Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan permukiman berkelanjutan di Indonesia, termasuk upaya pemerintah untuk mencapai target 100-0-100 (100% akses air minum, 0% kawasan kumuh, 100% akses sanitasi), tantangan yang dihadapi, dan peran penggiat permukiman berkelanjutan dalam mendukung pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

1. Disampaikan dlm acara Matrikulasi Penggiat Permukiman Berkelanjutan Hotel Sahid, 28 Sept – 1 Okt 2014

2. 1.
Latar Belakang
2.
Permasalahan & Tantangan
3.
Maksud dan Tujuan HAPI
4.
Deklarasi HAPI
5.
Komponen Anggota HAPI
6.
Sasaran
7.
Penggiat Permukiman Berkelanjutan
8.
Peran Penggiat Permukiman Berkelanjutan

3. 1.
Permasalahan pengembangan permukiman khususnya di perkotaan merupakan persoalan kompleks yang hanya bisa diatasi dengan penanganan secara komprehensif,
2.
Ditjen Cipta Karya berkomitmen mendukung pelaksanaan perbaikan permukiman di perkotaan dengan penetapan target RPJMN Bidang Cipta Karya 2015-2019 dengan program prakarsa permukiman 100-0-100 (Target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak) untuk mewujudkan pengembangan permukiman yang berkelanjutan.
3.
Ditjen Cipta Karya meyakini bahwa upaya keberhasilan mencapai target RPJMN 2015-2019 Bidang Cipta Karya (100-0-100) akan ditentukan oleh kontribusi peran pemerintah kota/kab, pihak swasta dan peran serta masyarakat karena terbatasnya APBN.
4.
Salah satu strategi Peningkatan kontribusi dan peran Pemda, pihak swasta dan peran serta masyarakat telah dideklarasikan pembentukan HAPI (Habitat Agenda Partners Indonesia) pada tanggal 20 Juni 2014 di Jakarta oleh Pemerintah Pusat, Pemda, Dunia Usaha, Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pakar, Wanita, generasi muda.
1

4. 1.
Capaian akses aman air minum sebesar 67%, kawasan kumuh masih 12% dan akses sanitasi layak sebesar 59% membutuhkan upaya yang sangat keras untuk mencapai target permukiman 100-0-100.
2.
Pemerintah daerah belum menjadikan target Permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, sebagai prioritas program pemda;
3.
Pihak Swasta masih belum optimal dukungannya untuk mewujudkan pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan;
4.
Masyarakat masih belum memahami perannya dalam mewujudkan Permukiman yang layak huni dan berkelanjutan secara komprehensif dan terpadu lintas sektor;
5.
Asset-asset berbagai Program DJCK (P2KP/PNPM Perkotaan, Pamsimas, USRI, dll) yang ada di Pemda dan masyarakat (Konsultan, Koordinator Kota, Assisten2 Korkot dan Fasilitator), perlu diarahkan secara sinergis dalam mewujudkan target 100-0-100.
2

5. Maksud dan Tujuan
3
MAKSUD Mengatasi permasalahan terkait human settlement development dengan pendekatan bottom-up
TUJUAN
•
Menggalang potensi seluruh stakeholders di bidang permukimandan perkotaan nasional;
•
Memperkuat peran Indonesia di forum-forum Internasional dalam hal penanganan permukiman;
•
Mewujudkan urban agenda di Indonesia;
•
Terwujudnya visi pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan di Indonesia.

6. DEKLARASI
4
DEKLARASI KEMITRAAN AGENDA HABITAT INDONESIA (HABITAT AGENDA PARTNERS INDONESIA) Dengan didasarkan pada keinginan dan kepedulian untuk menjawab tantangan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, termasuk air minum dan sanitasi, dalam upaya mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, kami dari berbagai unsur, yaitu perguruantinggi, asosiasi, lembaga swadaya masyarakat, badan usaha, organisasi wanita, generasi muda, profesional, serta Pemerintah dan pemerintah daerah, pada hari ini, Jumat tanggal 20 Juni 2014 telah bersepakat untuk membentuk: KEMITRAAN AGENDA HABITAT INDONESIA (HABITAT AGENDA PARTNERS INDONESIA) Melalui Kemitraan ini, kami bertekad untuk terus menggalang potensi dan memberikan kontribusi dalam pelaksanaan Agenda Habitat, serta mendorong dan memperkuat upaya pemerintah dalam mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sehat, aman, nyaman, produktif, dan sejahtera baik secara fisik, ekonomi, maupun sosial budaya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkah dan karunia-Nya. Jakarta, 20 Juni 2014 Atas nama seluruh deklarator Kemitraan Agenda Habitat Indonesia

7. KOMPONEN ANGGOTA
5
Keanggotaan Habitat Agenda Partners
Pemerintah Pusat
Perguruan Tinggi
Sektor Swasta
Pemerintah Daerah
Forum
Seknas Habitat Indonesia
Generasi Muda
Asosiasi
Organisasi Non- Pemerintah
Pakar

8. 
Terbentuknya Penggiat Permukiman Berkelanjutan (City Changers) di setiap Kota/Kabupaten

Terbentuknya HAPI (Habitat Agenda Partners Indonesia) di daerah sebagai wadah penggerak permukiman berkelanjutan
SASARAN
6

9. 1.
Penggiat Permukiman Berkelanjutan, adalah orang- orang yang yang memiliki kemauan dan kepedulian serta mampu melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan
2.
Penggiat Permukiman Berkelanjutan, berperan sebagai inovator , motivator, fasilitator dan penggerak pembangunan kota, untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan;
7

10. 1.
Sebagai Inovator: Membuat ide-ide untuk perbaikan lingkungan, revitalisasi dan pembangunan kawasan permukiman untuk menunjang pencapaian target 100-0-100
2.
Sebagai Motivator : Menyebarluaskan pemahaman dan penyadaran kepada para pemangku kepentingan di daerah untuk pelaksanaan ide-ide pengembangan permukiman, terutama pencapaian target 100-0-100.;
3.
Sebagai Fasilitator: Memfasilitasi terwujudnya kerja sama antar pemangku kepentingan untuk tercapainya sinergi pembangunan dalam pencapaian target 100-0-100;
4.
Sebagai Penggerak: Aktif menggerakkan Habitat Agenda Partners di daerah dan Memberikan masukan kepada pemerintah daerah (Walikota/Bupati dan DPRD) dalam rangka percepatan pengembangan Permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, khususnya percepatan pencapaian target 100-0-100;
8

11. Kel. Podosugih, Kota pekalongan Jateng