SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Pengendalian Penyakit
Pengendalian Penyakit Hewan (diseases control),
adalah :
1. Upaya mencegah timbulnya penyakit, yaitu
mengurangi interaksi antara hospest agen
(penyebab penyakit) sampai pada tingkat dimana
hanya sedikit hewan yang terinfeksi
2. Upaya Pemberantasan penyakit hewan (diseases
eradication) untuk mengeliminasi agen penyakit dari
suatu wilayah.
3. Pengobatan ternak yang menderita atau tersangka
sakit.
Ternak dikatakan sehat apabila memiliki status
atau kondisi sebagai berikut :
• Bebas dari penyakit yang bersifat menular atau
tidak menular
• Bebas dari penyakit zoonosis
• Tidak mengandung bahan-bahan yang
merugikan manusia sebagai konsumen
• Berproduksi secara optimum
Ukuran keberhasilan pengendalian penyakit
1. Angka sakit (morbiditas), diukur dari banyak tidaknya
jumlah ternak yang sakit.
2. Angka kematian (mortalitas), diukur atau diamati oleh
banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami
kematian.
3. Angka kecelakaan atau kasus yang terjadi misalnya
patah tulang, jatuh dll.
4. Jumlah kelahiran ternak/tingkat reproduksi dicapai.
5. Pencapaian pertambahan bobot badan.
6. Kejadian penyakit yang berulang dalam satu musim
(prevalensi).
Berdasarkan penyebabnya :
1. Penyakit menular dapat disebabkan mikroorganisme
bakteri, virus, parasit, rickettsia, chlamidia, prion
2. Penyakit tidak menular pada umumnya disebabkan oleh
gangguan yang bersifat fisiologis dan gangguan
individual yang disebut dengan penyakit metabolik
Predisposisi utamanya adalah :
Stress dan rendahnya kondisi tubuh
Manajemen pengendalian penyakit
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan faktor zooteknik
dan manajemen usaha ternak
secara umum
Masalah-masalah kesehatan yang sering dihadapi
pada usaha peternakan domba:
1. Kematian neonatal.
Kejadian diperkirakan rata-rata 35% sehingga
mengurangi keuntungan.
2. Produktivitas ternak rendah karena infeksi parasit
(endo dan ektoparasit).
3. Kasus mortalitas
. Speedy, di Inggris mencapai 5%( 3 – 29%),
. Haresign (5 – 40%).
. Di Indonesia kemungkinan lebih tinggi. Kematian karena
infeksi MO.
4. Kesehatan reproduksi yang berakibat pada rendahnya
efisiensi reproduksi.
5. Kualitas produk rendah.
Kematian Neonatal
Dari hasil penelitian, terdiagnosa sbb :
1. Menderita kelaparan/malnutrisi (starvation) dan tidak
mendapatkan perlindungan (eksposure)
Penyebab utama : adalah hypothermia dan
hipoglicemia.
Predisposisi :
. malnutrisi selama induk bunting,
. kondisi betina kurang baik,
. umur betina,
. jumlah anak sekelahiran yang tinggi.
2. Abortus (lahir lebih dini) dan stillbirth (lahir dalam
keadaan mati).
Penyebab utama: adalah malnutrisi dan stress.
3. Infeksi penyakit
4. Kecelakaan, predator, dll.
5. Cacat bawaan (defect congenital)
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk
pencegahan kematian noenatal:
1. Perhatikan nutrisi induk
2. Perlu penanganan yang baik selama pregnansi
khususnya terhadap MO.
3. Sebelum, selama, dan sesudah kelahiran harus
dilakukan penanganan secara baik
4. Lakukan penangan secara higienis, lambing pen
harus steril, dan plasenta harus dilepas dengan cara
yang juga higienis
5. Lakukan deteksi dan treatment secara baik dan
benar terutama bagi kelahiran > 2 ekor, pada umur
kelahiran 2 – 7 hari
6. Gunakan pendekatan kelompok untuk mencegah
kematian neonatal.
7. Biasakan membuat recording
8. Lakukan manajemen reproduksi secara baik
Keberhasilan pencegahan penyakit
sangat ditunjang oleh bagaimana
usaha peternakan tersebut dikelola
dengan memperhatikan :
. aspek epidemiologi penyakit
. dukungan riset dan sistem recording yang
baik
. ukuran-ukuran sistem pencegahan penyakit
sehingga pemantauan dan penanganan
kesehatan ternak dapat dilakukan
secara maksimal
Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing
N0 Bakterial Viral Parasit Metabolik
1 Bacillus Anthracis Orf Haemonchus
contortus
Bloat, timpani
2 Coli basilosis Pink eye Sarcoptest sp dan
Psoroptes sp
Indigesti
3 Bruselosis PMK Trichuris sp Defisiensi vitamin
4 Footrot Pneumonia (oleh
virus)
Miasis, caplak,
Tungau, kutu
Defisiensi mineral
5 Clostridium tetani Blue Tongue Fasciola hepatica Ketosis,
acetonemia
6 Clostridium Botulism Q fever babesiosis Genetik disorder
7 Malignant Oedem Scrapie Ringworm
8 Salmonelosis Vesicular stomatitis Trichostrongilus sp
9 TBC Capillaria sp
10 Pneumonia (oleh
bakteri) Ostertagia sp
11 Enterotoxemia Cooperia sp
12 Braxy Koksidiosis
13 Listeria sp
14 Campylobacter
Berdasarkan cara penularannya penyakit dibedakan
menjadi:
1. Penyakit yang bersifat vertikal yaitu yang ditularkan
langsung melalui induk pada saat janin masih
dalam kandungan
2. Penyakit yang bersifat horizontal, yaitu penyakit
yang secara langsung atau tidak langsung
ditularkan dari hewan satu ke hewan yang lain
Beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan oleh
peternak berkaitan dengan program kesehatan
ternak antara lain :
1. Mencegah timbulnya suatu organisme penyebab
penyakit:
Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain :
a) melakukan sanitasi/kebersihan secara baik, benar
dan teratur
b) biasakan memisahkan ternak yang baru datang
terlebih dahulu untuk beberapa saat
c) menjaga lingkungan tetap baik
d) Bila perlu ternak yang sering sakit-sakitan
dikeluarkan
2. Menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap baik.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
a) Jagalah kebutuhan pakan untuk tetap baik, cukup dan
seimbang
b) Bila di daerah tersebut sering muncul penyakit
menular, kontak dengan petugas setempat untuk
diupayakan adanya vaksinasi
c) Biasakan melakukan program seleksi ternak secara
baik dan teratur.
3. Mengurangi penyebaran penyakit:
Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah
a) Bila ada ternak yang sakit harus segera
dipisahkan
b) Segera lakukan pengamatan secara
mendalam pada ternak-ternak yang lain
apakah ada tanda-tanda sakit atau tidak,
misalnya tingkah laku ternak, tanda-tanda
fisiknya, nafsu makan dan sebagainya
c) Bila perlu upayakan pengobatan sementara.
4. Melakukan sistem pencatatan (produksi dan
reproduksi secara teratur
Beberapa penyakit penting pada domba dan
kambing
A. Penyakit Bloat
Pendahuluan :
• Merupakan salah satu bentuk indigesti.
• Penyakit Bloat disebut juga Penyakit Kembung perut
atau Tympani
• Merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi
pada hampir semua tingkatan umur pada ternak.
. Penyakit ini juga sering menyertai ternak yang
kondisinya sedang tidak sehat.
• Kembung perut disebabkan karena adanya gas yang
berlebihan di dalam rumen.
Tanda-tanda ternak terserang kembung perut antara
lain:
. ternak nampak resah,
. ada rasa sakit,
. sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar)
dibanding normalnya,
. bila ditepuk-tepuk mirip suara drum.
• Tekanan intra rumen mengakibatkan :
. pembesaran abdomen
. hewan gelisah
. berbaring pada posisi bagian kanan bawah.
. hewan selanjutnya sulit bernafas, dan
pernafasannya dangkal atau kadang melalui
mulut
. pulsus nadi meningkat terdengar eruktasi
• Mata merah, namun segera berubah menjadi
kebiruan yang menandakan adanya kekurangan
oksigen dan mendekati kematian.
• Angka kematian dapat mencapai 90% jika tidak
tertolong
Penyebab :
• Kembung perut antara lain disebabkan
pemberian leguminosa (kacang-kacangan)
secara berlebihan.
• Pemberian rumput terlalu muda secara
berlebihan atau karena tidak dilayukan
• Adanya sumbatan pada kerongkongan, bloat
dapat juga terjadi pada ternak yang
pergerakannya terbatas, dll
Pencegahan terhadap bloat
. Pemberian pakan sesuai aturan, misalnya komposisi
rumput dan leguminosa yang benar.
• Rumput dilayukan sebelum diberikan
• Jika ada ternak yang kembung :
. upayakan untuk tetap berdiri atau bergerak,
. jika mungkin mulut tetap terbuka atau tetap usahakan
mengunyah supaya air liur keluar, misalnya dengan
ikatkan tali atau kayu dalam mulut supaya ternak
mengunyahnya dan air liur keluar
• Upayakan gas keluar terutama melalui mulut. Beberapa
obat seperti carbachol, tympanisol, atympanicol dll.
dapat diberikan untuk pengobatan.
• Pengobatan dapat dilakukan secara tradisional,
misalnya dengan memberikan minyak nabati (minyak
kelapa), air asam, gula jawa kira-kira 200 ml ke dalam
lambung. Jika memungkinkan tusuk rumen dengan
menggunakan trokar
B. Penyakit Orf, Contagious Echtyma, Dakangan
Pendahuluan
• Penyakit orf merupakan penyakit kulit yang disebabkan
oleh virus yang sangat menular pada ternak khususnya
domba dan kambing. Penyakit tersebut bersifat zoonosis
• Penyebab penyakit Orf adalah virus yang termasuk
dalam keluarga Pox atau golongan virus Parapox. Virus
tersebut tetap hidup dan infektif pada suhu rendah untuk
waktu yang lama
• Virus Orf tetap infektif pada suhu kamar. Sedangkan
pada kondisi lapangan bersifat infektif sampai berbulan-
bulan. Dengan sifat tersebut diatas maka kuman menjadi
sumber infeksi bagi ternak yang baru datang dari luar
peternakan.
• Virus penyebab penyakit Orf menyerang pada semua
tingkatan umur, jenis kelamin maupun iklim, dengan
angka morbiditas yang tinggi (hampir 100%), namun
angka mortalitasnya rendah.
• Walaupun relatif kurang berbahaya, namun adanya
gangguan nafsu makan menyebabkan laju pertambahan
bobot badan ternak menjadi rendah.
• Resistensi pada penyakit lain menurun dan akibatnya
penyakit sekunder masuk, menyebabkan hewan
tersebut sakit
Cara Penularan
• Umumnya penyakit Orf menular secara kontak langsung
dari ternak satu ke ternak lainnya atau melalui bahan
yang terkontaminasi oleh virus tersebut.
• Penyakit tersebut menular ke manusia, biasanya secara
kontak langsung pada saat peternak menangani
penyakit tersebut secara tidak higienis.
Gejala Klinis
. Penyakit Orf sangat menular dengan masa inkubasi
antara 1 – 3 hari. Pada ternak yang terserang penyakit
Orf, lama penyakit biasanya berlangsung 3 – 4 minggu.
. Tanda terserang penyakit Orf adalah dengan adanya
keropeng pada bagian muka yang tidak berbulu. Hal ini
menyebabkan harga jual ternak murun karena ternak
tampak kurang higienis.
. Gejala awal penyakit ditandai dengan : Adanya bintik-
