1. SENI BUDAYA LOKAL ISLAM INDONESIA
Seni, budaya, lokal, islam,
I. Pendahuluan
Budaya di Nusantara tidak terlepas dai peran penting agama Islam. Pada abd ke VII M,
Indonesia telah mengenal agama islam. Setelah melalui proses akulturasi (perpaduan budaya),
sosialisasi Islam di Nusantaa telah mencapai tahap perkembangan penting terhadap tumbuhnya
pusat peradapan Islam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah memberi
sumbangan besar dalam bidang kebuadayaan nasional.
Kontirbusi Islam atau pengaruhnya tehadap budaya yang ada di Indonesia tidak perlu
diragukan lagi, seperti dalam bentuk sastra dan bahasa Arab. Konsep ummah[1] yang
menyamakan harkat dan martabat manusia di hadapan tuhan. Kemudian juga penerimaan Bahasa
Melayu sebagai bahasa kesehariaan (lingua franca) dalam menyebarkan Islam. Pendek kata,
Islam telah mewarnai pola hidup dan kehidupan seluruh banga Indonesia dan telah menjadi
kekuatan kebudayaan dan peradaban bangsa.
II. Pengertian Seni
Kata “seni” merupakan sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan tingkat pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani”
yang artinya Jiwa Yang Luhur atau Ketulusan jiwa. Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART”
(artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian tentang seni seperti Aristoteles, dia
mengemukakan seni yaitu kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Kemudian menurut Ki Hajar
Dewantara yang mengemukan seni itu indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan
manusia lainnya. Sedangkan menurut Ensiklopedia seni adalah sebuah penciptaan benda atau
segala hal yang karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
Namum seni dalam konteks ini, diarahkan kepada seni yang mengangkat nilai-nilai islam
dan ajarannya. Sebab, sampai saat ini seni hanya dipahami sebatas pengertian lahiriah.
Sementara pengertian yang mengarah kepada dunia (dalam batin), belum mendapat perhatian
para peminat, para ahli dalam bidang ke-islaman dan kesenian itu sendiri.
Ada beberapa pendapat para ahli seni yang berlatar belakang Islam dan memiliki aqidah
yang kuat karena telah teruji pada perjalanan ruang dan waktu, anatara lain :
a) Ibnu arabi[2]
Seni Islam adalah usaha untuk menciptakan keharmonisan hubungan antara kemurnian dan
spiritualitas.
b) Muhammad Qutub (ulama besar)
Seni Islam adalah ekpresi tentang keindahan dan perwujudan fitrah manusia dalam memaknai
alam dan hidup secara benar dan sempurna.
2. c) Imam Ghazali
Seni adalah keterkesanan hati seseorang dalam memahami alam dunia dan keindahannya,
sehingga getaran nada music hatinya tersentuh secara fitrawiyah.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa seni menurut kaum
muslimin, adalah seni yang melahirkan sebuah kepribadian muslim yang utuh antara lahir dan
batinnya, antara dirinya, dan kedekatannya kepada Allah (fitrah dan takwanya) . sehingga seni
Islam selalu berusaha mengembangkan bagi pemeluknya untuk mencapai kesempurnaan hidup (
memperbaiki ahlak).
III. Jenis-jenis Karya Seni Bernuansa Islam
Nuansa seni Islami yang telah digarap dan dipopulerkan masyarakat Islam di Indonesia
berpuluh-puluh tahun antara lain:
a. Seni kaligrafi Al-Qur’an dan Al-Hadits
Seni Kaligrafi yang artinya karya tulis tangan indah hasil kreasi estetik[3] seseorang yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan jiwa muslim (rohani) dalam mencintai Al-Qur’an dan As-
Sunah Nabi. Karena keindahannya, seni kaligrafi ini dapat difunsikan untuk hiasan, logo,
stempel, sampul kitab, pesan-pesan tauhid dan moral untuk kaum muslimin, penulisan ayat-ayat
Al-Qur’an, dan masih banyak lagi fungsi-fungsinya.
Di Indonesia, seni Kaligrafi ini telah berkembang mulai abad 12 masehi atau semenjak
kerajaan Islam muncul dan berdiri dibeberapa wilayah Indonesia, seperti Aceh, Demak, Ternate,
Tidore, Maluku, Cirebon, Banten, Madura, Nusa Tenggara barat, dan sebagainya.
Adapun corak atau gaya seni Kaligrafi, yang berkembang di Indonesia, antara lain, seperti
gaya kufi[4], gaya Naskhi, gaya Ri’qi, gaya Farisi, dan gaya Diwani.
