SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
D. Aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara
Untuk melakukan komunikasi data dan suara harus memenuhi
beberapa aspek sebagai berikut :
1. Communication Channel yang pertama adalah jalur lintas data, yaitu
a. Simplex. adalah komunikasi yang dilakukan secara satu arah,
penerima hanya bisa sebagai penerima, dan pengirim hanya bisa
sebagai pengirim. Contoh, TV, radio
b. Half Duplex. komunikasi ini dapat dilakukan sebagai pengirim dan
penerima, namun dilakukan secara bergantian. System komunikasi
half-duplex dapat mengirimkan data secara bolak-balik (dua arah),
tetapi pada satu saat hanya mengirimkan data pada satu arah saja.
Proses untuk mengubah arah pengiriman memerlukan tambahan
perangkat lunak, dan memerlukan waktu yang disebut turn-around
time. Dalam beberapa hal turn araound time berkisar sampai
milidetik, apabila sering terjadi akan menurunkan unjuk kerja
rangkaian. Contoh handy talky
c. Full Duplex. yang terakhir adalah full duplex, komunikasi ini
dilakukan secara dua arah, dapat menjadi pengirim dan penerima
secara bersamaan tanpa harus bergantian. Rangkaian full-duplex
adalah rangkaian yang dapat mengirim data dalam dua arah pada
waktu yang sama. Dalam beberapa hal, dua kanal yang terpisah
digunakan untuk pengiriman pada masing-masing arah. Seringkali,
komunikasi full-duplex digunakan untuk mengirimkan data secara
serempak pada ke-dua arah tersebut. Ini dilakukan untuk
memperkecil turn-around time yang berakibat menurunya waktu
tanggapan dari computer yang menggunkan computer mini, atau
mikro, juga sering menggunakan operasi full-duplex agar biaya
tetap rendah. Contoh Handphone
2
2. Serial Communication
Maksudnya adalah komunikasi harus dilakukan secara urut, harus
lewat blok komunikasi.
a. Tranceiver. Pihak yang mengirimkan informasi, misalnya pesawat
telepon, telex, terminal, dan lain-lain. Tugasnya adalah
membangkitkan berita atau informasi dan menempatkannya pada
media transmisi.
b. Transmisi. Media yang digunakan untuk menyalurkan
(mengirimkan) ketempat tujuan (penerima), misalnya saluran fisik
(kabel), udara dan cahaya.
c. Receiver. Pihak yang menerima informasi, misalnya pesawat
telepon, telex, terminal, dan lain-lain. Tugasnya adalah menerima
berita atau informasi yang dikirimkan oleh pengirim berita.
3. Teknik Transmisi
Ada dua cara dalam melakukan teknik transmisi, yaitu sebagai berikut
a. Asynschronous (pengiriman data tak sinkron).
Pada pengiriman data tak sinkron, setiap karakter dikirimkan
sebagai satu kesatuan (entity) bebas, yang berarti bahwa waktu
antara pengirim bit terakhir dari sebuah karakter dan bit pertama
dari karakter berikutnya tidak tetap. Pengiriman data tak sinkron
lebih sederhana disbanding pengiriman sinkron, karena hanya
isyarat data saja yang dikirimkan. Detak penerima dibangkitkan
secara local didalam penerima dan tetap dijaga agar sesuai dengan
detak pengirim yang mengunakan bit awal (start bit) dan bit
terakhir (stop bit) yang dikirimkan dengan setiap karakter. Pada
keadaan tidak berfungsi, pengirim akan mempertahankan tegangan
jalur pada aras biner 1, dan detak penerima dihentikan. Pada saat
pengirim mempunyai karakter untuk dikirim, pertama kali pengirim
akan mengubah tegangan jalur menjadi aras biner 0, disebut bit
awal, selama periode waktu satu bit setelah itu bit dari karakter tsb.
Dikirimkan detak penerima akan diawali dengan mengubah kondisi
3
bit awal menjadi 0 dan kemudian bekerja secara bebas untuk
