SlideShare a Scribd company logo
1 of 138
Download to read offline
1
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN
IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI PUSKESMAS TIKEP KABUPATEN MUNA BARAT
TANGGAL 13 S.D. 16 APRIL 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Septiana
NIM: 2012.IB.0027
YAYASANPENDIDIKAN SOWITE
AKADEMIKEBIDANANPARAMATARAHA
KABUPATEN MUNA
2015
2
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
Manajemen danPendokumentasianAsuhanKebidanan
Ibu Bersalin pada Ny.“R” dengan Retensio Plasenta
di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat
Tanggal 13 s.d.16 April 2015
Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim
PengujiKaryaTulisIlmiahAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
ii
2
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
Manajemen danPendokumentasianAsuhanKebidanan
Ibu Bersalin pada Ny.“R” dengan Retensio Plasenta
di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat
Tanggal 13 s.d.16 April 2015
Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim
PengujiKaryaTulisIlmiahAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
ii
2
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
Manajemen danPendokumentasianAsuhanKebidanan
Ibu Bersalin pada Ny.“R” dengan Retensio Plasenta
di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat
Tanggal 13 s.d.16 April 2015
Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim
PengujiKaryaTulisIlmiahAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah initelahdiperiksa dandisahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………............………….........)
2. Rosdiana Ita, S.ST (…………........………….........)
3. Andi Asniati, SKM (…………........……….............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
KabupatenMuna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
iii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah initelahdiperiksa dandisahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………............………….........)
2. Rosdiana Ita, S.ST (…………........………….........)
3. Andi Asniati, SKM (…………........……….............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
KabupatenMuna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
iii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah initelahdiperiksa dandisahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………............………….........)
2. Rosdiana Ita, S.ST (…………........………….........)
3. Andi Asniati, SKM (…………........……….............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
KabupatenMuna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
iii
4
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Septiana
Tempat tanggal lahir : Kendari, 07September 1994
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Laworo
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah/Ibu : La Ode Ada/Manisem
2. Pekerjaan : Wiraswasta/IRT
3. Alamat : Desa Laworo
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SD Negeri 19 Tikep tahun 2006.
2. Tamat MTs.S Assyiddiq Tiworo tahun 2009.
3. Tamat SMA 1 Tikep tahun 2012.
4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2012 sampai sekarang.
iv
5
KATA PENGANTAR
AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-NYA sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini dengan judul
“Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada
Ny. “R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna
Barat Tanggal 13 s.d. 16 April 2015”. Shalawat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dari Program
Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna. Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Rosdiana Ita, S.ST, selaku
pembimbing I dan Andi Asniati, SKM., selaku pembimbing II. Tidak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. La Ode Muhlisi, A. Kep, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna, sekaligus sebagai penguji I.
3. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku pudir I Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
4. Para dosen dan staf pengajar Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
v
6
5. Alimaturrahim,selaku Kepala Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat
beserta stafnya atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian
berlangsung.
6. Seluruh Bidan di Puskesmas Tikep, khususnya Bidan Milawati, SST serta
Kakak senior saya Angkatan I,II, dan III, yang bertugas di wilayah
Puskesmas Tikep yang telah memberikan kritik dan saran dalam proses
penyusunan Studi Kasus ini.
7. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerjasama dalam proses
penyusunan Studi Kasus ini.
8. Orang tuaku La Ode Ada dan Manisem yang paling kucintaiserta saudara-
saudariku Ari Astuti, Ikhwal Ludin, dan Muhammad Fathir yang telah
memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu
dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Studi Kasus ini dan
semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan
rahmat dan hidayah-Nya.
9. Buat teman-teman seangkatan serta para Alminating serta yang menjadi
temanku, terima kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini,
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu terimakasih atas
dukungan selama ini dalam menghadapi berbagai masalah.
vi
7
Karya tulis ilmiah ini dibuat oleh penyusun sesuai dengan kemampuan
penyusun. Untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat. Amin...
Raha, Juli 2015
Penulis
vii
8
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................. i
Lembar Persetujuan......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan......................................................................................... iii
Riwayat Hidup................................................................................................. iv
Kata Pengantar................................................................................................. v
Daftar Isi.......................................................................................................... viii
Intisari.............................................................................................................. x
BAB IPendahuluan....................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup Pembahasan............................................................... 4
C. Tujuan Telaah...................................................................................... 4
D. Manfaat Telaah.................................................................................... 6
E. Metode Telaah..................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 8
BAB II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 10
A. Telaah Pustaka..................................................................................... 10
1. Persalinan..................................................................................... 10
2. Persalinan Kala III....................................................................... 17
viii
9
3. Retensio Plasenta......................................................................... 21
4. Manual Plasenta........................................................................... 26
B. Konsep Manajemen Kebidanan........................................................... 29
1. Pengertian..................................................................................... 29
2. Pedoman....................................................................................... 30
3. Prinsip-Prinsip Manejemen.......................................................... 38
4. Langkah-Langkah Manajemen.................................................... 38
5. Pendokumentasian....................................................................... 43
BAB III Studi Kasus..................................................................................... 45
A. Manajemen.......................................................................................... 45
1. Identifikasi Data Dasar................................................................. 45
2. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual........................................ 53
3. Identifikasi diagnosa / Masalah Potensial..................................... 59
4. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi......................... 59
5. Rencana Asuhan........................................................................... 59
6. Implementasi................................................................................. 62
7. Evaluasi....................................................................................... 65
Kala II.............................................................................................................. 65
Kala III............................................................................................................. 77
Kala IV............................................................................................................ 88
B. Pendokumentasian............................................................................... 95
10
BAB IV Pembahasan.................................................................................... 112
A. Identifikasi Data Dasar........................................................................ 112
B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual.............................................. 113
C. Identifikasi diagnosa/Masalah Potensial........................................... 114
D. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi............................... 115
E. Rencanaan Asuhan Kebidanan............................................................ 115
F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan......................................................... 117
G. Evaluasi keefektifan Asuhan............................................................... 118
BAB V Kesimpulan dan Saran..................................................................... 119
A. Kesimpulan............................................................................................ 119
B. Saran...................................................................................................... 120
Daftar Pustaka..............................................................................................
Lampiran-lampiran......................................................................................
ix
x
11
INTISARI
Septiana (2012.IB.0027) “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Ibu Bersalin pada Ny “R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep
Kabupaten Muna Barat Tanggal 13 s.d. 16 April 2015”, dibimbing oleh Ibu Rosdiana
Ita dan Ibu Andi Asniati. (x + 120 hal + lampiran).
Latar Belakang : Menurut data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu
akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian
ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran.
Metode telaah : Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, metode yang digunakan oleh
penulis meliputi Studi Kepustakaan, Studi Kasus, dan Tanya Jawab.
Hasil Studi Kasus : Dengan metode yang telah dilaksanakan pada kasus Retensio
Plasenta yang diangkat dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terjadi perdarahan dan syok
hipovolemik.
Kesimpulan : Manajemen kebidanan dilaksanakan secara berurutan, menyusun rencana
asuhan berdasarkan permasalahan yang muncul pada kala III, pemberian atau
pelaksanaan kebutuhan sesuai rencana dilakukan selama1 jam 15 menit.
Kata kunci: Ibu Bersalin,Retensio Plasenta
Literatur:13literatur (2006-2014)
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya Safe Motherhood Indonesia mencanangkan Making
Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat
menuju Indonesia Sehat 2010. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood
Indonesia dan Making Pregnancy Safer (MPS) sama, yaitu melindungi hak
reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan,
dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi (Prawirohardjo, 2009).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir (Praworihardjo, 2006).Persalinan adalah
proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Sukarni, 2013). Jenis-jenis persalinan ada tiga yaitu persalinan
spontan,persalinan buatan dan persalinan anjuran. Persalinan spontan adalah
persalinan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan buatan adalah proses persalinan yang
berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep
atau dilakukan operasi sesar, sedangkan persalinan anjuran adalah bila
1
1
2
kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari dengan
pemberian pitocin dan prostaglandin (Marmi, 2012).
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tujuan manajemen aktif kala III adalah
untuk menghasilkan kontaksi uterus yang efektif sehingga dapat mempersingkat
waktu kala III, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah pada kala
III persalinan.
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam
waktu 30 menit setelah bayi lahir (Nugroho, 2012). Ratensio plasenta di sebabkan
oleh atonia uteri yang belum keluar atau karena adanya lingkaran kontraksi pada
bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi
plasenta keluar dan belum lepasnya plasenta dari dinding rahim karena tubuh
melekat lebih dalam. Komplikasi dari retensio plasenta adalah terjadi syok
haemorrage yang disebabkan karena adanya perdarahan pasca persalinan
(Permani, 2013).
Rentensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan, hal itu merupakan
penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia.
Berdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan
di Indonesia adalah sebesar (43%). Menurut WHO dilaporkan bahwa (15-20%)
kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah (0,8-1,2%) untuk
setiap kelahiran. Dibandingkan dengan resiko-resiko lain dari ibu bersalin,
perdarahan post partum dimana retensio plasenta salah satu penyebabnya dapat
3
mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal
jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat.
Data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu
akibatmasalahpersalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang.
Rasio kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan yang tertinggi
dengan 450 kematian ibu per100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan
dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara
persemakmuran (Pratiwi, 2012).
Di Indonesia berdasarkan perhitungan oleh Biro Pusat Statistik diperoleh
AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan
AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh
menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Growth 2015
(102/100.000 kelahiran hidup), sehingga masih memerlukan kerja keras dari
semua komponen untuk mencapai target tersebut.
Angka kematian ibu di Indonesia akibat perdarahan masih cukup tinggi,
salah satu diantaranya adalah retensio plasenta yaitu belum lahirnya plasenta
setelah setengah jam bayi lahir, sehingga memerlukan adanya pengawasan yang
intensif dan penanganan yang tepat untuk mengurangi terjadinya perdarahan
terutama karena retensio plasenta.
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2011,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka102 per
100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan survey, kejadian kematian ibu paling
banyak terjadi pada saat persalinan, oleh karena itu persalinan memerlukan
4
pemantauan yang ketat sehingga dapat mencegah beberapa kematian tersebut
(Permani, 2013).
Data khusus yang diperoleh dari data medical record (rekam medis)
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yaitu pada tahun 2013 jumlah persalinan
dengan retensio plasenta sebanyak 52 orang dan kematian ibu dengan retensio
plasenta sebanyak 4 orang. Tahun 2014 jumlah persalinan dengan retensio
plasenta sebanyak 41 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta sebanyak 6
orang.
Data khusus yang diperoleh dari data Puskesmas Tikep yaitu pada
tahun 2013jumlah persalinan sebanyak 127 orang, dengan retensio plasenta
sebanyak 7 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta sebanyak 2 orang.
Tahun 2014 jumlah persalinan sebanyak 115 orang, dengan retensio plasenta
sebanyak 5 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta tidak ada. Tahun
2015 jumlah persalinan sampai bulan April sebanyak 27 orang, dengan retensio
plasenta sebanyak 6 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta tidak ada
(Puskesmas Tikep, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
menyusun masalah kasus pada Ny. “R” yang berjudul “Manajemen dan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. “R” dengan
Retensio Plasentadi Puskesmas TikepKabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16
April 2015”.
5
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi ruang lingkup
masalah yang dibahas yaitu “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. “R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas
Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015”.
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan pada klien
dengan masalah retensio plasenta berdasarkan 7 langkah manajemen
Varney
di Puskesmas TikepKabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian, menganalisa data dan menentukan prioritas
masalah
secara komprehensif dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep
Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
b. Menegakkan diagnosa/masalah aktual kebidanan dari data yang sudah
dikumpulkan dan diinterprestasikan dengan retensio plasenta di Puskesmas
Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
c. Menetapkan suatu diagnosa potensial agar dapat menentukan tindakan guna
mengantisipasi agar tidak terjadi masalah baru berdasarkan diagnosa dengan
retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d.
16 April 2015.
6
d. Menentukan tindakan kolaborasi dengan retensio plasenta di Puskesmas
TikepKabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan permasalahan yang
muncul sesuai dengan diagnosa kebidanan pada klien dengan retensio
plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16
April 2015.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan dan sesuai dengan kebutuhan dengan retensio plasenta di
Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
g. Melakukan evaluasi tindakan kebidanan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan
tujuan yang telah ditentukan dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep
Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan dengan
retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d.
16 April 2015.
D. Manfaat Telaah
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang resiko persalinan
dengan retensio plasenta terhadap kejadian perdarahan dan syok hipovolemik
serta dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan.
7
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Ujian Akhir
Pendidikan DIII Kebidanan Paramata Raha, sebagai pengalaman berharga
yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan penulis
dalam memberikan perawatan kepada klien dengan kasus retensio plasenta,
sebagai sumber informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
sebagai acuan bagi penulis Karya Tulis Ilmiah selanjutnya dan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahan
pengalaman yang sangat berharga dalam memberikan Asuhan Kebidanan
pada retensio plasenta dan dapat memperluas wawasan keilmuan sebagai
sarana pengembangan diri melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah.
b. Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan acuan ilmiah atau bahan perbandingan dalam
mengembangkan ilmu kebidanan dan sebagai masukan bagi rekan-rekan
mahasiswa khususnya rekan-rekan di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dalam melakukan penelitian lebih lanjut dengan Retensio
Plasenta.
E. Metode Telaah
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, metode yang digunakan oleh
penulis meliputi Studi Kepustakaan, Studi Kasus, dan Tanya Jawab. Sedangkan
tehnik-tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
8
1. Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara berinteraksi, bertanya dan
mendengarkan apa yang disampaikan secara lisan oleh klien atau keluarga
klien.
2. Observasi
Mengamati secara langsung terhadap aktifitas klien atau keluarga klien yang
terencana, dilakukan secara aktif dan sistematis.
3. Studi dokumentasi
Melakukan pengumpulan data atau informasi melalui catatan bidan dan catatan
medis yang berhubungan dengan perkembangan kesehatan klien selama
dirawat di puskesmas.
4. Pemeriksaan fisik
Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara
menyeluruh dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai kebutuhan klien dengan
menggunakan format pengkajian dan pemeriksaan diagnostik seperti
pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menunjang hasil
pengkajian data dan hasil pemeriksaan fisik, serta untuk menentukan diagnosa.
6. Pengkajian Psikososial
Pengumpulan data dengan berdasarkan informasi atau keadaan klien melalui
cara
klien berkomunikasi, pola interaksi dengan yang lain, serta hubungan sosial.
9
7. Diskusi
Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan
yang menangani langsung klien tersebut dan dosen pembimbing studi kasus.
F. Sistematika Telaah
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan studi kasus ini,
maka penulis menyusun secara sistematika yang terdiri dari :
1. Bab I Pendahuluan:
Mencakup latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang
terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah, metode telaah, dan
sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka:
Mencakup telaah pustaka, konsep manajemen kebidanan yang terdiri dari
pengertian, pedoman penerapan, langkah-langkah manajemen, dan
pendokumentasian.
3. Bab III Studi Kasus:
Mencakup pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual,
identifikasi diagnosa/masalah potensial, menilai perlunya intervensi segera,
konsultasi dan kolaborasi, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan
asuhan kebidanan, evaluasi keefektifan asuhan, pendokumentasian.
4. Bab IV Pembahasan:
Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta yang
ada, dibahas secara sistematis mulai dari langkah 1 sampai langkah 7.
10
5. Bab V Kesimpulan dan Saran:
Kesimpulan dan Saran yang berisikan kesimpulan dari isi karya tulis ini serta
saran–saran yang dianggap perlu untuk perbaikan.
6. Selain itu juga terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun kedalam jalan lahir yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu) lahir spontan (Sukarni, 2013).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm (bukan prematur atau postmatur) mempunyai onset yang spontan
(tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala,
terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, dan plasenta
lahir normal (Walyani, 2014).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks dimana hasil konsepsi yang