bintik merah pada kulit bibir, kemudian berubah menjadi
melepuh. Selanjutnya lepuh meluas dan melebar
sehingga akhirnya terbentuk keropeng.
. Luka terutama terdapat pada daerah permukaan bibir,
mulut bagian luar, hidung, sekitar kelopak mata, telinga
luar dan bagian tubuh lainnya yang tidak berbulu. Luka
biasanya bersifat lokal dan tidak menyebar secara
sistemik.
. Diagnosa penyakit dilakukan secara klinis dengan melihat
perubahan klinis pada organ atau jaringan yang
mengalami peradangan.
Tindakan penanganan
• Pada prinsipnya usaha pengendalian penyakit dapat
dilakukan melalui usaha pencegahan dan pengobatan
• Penyakit Orf dapat dicegah melalui sistem :
- Vaksinasi
- sanitasi yang baik dan teratur pada kandang dan
peralatan
- melakukan kontrol secara teratur terutama adanya
perubahan klinis yang sedini mungkin agar dapat diobati
secara cepat.
• Bila sudah terjadi kasus penyakit atau wabah,
penanganan harus dilakukan secara cepat dan serentak.
• Upayakan sedini mungkin untuk melihat perubahan klinis
yang terjadi sehingga dapat diatasi.
• Di lapangan, pengobatan dapat dilakukan dengan
mengerok organ atau jaringan misalnya pada kulit bibir
luar sampai bersih kemudian olesi dengan yodium
tincture 2 – 7 % atau betadine secara teratur.
C. KUDIS (SCABIES)
Pendahuluan
. Merupakan penyakit menular dan bersifat zoonosis.
. Tungau kudis menyebabkan :
- rasa gatal
- bulu rontok dan pembentukan kudis
- menyerang domba, kambing, sapi dan kelinci.
. Tungau follikel menyebabkan gumpalan-gumpalan kecil
pada beberapa bagian tubuh.
• .Predeposisi antara lain lingkungan yang kurang
higienis, musim kemarau dan kekebalan tubuh yang
rendah
• Kudis menyebabkan kerusakan pada kulit terutama
daerah mulut, bawah dada, leher, ekor, dan kaki.
• Kerugian disebabkan karena penurunan bobot badan
dan kerusakan kulit
PENYEBAB DAN GEJALA
• Penyebabnya adalah tungau, yaitu tungau kudis
(sarcoptes scabiei),psoroptes scabiei, dan tungau bulu
(demodex sp), dll
• Umumnya tungau hidup di lapisan tanduk kulit dengan
membuat terowongan dan memakan dinding sel
epidermis kulit yang masih muda
• Adanya kerak pada bagian tubuh yang terserang kadang
diikuti dengan kulit terlihat mengeras dan menebal
• Ternak terserang nampak menggaruk atau
menggosokkan badan ke dinding kandang atau bagian
tubuh yang lain.
PENULARAN DAN PENGOBATAN
• Parasit kudis dipindahkan lewat kontak dengan ternak
terinfeksi secara langsung maupun tidak langsung.
• Untuk memastikan penyebabnya maka kulit harus
dikerok hingga berdarah,hasil kerokan dimasukan
kedalam tabung berisi alkohol 70% untuk didiagnosa di
laboratorium.
• Penyakit ini sulit diberantas
Pencegahan
Melalui :
• Sanitasi kandang dan alat (langkah terbaik).
• Kandang dibersihkan dengan desinfektan secara teratur.
• Isolasi ternak yang sakit scabies.
• Lakukan vaksinasi pada ternak.
• Dapat digunakan beberapa obat, a.l : coumaphos 0,1%
(asuntol), Neguvon 0,15%, Lindane 0,05%, Scabisid,
belerang juga dapat digunakan.
• Cairan tersebut sebaiknya diberikan seminggu sekali
selama 4 minggu berturut-turut dengan cara dimandikan,
disemprotkan.
• Akan lebih baik lagi jika ternak di dipping di bak.
Invermectin (ivomex) diberikan melalui suntikan
subcutan dengan dosis 0,2 ml/kg berat badan atau 1 ml
untuk berat 50 kg berat badan.
D. Antraks atau Radang Limpa
• Penyakit antraks (Anthrax) atau radang limpa,
merupakan salah satu penyakit yang bersifat zoonosis
atau dapat menular ke manusia. Kasus muncul terutama
pada musim pancaroba.
• Antraks menyerang hewan khususnya ruminansia (sapi,
kerbau, domba, kambing), babi, burung unta dan hewan
menyusui lainnya.
• Penyebab adalah bakteri bacillus anthracis
• Sumber infeksi utama adalah :
- ternak terinfeksi, air dan tanah.
- air dan tanah.
- bahan-bahan lain misalnya bahan pakan.yang
tercemari oleh spora atau kumannya.
. Pemanasan kering pada suhu 150°C dapat membunuh
spora antraks dalam waktu 1 jam, sedangkan
pemanasan basah dengan autoclaf pada suhu 120ºC
akan memusnahkan spora dalam waktu 15 menit.
Bentuk vegetatif akan mati dengan pemanasan 55-60ºC.
Gejala klinis :
• Masa inkubasi penyakit antraks biasanya berkisar antara
1-3 hari dan kadang-kadang dapat lebih dari 2 minggu.
• Tanda-tanda umum pada tipe akut dan kronis adalah :
- Demam
- Sesak nafas
- Depresi dan lemah
- Terkadang disertai kejang
• Tanda-tanda ternak terserang antraks biasanya
berbeda antar spesies.
• Ada beberapa tipe antraks :
1. Tipe kutaneus (kulit).
Penyebaran melalui kulit yang terluka dengan bahan
yang terkontaminasi.
Spora dari tanah atau karkas yang terkontaminasi
kuman menjadi penyebab kasus tersebut.
2. Tipe inhalasi
Antraks tipe ini seringkali disebabkan ternak atau orang
yang menghirup debu yang tercemari spora, sehingga
masuk melalui saluran pernafasan.
Penyakit menimbulkan demam yang tinggi, batuk kering,
cyanosis, shock dan rasa sakit yang luar biasa dan
akhirnya kematian.
3. Tipe gastrointestinal
Dapat terjadi jika ternak mengkonsumsi bahan yang
terkontaminasi kuman basil antraks.
Pengendalian penyakit :
