SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Case Based
Discussion“Psychotic”
Pembimbing :
dr. Kornelis Ibrawansyah, M.Sc, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
24 JULI - 12 AGUSTUS 2023
Oleh :
Hening Ciptiany Pertiwy 30101700072
Olifiarsy Wiet Ramadhanti 30101700139
Yudhistira Adhi Nugraha 30101700180
Dyah Wahyu Ambarwati 30101800051
Mohammad Rayhan 30101800105
Nafisa Majid Tamara Rossa 30101800122
Nurifani Chaerun Nisa 30101800133
Putri Ayu Sekar Ramadhan 30101800141
Rahma Putri Nastiti 30101800144
Avelia Ayu Praniwi 30101900039
Identitas Pasien
Nama : Tn. YM
Usia : 36 tahun
Tanggal Lahir : Semarang, 20
Januari 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Candirejo (alamat
lengkap ada pada penulis)
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : STM
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum menikah
Tanggal Masuk : 22 Juli 2023
No. rekam medis : 001XXXXX
KELUHAN UTAMA
Bicara sendiri, makan berlebihan, dan
meresahkan warga
RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis
Tanggal 1 Agustus 2023 via Telepon
Autoanamnesis
Tanggal 1 Agustus 2023 di bangsal Puntadewa RSJ. Prof. dr. Soerojo
Magelang
Alloanamnesis
• 18 tahun yang lalu, pasien mengalami perubahan perilaku pertama
kalinya berupa menarik diri dari lingkungan, tidak memiliki rasa empati
dan suka melakukan gerakan yang berulang-ulang. Pasien juga sering
tidak mau mandi, dan harus di motivasi supaya mau mandi.
• Awal mulanya, Tahun 2005, pasien lulus dari STM dan melanjutkan
pekerjaan di pabrik konveksi di Jogja. Pasien sempat mendapat teguran
dari saudaranya (atasannya) karena kinerjanya kurang baik.
• Tahun 2006, gejala mulai muncul, seperti suka melakukan gerakan
repetitif (tepuk-tepuk tangan), suka menyendiri, tidak merasa sedih
ketika ibunya meninggal dan mulai menarik dari pergaulan. Setelah
kejadian tersebut, ayah pasien membawa pasien berobat baik melalui
guru spiritual maupun ke RSJD dr. Amino.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis
• Tahun 2015 setelah Ayah pasien meninggal, pasien tinggal
bersama pamannya. Selama tinggal bersama pamannya pasien
suka meminta makan ke tetangga, tidur di serambi masjid dan
BAB serta muntah sembarangan. Pasien menunjukan peningkatan
nafsu makan. Sehari bisa makan 10x
• 2020, pasien dibawa ke Panti sosial Boja, Kendal karena
meresahkan warga.
• 2023, karena kontrak habis dengan dinas panti sosial. Pasien
dipulangkan dan keadaan masih tetap sama. Berdasarkan
penuturan keluarga gejala pasien tidak berkurang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Autoanamnesis
Pasien mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apa yang terjadi pada
dirinya. Pasien dibawa oleh pamannya ke rumah sakit. Selama dua hari
sebelum masuk rumah sakit pasien tinggal di rumah paman dan tidak
melakukan aktivitas apapun selain makan dan merokok. Ketika ditanya
tentang perasaannya saat ini, pasien hanya ingin pulang, makan, merokok,
dan minum kopi. Pasien juga mengatakan bahwa orang disekitarnya tidak
menyukai dirinya karena tidak memberikannya makanan. Pasien merasa
dadanya tertekan, serta merasa sakit pada kedua telapak tangan sehingga
selalu melakukan gerakan tepuk tangan dan menjentikan jari secara berulang.
Pasien juga mengeluhkan sering lapar, sering merasa haus dan sering BAB.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Gangguan Psikiatri
Ada → F 20.0 (sejak tahun 2006)
Riwayat Gangguan Medis Umum
Riwayat DM (+), obesitas grade II
Riwayat Penyalahgunaan Obat, Alkohol dan NAPZA
Tidak ada
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Keadaan ibu saat hamil dan melahirkan
sehat. Kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan. Proses melahirkan berjalan lancar.
Riwayat masa kanak (1-3 tahun)
Minum susu formula sejak lahir, perkembangan dan pertumbuhan baik
Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (4-11 tahun)
Pasien sejak kecil, sulit diatur. Namun, memiliki banyak teman, supel, periang serta taat
beragama
Riwayat masa kanak akhir remaja (12-18 tahun)
Pasien memiliki banyak teman dan aktif bersosialisasi. Pasien merokok saat mulai bekerja di
konveksi
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan : Pendidikan terakhir pasien STM
b. Riwayat pekerjaan : 2006 bekerja sebagai karyawan konveksi
c. Riwayat pernikahan : Belum menikah
d. Riwayat keagamaan : Pasien dibesarkan dalam keluarga Islam. Pasien
dahulu rutin beribadah, keluarga pasien juga taat beribadah.
e. Riwayat hukum : Tidak ada
f. Riwayat sosial : Pasien memiliki banyak teman, senang
bersosialisasi Namun sejak tahun 2005, saat pasien bekerja di pabrik. Pasien
sempat berkonflik dengan atasannya yang merupakan saudara pasien.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Masa Dewasa
f. Riwayat Kemiliteran : Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan
kemiliteran maupun wajib militer.
g. Riwayat psikoseksual : Pasien dibesarkan sebagai anak laki-laki,
tidak ada kelainan dalam perkembangan seksual. Pasien merupakan
heteroseksual. Pasien belum pernah berpacaran. Pasien menyadari dan
menerima dirinya sebagai laki-laki.
h. Situasi hidup sekarang : Pasien tinggal bersama paman, bibi, nenek,
serta keponakannya
Riwayat Keluarga
Penyakit psikiatri : Tidak ada
Kanker getah bening : Ibu pasien
TB Paru : Ayah pasien
Riwayat mimpi dan fantasi
Tidak ada
GENOGRAM
Dipikirkan: F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
● Selama perjalanan penyakitnya, pasien selalu memiliki salah satu gejala skizofrenia
● Saat ini kondisinya sudah lebih buruk dari sebelumnya
2006 2023
2015 2020
PERJALANAN PENYAKIT
PEMERIKSAAN
FISIK
Kesadaran : Compos mentis
TB : 162
cm
BB : 124,8
kg
IMT : 47,63
kg/m2
TD : 120/80
mmHg
Nadi :
80x/menit
Keadaan umum : baik
Kepala dan Leher : dalam batas
normal
Thorax : dalam
batas normal
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : dalam
batas normal
Keadaan umum Status Generalis
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan : Obesitas grade II
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (+)
Telinga : Secret (-), penurunan pendengaran (-)
Leher : Peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar thyroid (-), pembesaran KGB (-) disfagia(-),
akantosis nigricans (+)
Thorax Pulmo
Inspeksi : Pergerakan hemithoraks dextra et sinistra simetris, retraksi ICS (-), penggunaan otot-otot
bantu pernapasan tambahan (-), tidak ada deformitas
Palpasi : Stem fremitus hemithoraks dextra et sinistra normal, nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+ / +), ronki- / -, wheezing - / -
Thorax Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Cardiomegaly (-), batas jantung normal
Auskultasi : BJ I-II murni reguler, bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, tidak ada benjolan, striae (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+) pada 4 kwadran