telah cukup bulan keluar melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan, dan selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya.
b. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Menurut Windyarti (2012), sebab terjadinya persalinan sampai kinimasih
10
11
12
merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal, pengaruh
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi
disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan persalinan mulai.
1) Faktor hormonal
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak
mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain penurunan
kadar hormon estrogen dan progesteron.
Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot
uterus. Menurunnya kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu
sebelum partus dimulai.
2) Pengaruh prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga
aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Seperti telah dikemukakan
plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami
perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
3) Struktur uterus
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
mengalami degenerasi.
4) Sirkulasi uterus Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada
ganglion servikale dari
plesus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini
13
tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
c. Jenis Persalinan
1) Persalinan spontan
Persalinan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan normal
disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.
2) Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah proses yang berlangsung dengan bantuan tenaga
dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi sesar.
3) Persalinan anjuran
Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin
dan prostaglandin (Marmi, 2012).
d. Tanda-tanda permulaan persalinan
Sedangkan menurut Walyani(2014), tanda permulaan persalinan meliputi:
1) Adanya kontraksi rahim.
2) Keluarnya lendir bercampur darah.
3) Keluarnya air-air ketuban.
4) Pembukaan serviks.
14
Menurut Manuaba (2007), tanda permulaan persalinan meliputi:
1) Leghtening (pengosongan)
Dapat dirasakan poleh ibu sebagai perataan perut bagian atas dan
peningkatan tonjolan pada perut bagian bawah.
2) Persalinan palsu
Selama 4 sampai 8 minggu terakhir masa kehamilan, rahim menjalani
kontraksi tak teratur yang biasanya tidak nyeri.
3) Pembukaan serviks
Serviks sering dirasakan melunak sebagai akibat peningkatan kandungan
air dan lisis kolagen.
e. Tanda-tanda in-partu
Tanda in-partu menurut Windyarti (2012), yaitu:
1) Rasa sakit karena adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks yaitu: pelunakan
serviks, pendataran serviks dan terjadinya pembukaan serviks.
f. Tahapan Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1) Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka
15
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 samapai 10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2) Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3) Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir, sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
g. Mekanisme Persalinan
Gerakan utama kepala janin pada proses persalinan:
1) Engagement
Pada minggu-minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan dimulai
kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentasi biparietal
(diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5-9,5 cm) atau 70% pada
panggul ginekoid.
2) Flexion (fleksi)
Pada umunya terjadi fleksi penuh/sempurna sehingga sumbu panjang
kepala sejajar sumbu panggul kemudian membantu penurunan kepala
selanjutnya.
16
3) Descent
Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis dengan
hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga penurunan kepala
berlangsung lambat.
4) Internal rotation (putaran paksi dalam)
Selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil kearah depan
(kebawah simpisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5) Extension (ekstensi)
Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan
menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada di
simpisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu yang kuat
mendorong kepala ekspulsi dan melewati intoritus vagina.
6) External rotation (putaran paksi luar)
Setelah seluruh kepal sudah lahir terjadi putaran kepala ke posisi pada
saat engagement. Dengan demikian dahi depan dan belakang dilahirkan
lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong dan seluruh tungkai.
7) Expulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan dibawah simpisis menjadi
hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir,
diikuti seluruh badan anak: badan (thoraks, abdomen) dan lengan,
pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki (Sukarni, 2013).
17
h. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
Faktor-faktor yang yang mempengaruhi persalinanmenurut Walyani (2014),
adalah sebagai berikut:
1) Passage (jalan lahir)
Jalan lahir dibagi atas:
a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul),
b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament.
2) Powers (his dan mengejan)
a) His
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi memasuki
dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker”
yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut.
b) Mengejan
Yang pegang kendali atau yang paling menentukan dalam tahapan ini
adalah proses mengejan ibu yang dilakukan dengan benar, bagi dari
segi kekuatan maupun keteraturan. Biasanya ibu diminta menarik
nafas panjang dalam beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang
secara perlahan.
3) Passenger
Passenger terdiri dari:
a) Janin
b) Plasenta
18
c) Air ketuban
Menurut Windyarti (2012), faktor yang berperan dalam persalinan yaitu:
1) Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan
mengedan,
2) Keadaan jalan lahir,
3) Janinnya sendiri.
i. Kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan
Ada beberapa kebutuhan dasar ibu selama proses persalinan menurut
Walyani (2014) antara lain:
1) Dukungan fisik dan psikologis
2) Kebutuhan makanan dan cairan
3) Kebutuhan eliminasi
4) Posisioning dan aktifitas
5) Pengurangan rasa nyeri
2. Persalinan Kala III
a. Pengertian
Persalinan kala III yang biasa disebut dengan kala uri adalah dimulai
sejak bayi lahir sampai plasenta lahir (Walyani, 2014).
Persalinan kala III adalah dimulai segera setelah bayi lahir, sampai
lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit
(Prawirohardjo, 2006).
b. Tanda-tanda persalinan kala III
1) Fase pelepasan uri
19
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a) Schlutze (terlepas lebih dahulu ditengah kemudian terjadi
reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula-mula ditengah
kemudian seluruhnya).
b) Dunchan (lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu
dari pinggir).
c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu:
a) Kustner (meletakkan tangan dengan tekanan pada/diatas simpisis dan
tali pusat diregangkan).
b) Klien.
c) Strastman (tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus).
d) Rahim menonjol diatas simpisis.
e) Tali pusat bertambah panjang.
f) Rahim bundar dan keras.
g) Keluar darah secara tiba-tiba (Walyani, 2014).
Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda:
1) Uterus menjadi bundar.
2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim.
3) Tali pusat bertambah panjang.
4) Terjadi perdarahan (Marmi, 2012).
20
c. Fisiologi kala III
Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai
dengan pengeluaran darah (Walyani, 2014).
d. Manajemen kala III
1) Pemberian oksitosin.
2) Peregangan tali pusat terkendali.
3) Masase fundus uteri (Walyani, 2014).
e. Pemeriksaan kala III
1) Plasenta
Pastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap dengan
memeriksa jumlah kotiledonnya (rata-rata 20 kotiledon). Periksa dengan
seksama pada bagian pinggir plasenta apakah kemungkinan masih ada
hubungan dengan plasenta lain.
2) Selaput ketuban
Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban untuk
memastikan tidak ada bagian yang tertinggal didalam uterus. Caranya
dengan meletakkan plasenta diatas bagian yang datar dan pertemukan
21
setiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah ada tanda-tanda
robekan dari tepi selaput ketuban.
3) Tali pusat
Setelah plasenta lahir, periksa mengenai data yang berhubungan
dengan tali pusat, seperti:
a) Panjang tali pusat,
b) Bentuk tali pusat (besar, kecil, atau terpilin-pilin),
c) Insersio tali pusat,
d) Jumlah vena dan arteri pada tali pusat,
e) Adakah lilitan tali pusat (Walyani, 2014).
f. Mekanisme pemisahan plasenta
1) Dinding uterus sebagian mengalami retraksi, tetapi tidak cukup untuk
menyebabkan pemisahan plasenta.
2) Kontraksi dan retraksi selanjutnya mempertebal dinding uterus,
menurunkan letak plasenta, dan membantu pemisahan plasenta.
3) Pemisahan selesai dan pembentukan bekuan retroplasenta (Fraser, 2011).
g. Penatalaksanaan kala III
1) Uteoronik atau agens uterotonik.
2) Ergometrin 0,25 mg intravena.
3) Kombinasi ergometrin dan oksitosin (merek yang paling banyak
digunakan adalah syntometrine).
4) Oksitosin (merek yang paling banyak digunakan adalah syntocinon).
5) Prostaglandin (Fraser, 2011).
22
h. Komplikasi persalinan kala III
1) Perdarahan pascapartum
Perdarahan pascapartum didefenisikan sebagai perdarahan
berlebihan dan traktus genital setelah bayi lahir sehingga 6 minggu
setelah kelahiran. Jika terjadi selama kala III persalinan atau dalam 24
jam setelah melahirkan, perdarahan ini disebut perdarahan pascapartum
primer. Jika terjadi setelah 24 jam pertama hingga minggu keenam
pascapartum, perdarahan ini disebut perdarahan pascapartum sekunder.
2) Atonik uterus
Atonik uterus merupakan kegagalan miometrium pada sisi
plasenta untuk berkontraksi dan beretraksi serta mengompresi pembuluh
darah yang robek dan mengendalikan kehilangan darah dengan kerja
ligatur (Fraser, 2011).
3. Retensio Plasenta
a. Pengertian
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam
waktu 30 menit setelah bayi lahir (Nugroho, 2012).Retensio plasenta adalah
plasenta atau bagian-bagiannya dapat tetap berada didalam uterus setelah
bayi lahir (Marmi, 2011).Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak
terpisah dan menimbulkan hemorrhage yang tidak nampak (Permani,
2013).Retensio plasenta ialah plasenta yang belum lahir dalam setengah jam
setelah janin lahir, keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak,artinya
hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan
23
tindakan plasenta manual dengan segera (Pratiwi, 2012).
b. Etiologi
1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena villi choriales tumbuh
melekat lebih dalam.
2) Plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan
menyebabkan perdarahan yang banyak atau karena adanya lingkaran
kontraksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III
(plasenta inkarserata) (Nugroho, 2012).
3) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta korealis
menembus desidua sampai miometrium-sampai dibawah peritoneum
(plasenta akreta-perkreta) (Marmi, 2011).
c. Klasifikasi
1) Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologi.
2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki/mencapai miometrium.
4) Plasenta prekreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri,
disebabkan oleh kontraksi ostium uteri (Prawirohardjo, 2006).
24
d. Predisposisi
Menurut Walyani (2014), faktor predisposisi retensio plasenta antara lain:
1) Grandemultipara,
2) Bekas operasi uterus,
3) Plasenta previa, karena dibagian isthmus, pembuluh darah sedikit,
sehingga perlu lebih masuk kedalam perlekatannya,
4) Kehamilan ganda, sehingga memerlukan implantasi plasenta yang sedikit
luas,
5) Kasus infertilitas, karena lapisan endometriumnya tipis.
e. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang selalu ada seperti plasenta belum lahir
setelah 30 menit, perdarahan segera, dan kontraksi uterus baik. Sedangkan
tanda dan gejala yang kadang-kadang ada sepetri tali pusat putus akibat
tarikan berlebihan, inversion uterus akibat tarikan, dan perdarahan
lanjutan (Nugroho, 2012).
f. Faktor Risiko
Faktor risiko gangguan perlengketan plasenta adalah:
1) Plasenta previa
2) Riwayat seksio cesarea
3) Riwayat kuretase
4) Angka kelahiran tinggi (Nugroho, 2012).
25
g. Penatalaksanaan Medis
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina mintalah ibu untuk mengejan. Jika
anda dapat merasakan adanya plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta
tersebut.
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan
kateterisasi kandung kemih.
3) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM, jika belum
dilakukan dalam penanganan aktif kala III.
4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan
uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali.
5) Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk
mengeluarkan plasenta secara manual. Jika perdarahan terus berlangsung,
lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya
pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah
dengan mudah menunjukkan koagulopati.
4) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (deman, secret vagina yang berbau)
berikan antibiotic untuk metritis (Marmi, 2011).
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan
hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit.
Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat.
2) Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung Protrombin Time
(PT) dan Activated Partial Tromboplastin Time (APTT) atau yang
26
sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini
penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor
lain (Pratiwi, 2012).
i. Perawatan pasien Retensio Plasenta
1) Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan kateter
yang berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid (sodium klorida
isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan).
Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. Transfusi
darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaandarah.
2) Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat
atau NaCl 0.9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi.
3) Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan
dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus.
4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta.
Indikasi manual plasenta adalah perdarahan pada kala tiga persalinan
kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah
persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi,
perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat
dikeluarkan dengan tangan (cunam) abortus dilanjutkan kuretase sisa
plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan
kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati
27
karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada
abortus.
6) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan
pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau peroral.
7) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk
pencegahan infeksi sekunder (Pratiwi, 2012).
4. Manual Plasenta
a. Pengertian
Manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk
melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual plasenta tidaklah
sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana persiapan agar tindakan tersebut
dapat menyelamatkan jiwa penderita (Pratiwi, 2012).Manual plasenta
adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding
uterus dan mengeluarkannya dari vacum uterisecara manual/menggunakan
tangan (Kusmiyati, 2012). Manual Plasenta merupakan tindakan operasi
kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual
plasenta tidaklah sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana persiapkan
agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita (Pratiwi, 2012).
1) Persiapan Sebelum Tindakan
a) Pasien
b) Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha
sudah dibersihkan.
c) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi.
28
d) Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
e) Medikamentosa.
(1)Analgetika (Phetidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BBT,
Tramadol 1-2 mg/kg BB).
(2)Analgesik suppositoria Tramadol hidroklorida 100 mg untuk
perawatan nyeri akut berat setelah tindakan.
(3)Sedative (Diazepam 10 mg).
(4)Atropine Sulfas 0,25-0,55 mg/ml.
(5)Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin, Prostaglandin).
(6)Cairan NaCl 0,9% dan RL.
(7)Infuse Set.
(8)Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%).
(9)Oksigen dengan regulator.
2) Penolong
a) Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata : 3 set,
b) Sarung tangan DTT/steril : sebaiknya sarung tangan panjang,
c) Alas kaki (sepatu boot karet) : 3 pasang.
3) Instrument
Kocher 2 buah, spuit 5 ml, jarum suntik no 23G, mangkok
tempat plasenta 1 buah, kateter karet dan urine bag masing-masing 1
buah, benang kromk 2/0 1 rol, dan partus set.
4) Tindakan Manual Plasenta
29
a) Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui
karet infuse.
b) Sebelum mengerjakan manual plasenta, penderita disiapkan pada
posisi litotomi.
c) Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva dengan salah satu
tangannya (tangan kiri) meregang tali pusat, tangan yang lain (tangan
kanan) dengan jari-jari dikuncupkan membentuk kerucut.
d) Lakukan kateterisasi kandung kemih.
(1) Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar,
(2) Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan.
(3) Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegakan tali pusat sejajar
lantai.
(4) Secara obstetrik masukkan satu tangan (punggung tangan
kebawah)kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian
bawah.
(5) Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk
memegang kocher kemudian tangan lain penolong menahan
fundus uteri.
e) Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan kedalam kavum uteri
sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
f) Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu jari
merapat kepangkal jari telunjuk).
30
Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk kerucut dengan ujung
jari menelusuri tali pusat sampai plasenta. Jika pada waktu melewati
serviks dijumpai tahanan dari lingkaran kekejangan (constrition ring),
ini dapat diatasi dengan mengembangkan secara perlahan-lahan jari
tangan yang membentuk kerucut tadi. Sementara itu, tangan kiri
diletakkan diatas fundus uteri dari luar dinding perut ibu sambil
menahan atau mendorong fundus itu ke bawah. Setelah tangan yang
didalam sampai keplasenta, telusurilah permukaan fetalnya kearah
pinggir plasenta. Pada perdarahan kala tiga, biasanya telah ada bagian
pinggir plasenta yang terlepas (Pratiwi, 2012).
B. Konsep Dasar ManajemenKebidanan
1. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu dimasa hamil,
persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Purwandari,
2008).
Untuk bisa mengevaluasi efektivitas rencana pengasuhan, diperlukan
pengumpulan data, pengevaluasian, dan pembuatan rencana asuhan kembali.
31
Proses penatalaksanaan kebidanan merupakan langkah sistematis yang
merupakan pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien. Untuk
penjelasan langkah-langkah di atas, akan dijelaskan secara rinci setiap langkah
yang dirumuskan Varney.
2. Pedoman Penerapan
Pedoman penerapan manajemen merupakan kumpulan ketentuan
dasar yang memberikan arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. Penerapan
manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan dilakukan
melalui suatu proses yang disebut langkah atau proses manajemen kebidanan.
Proses manajemen kebidanan ditulis oleh Varney berdasarkan proses
manajemen kebidanan American Colle of Nurse Midwife (ACNM) yang pada
dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut Varney.
Pedoman penerapan manajemen ini akan dibahas tentang tujuan
diberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta,
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu bersalin dengan retensio plasenta,
tanda gejala, kebutuhan-kebutuhan ibu bersalin dengan retensio plasenta,
rencana asuhan komplikasi yang terjadi pada ibu bersalin dengan retensio
plasenta.
a. Tujuan Asuhan
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
adalah melakukan manual plasenta. Manual plasenta merupakan tindakan
operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi
manual plasenta tidaklah sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana
32
persiapkan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita
(Pratiwi, 2012). Tujuan asuhan persalinan adalah menjaga kelangsungan
hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimal mungkin agar prinsip kemanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang diinginkan (Rohani, 2011).
b. Pengaruh retensio plasenta pada persalinan
Pengaruh persalinan dengan retensio plasenta dapat menimbulkan
resiko, seperti plasenta previa, riwayat seksio cesarea, riwayat kuretase dan
angka kelahiran tinggi (Nugroho, 2012).
c. Kebutuhan
1) Nutrisi
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh
karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada
makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama
persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang terjadinya
aspirasi kedalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat
diberikan banyak minum segar (jus buah, sup) selama proses persalinan,
namun bila mual/muntah dapat diberikan cairan IV (RL).
2) Eliminasi
Kebutuhan eliminasi yang meliputi BAB, BAK, frekuensi, warna
urine, bau urine, konsistensi feses lunak.
33
3) Kebersihan diri
Tujuan kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene) untuk
mempertahankan perawatan diri baik dilakukan secara mandiri ataupun
dengan bantuan, membuat rasa nyaman dan rileksasi dapat dilakukan
untuk mencegah infeksi dan mencegah gangguan sikulasi darah.
4) Istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur
dalam seharian apakah ada keluhan atau tidak. Dimana dengan istirahat
yang cukup dapat memulihkan kembali kekuatan fisik dan juga mental
serta mempercepat proses persalinan.
d. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas perlu
diberikan informasi mengenai nutrisi, eliminasi, personal hygiene, pola
istirahat dan juga penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang
dialaminya serta pemberian informasi tentang layanan kesehatan.
e. Peran Bidan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh harus
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan segera dan
kolaborasi dengan dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan
perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang
34
memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan
perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat
mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus ibu bersalin
dengan retensio plasenta yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan.
d. Perubahan yang Terjadi Pada Ibu Bersalin
