dermaga
Terbangun
Realisasi
BOR
Tamb
atan
(unit) (jam) (m) (%) (hari) (m) (m) (m) (m) (m) (%)
2014 209 23.4 150 0.42 365 200 150 50 150 300 1
2019 299 23.4 150 0.50 365 240 300 0 0 300 0.400 2
2024 392 23.4 150 0.40 365 393 300 93 150 450 0.524 3
2034 721 23.4 150 0.52 365 552 450 102 150 600 0.643 4
14. ANALISIS KEBUTUHAN GUDANG & LAPANGAN
PENUMPUKAN CARGO
NO URAIAN SIMBOL SATUAN
TAHUN
2014 2019 2024 2034
1 Proyeksi T t/thn 199,233 415,994 564,839 1,037,855
2 Prosentase barang melalui gudang % 30 30 30 30
3 Jumlah barang melalui gudang TG t/thn 29,885 62,399 84,726 155,678
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365 365 365 365
5 Dwelling time Trf hari 7 7 7 7
6 Storage factor Sf m3
/t 0.6667 0.6667 0.6667 0.6667
7 Tinggi tumpukan muatan Sth m 3 3 3 3
8 Broken stwage of cargo BS % 50 50 50 50
9 Luas kebutuhan gudang AG m2
255 532 722 1,327
10 Luas kebutuhan gudang efektif m2
260 550 730 1400
11 Luas gudang eksisting m2
300
13 Luas gudang yang dibangun m2
500 300 300
14 Panjang gudang dengan lebar 20 m M 25 15 15
15 Proyeksi muatan yang melalui gudang per tahun per meter kuadrat STP t/m2
/tahun 114.94 113.45 116.06 111.20
NO URAIAN SIMBOL SATUAN
TAHUN
2014 2019 2024 2034
1 Proyeksi T t/thn 199,233 415,994 564,839 1,037,855
2 Prosentase barang melalui lapangan % 70 70 70 70
3 Jumlah barang melalui Lapangan TL t/thn 69,732 145,598 197,694 363,249
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365 365 365 365
5 Dwelling time Trf hari 7 7 7 7
6 Storage factor Sf m3
/t 1.00 1.00 1.00 1.00
7 Tinggi tumpukan muatan Sth m 2 1.80 1.80 1.80
8 Broken stwage of cargo BS % 50 50 50 50
9 Luas kebutuhan lapangan AL m2
1,486 3,103 4,213 7,740
10 Luas kebutuhan lapangan efektif m2
1500 3200 4300 7800
11 Luas lapangan eksisting m2
1500
13 Luas lapangan yang dibangun m2
2000 800 3500
14 Panjang lapangan dengan lebar 40 m m 50 20 87.5
15
Proyeksi muatan yang melalui lapangan per tahun per
meter kuadrat
YTP t/m2
/tahun 46.49 45.50 45.98 46.57
B. LAPANGAN PENUMPUKAN
A. GUDANG
15. ANALISIS KEBUTUHAN CONTAINER YARD
NO URAIAN SIMBOL SATUAN
TAHUN
2014 2019 2024 2034
1 Proyeksi arus container T TEUS/thn 62,787 86,666 117,675 216,220
2 Prosentase container melalui CY % 90 90 90 90
3 Jumlah container melalui CY TGY TEU/thn 56,508 77,999 105,908 194,598
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365 365 365 365
5 Dwelling time D hari 10 7 7 7
6
Luasan untuk 1 TEU (alat : stradle
carrier dan 3 tumpukan)
ATEU m2
/TEU 10 10 10 10
8 Broken stwage of cargo BS % 50 50 50 50
9 Luas kebutuhan CY ACY m2
30,963 29,918 40,622 74,640
10 Luas CY efektif m2
30,100 30,000 40,700 74,800
11 Luas CY eksisting m2
20,000
13 Luas CY yang dibangun m2
25,000 - 29,800
14 Panjang CY dengan lebar 100 m m 300 407 748
15
Proyeksi muatan yang melalui CY
per tahun per meter kuadrat
TEU/m2
/ta
hun
1.88 2.60 2.60 2.60
( )BS
ADT
A TEU
-
=
1365
..
