Dokumen tersebut membahas tentang respons inflamasi dan autoimunitas. Terdapat beberapa mediator inflamasi seperti prostaglandin, histamin, sitokin, komplemen yang berperan dalam proses inflamasi. Sel fagosit seperti makrofag dan neutrofil juga berperan dalam mengeliminasi patogen. Toleransi imunologis diperlukan untuk mencegah terjadinya autoimunitas, namun kegagalan mekanisme toleransi dapat memicu penyakit autoimun.
3. Respons Inflamasi
• Inflamasi/radang, suatu reaksi jaringan yang
mengeluarkan mediator pertahanan host, sel dan
protein dalam darah, menuju tempat terjadinya
infeksi.
• Ditandai beberapa respons: Panas (kalor), rasa
sakit/nyeri (dolor), kemerahan (rubor), bengkak
(tumor), serta gangguan fungsi (fungsio laesa)
• Inflamasi dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
yang diinduksi oleh mikroorganisme dan yang
diinduksi oleh non mikroorganisme.
• Inflamma (latin): Api Panas
4. Pada saat inflamasi terjadi proses
hantaran sinyal yang
berkesinambungan
Terjadi juga pelepasan berbagai
mediator inflamasi yaitu:
Prostaglandin, histamin dan berbagai
sitokin seperti IL-6, IL-1, IL-8 dan TNF-α
Respons Inflamasi
Sumber: https://www.creative-diagnostics.com/
Sitokin, suatu mediator/sinyal molekul
yang dihasilkan oleh sel, yang berperan
untuk menginduksi sel lain dalam
proses interaksi atau komunikasi
respons imun, inflamasi dan
pergerakan sel
6. Mediator Inflamasi - Prostaglandin
Prostaglandin, merupakan sekelompok
lipid aktif yang disebut dengan eicosanoids
yang memiliki berbagai efek dalam tubuh,
PG memiliki cara kerja yang mirip dengan
hormon
Prostaglandin, memiliki peran penting
dalam respons inflamasi, memiliki 4
reseptor utama; EP-1, EP-2, EP-3, EP-4
EP-1, dan EP-3, paling sering dibahas, PG-
EP1 menginduksi reaksi panas (kalor), PG-
EP3 menginduksi rasa sakit (dolor)
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
7. Prostaglandin, merupakan
molekul yang berperan dalam
respons inflamasi kronis
Feedback positif COX-2–PGE2–
EP2–NFκB dan infiltrasi
makrofag.
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological
sciences, 33(6), pp.304-311.
8. Prostaglandin, berperan dalam proses rekrutmen sel imun ke dalam situs lokasi
inflamasi dengan menginduksi berbagai macam kemoatraktran protein.
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
9. Prostaglandin, berperan dalam perubahan jaringan selama proses inflamasi.
Aoki, T. and Narumiya, S., 2012. Prostaglandins and chronic inflammation. Trends in pharmacological sciences, 33(6), pp.304-311.
10. Mediator Inflamasi - Histamin
Histamin, berperan penting dalam
perkembangan respons alergi.
Utamanya diproduksi oleh sel Mast
dan basofil
Histamin, bersifat sebagai Eosinofil
Chemoattractant Factor (ECF) alergi,
penumpukan eosinofil mengeluarkan
antihistamin.
Tiligada, E. and Ennis, M., 2020. Histamine pharmacology: from Sir Henry Dale to the 21st century. British Journal of Pharmacology, 177(3), pp.469-489.
11. A: Histamin berperan dalam proses
inflamasi, salah satunya mengubah
permeabilitas pembuluh darah
B: Histamin berperan dalam
peningkatan asam lambung melalui
stimulasi sel enterochromaffin-like
cells (ECL)
Thurmond, R.L., Gelfand, E.W. and Dunford, P.J., 2008. The role of histamine H1 and H4 receptors in allergic inflammation: the search for new antihistamines. Nature
reviews Drug discovery, 7(1), pp.41-53.
12. Histamin, merupakan
neurotransmiter pada CNS yang
berperan dalam pengaturan siklus
tidur, rasa kenyang, memori dan
proses belajar.
Thurmond, R.L., Gelfand, E.W. and Dunford, P.J., 2008. The role of histamine H1 and H4 receptors in allergic inflammation: the search for new antihistamines. Nature
reviews Drug discovery, 7(1), pp.41-53.
13. Mediator Inflamasi - Sitokin
Sitokin, suatu protein yang dilepaskan oleh sel, memiliki
efek spesifik, berperan dalam proses interaksi dan
komunikasi antar sel.
Terdapat banyak sebutan untuk sitokin yaitu:
Kemokin Sitokin kemoatraktan
Limfokin Sitokin yang dihasilkan oleh limfosit
Monokin Sitokin yang dihasilkan oleh monosit
Sitokin, memiliki reseptor khusus yang terdapat di dalam
berbagai sel dan spesifik untuk sitokin yang bersangkutan.
Sitokin pro-inflamasi utamanya adalah IL-1, IL-6 dan TNF-α
Cyto = sel Kinos = gerak atau pindah
14. Berbagai sitokin yang dihasilkan
oleh berbagai sel di dalam tubuh
Sumber: https://www.thermofisher.com/
Mediator Inflamasi -
Sitokin
15. Sitokin yang dikeluarkan pada radang akut maupun kronis
Mediator Inflamasi - Sitokin
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
16. Induksi sekresi sitokin oleh DAMPs dan PAMPs
Mediator Inflamasi - Sitokin
Pearce, L., Davidson, S.M. and Yellon, D.M., 2021. Does remote ischaemic conditioning reduce inflammation? A focus on innate immunity and cytokine response. Basic
Research in Cardiology, 116(1), pp.1-20.