1) Perubahan-perubahan fisiologi dalam persalinan
Perubahan fisiologi dalam persalinan meliputi:
(a) Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan
sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan distolik rata-rata 5-10
mmHg. Diantara kontraksi uterus, tekanan darah kembali normal
pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan
meningkatkan tekanan darah.
(b) Metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat maupun metabolisme
anaerobic akan naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan
serta aktifitas otot skeletal. Peningkatan ini ditandai dengan kenaikan
suhu badan, denyut nadi, penafasan, kardiak output, dan kehilangan
cairan.
35
(c) Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, terutama
selama persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu
dianggap normal jika tidak melebihi 0,5-1 °C.
(d) Denyut jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara
dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung
sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
(e) Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan
laju pernapasan yang dianggap normal. Hiperventilasi yang lama
dianggap tidak normal dan biasa menyebabkan alkolosis.
(f) Perubahana pada ginjal
Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebapkan oleh
peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.
Proteinuria yang sedikit dianggap biasa dalam persalinan.
(g) Perubahan gastrointestinal
Motilitas lambunga dan absorpsi makanan padat secara substansial
berkurang banyak sekali selama persalinan. Selain itu, pengeluaran
getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan
hampir berhenti, dan pe ngosongan lambung menjadi sangat lamban.
Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang
biasa. Mual atau muntah biasa terjadisampai mencapai akhir kala I.
36
(h) Perubahan hematologi
Hematologi meningkat sampai 1,2 gram/100 ml selama persalinan
dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari
setelah pasca persalinan kecuali ada perdarahan post partum menurut
pusdiknakes (2009).
2) Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalin
(a) Pengalaman sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya
sendiri ini timbul ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya
menghadapi pengalaman yang buruk yang ia alami sebelumnya, efek
kehamilan terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab, yang baru
atau tambahan yang akan ditanggungnya, kecemasan yang
berhubungan dengan kemampuannya untuk me njadi seorang ibu.
(b) Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bisa terkendali
yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinyasendiri serta pengaruh dari orang-orang terdekatnya, ibu
bersalin biasanya telah sensitif terhadap semua hal. Untuk dapat
lebih tenang dan terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi
dengan sesama ibu-ibu hamil lainnya untuk sering tukar pengalaman
dan pendapat.
37
(c) Persiapan menghadapi persalinan
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran
menghadapi persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah
siap untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung
jawabyang baru dengan adanya calon bayi yang akan lahir. Dari segi
fisik dan mental yang berhubungan dengan resiko keselamatan ibu
itu sendiri maupu bayi yang dikandungnya.
(d) Support system
Peran serta orang-orang terdekat dan dicintai sangat besar
pengaruhnya terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan
membutuhkan dorongan dan kasih sayangyang lebih dari seseorang
yang dicintai untuk membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri
Menurut Varney (2012).
e. Deteksi Dini Pada Ibu Bersalin
1) Deteksi dini pada kala I
(a) Inersia uteri
Tanda dan gejala: His yang tidak adekuat, < 2 kali dalam 10 menit, <
20 detik.
(b) Denyut jantung janin
Tanda dan gejala: < 120 kali dalam 10 menit , > 160 kali dalam 1
detik.
38
(c) Dilatasi serviks
Tanda dan gejala: Fase laten > 8 jam, dilatasi serviks dikanan garis
waspadai dalam partograf.
(d) Cairan ketuban
Tanda dan gejala: Bercampur mekomium, air ketuban hijau kental.
(e) Tekanan darah
Tanda dan gejala: Bila TD naik hingga > 160/110 mmHg, pusing
hebat, hijau berkunang-kunang, dan kejang.
(f) Ring bandle
Tanda dan gejala: Nyeri hebat pada bagian perut bagin bawah,
kontraksi hipotonik, muncul tanda-tanda pre-syok, fetal distress.
(g) Suhu
Tanda dan gejala: Suhu > 38 °C
(h) Nadi
Tanda dan gejala: >100 x/menit, urin pekat, suhu > 38 °C
2) Deteksi dini pada kala II
(a) Tali pusat menumbung
Tanda dan gejala: Teraba tali pusat saat pemeriksaan dalam.
(b) Perubahan DJJ
Tanda dan gejala: Takikardi ( > 160 dalam 10 menit), bradikardi ( <
100 dalam 10 menit).
39
(c) Kelelahan maternal
Tanda dan gejala: Ibu tampak lemas, dehidrasi, suhu dan nadi
meningkat.
3) Deteksi dini pada kala III
(a) Tidak adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
(b) Plasenta tidak lepas dalam 15 menit setrelah bayi lahir dan diberi
oksitosin.
(c) Uterus tidak berkontraksi
(d) Perdarahan yang abnormal.
f. Komplikasi Pada Ibu Bersalin
1) Atonia uteri
2) Retensio plasenta
3) Perlukaan jalan lahir
3. Prisip-prisip Manajemen
a. Efisiensi
Bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana
yang perlu dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin.
b. Efektifitas
Seberapa besar suatu tujuan sedang atau telah tercapai rasional
dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan jawaban
atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.
3.Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Proses manajementerdiridari7langkahyang
40
dimulaidenganpengumpulandata dasar
dandiakhiridenganevaluasi.Ketujuhlangkahterdiridarikeseluruhan
kerangkakerjayang dapatdipakaidalamsegalasituasi.Setiaplangkah,dapat
dipecah atau dirubah untuk sebagai batas tugasdan kewajiban, dan inisangat
bervariasisesuaidengankondisiklien saatitu. Langkah-langkah tersebutsebagai
berikut:
a.LangkahI.Identifikasi DataDasar
Dalam mengumpulkan datasubyektifdan dataobyektifyangperlu dikajiyaitu:
1) DataSubyektif
Halyang perludikajipadaibubersalin dengan retensio
plasentameliputikeluhan yang dirasakan ibu saat ini seperti plasenta
belum keluar, riwayat perdarahan (retensio plasenta) pada kehamilan
sebelumnya,polamakan dan minum, ada pengeluaran darah dan apakah
ibu merasakan mules pada perut bagian bawah.
2) Dataobyektif
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada ibu bersalin dengan indikasi
retensio plasentameliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital,
proteinuria kadar haemoglobin, jumlah urine yang keluar dan kontraksi
uterus.
b. LangkahII. IdentifikasiDiagnosa/MasalaahAktual
Padatinjauanpustakadiagnosalebihsering diidentifikasiolehbidan
yang difokuskankepadaapayang dialamiolehklien, sedangkanmasalah lebih
sering berhubungan dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang
41
iarasakan. Dalammenegakkansuatudiagnosaataumasalahkebidanan
berdasarkanpendekatanmanajemen,asuhankebidanan,yang didukung dan
ditunjang olehbeberapadatasubyektifmaupunobyektifyang diperolehdari
hasil pengkajianyangdilakukan.
Berdasarkandatayangdiperolehmaka dirumuskanlahsebuah
diagnosa,diagnosatersebutmemuattentang jumlahkelahiran(para),
jumlahkeguguran danjumlahharimasanifasdisertaimasalahyang dialami
pasien.
c. LangkahIII.IdentifikasiDiagnosa/Masalah Potensial
Pada langkahinikita mengidentifikasimasalah ataudiagnosa
potensiallain berdasarkanrangkaianmasalahdandiagnosisyang
telahdiidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan. Misalnya diagnosa
potensial yang dapat terjadi pada ibu bersalin dengan indikasi retensio
plasenta seperti terjadinya perdarahan dan syok hipovolemik. Sehingga
diagnosa potensial terjadikarenakelanjutandaridiagnosaaktualyang
tidakditanganidengan baik.
d. LangkahIV. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi dan Konsultasi
Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana
bidan harusbertindaksegera dalamrangka menyelamatkannyawa ibu.
Namun, bila didapatkan data yang tidak memberikanindikasi adanya situasi
emergensi maka tidak perlu dilakukan tindakan segera/kolaborasi. Tindakan
segera yang dibutuhkan pada pasien retensio plasentayaitu lakukan
pemasangan infus kemudian manual plasenta.
42
e. Langkah V. RencanaAsuhan
Rencana ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan pelaksanaan terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini data yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
Rencana asuhan juga meliputi kerangka pedoman antisipasi
terhadap masalah tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya, apakah
butuh penyuluhan, konseling dan apakah perlu rujukan bila ada masalah
yang berkaitan dengan sosial ekonomi kultural atau masalah psikologis.
Setiap asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak (bidan danklien).
Setiap keputusan yang dikembangkan dalam asuhan harus rasional dan
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date ang
evidence based. Kaji ulang apakah asuhan yang direncanakan sudah
meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan temuan dari
langkah sebelumnya. Adapun rencana asuhannya adalah memberitahu ibu
tentang keadaan ibu sekarang, jelaskan pada ibu dan keluarga tentang
keadaannya saat ini dimana plasenta belum keluar, observasi tanda-tanda
vital, observasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran darah,
menindaklanjuti instruksi bidan senior mengenai tindakan manual plasenta,
pemeriksaan Haemoglobin. Dalamperencanaaninidisusun berdasarkan teori
dan disesuaikan dengan kebutuhan klien. (Ai, 2011).
43
f. Langkah VI.Implementasi
Merupakan pelaksanaan asuhan yang direncanakan pada langkah V
dengan efisien dan aman. Asuhan dapat dilakukan oleh bidan, klien sendiri
atau tim kesehatan lain, walaupun tanggung jawab tetap ada pada bidan
yang bersangkutan. Untuk klien yang dirujuk pada dokter (klien dengan
komplikasi) dalam penatalaksanaan asuhan bidan bertanggung jawab
terhadap terlaksananya asuhan bersama tersebut. Penatalaksanaan yang
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan bagi klien. Pada tahapinimerupakansuatuprosespelaksanaan rencana
asuhan secara efisien dan aman yang meliputi menjelaskan pada ibu dan
keluarga tentang plasenta yang belum keluar, mengobservasi tanda-tanda
vital, mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran darah,
memeriksa Haemoglobin ibu. Bidanharusmengetahuisejauhmana
keberhasilantindakankebidananyang diberikan.
g. Langkah VII.Evaluasi
Ada kemungkinan suatu asuhan efektif sebagian saja karena proses
penatalaksanaan asuhan merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan
sehingga perlu diulang kembali setiap asuhan yang tidak efektif kemudian
menilai alasan tidak efektifnya suatu asuhan serta melakukan penyesuaian
pada rencana asuhan tersebut.
Evaluasidilakukansecarasiklusdenganmengkajiulang aspek asuhan yang
tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkanataumenghambatkeberhasilanasuhanyang diberikan.Pada
44
langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan.Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuanapakah
benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi didalam diagnosis
danmasalah yang ditandai dengan keadaan umum ibu baik, tanda- tanda
vital dalam batas normal dan plasenta sudah keluar dan tidak ada
perdarahan.Rencanatersebutdapatdianggapefektifjikamemang benar
efektifdalam pelaksanaannya.
4. Pendokumentasian
Pendokumentasi yang benar adalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan
pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses pikir yang sistematis
seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan (Purwandari, 2008).
Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Agar orang lain mngetahui apa yang telah dilaksanakan oleh bidan
melalui proses berpikir sistematis maka dilakukanlah pendokumentasian dalam
format SOAP, yakni:
S: Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesis, sebagai langkah I Varney.
O: Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
melalui anamnesis, sebagai langkah I Varney.
A: Assesment, menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interprestasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi: diagnosa
45
atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau masalah potensial, dan
perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi atau
rujukan.
P: Planning, menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan VII
Varney.
46
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini menguraikan tentang bagaimana penerapan asuhan
manajemen kebidanan yang dimulai dari proses pengumpulan data dasar sampai
dengan evaluasi, yang dilaksanakan pada tanggal 13 s.d. 16 April 2015 pada Ny.
“R” di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat dengan Retensio Plasenta.
A. Manajemen
1. Identifikasi Data Dasar
Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan mengkaji secara umum hanya
berfokus pada ibu pada tanggal 13 s.d. 16 April 2015 pukul 08.05 WITA di
Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat.
a. Identitas Istri/Suami
1) Nama : Ny. R/Tn. S
2) Umur : 30 Thn/46 Thn
3) Suku : Jawa/Jawa
4) Agama : Islam/Islam
5) Pendidikan : SD/SD
6) Pekerjaan : IRT/Petani
7) Alamat : Desa Latangana
8) Pernikahan : I/II
9) Lamanya menikah : ± 9 tahun
4546
47
b. Data Biologis/Fisiologis
1) Riwayat Kehamilan Sekarang :
(a) Ibu mengatakan hamil yang keempat, pernah melahirkan dua kali
dan pernah keguguran satu kali.
(b) Ibu mengatakanHari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 07-07-
2014.
(c) Ibu mengatakan pergerakan janinnya dirasakan pada perut disebelah
kiri.
(d) Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin pada umur kehamilan
4 bulan sampai sekarang.
(e) Ibu mengatakan sejak amenorhea tidak pernah merasakan nyeri
hebat pada abdomen, tidak ada spooting/blooding, tidak pernah
mengalami mual muntah hebat, dan tidak keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir, tidak pernah nyeri ulu hati, penglihatan kabur,
sakit kepala menetap.
(f) Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT 4 kali.
(g) Tafsiran Persalinan pada tanggal 13-04-2015.
2) Riwayat Kesehatan yang Lalu/Sekarang
(a) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius misalnya
malaria, asma, ginjal, jantung, hipertensi, hepatitis, TBC, DM serta
Penyakit Menular Seksual atau HIV/AIDS.
(b) Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantung berdebar-debar.
(c) Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan maupun makanan.
48
(d) Tidak ada riwayat merokok, minum alkohol dan memakai NAPZA.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit menular maupun penyakit keturunan dalam
keluarga misalnya TBC, PMS, DM, jantung dan asma.
4) Riwayat reproduksi
(a) Riwayat Haid
Ibu mengalami Menarche sejak usia 14 tahun dengan siklus 28-30
hari, durasi 4-5 hari, perlangsungan normal dan tidak ada gangguan
haid.
(b) Riwayat Obstetrik
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yaitu tahun 2007
ibu melahirkan anak pertama dengan umur kehamilan 39 minggu
berlangsung normal dengan presentase belakang kepala, dengan
berat 3000 gram dan ditolong oleh dukun. Tahun 2009 ibu
mengalami abortus. Tahun 2010 ibu melahirkan anak kedua dengan
umur kehamilan 38 minggu berlangsung normal dengan presentase
belakang kepala, dengan berat 2900 gram dan ditolong oleh bidan.
Tahun 2015 ibu melahirkan anak kelima dengan riwayat persalinan
sekarang.
(c) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit neoplasma
(tumor) atau operasi ginekologi.
49
(d) Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan spiral selama 3 tahun.
5) Keadaan Ibu Sekarang
(a) Ibu mengeluh nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan
lender bercampur darah sejak tanggal 12 April 2015 jam 22.00
WITA.
(b) Sifat keluhan hilang timbul karena adanya kontraksi uterus sehingga
mengganggu aktifitas/fungsi tubuh.
(c) Ibu tidak merasa pusing dan jantung tidak berdebar-debar.
6) Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
(a) Kebutuhan Nutrisi
(1) Kebiasaan sebelum inpartu
Pola makan ibu teratur dan menu gizi seimbang, jenis makanan
nasi, ikan, sayur dan susu, frekuensi makan2-3 x/hari, minum 6-
7 gelas/hari dengan nafsu makan baik (porsi dihabiskan).
(2) Perubahan selama Inpartu
Nafsu makan ibu berkurang karena rasa sakit (his) tampak dari 1
porsi bubur yang tidak dihabiskan dan minum 5 gelas selama
inpartu.
(b) Pola BAB/BAK
(1) Kebiasaan sebelum inpartu
Frekuensi BAK± 5-6 kali/hari, warna kuning dan bau khas
amoniak, tidak ada gangguan BAK, frekuensi BAB1 kali sehari
50
berwarna/kuning dan konsistensilunak serta tidak ada gangguan
BAB.
(2) Perubahan selama Inpartu
Ibu lebih sering BAK (4 x selama inpartu) dan belum BAB.
(c) Pola istrahat/Tidur
(1) Kebiasaan sebelum inpartu
Kebiasaan tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam.
(2) Perubahan selama Inpartu
Istirahat ibu terganggu karena nyeri perut tembus belakang (his)
yang dirasakan.
(d) Kebutuhan personal hygiene
(1) Kebiasaan sebelum inpartu :
Mandi2 × sehari memakai sabun mandi, keramas 2-3 ×
seminggu memakai sampo, menggosok gigi 2 × sehari memakai
pasta gigi, kuku tangan dan kaki dipotong bila panjang, genitalia
dan anus dibersihkan setiap kali mandi dan setiap kali
BAB/BAK dan pakaian diganti setiap kali kotor dan setelah
mandi.
(2) Perubahan selama inpartu
Sebelum his adekuat ibu mengatakan sudah mandi, keramas,
sikat gigi serta sudah mengganti pakaiannya.
51
(e) Aktifitas dan olahraga
(1) Kebiasaan sebelum inpartu
Aktifitas sehari-hari didalam rumah tangga dibantu keluarga dan
selama hamil ibu berolahraga dengan berjalan-jalan dipagi hari.
(2) Perubahan selama inpartu
Tidak bisa melakukan aktifitas/kegiatan dalam rumah, karena
adanya rasa nyeri yang dirasakan. Ibu hanya berjalan-jalan
didalam rumah menjelang inpartu.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik umum
(a) Keadaan umun ibu baik.
(b) Kesadaran komposmetis.
(c) Tanda-tanda vital:
(1) Tekanan darah : 120/80 mmHg.
(2) Nadi : 80 ×/menit.
(3) Pernapasan : 24 ×/menit.
(4) Suhu : 36,5o
C.
2) Pemeriksaan obstetrik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi)
(a) Kepala
Rambut tidak rontok, bersih dan tidak ada benjolan.
(b) Wajah
Tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak ada oedema, dan
ekspresi wajah cemas.
52
(c) Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak
kuning dan kelopak mata tidak oedema.
(d) Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan tidak
ada polip.
(e) Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan bersih, serta
tidak ada pembengkakkan di belakang telinga.
(f) Mulut dan Gigi
Bibir lembab, tidak pucat, tidak ada sariawan, bersih dan tidak ada
karies gigi.
(g) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
(h) Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, hyperpigmentasi
pada areola mammae, payudara tampak membesar, tidak ada
benjolan dan tidak ada nyeri tekan serta ada ASI (colostrum) ada
bila ditekan.
(i) Abdomen
Tonus otot perut tegang serta tampak striae albicans dan linea nigra,
tinggi fundus uteri 34 cm, tafsiran berat janin 3.410 gram, tidak
53
ada pembesaran hati, TFU 3 jari bawah Prosseus Xifoideus, teraba
kepala pada bagian fundus, punggung kanan, teraba bokong dan
(tangan divergen) menandakan bokong sudah masuk PAP, auskultasi
DJJ : Frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur pada
kuadran kanan dibawah pusat perut ibu dan kontraksi uterus teratur
(3x dalam 10 menit lamanya 42 detik).
(j) Genitalia dan anus
Tampak pengeluaran lendir campur darah (show) dari jalan lahir,
tidak ada varices dan tidak ada candiloma acuminata serta tidak ada
hemoroid.
Pemeriksaan dalam (VT)
Tanggal 13 April 2015 Jam 08.20 WITA
Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai
dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian,
dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis
tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis
dan lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi
ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir
bercampur darah.
(k) Ekstremitas atas/bawah
Simetri kiri dan kanan, tidak ada varices, tidak ada oedema dan
refleks patella (+) kiri dan kanan.
54
2. Identifikasi Diagnosa/Masa Aktual
Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data dasar maka dapat
ditentukan diagnosa pada Ny. “R” yaitu GIV PII AI, umur kehamilan 40 minggu,
penggung kanan, presentase kepala, intrauteri, tunggal, hidup, keadaan umum
ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif.
a. GIV PII AI
Dasar :
DS : 1) Ibu mengatakan hamil yang keempat,
2) Pernah melahirkan dua kali,
3) Pernah keguguran satu kali.
DO : 1) Tampak striae albicans dan linea alba,
1) Tonus otot perut kendor,
2) Hyperpigmentasi pada areola mammae dan payudara tegang.
Analisis dan interprestasi :
1) Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea griseae.
Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai kebagian
atas fundus digaris tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah
retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut
striae livide. Setelah partus, stiae livide ini berubah menjadi putih
disebut striae albicans. (Prawirohardjo, 2009).
2) Tonus otot perut kendor karena sudah pernah mengalami peregangan
pada kehamilan sebelumnya. (Prawirohardjo, 2009).
55
3) Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan
yang dapat diamati adalah selama kehamilan payudara bertambah besar,
tegang, dan berat, serta hiperpigmentasi pada areola dan putting susu
(Prawirohardjo, 2009).
b. Umur kehamilan 40 minggu
Dasar :
DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 07-07-2014
DO : 1) Tafsiran persalinan : 13-04-2015.
2) Tanggal masuk : 13 April 2015, jam 08.00 WITA.
3) Tinggi fundus uterus : 3 jari bawah Prosseus Xifoideus.
Analisis dan interprestasi :
1) Berdasarkan rumus Neagele Tafsiran persalinan dapat dihitung dengan
rumus yang beracuan pada HPHT yaitu tanggal + 7, bulan - 3 dan tahun
ditambah 1 (Aisa, 2010).
2) Umur kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan pusat-
Prosesus Xifoideus. Umur kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri 3
jari bawah Prosesus Xifoideus dan umur kehamilan 40 minggu tinggi
fundus uteri pertengahan pusat-Prosseus Xifoideus (Aisa, 2010).
c. Punggung kanan
Dasar :
DS : Ibu mengatakan janin sering dirasakan bergerak pada sisi perutnya
disebelah kiri.
56
DO : 1) Pada Leopold II teraba tahanan yang keras, memanjang dan
mendatar seperti papan pada sebelah kanan perut ibu,
menandakan punggung kanan.
2) Auskultasi DJJ : frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas, kuat
dan teratur pada kuadran kanan dibawah pusat perut ibu.
Analisis dan interprestasi
1) Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang berada
disebelah kanan atau kiri ibu. Jika teraba benda yang rata tidak teraba
bagian kecil terasa ada tahanan maka itu adalah punggung janin, namun
jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol maka itu adalah
bagian kecil janin (Prawirohardjo, 2009).
2) Jika bunyi jantung terdengar disebelah kanan, berarti punggung berada