RUMUS :
16. ANALISIS KEBUTUHAN CFS
( )BS
ADT
A TEU
-
=
1365
..
RUMUS :
NO URAIAN SIMBOL SATUAN
TAHUN
2014 2019 2024 2034
1 Proyeksi arus container T TEUS/thn 62,787 86,666 117,675 216,220
2 Prosentase container melalui CFS % 10 10 10 10
3 Jumlah container melalui CY TGFS TEU/thn 6,279 8,667 11,768 21,622
4 Jumlah hari efektif pertahun hari 365 365 365 365
5 Dwelling time D hari 5 5 5 5
6
Luasan untuk 1 TEU (alat : truck fork
lift dan 2 tumpukan)
ATEU m2
/TEU 30 30 30 30
8 Broken stwage of cargo BS % 50 50 50 50
9 Luas kebutuhan CFS ACFS m2
5,161 7,123 9,672 17,772
10 Luas CFS efektif m2
5,200 7,200 9,700 17,800
11 Luas CFS eksisting m2
-
13 Luas CFS yang dibangun m2
10,000 7,800
14 Panjang CFS dengan lebar 80 m m 90 121 223
15
Proyeksi muatan yang melalui CFS per
tahun per meter kuadrat
TEU/m2
/ta
hun
1.21 1.20 1.21 1.21
Catatan : luas CFC yg dihitung dapat
ditambahkan 10-20% untuk tempat
stuffing dan stripping
Diperuntukkan bagi barang yang
dikirim secara LCL (less than container
load)
17. ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN
TERMINAL PENUMPANG
Asumsi : Kebutuhan luas terminal penumpang dihitung dengan anggapan
bahwa penumpang Kapal Pelni dan Kapal Lokal (Speed boat intra hinterland)
yang berangkat akan melalui terminal sedangkan yang tiba akan langsung
keluar. Penumpang luar negeri baik yang berangkat maupun yang tiba akan
melalui bangunan terminal untuk pemeriksaan dokumen perjalanan dan barang
bawaan. Kegiatan Custom, Immigration dan Quarantine (CIQ) akan berlokasi di
sini.
Call
P
AT
.
.
j
yb=RUMUS :
18. NO URAIAN SIMBOL SATUAN
TAHUN
2014 2019 2024 2034
1 Proyeksi arus penumpang berangkat P Pnpg/thn 304,709 353,241 409,503 550,338
2 koefisien musim puncak penumpang β 1.25 1.25 1.25 1.25
3
kebutuhan luas untuk per
penumpang
ψ m2
/pnpg 1.50 1.50 1.50 1.50
4 Kunjungan kapal per tahun call unit 381 442 512 688
5 koefisien fasilitas penddukung ϕ 0.60 0.60 0.60 0.60
6
Kebutuhan Luasan terminal
penumpang
AT m2
2,500 2,500 2,500 2,500
10 Luas terminal penumpang efektif m2
2,500 2,500 2,500
11 Luas terminal penumpang eksisting m2
1,000
12
Luas terminal penumpang yang
dibangun
m2
1,500
RUMUS :
Asumsi : kapal yg digunakan adalah kapal PELNI dgn jumlah
penumpang 750-800
ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN
TERMINAL PENUMPANG
Call
P
AT
.
.
j
yb=
19. ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN LAHAN
PARKIR
Asumsi : Lapangan parkir disediakan untuk kendaraan penumpang dan angkutan
umum. Kendaraan yang dipertimbangkan ada dalam lapangan parkir adalah
kendaraan penumpang (sedan, station wagon dan jeep), bus dan sepeda motor.
Sedangkan untuk angkutan umum disediakan shelter dan parkir tersendiri.