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), lien dan ginjal tidak teraba dalam
pemeriksaan
Ekstremitas
Akral dingin (-/-), CRT < 2 detik, edema (-/-)
● Penampilan : Tampak seorang laki -
laki usia 36 tahun, kesan sesuai usia, rawat
diri kurang
● Sikap : kooperatif
● Tingkah laku : normoaktif
● Mood & Afek :
Mood : disforik
Afek : tumpul
Kesesuaian : tidak sesuai
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
● Pembicaraan :
Kualitas : inkoheren
Kuantitas : cukup
● Atensi :
Sulit ditarik
● Kontak Psikis :
Tidak dapat mempertahankan
kontak mata
● Persepsi
Halusinasi : suara
(auditorik)
Ilusi : tidak ada
● Pikiran
Arus pikir : flight of
idea
Isi pikir :
preokupasi
Bentuk pikir : non-realistik
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
● Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Personal : Baik
Situasional : Baik
● Tilikan (insight) : Derajat 2
● Realibilitas : tidak dapat dipercaya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan : Hiperglikemia
DIAGNOSIS BANDING
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
F20.2 Skizofrenia Katatonik
F84.1 Autisme Tak Khas
F84.5 Sindrom Asperger
DIAGNOSIS BERDASAKAN HIERARKI
Blok pada PPDGJ-III Pada pasien ini
F0 Gangguan mental organik
→ terdapat penyakit fisik/kondisi medik yang mempengaruhi SSP
Disingkirkan → karena tidak ada riwayat trauma
kepala dan tidak berhubungan secara temporal
F1 Gangguan mental akibat zat psikoaktif
→ terdapat penggunaan zat psikoaktif yang secara fisiologis
mempengaruhi otak, menyebabkan gangguan mental
Disingkirkan → riwayat konsumsi alkohol tidak
berhubungan secara temporal
F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham
→ gangguan dasar gejala psikotik + tilikan yang buruk
Dipikirkan → ada gejala psikotik berupa halusinasi
auditori
F20 Skizofrenia → gangguan persepsi, kognitif, distorsi realita Dipikirkan → ada halusinasi auditorik
F25 Skizoafektif→ gejala psikotik dan gangguan mood bersamaan Disingkirkan → gejala psikotik tidak disertai
perubahan suasana perasaan
F3 Gangguan afektif (dengan gejala psikotik) Disingkirkan → gejala mood hampir tidak ada
Kriteria F20 Skizofrenia Pada pasien
Sedikitnya 1 diantara gejala berikut yang amat jelas, atau sedikitnya dua jika kurang jelas:
a Thought echo, thought insertion/withdrawal, dan thought broadcasting Tidak ada
b Waham dikendalikan/dipengaruhi/pasivitas atau persepsi delusional Tidak ada
c Halusinasi auditorik commenting/conversing/suara halusinasi lain dari salah satu bagian tubuh Ada
d Waham menetap lain yang tidak wajar dan mustahil menurut budaya setempat Tidak Ada
Atau sedikitnya 2 gejala berikut yang jelas:
e Halusinasi menetap apapun disertai waham yang mengambang atau ide-ide berlebihan yang menetap Tidak ada
f Arus pikir terputus atau tersisip Tidak ada
g Perilaku katatonik: gaduh-gelisah, sikap tubuh tertentu, fleksibilitas serea, negativisme, mutisme, stupor Ada→ tepok
tangan
h Gejala negatif Tidak ada
Gejala-gejala di atas selalu ada secara jelas selama sekurang-kurangnya 1 bulan Ada
Subtipe Skizofrenia Pada pasien ini
F20.0 Skizofrenia Paranoid
→ halusinasi dan waham menonjol
Disingkirkan → halusinasi, waham tidak menonjol
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
→ perilaku tidak bertanggung jawab, afek dangkal, disorganisasi
Disingkirkan → tidak ada perilaku tidak
bertangguang jawab
F20.2 Skizofrenia Katatonik
→ gangguan psikomotor (stupor, mutisme, gelisah, negativisme)
Disingkirkan → tidak ada gangguan psikomotor
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
→ tidak memenuhi kriteria lain
DIpikirkan → memenuhi kriteria umum skizofrenia
tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
lainnya
F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia
→ skizofrenia dalam 12 bln terakhir, depresi menonjol
Disingkirkan → tidak ada gejala mood
F20.5 Skizofrenia Residual
→ riwayat gejala psikotik jelas, sisa gejala negatif
Disingkirkan → tidak ada gejala negatif
F20.8 Skizofrenia Simpleks
→ gejala negatif progresif
Disingkirkan → tidak ada gejala negatif
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Aksis II : F60.1 Gangguan Kepribadian Skizoid
Aksis III : DM, obesitas grade II
Aksis IV: Masalah pekerjaan dan keluarga
Aksis V : 41-50 Gejala berat, serius dan disabilitas
berat
Magelang, 3 Agustus 2023
R/ Aripiprazole tab 15 mg No XXX
S 1 dd tab 1 p.c
------------------------------------------- Rsy
R/ Metformin tab 500 mg No LX
S 2 dd tab 1 p.c
-------------------------------------------Rsy
Pro : Tn. Y
Usia : 36 th
Tidak ada alergi obat
TERAPI FARMAKOLOGI
● Psikoterapi suportif
○ Apresiasi atas kepatuhan berobat selama ini
○ Memperbaiki mekanisme coping terhadap stressor
● Psikoedukasi
○ Mengenai skizofrenia, gejala-gejalanya, dan terapi yang diberikan
○ Mengenai gangguan jiwa dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
● Intervensi keluarga
○ Psikoedukasi keluarga: mengenai skizofrenia, gejala-gejalanya, dan terapi yang diberikan,
pentingnya peran keluarga dalam pengobatan skizofrenia
○ Identifikasi stressor pada keluarga dan upaya mengatasi stresor tersebut
● Perubahan gaya hidup: perubahan pola makan, olahraga 30 menit sehari, 5 hari seminggu → mengurangi
obesitas
● Edukasi sleep hygiene → waktu tidur yang konsisten, suasana yang mendukung tidur, menghindari
banyak aktivitas sebelum tidur, menghindari menggunakan tempat tidur untuk aktivitas lain
PSIKOTERAPI
Premorbid
Riwayat gangguan dalam keluarga : (tidak ada) :
Baik
Dukungan keluarga/sosial : (ada) :
Baik
Status sosial ekonomi : (cukup)
: Baik
Morbid
Onset usia : (Dewasa)
: Baik
Jenis penyakit : (Psikotik)
: Buruk
Perjalanan penyakit : (Kronik)
: Buruk
PROGNOSIS
Ad Vitam : bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad malam
PROGNOSIS
MASALAH BIOPSIKOSOSIAL
1. Biological : Ketidakseimbangan zat biokimia
(Neurotransmitter serotonin dan dopamine)
2. Psychological : Perasaan ingin makan terus menerus, bingung
3. Social : Mendapat teguran saat bekerja, kehilangan
orang tuanya
TINJAUAN PUSTAKA
● “Merupakan sebuah gangguan jiwa yang kompleks dengan berbagai
ekspresi fenotip.”
● “Sekelompok gangguan dengan etiologi yang heterogen dimana
memiliki presentasi klinis, respon pengobatan, dan perjalanan penyakit
yang beragam.”
Pendahuluan : Skizofrenia
● Hampir 1% penduduk di dunia
menderita skizofrenia selama
hidup mereka
● Umumnya muncul pada usia
remaja akhir atau dewasa muda
● Awitan pada laki-laki muncul lebih
awal
● 50% pasien skizofrenia menalami
disabilitas hampir seumur hidup
Pendahuluan
→ Multifaktor
Buku ajar psikiatri. 3rd edition. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2017
Faktor genetik
● Skizofrenia dapat diturunkan
● Risiko terjadi skizofrenia:
○ Kembar monozigot 40-50%
○ Saudara kandung/kembar dizigot
10%
○ Anak dari kedua orang tua
skizofrenia 30-40%
○ Anak dari salah satu orang tua
skizofrenia 10%
Faktor keluarga
● Dinamika keluarga yang kacau
meningkatkan kekambuhan
● Hostile, kecemasan berlebihan, terlalu ikut
campur, sangat protektif, sangat pengeritik
Gangguan neurotransmitter
Hipotesis dopamin
● Hiperaktivitas dopamin di sistem limbik → gejala positif
● Atas dasar: efektivitas APG-I, adanya psikosis karena
amfetamin (amfetamin memicu pelepasan dopamin
sentral), peningkatan receptor D2 di nukleus kaudatus,
nukleus akumben, putamen pada skizofrenia
Hipotesis glutamat
● Kadar glutamat rendah di kortiko-striatal → kadar
dopamin meningkat di ganglia basalis → gejala positif
dan negatif
● Atas dasar: adanya psikosis karena amfetamin dan
fensiklidin (menghambat kanal ion reseptor NMDA)
Hipotesis serotonin dan norepinefrin
● Peningkatan serotonin di SSP dan NE di forebrain
limbik
● Atas dasar: gejala membaik karena pemberian APG-II
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi dan Patogenesis
Gangguan morfologi dan fungsional otak
● Tidak ada gangguan otak patognomonik di
pasien skizofrenia
○ Pelebaran ventrikel III & lateral, atropi
bilateral lobus temporal medial,
gangguan girus parahipokampus,
hipokampus, amigdala, disorientasi
spasial sel piramid hipokampus
● Lokasi otak terganggu → gangguan perilaku
skizofrenia
○ Hipokampus → defisit memori
○ Atropi lobus frontal → gejala negatif
○ Korteks prefrontal → defisit memori,
persepsi, atensi
→ Multifaktor
Gangguan imunitas
● Perubahan morfologi
limfosit, gangguan
kadar sel T,
peningkatan/penuruna
n kadar Y-globulin,
peningkatan sitokin
● Mekanisme autoimun
→ terjadi skizofrenia
Faktor kehamilan
● Pasien dengan
skizofrenia memiliki
insiden komplikasi
persalinan tinggi
● BBLR, prematur
Alur Diagnosis
Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
Gangguan penilaian realita yang mengakibatkan
gangguan fungsi dan penderitaan
Adanya kondisi medis umum yang secara fisiologis
mempengaruhi SSP:
● Penyakit herediter/kongenital
● Infeksi
● Trauma
● Gangguan vaskular
● Penyakit degeneratif atau autoimun
● Gangguan metabolik-endokrin
● Keganasan
Adanya riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif atau
alkohol:
● Alkohol
● Amfetamin
● Kanabis/marijuana
● Halusinogen
● Inhalan
● Berlangsung min. 1 bulan
● Disertai tilikan yang buruk
● Tidak ditemukan gejala yang sesuai skizoafektif,
gangguan mood mayor, autisme
F0 Gangguan mental organik
● F05 Delirium
● F00-F03 Demensia
● F06 Gangguan psikotik organik
F1 Gangguan mental akibat penggunaan alkohol
dan zat psikoaktif
● F20.0 Skizofrenia paranoid
● F20.1 Skizofrenia hebefrenik
● F20.2 Skizofrenia katatonik
● F20.3 Skizofrenia tak terinci
● F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
● F20.5 Skizofrenia residual
● F20.6 Skizofrenia simpleks
● F20.7 Skizofrenia lain
● F20.8 Skizofrenia YTT
F2 Gangguan skizofrenia
F20 Skizofrenia
Diagnosis Skizofrenia (PPDGJ-III)
Minimal 1 gejala yang jelas
(A) Thought echo, thought insertion or withdrawal,
thought broadcasting
(B) Delusion of control, delusion of influence, delusion
of passivity, delusional perception
(C) Halusinasi auditorik: komentar terus menerus
terhadap perilaku pasien; mendiskusikan perihal pasien
di antara mereka sendiri; suara dari salah satu bagian
tubuh
(D) Waham menetap jenis lain yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil
Minimal 2 gejala yang ada secara jelas
(E) Halusinasi yang menetap dari panca indera apapun +
● waham mengambang atau setengah terbentuk tanpa
kandungan afektif jelas;
● ide berlebihan;
● terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus menerus.
(F) Arus pikir terputus atau mengalami sisipan yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme
(G) Perilaku katatonik: gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu
(posturing), fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, stupor
(H) Gejala negatif: sangat apatis, bicara jarang, respons
emosional menumpul atau tidak wajar menyebabkan penarikan
diri dari sosial yang jelas tidak disebabkan depresi atau
medikasi neuroleptika
● Berlangsung minimal selama 1 bulan
● Perubahan konsisten dan bermakna dari beberapa aspek perilaku pribadi: hilang minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial
Diagnosis Skizofrenia (DSM-V)
(A) Min. 2 gejala dengan min. 1 dari 3 gejala teratas
● Waham
● Halusinasi
● Pembicaraan yang terdisorganisasi
● Perilaku disorganisasi atau katatonik
● Gejala negatif (avolisi, gangguan emosi
tumpul)
(B) sejak onset gejala, terjadi penurunan fungsi
kehidupan, misalnya pekerjaan, hubungan
interpersonal, perawatan diri
(C) Gejala menetap selama minimal 6 bulan. Harus
terdapat gejala kriteria A yang berlangsung minimal
1 bulan.
(D) Gangguan skizoafektif dan gangguan
bipolar atau depresi dengan gejala psikotik
telah disingkirkan
(E) gejala tidak timbul akibat penyalahgunaan
zat atau kondisi medis lain
(F) Bila ada riwayat autism spectrum disorder
atau gangguan komunikasi onset pada masa
kanak-kanak maka diagnosis skizofrenia
hanya ditegakkan bila terdapat waham atau
halusinasi yang menonjol
Tipe Skizofrenia (PPDGJ-III)
F20.0 F20.1 F20.2
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia
Hebefrenik
Skizofrenia Katatonik
F20.3 F20.4 F20.5
Skizofrenia Tak
Terinci
Depresi Pasca-
skizofrenia
Skizofrenia Residual
F20.6 F20.7 F20.8
Skizofrenia Simpleks Skizofrenia Lainnya
Skizofrenia Yang Tak
Tergolong
Tipe Skizofrenia (PPDGJ-III)
Skizofrenia
Paranoid
Skizofrenia
Hebefrenik
Skizofrenia
Katatonik
Skizofrenia Tak
Terinci
Halusinasi dan/atau
waham menonjol
Gangguan afek,
dorongan kehendak,
proses pikir menonjol
Gejala katatonik
menonjol (stupor, gaduh
gelisah, posturing,
negativisme, dsb)
Tidak memenuhi kriteria
paranoid, hebefrenik,
katatonik, residual, atau
depresi pasca skizofrenia
Depresi Pasca-
skizofrenia
Skizofrenia
Residual
Skizofrenia
Simpleks
Skizofrenia lain &
YTT
Pasien skizofrenia (min. 1
tahun) + gejala
skizofrenia + gejala
depresif
Gejala negatif menonjol
(psikomotor melambat,
pasif, afek tumpul, dsb)
Gejala negatif tanpa
didahului gejala psikotik;
perubahan perilaku
pribadi; gejala psikotik
kurang jelas
Lain-lain dari yang telah
disebutkan sebelumnya
Fase Terapi
Akut
● Terjadi gejala psikotik aktif
● Tujuan: menghilangkan gejala
psikotik, mencegah tindakan
melukai diri/orang lain
● Durasi: 4-8 minggu
● Tatalaksana
○ Obat yang bekerja
cepat (oral/injeksi)
○ Intervensi psikososial:
menenangkan,
menghilangkan stressor
Stabilisasi
● Kondisi akut terkontrol, tetapi
risiko kekambuhan tinggi
● Tujuan: konsolidasi pencapaian
terapeutik
● Durasi: minimal 6 bulan
● Tatalaksana
○ Obat sama seperti pada
fase akut
○ Intervensi psikososial:
meningkatkan