di sebelah kanan (Aisa, 2010).
d. Presentase Kepala
Dasar :
DS : -
DO : 1) Leopold I : Pada fundus teraba bokong.
2) Leopold III : Teraba kepala
Analisis dan Interpretasi
Pada bagian fundus teraba bokong (teraba bulat, tidak keras, dan tidak
melenting) dan pada bagian terendah janin teraba kepala (teraba bundar,
keras, dan melenting). Ini menandakan bahwa presentase kepala janin.
(Prawirohardjo, 2009).
57
e. Intra uterin
Dasar :
DS : 1) Ibu mengatakan sejak amenore tidak pernah merasakan nyeri
hebat pada perut.
2) Ibu mengatakan tidak ada pengeluaran darah pervaginam.
DO : 1) Pembesaran perut sesuai umur kehamilan yaitu tinggi fundus
uteri 3 jari bawah Prosseus Xifoideus.
2) Tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
Analisis dan Inteprestasi
1) Kehamilan intrauterin sejak hamil muda dapat dipastikan, yaitu
perkembangan rahim sesuai dengan tuanya hamil, janin teraba intra
uterin, dan palpasi terjadi kontraksi Braxton his dan janin didalam rahim
(Aisa, 2010).
2) Hamil ekstrauterin ditandai dengan terlambat datang bulan, terjadinya
nyeri perut mendadak dan berkelanjutan, dan terjadi perdarahan
pervaginam (Prawirohardjo, 2009).
f. Tunggal
Dasar :
DS : -
DO : 1) Leopold I teraba bokong,
2) Leopold II teraba punggung kanan,
3) Leopold III teraba kepala,
58
4) Auskultasi DJJ, frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas dan
kuat, irama/intensitas teratur pada kuadran kanan bawah perut
ibu.
Analisis dan Interprestasi
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, palpasi teraba dua bagian
besar (kepala dan bokong), teraba bagian-bagian kecil hanya di satu pihak
(kanan atau kiri), denyut jantung janin (DJJ) terdengar disatu pihak
(Prawirohardjo, 2009).
g. Hidup
Dasar :
DS :Ibu mengatakan janinnya bergerak pada umur kehamilan 16 minggu
sampai sekarang.
DO : 1) Pada auskultasi DJJ, frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas dan
kuat, irama/intensitas teratur pada kuadran kanan bawah perut
ibu.
2) Teraba adanya pergerakan janin pada dinding abdomen.
Analisis dan interprestasi
Gerakan bayi atau “tanda kehidupan“ pertama kali dirasakan ibu pada ibu
multipara pada minggu ke-16 (Prawirohardjo, 2009).
h. Keadaan Ibu dan Janin baik
Dasar:
DS : -
DO : 1) Keadaan umum ibu baik.
59
2) Kesadaran komposmetis.
3) Tanda-tanda vital:
a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
b) Nadi : 80 ×/menit
c) Pernapasan : 24 ×/menit.
d) Suhu : 36,5o
C.
4) DJJ : frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur
pada kuadran kiri dibawah pusat perut ibu.
Analisis dan Interpretasi
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 100/70-120/90
mmHg, nadi 60-100 kali permenit, suhu 36,5℃-37,5℃ dan pernapasan
16-24 kali permenit) (Prawirohardjo, 2009).
2) Bunyi jantung janin dalam keadaan sehat, berkisar antara 120-160 kali
permenit (Prawirohardjo, 2009).
i. Inpartu kala I Fase aktif.
Dasar:
DS: Ibu mengeluh nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lendir
bercampur darah sejak tanggal 12 April 2015 jam 22.00 WITA.
DO: 1) Tampak pengeluaran lendir campur darah (show) dari jalan lahir.
2) Pada pemeriksaan dalam (VT) pukul 08.20 WITA, keadaan
dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan
promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian,
dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis
60
tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio
tipis dan lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), presentase kepala,
posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan
lendir bercampur darah.
Analisis dan Interpretasi
1) Pelepasan lendir campur darah terjadi karena pada saat kontraksi segmen
bawah rahim/serviks tegang dan tertarik sehingga pembuluh darah
kapiler disertai pecahnya mulut rahim dan mengakibatkan adanya
pelepasan lendir dan darah (Prawirohardjo, 2009).
2) Fase aktif kala I persalinan ditandai dengan frekuensi dan lama kontraksi
uterus akan meningkat secara bertahap dari pembukaan 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Jika pembukaan telah mencapai
atau lebih dari 4 cm maka ibu berada dalam fase aktif kala I persalinan
(Prawirohardjo, 2009).
3. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial
Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.
4. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera/ kolaborasi.
5. Rencana Asuhan
a. Tujuan :
1) Kondisi ibu dan janin tetap baik.
2) Kala I persalinan berlangsung normal.
61
b. Kriteria :
2) Kala I berlangsung normal, ditandai dengan fase laten berlangsung < 8
jam dan fase aktif berlangsung < 4-6 jam, penurunan kepala hodge IV
(0/5), kontraksi uterus abdomen kuat 4-5 x dalam 10 menit, durasi > 40-
60 detik.
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah : 100-120/60-90
mmHg, nadi : 60-100 x/mnt, suhu : 36,5-37,5℃, pernapasan : 16-
24x/mnt), DJJ (120-160x/menit).
c. Rencana Tindakan
1) Beri senyum, salam dan sapa ibu.
Rasional : Untuk menjalin hubungan yang baik antara petugas dan ibu.
2) Lakukan informed consent untuk setiap tindakan yang akan dilakukan.
Rasional : Agar ibu mengerti dan mau memberikan informasi yang di-
butuhkan serta dapat melindungi petugas dari tututan hukum.
3) Observasi DJJ, nadi, dan his setiap 30 menit serta observasi pembukaan
serviks, penurunan kepala, suhu, tekanan darah dan urine setiap 4 jam.
Rasional : Denyut Jantung Janin dan tanda-tanda vital ibu serta
pemeriksaan dalam merupakan indikator untuk mengetahui
kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin baik atau tidak.
4) Beri tahu ibu hasil pemeriksaan keadaannya sekarang.
Rasional : Agar ibu mengetahui keadaannya saat ini.
5) Pasang Infus cairan fisiologis (ringer laktat) 28 tetes/menit.
62
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan ibu dan mengantisipasi
terjadinya masalah potensial yaitu perdarahan dan syok
hipovolemik.
6) Anjurkan untuk memilih posisi nyaman, berbaring dengan posis miring
kiri.
Rasional :Posisi berjalan (berdiri) dan posisi nyaman membantu
penurunan janin yang berlanjut adanya dorongan untuk
meneran, jongkok dan berdiri juga dapat membantu
memercepat kemajuan persalinan dan mengurangi nyeri serta
berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk istirahat
diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga dapat
mengurangi resiko terjadinya laserasi.
7) Ajarkan ibu tekhnik relaksasi terutama saat terjadi kontraksi.
Rasional : Dapat mengurangi ketegangan terutama saat terjadi kontraksi.
8) Anjurkan ibu untuk Buang Air Kecil (BAK)/berkemih.
Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat menghambat
penurunan bagian terendah janin.
9) Beri ibu makanan dan minuman di antara kontraksi .
Rasional : Intake yang adekuat dapat memperlancar metabolisme tubuh
untuk menambah tenaga/daya tahan tubuh dalam menghadapi
proses persalinan.
10) Ajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar.
Rasional: Proses mengedan yang baik dan benar berguna untuk proses
63
persalinan.
11) Anjurkan ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada
Tuhan serta dorongan moril.
Rasional: Dengan mendekatkan diri kepada tuhan dapat membuat ibu
lebih sabar dan tenang dalam menghadapi persalinan.
12) Anjurkan ibu untuk memilih pendamping pada saat persalinan.
Rasional: Untuk memberikan dukungan moril pada ibu pada saat
persalinan.
13) Siapkan alat dan bahan untuk persalinan sesuai APN.
Rasional: Untuk proses pertolongan persalinan.
14) Dokumentasi hasil observasi Kala I pada lembar pencatatan dan
partograf.
Rasiona6565l:Dokumentasi pada lembar pencatatan dan
patografmemudah- kan untuk pengambilan keputusan dan rencana
asuhan selanjutnya.
6. Implementasi
Tanggal: 13 April 2015 Jam: 08.10 WITA
a. Memberi senyum, salam dan menyapa ibu.
Hasil: Ibu membalas senyum, menjawab salam, dan sapaan bidan
dengan ramah.
b. Melakukan informed concent untuk setiap tindakan yang akan dilakukan.
Hasil : Ibu mengeti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
64
c. Mengobservasi TTV ibu, DJJ, dan his setiap 30 menit serta jam 08.20
WITA
d. mengobservasi pembukaan serviks, penurunan kepala, suhu, tekanan darah
dan urine setiap 4 jam.
Hasil: 1) Tanda-tanda vital (08.20 WITA) :Tekanan darah: 120/80 mmHg,
Nadi: 80 ×/menit, Pernapasan: 24 ×/menit, Suhu: 36,5o
C, DJJ:
142 x / menit, His: 3 x dalam 10 menit, durasi 42 detik.
2) Pemeriksaan dalam : Keadaan dinding vagina elastis, kesan
panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba,
linea terminalis teraba sebagian, dinding vagina elastis, spina
ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak menonjol, arkus pubis
membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak, pembukaan 6
cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan
depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah.
e. Memberi tahu hasil pemeriksaan keadaan ibu sekarang.
Hasil: Ibu tahu dan dan mengerti tentang keadaannya sekarang.
f. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, berbaring
dengan posisi miring kiri.
Hasil: Ibu berbaring dengan posisi miring kiri.
g. Mengajarkan pada ibu tekhnik relaksasi atau pengaturan napas panjang
terutama saat terjadi kontraksi.
Hasil: Ibu melakukan anjuran bidan yang telah disampaikan dengan
bernapas panjang pada saat kontraksi.
65
h. Menganjurkan pada ibu untuk BAK/berkemih.
Hasil : Ibu sudah buang air kecil.
i. Memberi ibu makan dan minum diantara kontraksi.
Hasil : Ibu makan bubur hangat dan minum air putih saat tidak ada his.
j. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar.
Hasil : Ibu dapat meneran dengan baik dan benar.
k. Menganjurkan ibu selalu mengingat dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Hasil : Ibu selalu berdoa dan istighfar.
l. Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping persalinan.
Hasil : Ibu memilih orang tuanya sebagai pendamping persalinan.
m. Menyiapkan alat dan bahan untuk persalinan sesuai APN
Hasil : Alat dan bahan telah disiapkan yaitu :
1) Dalam bak partus berisi dua pasang handschoen steril, dua buah
klem koher, satu buah klem ½ koher, satu buah gunting tali
pusat, satu buah benang pengikat tali pusat, satu buah spoit
disposable steril 2,5 cc, kapas steril dan kapas DTT secukupnya.
2) Di luar bak partus yaitu nierbeken, pengisap lendir,tensi
meter,stetoskop, pengukur panjang badan, celemek, betadine,
thermometer, larutan klorin dan air DTT, timbangan bayi, dua
buah tempat sampah, satu buah tempat plasenta, tempat pakaian
kotor ibu.
3) Persiapan obat-obatan yaitu Oxytocin 6-8 ampul,Ergometrin,Vit.
K,Hepatitis B.
66
4) Persiapan pakaian ibu terdiri dari alas bokong, baju dan sarung
bersih, celana dalam dan gurita.
5) Persiapan bayi terdiri dari handuk, sarung, baju dan popok bayi,
kaos kaki/tangan dan topi.
n. Mendokumentasikan kala I pada lembar pencatatan dan partograf.
Hasil: Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan pada lembar pencatatan
dan partograf .
7. Evaluasi
Tanggal 13 April 2015 Jam: 08.50 WITA
a. Kala 1 berlangsung normal, pembukaan lengkap terjadi pada jam 11.00
WITA, penurunan kepala 0/5 dan kontraksi uterus dalam 10 menit 4-5 kali
durasi 50 detik.
b. Tanda – tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah: 120/70
mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 37 ° C, pernapasan: 24 x/menit, DJJ: 135
x/menit.
c. Adanya tanda dan gejala Kala II yaitu :
1) Ibu merasakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran.
2) Tampak tekanan yang semakin meningkat pada anus.
3) Perineum tampak menonjol.
4) Vulva dan sfingter ani membuka.
67
Manajemen Asuhan Kebidanan
Kala II Persalinan
1. Identifikasi Data Dasar
a. Riwayat persalinan sekarang
b. Ibu mengatakan ingin BAB (mules)
c. Ibu mengatakan ingin meneran
d. Ibu mengatakan sakitnya bertambah
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum dan janin baik.
2) Kesadaran compesmentis.
3) Tanda – tanda vital dalam batas normal yaitu Tekanan darah: 120/870
mmHg, Nadi: 80 ×/menit, Pernapasan: 24 ×/menit, Suhu: 37o
C.
4) Keadaan janin baik, denyut jantung janin 135 x/menit.
5) Kontraksi uterus dalam 10 menit 4-5 kali durasi 50 detik.
6) Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 13 April 2015, jam 11.00 WITA :
Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan
promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, dinding
vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak menonjol,
arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak,
pembukaan 10 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun
kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah.
7) Adanya tanda dan gejala Kala II yaitu :
a) Ibu merasakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran.
b) Tampak tekanan yang semakin meningkat pada anus.
68
c) Perineum tampak menonjol.
d) Vulva dan sfingter ani membuka.
2. Identifikasi Diagnosa/Masa Aktual
Inpartu kala II, keadaan umum ibu dan janin baik.
a. Inpartu kala II
Dasar :
DS : 1) Ibu mengatakan ingin meneran.
2) Ibu mengatakan ingin buang air besar.
DO : 1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit 4-5 kali durasi 50 detik.
2) Pembukaan lengkap (10 cm) jam 11.00 WITA.
3) Penurunan kepala 0/5.
4) Vulva dan anus membuka, perineum menonjol.
Analisis dan interprestasi
1) His yang sempurna membuat dinding korpus yang terdiri atas otot-otot
menjadi lemah, lebih tebal dan lebih pendek sedangkan bagian bawah
uterus dan serviks mengandung sedikit otot dan banyak mengandung
jaringan kolagen akan mudah tertarik dan menjadi tipis dan membuka.
Tahanan dari air ketuban dan permulaan kala I serta kepala janin masuk
ke rongga panggul mengadakan tahanan pada serviks hingga
pembukaan menjadi lengkap ( Prawirohardjo, 2009).
2) Pada saat ibu mengedan menambah kekuatan uterus yang sudah optimal
itu bayi lahir dalam presentase belakang kepala (Prawirohardjo, 2009).
69
b. Keadaan ibu dan janin baik
Dasar :
DS : -
DO : 1) Tanda-tanda vital: Tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 80 x/
menit, suhu: 370
C, pernapasan: 24 x/ menit.
2) DJJ : 135 x /menit.
Analisis dan interprestasi
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 100/70-120/90
mmHg, nadi 60-100 kali permenit, suhu 36,5℃-37,5℃ dan pernapasan 16-
24 kali permenit) (Aisa, 2010).
2) Dalam keadaan sehat, bunyi jantung janin berkisar antara 120-160 kali
permenit (Aisa, 2010).
3. Identifikasi Diagnosa/Masa Potensial
Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.
4. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera/kolaborasi.
5. Rencana Asuhan
a. Tujuan :
1) Keadaan umum ibu baik.
2) Kala II berlangsung normal.
3) Tidak terjadi partus macet.
70
b. Kriteria :
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah : 100/70 mmHg-
120/80 mmHg, nadi : 60- 100 x /menit , suhu : 36,5-37,50
C , pernapasan :
16 - 24 x/menit).
2) Kala II tidak lebih dari 1 jam.
3) Bayi lahir spontan dan langsung menangis kuat.
c. Rencana Tindakan
1) Lihat dan dengar adanya tanda gejala kala II.
Rasional: Dengan memastikan adanya tanda gejala kala II, pada saat ada
his ibu sudah dapat dianjurkan untuk mengedan.
2) Pastikan kelengkapan alat dan obat-obatan serta mematahkan oxitocin
dan memasukan spuit ke dalam bak partus.
Rasional: Kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan dalam proses akan
memperlancar jalannya proses persalinan.
3) Siapkan ibu dan diri untuk menolong.
Rasional: Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh
penolong dari kontaminasi cairan, lendir dan darah dari pasien.
4) Cuci tangan sebelum menolong.
Rasional: Untuk mencegah terjadinya infeksi.
5) Pakai sarung tangan DTT.
Rasional: Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya
infeksi.
71
6) Siapkan oksitosin dalam spuit.
Rasional: Kesiapan oxytosin untuk memudahkan penolong saat
melakukan tindakan penanganan aktif kala II.
7) Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT.
Rasional: Mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat kuman yang
berasal dari vulva dan perineum.
8) Lakukan pemeriksaan dalam.
Rasional: Untuk memastikan pembukaan lengkap, sehingga bila
dilakukan amniotomi jika ketuban masih utuh dan
memastikan tidak teraba bagian-bagian terkecil dari janin
tidak ada penumbungan tali pusat.
9) Dekontaminasi , sarung tangan yang sudah dipakai.
Rasional: Untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
10) Periksa denyut jantung janin.
Rasional: Untuk memastikan denyut jantung janin dalam batas normal.
11) Beri tahu ibu jika pembukaan sudah lengkap.
Rasional: Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada saat his.
12) Anjurkan keluarga untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk pada
saat meneran.
Rasional: Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya akan
menekan cara interior. Hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah dari ibu keplasenta, sehingga
72
menyebabkan berkurangnya aliran darah dari ibu keplasenta
jadi menurun.
13) Pimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan ibu istirahat diantara
kontraksi.
Rasional: Meneran secara berlebihan sehingga menahan upaya untuk
mengambil nafas akan mengakibatkan kelelahan yang tidak
perlu bagi ibu dan meningkatkan resiko asfiksia pada bayi
karena masuknya oksigen keplasenta jadi menurun.
14) Anjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Rasional: Posisi yang nyaman akan membantu penurunan bayi yang
berlanjut dengan dorongan untuk meneran. Berdiri dapat
membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan
mengurangi nyeri serta berbaring miring memudahkan ibu
untuk istirahat diantara kontraksi jika ia mengalami
kelelahandan juga dapat mengurangi resiko terjadinya laserasi
perineum.
15) Letakkan handuk bersih di atas perut.
Rasional: Sebagai tempat untuk meletakkan bayi baru lahir dan untuk
mengeringkan badan bayi.
16) Letakkan kain segitiga dibawah bokong ibu.
Rasional: Untuk menjaga perineum.
17) Pakai sarung tangan DTT untuk monolong.
73
Rasional: Untuk mencegah terjadinya infeksi.
18) Lahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala.
Rasional: Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala
bayisecarabertahap dan hati –hatidapat mengurangi
regangan berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum.
19) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
Rasional: Lilitan tali pusat dapat menghambat kelahiran bahu sehingga
bisa terjadi asfiksia bila tidak dilepaskan.
20) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Rasional:Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin
yang searah dengan punggungnya sehinngga memudahkan
kelahiran bayi.
21) Lahirkan kedua bahu biparietal.
Rasional: Untuk mencegah rupture pada vagina.
22) Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyangga kepala, lengan
dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan
dan siku atas.
Rasional: Untuk memudahkan proses persalinan dan mencegah laserasi.
23) Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung
hingga tungkai.
74
Rasional: Menelusuri punggung sampai tungkai untuk memudahkan
proses kelahiran.
24) Lakukan penilaian (selintas), tangisan bayi, pernapasan, pergerakan dan
warna kulit bayi.
Rasional: Untuk mengetahui apakah bayi menangis kuat atau bernapas
megap-megap, gerakan bayi aktif atau tidak serta wana kulit
bayi kemerahan atau sianosis.
25) Letakkan dan keringkan tubuh bayi diatas perut ibu dengan segera dan
ganti handuk bayi.
Rasional: Untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir.
6. Implementasi
Tanggal 13 April 2015 Pukul : 11.00 WITA
a) Melihat dan mendengar tanda gejala kala II.
Hasil:Adanya tanda gejala kala II yaitu perineum menonjol, vulva
membuka,tekanan pada anus dan dorongan kuat untuk meneran.
b) Memastikan kelengkapan alat-alat dan obat-obatan serta mematahkan
oxitocin dan memasukan spuit kedalam bak partus.
Hasil: Alat siap pakai.
c) Menyiapkan ibu dan diri untuk menolong.
Hasil: Sudah memakai celemek.
d) Mencuci tangan sebelum menolong.
Hasil: Sudah mencuci tangan dibawah air mengalir.
75
e) Memakai sarung tangan DTT 1 tangan kemudian mengambil spoit lalu
megisap oxytocin kemudian memakai sarung tangan yang kedua.
Hasil: Telah memakai sarung tangan DTT dan telah memasukan oxytocin
dalam spoit lalu meletakan dalam bak partus.
f) Mengisap oxytosin dalam spuit 2,5 cc dan memasukkannya dalam bak
partus.
Hasil : Oxytosin telah diisap dan disimpan dalam bak partus.
g) Membersihkan Vulva dan perineum dengan kapas DTT.
Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan.
h) Melakukan pemeriksaan dalam.
Hasil : Pemeriksaan dalam ( VT ) tanggal 13 April 2015, jam 11.00 WITA
Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai
dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian,
dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak
menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan
lunak, pembukaan 10 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi
ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir
bercampur darah.
i) Mencelup sarung tangan yang sudah dipakai dalam larutan clorin 0.5%.
Hasil : Celup sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% lalu melepaskan
secara terbalik kemudian diletakan di pinggir wadah larutan clorin
tersebut.
76
j) Memeriksa denyut jantung janin.
Hasil : Denyut jantung janin 135 x/menit.
k) Memberi tahu ibu jika pembukaan sudah lengkap.
Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti.
l) Menganjurkan suami untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk pada
saat meneran.
Hasil : Keluarga membantu ibu.
m)Memimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan ibu istirahat diantara
kontraksi.
Hasil : Ibu dipimpin pada saat his.
n) Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Hasil : Ibu memilih berbaring miring kekiri.
o) Meletakkan handuk bersih diatas perut.
Hasil : Handuk bersih telah diletakkan diatas perut ibu.
p) Meletakkan kain segitiga dibawah bokong ibu.
Hasil : Kain telah diletakkan dibawah bokong ibu.
q) Memakai sarung tangan DTT untuk monolong.
Hasil: Sarung tangan DTT telah dipakai pada kedua tangan.
r) Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala.
77
Hasil: Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum dilindungi
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain
menahan posisi defleksi.
s) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat.
t) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara sempurna.
u) Melahirkan kedua bahu biparietal.
Hasil:. Kedua bahu dilahirkan secara biparietal.
v) Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyangga kepala, lengan
dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan
dan siku atas.
Hasil: Badan bayi telah dilahirkan dengan menyangga kepala , lengan dan
siku sebelah bawah menggunakan tangan dan tangan kiri memegang
lengan dan siku atas
w)Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung
hingga tungkai.
Hasil: Bayi telah lahir.
x) Melakukan penilaian (selintas) yaitu gerakan, tangisan, pernapasan dan
warna kulit bayi.
Hasil: Bayi lahir jam 11.45 WITA spontan PBK langsung menangis kuat,
pernapasan baik, pergerakan aktif, dan warna kulit kemerahan.
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi
manajemen-retensi