Perbandingan proporsi penggunaan per jenis kendaraan diasumsikan sebagai
berikut:
q Kendaraan penumpang (4 orang/kendaraan) digunakan oleh 20%
penumpang kapal
q Bus (20 orang/kendaraan) digunakan oleh 10% penumpang kapal
q Sepeda motor (2 orang/kendaraan) digunakan oleh 20% penumpang kapal
q Angkutan umum (10 orang/kendaraan) digunakan oleh 50% penumpang
kapal
q Kebutuhan luas parkir ut 1 mobil pribadi 12.5 m2/kendaraan
q Kebutuhan luas parkir ut 1 bus 35 m2/kendaraan
q Kebutuhan luas parkir ut 1 motor 1.5m2/kendaraan
q Kebutuhan luas parkir ut 1 angkot12.5m2/kendaraan
20. ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN LAHAN
PARKIR
NO PARAMETER SIMBOL
2015 2020 2025 2030
Dtg Brkt Dtg Brkt Dtg Brkt Dtg Brkt
1 Proyeksi jumlah penumpang P 283380 304709 328515 353241 380839 409503 511815 550338
2 Kunjungan kapal Call 354 381 411 442 476 512 640 688
3 Rata-rata penumpang per kapal Pnpg 800 800 800 800 800 800 800 800
4 Koef. Musim puncak k 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25
5 Jumlah penumpang PI =P/Call 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
6 Total penumpang PT = PDtg + Pbrk 2000 2000 2000 2000
7 Persentasi pengantar dan penjemput % 30 30 30 30
8 Jumlah pengantar dan penjemput PAJ =30%PT 600 600 600 600
9 Jumlah orang di terminal PTer = PT + PAJ 2600 2600 2600 2600
NO PARAMETER SIMBOL
2015 2019 2025 2035
Pribadi Bus Motor Angkot Pribadi Bus Motor Angkot Pribadi Bus Motor Angkot Pribadi Bus Motor Angkot
1 Proporsi pengguna jenis kendaraan k 20 10 20 50 20 10 20 50 20 10 20 50 20 10 20 50
2 Jumlah pengguna perkendaraan N = k. PTer 520 260 520 1300 520 260 520 1300 520 260 520 1300 520 260 520 1300
3
Jumlah penumpang setiap jenis
kendaraan
β 4 20 2 10 4 20 2 10 4 20 2 10 4 20 2 10
4 Jumlah kendaraan NK = N/β 130 13 260 130 130 13 260 130 130 13 260 130 130 13 260 130
5 Kebutuhan luas parkir tiap kendaraan α 12.5 35 1.5 12.5 12.5 35 1.5 12.5 12.5 35 1.5 12.5 12.5 35 1.5 12.5
6 Luas parkir kendaraan AK = α.NK 142.5 48 261.5 142.5 142.5 48 261.5 142.5 142.5 48 261.5 142.5 142.5 48 261.5 142.5
7 Koef. Penggunaan ruang kr 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
8 Kebutuhan luas area parkir AP =AK/kr 237.5 80 435.833 237.5 237.5 80 435.833 237.5 237.5 80 435.8 237.5 237.5 80 435.8 237.5
9 Total luas parkir A 990.83 990.83 990.83 990.83
21. ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN LAHAN
UNTUK FASILITAS PENDUKUNG
1. Kantor Pengelola Pelabuhan
2. Kantor Operasi Terminal Peti Kemas
3. Garasi Alat Bongkar Muat
Harus mampu menampung alat bongkar muat muat seperti top
loader, forklift, reach stacker, trailer head atau lainnya. Disamping
itu, garasi juga dilengkapi dengan tempat pencucian kendaraan dan
peti kemas.
4. Bengkel Pemeliharaan
Bengkel untuk perbaikan dan pemeliharaan kendaraan serta alat
bongkar muat
5. Pos Jaga Terpadu
Pos jaga terpadu dibuat di masing-masing gerbang, dimana
didalamnya diakomodasi kebutuhan dari masing-masing pihak yang
berwenang seperti KP3, KPLP, Satpam, dll.
6. Jalan dan Perkerasan
22. ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN LAHAN
UNTUK FASILITAS PENDUKUNG
7. Area Utilitas
Area Utilitas diperuntukkan bagi bangunan-bangunan seperti bangunan
gardu listrik induk untuk kebutuhan operasional pelabuhan, reservoir air
bersih berikut rumah pompa, menara air dan unit pengolah limbah serta
lokasi cadangan bagi garasi mobil pemadam kebakaran.
