Prosedur pemeriksaan domba meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik mencakup observasi detail pasien, termasuk signalement, sejarah kesehatan, dan lingkungan. Pemeriksaan sistemik dilakukan untuk menilai keadaan kulit, mata, sistem pernapasan, dan sistem kardiovaskular.
1. Prosedur pemeriksaan domba
• Anamnesa
• sinyalemen pasien
• sejarah pasien
• observasi lingkungan
• observasi hewan yang berada dekat dengan pasien
• observasi detail dari pasien
• pemeriksaan fisik hewan
• Pemeriksaan penunjang (jika dibutuhkan)
2. signalement
• Umur.
Beberapa penyakit seperti mulut berair dan disentri sering tampak pada
domba-domba muda.
• Sex
Mastitis dapat terlihat terutama pada biri-biri betina setelah beranak dan
menyapih anaknya.
• Warna
Kulit yang terbakar oleh sinar matahari (sunburn) dapat menjadi masalah
pada domba yang berwajah pucat seperti Charollais breed, tetapi jarang
ditemukan pada domba yang berwajah hitam seperti Suffolk breed.
• Breed
Texels breed merupakan ras yang rentan terhadap chronic chondritis pada
laring yang menyebabkan obstruksi parsial pada saluran nafas atas.
• Genotype : tingkat kerentanan terhadap scarpie dapat dipengaruhi
oleh genotype.
3. UMUR
1. Domba di bawah satu tahun
2. Satu tahun (2 gigi seri
permanen)
3. Dua tahun (4 gigi seri
permanen)
4. Tiga tahun (6 gigi seri
permanen)
5. Empat tahun (8 delapan gigi
seri permanen)
6. Domba tua, lebih dari empat
tahun
4. Sejarah pasien
• Informasi penyakit didaerah tersebut
• Manajemen peternakan
• Program preventif
• Recording
• Nutrisi
• Musim dan cuaca
5. Observasi lingkungan
• Padang rumput
• Pemberian suplemen
• Kualitas dan kuantitas air
• Gangguan pada kaki (foot rot)
• Tanaman beracun
• Endoparasit
• housing
6. Observasi hewan
• Tingkah laku makan
• Diare
• Kondisi tubuh
• Pernapasan
• Iritasi pada kulit
• Temperatur, pulsus, angka respirasi, membran
mukosa, limfonodus
8. Data normal domba
Data Frekuensi
Pernafasan 20-30 rpm
pulsus 90 kali/ menit
suhu 38 – 40 o
C
Membran mukosa pink
CRT <2 detik
(Jackson, 2002)
9. 1. berdiri di kiri/kanan hewan
2. Handling dan restrain
3. Pasang stetoskop dengan baik
4. Letakkan bell stetoskop pada daerah rongga dada pada
area paru-paru
5. Dengarkan suara-suara vesikuler atau bronchial
6. Dengarkan suara-suara abnormal respirasi
AUSKULTASI SUARA
RESPIRASI
10. AUSKULTASI SUARA JANTUNG
1. Pemeriksa berdiri di sisi kiri hewan
2. Handling dan restrain hewan dengan baik
3. Pasang stetoskop dengan baik
4. Letakkan bell stetoskop pada daerah rongga dada pada area jantung
5. Letakkan bell stetoskop pada “M” untuk mendengarkan suara jantung
katup
mitralis, pada “P” untuk mendengarkan suara jantung katup pulmonalis, pada
“A” untuk mendengarkan suara daerah aorta, pada “T” untuk mendengarkan
suara jantung katup trikuspidalis
6. Perhatikan kecepatan denyut jantung
7. Perhatikan suara irama jantung
8. Perhatikan suara-suara abnormal jantung
11. 1. Handling dan restrain hewan dengan baik
2. Pemeriksa berdiri di sebelah kiri hewan.
3. Pasang stetoskop dengan cermat
4. Letakkan bell stetoskop pada daerah flank kiri hewan (area kiri atas
abdomen)
5. Dengarkan hingga beberapa saat hingga terdengar suara pergerakan cairan
dan gas di dalam rumen, yang mengindikasikan adanya kontraksi rumen (1-2
menit)
6. Hitung waktu hingga terdengar suara berikutnya
AUSKULTASI SUARA RUMEN
12. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah
Darah diambil dari vena jugularis.
Pada domba venanya bersifat tortuous atau berliku-
liku, posisi konstan kanya ditemukan pada sudut
rahang.
Posisi vena dapat dikonfirmasi melalui palpasi.
Antikoagulan EDTA dan heparin plasma darah
• Agar Gel Immuno Diffusion (AGID-T)
• CFT
14. Reference
• Deptan. 2012. Penyakit yang sering menyerang
domba. www.deptan.go.id
• Jackson, Peter G. G. 2002. Clinical Examination of
Farm Animals. Blackwell : UK
• Soebronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia)
1. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
• Triakoso, Nusdianto. 2011. Petunjuk Praktikum
Pemeriksaan Fisik. FKH Unair: Surabaya