SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
1
MODUL
PERILAKU ORGANISASI
Oleh :
Satria Novari, M.kom
Akademi Manajemen informatika dan Komputer
“AKMI” Baturaja
2012
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puju syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, yang telah memkberikan nikmat
kesehatan serta kesempatan yangdiberikan hingga dapat menyelesaikan pembuatan modul Perilaku
Organisasi ini.
Modul ini disusun untuk membantu para mahasiswa dalam mencari referensi kuliah Perilaku organisasi,
serta menambah ilmu pengetahuan.
Didalam Referensi ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu diharapkan
juga agar dapat menambah referensi lain dari berbagai sumber.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassallamu’alaikum, wr, wb
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I TEORI PERILAKU ORGANISASI (1)…………………………… 4
BAB II TEORI PERILAKU ORGANISASI (2)………………………….. 7
BAB III MANUSIA, ORGANISASI DAN MANAJEMEN……………… 9
4
BAB I
TEORI PERILAKU ORGANISASI (1)
Perilaku organisasi merupakan sebuah studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan menerapkan
ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, berarti bahwa PO adalah sebuah bidang keahlian
khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum. PO mengajarkan tiga factor
penentu perilaku dalam organisasi meliputi : Individu, Kelompok dan Struktur.
Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Begitu juga dengan PO.
Variabel dependen adalah factor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksikan dan dipengaruhi
oleh factor-faktor lain. Beberapa variabel dependen dalam PO meliputi : produktivitas, absensi,
turnover, dan kepuasan kerja. Lalu ditambahkan dua variabel lain yaitu perilaku menyimpang di
tempat kerja dan perilaku kewarganegaraan organisasional (organizational citizenship behavior).
Produktivitas.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya dengan
cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. Menurut Bernardin dan
Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input). John Suprihanto (1994:19) mendefinisikan produktivitas
sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang
dipergunakan (input).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :
1) Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai
bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai-nilai
dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan.
2) Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik,
kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan
pembuatan keputusan kelompok.
3) Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan
diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang antara
lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan, pendidikan dan latihan,
pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan,
material, lingkungan kerja, metode kerja.
Mangkir
5
Absenteeism didefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan
kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi pemberi kerja. Tingginya angka ketidakhadiran
merugikan perusahaan karena perusahaan tetap mengeluarkan uang untuk membayar gaji
pegawai, tetapi di sisi lain pegawai tidak memberikan kontribusi apapun pada saat absen.
Dengan demikian, semakin banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai, maka semakin
berkurang produktivitas kerjanya.
Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes adalah :
1. Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan, penekanan terhadap kelompok,
norma kelompok kerja, gaya pemimpin, hubungan antar karyawan, dan kesempatan
untuk maju.
2. Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja
3. Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur, sex dan family size
4. Kepuasan pada situasi kerja
5. Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem insentif, norma
kelompok kerja, etika kerja personal dan komitmen organisasi.
6. Motivasi kehadiran
7. Kemampuan untuk hadir meliputi sakit dan kecelakaan, tanggung jawab keluarga, dan
problem transportasi.
8. Kehadiran karyawan.
Delapan faktor ini merupakan sebuah model konseptual yang didasarkan pada 104 studi tentang
ketidakhadiran (Steers dan Rhodes, 1978; dalam Usmara, 2003:51).
Lihat : Handbook of Organizations, Kajian dan Teori Organisasi, editor Usmara, Penerbit Amara
Books, Yogyakarta.
Turnover
Perputaran karyawan adalah pengunduran diri secara permanen secara sukarela maupun tidak
sukarela dari suatu organisasi. Menurut Mueller (2003: hal 2-5), ada beberapa aspek yang bisa
dipakai sebagi prediktor dari turnover. Yakni:
 Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (External alternatives.).
Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi di saat
mereka memiliki tempat yang menjadi tujuan, maka literatur lebih menekankan pada
persepsi mengenai alternatif eksternal sebagai prediktor dari turnover organisasional.
 Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (Internal alternatives). Menurut
Cable dan Turban (2001) dalam Mueller (2003:hal 2-3) bagi banyak karyawan, minat dan
ketertarikan pada pekerjaan tidak hanya semata didasarkan pada posisi yang tersedia
namun juga konteks organisasi secara keseluruhan. Salah satu konteks organisasional
yang penting tersedianya adalah alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan dan
kualitas pekerjaan yang bisa diacapai dalam organisasi bisa digunakan sebagai indeks
utilitas dari turnover disamping persepsi terhadap alternatif eksternal. Karyawan tidak
akan melakukan turnover dari organisasi jika ia merasa bahwa ia bisa atau mempunyai
6
kesempatan untuk pindah (internal transfer) ke pekerjaan lain, di organisasi yang sama
yang dianggapnya lebih baik.
 Harga /nilai dari perubahan kerja ( Cost of job change) Individu meninggalkan
organisasi seringkali dikarenakan tersedianya alternatif-alternatif yang mendorong
mereka untuk keluar dari organisasi. Namun ada faktor lain yang membuat individu
memilih untuk tetap bertahan, yakni faktor keterikatan (Embeddedness. Individu yang
merasa terikat dengan organisasi cenderung untuk tetap bertahan di organisasi.
Keterikatan menunjukkan pada kesulitan yang dihadap oleh individu untuk berpindah /
mengubah pekerjaan, meski ia mengetahui adanya alternatif yang lebih baik di luar. Salah
satu faktor yang meningkatkan harga dari turnover adalah asuransi kesehatan dan benefit-
benefit yang didapat dari organisasi (misal pensiun dan bonus-bonus). Hubungan
finansial ini juga berkaitan erat dengan komitmen kontinuans (continuance commitment),
yaitu kesadaran karyawan bahwa turnover membutuhkan biaya (Meyer & Allen, 1997)
dalam Mueller (2003: hal 4-5)
 Kejadian-kejadian kritis (Critical Events). Menurut Beachs (1990) dalam Mueller
(2003:10-13), kebanyakan orang jarang memutuskan apakah mereka tetap bertahan di
pekerjaan yang ada ataupun tidak, dan tetap mempertahankan pekerjaan yang sama
sebagai fungsi dari suatu pilihan dibanding suatu kebiasaan. Kejadian-kejadian kritis,
memberikan kejutan yang cukup kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang
kembali situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan nyata. Contoh dari kejadian-
kejadian kritis diantaranya adalah perkawinan, perceraian, sakit atau kematian dari
pasangan, kelahiran anak, kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan seperti diabaikan
dalam hal promosi, menerima tawaran yang lebih menjanjikan atau mendengar tentang
kesempatan kerja yang lain. Semua kejadan-kejadian tersebut bisa meningkatkan atau
menurunkan kecenderungan seseorang untuk turnover, karena setiap kejadian bisa
disikapi secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
Tercakup di dalam kejadian-kejadian kritis adalah :
1. Kejadian yang berulang (continuation events)
2. Kejadian yang bersifat netral (neutral events)
3. Kejadian yang tidak berulang (discontinuation events)
7
BAB II
TEORI PERILAKU ORGANISASI (2)
Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational Citizenship Behavior)
Merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang
karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Organizational
Citizenship Behavior (OCB) ini juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban
formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya, seseorang
yang memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau bonus tertentu, namun
OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu untuk bekerja melebihi apa yang
diharapkan, seperti membantu rekan di saat jam istirahat dengan sukarela adalah salah satu
contohnya.
Kedudukan OCB sebagai salah satu bentuk perilaku extra-role, telah menarik perhatian dan
perdebatan panjang di kalangan praktisi organisasi, peneliti maupun akademisi. Podsakoff (2000)
mencatat lebih dari 150 artikel yang diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah dalam kurun waktu 1997
hingga 1998. Namun demikian, penelitian di lapangan masih meninggalkan beberapa
permasalahan krusial yang menuntut penanganan yang lebih intensif dan menyeluruh.
Beberapa faktor yang mempengaruhi OCB antara lain (Organ, 1995; Sloat, 1999) :
1. Budaya dan iklim organisasi
2. Kepribadian dan suasana hati
3. Persepsi terhadap dukungan organisasional
4. Persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan
5. Masa kerja, dan
6. Jenis Kelamin
Sedangkan Spector (1997, dalam Robbins, 2003:105) menambahkan kepuasan terhadap kualitas
kehidupan kerja sebagai penentu utama dari perilaku kewarganegaraan yang baik dari seorang
karyawan (organizational citizenship behavior-OCB).
Catatan Pribadi : saya sendiri menganggap OCB lebih dipengaruhi oleh kepribadian atau lebih
tepatnya kecerdasan emosi. Dibandingkan faktor2 situasional dan kondisi kerja di atas atau dapat
dijadikan mediator atau perantara dari faktor-faktor di atas. Karena berdasarkan pengalaman
kerja saya selama ini, dapat dilihat bahwa banyak karyawan yang puas dengan kondisi dan
situasi kerja namun tetap tidak memiliki perilaku ekstra seperti ini. Orang-orang yang memiliki
OCB tinggi ini umumnya supel dan ramah, perilaku nya tidak didorong oleh embel-embel duit,
sukarela dan iklas membantu.
8
Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