Jaringan listrik luar ruang di pelabuhan akan meliputi sistem perkabelan di
seluruh area pelabuhan, penerangan jalan, lapangan penumpukan dan peti
kemas, dermaga dan trestle. Untuk kebutuhan pasokan daya bagi reefer
container disediakan bangunan sub station dan jaringan outlet.
Jaringan air bersih di pelabuhan akan meliputi sistem perpipaan untuk
pasokan ke bangunan-bangunan dan pasokan ke kapal-kapal di dermaga.
Jaringan hidran pemadam kebakaran dibuat dengan sistem perpipaan yang
terpisah dari pasokan air bersih dengan pilar hidran di lapangan
penumpukan, lapangan peti kemas, gudang, area perkantoran dan
dermaga.
8. Area Fasilitas Umum
Area untuk fasilitas umum akan menampung beberapa bangunan seperti
musholla, kantin, WC umum, dll.
23. ANALISIS KEB. PENGEMBANGAN LAHAN
UNTUK FASILITAS PENDUKUNG
8. Kebutuhan Peralatan Pelabuhan
Peralatan pelabuhan merupakan suatu sarana pokok yang dibutuhkan dalam menunjang operasional pelabuhan
baik untuk pelayanan kapal maupun barang demi tercapainya suatu kinerja yang efektif, efisien, aman dan
selamat. Peralatan pelabuhan akan meliputi :
1. Peralatan Bongkar Muat
b. Peralatan Pelayanan Kapal
c. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
d. Sarana Pengamanan (security) dan Keselamatan (safety)
Dalam pengadaannya sarana-sarana ini dapat dilakukan oleh Pelabuhan atau oleh pihak swasta dengan operasi
yang dikerjasamakan dengan Pelabuhan.
Peralatan Bongkar Muat
Kebutuhan peralatan bongkar muat termasuk alat transport dari dan ke dermaga untuk pelayanan peti kemas dan
general cargo.
Peralatan Pelayanan Kapal
Untuk pelayanan kapal dalam kaitannya dengan keselamatan pelayaran maka diperlukan adanya kapal tunda yang
ukuran dan kapasitasnya mengacu kepada persyaratan dalam KM 24/2002 tentang Penyelenggaraan Pemanduan.
Kapal tunda tersebut sebaiknya dilengkapi dengan water cannon untuk keperluan pemadaman kebakaran.
Sarana Pengamanan (security) dan Keselamatan (safety)
Untuk keperluan pengamanan perlu disediakan sarana CCTV dan detektor khususnya di area Terminal Penumpang
dan lokasi-lokasi yang dirasakan perlu. Pusat kontrol CCTV dapat ditempatkan di pos keamanan terpadu yang
didukung dengan beberapa pos pengamanan di sudut-sudut kawasan pelabuhan. Sedangkan untuk sarana
keselamatan di darat perlu disediakan sistem pemadam kebakaran baik berupa sistem hidran dengan
perpipaannya juga tabung-tabung pemadam kebakaran yang ditempatkan di dalam bangunan maupun armada
mobil pemadam kebakaran.
24. ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN
q Analsisi kebutuhan peralatan adalah
perhitungan kebutuhan peralatan seperti
alat angkat bongkar muat dan kapal
pemandu
q Analisis kebutuhan alat bongkar muat di
dasarkan pada : (a). jumlah muatan setiap
tahun berdasarkan proyeksi
pengembangan dan (b). Kapasitas dan
kinerja alat bongkar muat yang dimaksud
q Kebutuhan pemandu, didasarkan pada
bobot kapal yang akan dilayani
26. Contoh Zonasi Fungsi Area Pelabuhan
CONTOH TATA LETAK FASILITAS
PELABUHAN
Zona untuk
Penumpang
Zona Area
Cadangan
Zona
Barang
Umum
Zona untuk
Penumpang
Zona untuk
Peti Kemas