membangkitkan pulsa detak. Pulsa detak pertama harus terjadi
setelah selang waktu kira-kira 1,5 bit dan setelah itu setiap bit harus
dicacah dengan interval waktu satu bit. Hal ini berarti detak
penerima biasanya disusaikan untuk meyakinkan bahwa waktu
transisi detak terjadi kira-kira separuh dari waktu yang diperlukan
untuk menerima sebuah bit. Dengan demikian, pencacahan setiap
bit terjadi di tengah-tengahnya, dan inilah yang diinginkan agar
kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diperkecil. Pada akhir
setiap karakter, bit akhir dikirimkan, tegangan pada aras biner
adalah 1 untuk menghentikan detak penerima. Detak penerima akan
menunggu sampai bit awal berikutnya. Penyesuaian antara detak
pengirim dan penerima terjadi karakter per karakter. Hal ini berarti
detak penerima tidak harus sangat stabil. Sebagai contoh, jika
waktu diijinkan untuk drift-up adalah
± 0.2 dari periode bit, pada akhir karakter 10-bit detak penerima
harus stabil selama ± 100/(100 x 5) = ± 2% dari detak dalam
pengirim. Hal ini dengan mudah diperoleh dengan memanfaatkan
osilator Kristal atau PLL (phase-locked loop). Bentuk gelombang
dari isyarat yang mengunakan penyesuaian awal-akhir disajikan
pada Gambar 18. Bit awal dan bit akhir tidak membawa informasi,
tetapi hanya menunjukan awal dan akhir setiap karakter. Dari
gambar dapat dilihat bahwa bit ke delapan, disebut bit paritas,
diikuti sertakan dalam bentuk gelombang tersebut. Bit ini akan
dipasang pada 1 atau 0 untuk meyakinkan cacah bit 1 pada setiap
karakter adalah genap untuk paritas genap, atau ganjil untuk paritas
ganjil. Sehingga, setiap karakter mempunyai panjang 10 bit. System
paritas ini memungkinkan adanya deteksi kesalahan tunggal pada
setiap karakter.
4
Gambar 4.6 Sinkronisasi awal akhir
Efesiensi system tak sinkron tidak begitu tinggi, karena hanya 7
dari 10 bit yang dikirimkan berisi informasi yang sesungguhnya.
Istilah anisochronous dopakai untuk menunjukan kesuatu kanal
yang mempunyai kemampuan untuk mengirimkan data tetapi tidak
dapat melakukan isyarat pewaktuan (timing signal). Jika detak
penerima bekerja pada kecepatan yang berbeda dengan detak
pengirim akan terjadi kemungkinan penerima tidak menerima setiap
bit yang dikirimkan oleh pengirim. Jika detak penerima sedikit
lebih cepat dari pengirim, penerima akan mengambil sampel data
yang dating lebih cepat. Setelah itu penerima akan mengambil
sampel bit yang sama untuk kedua kalinya dan data yang diterima
alan keluar dari sinkronisasi dengan data yang dikirim. Dimisalkan
durasi setiap bit yang diterima adalah y mdetik sehingga,
sesuai dengan rumus dibawah ini
nx + x/2 = ny
5
Gambar 4.7 Timing Signal
b. Synschronous (pengiriman data sikron)
Pada pengiriman data sinkron sejumlah blok data dikirimkan secara
kontinu tanpa bit awal atau akhir. Detak pada penerima
dioperasikan secara kontinu dan dikunci agar supaya sesuai dengan
detak pengirim. Untuk mendapat keadaan yang sesuai, informasi
pendekatan harus dikirimkan lewat jalur bersama-sama dengan data
dengan memanfaatkan metode penyandian tertentu sehingga
informasi pendekatan dapaat diikut sertakan, atau dengan
mengunakan modem yang menyandikan informasi pendetakan
selama proses modulasi, atau dengan menggunakan detak didalam
untai antarmukanya. Ketiga cara diatas diilustrasikan pada Gambar
23. pada masing masing kasus diatas, data dikirrimkan dengan laju
tertentu dikendalikan oleh detak pengirim. Sehingga, pengirim