• Ternak yang terserang bila cepat ditangani akan
tertolong, dengan antibiotik seperti penisillin,
tetrasiklin,streptomisyn dan atibiotika lainnya.
• Program yang paling baik untuk mencegah antraks
adalah vaksinasi secara teratur pada daerah-daerah
endemi antraks.
• Program vaksinasi dilakukan satu kali setahum dengan
menggunakan vaksin spora antraks (hidup) galur 34F2
(Sterne strain).
• Dosis yang dianjurkan untuk domba dan kambing adalah
0,5 ml/ekor
E. Diare (mencret)
• Diare pada ternak sangat bervariasi penyebabnya.
Berbagai bakteri, endoparasit dan virus dapat diikuti
engan gejala klinis berupa diare. Bahkan salah pakan
juga dapat menjadi penyebab diare
• Beberapa diantaranya yang penting adalah
Kolibasilosis yang disebabkan Esherichia coli maupun
Entamoeba coli, koksidiosis pada sapi dan domba.
Cacingan seperti Haemonchus contortus dll., juga
dikuti dengan diare
Prevalensi dan Tanda Klinis
• Penyakit ini juga sering terjadi terutama pada musim
penghujan atau iklim yang membuat ternak tersebut
turun kondisi tubuhnya.
• Sanitasi yang kurang baik. Mikroorganisme yang
mencmari kandang, karena kandang kurang bersih,
becek, ventilasi kurang baik dan lain-lainnya. Sering
menjadi predisposisi penyakit yang disertai dengan diare
• Kadang-kadang pemberian pakan yang tidak teratur
menyebabkan diare.
Penanganan
• Penanganan diare pada dasarnya tergantung pada
penyebabnya. Selain memperhatikan faktor predisposisi.
Pengobatan dapat dilakukan berdasarkan atas gejala atau tanda
klinis. Jika penyebabnya cacingan sebaiknya diberikan
anthelmentika. Tergantung jenis cacing yang menyerang. Namun
jika ragu-ragu dapat menggunakan obat cacing yang bersifat
broadspektrum. Beberapa jenis obat cacing diantaranya
Kalbazen, Nefamax, atau obat cacing lainnya yang mengandung
fenbendazole, levamisol, oxbendazole, piperazine, thiabendazole
dengan dosis dan cara pemberian yang harus diperhatikan.
• Beberapa obat tradisional dapat juga diberikan misalnya daun
ketapang, cairan buah dari labu merah, akar temu hitam, daun
sidomolo, daun atau akar jambu biji (klutuk), daun tembakau, biji
ketimun, akar lempuyang, daun mengkudu atau pace, dan lain-
lainnya yang bisa digunakan untuk cacingan.
• Jika penyebabnya bakteri sebaiknya diberi pengobatan dengan
antibiotika secara intramuskuler. Misalnya dengan oksitetrasiklin,
penisilin-streptomisin, dan lain-lainnya.
• Jika mencret terjadi terus menerus upayakan ternak setidaknya
mendapatkan minum yang kaya akan energi siap pakai (tambahkan
gula dan garam) sebagai pengganti cairan tubuh. Misalnya dengan
larutan calborol yang diberikan secara intraveba.
F. Pneumonia (Radang Paru)
• Penyakit ini terutama disebabkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri dan virus. Beberapa penyakit seringkali
disertai dengan gejala klinis pneumonia seperti TBC dan
lain-lainnya.
• Namun demikian iklim (misalnya cuaca yang terlalu
dingin) dan lingkungan (misalnya banyak debu atau
partikel makanan khususnya konsentrat yang masuk ke
saluran pernafasan dan lain-lainnya) seringkali menjadi
pendorong utama timbulnya pneumonia
Penyebab dan pengendaliannya
• Faktor kandang misalnya ventilasi, kandang terlalu
lembab, angin yang masuk terlalu kencang, kelembaban
yang terlalu tinggi, kurang sinar matahari, stress atau
penanganan ternak yang kurang baik sering menjadi
penyebab peradangan.
• Gejala yang terlihat antara lain hidung ingusan terus,
cekung hidung kering, demam, batuk-batuk, frekuensi
pernafasan cepat dan dangkal, kadang nampak
kesulitan bernafas, nafsu makan ternak berkurang, dan
pertambahan bobot badan rendah.
• Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
memperhatikan perkandangan yang baik, misalnya
perhatikan ventilasinya, sinar matahri upayakan masuk
sampai ke kandang, jaga angin supaya tidak langsung
mengenai ternak, memperhatikan cuaca atau iklim, jaga
sanitasi kandang dan lingkungan, jaga kontak dengan
orang yang sedang sakit radang paru-paru maupun pilek
biasa.
• Jika memungkinkan lakukan pengobatan denga
antibiotika seperti Penstrep, oksitetrasiklin sesuai
dengan petunjuk petugas keswan jika memang
penyebabnya diduga bakteri
G. Keropos Kuku atau Busuk Kuku
• Penyakit ini disebut juga Footrot, walaupun tidak
mematikan namun mengganggu produksi. Penyebabnya
penyakit antara lain bakteri atau kuman.
• Tanda-tandanya antara lain kepincangan, kuku koyak
dan berbau busuk. Tanah yang becek merupakan media
perkembangan kuman penyebab penyakit busuk kuku
dan menular dari ternak satu ke ternak lainnya.
Penanganan
• Penanganannya adalah kuku digunting sampai pada bagian
jaringan yang sehat. Semprot dan bersihkan dengan antiseptik
misalnya dengan antisep, obat merah, iodium dll.,kemudian tutup.
Akan lebih baik jika suatu peternakan memiliki kesediaan gusanex.
• Pemotongan kuku secara teratur sangat membantu pencegahan
penyakit.
• Hindarkan tempat yang memungkinkan adanya penyebaran
penyakit.
• Kadang-kadang busuk kuku berkaitan dengan myasis. Oleh
karenanya kontrol terhadap lalat atau insekta dan parasit perlu
dilakukan secara baik.

