DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
KASUS PEMBELAJARAN DESA
1. KASUS PEMBELAJARAN RINTO
Ketika duduk di kelas 5 SD, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling
dibenci oleh Rinto. Namun, setelah duduk di kelas 6 dan diajar oleh Pak Bondan, ia
mulai menyukai matematika. Pak Bondan selalu mengajak anak-anak untuk mengaitkan
bentuk-bentuk bangun ruang yang sedang dipelajari dengan benda-benda yang ada di
sekitar anak-anak. Misalnya, ketika membahas kubus, kerucut dan silinder, anak-anak
diminta membawa benda-benda dari rumah seperti kotak sepatu, kaleng susu, stoples
dan caping (topi petani). Di samping benda-benda tersebut, Pak Bondan juga telah
menyediakan tiruan benda-benda tersebut dari kertas. Anak-anak dibimbing
menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut. Prestasi
belajar Rinto pun meningkat. Ia sering dipuji oleh Pak Bondan karena menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu dan benar.
Namun dalam pelajaran lain, yaitu Bahasa Indonesia yang diajar oleh Ibu Umi
(kebetulan di SD tersebut diterapkan sistem guru bidang studi, khusus untuk kelas 6),
Rinto merasa bosan. Ia sering mengantuk, lebih-lebih ketika anak-anak diminta
membaca secara bergilir. Supaya tidak dimarahi Bu Umi, Rinto mencoba menghitung
baris mana yang akan menjadi bagiannya. Baris itu diberi tanda. Selanjutnya agar tidak
mengantuk, Rinto yang memang gemar membaca, mengeluarkan komik yang
dibawanya dan menaruh di atas buku pelajaran Bahasa Indonesia. Ia membaca dalam
hati komik tersebut. Ketika gilirannya tiba, dengan tangkas Rinto membaca baris yang
telah diberinya tanda. Bu Umi yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama
teman-temannya membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.
Soal : TAP S1PGSD UT
Identifikasi 2 (dua) hal yang membuat Rinto menyukai matematika, dan berikan alasan
masing-masing, mengapa kedua hal tersebut anda anggap merupakan faktor yang
membuat Rinto menyukai matematika.
Identifikasi 3 (tiga) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran
bahasa Indonesia. Berikan masing-masing alasan mengapa Ketiga hal tersebut
membuat Rinto bosan dan mengantuk.
Jika anda yang menjadi Bu Umi, cobalah rancang kegiatan belajar Bahasa Indonesia
yang mampu membuat anak-anak yang gemar membaca seperti Rinto mengembangkan
potensinya secara optimal. Uliskan 2 (dua) keunggulan rancangan tersebut, Dilihat dari
hakikat pelajaran Bahasa Indonesia di SD dan pendekatan belajar aktif.
Contoh Jawaban : Soal TAP S1 PGSD UT
1. Dua (2) hal yang membuat Rinto menyukai pelajaran matematika yang
diajarkan oleh Pak Bondan adalah:
Pak Bondan menggunakan media pembelajaran yaitu alat peraga baik berupa
model (yang dibuat dari kertas) maupun benda nyata (yang diminta siswauntuk
membawa dari rumah), sehingga pembelajaran menjadi lebih bersifat konkret
(tidak abstrak). Pembelajaran yang tidak abstrak (bersifat konkret) membuat
pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa(Rinto).
Pak Bondan menggunakan benda-benda yang akrab dengan keseharian siswa
sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, seperti kotak sepatu, kaleng
susu, stoples, dan caping (topi petani). Pembelajaran yang kontekstual akan
membuat siswa(Rinto) menjadi lebih merasa terlibat, dan akan cenderung
memunculkan rasa ingin berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Anak-anak dibimbing untuk menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi
benda-benda tersebut, bukan langsung diberi tahu. Hal ini, menurut falsafah
konstruktivisme, akan membuat pembelajaran lebih menarik, menggugah motivasi
belajar, dan efektif.
2. Tiga(3) hal yang membuat Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran
Bahasa Indonesia adalah:
Bu Umi selalu menggunakan strategi mengajar yang sama, tidak bervariasi. Anak-
anak sering diminta membaca secara bergilir.