More Related Content

What's hot

Kti akbid paramata septiana
Kti akbid paramata septianaKti akbid paramata septiana
Kti akbid paramata septianaWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...Warnet Raha
 
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
 
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyLIAMAIASTUTI
 

What's hot (16)

Kti liana desmiani akbid paramata
Kti liana desmiani akbid paramataKti liana desmiani akbid paramata
Kti liana desmiani akbid paramata
 
Kti akbid paramata septiana
Kti akbid paramata septianaKti akbid paramata septiana
Kti akbid paramata septiana
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
Anshella citra angelita
Anshella citra angelitaAnshella citra angelita
Anshella citra angelita
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” DENGAN...
 
Kti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramataKti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramata
 
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
 
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramataKti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
 
Kti darmina
Kti darminaKti darmina
Kti darmina
 
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
 
Kti novensky e.m
Kti novensky e.mKti novensky e.m
Kti novensky e.m
 

Similar to manajemen-retensi

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...Warnet Raha
 
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA  Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...Warnet Raha
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to manajemen-retensi (20)

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti mariani
Kti marianiKti mariani
Kti mariani
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
 
Kti wa ode fitriyanti
Kti wa ode fitriyantiKti wa ode fitriyanti
Kti wa ode fitriyanti
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
 
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA  Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
 
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PADA NY. R DENGAN...
 
Kti siti sariandi
Kti siti sariandiKti siti sariandi
Kti siti sariandi
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
 
