SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Respons Inflamasi
dan Autoimun
Oleh:
I Gede Angga Adnyana, SST, M.Imun
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2022
Core Value
“Educating the Mind Without Educating
the Heart is No Education at All”
Aristortles
Respons Inflamasi
• Inflamasi/radang, suatu reaksi jaringan yang
mengeluarkan mediator pertahanan host, sel dan
protein dalam darah, menuju tempat terjadinya
infeksi.
• Ditandai beberapa respons: Panas (kalor), rasa
sakit/nyeri (dolor), kemerahan (rubor), bengkak
(tumor), serta gangguan fungsi (fungsio laesa)
• Inflamasi dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
yang diinduksi oleh mikroorganisme dan yang
diinduksi oleh non mikroorganisme.
• Inflamma (latin): Api  Panas
Pada saat inflamasi terjadi proses
hantaran sinyal yang
berkesinambungan
Terjadi juga pelepasan berbagai
mediator inflamasi yaitu:
Prostaglandin, histamin dan berbagai
sitokin seperti IL-6, IL-1, IL-8 dan TNF-α
Respons Inflamasi
Sumber: https://www.creative-diagnostics.com/
Sitokin, suatu mediator/sinyal molekul
yang dihasilkan oleh sel, yang berperan
untuk menginduksi sel lain dalam
proses interaksi atau komunikasi 
respons imun, inflamasi dan
pergerakan sel
Mediator Inflamasi
Mediator Inflamasi - Prostaglandin
Prostaglandin, merupakan sekelompok
lipid aktif yang disebut dengan eicosanoids
yang memiliki berbagai efek dalam tubuh,
PG memiliki cara kerja yang mirip dengan
hormon
Prostaglandin, memiliki peran penting
dalam respons inflamasi, memiliki 4
reseptor utama; EP-1, EP-2, EP-3, EP-4
EP-1, dan EP-3, paling sering dibahas, PG-
EP1 menginduksi reaksi panas (kalor), PG-
EP3 menginduksi rasa sakit (dolor)
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
Prostaglandin, merupakan
molekul yang berperan dalam
respons inflamasi kronis 
Feedback positif COX-2–PGE2–
EP2–NFκB dan infiltrasi
makrofag.
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological
sciences, 33(6), pp.304-311.
Prostaglandin, berperan dalam proses rekrutmen sel imun ke dalam situs lokasi
inflamasi dengan menginduksi berbagai macam kemoatraktran protein.
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
Prostaglandin, berperan dalam perubahan jaringan selama proses inflamasi.
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
Mediator Inflamasi - Histamin
Histamin, berperan penting dalam
perkembangan respons alergi.
Utamanya diproduksi oleh sel Mast
dan basofil
Histamin, bersifat sebagai Eosinofil
Chemoattractant Factor (ECF)  alergi,
penumpukan eosinofil  mengeluarkan
antihistamin.
Tiligada, E. and Ennis, M., 2020. Histamine pharmacology: from Sir Henry Dale to the 21st century. British Journal of Pharmacology, 177(3), pp.469-489.
A: Histamin berperan dalam proses
inflamasi, salah satunya mengubah
permeabilitas pembuluh darah
B: Histamin berperan dalam
peningkatan asam lambung melalui
stimulasi sel enterochromaffin-like
cells (ECL)
Thurmond, R.L., Gelfand, E.W. and Dunford, P.J., 2008. The role of histamine H1 and H4 receptors in allergic inflammation: the search for new antihistamines. Nature
reviews Drug discovery, 7(1), pp.41-53.
Histamin, merupakan
neurotransmiter pada CNS yang
berperan dalam pengaturan siklus
tidur, rasa kenyang, memori dan
proses belajar.
Thurmond, R.L., Gelfand, E.W. and Dunford, P.J., 2008. The role of histamine H1 and H4 receptors in allergic inflammation: the search for new antihistamines. Nature
reviews Drug discovery, 7(1), pp.41-53.
