Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan dan karakterisasi fisik briket dari bitumen aspal Lawele Kabupaten Buton sebagai bahan bakar alternatif. Bitumen aspal akan dikonversi menjadi briket dengan variasi jumlah perekat dan ukuran butiran, kemudian akan diuji kualitasnya melalui analisis proximate dan uji nyala untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap sifat fisik briket. Penelit
1. PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FISIK
BRIKET DARI BITUMEN ASPAL LAWELE
KABUPATEN BUTON SEBAGAI
BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Carison Musta
A1C309073
PROPOSAL PENELITIAN
2. C. Latar Belakang
B. Bidang Kajian : Fisika Murni
Energi merupakan kebutuhan utama dalam seluruh kegiatan
makhluk hidup. Sumber energi yang utama bagi manusia
adalah sumber daya alam yang berasal dari bahan bakar fosil
yang salah satunya berupa minyak bumi.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
bahan bakar maka diperlukan suatu bahan bakar alternatif
Bahan bakar alternatif yang digunakan salah satunya adalah
briket aspal
Asbuton (Aspal Batu Buton) adalah aspal alam jenis rock
asphalt dengan batuan induknya adalah batu gamping dan
kadar bitumennya bervariasi dari 10 sampai 40%.
3. Lanjutan
Dinas Pertambangan Propinsi Sulawesi Tenggara (2007)
menyatakan cadangan Asbuton diperkirakan sekitar 670
juta ton dalam bentuk asal (native) atau dalam bentuk
bitumen sebesar 163.900.000 ton dengan perkiraan
kandungan bitumen berkisar antara 15% - 35% dan
tersebar di 5 daerah yaitu
Waesiu, Kabungka, Winto, Waniti dan Lawele
5. D. Batasan Masalah
• Bahan dasar briket aspal adalah Bitumen Aspal Lawele yang
berasal dari Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.
• Pengujian kualitas briket aspal dengan analisis proximate (meliputi
analisis kadar air, kadar abu, volatile matter, fixed carbon, densitas,
dan nilai kalori) serta pengujian waktu sulut dan lama penyalaan.
• Briket aspal merupakan campuran arang bitumen aspal dengan
sagu sebagai bahan perekat dengan variasi jumlah perekat pada
briket aspal (10%, 20%, 30%). Tiap variasi jumlah perekat
menggunakan ukuran butiran yang berbeda.
Lanjutan
6. Lanjutan
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
• Apakah Bitumen Aspal Lawele yang berasal dari Kabupaten
Buton Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikonversi menjadi
briket aspal?
• Bagaimana pengaruh variasi jumlah perekat pada briket aspal
terhadap uji kualitas briket aspal berdasarkan hasil analisis
proximate?
• Bagaimana pengaruh ukuran butiran bitumen aspal terhadap uji
kualitas briket aspal berdasarkan hasil analisis proximate?
• Bagimana pengaruh variasi jumlah perekat dan ukuran butiran
terhadap waktu sulut dan lamanya penyalaan dari briket yang
dihasilkan?
7. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
• Mengetahui Bitumen Aspal Lawele yang berasal dari
Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikonversi
menjadi arang briket.
• Mengetahui pengaruh variasi jumlah perekat pada briket aspal
terhadap uji kualitas briket aspal berdasarkan hasil analisis
proximate.
• Mengetahui pengaruh ukuran butiran bitumen aspal terhadap uji
kualitas briket aspal berdasarkan hasil analisis proximate.
• Mengetahui pengaruh variasi jumlah perekat dan ukuran
partikel terhadap waktu sulut dan lamanya penyalaan dari briket
yang dihasilkan.
Lanjutan
F. Tujuan Penelitian
8. Lanjutan
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari
penelitian ini adalah:
• Sebagai sumber informasi mengenai proses konversi Bitumen
Aspal Lawele menjadi arang briket.
• Memberikan informasi mengenai kualitas briket aspal Lawele
yang berasal dari Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi
Tenggara berdasarkan karakteristik briket (variasi jumlah
perekat dan ukuran butiran) dengan menggunakan analisis
proximate.
• Menjadi informasi bagi peneliti selanjutnya terutama dalam
bidang penelitian terkait.
10. I. Metode Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai
selesai. Sampel aspal berasal dari Desa Lawele Kecamatan
Kapontori Kabupaten Buton. Pembuatan briket dilakukan di
Laboratorium Pengembangan Unit Fisika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo. Analisis proximate untuk
menguji kualitas briket dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis
Universitas Haluoleo Kendari.
11. Alat dan Bahan
Lanjutan
1. Bitumen aspal
2. Alat kompaksi Biobriket
3. Ayakan
4. Pencetak Biobriket
berbentuk silinder
5. Kalorimeter Bomb
6. Timbangan Digital
7. Sagu
8. Gelas kimia dan gelas
ukur
9. Termometer
10.Cawan porselin
11. Eksikator
12. Hot plate
13. Tanur
14. Mortar
12. Prosedur Penelitian
Lanjutan
Bitumen Aspal yang
sudah dikarbonisasi
Bitumen
Aspal
Peremukan
Proses Karbonisasi
Sagu
Pemanasan pada suhu
70 oC selama 30 menit
Pencampuran
Jumlah perekat 10, 20, 30%
Briket setengah
jadi
Pencetakan
Pengeringan
Briket aspal
Analisis Briket aspal:
Kadar Air Kadar Abu
Volatil Matter Fixed Karbon
Kalori Densitas
Uji Nyala
Bitumen Aspal
yang sudah diayak
Pengayakan dengan
variasi ukuran 60, 70,
dan 100 mesh
13. Lanjutan
Pengujian kualitas briket dengan analisis proximate
Kadar Air Volatile Matter Kadar Abu
Sampel Cawan
Kosong
Sampel + CKOven
105°C
3 jam
Eksikator
Menimbang &
Menghitung
Kadar Air
dimasukkan
dipanaskan
didinginkan
ditimbang
Sampel +
CK tertutup
Tanur
dipanaskan
750°C
15-30 menit
Eksikator
Menimbang &
Menghitung
Volatile Matter
didinginkan
Tanur
400 C
Eksikator
Menimbang &
Menghitung
Kadar Abu
dimasukkan
dimasukkan
dipanaskan
didinginkan
14. Lanjutan
Densitas Nilai Kalor
Sampel
Gelas Ukur 50 mL
Berisi 20 mL Air
dimasukkan
Perubahan Volume Air = Volume Briket
mengukur
digantungkan dimasukkan
diikat
dimasukkan
dihubungkan
dimasukkan
Sampel
Termometer
& Reaktor
kawat
niklin
Kalorimeter
Nilai Kalor
Bejana berisi
1500mL air
Reaktor Pembakar
(dgn gas oksigen
25atm)
Kutub
positif & negatif
Perubahan
Temperatur
hingga konstan
Termometer
Digital
Tombol
Pembakar
Sisa Kawat
Kalibrasi dgn
Asam Benzoat
Temperatur
Konstan
mencatat menekan
mengukur
melepasmengukur
melakukan
menghitung