More Related Content

Similar to Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt

Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitRMontong
 
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndnPPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndnShakilaNatasya1
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxEvanYoung38
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Tata Naipospos
 
Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaJajat Rohmana
 
Makalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit TifusMakalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit TifusDwi Aprilianto
 
Tentang Obat Sipilis Mampu Mengobati Tuntas
Tentang Obat Sipilis Mampu Mengobati TuntasTentang Obat Sipilis Mampu Mengobati Tuntas
Tentang Obat Sipilis Mampu Mengobati TuntasObat Kutil Kelamin
 

Similar to Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt (20)

Mikroba patogen
 Mikroba patogen Mikroba patogen
Mikroba patogen
 
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
 
Foodborne Infections
Foodborne InfectionsFoodborne Infections
Foodborne Infections
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Penyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin APenyehatan Makmin A
Penyehatan Makmin A
 
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndnPPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
PPT TYPUS ABDOMINALIS (1).pptx ghsjskowndn
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Rescue.asd
Rescue.asdRescue.asd
Rescue.asd
 
Typhoid
TyphoidTyphoid
Typhoid
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
Tentang Obat Sipilis Pengobatan Di Apotik
Tentang Obat Sipilis Pengobatan Di ApotikTentang Obat Sipilis Pengobatan Di Apotik
Tentang Obat Sipilis Pengobatan Di Apotik
 
Komplikasi nifas
Komplikasi nifasKomplikasi nifas
Komplikasi nifas
 
Bovine Tuberculosis.pdf
Bovine Tuberculosis.pdfBovine Tuberculosis.pdf
Bovine Tuberculosis.pdf
 
Kesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambingKesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambing
 
Hepatitis a
Hepatitis aHepatitis a
Hepatitis a
 
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikanPengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
 
Makalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit TifusMakalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit Tifus
 
Tentang Obat Sipilis Mampu Mengobati Tuntas
Tentang Obat Sipilis Mampu Mengobati TuntasTentang Obat Sipilis Mampu Mengobati Tuntas
Tentang Obat Sipilis Mampu Mengobati Tuntas
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt

  • 1. Pengendalian Penyakit Pengendalian Penyakit Hewan (diseases control), adalah : 1. Upaya mencegah timbulnya penyakit, yaitu mengurangi interaksi antara hospest agen (penyebab penyakit) sampai pada tingkat dimana hanya sedikit hewan yang terinfeksi 2. Upaya Pemberantasan penyakit hewan (diseases eradication) untuk mengeliminasi agen penyakit dari suatu wilayah. 3. Pengobatan ternak yang menderita atau tersangka sakit.
  • 2. Ternak dikatakan sehat apabila memiliki status atau kondisi sebagai berikut : • Bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular • Bebas dari penyakit zoonosis • Tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen • Berproduksi secara optimum
  • 3. Ukuran keberhasilan pengendalian penyakit 1. Angka sakit (morbiditas), diukur dari banyak tidaknya jumlah ternak yang sakit. 2. Angka kematian (mortalitas), diukur atau diamati oleh banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami kematian. 3. Angka kecelakaan atau kasus yang terjadi misalnya patah tulang, jatuh dll. 4. Jumlah kelahiran ternak/tingkat reproduksi dicapai. 5. Pencapaian pertambahan bobot badan. 6. Kejadian penyakit yang berulang dalam satu musim (prevalensi).
  • 4. Berdasarkan penyebabnya : 1. Penyakit menular dapat disebabkan mikroorganisme bakteri, virus, parasit, rickettsia, chlamidia, prion 2. Penyakit tidak menular pada umumnya disebabkan oleh gangguan yang bersifat fisiologis dan gangguan individual yang disebut dengan penyakit metabolik Predisposisi utamanya adalah : Stress dan rendahnya kondisi tubuh
  • 5. Manajemen pengendalian penyakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan faktor zooteknik dan manajemen usaha ternak secara umum
  • 6. Masalah-masalah kesehatan yang sering dihadapi pada usaha peternakan domba: 1. Kematian neonatal. Kejadian diperkirakan rata-rata 35% sehingga mengurangi keuntungan. 2. Produktivitas ternak rendah karena infeksi parasit (endo dan ektoparasit).
  • 7. 3. Kasus mortalitas . Speedy, di Inggris mencapai 5%( 3 – 29%), . Haresign (5 – 40%). . Di Indonesia kemungkinan lebih tinggi. Kematian karena infeksi MO. 4. Kesehatan reproduksi yang berakibat pada rendahnya efisiensi reproduksi. 5. Kualitas produk rendah.
  • 8. Kematian Neonatal Dari hasil penelitian, terdiagnosa sbb : 1. Menderita kelaparan/malnutrisi (starvation) dan tidak mendapatkan perlindungan (eksposure) Penyebab utama : adalah hypothermia dan hipoglicemia. Predisposisi : . malnutrisi selama induk bunting, . kondisi betina kurang baik, . umur betina, . jumlah anak sekelahiran yang tinggi.
  • 9. 2. Abortus (lahir lebih dini) dan stillbirth (lahir dalam keadaan mati). Penyebab utama: adalah malnutrisi dan stress. 3. Infeksi penyakit 4. Kecelakaan, predator, dll. 5. Cacat bawaan (defect congenital)
  • 10. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk pencegahan kematian noenatal: 1. Perhatikan nutrisi induk 2. Perlu penanganan yang baik selama pregnansi khususnya terhadap MO. 3. Sebelum, selama, dan sesudah kelahiran harus dilakukan penanganan secara baik
  • 11. 4. Lakukan penangan secara higienis, lambing pen harus steril, dan plasenta harus dilepas dengan cara yang juga higienis 5. Lakukan deteksi dan treatment secara baik dan benar terutama bagi kelahiran > 2 ekor, pada umur kelahiran 2 – 7 hari 6. Gunakan pendekatan kelompok untuk mencegah kematian neonatal. 7. Biasakan membuat recording 8. Lakukan manajemen reproduksi secara baik
  • 12. Keberhasilan pencegahan penyakit sangat ditunjang oleh bagaimana usaha peternakan tersebut dikelola dengan memperhatikan : . aspek epidemiologi penyakit . dukungan riset dan sistem recording yang baik . ukuran-ukuran sistem pencegahan penyakit sehingga pemantauan dan penanganan kesehatan ternak dapat dilakukan secara maksimal
  • 13. Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing N0 Bakterial Viral Parasit Metabolik 1 Bacillus Anthracis Orf Haemonchus contortus Bloat, timpani 2 Coli basilosis Pink eye Sarcoptest sp dan Psoroptes sp Indigesti 3 Bruselosis PMK Trichuris sp Defisiensi vitamin 4 Footrot Pneumonia (oleh virus) Miasis, caplak, Tungau, kutu Defisiensi mineral 5 Clostridium tetani Blue Tongue Fasciola hepatica Ketosis, acetonemia 6 Clostridium Botulism Q fever babesiosis Genetik disorder 7 Malignant Oedem Scrapie Ringworm 8 Salmonelosis Vesicular stomatitis Trichostrongilus sp 9 TBC Capillaria sp 10 Pneumonia (oleh bakteri) Ostertagia sp 11 Enterotoxemia Cooperia sp 12 Braxy Koksidiosis 13 Listeria sp 14 Campylobacter
  • 14. Berdasarkan cara penularannya penyakit dibedakan menjadi: 1. Penyakit yang bersifat vertikal yaitu yang ditularkan langsung melalui induk pada saat janin masih dalam kandungan 2. Penyakit yang bersifat horizontal, yaitu penyakit yang secara langsung atau tidak langsung ditularkan dari hewan satu ke hewan yang lain
  • 15. Beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan oleh peternak berkaitan dengan program kesehatan ternak antara lain : 1. Mencegah timbulnya suatu organisme penyebab penyakit: Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain : a) melakukan sanitasi/kebersihan secara baik, benar dan teratur b) biasakan memisahkan ternak yang baru datang terlebih dahulu untuk beberapa saat c) menjaga lingkungan tetap baik d) Bila perlu ternak yang sering sakit-sakitan dikeluarkan
  • 16. 2. Menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain : a) Jagalah kebutuhan pakan untuk tetap baik, cukup dan seimbang b) Bila di daerah tersebut sering muncul penyakit menular, kontak dengan petugas setempat untuk diupayakan adanya vaksinasi c) Biasakan melakukan program seleksi ternak secara baik dan teratur.
  • 17. 3. Mengurangi penyebaran penyakit: Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah a) Bila ada ternak yang sakit harus segera dipisahkan b) Segera lakukan pengamatan secara mendalam pada ternak-ternak yang lain apakah ada tanda-tanda sakit atau tidak, misalnya tingkah laku ternak, tanda-tanda fisiknya, nafsu makan dan sebagainya c) Bila perlu upayakan pengobatan sementara. 4. Melakukan sistem pencatatan (produksi dan reproduksi secara teratur
  • 18. Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing A. Penyakit Bloat Pendahuluan : • Merupakan salah satu bentuk indigesti. • Penyakit Bloat disebut juga Penyakit Kembung perut atau Tympani • Merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada hampir semua tingkatan umur pada ternak. . Penyakit ini juga sering menyertai ternak yang kondisinya sedang tidak sehat.
  • 19. • Kembung perut disebabkan karena adanya gas yang berlebihan di dalam rumen. Tanda-tanda ternak terserang kembung perut antara lain: . ternak nampak resah, . ada rasa sakit, . sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar) dibanding normalnya, . bila ditepuk-tepuk mirip suara drum.