Mediator Inflamasi - Sitokin
Sitokin, suatu protein yang dilepaskan oleh sel, memiliki
efek spesifik, berperan dalam proses interaksi dan
komunikasi antar sel.
Terdapat banyak sebutan untuk sitokin yaitu:
Kemokin  Sitokin kemoatraktan
Limfokin  Sitokin yang dihasilkan oleh limfosit
Monokin  Sitokin yang dihasilkan oleh monosit
Sitokin, memiliki reseptor khusus yang terdapat di dalam
berbagai sel dan spesifik untuk sitokin yang bersangkutan.
Sitokin pro-inflamasi utamanya adalah IL-1, IL-6 dan TNF-α
Cyto = sel Kinos = gerak atau pindah
Berbagai sitokin yang dihasilkan
oleh berbagai sel di dalam tubuh
Sumber: https://www.thermofisher.com/
Mediator Inflamasi -
Sitokin
Sitokin yang dikeluarkan pada radang akut maupun kronis
Mediator Inflamasi - Sitokin
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Induksi sekresi sitokin oleh DAMPs dan PAMPs
Mediator Inflamasi - Sitokin
Pearce, L., Davidson, S.M. and Yellon, D.M., 2021. Does remote ischaemic conditioning reduce inflammation? A focus on innate immunity and cytokine response. Basic
Research in Cardiology, 116(1), pp.1-20.
Mediator Inflamasi - Komplemen
Fragmen komplemen C3a, C4a, C5a merupakan fragmen komplemen yang berperan aktif
dalam respons inflamasi  memiliki reseptor pada permukaan sel Mast  Histamin
Fragmen C5a merupakan anafilatoksin yang bersifat spasmogenik dan memiliki fungsi
kemotaksis
Fragmen C3a merupakan anafilatoksin, merupakan prekusor beberapa sitokin seperti ASP
(Acylation stimulating protein)
Fragmen C4a merupakan anafilatoksin yang bersifat antimikroba dan mediator lokal
inflamasi
Mediator Inflamasi -
Komplemen
Sumber: Imunologi dasar Absas
Peran Fagosit dalam
Inflamasi
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Sel yang paling berperan dalam respons inflamasi adalah sel fagosit yaitu Makrofag dan
Neutrofil
Pada proses diferensiasi, proliferasi, dan maturasi makrofag diperlukan beberapa bahan
faktor stimulasi yaitu: Macrophage colony stimulating factor (M-CSF), Granulocyte
macrophage colony stimulating factor (GM-CSF), dan IL-13 serta IL-4
M-CSF > GM-CSF + IL-4, IL-13  Makrofag M2
GM-CSF > M-CSF + IFN-γ  Makrofag M1
Diferensiasi dan maturasi
makrofag dipengaruhi oleh
sitokin dan faktor
pertumbuhan lainnya
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
M1, bertanggungjawab untuk mengeliminasi patogen yang masuk ke dalam tubuh, dan
mengelola semua bahan dan komponen yang dikeluarkan patogen tersebut, serta
pengelolaan sel yang rusak/debris
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
M2, bertanggungjawab untuk meregulasi atau menekan respon imun/inflamasi yang
berlebihan akibat dari kinerja M1 dan sel imun lainnya
Makrofag menggunakan 2 mekanisme
untuk menghancurkan patogen yaitu;
dengan enzim proteolitik yang ada pada
kantung lisosom, dan menggunakan
mekanisme ROS yang diproduksi di
mitokondria.
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Ket:
Mt: mitokondria
F: fagosom
L: Lisosom
FL: fagolisosom
PD: Patogen degradasi Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
2 mekanisme penghancuran mikroba
oleh makrofag
ROS yang dikeluarkan berlebihan akan
menyebabkan lisisnya dinding makrofag
dan mengakibatkan keluarnya debris sel.
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Ket:
Mt: mitokondria
F: fagosom
L: Lisosom
FL: fagolisosom
PD: Patogen degradasi Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Menghasilkan MDA (toxic) dan DAMPS
Reseptor DAMPS: TLR, receptor advanced