Kepuasan kerja merupakan penerimaan positif atas kondisi dan situasi kerja.. Tidak seperti
variabel sebelumnya, kepuasan kerja lebih menggambarkan sikap daripada perilaku.
Dijadikannya kepuasan sebagai variabell dependen yang utama didasarkan pada berbagai
penelitian yang memeperlihatkan hubungan kepuasan kerja dengan banyak faktor lain oleh
peneliti PO.
Keyakinan bahwa karyawan yang merasa puas lebih produktif bila dibandingkan dengan
karyawan yang tidak puas telah menjadi prinsip dasar di antara para manager selama bertahun-
tahun, meski pun akhir-kahir ini terdapat keraguan tentang hubungan antara kepuasan – kinerja.
Penelitian yang mendukung berhasil dikumpulkan dari 2.500 unit bisnis yang menemukan bahwa
unit yang mendapat nilai di atas 25 persen dalam survey opini karyawan adalah mencapai rata-
rata 4,6% di atas anggaran penjualan mereka untuk tahun tersebut. Sementara mereka yang
mendapat nilai dibawah 25 persen adalah 0,8 di bawah anggaran. Artinya, memang terdapat
perbedaan yang signifikan dilihat dari kinerja berdasarkan kepuasan kerja.
Namun sebuah model yang dikembangkan oleh Lawyer justru sebaliknya. Dengan mengadopsi
teori pengharapan, Lawyer menyusun sebuah model dengan urutan : Motivasi – Usaha /
Kemampuan – Kinerja – Hasil kerja – Kepuasan. Atau dapat dinyatakan bahwa :
1. Pertama, kekuatan motivasi seseorang untuk berkinerja baik secara langsung nampak dari
usahanya (seberapa keras ia bekerja). Usaha yang dihasilkan ini bisa saja menghasilkan
kinerja yang bagus tepai bisa juga tidak, karena sekurang-kurangnya dua faktor harus
benar jika usaha (effort) harus dikonversikan menjadi kinerja. Pertama, orang tersebut
harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan agar mampu bekerja dengan baik. Jika
kemampuan dan usaha yang tidak tinggi maka tidak akan menghasilkan kinerja yang
baik. Faktor kedua adalah persepsi orang tersebut tentang bagaimana usahanya
dikonversikan dengan sebaik-baiknya menjadi kinerja. Di asumsikan bahwa persepsi ini
dipelajari oleh individu dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama. Persepsi
“bagaimana melakukannya” ini jelas bisa lebar sekali variannya, dan kalau muncul
persepsi salah maka kinerja bisa saja rendah meskipun usaha dan motivasi tinggi.
2. Kedua, ketika terjadi kinerja, individu memperoleh sejumlah hadil dari kerja. Hasil kerja
ekstrinsik yang bisa saja tidak diterima oleh individu
3. Ketiga, sebagai akibat dari diperolehnya hasil kerja dan persepsi yenyang nilai rata-rata
hasil kerja, individu memiliki respon efektif positif atau negatif (kepuasan atau
ketidakpuasan)
4. Keempat, model ini menunjukkan peristiwa yang terjadi mempengaruhi perilaku
organisasi dengan mengubah persepsi E – P,P – O, dan V. Proses ini digambarkan dalam
garis putar umpan balik dan kemudian kembali ke motivasi.
9
BAB III
MANUSIA, ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Saudara Mahasiswa yang saya cintai, selamat berjumpa pada tutorial mata kuliah Perilaku Organisasi
(PO). Pertemuan perdana ini, akan membahas dua materi yaitu tentang Organisasi dan PO dan Perilaku
Individu. Sebelum tutorial ini dimulai, saya berharap Saudara sudah membaca dan memahami Buku
Materi Pokok (BMP) PO, khususnya modul 1 dan modul 2.
ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Modul 1 BMP PO intinya mengupas tentang hubungan atau keterkaitan antara ilmu organisasi dengan
ilmu PO. Buku Materi Pokok 1, terdiri dari 2 Kegiatan Belajar, KB 1berisi tentang gambaran umum
tentang organisasi, khususnya dalam kaitannya dengan manusia dan manajemen, yang terbagi menjadi
tiga sub-pokok bahasan yaitu: (1) pengertian organisasi, karakteristik organisasi, dimensi-dimensi
organisasi, dan proses penciptaan nilai tambah; (2) manfaat organisasi bagi manusia; dan (3) peranan dan
kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang manajer dalam mengelola organisasi. Sedangkan KB 2
membahas gambaran umum PO, dengan topik pembahasan adalah: pengertian PO; tujuan mempelajari
PO; kontribusi disiplin ilmu lain terhadap bidang studi PO; cara menganalisis PO; dan sejarah, trend
perkembangan dan tantangan bidang studi PO dimasa datang.
Kegiatan Belajar 1
Seperti uraian di atas, bahasan pada KB 1 adalah sebagai berikut:
 Pengertian Organisasi: Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon”
yang berarti alat bantu atau instrumen. Hal ini berarti bahwa organisasi pada dasarnya adalah alat
bantu yang sengaja didirikan atau diciptakan untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan-tujuannya.
Organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia (group of people) yang bekerja sama
dalam rangka mencapai tujuan bersama (common goals)1
. Meski definisi ini cukup populer tetapi
banyak ahli mengatakan bahwa definisi ini terlalu sederhana. Masih ada beberapa unsur penting yang
seharusnya menjadi bagian dari esensi dasar organisasi tetapi belum terungkap dalam definisi diatas.
10
Definisi yang lebih komprehensif misalnya diberikan oleh Stephen F. Robbins, David Cherrington
(1989), Jeniffer M. George dan Gareth Jones, Richard Daft yang dapat Saudara baca pada BMP milik
Saudara.
Dari beberapa definisi organisasi yang telah diberikan oleh beberapa pakar diatas maka dapat
disimpulkan bahwa organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut: “Organisasi adalah unit sosial atau
entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan
sekelompok manusia – minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang terkoordinir, teratur dan
terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri yang membedakan
satu entitas dengan entitas lainnya”.
 Karakteristik Organisasi:
Secara umum organisasi mempunyai lima karakteristik utama yakni :
(1) unit/entitas sosial,
(2) beranggotakan minimal dua orang,
(3) berpola kerja yang terstuktur,
(4) mempunyai tujuan yang ingin dicapai,
(5) mempunyai identitas diri.
Penjelasan masing-masing karakteristik silakan Saudara baca pada BMP.
 Dimensi Organisasi:
Secara umum karakter sebuah organisasi dapat dipahami melalui dimensi-dimensi organisasi yang
dibedakan kedalam dua tipe yaitu dimensi struktural dan dimensi kontektual. Dimensi struktural
adalah karakter organisasi yang bersumber pada sisi internal organisasi, sedangkan dimensi
kontektual merupakan karakteristik organisasi secara menyeluruh. Dimensi kontektual merupakan
dimensi yang menjadi faktor penentu bagi keberadaan sebuah organisasi secara menyeluruh dan
berpengaruh terhadap dimensi struktural organisasi. Kedua dimensi ini jika dipahami secara baik
11
dapat bermanfaat untuk memahami organisasi secara keseluruhan, memahami perilaku organisasi dan
bisa menjadi dasar untuk menilai keberhasilan organisasi. Untuk jelasnya dimensi-dimensi tersebut
dapat kita lihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Dimensi struktural dan kontekstual organisasi
 Metafora gunung es – aspek formal dan informal organisasi
Jika kita kembali ke dimensi-dimensi organisasi khususnya dimensi no 1 – tentang formalisasi
organisasi, disana dijelaskan bahwa semakin organisasi memiliki banyak aturan, organisasi menjadi
semakin formal. Demikian sebaliknya semakin sedikit aturan, organisasi menjadi semakin informal.
Penjelasan ini secara tidak langsung menegaskan bahwa baik aspek formal maupun informal
sesungguhnya merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari organisasi – keduanya saling
berinteraksi dan saling memberi pengaruh. Hanya saja kadang-kadang dijumpai sebuah organisasi
yang aspek formalnya jauh lebih dominant ketimbang aspek informalnya. Demikian sebaliknya ada
juga organisasi yang aspek informalnya sangat menonjol seolah-olah organisasi tersebut tidak
membutuhkan aspek formal meski pada kenyataannya kahadiran aspek formal tidak bisa dihindarkan.
Sebagai contoh, organisasi bisnis yang dikelola oleh keluarga – sering disebut sebagai bisnis keluarga
cenderung mengedepankan aspek informal ketimbang formal.
Keberadaan aspek formal dan informal sebuah organisasi digambarkan secara jelas oleh Richard J.
Selfridge and Stanley L. Sokolik sebagaimana dikutip oleh Donald Harvey and Donald Brown2
.
12
Selfridge and Sokolik mengumpamakan organisasi layaknya sebuah gunung es – ada bagian yang
muncul ke permukaan dan bagian lainnya berada dibawah permukaan laut. Dari kedua bagian
tersebut, bagian yang berada dibawah permukaan biasanya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
bagian yang muncul kepermukaan (lihat gambar 1.2). Jika organisasi dimetaforakan dengan gunung
es maka bagian yang berada dibawah permukaan laut identik dengan aspek informal organisasi,
sedangkan bagian yang muncul ke permukaan mencerminkan aspek formal organisasi.
Aspek formal organisasi adalah elemen/komponen organisasi yang mudah diakses orang luar, bersifat
rasional dan sangat berkaitan dengan struktur organisasi. Komponen organisasi ini biasa disebut
sebagai overt component dan terkadang juga disebut hard component (perangkat keras organisasi).
Termasuk dalam komponen formal misalnya: visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi, struktur,
system, posedur, kebijakan, deskripsi kerja, rentang kendali dan pengukuran tingkat efisiensi dan
efektivitas organisasi. Sedangkan yang dimaksud dengan aspek informal organisasi atau covert
component atau soft component (perangkat lunak organisasi) adalah komponen organisasi yang
bersifat tersembunyi (hidden), afektif, berorientasi social dan psikologikal, dan berkaitan dengan
aspek keprilakuan. Diantaranya adalah: Politik dan kekuasaan, Pola hubungan antar personal dan
kelompok, Sentiment dan norma kelompok, Pandangan personal terhadap kompetensi organisasi dan
individu, Persepsi karyawan terhadap kepercayaan organisasional (organizational trust), Persepsi
karyawan terhadap keterbukaan organisasi, Orientasi nilai dan persepsi karyawan, Kepuasan
karyawan, Emotional intelligence, motivasi dan harapan karyawan dan masih banyak lagi aspek
prilaku manusia yang bisa dikategorikan sebagai covert component. Sederhananya, perangkat lunak
organisasi merupakan semua kompnen yang berkaitan langsung dengan dan melekat pada diri
seseorang dan budaya yang melingkupinya.
Komponen organisasi yang bersifat terbuka dan mudah
diakses pihak luar
