SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri
merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung
maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih
bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua
kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena
merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda
untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan
makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau
pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri
didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal
atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka
semakin beranekaragam jenis industrinya.
Sedangkan industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah
sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa
diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi
pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji dan penghasilan yang semakin tinggi.
Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan
perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Oleh sebab itu maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang bagaimana
sejarah sektor industri di Indonesia,masalah keterbalakangan industrialisasi di
Indonesia,bagaimana kebijakan industrilisasi di Indonesia,dan peranan sektor industri dalam
pembangunan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa macam masalah
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah sektor industri di Indonesia?
2. Apa yang menjadi masalah keterbelakangan industrialisasi di Indonesia?
3. Bagaimana kebijakan industrialisasi?
4. Bagaimana sektor industri dalam pembangunan?
5. Apa yang menjadi dampak industrialisasi Indonesia?
1.3 Tujuan penulisan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas sistem ekonomi Indonesia
selain itu diharapkan setelah makalah ini diselesaikan,kita dapat:
1. Mengetahui dan memahami bagaiamana sejarah sektor industri di Indonesia.
2. Mengatahui dan memahami masalah keterbelakangan industrialisasi di Indonesia.
3. Mengetahui dan memahami bagaiamana kebijkan industrialisasi.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana sektor industri dalam pembangunan.
5. Mengetahui dan memahami apa yang menjadi dampak dari industrialisasi Indonesia.
1.4 Kajian Teori
Ada beberapa teori tentang industri atau industrialisasi yang dikemukakan oleh para ahli,
Diantaranya adalah :
Menurut Boediono definisi Industrialisasi adalah:
Proses percepatan pertumbuhan produksi barang industri yang dilaksanakan didalam
negri, yang diimbangi dengan pertumbuhan yang serupa di bidang permintaannya (yang
berasal dari dalam negri sendiri maupun luar negri). Industrialisasi akan terhambat apabila
aspek produksinya atau aspek permintaanya atau keduannya terhambat pertumbuhannya.
(Ekonomi Internasional 1990).
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang industri adalah:
Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. (Pasal 1 ayat 2).
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pengertian industrialisasi adalah suatu
proses untuk mengelolah bahan-bahan baku konsumsi dan barang-barang yang olah lebih
lanjut dengan memperhatikan aspek produksi dan aspek permintaan.
Menurut klasifikasi Jean Fourastie, sebuah ekonomi terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama
terdiri dari produksi komoditas (pertanian, peternakan, ekploitasi sumber daya mineral).
Bagian kedua proses produksi barang untuk dijual dan bagian ketiga sebagai industri layanan.
Proses Industrialisasi didasarkan pada perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya
didominasi oleh kegiatan bagian pertama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Sektor Industri Indonesia
Pada tahun 1920-an industri modern di Indonesia semuanya dimiliki oleh orang asing,
walau jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada pada masa itu berupa industri rumah
tangga seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah (tebu dan nira), rokok kretek,
kerajinan tekstil dan sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik.
Perusahaan modern pada saat hanya ada dua, yaitu pabrik rokok milik British American
Tobaco (BAT) dan perakitan kendaraan bermotor General Motor Car Assembly. Depresi
ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1930an meruntuhkan perekonomian, megakibatkan
menurunnya penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505 gulden (1929) yang
mengakibatkan pengangguran. Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia Belanda mengubah
system dan pola kebijakan ekonomi dari sektor perkebunan ke sektor industri, dengan
memberi kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industri baru.
Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industri yang ada ketika itu mempekerjakan 173
ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil dan barang logam, semuanya milik asing.
Pada masa perang dunia II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun setelah
pendudukan Jepang keadaannya terbalik. Disebabkan larangan impor bahan mentah dan
diangkutnya barang kapital ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha) sehingga
investasi negara asing nihil. Setelah Indonesia merdeka, mulai dikembangkan sektor industri
dan menawarkan investasi walau dalam tahap percobaan. Tahun 1951, pemerintah
meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan
mendorong industri kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industri besar atau
modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina. Pada tahun 1957 sektor industri mengalami
stagnasi dan perekonomian mengalami masa teduh, pada tahun 1960-an sektor industri tidak
berkembang. Akibat karena situasi polotik yang bergejolak, juga disebabkan kurangnya
modal dan tenaga ahli yang terampil. Pemberlakuan dua undang-undang baru, PMA tahun
1967 dan PMDN tahun 1968 ternyata mampu membangkitkan gairah sektor industri.
Perkembang sektor industri sejak orde baru, atau tepatnya semasa pembangunan jangka
panjang tahap pertama, sangat mengesankan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai ukuran