Alasan:
Karena seringnya guru melakukan pembelajaran dengan strategi ini, Rinto bahkan
dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya. Ini membuatnya
menjadi bosan. Sepertinya Bu Umi jarang atau bahkan tidak pernah
menggunakan strategi pembelajaran lain yang lebih menarik dan lebih efektif.
Rasa bosan tersebut dialihkan Rinto dengan membaca komik.
Rinto sudah dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi gilirannya.
Alasan:Karena seringnya Bu Umi menggunakan strategi membaca bergilir, Rinto
sudah dapat menebak bagian bacaan (kalimat) yang akan menjadi tugasnya
untuk membaca. Rinto, setelah menebak dan memberi tanda di bagian tertentu
dari bacaan tersebut merasa aman jika sampai tiba waktu gilirannya membaca.
Pada kenyataannya Rinto memang telah berhasil menebak bagian bacaan yang
menjadi tugasnya.
Rinto adalah siswayang cerdas sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dilakukan Bu Umi tidak memberikan tantangan belajar yang berarti untuk Rinto.
Alasan:
Siswa-siswacerdas seperti Rinto selalu memerlukan kegiatan belajar atau tugas-
tugas yang menantang. Kecerdasan Rinto terbukti dengan kemampuannya
menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya membaca. Ia juga cerdik,
karena dapat mengelabui Bu Umi dan kawan-kawannya seakan-akan sedang
memperhatikan bacaan kawannya, bukan sedang membaca komik. Cara yang
dilakukan Rinto adalah dengan meletakkan komik di atas buku Bahasa Indonesia,
sehingga siapapun pasti akan menyangka ia sedang membaca buku Bahasa
Indonesia tersebut.
Bu Umi hanya duduk di depan dan tidak pernah berkeliling kelas untuk
memperhatikan kegiatan setiap siswanya, termasuk Rinto.
Alasan:
Kurangnya perhatian guru terhadap setiap siswa yang berada di kelasnya sangat
penting untuk menjaga agar semua siswadi kelas tersebut tetap aktif belajar,
bukan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Ini terbukti
3. Rancangan kegiatan belajar Bahasa Indonesia untuk anak yang gemar
membaca seperti Rinto:
Rancangan pembelajaran di bawah ini dimaksudkan sebagai rancangan
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca sekilas untuk menulis
ringkasan berita.
No. Kegiatan Belajar
Jenis
Kegiatan/Waktu
A. Kegiatan Awal 10’
Guru mengkondisikan kelas: apersepsi dan
motivasi
K
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
K
Guru memberikan penjelasan tentang
tugas yang akan mereka lakukan K
Guru membagikan teks berita (guntingan
koran)
I
B. Kegiatan Inti
Siswamembaca dalam hati dan menulis
pokok-pokok teks
I/G (10’)
Siswamemadukan pokok teks yang telah
ditulisnya
G (5’)
Siswamenulis ringkasan berita G (5’)
Siswamemadukan ringkasan berita
untuk direvisi secara tertulis
G (5’)
Siswamembacakan hasil ringkasan berita
yang telah direvisi dengan diwakili oleh
salah seorang anggota kelompok
G (10’)
Siswamemajang hasil revisi G (5’)
Siswasaling mengomentari hasil
pekerjaan kawannya yang dipajang di
dinding-dinding kelas
G (10’)
C. Kegiatan Akhir 10’
Guru mengajukan pertanyaan tentang isi
berita dan siswamenjawab secara lisan
K/I
Guru bersama-sama siswamerangkum
pembelajaran
K
Guru bersama-sama siswamerefleksi
pembelajaran
K
Guru menutup pelajaran K
Keterangan: K = Klasikal; I = Individual; G = Grup/Kelompok
3. Dua (2) keunggulan rancangan di atas adalah:
Pada rancangan di atas, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan membaca,
tapi juga keterampilan menyimak, menulis (keterampilan berbahasa tulis), dan berbicara
(keterampilan berbahasa lisan).