Komponen organisasi yang tersembunyi, afektif dan
berorientasi social dan psikologikal serta berkaitan
dengan aspek perilaku
Gambar 1 : Metafora gunung es – aspek formal dan informal organisasi
Dengan memahami organisasi layaknya sebuah gunung es dimana aspek fomal dan informal
organisasi selalu hadir berdampingan bisa disimpulkan bahwa kedua komponen ini seharusnya
dikelola secara seimbang agar organisasi bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Para pengelola
13
organisasi tidak bisa begitu saja mengabaikan salah satunya. Meski demikian, dalam praktik,
komponen kedua – perangkat lunak organisasi seringkali luput dari perhatian. Para pengelola
organisasi cenderung lebih memperhatikan komponen pertama karena sifatnya yang mudah
diobservasi pihak luar dan ukuran keberhasilannya sangat jelas. Teori dan konsep dalam ilmu
manajemen pada dasarnya lebih berpihak pada cara pengelolaan organisasi seperti ini. Sejak
dikembangkan pertama kali oleh Frederick Taylor pada awal tahun 1900an, ilmu manajemen lebih
menitikberatkan perhatiannya pada aspek formal atau perangkat keras organisasi. Namun menyadari
bahwa ilmu manajemen yang lebih berorientasi formal bukan tanpa kelemahan, aspek informal
organisasi mulai mendapat perhatian. Dimotori oleh disiplin ilmu psikologi, peran manuisa dalam
kehidupan organisasi mulai dikaji dan ditelaah untuk mendapat simpulan sejauh mana manusia baik
dalam kedudukannya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok harus dipahami,
diarahkan dan bahkan dikendalikan prilakunya sehingga kehadiran manusia didalam organisasi
memberi kontribusi terhadap kinerja organisasi. Dari sinilah manusia sebagai perangkat lunak
organisasi mulai dikelola. Dari sini pula bidang kajian prilaku organisasi mulai mendapat tempat.
 Jenis-jenis organisasi
Dilihat dari alasan mengapa sebuah organisasi didirikan, secara garis besar organisasi bisa dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu organisasi berorientasi ekonomi (biasa disebut sebagai organisasi berorientasi
laba – profit oriented organization) dan organisasi tidak beorientasi ekonomi (disebut organisasi nir
laba – not-for-profit organization). Organisasi berorientasi ekonomi adalah jenis organisasi yang
sengaja didirikan untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan ekonomi, khususnya kebutuhan
ekonomi para pendirinya atau pemilik organisasi tersebut. Masyarakat umum mengenal organisasi
seperti ini sebagai organisasi perusahaan atau secara sederhana disebut perusahaan. Sedangkan
organisasi nir laba (not-for-profit organization), seperti tersirat dari namanya, ukuran keberhasilan
organisasi seperti ini bukan laba melainkan ukuran-ukuran lain sesuai dengan tujuan awal pendirian
organisasi. Demikian juga orientasinya bukan kepada pemilik tetapi kepada para konstituen yang
dilayaninya. Artinya, organisasi nir laba lebih berorientasi kepada kesejahteraan para konstituen
daripada kesejahteraan para pendirinya.
 Peran organisasi bagi kehidupan manusia
14
organisasi didirikan manusia bukan sebagai tujuan akhir melainkan hanya sebagai sarana, dan bukan
untuk siapa-siapa kecuali untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
ada alasan-alasan tertentu mengapa seseorang atau sekelompok orang mendirikan organisasi. Gareth
Jones3
misalnya mengatakan bahwa seseorang mendirikan organisasi pada dasarnya untuk
menciptakan nilai tambah yang berupa produk ataupun jasa dan berbagai macam output yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beberapa kelompok orang yang berbeda kepentingan. Secara
sistemik, proses penciptaan nilai tambah dalam sebuah organisasi terjadi melalui tiga tahap yaitu:
masukan (input), proses transformasi (konversi) dan keluaran (output). Contoh dapat dilihat pada
gambar 2.
 Pelangan Potensial
 Supplier daging, kentang, Milk
Shake
 Masyarakat tempat karywan
direkrut
 Pemerintah
 Kompetitor
 Makanan Cepat Saji
 Pelanggan Yang Puas
 Pemilik KFC yang Puas
15
Proses pembentukan nilai tambah seperti tersebut diatas tentunya tidak bisa dilakukan sendirian oleh
organisasi melainkan harus melibatkan berbagai pihak yang lain yang berbeda kepentingan. Gareth
Jones mengatakan bahwa kelompok yang berbeda kepentingan ini sering disebut sebagai
stakeholders (Pemangku kepentingan). Stakeholders mempunyai motivasi untuk ikut berpartisipasi
dalam organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung karena mereka berharap akan
memperoleh imbalan yang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi yang diberikannya. Imbalan
yang diharapkan stakeholder misalnya: uang, kekuasaan dan status dalam organisasi. Sedangkan
kontribusi yang diberikannya berupa modal, ketrampilan (skill), pengetahuan dan keahlian.
Secara umum stakeholder dapat dibedakan menjadi dua kelompok yakni kelompok yang berada
didalam organisasi (inside organization) dan kelompok yang berada diluar organisasi (outside
organization). Kontribusi dan imbalan masing-masing kelompok dapat dilihat pada table 1.2. BMP
Saudara.
 Manajemen Organisasi
Penjelasan terdahulu mengatakan setiap organisasi, tidak peduli apakah organisasi tersebut adalah
organisasi bisnis (berorientasi laba) atau organisasi tidak berorientasi laba, keduanya pasti
membutuhkan manajemen. Kebutuhan akan manajemen lebih dimaksudkan agar organisasi bisa
berperan sebagai alat bantu manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ada dua ukuran
penting yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan organisasi yaitu efisiensi dan efektifitas
organisasi. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, kedudukan seorang manajer menjadi sangat
penting. Para manajer menempati peran penting di dalam organisasi karena mereka adalah
sekelompok orang yang diberi mandat oleh pemilik organisasi untuk mengelola semua asset
organisasi termasuk didalamnya keuangan, teknologi, sumberdaya manusia dan asset non fisik
lainnya. Melihat peran penting tersebut pada sub-pokok bahasan ini akan dibahas peranan manajer di
dalam organisasi dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer.
 Peranan Manajer Dalam Organisasi
Stakeholder yang berasal dari dalam organisasi (inside stakeholders) terdiri dari tiga kelompok yaitu
pemilik modal (stcokholders), manajer dan karyawan. Komposisi ketiga inside stakeholders dan
16
kedudukan masing-masing komponen berbentuk sebuah piramida seperti tampak pada Gambar 4
sebagai berikut:
Stockholders atau pemilik modal adalah sekelompok orang yang memiliki organisasi menempati
posisi paling atas. Posisi paling atas menunjukkan bahwa pemilik modal mempunyai otoritas paling
tinggi diantara ketiga komponen stakeholders yang berada didalam organisasi. Wujud
kepemilikiannya dinyatakan dalam pemilikan lembar saham (yang bisa dijual belikan). Oleh
karenanya, pemilik modal belum tentu orang yang sejak semula ikut mendirikan organisasi. Meski
demikian merekalah yang menentukan arah tujuan organisasi. Itulah sebabnya ketika terjadi
perubahan kepemilikan organisasi, misalnya karena likuidasi, akuisisi, atau merger dengan organisasi
lain; terjadi perubahan arah tujuan organisasi. Gareth Jones menyatakan bahwa arah tujuan organisasi
yang ditetapkan oleh stockholder disebut sebagai tujuan offisial organisasi dan biasanya dinyatakan
dalam Pernyataan Misi Organisasi (Misssion statement).
Meski sebagai otoritas tertinggi dalam organisasi, pemilik modal biasanya tidak terlibat langsung
dalam kegiatan sehari-hari organisasi. Keberadaan mereka didalam organisasi diwakili oleh
sekelompok orang yang disebut “Dewan Komisaris”. Dewan Komisaris kemudian
menunjuk/mengangkat Manajer Puncak yang diserahi tugas untuk menetapkan “Tujuan operasional”.
Secara berturut-turut, melalui mekanisme yang ada, Manajer Puncak kemudian mengangkat manajer
lainnya dan karyawan organisasi.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa hubungan pemilik modal – manajer adalah hubungan employer –
employee dimana pemilik modal adalah employernya (majikan) dan manajer adalah employeenya
(buruh). Yang barangkali membedakan manajer dari karyawan biasa adalah manajer (khususnya
manajer puncak) memperoleh mandat dari pemilik modal untuk menjaga, mengelola dan
mengembangkan harta milik pemilik modal. Mandat ini diberikan pemilik modal dalam bentuk
keleluasaan para manajer untuk mengambil keputusan yang menyangkut keberadaan organisasi.
17
Sedangkan karyawan biasa umumnya tidak mempunyai akses untuk pengambilan keputusan
organisasi.
Karena status dan otoritas yang dimiliki oleh para manajer, maka manajer mempunyai peranan yang
sangat penting dalam sebuah organisasi. Diantara peran penting yang dimiliki oleh seorang manajer
adalah dalam menentukan tujuan operasional organisasi dimana dasar penentuan tujuan ini adalah
tujuan official organisasi sebagaimana telah ditetapkan oleh stockholders.
 Ketrampilan Manajerial
Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, diantaranya seorang manajer
harus memiliki ketrampilan manajerial (manajerial skills) yang berupa: ketrampilan teknis (technical
skill), ketrampilan hubungan antara manusia (human skill) dan ketrampilan konseptual (conceptual
skill).
Ketrampilan teknis. Ketrampilan teknis adalah kemampuan seseorang untuk mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya, khususnya pengetahuan yang sangat khusus atau spesialis.
Ketrampilan hubungan antar manusia. Kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan
memomtivasi orang lain merupakan ketrampilan hubungan antar manusia yang harus dimiliki oleh
seorang manajer.
Ketrampilan konseptual. Seorang manajer harus mempunyai kesiapan dan kemampuan mental
untuk mengananlisis dan mendiagnosis masalah-masalah yang bersifat kompleks. Ketrampilan
manajer seperti ini disebut ketrampilan konseptual.
Referensi :
Lihat : Mueller ,John Dwight Kammeyer. 2003. Turnover Processes in a Temporal Context:It’s
About Time.
Handbook of Organizations, Kajian dan Teori Organisasi, editor Usmara, Penerbit Amara Books,
Yogyakarta.
18
Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1 & 2. Salemba Empat, Jakarta.
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Buku 1, Cet. 12. Salemba Empat, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasiSiti Sahati
 
Perilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPT Lion Air
 
Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2
Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2
Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2Judianto Nugroho
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasipuguh_wahyu
 
Perilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiPerilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiKaris Yogya
 
Perilaku organisasi
Perilaku  organisasiPerilaku  organisasi
Perilaku organisasiWirausaha
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiMukhrizal Effendi
 
Perubahan organisasi dan manajemen stress
Perubahan organisasi dan manajemen stressPerubahan organisasi dan manajemen stress
Perubahan organisasi dan manajemen stressSeta Wicaksana
 
Bab 3 perilaku organisasi
Bab 3 perilaku organisasiBab 3 perilaku organisasi
Bab 3 perilaku organisasianna arifah
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3
Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3Judianto Nugroho
 
prilaku organisasi- global diversity
prilaku organisasi- global diversityprilaku organisasi- global diversity
prilaku organisasi- global diversityAdie Pamungkas
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6
Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6Judianto Nugroho
 
Tugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBIS
Tugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBISTugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBIS
Tugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBISGimson Lubis
 

What's hot (20)

Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku Organisasi
Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi
Perilaku Organisasi
 
Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2
Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2
Perilaku Organisasi Pertemuan 1 - 2
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiPerilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku  organisasiPerilaku  organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi & sejarah
Perilaku organisasi & sejarahPerilaku organisasi & sejarah
Perilaku organisasi & sejarah
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
 
Bab 16
Bab 16Bab 16
Bab 16
 
Perubahan organisasi dan manajemen stress
Perubahan organisasi dan manajemen stressPerubahan organisasi dan manajemen stress
Perubahan organisasi dan manajemen stress
 
Bab 3 perilaku organisasi
Bab 3 perilaku organisasiBab 3 perilaku organisasi
Bab 3 perilaku organisasi
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3
Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 3
 
prilaku organisasi- global diversity
prilaku organisasi- global diversityprilaku organisasi- global diversity
prilaku organisasi- global diversity
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6
Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 6
 
Tugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBIS
Tugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBISTugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBIS
Tugas 2.fully online.perilaku organisasi.GIMSON LUBIS
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 

Similar to Teori perilaku-organisasi_Novi Catur Muspita

Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannyaSegi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannyaISTA
 
Perilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for ManajemenPerilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for Manajemenmetusalahoke
 
Kepimpinan beretika dalam organisasi sekolah
Kepimpinan beretika dalam organisasi sekolahKepimpinan beretika dalam organisasi sekolah
Kepimpinan beretika dalam organisasi sekolahKPM
 
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasimakalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasiRAMASYAFARADI
 
Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)RAMASYAFARADI
 
Budaya, kreativitas dan inovasi
Budaya, kreativitas dan inovasiBudaya, kreativitas dan inovasi
Budaya, kreativitas dan inovasifahmifrz
 
Partisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasiPartisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasidrsnurhidayat
 
1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptxAASagungRatu
 
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu DepartemenAnalisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemenviamedia21
 
perilaku organisasi
perilaku organisasiperilaku organisasi
perilaku organisasiSomewhere
 
Inisiasi 1
Inisiasi 1Inisiasi 1
Inisiasi 1yundia
 
Bab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur Muspita
Bab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur MuspitaBab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur Muspita
Bab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanLulu Nurul
 

Similar to Teori perilaku-organisasi_Novi Catur Muspita (20)

Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannyaSegi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
 
Perilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for ManajemenPerilaku Organisasi Magister for Manajemen
Perilaku Organisasi Magister for Manajemen
 
Kepimpinan beretika dalam organisasi sekolah
Kepimpinan beretika dalam organisasi sekolahKepimpinan beretika dalam organisasi sekolah
Kepimpinan beretika dalam organisasi sekolah
 
Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA
Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA
Manajemen kep chachang AKPER PEMKAB MUNA
 