Gaya kufi ini terdiri dari bentuk-bentuk geomatris kaku dan matematik. Biasanya digunakan
untuk mengias masjid, gedung-gedung pemerintah, tembok-tembok dinding istana raja, gapura
masjid, majalah, benda-benda senjata dan sebagainya.
b. Hiasan (ornament) Arabeska
Ragam hias Arabeska,yaitu jenis hiasan yang salin jalin menjalin simpai, lilit melilit tumpang
tindih seperti irama huruf Arab. Ragam hias ini sebenarnya isinya berupa sederetan huruf Arab,
tetapi dibentuk seperti bentuk binatang, (burung, singa, kuda) manusia maupun buah-buahan,
dan sebagainya.
c. Seni music (Handasah al-Shawt)
Istilah music berasal dari bahasa arab “musiqa” artinya suara. Dalam pengertian Islam, music
atau Handasah al Shawt adalah terbatas pada kualitas suara untuk jenis irama atau lagu dalam
pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi pembahasan music Islam tidak bertalian dengan
keberadaan kualitas instrumentalnya atau kualitas vokalitasnya.
3. d. Seni Arsitektur
Kehadiran Islam telah mendorong lahirnya ciptaan-ciptaan baru dalam seni bangunan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Islam, misalnya bangunan masjid sebagai pusat
beribadah dan berkumpulnya umat Islam. Masjid di Aceh, Demak, Kudus dan di daerah lain di
Nusantara merupakan kekayaan seni arsitektur yang terus berkembang sampai sekarang. Karya
seni arsitektur pengaruh Islam juga tampak dalam bangunan keraton-keraton kerajaan Islam.
Disamping itu, seni arsitektur juga tampak dalam makam-makam para raja kerajaan Islam di
Nusantara.
e. Seni Tari
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan
shalawat. Misalnya pada seni rebana diikuti dengan tari-tarian zipin[5], bacaan shalawat dengan
menggunakan lagu-lagu tertentu.
f. Seni Sastra
Seni sastra yang berkembang pada zaman Islam umumnya berkembang di daerah sekitar Selat
Malaka (daerah Melayu) dan di Jawa. Ditinjau dari corak dan isinya, kesusastraan zaman Islam
dibagi menjadi beberapa jenis, meskipun pembagian itu tidak dapat dilakukan secara tegas sebab
sering terjadi suatu naskah dapat dimasukkan ke dalam dua golongan sekaligus. Jenis-jenis karya
sastra zaman Islam di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan. Tidak
jarang hikayat berpangkaI pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang benar- benar terjadi.
2) Babad
Babad adaIah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. DaIarn babad, tokoh, tempat,
dan peristiwa harnpir semua ada daIam sejarah, tetapi penggarnbarannya diIakukan secara
berlebihan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Giyanti, dan Babad Pakepung.
Di daerah Melayu, babad dikenaI dengan nama sejarah sarasilah (siIsilah) atau tambo, yang juga
diberi juduI hikayat. Contohnya Tambo Minangkabau, Hikayat Raja-raja Pasai, dan Hikayat
Sarasilah Perak.
3) Suluk
SuIuk adaIah kitab-kitab yang menguraikan soaI tasawuf. Kitab suluk sangat rnenarik karena
sifatnya pantheisme, yaitu menjeIaskan tentang bersatunya rnanusia dengan Tuhan
(mangunggaling kawulo lan Gusti). Pujangga-pujangga kerajaan dan para waIi banyak
menghasiIkan karya-karya sastra jenis suIuk ini, antara lain ; sunan Bonang (mengernbangkan
iImu suIuk daIam bentuk puisi yang dibukukan daIam Kitab Bonang), Hamzah Fansuri[6]
(menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan keislaman), misalnya Syair
Perahu dan Syair dagang.
IV. Pengertian Budaya Lokal
Budaya memiliki arti yang berbeda dengan seni. Kalau budaya merupakan hasil budi dan
daya manusia dalam rangka memenuhi seluruh kehidupan hidupnya. Sedangkan seni merupakan
bagian dari hasil proses manusia berbudaya, yang menghasilkan sesuatu yang indah dan menarik
hati atau diri sendiri dan orang lain.
4. Dalam bahasa Sanskerta budaya yaitu buddhayah yang berarti budi (akal) dan daya
(kekuatan). Hasil budi daya manusia tidak hanya seni saja, tetapi bisa berbentuk teknologi,
ekonomi, bahasa, system religi, system bermasyarakat dan sebagainya.