Pada rancangan pembelajaran di atas, kelas menjadi lebih aktif, dan seluruh siswa
termasuk siswa yang gemar membaca seperti Rinto akan dapat mengembangkan
potensinya.
2. KASUS PEMBELAJARAN IBU PRATIWI
Soal:
Ibu Pratiwi mengajar di kelas 1 SD. Suatu hari, Ibu Pratiwi membacakan sebuah cerita. Anak-anak mendengarkan dengan sungguh-
sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut, Bu Pratiwi bertanya kepada anak-anak.
Bu Pratiwi: “Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?”
Anak-anak menjawab serentak: “Dewi”.
Bu Pratiwi: “ Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi di buku masing-masing”.
Semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati anak-anak menulis. Setelah semua anak kelihatan selesai menulis,
Bu Pratiwi meminta seorang anak maju ke depan untuk menuliskan kata dewi di papan tulis.
Bu Pratiwi: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?”
Semua anak mengangkat tangan. BuPratiwi melanjutkan pertanyaan.
Bu Pratiwi: “Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, angkat tangan”
Semua anak mengangkat tangan. BuDewi menunjuk seorang anak.
Tika: “Di desa, Bu”.
Dari jawaban ini, BuPratiwi mengajak anak-anak bercerita tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, tentang
penerangan yang digunakan orang-orang di desa, tentang jual beli di pasar desa, dan tentang sungai yang airnya sangat jernih
dengan ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Cerita itu menjadi menarik karena Bu Pratiwi juga membawa gambar-gambar yan
menarik tentang desa, yang dipajangnya di papan tulis.
Pertanyaan:
1. Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, model pembelajaran apa yang diterapkan oleh Bu
Pratiwi?Jelaskan secara singkat 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran tersebut.
2. Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk anak kelas I? Dukung jawaban Anda dengan 3 (tiga) alasan yang terkait
dengan perkembangan anak dan teori belajar.
Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT
CONTOH JAWABAN:
1. Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Pratiwi adalah model pembelajaran terpadu. 3 (tiga) karakteristik model
pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:
Berpusat pada siswa(student centered). Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Siswaaktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan tingkat
perkembangan mereka.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai
macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan
keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.
Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan perolehan belajaranya pada pemecahan masalah-
masalah nyata dalam kehidupannya.
Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu siswadiprogramkan untuk terlibat secara langsung
pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswabelajar dengan melakukan kegiatan secara langsung,
sehingga siswaakan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar
informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya
Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan penemuan
terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan siswasecara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswauntuk terus-menerus
termotivasi untuk belajar.
Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu
gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga
memungkinkan siswauntuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan
membuat siswalebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menghadapi kejadian yang ada.
Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswadan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswaberada.
2. Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk anak kelas 1 SD, karena 3 alasan berikut:
Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas awal SD dalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering disebut periode emas (the golden years).
Siswapada usia seperti anak kelas 1 SD masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir
holistik) dan memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki
struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap
objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi
(menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan
konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan
lingkungannya.
Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang berada pada tahap operasi konkret. Anak-anak belajar dari hal-
hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran
masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di mana hal ini sesuai
dengan falsafah belajar bermakna (meaningful learning). Pembelajaran terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk
belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ibu Pratiwi. Belajar bermakna merupakan suatu
proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang telah dipelajari akan dipahami dengan
baik dan tak mudah dilupakan.
Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak, termasuk anak kelas 1 SD, tidak sekedar menghafal konsep-
konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang lebih utuh. Ini juga sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan
tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak.
3. KasuspembelajaranIPAkelasVSD
Bu Is akanmengajarkanIPAdengantopikpernapasanpadamanusia,dikelasV SD. Ia mempersiapkan
mediaberupagambarorganpernapasandanmodel organpernapasandanmodelorganpernapasan
manusia.Ia jugamempersiapkanLKStentangnama –namaorganpernapasanmanusia.