glycation end product (RAGE), triggering
receptor expressed on myeloid cells (TREM)
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Kerusakan sel akibat iskemia  DAMPS
Kerusakan sel akibat peningkatan ROS 
MDA
Peran Fagosit pada Inflamasi - Neutrofil
Neutrofil mengeliminasi patogen dengan bantuan granulanya, terdapat 3 jenis granula:
Primer (azurophilic/AzG granule), sekunder (granula spesifik), dan tersier.
Granula Primer: myeloperoksidase (MPO), defensin
Granula Sekunder: laktoferin, cyctein rich secretory protein 3 (CRIP-3), gelatinase, ficolin
Granula Tersier: Matriks Metaloproteinase-9 (MMP-9)/gelatinase B
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Mekanisme sinyal intraseluler Neutrofil untuk mengeliminasi mikroba
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Neutrofil dapat mengeluarkan granula/degranulasi untuk mengeliminasi
patogen ekstraseluler
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Neutrofil membentuk neutrofil ectracellular traps (NET) untuk
mengeliminasi patogen ekstraseluer  NETosis, kematian Neutrofil
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Toleransi Imunologik
dan Autoimunitas
Toleransi Imunologi
Toleransi Imunologik, ketidaktanggapan terhadap antigen diri (self antigen), tidak adanya
respons terhadap antigen yang dicetuskan oleh terpaparnya limfosit pada antigen tersebut
Imunogenik, antigen yang dapat mencetuskan respons sistem imun
Tolerogenik, antigen yang menginduksi toleransi; Limfosit yang tidak aktif secara fungsional
atau yang dibunuh.
Kegagalan mekanisme toleransi imunologik merupakan dasar terjadinya autoimunitas
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Sifat antigen protein yang mempengaruhi pemilihan antara tolransi atau aktivasi
Sel T
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Toleransi imunologik dapat terjadi
di organ limfoid generatif
(sentral/primer)  toleransi
sentral
Dapat juga terjadi pada limfoid
perifer  toleransi perifer
Toleransi Limfosit T sentral
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Pada toleransi sentral Limfosit
mengalami seleksi negatif,
menyebabkan hancurnya/delesi pada
sel yang mengenali self antigen atau
berubah menjadi sel T Regulator
Seleksi negatif tidaklah sempurna
dan banyak limfosit yang reaktif
terhadap diri sendiri (self-reactive)
Toleransi Limfosit T perifer
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Terdapat tiga mekanisme toleransi
perifer terhadap sel T autoreaktif yaitu
Anergi; Supresi; Delesi
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Perkembangan dan fungsi
sel T Regulator
Toleransi Limfosit B
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Toleransi Sentral Toleransi Perifer
Autoimunitas
Infeksi, merupakan faktor utama perkembangan autoimunitas
Rangsangan lingkungan dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan serta peradangan dan
mengaktifkan sel autoraktif tersebut  aktifasi sel T autoreaktif dan autoantibodi
Kerentanan Gen (genetik yang diturunkan) juga berperan dalam respons autoimunitas
Postulat mekanisme autoimunitas
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Berbagai kompleks gen yang
berperan dalam penyakit
autoimun
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Berbagai kompleks gen yang
berperan dalam penyakit
autoimun
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Mekanisme mikroba yang
memicu autoimun
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Terimakasih