harus mempunyai sikrit yang dapat mengawa sandikan informasi
detak yang diterima. Karena detak pengirim menentukan kecepatan
pengirim dan penerima sinkronisasi dipertahankan. Kanal
mempunyai kemampuan untuk mengirimkan informasi pendetakan,
selain data yang harus dikirimkan, disebut kanal isochronous.
6
Gambar 4.8 System sinkron, detak dapat ditempatkan dibagian (a)
terminal, (b) perangkat antarmuka, atau (c) modem
Data secara kontinu akan dikirimkan ters mernerus tanpa adanya
pembatas (gap). Interval waktu antara bit terakhir dari suatu
karakter dengan bit pertama dari karakter berikutnya adalah nol
atau kelipatan bulat dari periode waktu yang diperlukan untuk
mengirimkan sebuah karakter. Jika pada data yang dikirimkan
terdapat pembatas, pengirim akan menambahkan byte tambahan
untuk mengganti pembatas tersebut. Sehingga, tidak diperlukan
adanya bit awal dan akhir. Gambar 24 menunjukan aliran bit
sinkron. Penerima harus memulai pencacahan pada tengah-tengah
bit pertama dari karkter pertama, jika tidak akan ditimbul kesalahan
pada isyarat yang diterima. Setelah penyesuaian bit, penerima hatus
tahu pada kelompok mana bit tersebut akan membentuk karakter
(penyesuaian karakter). Penerima harus memantau data yang
diterima setiap bit sampai penerima mengenali pola karakter
sinkronisasi. Dengan cara ini, penerima dapat mengetahui
himpunan bit mana yang membentuk karakter yang pertama
dikirimkan. Karakter berikutnya dengan mudah dikenali. Prinsip
pengiriman sinkron menggunakan protocol BiSynch akan
dijelaskan lebih lanjut pada
7
Gambar 4.9 Aliran data sinkron
adalah teknik yang menggunakan kanal yang terpi Aliran pada
biasanya diawali dengan dua atau lebih byte sinkronisasi (SYN)
yang mempunyai pola tertentu yang dapat dikenali penerima.
Penerima mula-mula dalam mode pencarian untuk mencari dua
karakter SYN yang berurutan pada aliran data berikutnya. Setelah
dua byte tersebut diidentifikasi, data dipindahkan ke penyimpanan
sementara yaitu dalam register geser (shift register) dan bendera
karakter-tersedia akan dinaikkan setiap delapan bit. Gambar 24.
mengilustrasikan contoh pengiriman sinkron seperti dijelaskan
diatas. Pesan akan diawali dengan dua karakter SYN dan satu
karakter STX, dari kata start of text, yang menunjukan awal
pengiriman informasi yang sesungguhnya. Setelah bit pertama dari
pesan diidentifikasi, penerima akan mengidentifikasi karakter yang
berikutnya untuk membentuk pesan yang lengkap. ETX, end of text,
dan FCS, frame check sequence, adalah isyarat 16 bit yang berisi
informasi pemeriksa kesalahan. Beberapa bentuk informasi header
dapat memulai pesan yang akan dikirimkan. Informasi ini biasanya
berupa alamat tujuan, alamat asal, informasi prioritas, dan atau
waktu dan tanggal pengiriman. Jika header diikut sertakan, karakter
SOH, start of header dikirimkan untuk memberitahu penerima
bahwa informasi berikutnya adalah informasi header. Dengan
demikian karakter STX menunjukan awal pesan yang sebenarnya.
8
Gambar 25. menunjukan hal tersebut. Kombinasi data dengan
informasi kendali disebut frame dan formatnya bergantung apakah
kombinasi berorientasi bit atau karakter. BiSynch merupakan
contoh protocol yang berorientasi karakter.
9
Gambar Format Pesan Sinkron
Gambar Pesan dengan header (kepala pesan)
Gambar 4.10 Blok data
Pesan yang sangat panjang biasanya dipecah menjadi beberapa
blok. Setiap blok diawali dengan karakter STX dan diakhiri
karakter ETB (end of the blok text), dan blok terkhir diikuti karakter
ETX
10

