1. Dokumen membahas berbagai sistem pertanian, meliputi sistem perladangan berpindah, sistem irigasi, sistem padi sawah, dan sistem peternakan. 2. Sistem pertanian diklasifikasikan berdasarkan pola tanam, suplai air, alat yang digunakan, dan tingkat komersialisasi. 3. Terdapat tiga kelompok sistem pertanian tropis yakni sistem mengumpulkan hasil, sistem budidaya tanaman, dan sistem untuk makanan ternak.
2. Merupakan pengelolaan komoditas
tanaman untuk memperoleh hasil
yang diinginkan yaitu berupa bahan
pangan, keuntungan financial,
kepuasan batin atau gabungan dari
ketiganya.
Sistem pertanian di daerah tropika,
termasuk Indonesia berbeda dengan
daerah subtropis dan daerah
beriklim sedang. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan kondisi iklim,
jenis tanaman dan keadaan sosial
ekonomi petaninya.
Sistem pertanian
3. 1. Berburu dan Menetap
Awal peradaban pengumpulan pangan
atau Perburuan
Sumber pangan Alfalfa liar, serealia liar
Produksi pangan pertama atau budidaya
tanaman sesungguhnya zaman neolitik
(7.000 – 10.000 th yang lalu).
Zaman pra sejarah dikembangkan melalui,
(1) penjinakan (domestication) yi dengan
membudidayakan atau mengelola
spesies liar dan
(2) seleksi (penangkaran) yang berbeda-
beda dari spesies tersebut.
PERKEMBANGAN PERTANIAN
4. Berburu dan Menetap Lanjutan
Migrasi introduksi spesies baru wajah
penting dalam perkembangan agronomi.
Tanaman dibudidayakan pertama kalinya
7000-8000 th yl di dataran-dataran tinggi
sungai Tigris, Eufrat dan Nil.
Asia Tenggara Geografi dan keadaan
agroklimat yang beraneka ragam, kaya akan
vegetasi yang membiak secara vegetatif.
Usaha pertanian pertama kali lahan
kering meningkatnya kebutuhan manusia
akan hasil pertanian di lahan rawa.
Lahan rawa lebak Lahan rawa di kiri-kanan
sungai -> menghasilkan pangan dan mencari
ikan
5. 2. Perkembangan Pertanian Zaman Kuno
Pertanian Zaman kuno kebudayaan
Mesopotamia
Perkembangan ekonomi berlandasan
teknologi pertanian yg berkiblat pada kuil-
kuil, imam, lumbung dan juru tulis-juru tulis.
Kebudayaan mesopotamia bertahan ribuan
tahun, pengaruhnya sampai ke Mesir, Syria,
India dan Cina. Merupakan titik awal didalam
usaha mengembangkan teknologi pertanian,
utk memenuhi kebutuhan manusia pada
masa tersebut.
6. Tulang punggung pertanian adalah
tanaman-tanaman yang sampai sekarang
masih merupakan tanaman pangan dunia
seperti, gandum, barley, kurma, zaitun dan
anggur.
Sisa-sisa peninggalan berupa teras-teras,
taman-taman dan kebun-kebun yang
beririgasi menunjukkan telah
dikembangkannya pertanian pada masa itu
(4000 th yl).
Tahun 700 SM telah dikenal 900 jenis
tumbuhan utk dibudidayakan
7. Kebudayaan Mesir kuno
Tantangan badai pasir gurun
sahara dan banjir di sekitar lembah
sungai Mesir ahli dalam
mengembangkan teknik drainase dan
irigasi
Drainase pembuangan kelebihan
air di pinggir sungai nil
Penemuan yang utama adalah shaduf
(irigasi) yang masih dipakai sampai
sekarang.
Teknologi pengolahan tanah
cangkul dan bajak, pada saat panen
menggunakan arit
8. Masyarakat mesir mengembangkan
berbagai teknologi seni memasak, industri
keramik, pemanggangan, pembuatan anggur
dan penyimpanan pangan
Budidaya tanaman serat, minyak (papyrus
utk kertas, jarak untuk minyak, pinus utk lilin).
Menciptakan jamu-jamuan, koleksi tanaman
obat, wangi-wangian dan kosmetik.
Kebudayaan mesir 35 abad pelaut-
pelaut Phoenicia membawa teknologi
Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani
Bangsa Yunani sifat analitis dan ingin tahu
yang tinggi berpengaruh besar terhadap
kemajuan teknologi di masa mendatang.
Kebudayaan Mesir kuno
9. Ilmu botani -- History of plants dan
Causes of plants Theophratus (murid
Aristoteles) bapak ilmu botani.
Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa
Romawi tertarik pada aspek praktis
dari pertanian pertanian merupakan
bagian penting sebagai sumber ekonomi.