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

manajemen-retensi

  • 1. 1 MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN IBU BERSALINPADA NY.“R”DENGAN RETENSIO PLASENTA DI PUSKESMAS TIKEP KABUPATEN MUNA BARAT TANGGAL 13 S.D. 16 APRIL 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Septiana NIM: 2012.IB.0027 YAYASANPENDIDIKAN SOWITE AKADEMIKEBIDANANPARAMATARAHA KABUPATEN MUNA 2015
  • 2. 2 LEMBAR PERSETUJUAN KaryaTulisIlmiah Manajemen danPendokumentasianAsuhanKebidanan Ibu Bersalin pada Ny.“R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat Tanggal 13 s.d.16 April 2015 Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim PengujiKaryaTulisIlmiahAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes ii 2 LEMBAR PERSETUJUAN KaryaTulisIlmiah Manajemen danPendokumentasianAsuhanKebidanan Ibu Bersalin pada Ny.“R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat Tanggal 13 s.d.16 April 2015 Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim PengujiKaryaTulisIlmiahAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes ii 2 LEMBAR PERSETUJUAN KaryaTulisIlmiah Manajemen danPendokumentasianAsuhanKebidanan Ibu Bersalin pada Ny.“R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat Tanggal 13 s.d.16 April 2015 Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim PengujiKaryaTulisIlmiahAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes ii
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah initelahdiperiksa dandisahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………............………….........) 2. Rosdiana Ita, S.ST (…………........………….........) 3. Andi Asniati, SKM (…………........……….............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha KabupatenMuna RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes iii 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah initelahdiperiksa dandisahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………............………….........) 2. Rosdiana Ita, S.ST (…………........………….........) 3. Andi Asniati, SKM (…………........……….............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha KabupatenMuna RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes iii 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah initelahdiperiksa dandisahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah AkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………............………….........) 2. Rosdiana Ita, S.ST (…………........………….........) 3. Andi Asniati, SKM (…………........……….............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Rosdiana Ita, S.ST Andi Asniati, SKM Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha KabupatenMuna RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes iii
  • 4. 4 RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI Nama : Septiana Tempat tanggal lahir : Kendari, 07September 1994 Suku/Bangsa : Muna/Indonesia Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Desa Laworo B. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama Ayah/Ibu : La Ode Ada/Manisem 2. Pekerjaan : Wiraswasta/IRT 3. Alamat : Desa Laworo C. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tamat SD Negeri 19 Tikep tahun 2006. 2. Tamat MTs.S Assyiddiq Tiworo tahun 2009. 3. Tamat SMA 1 Tikep tahun 2012. 4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2012 sampai sekarang. iv
  • 5. 5 KATA PENGANTAR AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-NYA sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini dengan judul “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. “R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat Tanggal 13 s.d. 16 April 2015”. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dari Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Rosdiana Ita, S.ST, selaku pembimbing I dan Andi Asniati, SKM., selaku pembimbing II. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. La Ode Muhlisi, A. Kep, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna, sekaligus sebagai penguji I. 3. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku pudir I Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 4. Para dosen dan staf pengajar Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. v
  • 6. 6 5. Alimaturrahim,selaku Kepala Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat beserta stafnya atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung. 6. Seluruh Bidan di Puskesmas Tikep, khususnya Bidan Milawati, SST serta Kakak senior saya Angkatan I,II, dan III, yang bertugas di wilayah Puskesmas Tikep yang telah memberikan kritik dan saran dalam proses penyusunan Studi Kasus ini. 7. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerjasama dalam proses penyusunan Studi Kasus ini. 8. Orang tuaku La Ode Ada dan Manisem yang paling kucintaiserta saudara- saudariku Ari Astuti, Ikhwal Ludin, dan Muhammad Fathir yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Studi Kasus ini dan semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya. 9. Buat teman-teman seangkatan serta para Alminating serta yang menjadi temanku, terima kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu terimakasih atas dukungan selama ini dalam menghadapi berbagai masalah. vi
  • 7. 7 Karya tulis ilmiah ini dibuat oleh penyusun sesuai dengan kemampuan penyusun. Untuk itu kritik dan saran penyusun harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat. Amin... Raha, Juli 2015 Penulis vii
  • 8. 8 DAFTAR ISI Halaman Judul................................................................................................. i Lembar Persetujuan......................................................................................... ii Lembar Pengesahan......................................................................................... iii Riwayat Hidup................................................................................................. iv Kata Pengantar................................................................................................. v Daftar Isi.......................................................................................................... viii Intisari.............................................................................................................. x BAB IPendahuluan....................................................................................... 1 A. Latar Belakang..................................................................................... 1 B. Ruang Lingkup Pembahasan............................................................... 4 C. Tujuan Telaah...................................................................................... 4 D. Manfaat Telaah.................................................................................... 6 E. Metode Telaah..................................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 8 BAB II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 10 A. Telaah Pustaka..................................................................................... 10 1. Persalinan..................................................................................... 10 2. Persalinan Kala III....................................................................... 17 viii
  • 9. 9 3. Retensio Plasenta......................................................................... 21 4. Manual Plasenta........................................................................... 26 B. Konsep Manajemen Kebidanan........................................................... 29 1. Pengertian..................................................................................... 29 2. Pedoman....................................................................................... 30 3. Prinsip-Prinsip Manejemen.......................................................... 38 4. Langkah-Langkah Manajemen.................................................... 38 5. Pendokumentasian....................................................................... 43 BAB III Studi Kasus..................................................................................... 45 A. Manajemen.......................................................................................... 45 1. Identifikasi Data Dasar................................................................. 45 2. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual........................................ 53 3. Identifikasi diagnosa / Masalah Potensial..................................... 59 4. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi......................... 59 5. Rencana Asuhan........................................................................... 59 6. Implementasi................................................................................. 62 7. Evaluasi....................................................................................... 65 Kala II.............................................................................................................. 65 Kala III............................................................................................................. 77 Kala IV............................................................................................................ 88 B. Pendokumentasian............................................................................... 95
  • 10. 10 BAB IV Pembahasan.................................................................................... 112 A. Identifikasi Data Dasar........................................................................ 112 B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual.............................................. 113 C. Identifikasi diagnosa/Masalah Potensial........................................... 114 D. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi............................... 115 E. Rencanaan Asuhan Kebidanan............................................................ 115 F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan......................................................... 117 G. Evaluasi keefektifan Asuhan............................................................... 118 BAB V Kesimpulan dan Saran..................................................................... 119 A. Kesimpulan............................................................................................ 119 B. Saran...................................................................................................... 120 Daftar Pustaka.............................................................................................. Lampiran-lampiran...................................................................................... ix x
  • 11. 11 INTISARI Septiana (2012.IB.0027) “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny “R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat Tanggal 13 s.d. 16 April 2015”, dibimbing oleh Ibu Rosdiana Ita dan Ibu Andi Asniati. (x + 120 hal + lampiran). Latar Belakang : Menurut data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Metode telaah : Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, metode yang digunakan oleh penulis meliputi Studi Kepustakaan, Studi Kasus, dan Tanya Jawab. Hasil Studi Kasus : Dengan metode yang telah dilaksanakan pada kasus Retensio Plasenta yang diangkat dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terjadi perdarahan dan syok hipovolemik. Kesimpulan : Manajemen kebidanan dilaksanakan secara berurutan, menyusun rencana asuhan berdasarkan permasalahan yang muncul pada kala III, pemberian atau pelaksanaan kebutuhan sesuai rencana dilakukan selama1 jam 15 menit. Kata kunci: Ibu Bersalin,Retensio Plasenta Literatur:13literatur (2006-2014) xi
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya Safe Motherhood Indonesia mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood Indonesia dan Making Pregnancy Safer (MPS) sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan, dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi (Prawirohardjo, 2009). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Praworihardjo, 2006).Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sukarni, 2013). Jenis-jenis persalinan ada tiga yaitu persalinan spontan,persalinan buatan dan persalinan anjuran. Persalinan spontan adalah persalinan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau dilakukan operasi sesar, sedangkan persalinan anjuran adalah bila 1 1
  • 13. 2 kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari dengan pemberian pitocin dan prostaglandin (Marmi, 2012). Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontaksi uterus yang efektif sehingga dapat mempersingkat waktu kala III, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah pada kala III persalinan. Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir (Nugroho, 2012). Ratensio plasenta di sebabkan oleh atonia uteri yang belum keluar atau karena adanya lingkaran kontraksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar dan belum lepasnya plasenta dari dinding rahim karena tubuh melekat lebih dalam. Komplikasi dari retensio plasenta adalah terjadi syok haemorrage yang disebabkan karena adanya perdarahan pasca persalinan (Permani, 2013). Rentensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan, hal itu merupakan penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Berdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar (43%). Menurut WHO dilaporkan bahwa (15-20%) kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah (0,8-1,2%) untuk setiap kelahiran. Dibandingkan dengan resiko-resiko lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum dimana retensio plasenta salah satu penyebabnya dapat
  • 14. 3 mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat. Data WHO menunjukkan sebanyak 99 persen kematian ibu akibatmasalahpersalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran (Pratiwi, 2012). Di Indonesia berdasarkan perhitungan oleh Biro Pusat Statistik diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Growth 2015 (102/100.000 kelahiran hidup), sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Angka kematian ibu di Indonesia akibat perdarahan masih cukup tinggi, salah satu diantaranya adalah retensio plasenta yaitu belum lahirnya plasenta setelah setengah jam bayi lahir, sehingga memerlukan adanya pengawasan yang intensif dan penanganan yang tepat untuk mengurangi terjadinya perdarahan terutama karena retensio plasenta. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2011, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka102 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan survey, kejadian kematian ibu paling banyak terjadi pada saat persalinan, oleh karena itu persalinan memerlukan
  • 15. 4 pemantauan yang ketat sehingga dapat mencegah beberapa kematian tersebut (Permani, 2013). Data khusus yang diperoleh dari data medical record (rekam medis) Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yaitu pada tahun 2013 jumlah persalinan dengan retensio plasenta sebanyak 52 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta sebanyak 4 orang. Tahun 2014 jumlah persalinan dengan retensio plasenta sebanyak 41 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta sebanyak 6 orang. Data khusus yang diperoleh dari data Puskesmas Tikep yaitu pada tahun 2013jumlah persalinan sebanyak 127 orang, dengan retensio plasenta sebanyak 7 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta sebanyak 2 orang. Tahun 2014 jumlah persalinan sebanyak 115 orang, dengan retensio plasenta sebanyak 5 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta tidak ada. Tahun 2015 jumlah persalinan sampai bulan April sebanyak 27 orang, dengan retensio plasenta sebanyak 6 orang dan kematian ibu dengan retensio plasenta tidak ada (Puskesmas Tikep, 2015). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun masalah kasus pada Ny. “R” yang berjudul “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. “R” dengan Retensio Plasentadi Puskesmas TikepKabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015”.
  • 16. 5 B. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi ruang lingkup masalah yang dibahas yaitu “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. “R” dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015”. C. Tujuan Telaah 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan pada klien dengan masalah retensio plasenta berdasarkan 7 langkah manajemen Varney di Puskesmas TikepKabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan pengkajian, menganalisa data dan menentukan prioritas masalah secara komprehensif dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. b. Menegakkan diagnosa/masalah aktual kebidanan dari data yang sudah dikumpulkan dan diinterprestasikan dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. c. Menetapkan suatu diagnosa potensial agar dapat menentukan tindakan guna mengantisipasi agar tidak terjadi masalah baru berdasarkan diagnosa dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015.
  • 17. 6 d. Menentukan tindakan kolaborasi dengan retensio plasenta di Puskesmas TikepKabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. e. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan permasalahan yang muncul sesuai dengan diagnosa kebidanan pada klien dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. f. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan sesuai dengan kebutuhan dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. g. Melakukan evaluasi tindakan kebidanan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan dengan retensio plasenta di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat tanggal 13 s.d. 16 April 2015. D. Manfaat Telaah 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang resiko persalinan dengan retensio plasenta terhadap kejadian perdarahan dan syok hipovolemik serta dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan.
  • 18. 7 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi penulis Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Ujian Akhir Pendidikan DIII Kebidanan Paramata Raha, sebagai pengalaman berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan penulis dalam memberikan perawatan kepada klien dengan kasus retensio plasenta, sebagai sumber informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai acuan bagi penulis Karya Tulis Ilmiah selanjutnya dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahan pengalaman yang sangat berharga dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada retensio plasenta dan dapat memperluas wawasan keilmuan sebagai sarana pengembangan diri melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah. b. Manfaat bagi institusi Sebagai bahan acuan ilmiah atau bahan perbandingan dalam mengembangkan ilmu kebidanan dan sebagai masukan bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya rekan-rekan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dalam melakukan penelitian lebih lanjut dengan Retensio Plasenta. E. Metode Telaah Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, metode yang digunakan oleh penulis meliputi Studi Kepustakaan, Studi Kasus, dan Tanya Jawab. Sedangkan tehnik-tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
  • 19. 8 1. Wawancara Yaitu mengumpulkan data dengan cara berinteraksi, bertanya dan mendengarkan apa yang disampaikan secara lisan oleh klien atau keluarga klien. 2. Observasi Mengamati secara langsung terhadap aktifitas klien atau keluarga klien yang terencana, dilakukan secara aktif dan sistematis. 3. Studi dokumentasi Melakukan pengumpulan data atau informasi melalui catatan bidan dan catatan medis yang berhubungan dengan perkembangan kesehatan klien selama dirawat di puskesmas. 4. Pemeriksaan fisik Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara menyeluruh dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. 5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai kebutuhan klien dengan menggunakan format pengkajian dan pemeriksaan diagnostik seperti pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menunjang hasil pengkajian data dan hasil pemeriksaan fisik, serta untuk menentukan diagnosa. 6. Pengkajian Psikososial Pengumpulan data dengan berdasarkan informasi atau keadaan klien melalui cara klien berkomunikasi, pola interaksi dengan yang lain, serta hubungan sosial.
  • 20. 9 7. Diskusi Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang menangani langsung klien tersebut dan dosen pembimbing studi kasus. F. Sistematika Telaah Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan studi kasus ini, maka penulis menyusun secara sistematika yang terdiri dari : 1. Bab I Pendahuluan: Mencakup latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah, metode telaah, dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka: Mencakup telaah pustaka, konsep manajemen kebidanan yang terdiri dari pengertian, pedoman penerapan, langkah-langkah manajemen, dan pendokumentasian. 3. Bab III Studi Kasus: Mencakup pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial, menilai perlunya intervensi segera, konsultasi dan kolaborasi, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi keefektifan asuhan, pendokumentasian. 4. Bab IV Pembahasan: Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada, dibahas secara sistematis mulai dari langkah 1 sampai langkah 7.
  • 21. 10 5. Bab V Kesimpulan dan Saran: Kesimpulan dan Saran yang berisikan kesimpulan dari isi karya tulis ini serta saran–saran yang dianggap perlu untuk perbaikan. 6. Selain itu juga terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
  • 22. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Prawirohardjo, 2006). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan (Sukarni, 2013). Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur) mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, dan plasenta lahir normal (Walyani, 2014). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dimana hasil konsepsi yang telah cukup bulan keluar melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan, dan selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya. b. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan Menurut Windyarti (2012), sebab terjadinya persalinan sampai kinimasih 10 11
  • 23. 12 merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan persalinan mulai. 1) Faktor hormonal Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai. 2) Pengaruh prostaglandin Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Seperti telah dikemukakan plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun. 3) Struktur uterus Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. 4) Sirkulasi uterus Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari plesus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini
  • 24. 13 tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan. c. Jenis Persalinan 1) Persalinan spontan Persalinan dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. 2) Persalinan buatan Persalinan buatan adalah proses yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi sesar. 3) Persalinan anjuran Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin (Marmi, 2012). d. Tanda-tanda permulaan persalinan Sedangkan menurut Walyani(2014), tanda permulaan persalinan meliputi: 1) Adanya kontraksi rahim. 2) Keluarnya lendir bercampur darah. 3) Keluarnya air-air ketuban. 4) Pembukaan serviks.
  • 25. 14 Menurut Manuaba (2007), tanda permulaan persalinan meliputi: 1) Leghtening (pengosongan) Dapat dirasakan poleh ibu sebagai perataan perut bagian atas dan peningkatan tonjolan pada perut bagian bawah. 2) Persalinan palsu Selama 4 sampai 8 minggu terakhir masa kehamilan, rahim menjalani kontraksi tak teratur yang biasanya tidak nyeri. 3) Pembukaan serviks Serviks sering dirasakan melunak sebagai akibat peningkatan kandungan air dan lisis kolagen. e. Tanda-tanda in-partu Tanda in-partu menurut Windyarti (2012), yaitu: 1) Rasa sakit karena adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. 2) Keluar bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. 3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4) Pada pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks yaitu: pelunakan serviks, pendataran serviks dan terjadinya pembukaan serviks. f. Tahapan Persalinan Persalinan dibagi dalam 4 kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu: 1) Kala I Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka
  • 26. 15 sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 samapai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. 2) Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. 3) Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir, sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. 4) Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. g. Mekanisme Persalinan Gerakan utama kepala janin pada proses persalinan: 1) Engagement Pada minggu-minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan dimulai kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentasi biparietal (diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5-9,5 cm) atau 70% pada panggul ginekoid. 2) Flexion (fleksi) Pada umunya terjadi fleksi penuh/sempurna sehingga sumbu panjang kepala sejajar sumbu panggul kemudian membantu penurunan kepala selanjutnya.
  • 27. 16 3) Descent Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis dengan hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga penurunan kepala berlangsung lambat. 4) Internal rotation (putaran paksi dalam) Selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil kearah depan (kebawah simpisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis. 5) Extension (ekstensi) Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada di simpisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati intoritus vagina. 6) External rotation (putaran paksi luar) Setelah seluruh kepal sudah lahir terjadi putaran kepala ke posisi pada saat engagement. Dengan demikian dahi depan dan belakang dilahirkan lebih dahulu dan diikuti dada, perut, bokong dan seluruh tungkai. 7) Expulsi Setelah putaran paksi luar, bahu depan dibawah simpisis menjadi hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak: badan (thoraks, abdomen) dan lengan, pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki (Sukarni, 2013).
  • 28. 17 h. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan Faktor-faktor yang yang mempengaruhi persalinanmenurut Walyani (2014), adalah sebagai berikut: 1) Passage (jalan lahir) Jalan lahir dibagi atas: a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul), b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament. 2) Powers (his dan mengejan) a) His His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fallopi memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut. b) Mengejan Yang pegang kendali atau yang paling menentukan dalam tahapan ini adalah proses mengejan ibu yang dilakukan dengan benar, bagi dari segi kekuatan maupun keteraturan. Biasanya ibu diminta menarik nafas panjang dalam beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan. 3) Passenger Passenger terdiri dari: a) Janin b) Plasenta
  • 29. 18 c) Air ketuban Menurut Windyarti (2012), faktor yang berperan dalam persalinan yaitu: 1) Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, 2) Keadaan jalan lahir, 3) Janinnya sendiri. i. Kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan Ada beberapa kebutuhan dasar ibu selama proses persalinan menurut Walyani (2014) antara lain: 1) Dukungan fisik dan psikologis 2) Kebutuhan makanan dan cairan 3) Kebutuhan eliminasi 4) Posisioning dan aktifitas 5) Pengurangan rasa nyeri 2. Persalinan Kala III a. Pengertian Persalinan kala III yang biasa disebut dengan kala uri adalah dimulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir (Walyani, 2014). Persalinan kala III adalah dimulai segera setelah bayi lahir, sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Prawirohardjo, 2006). b. Tanda-tanda persalinan kala III 1) Fase pelepasan uri
  • 30. 19 Mekanisme pelepasan uri terdiri atas: a) Schlutze (terlepas lebih dahulu ditengah kemudian terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula-mula ditengah kemudian seluruhnya). b) Dunchan (lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir). c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta. 2) Fase pengeluaran uri Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu: a) Kustner (meletakkan tangan dengan tekanan pada/diatas simpisis dan tali pusat diregangkan). b) Klien. c) Strastman (tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus). d) Rahim menonjol diatas simpisis. e) Tali pusat bertambah panjang. f) Rahim bundar dan keras. g) Keluar darah secara tiba-tiba (Walyani, 2014). Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda: 1) Uterus menjadi bundar. 2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim. 3) Tali pusat bertambah panjang. 4) Terjadi perdarahan (Marmi, 2012).