Beberapa pendapat para ahli kebudayaan yang merumuskan pengertian-pengertiannnya,
yaitu:
a. Dr. J. Verkuyl
Budaya dari bahasa sanskerta yaitu budaya merupakan bentuk jamak dari budi menjadi budaya,
yang berarti roh atau akal. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh akal budi
manusia,
b. Prof. Dr. koencaraningrat
Budaya berasal dari kata “budayyah” bentuk jamak dari budhi. Jadi kebudayaan adalah hal-hal
yang bersangkutan dengan budi dan akal.
c. Prof. Selo Sumardjan
Kebudayaan adalah rasa yang meliputi jiwa manusia dalam mewujudkan kaidah-kaidah dan
nilai-nilai kemasyarakatan secara luas. Seperti agama, ideology, kebatinan kesenian, dan semua
unsur yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yang hidup dalam suatu masyarakat.
Sedangkan pengertian budaya local adalah sebuah hasil usaha manusia yang berupa cipta,
rasa, karsa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik lahir maupun batiniyah
dalam masyarakat tertentu yang bersifat tradisional lokal dan kesederhanaannya. Karena
kelokalan dan kedaerahannya, budaya lokal bentuknya beragam. Keragaman budaya lokal
disebabkan karena persoalan geografis.
Walaupun bersifat lokal dan bersifat tradisional, tetapi dengan datangnya Islam
keragaman budaya tersebut dapat diterapkan untuk kepentingan nilai-nilai ketauhidtan
masyarakat tersebut. Islam bernilai ketahuhidan yang akan membentuk manusia untuk berlaku
penuh dengan kesucian, kefitrahan pengagungan kepada Allah SWT.
Dengan demikian apa yang dikatakan oleh para ahli (pendapat) di atas, kalau disimpulkan
sebenarnya menuju kepada kemuliaan hidup manusia. Walau hanya dilakukan sekelompok lokal
manusia.
V. Pendekatan dakwah islam dengan seni budaya lokal
Beberapa peneliti mengemukakan, berkembangnya islam di Indonesia secara perlahan tetapi
pasti dan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan dalam hal kesuksesan dakwah islam dalam
hal kesuksesan dakwah Islam, dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a. Pengaruh Ulama
Ulama adalah orang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dalam bidang keilmuan
Islam. Keilmuan yang dimiliki para ulama mulai dari ilmu fiqh, ushuludin, muamalah, akhlaq,
keimanan (aqidah), ketasawufan, sampai ahli dalam penciptaan peralatan kebutuhan hidup
manusia, seperti; alat pertanian, transportasi, dan perdagangan menjadi daya tarik masyarakat
untuk masuk Islam.
Metode yang dilakukan para ulama pada masa itu, para ulama tidak menghapus secara
total adat yang sudah berlangsung di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran islam
dalam adat-adat tersebut. Dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran
5. Islam dapat diterima. Dengan demikian, budaya Islam yang ada di Indonesia bukan merupakan
ajaran Islam yang harus diamalkan, tetapi sebagai metode dakwah pada masa itu. Pengaruh para
Wali Songo di Jawa, para Anjengan di Sunda, para Kyai di Jawa Tengah, Para Tuan Guru[7] di
Nusa tenggara. Mereka rata-rata memiliki ilmu yang tinggi, berahlaq mulia, dan bermata
pencaharian sendiri dengan hasil olah cipta alat-alat teknologi sederhana sendiri. Dimata
masyarakat, Ulama ini memiliki kewibaan tersendiri.
b. Pengaruh para tokoh Empu
Empu[8] adalah orang yang diberi kelebihan dalam olah jiwa dan kreasi daya cipta seni
budaya di berbagai bidang keahlian, seperti; karya sastra, tulis menulis, kesenirupaan, keahlian
lain; kesufian dan kefilsafatan. Para empu ini mendapat kedudukan yang tinggi dimata
masyarakat dan para pemegang istana. Untuk mengembangkan keilmuan dan keahliannya, para
empu dibantu para cantrik dan mentrik[9]. Karena keahliannya dalam hal teknis dan artistic
inilah, para empu menjadi tempat bertanya sekaligus sebagai guru masyarakat.
VI. Jenis Seni Budaya dan Tradisi yang bernilai Islam
Berbagai karya seni budaya tradisi Islam yang berkembang di Indonesia, yang menjadi
kekuatan untuk menjaga kesatuan dan pergaulan, mengandung ajaran akhlaq mulia, yang digarap
para da’i, mubaalik, para wali, dan juga dorongan para raja-raja di Nusantara, antara lain :
a. Karya Seni Rupa lokal Tradisional
1) Seni Arsitektur Keraton dan Kasultanan
Arsitektur keratin dan kasultanan di Nusantara, rata-rata bercorak tradisi religio-magis, yang
terdiri dari: ruang pasebahan, sitihinggil, alun-alun, pasar, dan masjid. Contohnya seperti istana
keratin Surakarta, Kasultanan Cirebon, Kasultanan Demak, dan sebagainya.