perbandingan seperti jumlah unit usaha atau perusahaan, jumlah tenaga kerja yang diserap,
nilai keluaran (output) yang dihasilkan, sumbangan dalam perolehan devisa, kontribusi dalam
pembentukan pendapatan nasional, serta tingkat pertumbuhannya.
2.2 Masalah keterbelakangan Industrialisasi di Indonesia
Dari jumlah penduduk Indonesia termasuk negara sedang berkembang terbesar k-3
setelah india dan cina. Namun diluar dari segi industrialisasi, Indonesia dapat dikatakan baru
mulai salah satu indikator dari tingkat industrialisasi adalah sumbangan sektor industri dalam
GDP (groos domestic product). Dari ukuran ini sektor industri di Indonesia sangat
ketinggalan dibandingkan dari negara-negara utama di asia. Dua ukuran lain adalah besar nya
nilai tambah yang di hasilkan sektor industri dan nilai tambah perkapita.
Dari segi ukuran mutlak sektor industri di Indonesia masih sangat kecil, bahkan kalah
dengan negara-negara kecil seperti Singapura, Hongkong dan Taiwan. Secara perkapita nilai
tambah sektor industri di Indonesia termasuk yang paling rendah di asia. Indikator lain
tingkat industrialisasi adalah produksi listrik perkapita dan prosentasi produksi listrik yang
digunakan oleh sektor industri. Di Indonesia produksi listrik perkapita sangat rendah, dan dari
tingkat yang rendah ini hanya sebagian kecil yang di gunakan oleh konsumen industri.
Keadaan sektor industri selama tahun 1950-an dan 1960-an pada umumnya tidak
menggembirakan karena iklim politik pada waktu yang tidak menentu. Kebijakan
perindustrian selama awal tahun 1960-an mencerminkan filsafat proteksionalisme dan
eatisme yang ekstrim, dengan akibat kemacetan produksi. Sehingga produksi sektor industri
praktis tidak berkembang (stagnasi). Selain itu juga disebabkan karena kelangkaan modal dan
tenaga kerja ahli yang memadai.
Perkembangan sektor industri mengalami kemajuan yang cukup mengesankan pada masa
PJP I, hal ini dapat dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja yang di serap, nilai keluaran yang
dihasilkan, sumbangan devisa dan kontribusi pembentukan PDB, serta pertumbuhannya
sampai terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.
Faktor-Faktor yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah:
1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat efektivitas dan
kemampuan produksi.
2. Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan
mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.
3. Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan
infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi.
Industrialisai di Indonesia mengalami kemunduran mulai dari semenjak krisis ekonomi
terjadi di tahun 1998, hal ini terjadi karna suhu politik yang tidak stabil pada saat itu. Akan
tetapi kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan
investasi pada industri dalam negeri, tetapi indonesia lebih memfokuskan kepada penyerapan
barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci
penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia
dikuasai oleh produk produk luar.
2.3 Kebijakan Industrialisasi
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, individu. Kebijakan
berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu
perilaku (misalnya suatu hokum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan),
kebijakan hanya menjadi tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-
keputusan pentingnya organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas
program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat
diartikan sebagai mekanisme politis , menejeman , finansial, atau administratif untuk
mencapai suatu tujuan eksplisit.
Pemerintahan orde baru melakukan perubahan-perubahan besar dalam kebijakan
perindustrian. Ada tiga aspek kebijakan ekonomi orde baru yang menumbuhkan iklim lebih
baik bagi pertumbuhan sektor industri. Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Dirombaknya sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri menjadi lebih bebas dan lebih
sederhana.
2. Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara, dan
kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama
dengan sektor BUMN.
3. Diberlakukannya undang-undang penanaman modal asing (PMA).
Dalam implementasinya ada empat argumentasi basis teori yang melandasi suatu
kebijakan industrialisasi, yaitu :
a. Keunggulan komperatif
Negara-negara yang menganut basis teori keunggulan komperatif (comparative advantage)
akan mengembangkan sub sektor atau jenis-jenis industri yang memiliki keunggulan
komparatif baginya.
b. Keterkaitan industrial
Negara-negara yang bertolak dari keterkaitan industrial (industrial linkage) akan lebih
mengutamakan pengembangan bidang-bidang kegiatan atau sektor-sektor ekonomi lain.
c. Penciptaan kesempatan kerja
Negara yang industrialisasinya dilandasi argumentasi penciptaan lapangan kerja (employment
creator) niscaya akan lebih memprioritaskan pengembangan industri-industri yang paling
banyak tenaga kerja. Jenis industri yang dimajukan bertumpu pada industri-industri padat
karya dan indsutri-industri kecil.
d. Loncatan teknologi
Negara-Negara yang menganut argumentasi loncatan teknologi (teknologi jump) percaya
bahwa industri-industri yang menggunakan tehnologi tinggi (hitech) akan memberikan nilai
tambah yang sangat baik, diiringi dengan kemajuan bagi teknologi bagi industri-industri dan
sektor lain.
2.4 Peranan Sektor Industri Indonesia
Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah sektor
pertanian. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia
sampai tahun 1999. Bahkan sejak tahun 1991 peran sektor industri mampu menjadi sektor
utama dengan mengalahkan sektor pertanian.
Di Indonesia industri dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri
sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada
banyaknya tenaga kerja yang terlibat didalamnya, tanpa memperhatikan industri yang
digunakan.
Perindustrian di Indonesia telah berkembang pesat. Namun perindustrian yang telah maju
tersebut tampaknya malah menjadi malapetaka bagi sektor pertanian. Dengan semakin
banyaknya pabrik yang berdiri di setiap daerah bahkan daerah pedesaan telah menggusur
lahan-lahan pertanian produktif yang jika tetap digunakan dapat menghasilkan komoditas