More Related Content

What's hot

Contoh surat jual beli tanah
Contoh surat jual beli tanahContoh surat jual beli tanah
Contoh surat jual beli tanahsyahrulhtb
 
Biodata siswa
Biodata siswaBiodata siswa
Biodata siswabasuki58
 
Surat perjanjian jual beli tanah
Surat perjanjian jual beli tanahSurat perjanjian jual beli tanah
Surat perjanjian jual beli tanahHafidz Gress
 
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...Briyan Pratama
 
Surat pemesanan barang
Surat pemesanan barangSurat pemesanan barang
Surat pemesanan barangDaffa Bagus
 
Contoh Model-C CPNS/PNS
Contoh Model-C CPNS/PNS Contoh Model-C CPNS/PNS
Contoh Model-C CPNS/PNS Alfan Fazan Jr.
 
Surat pengunduran diri kerja sama
Surat pengunduran diri kerja samaSurat pengunduran diri kerja sama
Surat pengunduran diri kerja samakartika purwandari
 
program peningkatan kompetensi guru.docx
program peningkatan kompetensi guru.docxprogram peningkatan kompetensi guru.docx
program peningkatan kompetensi guru.docxsahalwahid1
 
Susunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 raha
Susunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 rahaSusunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 raha
Susunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Format kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkalaFormat kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkalaLissa Parista
 
Contoh surat lamaran dan cv iskandar batubara
Contoh surat lamaran dan cv iskandar batubaraContoh surat lamaran dan cv iskandar batubara
Contoh surat lamaran dan cv iskandar batubaraIskandar Iskandar
 
Presentasi ppdb smk fasya 2013
Presentasi ppdb smk fasya 2013Presentasi ppdb smk fasya 2013
Presentasi ppdb smk fasya 2013mamaseminarto
 
Bab 3 pengujian produk
Bab 3 pengujian produkBab 3 pengujian produk
Bab 3 pengujian produkTugimanBuchori
 
Lamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudang
Lamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudangLamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudang
Lamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudangbontek80
 
Susunan acara raker
Susunan acara rakerSusunan acara raker
Susunan acara rakerZen Zaad
 
Surat keterangan jual beli jarommah baroh
Surat keterangan jual beli jarommah barohSurat keterangan jual beli jarommah baroh
Surat keterangan jual beli jarommah barohArya Ningrat
 
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertaminaSurat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina'Oke Aflatun'
 

What's hot (20)

Contoh surat jual beli tanah
Contoh surat jual beli tanahContoh surat jual beli tanah
Contoh surat jual beli tanah
 
Biodata siswa
Biodata siswaBiodata siswa
Biodata siswa
 
Surat perjanjian jual beli tanah
Surat perjanjian jual beli tanahSurat perjanjian jual beli tanah
Surat perjanjian jual beli tanah
 
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
Biodata diri briyan pratama 23020112100025 mahasiswa universitas diponegoro j...
 
Surat pemesanan barang
Surat pemesanan barangSurat pemesanan barang
Surat pemesanan barang
 
Curriculum vitae
Curriculum vitaeCurriculum vitae
Curriculum vitae
 
Contoh Model-C CPNS/PNS
Contoh Model-C CPNS/PNS Contoh Model-C CPNS/PNS
Contoh Model-C CPNS/PNS
 
Surat pengunduran diri kerja sama
Surat pengunduran diri kerja samaSurat pengunduran diri kerja sama
Surat pengunduran diri kerja sama
 
Surat pengiriman barang
Surat pengiriman barangSurat pengiriman barang
Surat pengiriman barang
 
program peningkatan kompetensi guru.docx
program peningkatan kompetensi guru.docxprogram peningkatan kompetensi guru.docx
program peningkatan kompetensi guru.docx
 
Susunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 raha
Susunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 rahaSusunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 raha
Susunan acara perpisahan kelas xii sma negeri 1 raha
 
Format kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkalaFormat kenaikan Gaji berkala
Format kenaikan Gaji berkala
 