Sebelum mengajar,BuIs memberikanapersepsibahwasalahsatucirimakhlukhidupadalahbernapas.BuIs
jugamenyampaikantujuanpembelajaranyangakandicapaiyaitu tentangmacam/namaorganpernapasan
manusiadanfungsi masing–masingorgantersebut.Setelahitu, Bu Is memulaimengajarmateritentang
organpernapasan.Ia menyuruhsemuamuridmenariknapasuntukmembuktikanbahwamanusiabernapas
danuntuk mengetahui dimanaletakorgan –organpernapasantersebut.Bu Is memasangorganpernapasan
manusiadi papantulis,dan tanya jawabtentangnama –namaorganpernapasanmanusia.SetelahituBu Is
memberikanLKSsebagailatihansecara berkelompok.Siswamelaporkanhasil diskusinyadankelompoklain
menanggapinya.
Untuk menambahpemahamansiswa,BuIs menunjukkanmodelorganpernapasanmanusia.Halinijuga
bertujuanmembuatsiswalebihtertarikuntuk mengetahuisiswalebihtertarikuntukmengetahuiletakdan
fungsiorgan pernapasanmanusia. Sambilmenunjukkanpadamodel,BuIs mengadakantanyajawab
tentangfungsi masing-masingorganpernafasanpadamanusia.
Setelahitu Bu Is mengadakanevaluasi,dansetelahdikoreksi,Bu Is tidak menyangkabahwahasilnyatidak
memuaskan.Hasil nilai muridyangmencapai75keatas hanya 10 orangdari 30siswa. Bu Is merenung,
mengapatargettidaktercapai,padahaldiamenargetkan75%siswamendapatnilai75ke atas ?
1. Mengidentifikasi masalah yang penting
a. Bu Is mengajarkanmateriIPAdengantopikorgan pernapasanmanusiakelasVSD.
b. Mediayang digunakanadalahgambardanmodel organpernapasanmanusia.
c. LKS yang berisigambarorganpernapasanmanusiadansiswadisuruhuntukmenjelaskannama.
d. Mengadakanapersepsidenganmenyatakanbahwasalahsatucirimakhlukhidupadalahbernapas.
e. Menyampaikantujuanpembelajaranyaitusupaya siswa – siswamengetahuitentangnama –nama
organpernapasanmanusiadanfungsinya.
f. Metodeyang dipakaidemonstrasi,tanyajawab, penugasan,diskusi,ceramah.
g. Setelahhasil ulangandiperiksaternyata hanya ada10 orangsiswa yang nilainya75 ke atas dari30
orangsiswa.
h. Bu Is sudahmerencanakan danmelaksanakan pembelajaran denganbaik,ternyata hasilnyakurang
memuaskan.
2. Analisis penyebab masalah
a. Bu Is terlalubanyak menggunakanmetode,sehinggadalam pelaksanaan masing–masingmetode
kurangtuntas.
b. Bu Is tidak memberikanpemantapanmateridankesimpulandiakhir kegiatanbelajarmengajar.
c. Bu Is kurangmenguasaimateri
3. Alternatifpemecahan masalah
Seharusnya dalam prosesbelajarmengajar,BuIs tidak terlalubanyak menggunakanmetode,karena
halitu justru membuatprosespemahamankonsepmenjaditidakmantap.Pilihbeberapametodesaja
yang dianggappalingtepatuntuk mengajarkanmateritersebut.
Padaakhir prosesbelajarmengajar,seharusnyaBuIs memberikanpemantapandankesimpulan,
supaya siswa lebihpaham terhadapmateriyangdiajarkan.
Sebelum mengajarseharusnyaBuIs sudahmenguasaimateri sehinggadalampelaksanaannya
berjalandenganlancar,jelas,danagaryang disampaikanmudahdiserapolehsiswa.
4. Pemecahan masalah
Jika diamati lebih dalam, kasus yang muncul dalam pembelajaran Bu Is adalah karena kurang
menguasai materi. Padahal salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kompetensiprofessional.Artinya ia harusmemilikipengetahuanyangluasserta dalam dari bidang studi
yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik,
mampu memiliki metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam PBM. Guru
jugaharus memilikipengetahuanluastentanglandasankependidikandanpemahamanterhadap murid.