pertanian yang unggul. Selain itu hujan asam yang timbul akibat adanya pencemaran dari
gas-gas beracun yang tersebar di udara oleh pabrik-pabrik tersebut dapat merusak tanaman
dan tanah sehingga hasil yang didapat sangat tidak bagus bahkan kurang baik jika dikonsumsi
oleh manusia.
2.5 Dampak Industrialisasi Di Indonesia
Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara yang gandrung
memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry)
untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan.
Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh
negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara
pengadopsi hanya menjadi konsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena
tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri
dari negara maju Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam
mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun
John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi
dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh
itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan
ke tahapan pembangunan berikutnya.
Pada dewasa ini yang menjadi bahan perdebatan adalah bagaimana menyusun suatu
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semakin meningkatnya
populasi manusia mengakibatkan tingkat konsumsi produk dan energi meningkat juga.
Permasalahan ini ditambah dengan ketergantungan penggunaan energi dan bahan baku yang
tidak dapat diperbarui. Pada awal perkembangan pembangunan, industri dibangun sebagai
suatu unit proses yang tersendiri, terpisah dengan industri lain dan lingkungan. Proses
industri ini menghasilkan produk, produk samping dan limbah yang dibuang ke
lingkungan.Adanya sejumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi, mengharuskan
industri menambah investasi untuk memasang unit tambahan untuk mengolah limbah hasil
proses sebelum dibuang ke lingkungan. Pengendalian pencemaran lingkungan dengan cara
pengolahan limbah (pendekatan end of pipe) menjadi sangat mahal dan tidak dapat
menyelesaikan permasalahan ketika jumlah industri semakin banyak, daya dukung alam
semakin terbatas, dan sumber daya alam semakin menipis.
Persoalannya kemudian, pada era dewasa ini, apapun sektor usaha yang dibangkitkan
oleh sebuah bangsa maupun kota harus mampu siap bersaing pada tingkat global. Walaupun
sebenarnya apa yang disebut dengan globalisasi baru dapat dikatakan benar-benar hadir
dihadapan kita ketika kita tidak lagi dapat mengatakan adanya produk-produk, teknologi,
korporasi, dan industri-industri nasional. Dan aset utama yang masih tersisa dari suatu bangsa
adalah keahlian dan wawasan rakyatnya, yang pada gilirannya akan mengungkapkan
kemampuan suatu bangsa dalam membangun keunggulan organisasi produksi dan organisasi
dunia kerjanya.
Kasus Indonesia Indonesia memang negara “late corner” dalam proses industrialisasi di
kawasan Pasifik dan dibandingkan beberapa negara di kawasan ini kemampuan teknologinya
juga masih terbelakang. Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang
disumbangkan oleh teknologi dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi
kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada
kota-kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Surabaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe,
Medan, dan sebagainya.
Berikut ada beberapa dampak positif dari pembangunan industri:
a. Menambah penghasilan penduduk.
b. Menghasilkan aneka barang.
c. Memperluas lapangan pekerjaan.
d. Mengurangi ketergantungan dengan negara lain.
e. Memperbesar kegunaan bahan mentah.
f. Bertambahnya devisa negara.
Dan di bawah ini beberapa dampak negatif dari pembangunan industri:
a. Terjadinya arus urbanisasi.
b. Terjadinya pencemaran lingkungan.
c. Adanya sifat konsumerisme.
d. Lahan pertanian semakin kurang.
e. Cara hidup masyarakat berubah.
f. Limbah industri menyebabkan polusi tanah.
g. Terjadinya peralihan mata pencaharian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Di Indonesia industri masih sangat ketertinggalan dari negara-negara lainnya, bahkan
kalah dengan industri negara yang kecil, padahal d Indonesia potensi untuk di adakannya
perindustrian itu sangat bagus. Namun ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti
kurangnya SDM, kurangnya teknologi dan pendanaan dari pemerintah. Pada saat sekarang
ini, industri di Indonesia mengalami kemajuan banyak industri-industri kecil yang muncul.
Akan tetapi, hal ini kurang tepat, karena menimbulkan beberapa dampak yang tidak baik,
karena industri-industri di Indonesia tidak memperhatikam permasalah lingkungan terutama
permasalahan limbah yang tidak terorganisir secara baik. Meskipun dalam upaya yang
dilakukan oleh bangsa ini, supaya perindustrian di Indonesia tidak tertinggal telah dibuat
kebijakan tentang perindustrian namun pada kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya
efektif.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah supaya pemerintah lebih memperhatikan
permasalahan dalam perindustrian ini baik dalam segi modal ataupun memikirkan bagaimana
cara supaya limbah perindustrian tidak mencemari lingkungan. Dan industri yang ada dapat
dikelola sesuai dengan kebijakan yang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan (diakses tanggal 23 november 2012).
Arianto, Eko, 2009. Dampak Indusrialisasi di Indonesia.
http://ekoarianto.students.uii.ac.id/2009/03/25/dampak-industrialisasi-di-indonesia (diakses
tanggal 23 november 2012).
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Unsyiah, 2012. Industrialisasi di
Indonesia. http://himadikon-fkip.blogspot.com/2012/01/industrialisasi-diindonesia.html
(diakses tanggal 23 november 2012).
Primadita, Cynthia, 2011. Makalah Industrialisasi di Indonesia.
http://cynthiaprimadita.blogspot.com/2011/03/makalah-industrialisasi-di-indonesia.html
(diakses tanggal 23 november 2012).
Ridwan, Ita R., Dampak Industri Terhadap Lingkungan dan Sosial,
http://jurnalgea.com/index.php/jurnal/file/25-dampak-industri-terhadap-lingkungan-dan-
sosial (diakses tanggal 30 november 2012).
Subandi, 2005, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta.