  • 20. • Tekanan intra rumen mengakibatkan : . pembesaran abdomen . hewan gelisah . berbaring pada posisi bagian kanan bawah. . hewan selanjutnya sulit bernafas, dan pernafasannya dangkal atau kadang melalui mulut . pulsus nadi meningkat terdengar eruktasi
  • 21. • Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian. • Angka kematian dapat mencapai 90% jika tidak tertolong
  • 22. Penyebab : • Kembung perut antara lain disebabkan pemberian leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. • Pemberian rumput terlalu muda secara berlebihan atau karena tidak dilayukan • Adanya sumbatan pada kerongkongan, bloat dapat juga terjadi pada ternak yang pergerakannya terbatas, dll
  • 23. Pencegahan terhadap bloat . Pemberian pakan sesuai aturan, misalnya komposisi rumput dan leguminosa yang benar. • Rumput dilayukan sebelum diberikan • Jika ada ternak yang kembung : . upayakan untuk tetap berdiri atau bergerak, . jika mungkin mulut tetap terbuka atau tetap usahakan mengunyah supaya air liur keluar, misalnya dengan ikatkan tali atau kayu dalam mulut supaya ternak mengunyahnya dan air liur keluar
  • 24. • Upayakan gas keluar terutama melalui mulut. Beberapa obat seperti carbachol, tympanisol, atympanicol dll. dapat diberikan untuk pengobatan. • Pengobatan dapat dilakukan secara tradisional, misalnya dengan memberikan minyak nabati (minyak kelapa), air asam, gula jawa kira-kira 200 ml ke dalam lambung. Jika memungkinkan tusuk rumen dengan menggunakan trokar
  • 25. B. Penyakit Orf, Contagious Echtyma, Dakangan Pendahuluan • Penyakit orf merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus yang sangat menular pada ternak khususnya domba dan kambing. Penyakit tersebut bersifat zoonosis • Penyebab penyakit Orf adalah virus yang termasuk dalam keluarga Pox atau golongan virus Parapox. Virus tersebut tetap hidup dan infektif pada suhu rendah untuk waktu yang lama
  • 26. • Virus Orf tetap infektif pada suhu kamar. Sedangkan pada kondisi lapangan bersifat infektif sampai berbulan- bulan. Dengan sifat tersebut diatas maka kuman menjadi sumber infeksi bagi ternak yang baru datang dari luar peternakan. • Virus penyebab penyakit Orf menyerang pada semua tingkatan umur, jenis kelamin maupun iklim, dengan angka morbiditas yang tinggi (hampir 100%), namun angka mortalitasnya rendah.
  • 27. • Walaupun relatif kurang berbahaya, namun adanya gangguan nafsu makan menyebabkan laju pertambahan bobot badan ternak menjadi rendah. • Resistensi pada penyakit lain menurun dan akibatnya penyakit sekunder masuk, menyebabkan hewan tersebut sakit
  • 28. Cara Penularan • Umumnya penyakit Orf menular secara kontak langsung dari ternak satu ke ternak lainnya atau melalui bahan yang terkontaminasi oleh virus tersebut. • Penyakit tersebut menular ke manusia, biasanya secara kontak langsung pada saat peternak menangani penyakit tersebut secara tidak higienis.
  • 29. Gejala Klinis . Penyakit Orf sangat menular dengan masa inkubasi antara 1 – 3 hari. Pada ternak yang terserang penyakit Orf, lama penyakit biasanya berlangsung 3 – 4 minggu. . Tanda terserang penyakit Orf adalah dengan adanya keropeng pada bagian muka yang tidak berbulu. Hal ini menyebabkan harga jual ternak murun karena ternak tampak kurang higienis.
  • 30. . Gejala awal penyakit ditandai dengan : Adanya bintik- bintik merah pada kulit bibir, kemudian berubah menjadi melepuh. Selanjutnya lepuh meluas dan melebar sehingga akhirnya terbentuk keropeng. . Luka terutama terdapat pada daerah permukaan bibir, mulut bagian luar, hidung, sekitar kelopak mata, telinga luar dan bagian tubuh lainnya yang tidak berbulu. Luka biasanya bersifat lokal dan tidak menyebar secara sistemik. . Diagnosa penyakit dilakukan secara klinis dengan melihat perubahan klinis pada organ atau jaringan yang mengalami peradangan.
  • 31. Tindakan penanganan • Pada prinsipnya usaha pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan dan pengobatan • Penyakit Orf dapat dicegah melalui sistem : - Vaksinasi - sanitasi yang baik dan teratur pada kandang dan peralatan - melakukan kontrol secara teratur terutama adanya perubahan klinis yang sedini mungkin agar dapat diobati secara cepat.
  • 32. • Bila sudah terjadi kasus penyakit atau wabah, penanganan harus dilakukan secara cepat dan serentak. • Upayakan sedini mungkin untuk melihat perubahan klinis yang terjadi sehingga dapat diatasi. • Di lapangan, pengobatan dapat dilakukan dengan mengerok organ atau jaringan misalnya pada kulit bibir luar sampai bersih kemudian olesi dengan yodium tincture 2 – 7 % atau betadine secara teratur.
  • 33. C. KUDIS (SCABIES) Pendahuluan . Merupakan penyakit menular dan bersifat zoonosis. . Tungau kudis menyebabkan : - rasa gatal - bulu rontok dan pembentukan kudis - menyerang domba, kambing, sapi dan kelinci. . Tungau follikel menyebabkan gumpalan-gumpalan kecil pada beberapa bagian tubuh.
  • 34. • .Predeposisi antara lain lingkungan yang kurang higienis, musim kemarau dan kekebalan tubuh yang rendah • Kudis menyebabkan kerusakan pada kulit terutama daerah mulut, bawah dada, leher, ekor, dan kaki. • Kerugian disebabkan karena penurunan bobot badan dan kerusakan kulit
  • 35. PENYEBAB DAN GEJALA • Penyebabnya adalah tungau, yaitu tungau kudis (sarcoptes scabiei),psoroptes scabiei, dan tungau bulu (demodex sp), dll • Umumnya tungau hidup di lapisan tanduk kulit dengan membuat terowongan dan memakan dinding sel epidermis kulit yang masih muda • Adanya kerak pada bagian tubuh yang terserang kadang diikuti dengan kulit terlihat mengeras dan menebal • Ternak terserang nampak menggaruk atau menggosokkan badan ke dinding kandang atau bagian tubuh yang lain.
  • 36. PENULARAN DAN PENGOBATAN • Parasit kudis dipindahkan lewat kontak dengan ternak terinfeksi secara langsung maupun tidak langsung. • Untuk memastikan penyebabnya maka kulit harus dikerok hingga berdarah,hasil kerokan dimasukan kedalam tabung berisi alkohol 70% untuk didiagnosa di laboratorium. • Penyakit ini sulit diberantas
  • 37. Pencegahan Melalui : • Sanitasi kandang dan alat (langkah terbaik). • Kandang dibersihkan dengan desinfektan secara teratur. • Isolasi ternak yang sakit scabies. • Lakukan vaksinasi pada ternak. • Dapat digunakan beberapa obat, a.l : coumaphos 0,1% (asuntol), Neguvon 0,15%, Lindane 0,05%, Scabisid, belerang juga dapat digunakan.
  • 38. • Cairan tersebut sebaiknya diberikan seminggu sekali selama 4 minggu berturut-turut dengan cara dimandikan, disemprotkan. • Akan lebih baik lagi jika ternak di dipping di bak. Invermectin (ivomex) diberikan melalui suntikan subcutan dengan dosis 0,2 ml/kg berat badan atau 1 ml untuk berat 50 kg berat badan.