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasimakalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)Perilaku organisasi(makalah)
Perilaku organisasi(makalah)
 
Budaya, kreativitas dan inovasi
Budaya, kreativitas dan inovasiBudaya, kreativitas dan inovasi
Budaya, kreativitas dan inovasi
 
Partisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasiPartisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasi
 
Perilaku Organisasi.pdf
Perilaku Organisasi.pdfPerilaku Organisasi.pdf
Perilaku Organisasi.pdf
 
1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx
 
Peror sap 1
Peror sap 1Peror sap 1
Peror sap 1
 
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu DepartemenAnalisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
 
perilaku organisasi
perilaku organisasiperilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Pertemuan 13&14
Pertemuan 13&14Pertemuan 13&14
Pertemuan 13&14
 
Inisiasi 1
Inisiasi 1Inisiasi 1
Inisiasi 1
 
Bab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur Muspita
Bab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur MuspitaBab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur Muspita
Bab 3 perilaku individu dalam kelompok_Novi catur Muspita
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasiPengembangan organisasi
Pengembangan organisasi
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Pengertian manajemen
Pengertian manajemenPengertian manajemen
Pengertian manajemen
 

More from Universitas Islam Balitar

Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur MuspitaPengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. SiManusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. SiUniversitas Islam Balitar
 
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...Universitas Islam Balitar
 
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)Universitas Islam Balitar
 
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)Universitas Islam Balitar
 
Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...
Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...
Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...Universitas Islam Balitar
 
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...Universitas Islam Balitar
 
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur MuspitaBab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Bab 4 perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 4  perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur MuspitaBab 4  perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 4 perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Kepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasi
Kepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasiKepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasi
Kepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasiUniversitas Islam Balitar
 
Silabus perilaku organisasi, Novi Catur Muspita
Silabus perilaku organisasi, Novi Catur MuspitaSilabus perilaku organisasi, Novi Catur Muspita
Silabus perilaku organisasi, Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
Bab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur Muspita
Bab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur MuspitaBab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur Muspita
Bab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 

More from Universitas Islam Balitar (20)

Meeting 3 Dasar-Dasar Logika.pdf
Meeting 3 Dasar-Dasar Logika.pdfMeeting 3 Dasar-Dasar Logika.pdf
Meeting 3 Dasar-Dasar Logika.pdf
 
Meeting 3 konsep perilaku
Meeting 3 konsep perilakuMeeting 3 konsep perilaku
Meeting 3 konsep perilaku
 
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur MuspitaPengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
Pengantar Psikologi_ Konsep Dasar Psikologi_meeting 2 Novi Catur Muspita
 
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. SiManusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
 
Pengertian sosiologi pendidikan
Pengertian sosiologi pendidikanPengertian sosiologi pendidikan
Pengertian sosiologi pendidikan
 
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...
Pengantar sosiologi, proses sosial & interaksi sosial (meeting 3), Novi Catur...
 
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)
 
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi  (meeting 2)
Pengantar sosiologi, sejarah sosiologi (meeting 2)
 
Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...
Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...
Pengantar sosiologi, pengertian dan konsep awal Sosiologi (meeting 1) Novi Ca...
 
Sosiologi keluarga_novi catur muspita
Sosiologi keluarga_novi catur muspitaSosiologi keluarga_novi catur muspita
Sosiologi keluarga_novi catur muspita
 
Bab 9 budaya organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 9 budaya organisasi_Novi Catur MuspitaBab 9 budaya organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 9 budaya organisasi_Novi Catur Muspita
 
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur MuspitaBab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
 
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...
Bab 7 nilai, sikap, dan kepuasaan kerja http://Cash4Visits.com/ref.php?refId=...
 
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur MuspitaBab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
Bab 4 perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 4  perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur MuspitaBab 4  perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 4 perilaku kelompok dalam organisasi_Novi Catur Muspita
 
Persepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspitaPersepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspita
 
Kepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasi
Kepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasiKepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasi
Kepemimpinan & Kekuasaan novi catur muspita perilaku organisasi
 
Silabus perilaku organisasi, Novi Catur Muspita
Silabus perilaku organisasi, Novi Catur MuspitaSilabus perilaku organisasi, Novi Catur Muspita
Silabus perilaku organisasi, Novi Catur Muspita
 
Bab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur Muspita
Bab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur MuspitaBab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur Muspita
Bab 1 pengantar organisasi dan latar belakang, Novi Catur Muspita
 

Recently uploaded

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 

Recently uploaded (20)