Halini jugasepertiyang dikemukakanoleh RobertW.Richey ( 1974 ) bahwa ciri – ciri profesionalisasi
jabatan guru salah satunya adalah para guru di tuntut memiliki pemahaman serta ketrampilan yang
tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan.
Johnson ( 1980 ) menjabarkan cakupan kemampuan professional guru diantaranya adalah
penguasaan materi pelajaran yang etrdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-
konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penguasaan materi bagi seorang guru adalah mutlak adanya.
Jadi untuk mengatasi kasus tersebut di atas, hal yang paling penting yang harus dikerjakan adalah
peningkatankompetensi gurudengancararajinmembaca,menerapkandanmengembangkan ilmunya.
Dengan langkah seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru yang berimbas pada
peningkatan prestasi siswa. Jadi kasus di atas tidak akan terulang kembali.
4. KasusPakPurwadi guru kelas4
Pak Purwadi adalahseoranggurukelas4 di sebuah SD yang terletak di daerahpegunungan.Dalam mata
pelajaranmatematikatentangpecahan,PakPurwadimenjelaskancaramenjumlahkanpecahandengan
memberi contohdi papantulis.Salahsatupenjelasannyaadalahsebagaiberikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikananak-anak,kalaukita menjumlahkanpecahan,penyebutnyaharusdisamakanterlebihdahulu,
kemudianpembilangnyadijumlahkan.Perhatikancontohberikut:1/2+ 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikanlagi
contohini:1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnyaadalahpembilangnya,sedangkanpenyebutnya
tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam,mungkinmerekabingung.
Pak Purwadi:
Pasti sudahjelas, kan. Nahsekarangcobakerjakansoal-soalini."
Pak Purwadi menulis5soaldi papantulisdan anak-anakmengeluarkan bukulatihan.Secaraberangsur-
angsurmerekamulai mengerjakansoal,namunsebagianbesaranakributkarenatidaktahu bagaimanacara
mengerjakannya.Hanya beberapaanakyang tampakmengerjakansoal,yanglainhanya menulissoal,dan
adapula yang bertengkardengantemannya.Selamaanak-anakbekerjaPakPurwadidudukdidepankelas
sambilmembaca.
Setelahselesai,anak-anakdimintasalingbertukarhasilpekerjaannya.PakPurwadimemintaseoranganak
menuliskanjawabannyadipapantulis.Tetapikarenajawabanitusalah,Pak Purwadilalumenuliskansemua
jawabandi papantulis. Kemudiananak-anakdimintamemeriksapekerjaantemannya,danmencocokkan
denganjawabandi papantulis.Alangkah kecewanyaPakPurwadiketika mengetahuibahwadari30anak,
hanya seorangyang benar semua,sedangkanseoranglagibenar3soal,dan yang lainnya salahsemua.
Pertanyaan KasusA
1. Identifikasi 3 kelemahanpembelajaranyangdilakukanPakPurwadidalam kasusdiatas. Berikanalasan
mengapaituandaanggapsebagaikelemahan.(skor 6).
2. Jika andayang menjadiPakPurwadi,jelaskanlangkah-langkahpembelajaranyangakanandatempuh
untuk mengajarkanpecahandenganpenyebutyangberbeda.Beri alasanmengapalangkah-langkahitu
yang anda tempuh.(skor15)
CONTOHJAWABAN
1. Tiga(3)kelemahanpembelajaranPakPurwadiadalah:
Pak Purwadi tidak menjelaskanbagaimanamenyelesaikansoalsecarabertahap,misalnyapada
kasus tersebut tampakPak Purwadisamasekalitidakmenjelaskanbagaimanacaranyauntuk
menyamakanpenyebutbilanganpecahan.Penjelasannyaterlalusingkatsehinggatidakjelas.
Padahal penjelasanyangruntut, jelasdanlogis selangkahdemiselangkahdiperlukanuntuk
membuatsiswamudahmemahamipenjumlahanpecahantersebut.