2) Makam atau nisan
Makam dalam tradisi Islam di Indonesia berbentuk mar,era tau batu dan bermahkota seperti
kubah masjid (maesan), terkadang berhiaskan tulisan kaligrafi atau arabeska. Contohnya seperti
Makam Sultan Malikus Shaleh di Samudra Pasai, makam para Wali di Jawa.
3) Bentuk Arsitek bangunan Masjid, Surau, Langgar khas Indonesia
Masjid di Indonesia beratap tumpang mirip pura pada masa hindu, atap ini menjadi prototype
sebagian besar masjid di Indonesia. Perbedaannya hanya pada jumlah atap tumpangnya, ada
yang bertumpang 3, 5, dan 6. Bentuk bangunan Masjid di Indonesia merupakan gabungan antara
konsep pura dan bangunan kelenteng.
4) Wayang
salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya India. Cerita-cerita pewayangan diambil
dari kitab Ramayana dan Bharatayudha. Setelah terjadi akulturasi dengan Islam tokoh-tokoh dan
cerita pewayangan diganti dengan cerita yang bernuansa Islam. Bagi orang jawa, wayang bukan
hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan karenasarat dengan pesan-pesan moral yang
menjadi filsafat hidup orang Jawa.
b. Karya Seni Musik lokal
1) Shalawatan
6. Music Shalawatan merupakan music perkusi terbang yang dipukil bergantian dengan sair dan
puisi yang dilagukan dengan irama Arab atau Jawa.
2) Macapat
Macapatan[10], berupa jenis lagu Jawa yang sudah diatur komposisinya. Penampilan tanpa
iringan music, tetapi hanya vocal saja.
3) Orkes Gambus
Musik gambus mirip dengan Shalawatan, tetapi alat-alat musiknya ditambah dengan viola
accordion, mandolin, dan bahkan beberapa alat music elektrik.
4) Gamelan Sekaten
Gamelan jawa yang ditabuh saat upacara sekaten peng-islaman bagi yang akan masuk agama
islam dengan pembacaan syahadat. Sekaten ini dilaksanakan pada bulan maulud.
VII. Perbedaan Seni Budaya Islam dan Bukan Islam
a. Seni Budaya Islam
1) Menyuarakan nilai-nila ketauhidan
2) Ajakan terhadaop kemakrufan dan melarang kemudharatan
3) Tidak bertentangan dengan Qur’an dan sunnah
4) Tdak membawa kearah kemaksiatan
5) Bernilai kesalehan social dan keteladanan amaliyah
6) Menggerakkan ukhuwah islamiyyah
b. Seni budaya bukan Islam
1) Menyuarakan nilai-nila keduniaan
2) Bernuansa kemusrikan dan kekufuran
3) Bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah
4) Menyuarakan dan membangkitkan nafsu
5) Melupakan adanya Allah dan nama-nama-Nya
6) Merusak budi pekerti manusia dan mengarah kepada kesyaitanan.
VIII. Penutup
Setelah membahas berbagai seni dan budaya lokal ini, kita telah mengetahui bagaimana
Islam berpengaruh besar terhadap peradaban budaya di Nusantara ini. Metode-metode dakwah
yang dilakukan para ulama telah berhasil secara jelas. Dimana seni budaya di Nusantara telah
menjadi seni yang religious (islam) tanpa merubah total budaya itu sendiri. Seperti alam hal
tahlilan. Tahlilan termasuk budaya hindu untuk menghormati orang yang telah mati, atau
merayakan dengan dupa dan sebagainya. Namun dalam Islam di ubah atau diisi dengan
membaca yasin dan surat-surat pendek. Kemudian dupa diganti jajan atau makanan untuk
dibawa pulang.
Dipungkiri atau tidak, budaya lokal suku-suku di Nusantara masih menjadi kebiasaan
masyarakat. Bila pandang dari sisi budaya, maka upacara-upacara tersebut memperkaya
khasanah kebudayaan lokal di Nusantara.
Untuk itu, siapapun orangnya, sebagai manusia Indonesia yang berbudaya diharapkan
dalam menyikapi adanya keragaman budaya tersebut, memiliki landasan-landasan yang arif dan
7. bijaksana, dengan tetap berusaha menyempurnakan dan berusaha menjaga kemurnian aqidah
islam yang benar. Agar budaya tersebut melahirkan sikap-sikap menyekutukan Allah SWT.
Daftar Pustaka
Abdullah taufik,sejarah lokal di Indonesia, gadjah mada: Jakarta 2005
Soekmono R. pengantar sejarah kebudayaan i8ndonesia 2 , kanisius: yogjakarta 1979
http://ujungkulon22.blogspot.com/2012/03/sejarah-tradisi-islam-di-nusantara.html
issiniyatun, sejarah kebudayaan islam,MGP jepara: 2008