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 

Teori perilaku-organisasi_Novi Catur Muspita

  • 1. 1 MODUL PERILAKU ORGANISASI Oleh : Satria Novari, M.kom Akademi Manajemen informatika dan Komputer “AKMI” Baturaja 2012
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Puju syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, yang telah memkberikan nikmat kesehatan serta kesempatan yangdiberikan hingga dapat menyelesaikan pembuatan modul Perilaku Organisasi ini. Modul ini disusun untuk membantu para mahasiswa dalam mencari referensi kuliah Perilaku organisasi, serta menambah ilmu pengetahuan. Didalam Referensi ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu diharapkan juga agar dapat menambah referensi lain dari berbagai sumber. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassallamu’alaikum, wr, wb Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI BAB I TEORI PERILAKU ORGANISASI (1)…………………………… 4 BAB II TEORI PERILAKU ORGANISASI (2)………………………….. 7 BAB III MANUSIA, ORGANISASI DAN MANAJEMEN……………… 9
  • 4. 4 BAB I TEORI PERILAKU ORGANISASI (1) Perilaku organisasi merupakan sebuah studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, berarti bahwa PO adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum. PO mengajarkan tiga factor penentu perilaku dalam organisasi meliputi : Individu, Kelompok dan Struktur. Dalam penelitian dikenal dengan variabel dependen dan independent. Begitu juga dengan PO. Variabel dependen adalah factor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksikan dan dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Beberapa variabel dependen dalam PO meliputi : produktivitas, absensi, turnover, dan kepuasan kerja. Lalu ditambahkan dua variabel lain yaitu perilaku menyimpang di tempat kerja dan perilaku kewarganegaraan organisasional (organizational citizenship behavior). Produktivitas. Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. Menurut Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). John Suprihanto (1994:19) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input). Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain : 1) Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai-nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan. 2) Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok. 3) Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan, pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan kerja, metode kerja. Mangkir
  • 5. 5 Absenteeism didefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi pemberi kerja. Tingginya angka ketidakhadiran merugikan perusahaan karena perusahaan tetap mengeluarkan uang untuk membayar gaji pegawai, tetapi di sisi lain pegawai tidak memberikan kontribusi apapun pada saat absen. Dengan demikian, semakin banyak waktu absen yang diambil seorang pegawai, maka semakin berkurang produktivitas kerjanya. Beberapa penyebab absenteeism menurut Streers dan Rhodes adalah : 1. Situasi kerja seperti wilayah pekerjaan, level pekerjaan, penekanan terhadap kelompok, norma kelompok kerja, gaya pemimpin, hubungan antar karyawan, dan kesempatan untuk maju. 2. Nilai-nilai karyawan dan harapan kerja 3. Karakteristik personal meliputi pendidikan, pengalaman, umur, sex dan family size 4. Kepuasan pada situasi kerja 5. Tekanan untuk hadir meliputi kondisi ekonomi dan pasar, sistem insentif, norma kelompok kerja, etika kerja personal dan komitmen organisasi. 6. Motivasi kehadiran 7. Kemampuan untuk hadir meliputi sakit dan kecelakaan, tanggung jawab keluarga, dan problem transportasi. 8. Kehadiran karyawan. Delapan faktor ini merupakan sebuah model konseptual yang didasarkan pada 104 studi tentang ketidakhadiran (Steers dan Rhodes, 1978; dalam Usmara, 2003:51). Lihat : Handbook of Organizations, Kajian dan Teori Organisasi, editor Usmara, Penerbit Amara Books, Yogyakarta. Turnover Perputaran karyawan adalah pengunduran diri secara permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi. Menurut Mueller (2003: hal 2-5), ada beberapa aspek yang bisa dipakai sebagi prediktor dari turnover. Yakni:  Alternatif –alternatif yang ada di luar organisasi (External alternatives.). Dikarenakan adanya kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi di saat mereka memiliki tempat yang menjadi tujuan, maka literatur lebih menekankan pada persepsi mengenai alternatif eksternal sebagai prediktor dari turnover organisasional.  Alternatif-alternatif yang ada di dalam organisasi (Internal alternatives). Menurut Cable dan Turban (2001) dalam Mueller (2003:hal 2-3) bagi banyak karyawan, minat dan ketertarikan pada pekerjaan tidak hanya semata didasarkan pada posisi yang tersedia namun juga konteks organisasi secara keseluruhan. Salah satu konteks organisasional yang penting tersedianya adalah alternatif di dalam organisasi tersebut. Ketersediaan dan kualitas pekerjaan yang bisa diacapai dalam organisasi bisa digunakan sebagai indeks utilitas dari turnover disamping persepsi terhadap alternatif eksternal. Karyawan tidak akan melakukan turnover dari organisasi jika ia merasa bahwa ia bisa atau mempunyai
  • 6. 6 kesempatan untuk pindah (internal transfer) ke pekerjaan lain, di organisasi yang sama yang dianggapnya lebih baik.  Harga /nilai dari perubahan kerja ( Cost of job change) Individu meninggalkan organisasi seringkali dikarenakan tersedianya alternatif-alternatif yang mendorong mereka untuk keluar dari organisasi. Namun ada faktor lain yang membuat individu memilih untuk tetap bertahan, yakni faktor keterikatan (Embeddedness. Individu yang merasa terikat dengan organisasi cenderung untuk tetap bertahan di organisasi. Keterikatan menunjukkan pada kesulitan yang dihadap oleh individu untuk berpindah / mengubah pekerjaan, meski ia mengetahui adanya alternatif yang lebih baik di luar. Salah satu faktor yang meningkatkan harga dari turnover adalah asuransi kesehatan dan benefit- benefit yang didapat dari organisasi (misal pensiun dan bonus-bonus). Hubungan finansial ini juga berkaitan erat dengan komitmen kontinuans (continuance commitment), yaitu kesadaran karyawan bahwa turnover membutuhkan biaya (Meyer & Allen, 1997) dalam Mueller (2003: hal 4-5)  Kejadian-kejadian kritis (Critical Events). Menurut Beachs (1990) dalam Mueller (2003:10-13), kebanyakan orang jarang memutuskan apakah mereka tetap bertahan di pekerjaan yang ada ataupun tidak, dan tetap mempertahankan pekerjaan yang sama sebagai fungsi dari suatu pilihan dibanding suatu kebiasaan. Kejadian-kejadian kritis, memberikan kejutan yang cukup kuat bagi sistem kognitif individu untuk menilai ulang kembali situasi yang dihadapi dan melakukan tindakan nyata. Contoh dari kejadian- kejadian kritis diantaranya adalah perkawinan, perceraian, sakit atau kematian dari pasangan, kelahiran anak, kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan seperti diabaikan dalam hal promosi, menerima tawaran yang lebih menjanjikan atau mendengar tentang kesempatan kerja yang lain. Semua kejadan-kejadian tersebut bisa meningkatkan atau menurunkan kecenderungan seseorang untuk turnover, karena setiap kejadian bisa disikapi secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lain. Tercakup di dalam kejadian-kejadian kritis adalah : 1. Kejadian yang berulang (continuation events) 2. Kejadian yang bersifat netral (neutral events) 3. Kejadian yang tidak berulang (discontinuation events)
  • 7. 7 BAB II TEORI PERILAKU ORGANISASI (2) Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational Citizenship Behavior) Merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ini juga sering diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya, seseorang yang memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau bonus tertentu, namun OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu untuk bekerja melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan di saat jam istirahat dengan sukarela adalah salah satu contohnya. Kedudukan OCB sebagai salah satu bentuk perilaku extra-role, telah menarik perhatian dan perdebatan panjang di kalangan praktisi organisasi, peneliti maupun akademisi. Podsakoff (2000) mencatat lebih dari 150 artikel yang diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah dalam kurun waktu 1997 hingga 1998. Namun demikian, penelitian di lapangan masih meninggalkan beberapa permasalahan krusial yang menuntut penanganan yang lebih intensif dan menyeluruh. Beberapa faktor yang mempengaruhi OCB antara lain (Organ, 1995; Sloat, 1999) : 1. Budaya dan iklim organisasi 2. Kepribadian dan suasana hati 3. Persepsi terhadap dukungan organisasional 4. Persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan 5. Masa kerja, dan 6. Jenis Kelamin Sedangkan Spector (1997, dalam Robbins, 2003:105) menambahkan kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja sebagai penentu utama dari perilaku kewarganegaraan yang baik dari seorang karyawan (organizational citizenship behavior-OCB). Catatan Pribadi : saya sendiri menganggap OCB lebih dipengaruhi oleh kepribadian atau lebih tepatnya kecerdasan emosi. Dibandingkan faktor2 situasional dan kondisi kerja di atas atau dapat dijadikan mediator atau perantara dari faktor-faktor di atas. Karena berdasarkan pengalaman kerja saya selama ini, dapat dilihat bahwa banyak karyawan yang puas dengan kondisi dan situasi kerja namun tetap tidak memiliki perilaku ekstra seperti ini. Orang-orang yang memiliki OCB tinggi ini umumnya supel dan ramah, perilaku nya tidak didorong oleh embel-embel duit, sukarela dan iklas membantu.