  • 31. 20 c. Fisiologi kala III Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran darah (Walyani, 2014). d. Manajemen kala III 1) Pemberian oksitosin. 2) Peregangan tali pusat terkendali. 3) Masase fundus uteri (Walyani, 2014). e. Pemeriksaan kala III 1) Plasenta Pastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap dengan memeriksa jumlah kotiledonnya (rata-rata 20 kotiledon). Periksa dengan seksama pada bagian pinggir plasenta apakah kemungkinan masih ada hubungan dengan plasenta lain. 2) Selaput ketuban Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal didalam uterus. Caranya dengan meletakkan plasenta diatas bagian yang datar dan pertemukan
  • 32. 21 setiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah ada tanda-tanda robekan dari tepi selaput ketuban. 3) Tali pusat Setelah plasenta lahir, periksa mengenai data yang berhubungan dengan tali pusat, seperti: a) Panjang tali pusat, b) Bentuk tali pusat (besar, kecil, atau terpilin-pilin), c) Insersio tali pusat, d) Jumlah vena dan arteri pada tali pusat, e) Adakah lilitan tali pusat (Walyani, 2014). f. Mekanisme pemisahan plasenta 1) Dinding uterus sebagian mengalami retraksi, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan pemisahan plasenta. 2) Kontraksi dan retraksi selanjutnya mempertebal dinding uterus, menurunkan letak plasenta, dan membantu pemisahan plasenta. 3) Pemisahan selesai dan pembentukan bekuan retroplasenta (Fraser, 2011). g. Penatalaksanaan kala III 1) Uteoronik atau agens uterotonik. 2) Ergometrin 0,25 mg intravena. 3) Kombinasi ergometrin dan oksitosin (merek yang paling banyak digunakan adalah syntometrine). 4) Oksitosin (merek yang paling banyak digunakan adalah syntocinon). 5) Prostaglandin (Fraser, 2011).
  • 33. 22 h. Komplikasi persalinan kala III 1) Perdarahan pascapartum Perdarahan pascapartum didefenisikan sebagai perdarahan berlebihan dan traktus genital setelah bayi lahir sehingga 6 minggu setelah kelahiran. Jika terjadi selama kala III persalinan atau dalam 24 jam setelah melahirkan, perdarahan ini disebut perdarahan pascapartum primer. Jika terjadi setelah 24 jam pertama hingga minggu keenam pascapartum, perdarahan ini disebut perdarahan pascapartum sekunder. 2) Atonik uterus Atonik uterus merupakan kegagalan miometrium pada sisi plasenta untuk berkontraksi dan beretraksi serta mengompresi pembuluh darah yang robek dan mengendalikan kehilangan darah dengan kerja ligatur (Fraser, 2011). 3. Retensio Plasenta a. Pengertian Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir (Nugroho, 2012).Retensio plasenta adalah plasenta atau bagian-bagiannya dapat tetap berada didalam uterus setelah bayi lahir (Marmi, 2011).Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dan menimbulkan hemorrhage yang tidak nampak (Permani, 2013).Retensio plasenta ialah plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir, keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak,artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan
  • 34. 23 tindakan plasenta manual dengan segera (Pratiwi, 2012). b. Etiologi 1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena villi choriales tumbuh melekat lebih dalam. 2) Plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak atau karena adanya lingkaran kontraksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III (plasenta inkarserata) (Nugroho, 2012). 3) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta korealis menembus desidua sampai miometrium-sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta) (Marmi, 2011). c. Klasifikasi 1) Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologi. 2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium. 3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki/mencapai miometrium. 4) Plasenta prekreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. 5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi ostium uteri (Prawirohardjo, 2006).
  • 35. 24 d. Predisposisi Menurut Walyani (2014), faktor predisposisi retensio plasenta antara lain: 1) Grandemultipara, 2) Bekas operasi uterus, 3) Plasenta previa, karena dibagian isthmus, pembuluh darah sedikit, sehingga perlu lebih masuk kedalam perlekatannya, 4) Kehamilan ganda, sehingga memerlukan implantasi plasenta yang sedikit luas, 5) Kasus infertilitas, karena lapisan endometriumnya tipis. e. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang selalu ada seperti plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, dan kontraksi uterus baik. Sedangkan tanda dan gejala yang kadang-kadang ada sepetri tali pusat putus akibat tarikan berlebihan, inversion uterus akibat tarikan, dan perdarahan lanjutan (Nugroho, 2012). f. Faktor Risiko Faktor risiko gangguan perlengketan plasenta adalah: 1) Plasenta previa 2) Riwayat seksio cesarea 3) Riwayat kuretase 4) Angka kelahiran tinggi (Nugroho, 2012).
  • 36. 25 g. Penatalaksanaan Medis 1) Jika plasenta terlihat dalam vagina mintalah ibu untuk mengejan. Jika anda dapat merasakan adanya plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut. 2) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan kateterisasi kandung kemih. 3) Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM, jika belum dilakukan dalam penanganan aktif kala III. 4) Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali. 5) Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk mengeluarkan plasenta secara manual. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan koagulopati. 4) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (deman, secret vagina yang berbau) berikan antibiotic untuk metritis (Marmi, 2011). h. Pemeriksaan Penunjang 1) Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat. 2) Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung Protrombin Time (PT) dan Activated Partial Tromboplastin Time (APTT) atau yang
  • 37. 26 sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain (Pratiwi, 2012). i. Perawatan pasien Retensio Plasenta 1) Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan kateter yang berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. Transfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaandarah. 2) Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau NaCl 0.9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi. 3) Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus. 4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi manual plasenta adalah perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus. 5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tangan (cunam) abortus dilanjutkan kuretase sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati
  • 38. 27 karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus. 6) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau peroral. 7) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder (Pratiwi, 2012). 4. Manual Plasenta a. Pengertian Manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual plasenta tidaklah sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana persiapan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita (Pratiwi, 2012).Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari vacum uterisecara manual/menggunakan tangan (Kusmiyati, 2012). Manual Plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual plasenta tidaklah sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana persiapkan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita (Pratiwi, 2012). 1) Persiapan Sebelum Tindakan a) Pasien b) Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan. c) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi.
  • 39. 28 d) Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah. e) Medikamentosa. (1)Analgetika (Phetidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BBT, Tramadol 1-2 mg/kg BB). (2)Analgesik suppositoria Tramadol hidroklorida 100 mg untuk perawatan nyeri akut berat setelah tindakan. (3)Sedative (Diazepam 10 mg). (4)Atropine Sulfas 0,25-0,55 mg/ml. (5)Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin, Prostaglandin). (6)Cairan NaCl 0,9% dan RL. (7)Infuse Set. (8)Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%). (9)Oksigen dengan regulator. 2) Penolong a) Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata : 3 set, b) Sarung tangan DTT/steril : sebaiknya sarung tangan panjang, c) Alas kaki (sepatu boot karet) : 3 pasang. 3) Instrument Kocher 2 buah, spuit 5 ml, jarum suntik no 23G, mangkok tempat plasenta 1 buah, kateter karet dan urine bag masing-masing 1 buah, benang kromk 2/0 1 rol, dan partus set. 4) Tindakan Manual Plasenta
  • 40. 29 a) Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui karet infuse. b) Sebelum mengerjakan manual plasenta, penderita disiapkan pada posisi litotomi. c) Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva dengan salah satu tangannya (tangan kiri) meregang tali pusat, tangan yang lain (tangan kanan) dengan jari-jari dikuncupkan membentuk kerucut. d) Lakukan kateterisasi kandung kemih. (1) Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar, (2) Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan. (3) Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegakan tali pusat sejajar lantai. (4) Secara obstetrik masukkan satu tangan (punggung tangan kebawah)kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah. (5) Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang kocher kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri. e) Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan kedalam kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta. f) Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu jari merapat kepangkal jari telunjuk).
  • 41. 30 Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk kerucut dengan ujung jari menelusuri tali pusat sampai plasenta. Jika pada waktu melewati serviks dijumpai tahanan dari lingkaran kekejangan (constrition ring), ini dapat diatasi dengan mengembangkan secara perlahan-lahan jari tangan yang membentuk kerucut tadi. Sementara itu, tangan kiri diletakkan diatas fundus uteri dari luar dinding perut ibu sambil menahan atau mendorong fundus itu ke bawah. Setelah tangan yang didalam sampai keplasenta, telusurilah permukaan fetalnya kearah pinggir plasenta. Pada perdarahan kala tiga, biasanya telah ada bagian pinggir plasenta yang terlepas (Pratiwi, 2012). B. Konsep Dasar ManajemenKebidanan 1. Pengertian manajemen kebidanan Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu dimasa hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Purwandari, 2008). Untuk bisa mengevaluasi efektivitas rencana pengasuhan, diperlukan pengumpulan data, pengevaluasian, dan pembuatan rencana asuhan kembali.
  • 42. 31 Proses penatalaksanaan kebidanan merupakan langkah sistematis yang merupakan pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien. Untuk penjelasan langkah-langkah di atas, akan dijelaskan secara rinci setiap langkah yang dirumuskan Varney. 2. Pedoman Penerapan Pedoman penerapan manajemen merupakan kumpulan ketentuan dasar yang memberikan arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah atau proses manajemen kebidanan. Proses manajemen kebidanan ditulis oleh Varney berdasarkan proses manajemen kebidanan American Colle of Nurse Midwife (ACNM) yang pada dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut Varney. Pedoman penerapan manajemen ini akan dibahas tentang tujuan diberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta, perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu bersalin dengan retensio plasenta, tanda gejala, kebutuhan-kebutuhan ibu bersalin dengan retensio plasenta, rencana asuhan komplikasi yang terjadi pada ibu bersalin dengan retensio plasenta. a. Tujuan Asuhan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta adalah melakukan manual plasenta. Manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Teknik operasi manual plasenta tidaklah sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana
  • 43. 32 persiapkan agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita (Pratiwi, 2012). Tujuan asuhan persalinan adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip kemanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (Rohani, 2011). b. Pengaruh retensio plasenta pada persalinan Pengaruh persalinan dengan retensio plasenta dapat menimbulkan resiko, seperti plasenta previa, riwayat seksio cesarea, riwayat kuretase dan angka kelahiran tinggi (Nugroho, 2012). c. Kebutuhan 1) Nutrisi Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang terjadinya aspirasi kedalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat diberikan banyak minum segar (jus buah, sup) selama proses persalinan, namun bila mual/muntah dapat diberikan cairan IV (RL). 2) Eliminasi Kebutuhan eliminasi yang meliputi BAB, BAK, frekuensi, warna urine, bau urine, konsistensi feses lunak.
  • 44. 33 3) Kebersihan diri Tujuan kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene) untuk mempertahankan perawatan diri baik dilakukan secara mandiri ataupun dengan bantuan, membuat rasa nyaman dan rileksasi dapat dilakukan untuk mencegah infeksi dan mencegah gangguan sikulasi darah. 4) Istirahat Kebutuhan istirahat dan tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur dalam seharian apakah ada keluhan atau tidak. Dimana dengan istirahat yang cukup dapat memulihkan kembali kekuatan fisik dan juga mental serta mempercepat proses persalinan. d. Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas perlu diberikan informasi mengenai nutrisi, eliminasi, personal hygiene, pola istirahat dan juga penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya serta pemberian informasi tentang layanan kesehatan. e. Peran Bidan Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang
  • 45. 34 memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus ibu bersalin dengan retensio plasenta yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan. d. Perubahan yang Terjadi Pada Ibu Bersalin 1) Perubahan-perubahan fisiologi dalam persalinan Perubahan fisiologi dalam persalinan meliputi: (a) Tekanan darah Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan distolik rata-rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi uterus, tekanan darah kembali normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah. (b) Metabolisme Selama persalinan metabolisme karbohidrat maupun metabolisme anaerobic akan naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan serta aktifitas otot skeletal. Peningkatan ini ditandai dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, penafasan, kardiak output, dan kehilangan cairan.
  • 46. 35 (c) Suhu badan Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, terutama selama persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu dianggap normal jika tidak melebihi 0,5-1 °C. (d) Denyut jantung Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan. (e) Pernafasan Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju pernapasan yang dianggap normal. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan biasa menyebabkan alkolosis. (f) Perubahana pada ginjal Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebapkan oleh peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap biasa dalam persalinan. (g) Perubahan gastrointestinal Motilitas lambunga dan absorpsi makanan padat secara substansial berkurang banyak sekali selama persalinan. Selain itu, pengeluaran getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti, dan pe ngosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa terjadisampai mencapai akhir kala I.
  • 47. 36 (h) Perubahan hematologi Hematologi meningkat sampai 1,2 gram/100 ml selama persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali ada perdarahan post partum menurut pusdiknakes (2009). 2) Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalin (a) Pengalaman sebelumnya Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini timbul ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi pengalaman yang buruk yang ia alami sebelumnya, efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab, yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya, kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk me njadi seorang ibu. (b) Kesiapan emosi Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bisa terkendali yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinyasendiri serta pengaruh dari orang-orang terdekatnya, ibu bersalin biasanya telah sensitif terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi dengan sesama ibu-ibu hamil lainnya untuk sering tukar pengalaman dan pendapat.
  • 48. 37 (c) Persiapan menghadapi persalinan Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung jawabyang baru dengan adanya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan dengan resiko keselamatan ibu itu sendiri maupu bayi yang dikandungnya. (d) Support system Peran serta orang-orang terdekat dan dicintai sangat besar pengaruhnya terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan dan kasih sayangyang lebih dari seseorang yang dicintai untuk membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri Menurut Varney (2012). e. Deteksi Dini Pada Ibu Bersalin 1) Deteksi dini pada kala I (a) Inersia uteri Tanda dan gejala: His yang tidak adekuat, < 2 kali dalam 10 menit, < 20 detik. (b) Denyut jantung janin Tanda dan gejala: < 120 kali dalam 10 menit , > 160 kali dalam 1 detik.
  • 49. 38 (c) Dilatasi serviks Tanda dan gejala: Fase laten > 8 jam, dilatasi serviks dikanan garis waspadai dalam partograf. (d) Cairan ketuban Tanda dan gejala: Bercampur mekomium, air ketuban hijau kental. (e) Tekanan darah Tanda dan gejala: Bila TD naik hingga > 160/110 mmHg, pusing hebat, hijau berkunang-kunang, dan kejang. (f) Ring bandle Tanda dan gejala: Nyeri hebat pada bagian perut bagin bawah, kontraksi hipotonik, muncul tanda-tanda pre-syok, fetal distress. (g) Suhu Tanda dan gejala: Suhu > 38 °C (h) Nadi Tanda dan gejala: >100 x/menit, urin pekat, suhu > 38 °C 2) Deteksi dini pada kala II (a) Tali pusat menumbung Tanda dan gejala: Teraba tali pusat saat pemeriksaan dalam. (b) Perubahan DJJ Tanda dan gejala: Takikardi ( > 160 dalam 10 menit), bradikardi ( < 100 dalam 10 menit).
  • 50. 39 (c) Kelelahan maternal Tanda dan gejala: Ibu tampak lemas, dehidrasi, suhu dan nadi meningkat. 3) Deteksi dini pada kala III (a) Tidak adanya tanda-tanda pelepasan plasenta. (b) Plasenta tidak lepas dalam 15 menit setrelah bayi lahir dan diberi oksitosin. (c) Uterus tidak berkontraksi (d) Perdarahan yang abnormal. f. Komplikasi Pada Ibu Bersalin 1) Atonia uteri 2) Retensio plasenta 3) Perlukaan jalan lahir 3. Prisip-prisip Manajemen a. Efisiensi Bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang perlu dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin. b. Efektifitas Seberapa besar suatu tujuan sedang atau telah tercapai rasional dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan. 3.Langkah-langkah Manajemen Kebidanan Proses manajementerdiridari7langkahyang
  • 51. 40 dimulaidenganpengumpulandata dasar dandiakhiridenganevaluasi.Ketujuhlangkahterdiridarikeseluruhan kerangkakerjayang dapatdipakaidalamsegalasituasi.Setiaplangkah,dapat dipecah atau dirubah untuk sebagai batas tugasdan kewajiban, dan inisangat bervariasisesuaidengankondisiklien saatitu. Langkah-langkah tersebutsebagai berikut: a.LangkahI.Identifikasi DataDasar Dalam mengumpulkan datasubyektifdan dataobyektifyangperlu dikajiyaitu: 1) DataSubyektif Halyang perludikajipadaibubersalin dengan retensio plasentameliputikeluhan yang dirasakan ibu saat ini seperti plasenta belum keluar, riwayat perdarahan (retensio plasenta) pada kehamilan sebelumnya,polamakan dan minum, ada pengeluaran darah dan apakah ibu merasakan mules pada perut bagian bawah. 2) Dataobyektif Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada ibu bersalin dengan indikasi retensio plasentameliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, proteinuria kadar haemoglobin, jumlah urine yang keluar dan kontraksi uterus. b. LangkahII. IdentifikasiDiagnosa/MasalaahAktual Padatinjauanpustakadiagnosalebihsering diidentifikasiolehbidan yang difokuskankepadaapayang dialamiolehklien, sedangkanmasalah lebih sering berhubungan dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang
  • 52. 41 iarasakan. Dalammenegakkansuatudiagnosaataumasalahkebidanan berdasarkanpendekatanmanajemen,asuhankebidanan,yang didukung dan ditunjang olehbeberapadatasubyektifmaupunobyektifyang diperolehdari hasil pengkajianyangdilakukan. Berdasarkandatayangdiperolehmaka dirumuskanlahsebuah diagnosa,diagnosatersebutmemuattentang jumlahkelahiran(para), jumlahkeguguran danjumlahharimasanifasdisertaimasalahyang dialami pasien. c. LangkahIII.IdentifikasiDiagnosa/Masalah Potensial Pada langkahinikita mengidentifikasimasalah ataudiagnosa potensiallain berdasarkanrangkaianmasalahdandiagnosisyang telahdiidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan. Misalnya diagnosa potensial yang dapat terjadi pada ibu bersalin dengan indikasi retensio plasenta seperti terjadinya perdarahan dan syok hipovolemik. Sehingga diagnosa potensial terjadikarenakelanjutandaridiagnosaaktualyang tidakditanganidengan baik. d. LangkahIV. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi dan Konsultasi Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harusbertindaksegera dalamrangka menyelamatkannyawa ibu. Namun, bila didapatkan data yang tidak memberikanindikasi adanya situasi emergensi maka tidak perlu dilakukan tindakan segera/kolaborasi. Tindakan segera yang dibutuhkan pada pasien retensio plasentayaitu lakukan pemasangan infus kemudian manual plasenta.
  • 53. 42 e. Langkah V. RencanaAsuhan Rencana ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan pelaksanaan terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan juga meliputi kerangka pedoman antisipasi terhadap masalah tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya, apakah butuh penyuluhan, konseling dan apakah perlu rujukan bila ada masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi kultural atau masalah psikologis. Setiap asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak (bidan danklien). Setiap keputusan yang dikembangkan dalam asuhan harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date ang evidence based. Kaji ulang apakah asuhan yang direncanakan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien. Merencanakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya. Adapun rencana asuhannya adalah memberitahu ibu tentang keadaan ibu sekarang, jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaannya saat ini dimana plasenta belum keluar, observasi tanda-tanda vital, observasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran darah, menindaklanjuti instruksi bidan senior mengenai tindakan manual plasenta, pemeriksaan Haemoglobin. Dalamperencanaaninidisusun berdasarkan teori dan disesuaikan dengan kebutuhan klien. (Ai, 2011).
  • 54. 43 f. Langkah VI.Implementasi Merupakan pelaksanaan asuhan yang direncanakan pada langkah V dengan efisien dan aman. Asuhan dapat dilakukan oleh bidan, klien sendiri atau tim kesehatan lain, walaupun tanggung jawab tetap ada pada bidan yang bersangkutan. Untuk klien yang dirujuk pada dokter (klien dengan komplikasi) dalam penatalaksanaan asuhan bidan bertanggung jawab terhadap terlaksananya asuhan bersama tersebut. Penatalaksanaan yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan bagi klien. Pada tahapinimerupakansuatuprosespelaksanaan rencana asuhan secara efisien dan aman yang meliputi menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang plasenta yang belum keluar, mengobservasi tanda-tanda vital, mengobservasi TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran darah, memeriksa Haemoglobin ibu. Bidanharusmengetahuisejauhmana keberhasilantindakankebidananyang diberikan. g. Langkah VII.Evaluasi Ada kemungkinan suatu asuhan efektif sebagian saja karena proses penatalaksanaan asuhan merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan sehingga perlu diulang kembali setiap asuhan yang tidak efektif kemudian menilai alasan tidak efektifnya suatu asuhan serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut. Evaluasidilakukansecarasiklusdenganmengkajiulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkanataumenghambatkeberhasilanasuhanyang diberikan.Pada
  • 55. 44 langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan.Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuanapakah benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi didalam diagnosis danmasalah yang ditandai dengan keadaan umum ibu baik, tanda- tanda vital dalam batas normal dan plasenta sudah keluar dan tidak ada perdarahan.Rencanatersebutdapatdianggapefektifjikamemang benar efektifdalam pelaksanaannya. 4. Pendokumentasian Pendokumentasi yang benar adalah pendokumentasian yang dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses pikir yang sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam manajemen kebidanan (Purwandari, 2008). Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Agar orang lain mngetahui apa yang telah dilaksanakan oleh bidan melalui proses berpikir sistematis maka dilakukanlah pendokumentasian dalam format SOAP, yakni: S: Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis, sebagai langkah I Varney. O: Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien melalui anamnesis, sebagai langkah I Varney. A: Assesment, menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi: diagnosa
  • 56. 45 atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau masalah potensial, dan perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi atau rujukan. P: Planning, menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan VII Varney.
  • 57. 46 BAB III STUDI KASUS Pada bab ini menguraikan tentang bagaimana penerapan asuhan manajemen kebidanan yang dimulai dari proses pengumpulan data dasar sampai dengan evaluasi, yang dilaksanakan pada tanggal 13 s.d. 16 April 2015 pada Ny. “R” di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat dengan Retensio Plasenta. A. Manajemen 1. Identifikasi Data Dasar Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan mengkaji secara umum hanya berfokus pada ibu pada tanggal 13 s.d. 16 April 2015 pukul 08.05 WITA di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat. a. Identitas Istri/Suami 1) Nama : Ny. R/Tn. S 2) Umur : 30 Thn/46 Thn 3) Suku : Jawa/Jawa 4) Agama : Islam/Islam 5) Pendidikan : SD/SD 6) Pekerjaan : IRT/Petani 7) Alamat : Desa Latangana 8) Pernikahan : I/II 9) Lamanya menikah : ± 9 tahun 4546
  • 58. 47 b. Data Biologis/Fisiologis 1) Riwayat Kehamilan Sekarang : (a) Ibu mengatakan hamil yang keempat, pernah melahirkan dua kali dan pernah keguguran satu kali. (b) Ibu mengatakanHari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 07-07- 2014. (c) Ibu mengatakan pergerakan janinnya dirasakan pada perut disebelah kiri. (d) Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin pada umur kehamilan 4 bulan sampai sekarang. (e) Ibu mengatakan sejak amenorhea tidak pernah merasakan nyeri hebat pada abdomen, tidak ada spooting/blooding, tidak pernah mengalami mual muntah hebat, dan tidak keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, tidak pernah nyeri ulu hati, penglihatan kabur, sakit kepala menetap. (f) Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT 4 kali. (g) Tafsiran Persalinan pada tanggal 13-04-2015. 2) Riwayat Kesehatan yang Lalu/Sekarang (a) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius misalnya malaria, asma, ginjal, jantung, hipertensi, hepatitis, TBC, DM serta Penyakit Menular Seksual atau HIV/AIDS. (b) Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantung berdebar-debar. (c) Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan maupun makanan.
  • 59. 48 (d) Tidak ada riwayat merokok, minum alkohol dan memakai NAPZA. 3) Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak ada riwayat penyakit menular maupun penyakit keturunan dalam keluarga misalnya TBC, PMS, DM, jantung dan asma. 4) Riwayat reproduksi (a) Riwayat Haid Ibu mengalami Menarche sejak usia 14 tahun dengan siklus 28-30 hari, durasi 4-5 hari, perlangsungan normal dan tidak ada gangguan haid. (b) Riwayat Obstetrik Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yaitu tahun 2007 ibu melahirkan anak pertama dengan umur kehamilan 39 minggu berlangsung normal dengan presentase belakang kepala, dengan berat 3000 gram dan ditolong oleh dukun. Tahun 2009 ibu mengalami abortus. Tahun 2010 ibu melahirkan anak kedua dengan umur kehamilan 38 minggu berlangsung normal dengan presentase belakang kepala, dengan berat 2900 gram dan ditolong oleh bidan. Tahun 2015 ibu melahirkan anak kelima dengan riwayat persalinan sekarang. (c) Riwayat Ginekologi Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit neoplasma (tumor) atau operasi ginekologi.