Pak Purwadi tidak mengecekpemahamansiswanyadenganbaik.Iahanya menanyakan"Mengerti
anak-anak?".Pertanyaan modelinitidakdapatmengecekpemahamansiswa.Seharusnyaia
menanyakanlangkah-langkahmenjumlahkanpecahansecaralangsung,misalnyadengan
menanyakan,"Mengapapenyebutpadalangkahpenjumlahan pecahanitudiubahmenjadi 4dan6?"
dansebagainya. Pertanyaan langsungmengarahkemateripelajaran,bukanmenanyakanapakah
anakmengertiatautidak saja.
Pak Purwaditidak membimbingsiswa,setelahmemberikan5soallatihan,alih-alihberkeliling
memberikanbantuanpadasiswayangmembutuhkan,iamalahdudukdidepankelas(dikursinya)
sambilmembaca.
Ketika salahseoranganakdimintamenuliskanjawabannyadipapantulis, Pak Purwaditidak
memintatanggapandarisiswalain.Halinimerupakansebuahkelemahanpembelajaran,padahal
apabilaPakPurwadimemanfaatkannyamenjadibahandiskusi dankesempatanuntukmenjelaskan
kembalimateriterkaitsoaltersebut makapembelajaranakandapatmenjadilebihbaik.
2. Pada materipenjumlahanpecahantersebut,jika saya menjadiPakPurwadimakalangkah-langkahyang
akansaya lakukanadalahsebagaiberikut:
KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukanapersepsi
Memberikanmotivasi
Menyampaikantujuanpembelajaran
KEGIATAN INTI
Memberikansebuahcontohsoaltentangpenjumlahan pecahanyangmemiliki penyebutyangberbeda,
misal1/4 + 1/2
Menyajikanlangkah-langkahdemilangkahcaramenyelesaikancontohsoaltersebutsecararuntut,rinci,
jelas,dan logiskepadasiswa.
Memberikansebuahcontohsoallagi,misal1/3+ 1/4
Memintasiswauntukberpartisipasisecarabergantianuntukmenyelesaikansoaltersebutselangkah
demiselangkah,sembarimengecekpemahamansetiapsiswa.
Membantusiswayangmengalamikesulitanpadalangkah-langkahyangdilakukanuntukmenyelesaikan
soaltersebut.
Memberisebuahcontohsoallagi,misalnya1/2+ 1/5.
Kembalimemintasiswamengerjakansoaltersebut,kaliinisecaraberpasangandenganteman
sebangkumereka(temanyangdudukberdekatan)masing-masing.
Memintasiswamengecekhasilpekerjaanmerekadengan membandingkannyadenganhasilpekerjaan
pasanganlainnya.
Memintamerekamendiskusikanapabilaterdapatperbedaanjawaban,sembarigurumemberikan
bimbinganbiladiperlukan.
Memberikansoallatihansebanyak5buahcontohsoaluntukdikerjakan.
Mengecekjawabansiswadenganmemintabeberapaorangmenuliskanjawabanmerekamasing-
masingdipapantulis.
memfasilitasidiskusikelasapabilaterdapatperbedaan-perbedaanjawabansiswa.
PENUTUP
Mengajaksiswamerefleksidanmenyimpulkanpembelajaranyangtelahdiikuti.
Memberikantugasrumah(PR)danmemintasiswabelajaruntukmateripadapertemuanberikutnya.
5. Bu Lincemengajardi kelas1 SD Sekarharum yangterletak di ibukotasebuahkecamatan.SuatuhariBu Lincemengajakanak-anakberbincang-bincangmengenai sayur-sayuranyang banyak dijualdipasar. Anak-anak
dimintamenyebutkansayur yang palingdisukainyadanmenuliskannyadibukumasing-masing.Anak-anakkelihatangembiradanberlombamenyebutkandanmenuliskansayuryang disukainya. Padaakhir perbincangan
Bu Lincememintaseoranganakmenuliskannamasayuryang sudahdisebutkan,sedangkananak-anaklainmencocokkanpekerjaannyadengantulisandipapan.
Setelahselesai anak-anakdimintamembuatkalimatdenganmenggunakankata-katayangditulisdi papantulis.