  • 8. 8 Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) Kepuasan kerja merupakan penerimaan positif atas kondisi dan situasi kerja.. Tidak seperti variabel sebelumnya, kepuasan kerja lebih menggambarkan sikap daripada perilaku. Dijadikannya kepuasan sebagai variabell dependen yang utama didasarkan pada berbagai penelitian yang memeperlihatkan hubungan kepuasan kerja dengan banyak faktor lain oleh peneliti PO. Keyakinan bahwa karyawan yang merasa puas lebih produktif bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas telah menjadi prinsip dasar di antara para manager selama bertahun- tahun, meski pun akhir-kahir ini terdapat keraguan tentang hubungan antara kepuasan – kinerja. Penelitian yang mendukung berhasil dikumpulkan dari 2.500 unit bisnis yang menemukan bahwa unit yang mendapat nilai di atas 25 persen dalam survey opini karyawan adalah mencapai rata- rata 4,6% di atas anggaran penjualan mereka untuk tahun tersebut. Sementara mereka yang mendapat nilai dibawah 25 persen adalah 0,8 di bawah anggaran. Artinya, memang terdapat perbedaan yang signifikan dilihat dari kinerja berdasarkan kepuasan kerja. Namun sebuah model yang dikembangkan oleh Lawyer justru sebaliknya. Dengan mengadopsi teori pengharapan, Lawyer menyusun sebuah model dengan urutan : Motivasi – Usaha / Kemampuan – Kinerja – Hasil kerja – Kepuasan. Atau dapat dinyatakan bahwa : 1. Pertama, kekuatan motivasi seseorang untuk berkinerja baik secara langsung nampak dari usahanya (seberapa keras ia bekerja). Usaha yang dihasilkan ini bisa saja menghasilkan kinerja yang bagus tepai bisa juga tidak, karena sekurang-kurangnya dua faktor harus benar jika usaha (effort) harus dikonversikan menjadi kinerja. Pertama, orang tersebut harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan agar mampu bekerja dengan baik. Jika kemampuan dan usaha yang tidak tinggi maka tidak akan menghasilkan kinerja yang baik. Faktor kedua adalah persepsi orang tersebut tentang bagaimana usahanya dikonversikan dengan sebaik-baiknya menjadi kinerja. Di asumsikan bahwa persepsi ini dipelajari oleh individu dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama. Persepsi “bagaimana melakukannya” ini jelas bisa lebar sekali variannya, dan kalau muncul persepsi salah maka kinerja bisa saja rendah meskipun usaha dan motivasi tinggi. 2. Kedua, ketika terjadi kinerja, individu memperoleh sejumlah hadil dari kerja. Hasil kerja ekstrinsik yang bisa saja tidak diterima oleh individu 3. Ketiga, sebagai akibat dari diperolehnya hasil kerja dan persepsi yenyang nilai rata-rata hasil kerja, individu memiliki respon efektif positif atau negatif (kepuasan atau ketidakpuasan) 4. Keempat, model ini menunjukkan peristiwa yang terjadi mempengaruhi perilaku organisasi dengan mengubah persepsi E – P,P – O, dan V. Proses ini digambarkan dalam garis putar umpan balik dan kemudian kembali ke motivasi.
  • 9. 9 BAB III MANUSIA, ORGANISASI DAN MANAJEMEN Saudara Mahasiswa yang saya cintai, selamat berjumpa pada tutorial mata kuliah Perilaku Organisasi (PO). Pertemuan perdana ini, akan membahas dua materi yaitu tentang Organisasi dan PO dan Perilaku Individu. Sebelum tutorial ini dimulai, saya berharap Saudara sudah membaca dan memahami Buku Materi Pokok (BMP) PO, khususnya modul 1 dan modul 2. ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI Modul 1 BMP PO intinya mengupas tentang hubungan atau keterkaitan antara ilmu organisasi dengan ilmu PO. Buku Materi Pokok 1, terdiri dari 2 Kegiatan Belajar, KB 1berisi tentang gambaran umum tentang organisasi, khususnya dalam kaitannya dengan manusia dan manajemen, yang terbagi menjadi tiga sub-pokok bahasan yaitu: (1) pengertian organisasi, karakteristik organisasi, dimensi-dimensi organisasi, dan proses penciptaan nilai tambah; (2) manfaat organisasi bagi manusia; dan (3) peranan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang manajer dalam mengelola organisasi. Sedangkan KB 2 membahas gambaran umum PO, dengan topik pembahasan adalah: pengertian PO; tujuan mempelajari PO; kontribusi disiplin ilmu lain terhadap bidang studi PO; cara menganalisis PO; dan sejarah, trend perkembangan dan tantangan bidang studi PO dimasa datang. Kegiatan Belajar 1 Seperti uraian di atas, bahasan pada KB 1 adalah sebagai berikut:  Pengertian Organisasi: Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang berarti alat bantu atau instrumen. Hal ini berarti bahwa organisasi pada dasarnya adalah alat bantu yang sengaja didirikan atau diciptakan untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya. Organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia (group of people) yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (common goals)1 . Meski definisi ini cukup populer tetapi banyak ahli mengatakan bahwa definisi ini terlalu sederhana. Masih ada beberapa unsur penting yang seharusnya menjadi bagian dari esensi dasar organisasi tetapi belum terungkap dalam definisi diatas.
  • 10. 10 Definisi yang lebih komprehensif misalnya diberikan oleh Stephen F. Robbins, David Cherrington (1989), Jeniffer M. George dan Gareth Jones, Richard Daft yang dapat Saudara baca pada BMP milik Saudara. Dari beberapa definisi organisasi yang telah diberikan oleh beberapa pakar diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut: “Organisasi adalah unit sosial atau entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan sekelompok manusia – minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas dengan entitas lainnya”.  Karakteristik Organisasi: Secara umum organisasi mempunyai lima karakteristik utama yakni : (1) unit/entitas sosial, (2) beranggotakan minimal dua orang, (3) berpola kerja yang terstuktur, (4) mempunyai tujuan yang ingin dicapai, (5) mempunyai identitas diri. Penjelasan masing-masing karakteristik silakan Saudara baca pada BMP.  Dimensi Organisasi: Secara umum karakter sebuah organisasi dapat dipahami melalui dimensi-dimensi organisasi yang dibedakan kedalam dua tipe yaitu dimensi struktural dan dimensi kontektual. Dimensi struktural adalah karakter organisasi yang bersumber pada sisi internal organisasi, sedangkan dimensi kontektual merupakan karakteristik organisasi secara menyeluruh. Dimensi kontektual merupakan dimensi yang menjadi faktor penentu bagi keberadaan sebuah organisasi secara menyeluruh dan berpengaruh terhadap dimensi struktural organisasi. Kedua dimensi ini jika dipahami secara baik
  • 11. 11 dapat bermanfaat untuk memahami organisasi secara keseluruhan, memahami perilaku organisasi dan bisa menjadi dasar untuk menilai keberhasilan organisasi. Untuk jelasnya dimensi-dimensi tersebut dapat kita lihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Dimensi struktural dan kontekstual organisasi  Metafora gunung es – aspek formal dan informal organisasi Jika kita kembali ke dimensi-dimensi organisasi khususnya dimensi no 1 – tentang formalisasi organisasi, disana dijelaskan bahwa semakin organisasi memiliki banyak aturan, organisasi menjadi semakin formal. Demikian sebaliknya semakin sedikit aturan, organisasi menjadi semakin informal. Penjelasan ini secara tidak langsung menegaskan bahwa baik aspek formal maupun informal sesungguhnya merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari organisasi – keduanya saling berinteraksi dan saling memberi pengaruh. Hanya saja kadang-kadang dijumpai sebuah organisasi yang aspek formalnya jauh lebih dominant ketimbang aspek informalnya. Demikian sebaliknya ada juga organisasi yang aspek informalnya sangat menonjol seolah-olah organisasi tersebut tidak membutuhkan aspek formal meski pada kenyataannya kahadiran aspek formal tidak bisa dihindarkan. Sebagai contoh, organisasi bisnis yang dikelola oleh keluarga – sering disebut sebagai bisnis keluarga cenderung mengedepankan aspek informal ketimbang formal. Keberadaan aspek formal dan informal sebuah organisasi digambarkan secara jelas oleh Richard J. Selfridge and Stanley L. Sokolik sebagaimana dikutip oleh Donald Harvey and Donald Brown2 .
  • 12. 12 Selfridge and Sokolik mengumpamakan organisasi layaknya sebuah gunung es – ada bagian yang muncul ke permukaan dan bagian lainnya berada dibawah permukaan laut. Dari kedua bagian tersebut, bagian yang berada dibawah permukaan biasanya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan bagian yang muncul kepermukaan (lihat gambar 1.2). Jika organisasi dimetaforakan dengan gunung es maka bagian yang berada dibawah permukaan laut identik dengan aspek informal organisasi, sedangkan bagian yang muncul ke permukaan mencerminkan aspek formal organisasi. Aspek formal organisasi adalah elemen/komponen organisasi yang mudah diakses orang luar, bersifat rasional dan sangat berkaitan dengan struktur organisasi. Komponen organisasi ini biasa disebut sebagai overt component dan terkadang juga disebut hard component (perangkat keras organisasi). Termasuk dalam komponen formal misalnya: visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi, struktur, system, posedur, kebijakan, deskripsi kerja, rentang kendali dan pengukuran tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi. Sedangkan yang dimaksud dengan aspek informal organisasi atau covert component atau soft component (perangkat lunak organisasi) adalah komponen organisasi yang bersifat tersembunyi (hidden), afektif, berorientasi social dan psikologikal, dan berkaitan dengan aspek keprilakuan. Diantaranya adalah: Politik dan kekuasaan, Pola hubungan antar personal dan kelompok, Sentiment dan norma kelompok, Pandangan personal terhadap kompetensi organisasi dan individu, Persepsi karyawan terhadap kepercayaan organisasional (organizational trust), Persepsi karyawan terhadap keterbukaan organisasi, Orientasi nilai dan persepsi karyawan, Kepuasan karyawan, Emotional intelligence, motivasi dan harapan karyawan dan masih banyak lagi aspek prilaku manusia yang bisa dikategorikan sebagai covert component. Sederhananya, perangkat lunak organisasi merupakan semua kompnen yang berkaitan langsung dengan dan melekat pada diri seseorang dan budaya yang melingkupinya. Komponen organisasi yang bersifat terbuka dan mudah diakses pihak luar Komponen organisasi yang tersembunyi, afektif dan berorientasi social dan psikologikal serta berkaitan dengan aspek perilaku Gambar 1 : Metafora gunung es – aspek formal dan informal organisasi Dengan memahami organisasi layaknya sebuah gunung es dimana aspek fomal dan informal organisasi selalu hadir berdampingan bisa disimpulkan bahwa kedua komponen ini seharusnya dikelola secara seimbang agar organisasi bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Para pengelola