Contoh surat lamaran dan cv iskandar batubara
Contoh surat lamaran dan cv iskandar batubaraContoh surat lamaran dan cv iskandar batubara
Contoh surat lamaran dan cv iskandar batubara
 
Presentasi ppdb smk fasya 2013
Presentasi ppdb smk fasya 2013Presentasi ppdb smk fasya 2013
Presentasi ppdb smk fasya 2013
 
Curriculum vitae
Curriculum vitaeCurriculum vitae
Curriculum vitae
 
Bab 3 pengujian produk
Bab 3 pengujian produkBab 3 pengujian produk
Bab 3 pengujian produk
 
Lamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudang
Lamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudangLamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudang
Lamaran kerja dan daftar riwayat hidup staff gudang
 
Susunan acara raker
Susunan acara rakerSusunan acara raker
Susunan acara raker
 
Surat keterangan jual beli jarommah baroh
Surat keterangan jual beli jarommah barohSurat keterangan jual beli jarommah baroh
Surat keterangan jual beli jarommah baroh
 
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertaminaSurat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
 

Similar to KOMUNIKASI DATA DAN SUARA

Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptxPresentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptxhafizhGamers
 
Teknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data DigitalTeknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data Digitalguest995d750
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5Enchenk
 
Metode transmisi 5
Metode transmisi 5Metode transmisi 5
Metode transmisi 5wahyu101192
 
Jbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-g
Jbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-gJbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-g
Jbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-gMateri Kuliah Online
 
Presentation dasar telkom
Presentation dasar telkomPresentation dasar telkom
Presentation dasar telkomMiftahur Rizqi
 
komdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptx
komdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptxkomdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptx
komdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptxHasanulFahmi2
 
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkapDeteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkapMuhammad Love Kian
 
1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.
1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.
1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.Naufal Muhajir Abidin
 
20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringan20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringanBambang Gastomo
 
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralelPerbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralelkelamanbelalang
 

Similar to KOMUNIKASI DATA DAN SUARA (20)

Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptxPresentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
 
Teknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data DigitalTeknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data Digital
 
Tugas "KOMUNIKASI PROCESSOR" NIM:14-110-00-22
Tugas "KOMUNIKASI PROCESSOR" NIM:14-110-00-22Tugas "KOMUNIKASI PROCESSOR" NIM:14-110-00-22
Tugas "KOMUNIKASI PROCESSOR" NIM:14-110-00-22
 
Tugas pti Komunikasi processor
Tugas pti Komunikasi processor Tugas pti Komunikasi processor
Tugas pti Komunikasi processor
 
Transmisi Data.ppt
Transmisi Data.pptTransmisi Data.ppt
Transmisi Data.ppt
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Metode transmisi 5
Metode transmisi 5Metode transmisi 5
Metode transmisi 5
 
Et3041 15
Et3041 15Et3041 15
Et3041 15
 
Pengantar Komunikasi Data
Pengantar Komunikasi DataPengantar Komunikasi Data
Pengantar Komunikasi Data
 
PPT KELOMPOK 9
PPT KELOMPOK 9PPT KELOMPOK 9
PPT KELOMPOK 9
 
KELOMPOK 9
KELOMPOK 9KELOMPOK 9
KELOMPOK 9
 
Jbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-g
Jbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-gJbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-g
Jbptgunadarma gdl-course-2006-riograceel-552-dataenc-g
 
Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2
 
BAB II.doc
BAB II.docBAB II.doc
BAB II.doc
 
Presentation dasar telkom
Presentation dasar telkomPresentation dasar telkom
Presentation dasar telkom
 
komdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptx
komdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptxkomdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptx
komdat3-PHYSICAL LAYER DAN MEDIA.pptx
 
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkapDeteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
 
1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.
1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.
1304405029 naufal muhajir abidin jartel_tugas2_reg2016.
 
