Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gangguan penilaian realita seperti halusinasi dan waham. Patofisiologinya meliputi perubahan struktur otak dan disfungsi sistem dopamin dan glutamat. Faktor risikonya termasuk genetik, kekurangan oksigen saat janin, dan penyalahgunaan obat. Gejalanya berupa gangguan berpikir, perilaku, dan emosi negatif. Pengobatannya meliputi psikoterapi, ps
2. DEFINISI
Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gangguan penilaian realita (waham dan
halusinasi)
3. ETIOLOGI
Tidak diketahui secara pasti tetapi berhubungan dengan faktor genetik,
perkembangan, dan faktor lingkungan
4. PATOFIOLOGI
Pembesarah ventrikel otak, penurunan ukuran otak dan perubahan bentuk otak menjadi asimetri
Hipotesis dopaminegik karena adanya hiper atau hipoaktivitas dari proses dopaminergik pada bagian otak
tertentu
Disfungsi Glutaminergik. Sal Gultaminergik berinteraksi dengan saluran dopaminergik
Abdnormalitas serotonin (5HT)
5. FAKTOR RESIKO
Bentuk struktur otak dan sistem saraf pusat yg tidak normal
Genetik
Kekurangan Oksigen, nutrisi dan terkena virus saat didalam kandungan
Lahir dalam kondisi prematur
Ketidakseimbangan kadar serotonin dan dopamin
Peningkatan aktivasi pada sistem kekebalan tubuh
Penyalahgunaan obat-obatan
6. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Skizofrenia dibagi menjadi 2 katagori yaitu : gejala positif dan gejala negatif
1. Gejala Positif
Halusinasi, yakni perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun
sebenarnya hanya ada dalam pikiran penderita
Waham, menyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan
Kacau dalam berpikir dan berbicara, penderita sulit berkonsentrasi, cara
berkomunikasi yang membingungkan
Perilaku kacau dan sulit diprediksi, secara tidak terduga penderita dapat tiba-tiba
berteriak marah tanpa alasan
7. SAMBUNGAN MANIFESTASI KLINIS
2. Gejala Negatif
Respon emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang
monoton
Sulit merasa senang atau puas
Enggan bersosialisasi
Tidak nyaman berada didekat orang lain
Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri
Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas
8. TIPE-TIPE SKIZOFRONIA
Skizrofenia Paranoid
• Tipe paranoid pengidap sering
menglami waham dan halusinasi.
Pengidap menunjukan perilaku yang
tidak normal seakan ia sedang
diawasi sehingga ia menunjukkan
rasa marah, gelisah hingga benci
terhadap seseorang. Penderita tipe
paranoid masih memiliki fungsi
intelaktual dan ekspresi yang
tergolong normal.
Skizefronis Katatonik
• Pengidap katatonik ciri utamanya
adalah gangguan pada psikomotor
yang dapat meliputi motoric
immobility, aktivitas motorik
berlebihan, gaduh-gelisah, patuh
terhadap pengulangan kata dan
perintah.
9. TIPE-TIPE SKIZOFRONIA
Skizofrenia Hebefrenik
• Ciri-ciri utamanya Prilaku
tidak bertanggung jawab,
kecendrungan
menyendiri, pembicaraan
tak menentu, perasaan
puas diri dan senyum
sendiri.
Skizofrenia Tidak Terarur
• Gejalanya ditandai dengan ucapan dan
tingakah laku yang tidak teratur dan sulit
dipahami. Terkadang mereka tertawa tanpa
alasan yang jelas, atau terlihat sibuk dengan
persepsi yang mereka miliki.
10. TIPE-TIPE SKIZOFRONIA
Skizofrenia Diferentiatif
• Tipe yang mempunyai
gejala yang tidak
spesifik, misanya
seorang penderita
terkadang menunjukkan
gejala dari katatonik,
paranoid, hebefrenik
namun tidak dapat
digolongakn ke dalam
salah satunya secara
husus.
Skizofrenia Residual
• Penderita yang telah
mengalami residual
dalam waktu lama.
Gejala yang ditunjukkan
seperti kurang bahagia,
intonasi suara yang
monoton, ekspresi
wajah kosong,
Skizofrenia Simpel
• Lebih banyak
menunjukkan gejala
negatif dan sangat
jarang menampakkan
gejala positif.
11. TATA LAKSANA
Terapi Non Farmakologi
• Psikoterapi
• Psikoedukasi
• psikososial
• Psikoreligius
• Terapi fisik berupa olga
• Berbagai kegiatan seperti les / kursus
Terapi Farmakologi
• Antipsikotik
• Antipisikotik Generasi Pertama
• Antipisikotik Generasi Kedua
12. TATA LAKSANA FARMAKOLOGI
Obat Antipsikotik
Bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola pikir yg trj pd pengidap
skizoprenia. Terdapat dua katagori antipsikotik yg dikenal yaitu, antipsikotik tipikal dan
atipikal
a. Antipsikotik Tipikal (AGP)
Bekerja dg cara memblok reseptor dopamin D2
Memiliki tingkat afinitas, resiko ES ektrapiramidal dan hiperprolaktinemia > dibandingkan
antipsikotik atipikal
Efektif menangani gejala positif dan mengurangi kejadial relaps (kekambuhan kembali)
ES : Ekstrapiramidal akut (tremor, kejang, badan kaku, dan bradikinesia/ sulit melakukan
gerakan)
C/: Chlorpromazin, Fluperidol, Haloperidol, Loxapine, Molindone, Mesoridazine, Perphenazine,
Thioridazine,Thiothixene, Trifluperezine
13. TATA LAKSANA FARMAKOLOGI
b. Antipsikotik Atipikal (AGK)
Antipsikotik atipikal spt risperidon, olanzapine, quetiapine, ziprazidon aripriprazol,
paliperidone, iloperidon, asenapine, lurasidone dan klozapine memiliki afinitas yg lebih
besar trhadap serotonin daripada reseptor dopamin
Sebagian antipsikotik atipikal menyebabkan efek samping berupa kenaikan berat badan
dan metabolisme lemak
Memiliki resiko efek samping ektrapiramidal < dibandingkan antipsikotik tipikal
C/ : aripriprazol , asenapine, klozapine, iloperidon, risperidon, olanzapine
14. TATA LAKSANA FARMAKOLOGI
Pemilihan terapi antipsikotik harus berdasarkan pada
1. kebutuhan untuk menghindari efek samping tertentu
2. Adanya gangguan psikiatri atau kondisi medis yg lainnya
3. tanggapan terhadap riwayat pasien atau keluarga