Bu Lince:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini.Ini namasayur-sayuran. Bacabaik-baik,buatkalimatdengankata-kataitu ya."
Anak-ankmenjawab serentak:
"Ya, Bu."
KemudianBuLincepergikemejanyadanmemperhatikanapa yangdilakukananak-anak.Karenatak seorangpunyangmulaibekerja,BuLincekelihatantidaksabar.
"Cepat bekerja,danangkat tanganjikasudahpunya kalimat."kata Bu Lincedengansuarakeras.Anak-anak kelihatanbingung,namunBuLincediamsajadantetapdudukdi kursinya. Perhatiananak-anakmenjadi
berkurang,bahkanadayang mulaimengantuk,dansebagianmulai bermain-main.Mendengarsuaragaduh,BuLincedengankerasmenyuruhanak-anakdiam danmenunjukseoranganakuntukmembacakan
kalimatnya.Anak yang ditunjukdiam karenatidak punya kalimatyang akandibacakan.BuLincememanggilkembali dengansuarakerasagarsemuaanakmembuatkalimat.
Pertanyaan KasusB
1. Bandingkansuasanakelasyangdiuraikanpadaparagraf 1 dan paragraf selanjutnya,ditinjau dari segi guru,murid,dankegiatan(skor6).
2. PendekatanpembelajaranmanayangsebaiknyaditerapkanolehBuLince ketikamengajartentangsayur-sayuranuntukanak-anakkelas1?Berikanalasan,mengapapendekatantersebutyang
anda anggapsesuai.(skor3).
3. Kembangkantopiksayur-sayuranyangakananda sajikandenganpendekatanyangandasebutpadanomor2 (skor5)
Jawaban
1. PadaParagraf 1, tampakBu Lincedansemuasiswasangatmenikmatipembelajaranyangdilaksanakan.Haliniterlihatdari bagaimanaBuLincedenganbagusnyamengajaksiswa-siswatersebutuntukberbincang-
bincangmengenai sayur-sayuranyang dijualdipasardansayuran manayangpalingmerekasukai.DenganbaiksekaliBu Lincemelakukanpembelajarandi bagianawal.Anak-anakpundenganmudahmengikutinya
dengansenangdangembira.Berbedadenganparagrafberikutnya,ketikaBu Lincemulaimemintaanak-anakkelas1itu untuk membuatkalimatdarikata-katayang telah ditulismerekadibukucatatanmasing-
masing.Tentusajapelajaranberikutnyainilebihrumitdibandingsesipertamayanghanya memintamerekamenuliskansayuranyang disukai.Lebih-lebihanak-anaktidakdiberikancontohataucarabagaimana
membuatdanmenuliskalimatyangberhubungandengansayur-sayurantersebut, dan tanpapembimbingan samasekali.Anak-anakmenjadi bingung,ribut,dan frustasi.
2. Pendekatanyang sebaiknya digunakanolehBuLinceuntukanak-anakkelas1 iniadalahpembelajaranterpadu(tematik),karenapemikirananak-anakkelas1masihbersifatholistik.Selainitu pembelajarantematik
membuatsiswalebihaktif(terlibat aktif dalam pembelajaran),fleksibeldansesuaidengan minatdanperkembangansiswa.
3. Apabilakita mengajarkanpembelajarantematikdikelas1 dengantemasayur-sayuran, makatemainidapatdikembangkanuntukmembelajarkansiswapadaberbagai matapelajaranyangterkait dengantemaitu,
misalnya:untuk matapelajaranbahasa,siswadapatdimintamenuliskanjenis-jenissayuranyang biasamerekajumpaidipasar,untukmatapelajaranIPA siswadapat diajakuntuk mengenalbagian-bagian
tumbuhanyangdigunakansebagaisayuransepertidaun, batang,bunga,buah, atau umbi.PadamatapelajaranPKnmisalnya,guru dapat mengajarkanperilakujujurdalamkegiatanjualbelidipasar,serta untuk
pelajaranPenjaskes,bahwa untuktumbuhsehat,kita membutuhkanzat-zat bergizi berupavitaminyang terdapatdalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.