keterampilan mengelola
gejala
Stabil
● Pasien dalam remisi
● Tujuan: memperbaiki fungsional
● Durasi:
○ Episode 1: 1 tahun
○ Beberapa kali: 5 tahun
○ Agresif: seumur hidup
● Tatalaksana:
○ Obat dosis minimum
yang dapat mencegah
kekambuhan
○ Intervensi psikososial:
rehabilitasi
Tatalaksana:
Algoritma
Tata Laksana Farmakologis
Antipsikotika Generasi I (APG-I)
● Mekanisme aksi: antagonis reseptor dopamin di otak →
nigrostriatal, mesolimbokortikal, tubuloinfundibuler
● Obat: klorpromazin, haloperidol, trifluoperazin
● Efek samping: hambatan sistem dopamin substansia nigra →
gejala ekstrapiramidal (extrapyramidal symptoms/EPS)
○ Akatisia, distonia akut, parkinsonisme, diskinesia tardiva
○ Tatalaksana: penurunan dosis obat, pemberian
antikolinergik → triheksifenidil 3x2 mg
● Efek samping gawat darurat: Neuroleptic Malignant Syndrome
○ Hipertermia, rigiditas, gangguan otonom
○ Tatalaksana: stop pemberian APG-I, tatalaksana
simtomatik, pemberian dantrium (pelemas otot) 0,8-2,5
mg/kgBB/6 jam
Tata Laksana Farmakologis
Antipsikotika Generasi II (APG-II)
● Mekanisme aksi: antagonis reseptor serotonin dan dopamin di
otak, lebih banyak di jalur mesolimbik
● Obat: risperidon, olanzapin, quetiapin, aripiprazol, klozapin
○ Lini pertama kecuali klozapin
● Efek samping: kelainan metabolik
○ Peningkatan BB, gangguan kardiovaskular
○ Tatalaksana: perubahan gaya hidup
Tatalaksana: Antipsikotika
Bila terjadi efek samping APG-1:
● Penurunan dosis → obat-obat
antikolinergik (tabel) injeksi IM atau IV
→ disarankan mengganti obat ke APG 2
Tatalaksana
0 = Tidak ada risiko atau jarang menimbulkan efek samping pada dosis terapeutik. + = Ringan atau
sesekali menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. ++ = Kadang-kadang menyebabkan efek
samping pada dosis terapeutik. +++ = Sering menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. ? = Data
terlalu terbatas untuk memberikan penilaian dengan yakin.
Terapi Inisial
● Pemberian obat dari dosis minimal kemudian ditingkatkan secara bertahap sampai
tercapai dosis optimal
Terapi Pengawasan
● Dosis optimal dipertahankan (8-10 minggu)
Terapi Pemeliharaan
● Dosis diturunkan secara bertahap hingga mencapai dosis minimal untuk mencegah
kekambuhan
Pada pasien dengan kondisi akut terapi diberikan dalam jangka 2 tahun. Pada kasus kronis
dan beberapa kali kekambuhan dapat diberikan hingga 5 tahun
Tatalaksana: prinsip
Intervensi Psikososial
- Psikoedukasi: mengenai penyakit, tatalaksana yang diberikan, manajemen stres dan pengelolaan gejala,
mekanisme coping, nutrisi, serta pencegahan kekambuhan dan penggunaan zat
- Intervensi keluarga: edukasi, meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah, memperbaiki
komunikasi, mengurangi stres → lingkungan yang mendukung untuk pasien
- Terapi kognitif perilaku: mengembangkan pemahaman mengenai skizofrenia dan mengelolanya secara aktif
- Rehabilitasi: meningkatkan keterampilan pasien dalam bersosialisasi, menjalin relasi dan integrasi ke komunitas,
terdiri atas terapi vokasional, pelatihan keterampilan sosial, dan remediasi kognitif
- Assertive community treatment (ACT): pendayagunaan pelayanan berbasis komunitas dalam membantu pasien
menjalani kegiatan sehari-hari dan mengatasi krisis
- Dukungan sebaya (peer support): support group atau tenaga kesehatan yang sebaya → membantu pasien dalam
bersosialisasi dan menerima masukan terkait terapi
Tata Laksana Non-Farmakologis
Tujuan: menurunkan frekuensi kekambuhan, kebutuhan rawat kembali di rumah sakit,
penderitaan akibat gejala-gejala penyakit, serta meningkatkan kapasitas fungsional,
memperbaiki kualitas hidup, meliputi:
1. Psikoedukasi
2. Intervensi Keluarga
3. Intervensi Kognitif Perilaku
4. Rehabilitasi:
○ Pelatihan Keterampilan Sosial
○ Terapi vokasional
○ Remediasi kognitif
○ Dukungan kelompok sebaya
Tatalaksana: Intervensi Psikososial
Suatu rangkaian pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan
keluarga mengenai:
● Perjalanan penyakit,
● Pengenalan gejala,
● Pengelolaan gejala,
● Pengobatan (tujuan pengobatan, manfaat dan efek samping),
● Peran pasien dan keluarga dalam pengobatan,
● Memperkenalkan pasien dan keluarga terhadap perencanaan hidup yang lebih
realistik dan mampu laksana
Psikoedukasi
Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
● Dimulai dengan penilaian terhadap relasi dan fungsi keluarga
● Peningkatan risiko kekambuhan pada keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi
● Meliputi:
○ Edukasi keluarga
○ Meningkatkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah
○ Memperbaiki komunikasi antar anggota keluarga
○ Reduksi stress dan membangun dukungan
Intervensi Keluarga
Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
● Efektif mengurangi penderitaan pasien akibat gejala
● Tujuan:
○ Mengembangkan pemahaman pasien tentang gejala penyakit
○ Mengajak pasien terlibat aktif dalam mengelola penyakit
○ Mengajarkan pasien untuk mengenali faktor pencetus
○ Melatih dan memperkuat keterampilan dalam mengelola gejala
○ Meredakan ketegangan dengan strategi penyelesaian masalah (problem
solving strategy)
Intervensi Kognitif Perilaku
Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
Tujuan:
● Meningkatkan keterampilan pasien dalam bersosialisasi
● Menjalin relasi interpersonal
● Integrasi ke komunitas dan memperoleh keterampilan kerja
Meliputi:
● Pelatihan Keterampilan Sosial
● Terapi vokasional
● Remediasi kognitif
● Dukungan kelompok sebaya
Rehabilitasi
Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
Prognosis
Onset gradual dan
progresif
Onset dini
Riwayat penyakit
terdahulu
Gangguan kognitif
Meski begitu, bunuh diri merupakan penyebab paling umum kematian dini pada skizofrenia,
dengan 2/3 pasien melaporkan setidaknya satu episode ide bunuh diri
Hany M, Rehman B, Azhar Y, Chapman J. Schizophrenia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/
1. Elvira S.D, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. 3rd ed. Jakarta: Badan penerbit FKUI. 2017.
2. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen
Kesehatan. 1993.
3. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. USA: American Psychiatric
Association. 2013.
4. Kusumawardhani AAAA. Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. 2011.
5. Boland RJ, Verduin ML, Ruiz P ed. Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry. 12th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health; 2010
6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi kesehatan jiwa di Indonesia [Internet].
2019 [cited 2022 Jan4]. Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.pdf
7. Hany M, Rehman B, Azhar Y, Chapman J. Schizophrenia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/
Referensi
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 9BAD145B77F8F3CF7ECD6C8095488BE8393735B5

Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdfLapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
gabriella946536
 

Similar to 9BAD145B77F8F3CF7ECD6C8095488BE8393735B5 (20)

Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
gangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruhgangguan cemas menyeluruh
gangguan cemas menyeluruh
 
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdfLapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
Lapkas ISIP - Ensefalopati Dengue - Maria Gabriella Ananta.pdf
 
115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final
 
24313200 asuhan-kebidanan-persalinan-normal
24313200 asuhan-kebidanan-persalinan-normal24313200 asuhan-kebidanan-persalinan-normal
24313200 asuhan-kebidanan-persalinan-normal
 
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
 
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
 
237346908 case
237346908 case237346908 case
237346908 case
 
Askep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaAskep kelompok cempaka
Askep kelompok cempaka
 
Chd
ChdChd
Chd
 
Chd AKPER PEMKAB MUNA
Chd AKPER PEMKAB MUNA Chd AKPER PEMKAB MUNA
Chd AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep chd
Askep chdAskep chd
Askep chd
 
Bab 2 asuhan keperawatan dewasa
Bab 2 asuhan keperawatan dewasaBab 2 asuhan keperawatan dewasa
Bab 2 asuhan keperawatan dewasa
 
CBD Skizofrenia.docx
CBD Skizofrenia.docxCBD Skizofrenia.docx
CBD Skizofrenia.docx
 
kasus kelompok 1 sahat-rudy.pptx
kasus kelompok 1 sahat-rudy.pptxkasus kelompok 1 sahat-rudy.pptx
kasus kelompok 1 sahat-rudy.pptx
 
Askep chd AKPER PEMKAB MUNA
Askep chd AKPER PEMKAB MUNA Askep chd AKPER PEMKAB MUNA
Askep chd AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep brongkhopneumonia AKPER PEMDA MUNA
Askep brongkhopneumonia AKPER PEMDA MUNA Askep brongkhopneumonia AKPER PEMDA MUNA
Askep brongkhopneumonia AKPER PEMDA MUNA
 
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
 
Pengkajian perawatan anak difteri
Pengkajian  perawatan anak difteriPengkajian  perawatan anak difteri
Pengkajian perawatan anak difteri
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 

Recently uploaded

Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 

Recently uploaded (20)

HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 

9BAD145B77F8F3CF7ECD6C8095488BE8393735B5

  • 1. Case Based Discussion“Psychotic” Pembimbing : dr. Kornelis Ibrawansyah, M.Sc, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 24 JULI - 12 AGUSTUS 2023 Oleh : Hening Ciptiany Pertiwy 30101700072 Olifiarsy Wiet Ramadhanti 30101700139 Yudhistira Adhi Nugraha 30101700180 Dyah Wahyu Ambarwati 30101800051 Mohammad Rayhan 30101800105 Nafisa Majid Tamara Rossa 30101800122 Nurifani Chaerun Nisa 30101800133 Putri Ayu Sekar Ramadhan 30101800141 Rahma Putri Nastiti 30101800144 Avelia Ayu Praniwi 30101900039
  • 2. Identitas Pasien Nama : Tn. YM Usia : 36 tahun Tanggal Lahir : Semarang, 20 Januari 1987 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Candirejo (alamat lengkap ada pada penulis) Agama : Islam Pendidikan terakhir : STM Pekerjaan : Tidak bekerja Status Perkawinan : Belum menikah Tanggal Masuk : 22 Juli 2023 No. rekam medis : 001XXXXX
  • 3. KELUHAN UTAMA Bicara sendiri, makan berlebihan, dan meresahkan warga
  • 4. RIWAYAT PSIKIATRI Alloanamnesis Tanggal 1 Agustus 2023 via Telepon Autoanamnesis Tanggal 1 Agustus 2023 di bangsal Puntadewa RSJ. Prof. dr. Soerojo Magelang
  • 5. Alloanamnesis • 18 tahun yang lalu, pasien mengalami perubahan perilaku pertama kalinya berupa menarik diri dari lingkungan, tidak memiliki rasa empati dan suka melakukan gerakan yang berulang-ulang. Pasien juga sering tidak mau mandi, dan harus di motivasi supaya mau mandi. • Awal mulanya, Tahun 2005, pasien lulus dari STM dan melanjutkan pekerjaan di pabrik konveksi di Jogja. Pasien sempat mendapat teguran dari saudaranya (atasannya) karena kinerjanya kurang baik. • Tahun 2006, gejala mulai muncul, seperti suka melakukan gerakan repetitif (tepuk-tepuk tangan), suka menyendiri, tidak merasa sedih ketika ibunya meninggal dan mulai menarik dari pergaulan. Setelah kejadian tersebut, ayah pasien membawa pasien berobat baik melalui guru spiritual maupun ke RSJD dr. Amino. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
  • 6. Alloanamnesis • Tahun 2015 setelah Ayah pasien meninggal, pasien tinggal bersama pamannya. Selama tinggal bersama pamannya pasien suka meminta makan ke tetangga, tidur di serambi masjid dan BAB serta muntah sembarangan. Pasien menunjukan peningkatan nafsu makan. Sehari bisa makan 10x • 2020, pasien dibawa ke Panti sosial Boja, Kendal karena meresahkan warga. • 2023, karena kontrak habis dengan dinas panti sosial. Pasien dipulangkan dan keadaan masih tetap sama. Berdasarkan penuturan keluarga gejala pasien tidak berkurang. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
  • 7. Autoanamnesis Pasien mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Pasien dibawa oleh pamannya ke rumah sakit. Selama dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien tinggal di rumah paman dan tidak melakukan aktivitas apapun selain makan dan merokok. Ketika ditanya tentang perasaannya saat ini, pasien hanya ingin pulang, makan, merokok, dan minum kopi. Pasien juga mengatakan bahwa orang disekitarnya tidak menyukai dirinya karena tidak memberikannya makanan. Pasien merasa dadanya tertekan, serta merasa sakit pada kedua telapak tangan sehingga selalu melakukan gerakan tepuk tangan dan menjentikan jari secara berulang. Pasien juga mengeluhkan sering lapar, sering merasa haus dan sering BAB.
  • 8. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat Gangguan Psikiatri Ada → F 20.0 (sejak tahun 2006) Riwayat Gangguan Medis Umum Riwayat DM (+), obesitas grade II Riwayat Penyalahgunaan Obat, Alkohol dan NAPZA Tidak ada
  • 9. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI Riwayat prenatal dan perinatal Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Keadaan ibu saat hamil dan melahirkan sehat. Kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan. Proses melahirkan berjalan lancar. Riwayat masa kanak (1-3 tahun) Minum susu formula sejak lahir, perkembangan dan pertumbuhan baik Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (4-11 tahun) Pasien sejak kecil, sulit diatur. Namun, memiliki banyak teman, supel, periang serta taat beragama Riwayat masa kanak akhir remaja (12-18 tahun) Pasien memiliki banyak teman dan aktif bersosialisasi. Pasien merokok saat mulai bekerja di konveksi
  • 10. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan : Pendidikan terakhir pasien STM b. Riwayat pekerjaan : 2006 bekerja sebagai karyawan konveksi c. Riwayat pernikahan : Belum menikah d. Riwayat keagamaan : Pasien dibesarkan dalam keluarga Islam. Pasien dahulu rutin beribadah, keluarga pasien juga taat beribadah. e. Riwayat hukum : Tidak ada f. Riwayat sosial : Pasien memiliki banyak teman, senang bersosialisasi Namun sejak tahun 2005, saat pasien bekerja di pabrik. Pasien sempat berkonflik dengan atasannya yang merupakan saudara pasien.
  • 11. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI Riwayat Masa Dewasa f. Riwayat Kemiliteran : Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan kemiliteran maupun wajib militer. g. Riwayat psikoseksual : Pasien dibesarkan sebagai anak laki-laki, tidak ada kelainan dalam perkembangan seksual. Pasien merupakan heteroseksual. Pasien belum pernah berpacaran. Pasien menyadari dan menerima dirinya sebagai laki-laki. h. Situasi hidup sekarang : Pasien tinggal bersama paman, bibi, nenek, serta keponakannya
  • 12. Riwayat Keluarga Penyakit psikiatri : Tidak ada Kanker getah bening : Ibu pasien TB Paru : Ayah pasien Riwayat mimpi dan fantasi Tidak ada
  • 14. Dipikirkan: F20.3 Skizofrenia Tak Terinci ● Selama perjalanan penyakitnya, pasien selalu memiliki salah satu gejala skizofrenia ● Saat ini kondisinya sudah lebih buruk dari sebelumnya 2006 2023 2015 2020 PERJALANAN PENYAKIT
  • 16. Kesadaran : Compos mentis TB : 162 cm BB : 124,8 kg IMT : 47,63 kg/m2 TD : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit Keadaan umum : baik Kepala dan Leher : dalam batas normal Thorax : dalam batas normal Abdomen : dalam batas normal Ekstremitas : dalam batas normal Keadaan umum Status Generalis PEMERIKSAAN FISIK Kesan : Obesitas grade II
  • 17. Kepala Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (+) Telinga : Secret (-), penurunan pendengaran (-) Leher : Peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar thyroid (-), pembesaran KGB (-) disfagia(-), akantosis nigricans (+) Thorax Pulmo Inspeksi : Pergerakan hemithoraks dextra et sinistra simetris, retraksi ICS (-), penggunaan otot-otot bantu pernapasan tambahan (-), tidak ada deformitas Palpasi : Stem fremitus hemithoraks dextra et sinistra normal, nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-) Perkusi : sonor seluruh lapang paru Auskultasi: suara dasar vesikuler (+ / +), ronki- / -, wheezing - / -
  • 18. Thorax Jantung Inspeksi : Ictus cordis tak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Cardiomegaly (-), batas jantung normal Auskultasi : BJ I-II murni reguler, bising jantung (-) Abdomen Inspeksi : Tampak cembung, tidak ada benjolan, striae (+) Auskultasi : Bising usus (+) normal Perkusi : Timpani (+) pada 4 kwadran Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), lien dan ginjal tidak teraba dalam pemeriksaan Ekstremitas Akral dingin (-/-), CRT < 2 detik, edema (-/-)
  • 19. ● Penampilan : Tampak seorang laki - laki usia 36 tahun, kesan sesuai usia, rawat diri kurang ● Sikap : kooperatif ● Tingkah laku : normoaktif ● Mood & Afek : Mood : disforik Afek : tumpul Kesesuaian : tidak sesuai PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ● Pembicaraan : Kualitas : inkoheren Kuantitas : cukup ● Atensi : Sulit ditarik ● Kontak Psikis : Tidak dapat mempertahankan kontak mata
  • 20. ● Persepsi Halusinasi : suara (auditorik) Ilusi : tidak ada ● Pikiran Arus pikir : flight of idea Isi pikir : preokupasi Bentuk pikir : non-realistik PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ● Orientasi Waktu : Baik Tempat : Baik Personal : Baik Situasional : Baik ● Tilikan (insight) : Derajat 2 ● Realibilitas : tidak dapat dipercaya
  • 23. DIAGNOSIS BANDING F20.3 Skizofrenia Tak Terinci F20.2 Skizofrenia Katatonik F84.1 Autisme Tak Khas F84.5 Sindrom Asperger
  • 24. DIAGNOSIS BERDASAKAN HIERARKI Blok pada PPDGJ-III Pada pasien ini F0 Gangguan mental organik → terdapat penyakit fisik/kondisi medik yang mempengaruhi SSP Disingkirkan → karena tidak ada riwayat trauma kepala dan tidak berhubungan secara temporal F1 Gangguan mental akibat zat psikoaktif → terdapat penggunaan zat psikoaktif yang secara fisiologis mempengaruhi otak, menyebabkan gangguan mental Disingkirkan → riwayat konsumsi alkohol tidak berhubungan secara temporal F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham → gangguan dasar gejala psikotik + tilikan yang buruk Dipikirkan → ada gejala psikotik berupa halusinasi auditori F20 Skizofrenia → gangguan persepsi, kognitif, distorsi realita Dipikirkan → ada halusinasi auditorik F25 Skizoafektif→ gejala psikotik dan gangguan mood bersamaan Disingkirkan → gejala psikotik tidak disertai perubahan suasana perasaan F3 Gangguan afektif (dengan gejala psikotik) Disingkirkan → gejala mood hampir tidak ada