20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringan20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringan
 
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralelPerbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
 

More from SitiFauriah

Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer
Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer
Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer SitiFauriah
 
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar SitiFauriah
 
Pertemuan 4 sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal
Pertemuan 4  sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal Pertemuan 4  sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal
Pertemuan 4 sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal SitiFauriah
 
Pertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilanganPertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilanganSitiFauriah
 
Materi 2 fungsi firewall pada jaringa n voip
Materi 2 fungsi firewall pada jaringa n voipMateri 2 fungsi firewall pada jaringa n voip
Materi 2 fungsi firewall pada jaringa n voipSitiFauriah
 
Tlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi data
Tlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi dataTlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi data
Tlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi dataSitiFauriah
 
Pertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilanganPertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilanganSitiFauriah
 
Alat pelindungan diri
Alat pelindungan diriAlat pelindungan diri
Alat pelindungan diriSitiFauriah
 
Petemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilanganPetemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilanganSitiFauriah
 
Pengertian ekstensi dan dila plan server sofwitch
Pengertian ekstensi dan dila plan server sofwitchPengertian ekstensi dan dila plan server sofwitch
Pengertian ekstensi dan dila plan server sofwitchSitiFauriah
 
Menerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhMenerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhSitiFauriah
 

More from SitiFauriah (13)

Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer
Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer
Bab 2 P.1 Mengenal Personal Komputer
 
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
Pertemuan 1 bab ii relasi logik dan fungsi gerbang dasar
 
Pertemuan 4 sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal
Pertemuan 4  sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal Pertemuan 4  sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal
Pertemuan 4 sistem bilangan coded decimal dan binary coded hexadecimal
 
Pertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilanganPertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilangan
 
Materi 2 fungsi firewall pada jaringa n voip
Materi 2 fungsi firewall pada jaringa n voipMateri 2 fungsi firewall pada jaringa n voip
Materi 2 fungsi firewall pada jaringa n voip
 
Tlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi data
Tlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi dataTlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi data
Tlj pertemuan 2 karakteristik dasar komunikasi data
 
Pertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilanganPertemuan 3 konversi bilangan
Pertemuan 3 konversi bilangan
 
Tlj pertemuan 1
Tlj pertemuan 1Tlj pertemuan 1
Tlj pertemuan 1
 
Tlj pertemuan 1
Tlj pertemuan 1Tlj pertemuan 1
Tlj pertemuan 1
 
Alat pelindungan diri
Alat pelindungan diriAlat pelindungan diri
Alat pelindungan diri
 
Petemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilanganPetemuan 2 sistem bilangan
Petemuan 2 sistem bilangan
 
Pengertian ekstensi dan dila plan server sofwitch
Pengertian ekstensi dan dila plan server sofwitchPengertian ekstensi dan dila plan server sofwitch
Pengertian ekstensi dan dila plan server sofwitch
 
Menerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhMenerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lh
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

