1. Nama : Syifa Fitria Inayah
Kelas : X MIPA 4
Absen 36
Perang Puputan
(Perang Jagaraga)
2. Puputan Jagaraga atau Perang Bali III adalah perlawanan
Kerajaan Buleleng terhadap pasukan Belanda pada tahun 1846 hingga 1849.
Belanda memasuki pulau Bali pada abad ke-19 dengan niat melakukan
penjajahan.
Sejarah
Pada 1843, Belanda mengadakan perjanjian dengan Kerajaan di
Bali untuk menghapus adat Tawan Karang namun pada tahun
1845 Kerajaan Buleleng menolak penghapusan hukum tawan
karang. Kemudian, Tuntutan Belanda agar Raja Buleleng
melaksanakan isi perjanjian yang mereka buat pada tahun 1843.
Patih Buleleng, Gusti Ketut Jelantik, dengan tegas
mengatakan bahwa tuntutan tidak mungkin diterima.
Sikap menentang dari Buleleng mendorong pemerintah
Hindia Belanda untuk mengeluarkan ultimatum pada
tanggal 24 juni 1846 yang berakhir dalam waktu 3×24
jam.
3. Latar belakang Terjadinya Perang
● Adanya adat Tawan Karang.
● Belanda menuntut kerajaan-kerajaan di Bali
mengakui kekuasaan Belanda di Bali.
● Memberi perlindungan terhadap perdagangan
Hindia Belanda.
Tawan Karang
adalah hak istimewa
yang dimiliki raja-raja
Bali untuk menyita
kapal-kapal yang
terdampar di wilayah
perairan kerajaan
mereka lengkap
beserta seluruh
muatannya.
7. Akhir Dari Perang Puputan
19 April 1849,
Selain itu, Belanda mendatangkan pasukan secara besar-besaran setelah
mengatur persiapan, mereka menyerang Benteng Jagaraga. Pertempuran sengit
terjadi, terutama pada posisi di mana I Gusti Ketut Jelantik berada.