More Related Content

What's hot

Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanianNursyidah alit
 
5 perubahan struktur ekonomi
5 perubahan struktur ekonomi5 perubahan struktur ekonomi
5 perubahan struktur ekonomimuhammad muhaimin
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiR Anggara
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Pengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomianPengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomianSiti Sahati
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industrisiti aisah
 
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPutri Karunia Darmawati
 
Pendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbPendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbYayasan Al-Awsath
 
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi93220872
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskalSiti Sahati
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara BerkembangKeragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara BerkembangDadang Solihin
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRIBakhrul Ulum
 

What's hot (20)

Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
5 perubahan struktur ekonomi
5 perubahan struktur ekonomi5 perubahan struktur ekonomi
5 perubahan struktur ekonomi
 
Makalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomiMakalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomi
 
Pengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi MakroPengantar Ekonomi Makro
Pengantar Ekonomi Makro
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Teori perdagangan
Teori perdaganganTeori perdagangan
Teori perdagangan
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Pengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomianPengaruh pajak terhadap perekonomian
Pengaruh pajak terhadap perekonomian
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
 
Pendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnbPendapatan nasional pengukuran pnb
Pendapatan nasional pengukuran pnb
 
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pembangunan ekonomi
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
Teori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikroTeori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikro
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara BerkembangKeragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
Keragaman dan Kemiripan Struktur serta Karakteristik Negara-negara Berkembang
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
 

Similar to Makalah masalah industrialisasi

Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryIndustrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryInas Intishar
 
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
9 industrialisasi  dan perkembangan sektor industri9 industrialisasi  dan perkembangan sektor industri
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industrimuhammad muhaimin
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryIndustrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryAhmad Muhyi
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrI
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrIIndustrialisasi dan perkembangan sektor industrI
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrIAhmad Muhyi
 
9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
9. industrialisasi dan perkembangan sektor industriFindi Rifa'i
 
