3. Pengertian Tanggung Renteng
Perikatan tanggung renteng adalah jenis
perikatan yang dapat terjadi apabila
seseorang debitur berhadapan dengan
beberapa orang debitur. Beberapa orang
sama-sama menagih suatu piutang dari satu
orang dan masing-masing juga dapat dituntut
untuk membayar utang itu seluruhnya, jika
salah satu saja yang membayar, maka
pembayaran tersebut dapat membebaskan
semua teman yang berutang.
4. JENIS-JENIS PERIKATAN
TANGGUNG RENTENG
AKTIF: jenis perikatan yang terjadi dimana
seseorang debitur berhadapan dengan
beberapa orang kreditur (ps. 1278 BW)
PASIF : jenis perikatan yang terjadi dimana
seorang kreditur berhadapan dengan
beberapa orang debitur (ps 1280 dan 1283-
1295 BW)
5. Tanggung renteng terjadi karena: Dasar Hukum:
Berdasarkan pernyataan kehendak Ps 1278 BW
Berdasarkan ketentuan Undang- Ps 563(2) BW
Undang
6. PELEPASAN PERIKATAN
TANGGUNG RENTENG
Pelepasan sepenuhnya mengakibatkan
terhapusnya tanggung renteng. Sedangkan
pada pelepasan sebagian, bagi debitur-debitur
yang tidak dibebaskan dari tanggung renteng,
masih tetap terikat secara tanggung renteng
atas utang yang telah dikurangi dengan
bagian debitur yang telah dibebaskan dari
perikatan tanggung renteng
7. TERHAPUSNYA PERIKATAN
TANGGUNG RENTENG
Perikatan terhapus jika debitur bersama-sama
membaayar utangnya kepada kreditur atau
debitur membayar kepada semua kreditur.
Menurut pasal 1440 BW, bahwa pembebasan
utang kepada salah satu debitur dalam
perikatan tanggung renteng membebaskan
para debitur-debitur lainnya
8. Praktek Perikatan Tanggung
Renteng
1. Contoh perikatan tanggung renteng aktif:
Suatu saat, Dito, Vito, Vega, Yanels dan Syahriza (sebagai
kreditur kekeluargaan) memberi utang 400 juta rupiah kepada
Tuan Oky (sebagai debitur) untuk usaha konveksi garmen dan
penjualan baju distro. Sesuai perjanjian yang telah disepakati
kedua pihak, Tuan Oky sebagai debitur diwajibkan membayar
utangnya tiap bulan tanpa melewati tenggat waktu (paling lama
tanggal 8 tiap bulan) beserta bunganya 1,5%. Ketika sudah
berjalan 4 bulan masa pembayaran (tersisa 8 bulan), Tuan Oky
mendapat rejeki dadakan dari hasil undian suatu bank dan
mendapat dana segar 600 juta rupiah, beliau langsung melunasi
sisa utangnya kepada ke empat debitur melalui Dito, dan terjadi
serah terima diantara keduanya, maka selesailah beban utang
Tuan Oky Kepada Dito, Vito, Vega, Yanels, dan Syahriza. Jika
disuatu hari ternyata terdapat bukti kejanggalan aliran dana utang
Tuan Oky oleh Dito, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada
Dito, bukan pada Oky lagi.
9. 2. Contoh Perikatan Tanggung Renteng Pasif :
Tuan X (karena ceritanya orang tersebut meninggal dunia,
jadi nama yang digunakan tidak disebutkan) memiliki utang
proyek rehab jalan tol sebesar 400 juta rupiah kepada
Nyonya Niken. Pada waktu perjalanan pulang ke Jakarta,
Tuan X mengalami kecelakaan tol di Padalarang KM 41 dan
meninggal seketika. Sesuai perjanjian, apabila ada hal-hal
yang tidak memungkinkan untuk Tuan X membayar utang,
kewajibannya jatuh pada ahli waris yang telah ditentukan
notaris, yaitu oleh sdr. Rifmi, sdr. Adit, Sdr. Sando sehingga
mereka yang terikat untuk membayar utang Tuan X
sebelum deadline pada 31 desember 2011. pada 28
desember 2011, sdr.Sando telah melunasi utang Tuan X
kepada Nyonya Niken sehingga tanggungan utang oleh ahli
waris yang lain juga sudah selesai.