More Related Content

Similar to Kuliah Inflamasi.pptx (20)

imogen.pdf
imogen.pdfimogen.pdf
imogen.pdf
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Penyakit
PenyakitPenyakit
Penyakit
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Aplikasi imunologi
Aplikasi imunologiAplikasi imunologi
Aplikasi imunologi
 
Infeksi opertunistik
Infeksi opertunistikInfeksi opertunistik
Infeksi opertunistik
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
 
Kb 5
Kb 5Kb 5
Kb 5
 
PPT PAK YUSUF.pdf
PPT PAK YUSUF.pdfPPT PAK YUSUF.pdf
PPT PAK YUSUF.pdf
 
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptxSEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Aplikasi imunologi
Aplikasi imunologiAplikasi imunologi
Aplikasi imunologi
 
Aplikasi imunologi
Aplikasi imunologiAplikasi imunologi
Aplikasi imunologi
 
bahan ppt imunologi.pdf
bahan ppt imunologi.pdfbahan ppt imunologi.pdf
bahan ppt imunologi.pdf
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 

Recently uploaded

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (19)

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 

Kuliah Inflamasi.pptx

  • 1. Respons Inflamasi dan Autoimun Oleh: I Gede Angga Adnyana, SST, M.Imun UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM 2022
  • 2. Core Value “Educating the Mind Without Educating the Heart is No Education at All” Aristortles
  • 3. Respons Inflamasi • Inflamasi/radang, suatu reaksi jaringan yang mengeluarkan mediator pertahanan host, sel dan protein dalam darah, menuju tempat terjadinya infeksi. • Ditandai beberapa respons: Panas (kalor), rasa sakit/nyeri (dolor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor), serta gangguan fungsi (fungsio laesa) • Inflamasi dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu: yang diinduksi oleh mikroorganisme dan yang diinduksi oleh non mikroorganisme. • Inflamma (latin): Api  Panas
  • 4. Pada saat inflamasi terjadi proses hantaran sinyal yang berkesinambungan Terjadi juga pelepasan berbagai mediator inflamasi yaitu: Prostaglandin, histamin dan berbagai sitokin seperti IL-6, IL-1, IL-8 dan TNF-α Respons Inflamasi Sumber: https://www.creative-diagnostics.com/ Sitokin, suatu mediator/sinyal molekul yang dihasilkan oleh sel, yang berperan untuk menginduksi sel lain dalam proses interaksi atau komunikasi  respons imun, inflamasi dan pergerakan sel
  • 6. Mediator Inflamasi - Prostaglandin Prostaglandin, merupakan sekelompok lipid aktif yang disebut dengan eicosanoids yang memiliki berbagai efek dalam tubuh, PG memiliki cara kerja yang mirip dengan hormon Prostaglandin, memiliki peran penting dalam respons inflamasi, memiliki 4 reseptor utama; EP-1, EP-2, EP-3, EP-4 EP-1, dan EP-3, paling sering dibahas, PG- EP1 menginduksi reaksi panas (kalor), PG- EP3 menginduksi rasa sakit (dolor) Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
  • 7. Prostaglandin, merupakan molekul yang berperan dalam respons inflamasi kronis  Feedback positif COX-2–PGE2– EP2–NFκB dan infiltrasi makrofag. Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
  • 8. Prostaglandin, berperan dalam proses rekrutmen sel imun ke dalam situs lokasi inflamasi dengan menginduksi berbagai macam kemoatraktran protein. Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
  • 9. Prostaglandin, berperan dalam perubahan jaringan selama proses inflamasi. Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
  • 10. Mediator Inflamasi - Histamin Histamin, berperan penting dalam perkembangan respons alergi. Utamanya diproduksi oleh sel Mast dan basofil Histamin, bersifat sebagai Eosinofil Chemoattractant Factor (ECF)  alergi, penumpukan eosinofil  mengeluarkan antihistamin. Tiligada, E. and Ennis, M., 2020. Histamine pharmacology: from Sir Henry Dale to the 21st century. British Journal of Pharmacology, 177(3), pp.469-489.
