Seni di Arab Saudi dipengaruhi oleh budaya Islam. Terdapat berbagai jenis seni rupa tradisional seperti musik, lukisan, kaligrafi, dan arsitektur yang dipengaruhi gaya pra-Islam. Seni rupa Islam di Arab Saudi berkembang sesuai aturan agama untuk tidak menggambarkan makhluk hidup. Contoh karya seni rupa tradisional meliputi alat musik seperti gambus, qanun, nay, dan rebana serta gaya arsitektur k
1. BAB :1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seni Islam bukanlah seni yang berfokus pada agama saja tetapi juga merangkumi
kebudayaan Islam yang kaya dan berbagai macam. Ia seringnya menggunakan
unsur sekuler serta juga unsur yang tidak disukai oleh ahli teologi Islam, walau
jika tidak diharamkan.
Seni Islam berkembang daripada banyak sumber, dengan gaya-gaya seni Roma,
seni Kristen awal, dan seni Romawi Timur diserap ke dalam seni dan seni bina
Islam yang awal, khususnya seni Sassanid Persia pra-Islam. Gaya Asia Tengah
juga diserap menerusi serangan mendadak oleh berbagai pengembara. Seni Cina
juga merupakan salah satu pengaruh yang penting dalam lukisan, tembikar, dan
tekstil Islam."
Lukisan Islam mengandungi unsur-unsur berulang, misalnya penggunaan reka
bentuk geometri berbunga-bunga atau bersayur-sayuran dalam gaya ulangan yang
dikenali sebagai arabes. Arabes dalam lukisan Islam sering dipergunakan untuk
melambangkan sifat Allah yang unggul, tidak terbahagi, dan tidak terbatas.
Kesilapan pengulangan dalam lukisan Islam mungkin disengajakan sebagai
penampilan rendah hati oleh pelukisnya yang mempercayai bahawa hanya Allah
dapat menghasilkan kesempurnaan. Walau bagaimanapun, teori ini telah
dipertikaikan.
Kebanyakan penganut Islam Sunni dan penganut Islam Syiah mempercayai
bahawa penggambaran makhluk umumya adalah haram. Bagaimanapun, lukisan
yang berkenaan manusia boleh didapati pada seluruh zaman seni Islam.
Perlambangan manusia bagi tujuan penyembahan berhala diharamkan oleh hukum
Islam yang dikenali sebagai Syariat. Meskipun begitu, terdapat banyak
penggambaran Muhammad, Nabi utama Islam, dalam seni Islam sejarah.
Seni rupa asli Jazirah Arab
Seni rupa asli Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah
dan Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat pemerintahan pada masa Nabi
Muhammad.
Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi empat
sederhana yang difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian tengah merupakan
lapangan terbuka dengan dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan
2. berfungsi sebagai tempat salat berjamaah dan di bagian depan kiblat terdapat
mimbar untuk khatib yang memberikan ceramah keagamaan.
Contoh bangunan yang masih memperlihatkan ciri arsitektur ini adalah Masjid
Nabawi
1.2 RUMUSAN MASALAH
Mengidentifikasikarya seni rupa arab saudi!!
1.3 TUJUAN
Dapat mengidentifikasi karyaseni rupa arab saudi!!
3. BAB: 2 PEMBAHASAN
A. Alat Music Tradisional Arab Saudi
1. Gambus (Gitar Arab)
Gambus adalah sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab, memiliki 6
jenis dawai rangkap, dawai yang dipakai adalah usus kambing atau nylon,
biasanya setiap dawai rangkap sehingga ada 12 dawai semuanya, tidak
ada fret (jadi seperti biola, papan polos, nada ditentukan dengan posisi jari seperti
main biola), sedangkan plektrum disebuta dalam bahasa Arab
sebagai risha (artinya bulu). Sekarang dawai dibuat dari nylon yang
dibungkus kuningan atau tembaga) seperti dawai gitar. Gambus memiliki suara
rendah yang unik. Gambus Arab berbeda dengan yang ada di Turki, Armenia,
atau Yunani. Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan yang ada di
4. Arab. Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab, yaitu al oud.
2. Qanun (Kecapi Arab)
Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang berasal
dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian dibawa ke Eropa pada
Abad XII. Arti Qanun sebenarnya adalah Hukum.
Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan suara yang datar untuk 81
dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah dengan
meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana
terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan,
dawai ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang
menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi
kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan
tangannya, termasuk untuk modulasi.Pemain maestro qanun adalah: Muhammad
5. El ‘Aqqad (Mesir), Abraham Salman (Iraq).
3. Nay (Serunai Arab)
Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang dipakai untu Clarinet), atau kalau
di Sumatera disebut Serunai. Alat ini memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang
(seperti pada suling bambu) dan 1 lubang dibawah untuk jempol (seperti pada
rekorder). Berbagai panjang untuk setiap tala nada. Cara meniup seperti suling,
untuk nada tinggi dengan tiupan lebih. Meskipun kelihatan sangat sederhana,
namun cukup sulit, terutama kalau mau mendapat suara khusus harus
6. berpengalaman. Maetro nay adalah: Bassam Saba (Lebanon).
4. Rebana (Tamborin Arab)
Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai
untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan
bama tambourine (di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam
musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu,
namun di Arab biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan.
Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan
tembaga sebanyak 5 pasang.
Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara,
maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh
sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang
modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan
plastik juga (tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban
udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya timpani. Maestro rabana
7. adalah: Mohamed El ‘Arabi (Mesir), ‘Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi
(Mesir).
5. Buzuq (Mandolin Arab)
Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang
berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal
yang dipotong dan digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu
untuk membentukny, dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar.
Alat musik ini mempunyai papan jari yang panjang dan dawai logam,
dimainkan dengan petikan plektrum tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam
memberi suara yang nyaring, baiasnya dimainkan secara tunggal dan tidak dalam
kelompok pemusik Arab (band), dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestina,
8. dan Yordania, terutma dalam hubungan dengan Musik Gypsy.
2. Lukis dan Kaligrafi
a. Lukis di Arab Saudi
Seni lukis pada awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar
hadist nabi bahwa malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat
gambar. Lalu hadist yang menyatakan bahwa manusia yang membuat gambar
makhluk hidup akan mendapat siksa yang pedih di akhirat. Namun beberapa
ulama kemudian bahwa larangan tentang seni lukis dikhususkan untuk gambar
makhluk hidup. Bukti bahwa seni lukis diperbolehkan adalah adanya lukisan
dinding Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada masa dinasti Umayah.
Salah satu perwujudan estetika Islam yang sering dikesampingkan ialah
seni lukis. Padahal tradisinya memiliki sejarah panjang. Sebab-sebabnya mungkin
karena seni lukis dalam tradisi Islam berkembang pesat di luar kebudayaan Arab,
seperti Persia, Asia Tengah, Turki, India Mughal, dan Nusantara. Sedangkan apa
yang disebut kebudayaan Islam kerap diidentikkan dengan kebudayaan Arab.
9. Kecenderungan tersebut tampak pada sebutan ‘arabesque’ terhadap ragam hias
tetumbuhan yang mengalami perkembangan pesat sejak berkembangnya agama
Islam dan peradabannya. Sebab yang lain ialah anggapan bahwa larangan
menggambar makhluq hidup yang bergerak seperti manusia dan binatang benar-
benar didasarkan atas sumber al-Qur’an. Padahal ketidaksenangan ulama atau
fuqaha tertentu terhadap seni lukis, sebagaimana terhadap seni pada umumnya,
lebih didasarkan pada hadis tertentu yang kesahihannya masih terus diperdebatkan
sampai sekarang.
Di antara gambar menarik ialah gambar burung sedang terbang. Pada masa
selanjutnya burung dijadikan tamsil bagi roh manusia yang selalu merindukan
asal-usulnya di alam ketuhanan (`alam al-lahut) dan karenanya burung merupakan
satu-satunya binatang yang muncul sebagai motif utama seni hias Islam. Sosok
manusia digambar dalam pola lingkaran. Contoh serupa dijumpai pada sejumlah
benda keramik dari zaman yang sama. Yang lebih menarik lagi ialah bahwa
gambar di istana Abbasiyah itu dipengaruhi gaya Sassaniyah Persia abad ke-2 dan
7 M.
10. 3. Arsitektur
a. Kedudukam Seni Rupa dan Seni Arsitektur islam di Arab Saudi
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli
medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan.
Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan seni rupa Islam
banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani.
terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah dan Madinah. Kedua kota ini
merupakan pusat pemerintahan pada masa Nabi Muhammad.
Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi empat
sederhana yang difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian tengah merupakan
lapangan terbuka dengan dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan
berfungsi sebagai tempat salat berjamaah dan di bagian depan kiblat
terdapat mimbar untuk khatib yang memberikan ceramah keagamaan. Contoh
bangunan yang masih memperlihatkan ciri arsitektur ini adalah Masjid Nabawi.
11. BAB 3: PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesenian adalah sesuatu yang sulit dipisahkan dari kehidupan. Manusia
dalam hidupnya sangat menyukai keindahan dan seni adalah sesuatu yang dinilai
indah. Keindahan seni diakui oleh semua manusia termasuk para muslim. Islam
adalah agama yang turun di Arab Saudi khususnya kota Mekah. Kondisi saat
islam muncul adalah suatu kondisi dimana masyarakat arab masih menyembah
berhala dan melakukan tindakan yang kurang baik. Masyarakat arab suka menari,
membuat syair dan melukis. Semua nampak indah namun terkadang kurang
memperhatikan nilai kemanusian dan kesopanan. Misalnya dengan adanya tarian-
tarian yang membangkitkan birahi seseorang, syair yang bertujuan untuk mencela
dan sebagainya. Setelah islam muncul dan berkembang di sana Rasululloh sebagai
12. pemimpin islam membuat larangan agar umat muslim tetap memelihara ajaran
islam yang baik. Rasululloh melarang tarian yang dapat membangkitkan nafsu
birahi dan syair-syair yang membuat adanya perselisihan karena isinya yang
saling mencela antar masing-masing suku. Sejak saat itu seni dalam islam seperti
dalam islam seperti kurang mendapat apresiasi.
3.2 SARAN
Kita harus menghargai budaya asing, dengan tidak melupakan budaya kita
sendiri, karna budaya kita adalah budaya kita bersama, sebagai harta warisan kita.