17. Mediator Inflamasi - Komplemen
Fragmen komplemen C3a, C4a, C5a merupakan fragmen komplemen yang berperan aktif
dalam respons inflamasi memiliki reseptor pada permukaan sel Mast Histamin
Fragmen C5a merupakan anafilatoksin yang bersifat spasmogenik dan memiliki fungsi
kemotaksis
Fragmen C3a merupakan anafilatoksin, merupakan prekusor beberapa sitokin seperti ASP
(Acylation stimulating protein)
Fragmen C4a merupakan anafilatoksin yang bersifat antimikroba dan mediator lokal
inflamasi
20. Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Sel yang paling berperan dalam respons inflamasi adalah sel fagosit yaitu Makrofag dan
Neutrofil
Pada proses diferensiasi, proliferasi, dan maturasi makrofag diperlukan beberapa bahan
faktor stimulasi yaitu: Macrophage colony stimulating factor (M-CSF), Granulocyte
macrophage colony stimulating factor (GM-CSF), dan IL-13 serta IL-4
M-CSF > GM-CSF + IL-4, IL-13 Makrofag M2
GM-CSF > M-CSF + IFN-γ Makrofag M1
22. M1, bertanggungjawab untuk mengeliminasi patogen yang masuk ke dalam tubuh, dan
mengelola semua bahan dan komponen yang dikeluarkan patogen tersebut, serta
pengelolaan sel yang rusak/debris
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
M2, bertanggungjawab untuk meregulasi atau menekan respon imun/inflamasi yang
berlebihan akibat dari kinerja M1 dan sel imun lainnya
23. Makrofag menggunakan 2 mekanisme
untuk menghancurkan patogen yaitu;
dengan enzim proteolitik yang ada pada
kantung lisosom, dan menggunakan
mekanisme ROS yang diproduksi di
mitokondria.
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Ket:
Mt: mitokondria
F: fagosom
L: Lisosom
FL: fagolisosom
PD: Patogen degradasi Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
25. ROS yang dikeluarkan berlebihan akan
menyebabkan lisisnya dinding makrofag
dan mengakibatkan keluarnya debris sel.
Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Ket:
Mt: mitokondria
F: fagosom
L: Lisosom
FL: fagolisosom
PD: Patogen degradasi Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
Menghasilkan MDA (toxic) dan DAMPS
Reseptor DAMPS: TLR, receptor advanced
glycation end product (RAGE), triggering
receptor expressed on myeloid cells (TREM)
26. Peran Fagosit pada Inflamasi - Makrofag
Kerusakan sel akibat iskemia DAMPS
Kerusakan sel akibat peningkatan ROS
MDA
27. Peran Fagosit pada Inflamasi - Neutrofil
Neutrofil mengeliminasi patogen dengan bantuan granulanya, terdapat 3 jenis granula:
Primer (azurophilic/AzG granule), sekunder (granula spesifik), dan tersier.
Granula Primer: myeloperoksidase (MPO), defensin
Granula Sekunder: laktoferin, cyctein rich secretory protein 3 (CRIP-3), gelatinase, ficolin
Granula Tersier: Matriks Metaloproteinase-9 (MMP-9)/gelatinase B
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
28. Mekanisme sinyal intraseluler Neutrofil untuk mengeliminasi mikroba
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
29. Neutrofil dapat mengeluarkan granula/degranulasi untuk mengeliminasi
patogen ekstraseluler
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
30. Neutrofil membentuk neutrofil ectracellular traps (NET) untuk
mengeliminasi patogen ekstraseluer NETosis, kematian Neutrofil
Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
31. Sumber: Sudiana, I,K, 2017, hantaran sinyal pada proses inflamasi. Airlangga University Press; Surabaya
33. Toleransi Imunologi
Toleransi Imunologik, ketidaktanggapan terhadap antigen diri (self antigen), tidak adanya
respons terhadap antigen yang dicetuskan oleh terpaparnya limfosit pada antigen tersebut
Imunogenik, antigen yang dapat mencetuskan respons sistem imun
Tolerogenik, antigen yang menginduksi toleransi; Limfosit yang tidak aktif secara fungsional
atau yang dibunuh.
Kegagalan mekanisme toleransi imunologik merupakan dasar terjadinya autoimunitas
34. Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Sifat antigen protein yang mempengaruhi pemilihan antara tolransi atau aktivasi
Sel T
35. Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Toleransi imunologik dapat terjadi
di organ limfoid generatif
(sentral/primer) toleransi
sentral
Dapat juga terjadi pada limfoid
perifer toleransi perifer
36. Toleransi Limfosit T sentral
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Pada toleransi sentral Limfosit
mengalami seleksi negatif,
menyebabkan hancurnya/delesi pada
sel yang mengenali self antigen atau
berubah menjadi sel T Regulator
Seleksi negatif tidaklah sempurna
dan banyak limfosit yang reaktif
terhadap diri sendiri (self-reactive)
37. Toleransi Limfosit T perifer
Sumber: Imunologi Dasar Abbas
Terdapat tiga mekanisme toleransi
perifer terhadap sel T autoreaktif yaitu
Anergi; Supresi; Delesi
40. Autoimunitas
Infeksi, merupakan faktor utama perkembangan autoimunitas
Rangsangan lingkungan dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan serta peradangan dan
mengaktifkan sel autoraktif tersebut aktifasi sel T autoreaktif dan autoantibodi
Kerentanan Gen (genetik yang diturunkan) juga berperan dalam respons autoimunitas