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industriM9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industrierlina na
 
Industri dan Perekonomian Global
Industri dan Perekonomian GlobalIndustri dan Perekonomian Global
Industri dan Perekonomian GlobalMulyana Natsir
 
Abdul ajid 11140963 tugas ke 11
Abdul ajid 11140963 tugas ke 11Abdul ajid 11140963 tugas ke 11
Abdul ajid 11140963 tugas ke 11abdul ajid
 
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_11141026
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_111410269 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_11141026
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_11141026adhi nugraha
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Septian Muna Barakati
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Warnet Raha
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industriIndustrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industriLutfiyah Siti
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11Rostiawati Hasan
 
Presentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Presentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industryPresentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Presentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industryiswah yuni
 
Industrialisasi ^0 perkembangan sektor industri
Industrialisasi ^0 perkembangan sektor industriIndustrialisasi ^0 perkembangan sektor industri
Industrialisasi ^0 perkembangan sektor industrimariam Iam
 
Ena mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industri
Ena mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industriEna mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industri
Ena mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industriEna Mudiawati
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryIndustrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrysuhemah emah
 

Similar to Makalah masalah industrialisasi (20)

Makalah masalah industrialisasi
Makalah  masalah industrialisasiMakalah  masalah industrialisasi
Makalah masalah industrialisasi
 
Makalah masalah industrialisasi
Makalah  masalah industrialisasiMakalah  masalah industrialisasi
Makalah masalah industrialisasi
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryIndustrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
9 industrialisasi  dan perkembangan sektor industri9 industrialisasi  dan perkembangan sektor industri
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Sos industri
Sos industriSos industri
Sos industri
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryIndustrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrI
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrIIndustrialisasi dan perkembangan sektor industrI
Industrialisasi dan perkembangan sektor industrI
 
9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industriM9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
M9. industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Industri dan Perekonomian Global
Industri dan Perekonomian GlobalIndustri dan Perekonomian Global
Industri dan Perekonomian Global
 
Abdul ajid 11140963 tugas ke 11
Abdul ajid 11140963 tugas ke 11Abdul ajid 11140963 tugas ke 11
Abdul ajid 11140963 tugas ke 11
 
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_11141026
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_111410269 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_11141026
9 industrialisasi dan perkembangan sektor industri adhi nugraha_5_x_11141026
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industriIndustrialisasi dan perkembangan sektor industri
Industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 11
 
Presentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Presentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industryPresentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Presentation9 industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 
Industrialisasi ^0 perkembangan sektor industri
Industrialisasi ^0 perkembangan sektor industriIndustrialisasi ^0 perkembangan sektor industri
Industrialisasi ^0 perkembangan sektor industri
 
Ena mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industri
Ena mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industriEna mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industri
Ena mudiawati (11140596) 11 industrialisasi & perkembangan sektor industri
 