  • 13. 13 organisasi tidak bisa begitu saja mengabaikan salah satunya. Meski demikian, dalam praktik, komponen kedua – perangkat lunak organisasi seringkali luput dari perhatian. Para pengelola organisasi cenderung lebih memperhatikan komponen pertama karena sifatnya yang mudah diobservasi pihak luar dan ukuran keberhasilannya sangat jelas. Teori dan konsep dalam ilmu manajemen pada dasarnya lebih berpihak pada cara pengelolaan organisasi seperti ini. Sejak dikembangkan pertama kali oleh Frederick Taylor pada awal tahun 1900an, ilmu manajemen lebih menitikberatkan perhatiannya pada aspek formal atau perangkat keras organisasi. Namun menyadari bahwa ilmu manajemen yang lebih berorientasi formal bukan tanpa kelemahan, aspek informal organisasi mulai mendapat perhatian. Dimotori oleh disiplin ilmu psikologi, peran manuisa dalam kehidupan organisasi mulai dikaji dan ditelaah untuk mendapat simpulan sejauh mana manusia baik dalam kedudukannya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok harus dipahami, diarahkan dan bahkan dikendalikan prilakunya sehingga kehadiran manusia didalam organisasi memberi kontribusi terhadap kinerja organisasi. Dari sinilah manusia sebagai perangkat lunak organisasi mulai dikelola. Dari sini pula bidang kajian prilaku organisasi mulai mendapat tempat.  Jenis-jenis organisasi Dilihat dari alasan mengapa sebuah organisasi didirikan, secara garis besar organisasi bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organisasi berorientasi ekonomi (biasa disebut sebagai organisasi berorientasi laba – profit oriented organization) dan organisasi tidak beorientasi ekonomi (disebut organisasi nir laba – not-for-profit organization). Organisasi berorientasi ekonomi adalah jenis organisasi yang sengaja didirikan untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan ekonomi, khususnya kebutuhan ekonomi para pendirinya atau pemilik organisasi tersebut. Masyarakat umum mengenal organisasi seperti ini sebagai organisasi perusahaan atau secara sederhana disebut perusahaan. Sedangkan organisasi nir laba (not-for-profit organization), seperti tersirat dari namanya, ukuran keberhasilan organisasi seperti ini bukan laba melainkan ukuran-ukuran lain sesuai dengan tujuan awal pendirian organisasi. Demikian juga orientasinya bukan kepada pemilik tetapi kepada para konstituen yang dilayaninya. Artinya, organisasi nir laba lebih berorientasi kepada kesejahteraan para konstituen daripada kesejahteraan para pendirinya.  Peran organisasi bagi kehidupan manusia
  • 14. 14 organisasi didirikan manusia bukan sebagai tujuan akhir melainkan hanya sebagai sarana, dan bukan untuk siapa-siapa kecuali untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada alasan-alasan tertentu mengapa seseorang atau sekelompok orang mendirikan organisasi. Gareth Jones3 misalnya mengatakan bahwa seseorang mendirikan organisasi pada dasarnya untuk menciptakan nilai tambah yang berupa produk ataupun jasa dan berbagai macam output yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beberapa kelompok orang yang berbeda kepentingan. Secara sistemik, proses penciptaan nilai tambah dalam sebuah organisasi terjadi melalui tiga tahap yaitu: masukan (input), proses transformasi (konversi) dan keluaran (output). Contoh dapat dilihat pada gambar 2.  Pelangan Potensial  Supplier daging, kentang, Milk Shake  Masyarakat tempat karywan direkrut  Pemerintah  Kompetitor  Makanan Cepat Saji  Pelanggan Yang Puas  Pemilik KFC yang Puas
  • 15. 15 Proses pembentukan nilai tambah seperti tersebut diatas tentunya tidak bisa dilakukan sendirian oleh organisasi melainkan harus melibatkan berbagai pihak yang lain yang berbeda kepentingan. Gareth Jones mengatakan bahwa kelompok yang berbeda kepentingan ini sering disebut sebagai stakeholders (Pemangku kepentingan). Stakeholders mempunyai motivasi untuk ikut berpartisipasi dalam organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung karena mereka berharap akan memperoleh imbalan yang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi yang diberikannya. Imbalan yang diharapkan stakeholder misalnya: uang, kekuasaan dan status dalam organisasi. Sedangkan kontribusi yang diberikannya berupa modal, ketrampilan (skill), pengetahuan dan keahlian. Secara umum stakeholder dapat dibedakan menjadi dua kelompok yakni kelompok yang berada didalam organisasi (inside organization) dan kelompok yang berada diluar organisasi (outside organization). Kontribusi dan imbalan masing-masing kelompok dapat dilihat pada table 1.2. BMP Saudara.  Manajemen Organisasi Penjelasan terdahulu mengatakan setiap organisasi, tidak peduli apakah organisasi tersebut adalah organisasi bisnis (berorientasi laba) atau organisasi tidak berorientasi laba, keduanya pasti membutuhkan manajemen. Kebutuhan akan manajemen lebih dimaksudkan agar organisasi bisa berperan sebagai alat bantu manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ada dua ukuran penting yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan organisasi yaitu efisiensi dan efektifitas organisasi. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, kedudukan seorang manajer menjadi sangat penting. Para manajer menempati peran penting di dalam organisasi karena mereka adalah sekelompok orang yang diberi mandat oleh pemilik organisasi untuk mengelola semua asset organisasi termasuk didalamnya keuangan, teknologi, sumberdaya manusia dan asset non fisik lainnya. Melihat peran penting tersebut pada sub-pokok bahasan ini akan dibahas peranan manajer di dalam organisasi dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer.  Peranan Manajer Dalam Organisasi Stakeholder yang berasal dari dalam organisasi (inside stakeholders) terdiri dari tiga kelompok yaitu pemilik modal (stcokholders), manajer dan karyawan. Komposisi ketiga inside stakeholders dan
  • 16. 16 kedudukan masing-masing komponen berbentuk sebuah piramida seperti tampak pada Gambar 4 sebagai berikut: Stockholders atau pemilik modal adalah sekelompok orang yang memiliki organisasi menempati posisi paling atas. Posisi paling atas menunjukkan bahwa pemilik modal mempunyai otoritas paling tinggi diantara ketiga komponen stakeholders yang berada didalam organisasi. Wujud kepemilikiannya dinyatakan dalam pemilikan lembar saham (yang bisa dijual belikan). Oleh karenanya, pemilik modal belum tentu orang yang sejak semula ikut mendirikan organisasi. Meski demikian merekalah yang menentukan arah tujuan organisasi. Itulah sebabnya ketika terjadi perubahan kepemilikan organisasi, misalnya karena likuidasi, akuisisi, atau merger dengan organisasi lain; terjadi perubahan arah tujuan organisasi. Gareth Jones menyatakan bahwa arah tujuan organisasi yang ditetapkan oleh stockholder disebut sebagai tujuan offisial organisasi dan biasanya dinyatakan dalam Pernyataan Misi Organisasi (Misssion statement). Meski sebagai otoritas tertinggi dalam organisasi, pemilik modal biasanya tidak terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari organisasi. Keberadaan mereka didalam organisasi diwakili oleh sekelompok orang yang disebut “Dewan Komisaris”. Dewan Komisaris kemudian menunjuk/mengangkat Manajer Puncak yang diserahi tugas untuk menetapkan “Tujuan operasional”. Secara berturut-turut, melalui mekanisme yang ada, Manajer Puncak kemudian mengangkat manajer lainnya dan karyawan organisasi. Penjelasan ini menunjukkan bahwa hubungan pemilik modal – manajer adalah hubungan employer – employee dimana pemilik modal adalah employernya (majikan) dan manajer adalah employeenya (buruh). Yang barangkali membedakan manajer dari karyawan biasa adalah manajer (khususnya manajer puncak) memperoleh mandat dari pemilik modal untuk menjaga, mengelola dan mengembangkan harta milik pemilik modal. Mandat ini diberikan pemilik modal dalam bentuk keleluasaan para manajer untuk mengambil keputusan yang menyangkut keberadaan organisasi.
  • 17. 17 Sedangkan karyawan biasa umumnya tidak mempunyai akses untuk pengambilan keputusan organisasi. Karena status dan otoritas yang dimiliki oleh para manajer, maka manajer mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Diantara peran penting yang dimiliki oleh seorang manajer adalah dalam menentukan tujuan operasional organisasi dimana dasar penentuan tujuan ini adalah tujuan official organisasi sebagaimana telah ditetapkan oleh stockholders.  Ketrampilan Manajerial Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, diantaranya seorang manajer harus memiliki ketrampilan manajerial (manajerial skills) yang berupa: ketrampilan teknis (technical skill), ketrampilan hubungan antara manusia (human skill) dan ketrampilan konseptual (conceptual skill). Ketrampilan teknis. Ketrampilan teknis adalah kemampuan seseorang untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, khususnya pengetahuan yang sangat khusus atau spesialis. Ketrampilan hubungan antar manusia. Kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memomtivasi orang lain merupakan ketrampilan hubungan antar manusia yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Ketrampilan konseptual. Seorang manajer harus mempunyai kesiapan dan kemampuan mental untuk mengananlisis dan mendiagnosis masalah-masalah yang bersifat kompleks. Ketrampilan manajer seperti ini disebut ketrampilan konseptual. Referensi : Lihat : Mueller ,John Dwight Kammeyer. 2003. Turnover Processes in a Temporal Context:It’s About Time. Handbook of Organizations, Kajian dan Teori Organisasi, editor Usmara, Penerbit Amara Books, Yogyakarta.
  • 18. 18 Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Buku 1 & 2. Salemba Empat, Jakarta. Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Buku 1, Cet. 12. Salemba Empat, Jakarta.