Tulisan mengenai pertanian yang
pertama De agriculture Marcus
Porceus Cato (234-149 SM) Aspek
pengelolaan tanaman dan ternak.
De Rerustica Libri III Marcus
Terentino Varro pertanian yang sehat
10. 1. Sistem Perladangan Berpindah
2. Sistem Tadah Hujan Semi Intensif dan Intensif
3. Sistem Irigasi
4. Sistem Irigasi Lahan Kering
5. Sistem Padi Sawah
6. Sistem Tanam Campuran Tanaman Semusim dan Tahunan
KLASIFIKASI SISTEM PERTANIAN
Sistem Bertanam DaerahTropika
11. Sistem perladangan berpindah terjadi pada saat pertama kali
manusia mengenal bercocok tanam. Dengan tingkat pengetahuan
yang sangat rendah, manusia pada waktu itu belum mengenal
pengelolaan lahan dan teknologi yang digunakan dapat disebut
asal tanam.
1. Sistem Perladangan Berpindah
12. a. Multiple Cropping (System Tanam Ganda)
b. Intercropping (Sistem Tumpangsari)
c. Mixed Cropping (Sistem Tanam Campuran)
d. Relay Cropping (Sistem Tanam Sisipan)
2. Sistem Tadah Hujan Semi Intensif dan Intensif
13. Multiple Cropping (System Tanam Ganda) : Penanaman lebih dari satu
jenis tanaman pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun
a. Intercropping (Sistem Tumpangsari) : Penanaman serentak dua
atau lebih jenis tanaman dalam barisan berselang-seling pada
sebidang tanah yang sama
b. Mixed Cropping (Sistem Tanam Campuran) : Penanaman dua
atau lebih jenis tanaman secara serentak dan bercampur pada
sebidang lahan yang sama.
c. Relay Cropping (Sistem Tanam Sisipan) : Penanaman sisipan
adalah penanaman suatu jenis tanaman ke dalam pertanaman yang
ada sebelum tanaman yang ada tersebut dipanen.
15. d. Seguantial Cropping ( Pergiliran Tanaman) : Penanaman lebih dari
satu jenis tanaman pada sebidang lahan dalam satu tahun, dimana
tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama dipanen.
e. Maximum Cropping (Sistem Tanam Maksimum) : pengusahaan
lahan untuk mendapatkan hasil panen yang setinggi-tingginya tanpa
memperhatikan aspek ekonomisnya (biaya, pendapatan dan
keuntungan) dan apalagi aspek kelestarian produksinya dalam jangka
panjang.
f. Sole Cropping/Monoculture (Sistem Tanam Tunggal) : penanaman
satu jenis tanaman pada lahan dan periode waktu yang sama
16. Irigasi adalah pemberian air kepada tanah dimana
tanaman tumbuh, sedemikian rupa sehingga tanaman
tidak mengalami kekurangan air selama hidupnya.
Pengertian yang lebih luas dari irigasi adalah termasuk
pula drainase (pembuangan air yang berlebihan dari
suatu lahan).
3. Sistem Irigasi
17. Sistem bertanam irigasi dimana tidak sampai terjadi
genangan air selama pertumbuhan tanaman.
Sistem ini sering terjadi pada daerah-daerah yang
bergelombang atau berlereng (miring), sedangkan
pembuatan teras-teras belum dapat dilakukan.
4. Sistem Irigasi Lahan Kering
18. Suatu sistem bertanam dimana suatu lahan pernah mengalami
kondisi tergenang.
Lama periode tergenang tergantung kepada air yang tersedia
dan pola tanam.
Bisa hanya 2 -3 bulan saja namun bisa juga sepanjang tahun.
Suplai air dapat berasal dari air hujan dan atau air irigasi.
5. Sistem Padi Sawah
19. Suatu sistem tanaman campuran antara tanaman pangan (padi,
jagung, ubi-ubian, sayuran, dan sebagainya) yang berumur
semusim dengan tanaman buah-buahan atau tanaman industri
(mangga, durian, kopi, kakao, kelapa, dan lain-lainnya) sebagai
tanaman tahunan.
6. Sistem Tanam Campuran Tanaman Semusim
dan Tahunan
20. 1. Sistem pertanian yang bersifat mengumpulkan hasil
pertanian.
2. Sistem pertanian yang bersifat budidaya tanaman.
3. Sistem pertanian untuk makanan ternak dan padang
penggembalaan.
Sistem Pertanian Tropik (Ruthenberg, 1980)
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
21. Secara langsung memperoleh hasil tanaman dari tanaman
yang tidak dibudidayakan , dilakukan sekalian dengan berburu
dan menangkap ikan (sistem ini terdapat di daerah Irian)
1. Sistem pertanian yang bersifat mengumpulkan
hasil pertanian.