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industryIndustrialisasi dan perkembangan sektor industry
Industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Makalah masalah industrialisasi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya. Sedangkan industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi
  • 2. pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Oleh sebab itu maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang bagaimana sejarah sektor industri di Indonesia,masalah keterbalakangan industrialisasi di Indonesia,bagaimana kebijakan industrilisasi di Indonesia,dan peranan sektor industri dalam pembangunan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa macam masalah antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah sektor industri di Indonesia? 2. Apa yang menjadi masalah keterbelakangan industrialisasi di Indonesia? 3. Bagaimana kebijakan industrialisasi? 4. Bagaimana sektor industri dalam pembangunan? 5. Apa yang menjadi dampak industrialisasi Indonesia? 1.3 Tujuan penulisan Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas sistem ekonomi Indonesia selain itu diharapkan setelah makalah ini diselesaikan,kita dapat: 1. Mengetahui dan memahami bagaiamana sejarah sektor industri di Indonesia. 2. Mengatahui dan memahami masalah keterbelakangan industrialisasi di Indonesia. 3. Mengetahui dan memahami bagaiamana kebijkan industrialisasi. 4. Mengetahui dan memahami bagaimana sektor industri dalam pembangunan. 5. Mengetahui dan memahami apa yang menjadi dampak dari industrialisasi Indonesia. 1.4 Kajian Teori
  • 3. Ada beberapa teori tentang industri atau industrialisasi yang dikemukakan oleh para ahli, Diantaranya adalah : Menurut Boediono definisi Industrialisasi adalah: Proses percepatan pertumbuhan produksi barang industri yang dilaksanakan didalam negri, yang diimbangi dengan pertumbuhan yang serupa di bidang permintaannya (yang berasal dari dalam negri sendiri maupun luar negri). Industrialisasi akan terhambat apabila aspek produksinya atau aspek permintaanya atau keduannya terhambat pertumbuhannya. (Ekonomi Internasional 1990). Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang industri adalah: Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. (Pasal 1 ayat 2). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pengertian industrialisasi adalah suatu proses untuk mengelolah bahan-bahan baku konsumsi dan barang-barang yang olah lebih lanjut dengan memperhatikan aspek produksi dan aspek permintaan. Menurut klasifikasi Jean Fourastie, sebuah ekonomi terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama terdiri dari produksi komoditas (pertanian, peternakan, ekploitasi sumber daya mineral). Bagian kedua proses produksi barang untuk dijual dan bagian ketiga sebagai industri layanan. Proses Industrialisasi didasarkan pada perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya didominasi oleh kegiatan bagian pertama.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Sektor Industri Indonesia Pada tahun 1920-an industri modern di Indonesia semuanya dimiliki oleh orang asing, walau jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada pada masa itu berupa industri rumah tangga seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah (tebu dan nira), rokok kretek, kerajinan tekstil dan sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik. Perusahaan modern pada saat hanya ada dua, yaitu pabrik rokok milik British American Tobaco (BAT) dan perakitan kendaraan bermotor General Motor Car Assembly. Depresi ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1930an meruntuhkan perekonomian, megakibatkan menurunnya penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505 gulden (1929) yang mengakibatkan pengangguran. Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia Belanda mengubah system dan pola kebijakan ekonomi dari sektor perkebunan ke sektor industri, dengan memberi kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industri baru. Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industri yang ada ketika itu mempekerjakan 173 ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil dan barang logam, semuanya milik asing. Pada masa perang dunia II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun setelah pendudukan Jepang keadaannya terbalik. Disebabkan larangan impor bahan mentah dan diangkutnya barang kapital ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha) sehingga investasi negara asing nihil. Setelah Indonesia merdeka, mulai dikembangkan sektor industri dan menawarkan investasi walau dalam tahap percobaan. Tahun 1951, pemerintah meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan mendorong industri kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industri besar atau modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina. Pada tahun 1957 sektor industri mengalami