  • 11. A: Histamin berperan dalam proses inflamasi, salah satunya mengubah permeabilitas pembuluh darah B: Histamin berperan dalam peningkatan asam lambung melalui stimulasi sel enterochromaffin-like cells (ECL) Thurmond, R.L., Gelfand, E.W. and Dunford, P.J., 2008. The role of histamine H1 and H4 receptors in allergic inflammation: the search for new antihistamines. Nature reviews Drug discovery, 7(1), pp.41-53.
  • 12. Histamin, merupakan neurotransmiter pada CNS yang berperan dalam pengaturan siklus tidur, rasa kenyang, memori dan proses belajar. Thurmond, R.L., Gelfand, E.W. and Dunford, P.J., 2008. The role of histamine H1 and H4 receptors in allergic inflammation: the search for new antihistamines. Nature reviews Drug discovery, 7(1), pp.41-53.
  • 13. Mediator Inflamasi - Sitokin Sitokin, suatu protein yang dilepaskan oleh sel, memiliki efek spesifik, berperan dalam proses interaksi dan komunikasi antar sel. Terdapat banyak sebutan untuk sitokin yaitu: Kemokin  Sitokin kemoatraktan Limfokin  Sitokin yang dihasilkan oleh limfosit Monokin  Sitokin yang dihasilkan oleh monosit Sitokin, memiliki reseptor khusus yang terdapat di dalam berbagai sel dan spesifik untuk sitokin yang bersangkutan. Sitokin pro-inflamasi utamanya adalah IL-1, IL-6 dan TNF-α Cyto = sel Kinos = gerak atau pindah
  • 14. Berbagai sitokin yang dihasilkan oleh berbagai sel di dalam tubuh Sumber: https://www.thermofisher.com/ Mediator Inflamasi - Sitokin
  • 15. Sitokin yang dikeluarkan pada radang akut maupun kronis Mediator Inflamasi - Sitokin Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 16. Induksi sekresi sitokin oleh DAMPs dan PAMPs Mediator Inflamasi - Sitokin Pearce, L., Davidson, S.M. and Yellon, D.M., 2021. Does remote ischaemic conditioning reduce inflammation? A focus on innate immunity and cytokine response. Basic Research in Cardiology, 116(1), pp.1-20.
  • 17. Mediator Inflamasi - Komplemen Fragmen komplemen C3a, C4a, C5a merupakan fragmen komplemen yang berperan aktif dalam respons inflamasi  memiliki reseptor pada permukaan sel Mast  Histamin Fragmen C5a merupakan anafilatoksin yang bersifat spasmogenik dan memiliki fungsi kemotaksis Fragmen C3a merupakan anafilatoksin, merupakan prekusor beberapa sitokin seperti ASP (Acylation stimulating protein) Fragmen C4a merupakan anafilatoksin yang bersifat antimikroba dan mediator lokal inflamasi
  • 18. Mediator Inflamasi - Komplemen Sumber: Imunologi dasar Absas
  • 20. Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag Sel yang paling berperan dalam respons inflamasi adalah sel fagosit yaitu Makrofag dan Neutrofil Pada proses diferensiasi, proliferasi, dan maturasi makrofag diperlukan beberapa bahan faktor stimulasi yaitu: Macrophage colony stimulating factor (M-CSF), Granulocyte macrophage colony stimulating factor (GM-CSF), dan IL-13 serta IL-4 M-CSF > GM-CSF + IL-4, IL-13  Makrofag M2 GM-CSF > M-CSF + IFN-γ  Makrofag M1
  • 21. Diferensiasi dan maturasi makrofag dipengaruhi oleh sitokin dan faktor pertumbuhan lainnya Sumber: Imunologi Dasar Abbas
  • 22. M1, bertanggungjawab untuk mengeliminasi patogen yang masuk ke dalam tubuh, dan mengelola semua bahan dan komponen yang dikeluarkan patogen tersebut, serta pengelolaan sel yang rusak/debris Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag M2, bertanggungjawab untuk meregulasi atau menekan respon imun/inflamasi yang berlebihan akibat dari kinerja M1 dan sel imun lainnya
  • 23. Makrofag menggunakan 2 mekanisme untuk menghancurkan patogen yaitu; dengan enzim proteolitik yang ada pada kantung lisosom, dan menggunakan mekanisme ROS yang diproduksi di mitokondria. Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag Ket: Mt: mitokondria F: fagosom L: Lisosom FL: fagolisosom PD: Patogen degradasi Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 24. Sumber: Imunologi Dasar Abbas 2 mekanisme penghancuran mikroba oleh makrofag