22. Sistem pertanian paling utama didaerah tropik
A. Berdasarkan tipe rotasi :
a. Sistem dengan rotasi bera secara alami, sistem
dengan rotasi dengan makanan ternak (ley system),
sistem dengan rotasi tegalan (field sistem), sistem
dengan rotasi tanaman tahunan
b. Sistem pertanian dengan rotasi dengan makanan
ternak
c. Sistem pertanian dengan rotasi tegalan
d. Sistem pertanian dengan rotasi tanaman tahunan
2. Sistem pertanian yang bersifat budidaya tanaman
23. B. Berdasarkan intensitas rotasinya (rotation intencity)
Digunakan rumus R (intensitas Rotasi) dimana :
R = Jumlah tahun lahan ditanami/Lama siklus (th) x 100%
R < 33%, pertanian sistem perladangan
33% < R < 66%, pertanian sistem bera
R > 66%, sistem pertanian permanen
Istilah lain yang serupa adalah Intensitas penanaman (Cropping
intencity)
Dihitung berdasarkan : Bagian dari areal yg ditanami (ha)
dibandingkan dengan areal pertanian yg tersedia dikalikan 100
persen atau dengan rumus :
I = Luas areal ditanami/Luas areal pertanian total tersedia x 100%
Cth : luas areal tersedia = 100 ha, tiap thn ditanami seluas 40 ha
maka I = 40/100 x 100 = 40 %
24. C. Berdasarkan suplai air
Sistem pertanian dengan atau tanpa pengairan.
Klasifikasi berdasarkan pemberian air adalah :
(1) Sistem pertanian berpengairan (irrigated farming)
(2) Sistem pertanian tadah hujan (rainfed farming)
Klasifikasi berdasarkan suplai air adalah
(1) Pertanian lahan sawah (lowland farming), yang lahannya
digenangi air
(2) Pertanian lahan darat (upland farming), lahannya tidak
digenangi air.
25. D. Berdasarkan pola tanam
Klasifikasi sistem pertanian daerah tropis dengan
penggunaan ternak. berdasarkan gross returnnya=hasil yang
diperoleh dan dipasarkan ditambah yang dikonsumsi keluarga,
dan untuk persediaan petani dikelompokkan berdasarkan pola
tanam yang dianut mis : padi – palawija, kopi – pisang dsb.
Untuk pertanian permanen yang intensif dikenal beberapa
bentuk pola tanam campuran, tumpangsari dsb.
26. E. Berdasarkan alat yang digunakan :
1. Sistem pertanian pra-teknis, dengan alat yang sangat
sederhana atau tanpa alat sama sekali, cth pertanian bakar, yaitu
sistem perladangan tebang bakar, sistem pelepasan ternak utk
menginjak-injak lahan sebagai persiapan tanah atau pengolahan
tanah (di pulau Sumba, Sumbawa)
2. Sistem pertanian dengan cangkul dan sekop
3. Sistem pertanian dengan bajak-garu yang ditarik hewan.
4. Sistem pertanian dengan bajak-garu yang ditarik traktor.
27. Berdasarkan hasil kotor (gross return) yang dijual terdapat
penggolongan sbb:
1.Pertanian subsistem ; yaitu hampir tidak ada penjualan (< 20%
dr prod pertanian yang dijual).
2.Setengah komersial = ± 50 % dari nilai hasil pertaniannya
dikonsumsi oleh keluarga selebihnya dipasarkan.
3.Pertanian komersial, yi bila lebih dari 50% hasil pertaniannya
dipasarkan.
F. Berdasarkan Tingkat Komersialisasi
28. g. Berdasarkan Tingkat teknologi dan Pengelolaan
Terutama untuk tanaman perkebunan, dapat dibedakan,
perkebunan rakyat, perkebunan besar, dan PIR.
29. 1. .Total nomadis = Tidak ada tempat tinggal permanen bg
peternaknya dan tidak ada budidaya tanaman makanan ternak
teratur, selalu bergerak
3. Sistem pertanian untuk padang penggembalaan
dan peternakan.
Pertanian ternak atau peternakan umumnya diklasifikasikan
berdasarkan ketetapan tinggalnya (stasionariness) dari
peternak maupun ternaknya sbb:
30. 2. Semi nomadis = Peternak mempunyai tempat tinggal
permanen, dan disekitarnya ada budidaya makanan ternak
sebagai tambahan, tapi untuk penggembalaannya bergerak
pada daerah2 yang berbeda
3. Transhuman = Peternak mempunyai tempat tinggal
permanen, ternaknya dengan bantuan penggembala
mengembara pada daerah penggembalaan yg berpindah-
pindah dan jauh letaknya.
4. Peternakan menetap = Ternaknya sepanjang tahun
berada pada lahan atau desanya sendiri.