  • 25. Kriteria F20 Skizofrenia Pada pasien Sedikitnya 1 diantara gejala berikut yang amat jelas, atau sedikitnya dua jika kurang jelas: a Thought echo, thought insertion/withdrawal, dan thought broadcasting Tidak ada b Waham dikendalikan/dipengaruhi/pasivitas atau persepsi delusional Tidak ada c Halusinasi auditorik commenting/conversing/suara halusinasi lain dari salah satu bagian tubuh Ada d Waham menetap lain yang tidak wajar dan mustahil menurut budaya setempat Tidak Ada Atau sedikitnya 2 gejala berikut yang jelas: e Halusinasi menetap apapun disertai waham yang mengambang atau ide-ide berlebihan yang menetap Tidak ada f Arus pikir terputus atau tersisip Tidak ada g Perilaku katatonik: gaduh-gelisah, sikap tubuh tertentu, fleksibilitas serea, negativisme, mutisme, stupor Ada→ tepok tangan h Gejala negatif Tidak ada Gejala-gejala di atas selalu ada secara jelas selama sekurang-kurangnya 1 bulan Ada
  • 26. Subtipe Skizofrenia Pada pasien ini F20.0 Skizofrenia Paranoid → halusinasi dan waham menonjol Disingkirkan → halusinasi, waham tidak menonjol F20.1 Skizofrenia Hebefrenik → perilaku tidak bertanggung jawab, afek dangkal, disorganisasi Disingkirkan → tidak ada perilaku tidak bertangguang jawab F20.2 Skizofrenia Katatonik → gangguan psikomotor (stupor, mutisme, gelisah, negativisme) Disingkirkan → tidak ada gangguan psikomotor F20.3 Skizofrenia Tak Terinci → tidak memenuhi kriteria lain DIpikirkan → memenuhi kriteria umum skizofrenia tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia lainnya F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia → skizofrenia dalam 12 bln terakhir, depresi menonjol Disingkirkan → tidak ada gejala mood F20.5 Skizofrenia Residual → riwayat gejala psikotik jelas, sisa gejala negatif Disingkirkan → tidak ada gejala negatif F20.8 Skizofrenia Simpleks → gejala negatif progresif Disingkirkan → tidak ada gejala negatif
  • 27. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I : F20.3 Skizofrenia Tak Terinci Aksis II : F60.1 Gangguan Kepribadian Skizoid Aksis III : DM, obesitas grade II Aksis IV: Masalah pekerjaan dan keluarga Aksis V : 41-50 Gejala berat, serius dan disabilitas berat
  • 28. Magelang, 3 Agustus 2023 R/ Aripiprazole tab 15 mg No XXX S 1 dd tab 1 p.c ------------------------------------------- Rsy R/ Metformin tab 500 mg No LX S 2 dd tab 1 p.c -------------------------------------------Rsy Pro : Tn. Y Usia : 36 th Tidak ada alergi obat TERAPI FARMAKOLOGI
  • 29. ● Psikoterapi suportif ○ Apresiasi atas kepatuhan berobat selama ini ○ Memperbaiki mekanisme coping terhadap stressor ● Psikoedukasi ○ Mengenai skizofrenia, gejala-gejalanya, dan terapi yang diberikan ○ Mengenai gangguan jiwa dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ● Intervensi keluarga ○ Psikoedukasi keluarga: mengenai skizofrenia, gejala-gejalanya, dan terapi yang diberikan, pentingnya peran keluarga dalam pengobatan skizofrenia ○ Identifikasi stressor pada keluarga dan upaya mengatasi stresor tersebut ● Perubahan gaya hidup: perubahan pola makan, olahraga 30 menit sehari, 5 hari seminggu → mengurangi obesitas ● Edukasi sleep hygiene → waktu tidur yang konsisten, suasana yang mendukung tidur, menghindari banyak aktivitas sebelum tidur, menghindari menggunakan tempat tidur untuk aktivitas lain PSIKOTERAPI
  • 30. Premorbid Riwayat gangguan dalam keluarga : (tidak ada) : Baik Dukungan keluarga/sosial : (ada) : Baik Status sosial ekonomi : (cukup) : Baik Morbid Onset usia : (Dewasa) : Baik Jenis penyakit : (Psikotik) : Buruk Perjalanan penyakit : (Kronik) : Buruk PROGNOSIS
  • 31. Ad Vitam : bonam Ad Fungsionam : dubia ad bonam Ad Sanationam : dubia ad malam PROGNOSIS
  • 32. MASALAH BIOPSIKOSOSIAL 1. Biological : Ketidakseimbangan zat biokimia (Neurotransmitter serotonin dan dopamine) 2. Psychological : Perasaan ingin makan terus menerus, bingung 3. Social : Mendapat teguran saat bekerja, kehilangan orang tuanya
  • 34. ● “Merupakan sebuah gangguan jiwa yang kompleks dengan berbagai ekspresi fenotip.” ● “Sekelompok gangguan dengan etiologi yang heterogen dimana memiliki presentasi klinis, respon pengobatan, dan perjalanan penyakit yang beragam.” Pendahuluan : Skizofrenia
  • 35. ● Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka ● Umumnya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda ● Awitan pada laki-laki muncul lebih awal ● 50% pasien skizofrenia menalami disabilitas hampir seumur hidup Pendahuluan
  • 36. → Multifaktor Buku ajar psikiatri. 3rd edition. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2017 Faktor genetik ● Skizofrenia dapat diturunkan ● Risiko terjadi skizofrenia: ○ Kembar monozigot 40-50% ○ Saudara kandung/kembar dizigot 10% ○ Anak dari kedua orang tua skizofrenia 30-40% ○ Anak dari salah satu orang tua skizofrenia 10% Faktor keluarga ● Dinamika keluarga yang kacau meningkatkan kekambuhan ● Hostile, kecemasan berlebihan, terlalu ikut campur, sangat protektif, sangat pengeritik Gangguan neurotransmitter Hipotesis dopamin ● Hiperaktivitas dopamin di sistem limbik → gejala positif ● Atas dasar: efektivitas APG-I, adanya psikosis karena amfetamin (amfetamin memicu pelepasan dopamin sentral), peningkatan receptor D2 di nukleus kaudatus, nukleus akumben, putamen pada skizofrenia Hipotesis glutamat ● Kadar glutamat rendah di kortiko-striatal → kadar dopamin meningkat di ganglia basalis → gejala positif dan negatif ● Atas dasar: adanya psikosis karena amfetamin dan fensiklidin (menghambat kanal ion reseptor NMDA) Hipotesis serotonin dan norepinefrin ● Peningkatan serotonin di SSP dan NE di forebrain limbik ● Atas dasar: gejala membaik karena pemberian APG-II Etiologi dan Patogenesis
  • 37. Etiologi dan Patogenesis Gangguan morfologi dan fungsional otak ● Tidak ada gangguan otak patognomonik di pasien skizofrenia ○ Pelebaran ventrikel III & lateral, atropi bilateral lobus temporal medial, gangguan girus parahipokampus, hipokampus, amigdala, disorientasi spasial sel piramid hipokampus ● Lokasi otak terganggu → gangguan perilaku skizofrenia ○ Hipokampus → defisit memori ○ Atropi lobus frontal → gejala negatif ○ Korteks prefrontal → defisit memori, persepsi, atensi → Multifaktor Gangguan imunitas ● Perubahan morfologi limfosit, gangguan kadar sel T, peningkatan/penuruna n kadar Y-globulin, peningkatan sitokin ● Mekanisme autoimun → terjadi skizofrenia Faktor kehamilan ● Pasien dengan skizofrenia memiliki insiden komplikasi persalinan tinggi ● BBLR, prematur
  • 38. Alur Diagnosis Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011. Gangguan penilaian realita yang mengakibatkan gangguan fungsi dan penderitaan Adanya kondisi medis umum yang secara fisiologis mempengaruhi SSP: ● Penyakit herediter/kongenital ● Infeksi ● Trauma ● Gangguan vaskular ● Penyakit degeneratif atau autoimun ● Gangguan metabolik-endokrin ● Keganasan Adanya riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif atau alkohol: ● Alkohol ● Amfetamin ● Kanabis/marijuana ● Halusinogen ● Inhalan ● Berlangsung min. 1 bulan ● Disertai tilikan yang buruk ● Tidak ditemukan gejala yang sesuai skizoafektif, gangguan mood mayor, autisme F0 Gangguan mental organik ● F05 Delirium ● F00-F03 Demensia ● F06 Gangguan psikotik organik F1 Gangguan mental akibat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif ● F20.0 Skizofrenia paranoid ● F20.1 Skizofrenia hebefrenik ● F20.2 Skizofrenia katatonik ● F20.3 Skizofrenia tak terinci ● F20.4 Depresi pasca-skizofrenia ● F20.5 Skizofrenia residual ● F20.6 Skizofrenia simpleks ● F20.7 Skizofrenia lain ● F20.8 Skizofrenia YTT F2 Gangguan skizofrenia
  • 39. F20 Skizofrenia Diagnosis Skizofrenia (PPDGJ-III) Minimal 1 gejala yang jelas (A) Thought echo, thought insertion or withdrawal, thought broadcasting (B) Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusional perception (C) Halusinasi auditorik: komentar terus menerus terhadap perilaku pasien; mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri; suara dari salah satu bagian tubuh (D) Waham menetap jenis lain yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil Minimal 2 gejala yang ada secara jelas (E) Halusinasi yang menetap dari panca indera apapun + ● waham mengambang atau setengah terbentuk tanpa kandungan afektif jelas; ● ide berlebihan; ● terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. (F) Arus pikir terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme (G) Perilaku katatonik: gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu (posturing), fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, stupor (H) Gejala negatif: sangat apatis, bicara jarang, respons emosional menumpul atau tidak wajar menyebabkan penarikan diri dari sosial yang jelas tidak disebabkan depresi atau medikasi neuroleptika ● Berlangsung minimal selama 1 bulan ● Perubahan konsisten dan bermakna dari beberapa aspek perilaku pribadi: hilang minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial
  • 40. Diagnosis Skizofrenia (DSM-V) (A) Min. 2 gejala dengan min. 1 dari 3 gejala teratas ● Waham ● Halusinasi ● Pembicaraan yang terdisorganisasi ● Perilaku disorganisasi atau katatonik ● Gejala negatif (avolisi, gangguan emosi tumpul) (B) sejak onset gejala, terjadi penurunan fungsi kehidupan, misalnya pekerjaan, hubungan interpersonal, perawatan diri (C) Gejala menetap selama minimal 6 bulan. Harus terdapat gejala kriteria A yang berlangsung minimal 1 bulan. (D) Gangguan skizoafektif dan gangguan bipolar atau depresi dengan gejala psikotik telah disingkirkan (E) gejala tidak timbul akibat penyalahgunaan zat atau kondisi medis lain (F) Bila ada riwayat autism spectrum disorder atau gangguan komunikasi onset pada masa kanak-kanak maka diagnosis skizofrenia hanya ditegakkan bila terdapat waham atau halusinasi yang menonjol
  • 41. Tipe Skizofrenia (PPDGJ-III) F20.0 F20.1 F20.2 Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Hebefrenik Skizofrenia Katatonik F20.3 F20.4 F20.5 Skizofrenia Tak Terinci Depresi Pasca- skizofrenia Skizofrenia Residual F20.6 F20.7 F20.8 Skizofrenia Simpleks Skizofrenia Lainnya Skizofrenia Yang Tak Tergolong
  • 42. Tipe Skizofrenia (PPDGJ-III) Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Hebefrenik Skizofrenia Katatonik Skizofrenia Tak Terinci Halusinasi dan/atau waham menonjol Gangguan afek, dorongan kehendak, proses pikir menonjol Gejala katatonik menonjol (stupor, gaduh gelisah, posturing, negativisme, dsb) Tidak memenuhi kriteria paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau depresi pasca skizofrenia Depresi Pasca- skizofrenia Skizofrenia Residual Skizofrenia Simpleks Skizofrenia lain & YTT Pasien skizofrenia (min. 1 tahun) + gejala skizofrenia + gejala depresif Gejala negatif menonjol (psikomotor melambat, pasif, afek tumpul, dsb) Gejala negatif tanpa didahului gejala psikotik; perubahan perilaku pribadi; gejala psikotik kurang jelas Lain-lain dari yang telah disebutkan sebelumnya
  • 43. Fase Terapi Akut ● Terjadi gejala psikotik aktif ● Tujuan: menghilangkan gejala psikotik, mencegah tindakan melukai diri/orang lain ● Durasi: 4-8 minggu ● Tatalaksana ○ Obat yang bekerja cepat (oral/injeksi) ○ Intervensi psikososial: menenangkan, menghilangkan stressor Stabilisasi ● Kondisi akut terkontrol, tetapi risiko kekambuhan tinggi ● Tujuan: konsolidasi pencapaian terapeutik ● Durasi: minimal 6 bulan ● Tatalaksana ○ Obat sama seperti pada fase akut ○ Intervensi psikososial: meningkatkan keterampilan mengelola gejala Stabil ● Pasien dalam remisi ● Tujuan: memperbaiki fungsional ● Durasi: ○ Episode 1: 1 tahun ○ Beberapa kali: 5 tahun ○ Agresif: seumur hidup ● Tatalaksana: ○ Obat dosis minimum yang dapat mencegah kekambuhan ○ Intervensi psikososial: rehabilitasi
  • 45. Tata Laksana Farmakologis Antipsikotika Generasi I (APG-I) ● Mekanisme aksi: antagonis reseptor dopamin di otak → nigrostriatal, mesolimbokortikal, tubuloinfundibuler ● Obat: klorpromazin, haloperidol, trifluoperazin ● Efek samping: hambatan sistem dopamin substansia nigra → gejala ekstrapiramidal (extrapyramidal symptoms/EPS) ○ Akatisia, distonia akut, parkinsonisme, diskinesia tardiva ○ Tatalaksana: penurunan dosis obat, pemberian antikolinergik → triheksifenidil 3x2 mg ● Efek samping gawat darurat: Neuroleptic Malignant Syndrome ○ Hipertermia, rigiditas, gangguan otonom ○ Tatalaksana: stop pemberian APG-I, tatalaksana simtomatik, pemberian dantrium (pelemas otot) 0,8-2,5 mg/kgBB/6 jam
  • 46. Tata Laksana Farmakologis Antipsikotika Generasi II (APG-II) ● Mekanisme aksi: antagonis reseptor serotonin dan dopamin di otak, lebih banyak di jalur mesolimbik ● Obat: risperidon, olanzapin, quetiapin, aripiprazol, klozapin ○ Lini pertama kecuali klozapin ● Efek samping: kelainan metabolik ○ Peningkatan BB, gangguan kardiovaskular ○ Tatalaksana: perubahan gaya hidup
  • 47. Tatalaksana: Antipsikotika Bila terjadi efek samping APG-1: ● Penurunan dosis → obat-obat antikolinergik (tabel) injeksi IM atau IV → disarankan mengganti obat ke APG 2
  • 48. Tatalaksana 0 = Tidak ada risiko atau jarang menimbulkan efek samping pada dosis terapeutik. + = Ringan atau sesekali menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. ++ = Kadang-kadang menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. +++ = Sering menyebabkan efek samping pada dosis terapeutik. ? = Data terlalu terbatas untuk memberikan penilaian dengan yakin.
  • 49. Terapi Inisial ● Pemberian obat dari dosis minimal kemudian ditingkatkan secara bertahap sampai tercapai dosis optimal Terapi Pengawasan ● Dosis optimal dipertahankan (8-10 minggu) Terapi Pemeliharaan ● Dosis diturunkan secara bertahap hingga mencapai dosis minimal untuk mencegah kekambuhan Pada pasien dengan kondisi akut terapi diberikan dalam jangka 2 tahun. Pada kasus kronis dan beberapa kali kekambuhan dapat diberikan hingga 5 tahun Tatalaksana: prinsip
  • 50. Intervensi Psikososial - Psikoedukasi: mengenai penyakit, tatalaksana yang diberikan, manajemen stres dan pengelolaan gejala, mekanisme coping, nutrisi, serta pencegahan kekambuhan dan penggunaan zat - Intervensi keluarga: edukasi, meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah, memperbaiki komunikasi, mengurangi stres → lingkungan yang mendukung untuk pasien - Terapi kognitif perilaku: mengembangkan pemahaman mengenai skizofrenia dan mengelolanya secara aktif - Rehabilitasi: meningkatkan keterampilan pasien dalam bersosialisasi, menjalin relasi dan integrasi ke komunitas, terdiri atas terapi vokasional, pelatihan keterampilan sosial, dan remediasi kognitif - Assertive community treatment (ACT): pendayagunaan pelayanan berbasis komunitas dalam membantu pasien menjalani kegiatan sehari-hari dan mengatasi krisis - Dukungan sebaya (peer support): support group atau tenaga kesehatan yang sebaya → membantu pasien dalam bersosialisasi dan menerima masukan terkait terapi Tata Laksana Non-Farmakologis
  • 51. Tujuan: menurunkan frekuensi kekambuhan, kebutuhan rawat kembali di rumah sakit, penderitaan akibat gejala-gejala penyakit, serta meningkatkan kapasitas fungsional, memperbaiki kualitas hidup, meliputi: 1. Psikoedukasi 2. Intervensi Keluarga 3. Intervensi Kognitif Perilaku 4. Rehabilitasi: ○ Pelatihan Keterampilan Sosial ○ Terapi vokasional ○ Remediasi kognitif ○ Dukungan kelompok sebaya Tatalaksana: Intervensi Psikososial
  • 52. Suatu rangkaian pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai: ● Perjalanan penyakit, ● Pengenalan gejala, ● Pengelolaan gejala, ● Pengobatan (tujuan pengobatan, manfaat dan efek samping), ● Peran pasien dan keluarga dalam pengobatan, ● Memperkenalkan pasien dan keluarga terhadap perencanaan hidup yang lebih realistik dan mampu laksana Psikoedukasi Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
  • 53. ● Dimulai dengan penilaian terhadap relasi dan fungsi keluarga ● Peningkatan risiko kekambuhan pada keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi ● Meliputi: ○ Edukasi keluarga ○ Meningkatkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah ○ Memperbaiki komunikasi antar anggota keluarga ○ Reduksi stress dan membangun dukungan Intervensi Keluarga Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
  • 54. ● Efektif mengurangi penderitaan pasien akibat gejala ● Tujuan: ○ Mengembangkan pemahaman pasien tentang gejala penyakit ○ Mengajak pasien terlibat aktif dalam mengelola penyakit ○ Mengajarkan pasien untuk mengenali faktor pencetus ○ Melatih dan memperkuat keterampilan dalam mengelola gejala ○ Meredakan ketegangan dengan strategi penyelesaian masalah (problem solving strategy) Intervensi Kognitif Perilaku Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
  • 55. Tujuan: ● Meningkatkan keterampilan pasien dalam bersosialisasi ● Menjalin relasi interpersonal ● Integrasi ke komunitas dan memperoleh keterampilan kerja Meliputi: ● Pelatihan Keterampilan Sosial ● Terapi vokasional ● Remediasi kognitif ● Dukungan kelompok sebaya Rehabilitasi Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Jakarta: PDSKJI. 2011.
  • 56. Prognosis Onset gradual dan progresif Onset dini Riwayat penyakit terdahulu Gangguan kognitif Meski begitu, bunuh diri merupakan penyebab paling umum kematian dini pada skizofrenia, dengan 2/3 pasien melaporkan setidaknya satu episode ide bunuh diri Hany M, Rehman B, Azhar Y, Chapman J. Schizophrenia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/
  • 57. 1. Elvira S.D, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. 3rd ed. Jakarta: Badan penerbit FKUI. 2017. 2. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan. 1993. 3. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 5th ed. USA: American Psychiatric Association. 2013. 4. Kusumawardhani AAAA. Konsensus penatalaksanaan gangguan skizofrenia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. 2011. 5. Boland RJ, Verduin ML, Ruiz P ed. Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry. 12th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2010 6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi kesehatan jiwa di Indonesia [Internet]. 2019 [cited 2022 Jan4]. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.pdf 7. Hany M, Rehman B, Azhar Y, Chapman J. Schizophrenia. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/ Referensi