  • 60. 49 (d) Riwayat KB Ibu mengatakan pernah menggunakan spiral selama 3 tahun. 5) Keadaan Ibu Sekarang (a) Ibu mengeluh nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lender bercampur darah sejak tanggal 12 April 2015 jam 22.00 WITA. (b) Sifat keluhan hilang timbul karena adanya kontraksi uterus sehingga mengganggu aktifitas/fungsi tubuh. (c) Ibu tidak merasa pusing dan jantung tidak berdebar-debar. 6) Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar (a) Kebutuhan Nutrisi (1) Kebiasaan sebelum inpartu Pola makan ibu teratur dan menu gizi seimbang, jenis makanan nasi, ikan, sayur dan susu, frekuensi makan2-3 x/hari, minum 6- 7 gelas/hari dengan nafsu makan baik (porsi dihabiskan). (2) Perubahan selama Inpartu Nafsu makan ibu berkurang karena rasa sakit (his) tampak dari 1 porsi bubur yang tidak dihabiskan dan minum 5 gelas selama inpartu. (b) Pola BAB/BAK (1) Kebiasaan sebelum inpartu Frekuensi BAK± 5-6 kali/hari, warna kuning dan bau khas amoniak, tidak ada gangguan BAK, frekuensi BAB1 kali sehari
  • 61. 50 berwarna/kuning dan konsistensilunak serta tidak ada gangguan BAB. (2) Perubahan selama Inpartu Ibu lebih sering BAK (4 x selama inpartu) dan belum BAB. (c) Pola istrahat/Tidur (1) Kebiasaan sebelum inpartu Kebiasaan tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam. (2) Perubahan selama Inpartu Istirahat ibu terganggu karena nyeri perut tembus belakang (his) yang dirasakan. (d) Kebutuhan personal hygiene (1) Kebiasaan sebelum inpartu : Mandi2 × sehari memakai sabun mandi, keramas 2-3 × seminggu memakai sampo, menggosok gigi 2 × sehari memakai pasta gigi, kuku tangan dan kaki dipotong bila panjang, genitalia dan anus dibersihkan setiap kali mandi dan setiap kali BAB/BAK dan pakaian diganti setiap kali kotor dan setelah mandi. (2) Perubahan selama inpartu Sebelum his adekuat ibu mengatakan sudah mandi, keramas, sikat gigi serta sudah mengganti pakaiannya.
  • 62. 51 (e) Aktifitas dan olahraga (1) Kebiasaan sebelum inpartu Aktifitas sehari-hari didalam rumah tangga dibantu keluarga dan selama hamil ibu berolahraga dengan berjalan-jalan dipagi hari. (2) Perubahan selama inpartu Tidak bisa melakukan aktifitas/kegiatan dalam rumah, karena adanya rasa nyeri yang dirasakan. Ibu hanya berjalan-jalan didalam rumah menjelang inpartu. c. Pemeriksaan Fisik 1) Pemeriksaan fisik umum (a) Keadaan umun ibu baik. (b) Kesadaran komposmetis. (c) Tanda-tanda vital: (1) Tekanan darah : 120/80 mmHg. (2) Nadi : 80 ×/menit. (3) Pernapasan : 24 ×/menit. (4) Suhu : 36,5o C. 2) Pemeriksaan obstetrik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) (a) Kepala Rambut tidak rontok, bersih dan tidak ada benjolan. (b) Wajah Tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat, tidak ada oedema, dan ekspresi wajah cemas.
  • 63. 52 (c) Mata Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning dan kelopak mata tidak oedema. (d) Hidung Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan tidak ada polip. (e) Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen dan bersih, serta tidak ada pembengkakkan di belakang telinga. (f) Mulut dan Gigi Bibir lembab, tidak pucat, tidak ada sariawan, bersih dan tidak ada karies gigi. (g) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe. (h) Payudara Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola mammae, payudara tampak membesar, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan serta ada ASI (colostrum) ada bila ditekan. (i) Abdomen Tonus otot perut tegang serta tampak striae albicans dan linea nigra, tinggi fundus uteri 34 cm, tafsiran berat janin 3.410 gram, tidak
  • 64. 53 ada pembesaran hati, TFU 3 jari bawah Prosseus Xifoideus, teraba kepala pada bagian fundus, punggung kanan, teraba bokong dan (tangan divergen) menandakan bokong sudah masuk PAP, auskultasi DJJ : Frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan dibawah pusat perut ibu dan kontraksi uterus teratur (3x dalam 10 menit lamanya 42 detik). (j) Genitalia dan anus Tampak pengeluaran lendir campur darah (show) dari jalan lahir, tidak ada varices dan tidak ada candiloma acuminata serta tidak ada hemoroid. Pemeriksaan dalam (VT) Tanggal 13 April 2015 Jam 08.20 WITA Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah. (k) Ekstremitas atas/bawah Simetri kiri dan kanan, tidak ada varices, tidak ada oedema dan refleks patella (+) kiri dan kanan.
  • 65. 54 2. Identifikasi Diagnosa/Masa Aktual Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data dasar maka dapat ditentukan diagnosa pada Ny. “R” yaitu GIV PII AI, umur kehamilan 40 minggu, penggung kanan, presentase kepala, intrauteri, tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif. a. GIV PII AI Dasar : DS : 1) Ibu mengatakan hamil yang keempat, 2) Pernah melahirkan dua kali, 3) Pernah keguguran satu kali. DO : 1) Tampak striae albicans dan linea alba, 1) Tonus otot perut kendor, 2) Hyperpigmentasi pada areola mammae dan payudara tegang. Analisis dan interprestasi : 1) Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea griseae. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai kebagian atas fundus digaris tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah partus, stiae livide ini berubah menjadi putih disebut striae albicans. (Prawirohardjo, 2009). 2) Tonus otot perut kendor karena sudah pernah mengalami peregangan pada kehamilan sebelumnya. (Prawirohardjo, 2009).
  • 66. 55 3) Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati adalah selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat, serta hiperpigmentasi pada areola dan putting susu (Prawirohardjo, 2009). b. Umur kehamilan 40 minggu Dasar : DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 07-07-2014 DO : 1) Tafsiran persalinan : 13-04-2015. 2) Tanggal masuk : 13 April 2015, jam 08.00 WITA. 3) Tinggi fundus uterus : 3 jari bawah Prosseus Xifoideus. Analisis dan interprestasi : 1) Berdasarkan rumus Neagele Tafsiran persalinan dapat dihitung dengan rumus yang beracuan pada HPHT yaitu tanggal + 7, bulan - 3 dan tahun ditambah 1 (Aisa, 2010). 2) Umur kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan pusat- Prosesus Xifoideus. Umur kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari bawah Prosesus Xifoideus dan umur kehamilan 40 minggu tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Prosseus Xifoideus (Aisa, 2010). c. Punggung kanan Dasar : DS : Ibu mengatakan janin sering dirasakan bergerak pada sisi perutnya disebelah kiri.
  • 67. 56 DO : 1) Pada Leopold II teraba tahanan yang keras, memanjang dan mendatar seperti papan pada sebelah kanan perut ibu, menandakan punggung kanan. 2) Auskultasi DJJ : frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan dibawah pusat perut ibu. Analisis dan interprestasi 1) Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang berada disebelah kanan atau kiri ibu. Jika teraba benda yang rata tidak teraba bagian kecil terasa ada tahanan maka itu adalah punggung janin, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol maka itu adalah bagian kecil janin (Prawirohardjo, 2009). 2) Jika bunyi jantung terdengar disebelah kanan, berarti punggung berada di sebelah kanan (Aisa, 2010). d. Presentase Kepala Dasar : DS : - DO : 1) Leopold I : Pada fundus teraba bokong. 2) Leopold III : Teraba kepala Analisis dan Interpretasi Pada bagian fundus teraba bokong (teraba bulat, tidak keras, dan tidak melenting) dan pada bagian terendah janin teraba kepala (teraba bundar, keras, dan melenting). Ini menandakan bahwa presentase kepala janin. (Prawirohardjo, 2009).
  • 68. 57 e. Intra uterin Dasar : DS : 1) Ibu mengatakan sejak amenore tidak pernah merasakan nyeri hebat pada perut. 2) Ibu mengatakan tidak ada pengeluaran darah pervaginam. DO : 1) Pembesaran perut sesuai umur kehamilan yaitu tinggi fundus uteri 3 jari bawah Prosseus Xifoideus. 2) Tidak ada nyeri tekan pada abdomen. Analisis dan Inteprestasi 1) Kehamilan intrauterin sejak hamil muda dapat dipastikan, yaitu perkembangan rahim sesuai dengan tuanya hamil, janin teraba intra uterin, dan palpasi terjadi kontraksi Braxton his dan janin didalam rahim (Aisa, 2010). 2) Hamil ekstrauterin ditandai dengan terlambat datang bulan, terjadinya nyeri perut mendadak dan berkelanjutan, dan terjadi perdarahan pervaginam (Prawirohardjo, 2009). f. Tunggal Dasar : DS : - DO : 1) Leopold I teraba bokong, 2) Leopold II teraba punggung kanan, 3) Leopold III teraba kepala,
  • 69. 58 4) Auskultasi DJJ, frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas dan kuat, irama/intensitas teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu. Analisis dan Interprestasi Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, palpasi teraba dua bagian besar (kepala dan bokong), teraba bagian-bagian kecil hanya di satu pihak (kanan atau kiri), denyut jantung janin (DJJ) terdengar disatu pihak (Prawirohardjo, 2009). g. Hidup Dasar : DS :Ibu mengatakan janinnya bergerak pada umur kehamilan 16 minggu sampai sekarang. DO : 1) Pada auskultasi DJJ, frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas dan kuat, irama/intensitas teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu. 2) Teraba adanya pergerakan janin pada dinding abdomen. Analisis dan interprestasi Gerakan bayi atau “tanda kehidupan“ pertama kali dirasakan ibu pada ibu multipara pada minggu ke-16 (Prawirohardjo, 2009). h. Keadaan Ibu dan Janin baik Dasar: DS : - DO : 1) Keadaan umum ibu baik.
  • 70. 59 2) Kesadaran komposmetis. 3) Tanda-tanda vital: a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg. b) Nadi : 80 ×/menit c) Pernapasan : 24 ×/menit. d) Suhu : 36,5o C. 4) DJJ : frekuensi 142 x/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kiri dibawah pusat perut ibu. Analisis dan Interpretasi 1) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 100/70-120/90 mmHg, nadi 60-100 kali permenit, suhu 36,5℃-37,5℃ dan pernapasan 16-24 kali permenit) (Prawirohardjo, 2009). 2) Bunyi jantung janin dalam keadaan sehat, berkisar antara 120-160 kali permenit (Prawirohardjo, 2009). i. Inpartu kala I Fase aktif. Dasar: DS: Ibu mengeluh nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lendir bercampur darah sejak tanggal 12 April 2015 jam 22.00 WITA. DO: 1) Tampak pengeluaran lendir campur darah (show) dari jalan lahir. 2) Pada pemeriksaan dalam (VT) pukul 08.20 WITA, keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis
  • 71. 60 tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah. Analisis dan Interpretasi 1) Pelepasan lendir campur darah terjadi karena pada saat kontraksi segmen bawah rahim/serviks tegang dan tertarik sehingga pembuluh darah kapiler disertai pecahnya mulut rahim dan mengakibatkan adanya pelepasan lendir dan darah (Prawirohardjo, 2009). 2) Fase aktif kala I persalinan ditandai dengan frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Jika pembukaan telah mencapai atau lebih dari 4 cm maka ibu berada dalam fase aktif kala I persalinan (Prawirohardjo, 2009). 3. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial. 4. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera/ kolaborasi. 5. Rencana Asuhan a. Tujuan : 1) Kondisi ibu dan janin tetap baik. 2) Kala I persalinan berlangsung normal.
  • 72. 61 b. Kriteria : 2) Kala I berlangsung normal, ditandai dengan fase laten berlangsung < 8 jam dan fase aktif berlangsung < 4-6 jam, penurunan kepala hodge IV (0/5), kontraksi uterus abdomen kuat 4-5 x dalam 10 menit, durasi > 40- 60 detik. 3) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah : 100-120/60-90 mmHg, nadi : 60-100 x/mnt, suhu : 36,5-37,5℃, pernapasan : 16- 24x/mnt), DJJ (120-160x/menit). c. Rencana Tindakan 1) Beri senyum, salam dan sapa ibu. Rasional : Untuk menjalin hubungan yang baik antara petugas dan ibu. 2) Lakukan informed consent untuk setiap tindakan yang akan dilakukan. Rasional : Agar ibu mengerti dan mau memberikan informasi yang di- butuhkan serta dapat melindungi petugas dari tututan hukum. 3) Observasi DJJ, nadi, dan his setiap 30 menit serta observasi pembukaan serviks, penurunan kepala, suhu, tekanan darah dan urine setiap 4 jam. Rasional : Denyut Jantung Janin dan tanda-tanda vital ibu serta pemeriksaan dalam merupakan indikator untuk mengetahui kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin baik atau tidak. 4) Beri tahu ibu hasil pemeriksaan keadaannya sekarang. Rasional : Agar ibu mengetahui keadaannya saat ini. 5) Pasang Infus cairan fisiologis (ringer laktat) 28 tetes/menit.
  • 73. 62 Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan ibu dan mengantisipasi terjadinya masalah potensial yaitu perdarahan dan syok hipovolemik. 6) Anjurkan untuk memilih posisi nyaman, berbaring dengan posis miring kiri. Rasional :Posisi berjalan (berdiri) dan posisi nyaman membantu penurunan janin yang berlanjut adanya dorongan untuk meneran, jongkok dan berdiri juga dapat membantu memercepat kemajuan persalinan dan mengurangi nyeri serta berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga dapat mengurangi resiko terjadinya laserasi. 7) Ajarkan ibu tekhnik relaksasi terutama saat terjadi kontraksi. Rasional : Dapat mengurangi ketegangan terutama saat terjadi kontraksi. 8) Anjurkan ibu untuk Buang Air Kecil (BAK)/berkemih. Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat menghambat penurunan bagian terendah janin. 9) Beri ibu makanan dan minuman di antara kontraksi . Rasional : Intake yang adekuat dapat memperlancar metabolisme tubuh untuk menambah tenaga/daya tahan tubuh dalam menghadapi proses persalinan. 10) Ajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar. Rasional: Proses mengedan yang baik dan benar berguna untuk proses
  • 74. 63 persalinan. 11) Anjurkan ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Tuhan serta dorongan moril. Rasional: Dengan mendekatkan diri kepada tuhan dapat membuat ibu lebih sabar dan tenang dalam menghadapi persalinan. 12) Anjurkan ibu untuk memilih pendamping pada saat persalinan. Rasional: Untuk memberikan dukungan moril pada ibu pada saat persalinan. 13) Siapkan alat dan bahan untuk persalinan sesuai APN. Rasional: Untuk proses pertolongan persalinan. 14) Dokumentasi hasil observasi Kala I pada lembar pencatatan dan partograf. Rasiona6565l:Dokumentasi pada lembar pencatatan dan patografmemudah- kan untuk pengambilan keputusan dan rencana asuhan selanjutnya. 6. Implementasi Tanggal: 13 April 2015 Jam: 08.10 WITA a. Memberi senyum, salam dan menyapa ibu. Hasil: Ibu membalas senyum, menjawab salam, dan sapaan bidan dengan ramah. b. Melakukan informed concent untuk setiap tindakan yang akan dilakukan. Hasil : Ibu mengeti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
  • 75. 64 c. Mengobservasi TTV ibu, DJJ, dan his setiap 30 menit serta jam 08.20 WITA d. mengobservasi pembukaan serviks, penurunan kepala, suhu, tekanan darah dan urine setiap 4 jam. Hasil: 1) Tanda-tanda vital (08.20 WITA) :Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 80 ×/menit, Pernapasan: 24 ×/menit, Suhu: 36,5o C, DJJ: 142 x / menit, His: 3 x dalam 10 menit, durasi 42 detik. 2) Pemeriksaan dalam : Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah. e. Memberi tahu hasil pemeriksaan keadaan ibu sekarang. Hasil: Ibu tahu dan dan mengerti tentang keadaannya sekarang. f. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, berbaring dengan posisi miring kiri. Hasil: Ibu berbaring dengan posisi miring kiri. g. Mengajarkan pada ibu tekhnik relaksasi atau pengaturan napas panjang terutama saat terjadi kontraksi. Hasil: Ibu melakukan anjuran bidan yang telah disampaikan dengan bernapas panjang pada saat kontraksi.
  • 76. 65 h. Menganjurkan pada ibu untuk BAK/berkemih. Hasil : Ibu sudah buang air kecil. i. Memberi ibu makan dan minum diantara kontraksi. Hasil : Ibu makan bubur hangat dan minum air putih saat tidak ada his. j. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar. Hasil : Ibu dapat meneran dengan baik dan benar. k. Menganjurkan ibu selalu mengingat dan mendekatkan diri pada Tuhan. Hasil : Ibu selalu berdoa dan istighfar. l. Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping persalinan. Hasil : Ibu memilih orang tuanya sebagai pendamping persalinan. m. Menyiapkan alat dan bahan untuk persalinan sesuai APN Hasil : Alat dan bahan telah disiapkan yaitu : 1) Dalam bak partus berisi dua pasang handschoen steril, dua buah klem koher, satu buah klem ½ koher, satu buah gunting tali pusat, satu buah benang pengikat tali pusat, satu buah spoit disposable steril 2,5 cc, kapas steril dan kapas DTT secukupnya. 2) Di luar bak partus yaitu nierbeken, pengisap lendir,tensi meter,stetoskop, pengukur panjang badan, celemek, betadine, thermometer, larutan klorin dan air DTT, timbangan bayi, dua buah tempat sampah, satu buah tempat plasenta, tempat pakaian kotor ibu. 3) Persiapan obat-obatan yaitu Oxytocin 6-8 ampul,Ergometrin,Vit. K,Hepatitis B.
  • 77. 66 4) Persiapan pakaian ibu terdiri dari alas bokong, baju dan sarung bersih, celana dalam dan gurita. 5) Persiapan bayi terdiri dari handuk, sarung, baju dan popok bayi, kaos kaki/tangan dan topi. n. Mendokumentasikan kala I pada lembar pencatatan dan partograf. Hasil: Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan pada lembar pencatatan dan partograf . 7. Evaluasi Tanggal 13 April 2015 Jam: 08.50 WITA a. Kala 1 berlangsung normal, pembukaan lengkap terjadi pada jam 11.00 WITA, penurunan kepala 0/5 dan kontraksi uterus dalam 10 menit 4-5 kali durasi 50 detik. b. Tanda – tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah: 120/70 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 37 ° C, pernapasan: 24 x/menit, DJJ: 135 x/menit. c. Adanya tanda dan gejala Kala II yaitu : 1) Ibu merasakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran. 2) Tampak tekanan yang semakin meningkat pada anus. 3) Perineum tampak menonjol. 4) Vulva dan sfingter ani membuka.
  • 78. 67 Manajemen Asuhan Kebidanan Kala II Persalinan 1. Identifikasi Data Dasar a. Riwayat persalinan sekarang b. Ibu mengatakan ingin BAB (mules) c. Ibu mengatakan ingin meneran d. Ibu mengatakan sakitnya bertambah e. Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum dan janin baik. 2) Kesadaran compesmentis. 3) Tanda – tanda vital dalam batas normal yaitu Tekanan darah: 120/870 mmHg, Nadi: 80 ×/menit, Pernapasan: 24 ×/menit, Suhu: 37o C. 4) Keadaan janin baik, denyut jantung janin 135 x/menit. 5) Kontraksi uterus dalam 10 menit 4-5 kali durasi 50 detik. 6) Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 13 April 2015, jam 11.00 WITA : Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak, pembukaan 10 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah. 7) Adanya tanda dan gejala Kala II yaitu : a) Ibu merasakan adanya dorongan yang kuat untuk meneran. b) Tampak tekanan yang semakin meningkat pada anus.
  • 79. 68 c) Perineum tampak menonjol. d) Vulva dan sfingter ani membuka. 2. Identifikasi Diagnosa/Masa Aktual Inpartu kala II, keadaan umum ibu dan janin baik. a. Inpartu kala II Dasar : DS : 1) Ibu mengatakan ingin meneran. 2) Ibu mengatakan ingin buang air besar. DO : 1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit 4-5 kali durasi 50 detik. 2) Pembukaan lengkap (10 cm) jam 11.00 WITA. 3) Penurunan kepala 0/5. 4) Vulva dan anus membuka, perineum menonjol. Analisis dan interprestasi 1) His yang sempurna membuat dinding korpus yang terdiri atas otot-otot menjadi lemah, lebih tebal dan lebih pendek sedangkan bagian bawah uterus dan serviks mengandung sedikit otot dan banyak mengandung jaringan kolagen akan mudah tertarik dan menjadi tipis dan membuka. Tahanan dari air ketuban dan permulaan kala I serta kepala janin masuk ke rongga panggul mengadakan tahanan pada serviks hingga pembukaan menjadi lengkap ( Prawirohardjo, 2009). 2) Pada saat ibu mengedan menambah kekuatan uterus yang sudah optimal itu bayi lahir dalam presentase belakang kepala (Prawirohardjo, 2009).
  • 80. 69 b. Keadaan ibu dan janin baik Dasar : DS : - DO : 1) Tanda-tanda vital: Tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 80 x/ menit, suhu: 370 C, pernapasan: 24 x/ menit. 2) DJJ : 135 x /menit. Analisis dan interprestasi 1) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah 100/70-120/90 mmHg, nadi 60-100 kali permenit, suhu 36,5℃-37,5℃ dan pernapasan 16- 24 kali permenit) (Aisa, 2010). 2) Dalam keadaan sehat, bunyi jantung janin berkisar antara 120-160 kali permenit (Aisa, 2010). 3. Identifikasi Diagnosa/Masa Potensial Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial. 4. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera/kolaborasi. 5. Rencana Asuhan a. Tujuan : 1) Keadaan umum ibu baik. 2) Kala II berlangsung normal. 3) Tidak terjadi partus macet.
  • 81. 70 b. Kriteria : 1) Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah : 100/70 mmHg- 120/80 mmHg, nadi : 60- 100 x /menit , suhu : 36,5-37,50 C , pernapasan : 16 - 24 x/menit). 2) Kala II tidak lebih dari 1 jam. 3) Bayi lahir spontan dan langsung menangis kuat. c. Rencana Tindakan 1) Lihat dan dengar adanya tanda gejala kala II. Rasional: Dengan memastikan adanya tanda gejala kala II, pada saat ada his ibu sudah dapat dianjurkan untuk mengedan. 2) Pastikan kelengkapan alat dan obat-obatan serta mematahkan oxitocin dan memasukan spuit ke dalam bak partus. Rasional: Kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan dalam proses akan memperlancar jalannya proses persalinan. 3) Siapkan ibu dan diri untuk menolong. Rasional: Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh penolong dari kontaminasi cairan, lendir dan darah dari pasien. 4) Cuci tangan sebelum menolong. Rasional: Untuk mencegah terjadinya infeksi. 5) Pakai sarung tangan DTT. Rasional: Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya infeksi.
  • 82. 71 6) Siapkan oksitosin dalam spuit. Rasional: Kesiapan oxytosin untuk memudahkan penolong saat melakukan tindakan penanganan aktif kala II. 7) Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT. Rasional: Mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat kuman yang berasal dari vulva dan perineum. 8) Lakukan pemeriksaan dalam. Rasional: Untuk memastikan pembukaan lengkap, sehingga bila dilakukan amniotomi jika ketuban masih utuh dan memastikan tidak teraba bagian-bagian terkecil dari janin tidak ada penumbungan tali pusat. 9) Dekontaminasi , sarung tangan yang sudah dipakai. Rasional: Untuk mencegah terjadinya infeksi silang. 10) Periksa denyut jantung janin. Rasional: Untuk memastikan denyut jantung janin dalam batas normal. 11) Beri tahu ibu jika pembukaan sudah lengkap. Rasional: Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada saat his. 12) Anjurkan keluarga untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk pada saat meneran. Rasional: Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya akan menekan cara interior. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu keplasenta, sehingga
  • 83. 72 menyebabkan berkurangnya aliran darah dari ibu keplasenta jadi menurun. 13) Pimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi. Rasional: Meneran secara berlebihan sehingga menahan upaya untuk mengambil nafas akan mengakibatkan kelelahan yang tidak perlu bagi ibu dan meningkatkan resiko asfiksia pada bayi karena masuknya oksigen keplasenta jadi menurun. 14) Anjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. Rasional: Posisi yang nyaman akan membantu penurunan bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk meneran. Berdiri dapat membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan mengurangi nyeri serta berbaring miring memudahkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahandan juga dapat mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum. 15) Letakkan handuk bersih di atas perut. Rasional: Sebagai tempat untuk meletakkan bayi baru lahir dan untuk mengeringkan badan bayi. 16) Letakkan kain segitiga dibawah bokong ibu. Rasional: Untuk menjaga perineum. 17) Pakai sarung tangan DTT untuk monolong.
  • 84. 73 Rasional: Untuk mencegah terjadinya infeksi. 18) Lahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Rasional: Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayisecarabertahap dan hati –hatidapat mengurangi regangan berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum. 19) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Rasional: Lilitan tali pusat dapat menghambat kelahiran bahu sehingga bisa terjadi asfiksia bila tidak dilepaskan. 20) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Rasional:Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin yang searah dengan punggungnya sehinngga memudahkan kelahiran bayi. 21) Lahirkan kedua bahu biparietal. Rasional: Untuk mencegah rupture pada vagina. 22) Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan dan siku atas. Rasional: Untuk memudahkan proses persalinan dan mencegah laserasi. 23) Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung hingga tungkai.
  • 85. 74 Rasional: Menelusuri punggung sampai tungkai untuk memudahkan proses kelahiran. 24) Lakukan penilaian (selintas), tangisan bayi, pernapasan, pergerakan dan warna kulit bayi. Rasional: Untuk mengetahui apakah bayi menangis kuat atau bernapas megap-megap, gerakan bayi aktif atau tidak serta wana kulit bayi kemerahan atau sianosis. 25) Letakkan dan keringkan tubuh bayi diatas perut ibu dengan segera dan ganti handuk bayi. Rasional: Untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir. 6. Implementasi Tanggal 13 April 2015 Pukul : 11.00 WITA a) Melihat dan mendengar tanda gejala kala II. Hasil:Adanya tanda gejala kala II yaitu perineum menonjol, vulva membuka,tekanan pada anus dan dorongan kuat untuk meneran. b) Memastikan kelengkapan alat-alat dan obat-obatan serta mematahkan oxitocin dan memasukan spuit kedalam bak partus. Hasil: Alat siap pakai. c) Menyiapkan ibu dan diri untuk menolong. Hasil: Sudah memakai celemek. d) Mencuci tangan sebelum menolong. Hasil: Sudah mencuci tangan dibawah air mengalir.
  • 86. 75 e) Memakai sarung tangan DTT 1 tangan kemudian mengambil spoit lalu megisap oxytocin kemudian memakai sarung tangan yang kedua. Hasil: Telah memakai sarung tangan DTT dan telah memasukan oxytocin dalam spoit lalu meletakan dalam bak partus. f) Mengisap oxytosin dalam spuit 2,5 cc dan memasukkannya dalam bak partus. Hasil : Oxytosin telah diisap dan disimpan dalam bak partus. g) Membersihkan Vulva dan perineum dengan kapas DTT. Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan. h) Melakukan pemeriksaan dalam. Hasil : Pemeriksaan dalam ( VT ) tanggal 13 April 2015, jam 11.00 WITA Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal (ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba sebagian, dinding vagina elastis, spina ischiadica tidak teraba, os koksigis tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul), porsio tipis dan lunak, pembukaan 10 cm, ketuban (+), presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase (-) dan ada pelepasan lendir bercampur darah. i) Mencelup sarung tangan yang sudah dipakai dalam larutan clorin 0.5%. Hasil : Celup sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% lalu melepaskan secara terbalik kemudian diletakan di pinggir wadah larutan clorin tersebut.
  • 87. 76 j) Memeriksa denyut jantung janin. Hasil : Denyut jantung janin 135 x/menit. k) Memberi tahu ibu jika pembukaan sudah lengkap. Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti. l) Menganjurkan suami untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk pada saat meneran. Hasil : Keluarga membantu ibu. m)Memimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi. Hasil : Ibu dipimpin pada saat his. n) Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. Hasil : Ibu memilih berbaring miring kekiri. o) Meletakkan handuk bersih diatas perut. Hasil : Handuk bersih telah diletakkan diatas perut ibu. p) Meletakkan kain segitiga dibawah bokong ibu. Hasil : Kain telah diletakkan dibawah bokong ibu. q) Memakai sarung tangan DTT untuk monolong. Hasil: Sarung tangan DTT telah dipakai pada kedua tangan. r) Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
  • 88. 77 Hasil: Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum dilindungi dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain menahan posisi defleksi. s) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat. t) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara sempurna. u) Melahirkan kedua bahu biparietal. Hasil:. Kedua bahu dilahirkan secara biparietal. v) Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan dan siku atas. Hasil: Badan bayi telah dilahirkan dengan menyangga kepala , lengan dan siku sebelah bawah menggunakan tangan dan tangan kiri memegang lengan dan siku atas w)Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung hingga tungkai. Hasil: Bayi telah lahir. x) Melakukan penilaian (selintas) yaitu gerakan, tangisan, pernapasan dan warna kulit bayi. Hasil: Bayi lahir jam 11.45 WITA spontan PBK langsung menangis kuat, pernapasan baik, pergerakan aktif, dan warna kulit kemerahan.