  • 5. stagnasi dan perekonomian mengalami masa teduh, pada tahun 1960-an sektor industri tidak berkembang. Akibat karena situasi polotik yang bergejolak, juga disebabkan kurangnya modal dan tenaga ahli yang terampil. Pemberlakuan dua undang-undang baru, PMA tahun 1967 dan PMDN tahun 1968 ternyata mampu membangkitkan gairah sektor industri. Perkembang sektor industri sejak orde baru, atau tepatnya semasa pembangunan jangka panjang tahap pertama, sangat mengesankan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai ukuran perbandingan seperti jumlah unit usaha atau perusahaan, jumlah tenaga kerja yang diserap, nilai keluaran (output) yang dihasilkan, sumbangan dalam perolehan devisa, kontribusi dalam pembentukan pendapatan nasional, serta tingkat pertumbuhannya. 2.2 Masalah keterbelakangan Industrialisasi di Indonesia Dari jumlah penduduk Indonesia termasuk negara sedang berkembang terbesar k-3 setelah india dan cina. Namun diluar dari segi industrialisasi, Indonesia dapat dikatakan baru mulai salah satu indikator dari tingkat industrialisasi adalah sumbangan sektor industri dalam GDP (groos domestic product). Dari ukuran ini sektor industri di Indonesia sangat ketinggalan dibandingkan dari negara-negara utama di asia. Dua ukuran lain adalah besar nya nilai tambah yang di hasilkan sektor industri dan nilai tambah perkapita. Dari segi ukuran mutlak sektor industri di Indonesia masih sangat kecil, bahkan kalah dengan negara-negara kecil seperti Singapura, Hongkong dan Taiwan. Secara perkapita nilai tambah sektor industri di Indonesia termasuk yang paling rendah di asia. Indikator lain tingkat industrialisasi adalah produksi listrik perkapita dan prosentasi produksi listrik yang digunakan oleh sektor industri. Di Indonesia produksi listrik perkapita sangat rendah, dan dari tingkat yang rendah ini hanya sebagian kecil yang di gunakan oleh konsumen industri. Keadaan sektor industri selama tahun 1950-an dan 1960-an pada umumnya tidak menggembirakan karena iklim politik pada waktu yang tidak menentu. Kebijakan perindustrian selama awal tahun 1960-an mencerminkan filsafat proteksionalisme dan
  • 6. eatisme yang ekstrim, dengan akibat kemacetan produksi. Sehingga produksi sektor industri praktis tidak berkembang (stagnasi). Selain itu juga disebabkan karena kelangkaan modal dan tenaga kerja ahli yang memadai. Perkembangan sektor industri mengalami kemajuan yang cukup mengesankan pada masa PJP I, hal ini dapat dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja yang di serap, nilai keluaran yang dihasilkan, sumbangan devisa dan kontribusi pembentukan PDB, serta pertumbuhannya sampai terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Faktor-Faktor yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah: 1. Keterbatasan teknologi Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat efektivitas dan kemampuan produksi. 2. Kualitas sumber daya manusia Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru. 3. Keterbatasan dana pemerintah Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi. Industrialisai di Indonesia mengalami kemunduran mulai dari semenjak krisis ekonomi terjadi di tahun 1998, hal ini terjadi karna suhu politik yang tidak stabil pada saat itu. Akan tetapi kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi indonesia lebih memfokuskan kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk luar. 2.3 Kebijakan Industrialisasi
  • 7. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hokum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan. Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan- keputusan pentingnya organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis , menejeman , finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit. Pemerintahan orde baru melakukan perubahan-perubahan besar dalam kebijakan perindustrian. Ada tiga aspek kebijakan ekonomi orde baru yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi pertumbuhan sektor industri. Ketiga aspek tersebut adalah: 1. Dirombaknya sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri menjadi lebih bebas dan lebih sederhana. 2. Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara, dan kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama dengan sektor BUMN. 3. Diberlakukannya undang-undang penanaman modal asing (PMA). Dalam implementasinya ada empat argumentasi basis teori yang melandasi suatu kebijakan industrialisasi, yaitu : a. Keunggulan komperatif
  • 8. Negara-negara yang menganut basis teori keunggulan komperatif (comparative advantage) akan mengembangkan sub sektor atau jenis-jenis industri yang memiliki keunggulan komparatif baginya. b. Keterkaitan industrial Negara-negara yang bertolak dari keterkaitan industrial (industrial linkage) akan lebih mengutamakan pengembangan bidang-bidang kegiatan atau sektor-sektor ekonomi lain. c. Penciptaan kesempatan kerja Negara yang industrialisasinya dilandasi argumentasi penciptaan lapangan kerja (employment creator) niscaya akan lebih memprioritaskan pengembangan industri-industri yang paling banyak tenaga kerja. Jenis industri yang dimajukan bertumpu pada industri-industri padat karya dan indsutri-industri kecil. d. Loncatan teknologi Negara-Negara yang menganut argumentasi loncatan teknologi (teknologi jump) percaya bahwa industri-industri yang menggunakan tehnologi tinggi (hitech) akan memberikan nilai tambah yang sangat baik, diiringi dengan kemajuan bagi teknologi bagi industri-industri dan sektor lain. 2.4 Peranan Sektor Industri Indonesia Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah sektor pertanian. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia sampai tahun 1999. Bahkan sejak tahun 1991 peran sektor industri mampu menjadi sektor utama dengan mengalahkan sektor pertanian. Di Indonesia industri dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang terlibat didalamnya, tanpa memperhatikan industri yang digunakan.
