Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
PRESTASI_SISWA_SMA
1. KAJIAN TEORI
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Hilda Taba, Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang
disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta
perkembangan individu. Sedangkan Ronald C. Doll menjelaskan bahwa kurikulum
merupakan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan pada anak-anak peserta didik di bawah
arahan dan bimbingan sekolah.
Daniel Tanner & Laurel Tanner berpendapat bahwa kurikulum adalah Pengalaman
pembelajaran yang terencana dan terarah, yang disusun melalui proses rekonstruksi
pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah pengawasan lembaga pendidikan agar
pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar sebagai bagian dari kompetensi sosial
pribadinya.
Menurut Romine, Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan
pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun
di luar kelas. Dr. Dede Rosyada, M.A. Mengatakan bahwa kurikulum merupakan inti dari
sebuah penyelenggaraan pendidikan. Murray Print. mendefinisikan Kurikum sebagai semua
ruang pembelajaran terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan
pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu terapkan.
Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional dalam pasal 1
Butir 9 UUSPN menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan tentang kurikulum ini
mengandungmakna bahwa kurikulum meliputi rencana, isi, dan bahan pelajaran dan cara
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
b. Fungsi Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
A. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Fungsi kurikulum dalam
pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal
ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang
2. diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena
setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang
dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun
kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan
Negara-negara lain, untuk itu, maka:
1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam
proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
3) kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar
mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
B. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang
Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi
ini meliputi:
a. Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan
b. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
c. Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
C. Fungsi kurikulum yang ada di atasnya
1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum
yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm
yang diselenggarakannya.
2) Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang
mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik
mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.
D. Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana
kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga
kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
3. E. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah
kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.
F. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum
dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana
yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan
kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
G. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan,
masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan
yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.
H. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan
tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat
meningkatkan produktivitas.
c. Pengertian Kurikulum 2013
Pada tahun ajaran baru 2013/2014 pemerintah menetapkan diberlakukannya
kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 menggantikan KTSP. Penyusunan Kurikulum 2013
adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK yang telah dirintis pada tahun 2004
dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan
pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati (Sisdiknas, 2012).
Penyusunan kurikulum 2013 juga menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif
mengacu pada kurikulum 2006 (KTSP). di mana ada beberapa permasalahan di
antaranya;
4. a. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata
pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui
tingkat perkembangan usia anak.
b. Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di
dalam kurikulum
d. Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global.
e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
g. KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir. Dalam alasan-alasan tersebut ada faktor kompetensi masa depan, dimana
lulusan harus mampu berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mampu
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan.
Disini terlihat bahwa lulusan yang lahir dari penerapan kurikulum berbasis karakter
ini dapat menjadi lulusan yang hebat dan mampu bersaing di dunia internasional jika
kurikulum dijalankan dengan baik dan benar oleh semua pihak yang bersangkutan.
Dalam sejarah pendidikan Indonesia, pelaksanaan kurikulum dan proses pergantian
sangatlah cepat. Seakan-akan, semuanya harus mengikuti apa yang dikehendaki penguasa.
Bila sudah tidak dikehendaki maka dibuang begitu saja dan berganti dengan yang baru. Hal
ini tentu saja menambah keruwetan pelaksanaan pendidikan. Akhirnya yang menjadi korban
adalah rakyat dan anak-anak yang sedang mengenyam pendidikan.
5. Pergantian kurikulum terus terjadi, Kurikulum 2004 yang disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) masih seumur jagung tiba-tiba berubah menjadi Kurikulum 2006 yang
disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
d. Bukti Pretasi Siswa Bantul
Dikpora Prov.DIY-Prestasi gemilang kembali diraih siswa SMA Kesatuan Bangsa
Yogyakarta dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2014 yang dihelat di
Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1-7 September. Tahun ini tujuh siswa
SMA Kesatuan Bangsa berhasil membukukan 7 medali, bahkan satu siswa
kesatuan bangsa meraih absolute winner atau medali emas tertinggi di bidang
Biologi.Kepala Bagian Humas SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta, Ahmad
Ihsanudin SthI mengatakan, jika merujuk prestasi di OSN tahun sebelumnya,
pencapaian kali ini bisa dikatakan meningkat tajam. Tahun lalu kita dapat enam
medali, tiga perak dan tiga perunggu, tahun ini tujuh medali, satu medali emas,
satu perak serta lima perunggu, ujar Ihsan di ruang kerjanya, Selasa (09/09/2014).
Ihsan merinci, siswa SMA Kesatuan Bangsa yang meraih medali dalam OSN 2014
ialah, Anang Rizki Muharrom kelas XII (medali emas) bidang Biologi, Amelia
Nurkhasanah kelas XI (medali perak) bidang Biologi, Eka Febriana kelas XI
(perunggu) bidang Geografi, Aya Shika Br Bangun kelas XII (perunggu) bidang
Kebumian, Sutra Megariawati kelas XII (perunggu) bidang Matematika, Rangga
Putra Pertama kelas XII (perunggu) bidang Kimia serta Nadia Khairunnisa kelas
XII (perunggu) bidang Kimia.
Dijelaskan, tahun ini SMA Kesatuan bangsa memberangkatkan 18 siswa dalam
ajang tersebut. Dengan pencapaian itu SMA Kesatuan Bangsa terus berupaya
meningkatkan prestasi siswa dengan berbagai program sehingga dimasa
mendatang mampu memberikan prestasi terbaik dalam kompetisi tingkat nasional
dan internasional.Anang yang meraih Absolute Winner mengungkapkan, dalam
OSN tersebut terdapat beberapa tujuh topik diantaranya, biologi sel dan molukeler,
anatomi fisiologi tumbuhan, anatomi fisiologi hewan, genetika dan evolusi.
6. Persiapan dilakukan jauh hari sebelum OSN digelar, termasuk dilakukan di sekolah
lewat guru pembimbing.Sementara Aya Shika mengatakan, sebelum lolos diajang
OSN tahapan seleksi dimulai sejak April untuk tingkat Kabupaten serta Juni
tingkat DIY. Tetapi kami sejak masuk di sekolah ini terus mendapatkan
bimbingan, sehingga ketika ada event kami langsung siap,ujarnya.
http://pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/index.php?
view=v_sorot&id_sub=33#sthash.yyzJyFni.dpuf
7. DAFTAR PUSTAKA
Chamistijatin, Lise. dkk, Pengembangan Kurikulum SD ( Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, DepDikNas, 2009)
____, Dampak Globalisasi terhadap Pendidikan. Makalah
Doll,Ronald C. Curriculum Improvement, Decision Making and Process (Boston:
Alyyn and bacon, 1964)
Kasim, Musliar. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN
RELEVANSINYA DENGAN KEBUTUHAN KUALIFIKASI
KOMPETENSI LULUSAN. Presentasi.
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan
(Jakarta: Prenada Media, 2004)