  • 39. D. Antraks atau Radang Limpa • Penyakit antraks (Anthrax) atau radang limpa, merupakan salah satu penyakit yang bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia. Kasus muncul terutama pada musim pancaroba. • Antraks menyerang hewan khususnya ruminansia (sapi, kerbau, domba, kambing), babi, burung unta dan hewan menyusui lainnya. • Penyebab adalah bakteri bacillus anthracis
  • 40. • Sumber infeksi utama adalah : - ternak terinfeksi, air dan tanah. - air dan tanah. - bahan-bahan lain misalnya bahan pakan.yang tercemari oleh spora atau kumannya. . Pemanasan kering pada suhu 150°C dapat membunuh spora antraks dalam waktu 1 jam, sedangkan pemanasan basah dengan autoclaf pada suhu 120ºC akan memusnahkan spora dalam waktu 15 menit. Bentuk vegetatif akan mati dengan pemanasan 55-60ºC.
  • 41. Gejala klinis : • Masa inkubasi penyakit antraks biasanya berkisar antara 1-3 hari dan kadang-kadang dapat lebih dari 2 minggu. • Tanda-tanda umum pada tipe akut dan kronis adalah : - Demam - Sesak nafas - Depresi dan lemah - Terkadang disertai kejang
  • 42. • Tanda-tanda ternak terserang antraks biasanya berbeda antar spesies. • Ada beberapa tipe antraks : 1. Tipe kutaneus (kulit). Penyebaran melalui kulit yang terluka dengan bahan yang terkontaminasi. Spora dari tanah atau karkas yang terkontaminasi kuman menjadi penyebab kasus tersebut.
  • 43. 2. Tipe inhalasi Antraks tipe ini seringkali disebabkan ternak atau orang yang menghirup debu yang tercemari spora, sehingga masuk melalui saluran pernafasan. Penyakit menimbulkan demam yang tinggi, batuk kering, cyanosis, shock dan rasa sakit yang luar biasa dan akhirnya kematian. 3. Tipe gastrointestinal Dapat terjadi jika ternak mengkonsumsi bahan yang terkontaminasi kuman basil antraks.
  • 44. Pengendalian penyakit : • Ternak yang terserang bila cepat ditangani akan tertolong, dengan antibiotik seperti penisillin, tetrasiklin,streptomisyn dan atibiotika lainnya. • Program yang paling baik untuk mencegah antraks adalah vaksinasi secara teratur pada daerah-daerah endemi antraks. • Program vaksinasi dilakukan satu kali setahum dengan menggunakan vaksin spora antraks (hidup) galur 34F2 (Sterne strain). • Dosis yang dianjurkan untuk domba dan kambing adalah 0,5 ml/ekor
  • 45. E. Diare (mencret) • Diare pada ternak sangat bervariasi penyebabnya. Berbagai bakteri, endoparasit dan virus dapat diikuti engan gejala klinis berupa diare. Bahkan salah pakan juga dapat menjadi penyebab diare • Beberapa diantaranya yang penting adalah Kolibasilosis yang disebabkan Esherichia coli maupun Entamoeba coli, koksidiosis pada sapi dan domba. Cacingan seperti Haemonchus contortus dll., juga dikuti dengan diare
  • 46. Prevalensi dan Tanda Klinis • Penyakit ini juga sering terjadi terutama pada musim penghujan atau iklim yang membuat ternak tersebut turun kondisi tubuhnya. • Sanitasi yang kurang baik. Mikroorganisme yang mencmari kandang, karena kandang kurang bersih, becek, ventilasi kurang baik dan lain-lainnya. Sering menjadi predisposisi penyakit yang disertai dengan diare • Kadang-kadang pemberian pakan yang tidak teratur menyebabkan diare.
  • 47. Penanganan • Penanganan diare pada dasarnya tergantung pada penyebabnya. Selain memperhatikan faktor predisposisi. Pengobatan dapat dilakukan berdasarkan atas gejala atau tanda klinis. Jika penyebabnya cacingan sebaiknya diberikan anthelmentika. Tergantung jenis cacing yang menyerang. Namun jika ragu-ragu dapat menggunakan obat cacing yang bersifat broadspektrum. Beberapa jenis obat cacing diantaranya Kalbazen, Nefamax, atau obat cacing lainnya yang mengandung fenbendazole, levamisol, oxbendazole, piperazine, thiabendazole dengan dosis dan cara pemberian yang harus diperhatikan.
  • 48. • Beberapa obat tradisional dapat juga diberikan misalnya daun ketapang, cairan buah dari labu merah, akar temu hitam, daun sidomolo, daun atau akar jambu biji (klutuk), daun tembakau, biji ketimun, akar lempuyang, daun mengkudu atau pace, dan lain- lainnya yang bisa digunakan untuk cacingan. • Jika penyebabnya bakteri sebaiknya diberi pengobatan dengan antibiotika secara intramuskuler. Misalnya dengan oksitetrasiklin, penisilin-streptomisin, dan lain-lainnya. • Jika mencret terjadi terus menerus upayakan ternak setidaknya mendapatkan minum yang kaya akan energi siap pakai (tambahkan gula dan garam) sebagai pengganti cairan tubuh. Misalnya dengan larutan calborol yang diberikan secara intraveba.
  • 49. F. Pneumonia (Radang Paru) • Penyakit ini terutama disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Beberapa penyakit seringkali disertai dengan gejala klinis pneumonia seperti TBC dan lain-lainnya. • Namun demikian iklim (misalnya cuaca yang terlalu dingin) dan lingkungan (misalnya banyak debu atau partikel makanan khususnya konsentrat yang masuk ke saluran pernafasan dan lain-lainnya) seringkali menjadi pendorong utama timbulnya pneumonia
  • 50. Penyebab dan pengendaliannya • Faktor kandang misalnya ventilasi, kandang terlalu lembab, angin yang masuk terlalu kencang, kelembaban yang terlalu tinggi, kurang sinar matahari, stress atau penanganan ternak yang kurang baik sering menjadi penyebab peradangan. • Gejala yang terlihat antara lain hidung ingusan terus, cekung hidung kering, demam, batuk-batuk, frekuensi pernafasan cepat dan dangkal, kadang nampak kesulitan bernafas, nafsu makan ternak berkurang, dan pertambahan bobot badan rendah.
  • 51. • Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memperhatikan perkandangan yang baik, misalnya perhatikan ventilasinya, sinar matahri upayakan masuk sampai ke kandang, jaga angin supaya tidak langsung mengenai ternak, memperhatikan cuaca atau iklim, jaga sanitasi kandang dan lingkungan, jaga kontak dengan orang yang sedang sakit radang paru-paru maupun pilek biasa. • Jika memungkinkan lakukan pengobatan denga antibiotika seperti Penstrep, oksitetrasiklin sesuai dengan petunjuk petugas keswan jika memang penyebabnya diduga bakteri
  • 52. G. Keropos Kuku atau Busuk Kuku • Penyakit ini disebut juga Footrot, walaupun tidak mematikan namun mengganggu produksi. Penyebabnya penyakit antara lain bakteri atau kuman. • Tanda-tandanya antara lain kepincangan, kuku koyak dan berbau busuk. Tanah yang becek merupakan media perkembangan kuman penyebab penyakit busuk kuku dan menular dari ternak satu ke ternak lainnya.
  • 53. Penanganan • Penanganannya adalah kuku digunting sampai pada bagian jaringan yang sehat. Semprot dan bersihkan dengan antiseptik misalnya dengan antisep, obat merah, iodium dll.,kemudian tutup. Akan lebih baik jika suatu peternakan memiliki kesediaan gusanex. • Pemotongan kuku secara teratur sangat membantu pencegahan penyakit. • Hindarkan tempat yang memungkinkan adanya penyebaran penyakit. • Kadang-kadang busuk kuku berkaitan dengan myasis. Oleh karenanya kontrol terhadap lalat atau insekta dan parasit perlu dilakukan secara baik.