  • 9. Perindustrian di Indonesia telah berkembang pesat. Namun perindustrian yang telah maju tersebut tampaknya malah menjadi malapetaka bagi sektor pertanian. Dengan semakin banyaknya pabrik yang berdiri di setiap daerah bahkan daerah pedesaan telah menggusur lahan-lahan pertanian produktif yang jika tetap digunakan dapat menghasilkan komoditas pertanian yang unggul. Selain itu hujan asam yang timbul akibat adanya pencemaran dari gas-gas beracun yang tersebar di udara oleh pabrik-pabrik tersebut dapat merusak tanaman dan tanah sehingga hasil yang didapat sangat tidak bagus bahkan kurang baik jika dikonsumsi oleh manusia. 2.5 Dampak Industrialisasi Di Indonesia Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara yang gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi konsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya. Pada dewasa ini yang menjadi bahan perdebatan adalah bagaimana menyusun suatu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semakin meningkatnya populasi manusia mengakibatkan tingkat konsumsi produk dan energi meningkat juga.
  • 10. Permasalahan ini ditambah dengan ketergantungan penggunaan energi dan bahan baku yang tidak dapat diperbarui. Pada awal perkembangan pembangunan, industri dibangun sebagai suatu unit proses yang tersendiri, terpisah dengan industri lain dan lingkungan. Proses industri ini menghasilkan produk, produk samping dan limbah yang dibuang ke lingkungan.Adanya sejumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi, mengharuskan industri menambah investasi untuk memasang unit tambahan untuk mengolah limbah hasil proses sebelum dibuang ke lingkungan. Pengendalian pencemaran lingkungan dengan cara pengolahan limbah (pendekatan end of pipe) menjadi sangat mahal dan tidak dapat menyelesaikan permasalahan ketika jumlah industri semakin banyak, daya dukung alam semakin terbatas, dan sumber daya alam semakin menipis. Persoalannya kemudian, pada era dewasa ini, apapun sektor usaha yang dibangkitkan oleh sebuah bangsa maupun kota harus mampu siap bersaing pada tingkat global. Walaupun sebenarnya apa yang disebut dengan globalisasi baru dapat dikatakan benar-benar hadir dihadapan kita ketika kita tidak lagi dapat mengatakan adanya produk-produk, teknologi, korporasi, dan industri-industri nasional. Dan aset utama yang masih tersisa dari suatu bangsa adalah keahlian dan wawasan rakyatnya, yang pada gilirannya akan mengungkapkan kemampuan suatu bangsa dalam membangun keunggulan organisasi produksi dan organisasi dunia kerjanya. Kasus Indonesia Indonesia memang negara “late corner” dalam proses industrialisasi di kawasan Pasifik dan dibandingkan beberapa negara di kawasan ini kemampuan teknologinya juga masih terbelakang. Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Surabaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya.
  • 11. Berikut ada beberapa dampak positif dari pembangunan industri: a. Menambah penghasilan penduduk. b. Menghasilkan aneka barang. c. Memperluas lapangan pekerjaan. d. Mengurangi ketergantungan dengan negara lain. e. Memperbesar kegunaan bahan mentah. f. Bertambahnya devisa negara. Dan di bawah ini beberapa dampak negatif dari pembangunan industri: a. Terjadinya arus urbanisasi. b. Terjadinya pencemaran lingkungan. c. Adanya sifat konsumerisme. d. Lahan pertanian semakin kurang. e. Cara hidup masyarakat berubah. f. Limbah industri menyebabkan polusi tanah. g. Terjadinya peralihan mata pencaharian. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Di Indonesia industri masih sangat ketertinggalan dari negara-negara lainnya, bahkan kalah dengan industri negara yang kecil, padahal d Indonesia potensi untuk di adakannya perindustrian itu sangat bagus. Namun ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya SDM, kurangnya teknologi dan pendanaan dari pemerintah. Pada saat sekarang
  • 12. ini, industri di Indonesia mengalami kemajuan banyak industri-industri kecil yang muncul. Akan tetapi, hal ini kurang tepat, karena menimbulkan beberapa dampak yang tidak baik, karena industri-industri di Indonesia tidak memperhatikam permasalah lingkungan terutama permasalahan limbah yang tidak terorganisir secara baik. Meskipun dalam upaya yang dilakukan oleh bangsa ini, supaya perindustrian di Indonesia tidak tertinggal telah dibuat kebijakan tentang perindustrian namun pada kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya efektif. 3.2 Saran Saran yang dapat kami berikan adalah supaya pemerintah lebih memperhatikan permasalahan dalam perindustrian ini baik dalam segi modal ataupun memikirkan bagaimana cara supaya limbah perindustrian tidak mencemari lingkungan. Dan industri yang ada dapat dikelola sesuai dengan kebijakan yang dilaksanakan.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan (diakses tanggal 23 november 2012). Arianto, Eko, 2009. Dampak Indusrialisasi di Indonesia. http://ekoarianto.students.uii.ac.id/2009/03/25/dampak-industrialisasi-di-indonesia (diakses tanggal 23 november 2012). Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Unsyiah, 2012. Industrialisasi di Indonesia. http://himadikon-fkip.blogspot.com/2012/01/industrialisasi-diindonesia.html (diakses tanggal 23 november 2012). Primadita, Cynthia, 2011. Makalah Industrialisasi di Indonesia. http://cynthiaprimadita.blogspot.com/2011/03/makalah-industrialisasi-di-indonesia.html (diakses tanggal 23 november 2012). Ridwan, Ita R., Dampak Industri Terhadap Lingkungan dan Sosial, http://jurnalgea.com/index.php/jurnal/file/25-dampak-industri-terhadap-lingkungan-dan- sosial (diakses tanggal 30 november 2012). Subandi, 2005, Sistem Ekonomi Indonesia, Bandung: Alfabeta.