  • 25. ROS yang dikeluarkan berlebihan akan menyebabkan lisisnya dinding makrofag dan mengakibatkan keluarnya debris sel. Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag Ket: Mt: mitokondria F: fagosom L: Lisosom FL: fagolisosom PD: Patogen degradasi Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya Menghasilkan MDA (toxic) dan DAMPS Reseptor DAMPS: TLR, receptor advanced glycation end product (RAGE), triggering receptor expressed on myeloid cells (TREM)
  • 26. Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag Kerusakan sel akibat iskemia  DAMPS Kerusakan sel akibat peningkatan ROS  MDA
  • 27. Peran Fagosit pada Inflamasi - Neutrofil Neutrofil mengeliminasi patogen dengan bantuan granulanya, terdapat 3 jenis granula: Primer (azurophilic/AzG granule), sekunder (granula spesifik), dan tersier. Granula Primer: myeloperoksidase (MPO), defensin Granula Sekunder: laktoferin, cyctein rich secretory protein 3 (CRIP-3), gelatinase, ficolin Granula Tersier: Matriks Metaloproteinase-9 (MMP-9)/gelatinase B Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 28. Mekanisme sinyal intraseluler Neutrofil untuk mengeliminasi mikroba Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 29. Neutrofil dapat mengeluarkan granula/degranulasi untuk mengeliminasi patogen ekstraseluler Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 30. Neutrofil membentuk neutrofil ectracellular traps (NET) untuk mengeliminasi patogen ekstraseluer  NETosis, kematian Neutrofil Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 31. Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
  • 33. Toleransi Imunologi Toleransi Imunologik, ketidaktanggapan terhadap antigen diri (self antigen), tidak adanya respons terhadap antigen yang dicetuskan oleh terpaparnya limfosit pada antigen tersebut Imunogenik, antigen yang dapat mencetuskan respons sistem imun Tolerogenik, antigen yang menginduksi toleransi; Limfosit yang tidak aktif secara fungsional atau yang dibunuh. Kegagalan mekanisme toleransi imunologik merupakan dasar terjadinya autoimunitas
  • 34. Sumber: Imunologi Dasar Abbas Sifat antigen protein yang mempengaruhi pemilihan antara tolransi atau aktivasi Sel T
  • 35. Sumber: Imunologi Dasar Abbas Toleransi imunologik dapat terjadi di organ limfoid generatif (sentral/primer)  toleransi sentral Dapat juga terjadi pada limfoid perifer  toleransi perifer
  • 36. Toleransi Limfosit T sentral Sumber: Imunologi Dasar Abbas Pada toleransi sentral Limfosit mengalami seleksi negatif, menyebabkan hancurnya/delesi pada sel yang mengenali self antigen atau berubah menjadi sel T Regulator Seleksi negatif tidaklah sempurna dan banyak limfosit yang reaktif terhadap diri sendiri (self-reactive)
  • 37. Toleransi Limfosit T perifer Sumber: Imunologi Dasar Abbas Terdapat tiga mekanisme toleransi perifer terhadap sel T autoreaktif yaitu Anergi; Supresi; Delesi
  • 38. Sumber: Imunologi Dasar Abbas Perkembangan dan fungsi sel T Regulator
  • 39. Toleransi Limfosit B Sumber: Imunologi Dasar Abbas Toleransi Sentral Toleransi Perifer
  • 40. Autoimunitas Infeksi, merupakan faktor utama perkembangan autoimunitas Rangsangan lingkungan dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan serta peradangan dan mengaktifkan sel autoraktif tersebut  aktifasi sel T autoreaktif dan autoantibodi Kerentanan Gen (genetik yang diturunkan) juga berperan dalam respons autoimunitas
  • 42. Berbagai kompleks gen yang berperan dalam penyakit autoimun Sumber: Imunologi Dasar Abbas
  • 43. Berbagai kompleks gen yang berperan dalam penyakit autoimun Sumber: Imunologi Dasar Abbas
  • 44. Mekanisme mikroba yang memicu autoimun Sumber: Imunologi Dasar Abbas