KOMUNIKASI DATA DAN SUARA

  • 1. 1 D. Aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara Untuk melakukan komunikasi data dan suara harus memenuhi beberapa aspek sebagai berikut : 1. Communication Channel yang pertama adalah jalur lintas data, yaitu a. Simplex. adalah komunikasi yang dilakukan secara satu arah, penerima hanya bisa sebagai penerima, dan pengirim hanya bisa sebagai pengirim. Contoh, TV, radio b. Half Duplex. komunikasi ini dapat dilakukan sebagai pengirim dan penerima, namun dilakukan secara bergantian. System komunikasi half-duplex dapat mengirimkan data secara bolak-balik (dua arah), tetapi pada satu saat hanya mengirimkan data pada satu arah saja. Proses untuk mengubah arah pengiriman memerlukan tambahan perangkat lunak, dan memerlukan waktu yang disebut turn-around time. Dalam beberapa hal turn araound time berkisar sampai milidetik, apabila sering terjadi akan menurunkan unjuk kerja rangkaian. Contoh handy talky c. Full Duplex. yang terakhir adalah full duplex, komunikasi ini dilakukan secara dua arah, dapat menjadi pengirim dan penerima secara bersamaan tanpa harus bergantian. Rangkaian full-duplex adalah rangkaian yang dapat mengirim data dalam dua arah pada waktu yang sama. Dalam beberapa hal, dua kanal yang terpisah digunakan untuk pengiriman pada masing-masing arah. Seringkali, komunikasi full-duplex digunakan untuk mengirimkan data secara serempak pada ke-dua arah tersebut. Ini dilakukan untuk memperkecil turn-around time yang berakibat menurunya waktu tanggapan dari computer yang menggunkan computer mini, atau mikro, juga sering menggunakan operasi full-duplex agar biaya tetap rendah. Contoh Handphone
  • 2. 2 2. Serial Communication Maksudnya adalah komunikasi harus dilakukan secara urut, harus lewat blok komunikasi. a. Tranceiver. Pihak yang mengirimkan informasi, misalnya pesawat telepon, telex, terminal, dan lain-lain. Tugasnya adalah membangkitkan berita atau informasi dan menempatkannya pada media transmisi. b. Transmisi. Media yang digunakan untuk menyalurkan (mengirimkan) ketempat tujuan (penerima), misalnya saluran fisik (kabel), udara dan cahaya. c. Receiver. Pihak yang menerima informasi, misalnya pesawat telepon, telex, terminal, dan lain-lain. Tugasnya adalah menerima berita atau informasi yang dikirimkan oleh pengirim berita. 3. Teknik Transmisi Ada dua cara dalam melakukan teknik transmisi, yaitu sebagai berikut a. Asynschronous (pengiriman data tak sinkron). Pada pengiriman data tak sinkron, setiap karakter dikirimkan sebagai satu kesatuan (entity) bebas, yang berarti bahwa waktu antara pengirim bit terakhir dari sebuah karakter dan bit pertama dari karakter berikutnya tidak tetap. Pengiriman data tak sinkron lebih sederhana disbanding pengiriman sinkron, karena hanya isyarat data saja yang dikirimkan. Detak penerima dibangkitkan secara local didalam penerima dan tetap dijaga agar sesuai dengan detak pengirim yang mengunakan bit awal (start bit) dan bit terakhir (stop bit) yang dikirimkan dengan setiap karakter. Pada keadaan tidak berfungsi, pengirim akan mempertahankan tegangan jalur pada aras biner 1, dan detak penerima dihentikan. Pada saat pengirim mempunyai karakter untuk dikirim, pertama kali pengirim akan mengubah tegangan jalur menjadi aras biner 0, disebut bit awal, selama periode waktu satu bit setelah itu bit dari karakter tsb. Dikirimkan detak penerima akan diawali dengan mengubah kondisi
  • 3. 3 bit awal menjadi 0 dan kemudian bekerja secara bebas untuk membangkitkan pulsa detak. Pulsa detak pertama harus terjadi setelah selang waktu kira-kira 1,5 bit dan setelah itu setiap bit harus dicacah dengan interval waktu satu bit. Hal ini berarti detak penerima biasanya disusaikan untuk meyakinkan bahwa waktu transisi detak terjadi kira-kira separuh dari waktu yang diperlukan untuk menerima sebuah bit. Dengan demikian, pencacahan setiap bit terjadi di tengah-tengahnya, dan inilah yang diinginkan agar kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diperkecil. Pada akhir setiap karakter, bit akhir dikirimkan, tegangan pada aras biner adalah 1 untuk menghentikan detak penerima. Detak penerima akan menunggu sampai bit awal berikutnya. Penyesuaian antara detak pengirim dan penerima terjadi karakter per karakter. Hal ini berarti detak penerima tidak harus sangat stabil. Sebagai contoh, jika waktu diijinkan untuk drift-up adalah ± 0.2 dari periode bit, pada akhir karakter 10-bit detak penerima harus stabil selama ± 100/(100 x 5) = ± 2% dari detak dalam pengirim. Hal ini dengan mudah diperoleh dengan memanfaatkan osilator Kristal atau PLL (phase-locked loop). Bentuk gelombang dari isyarat yang mengunakan penyesuaian awal-akhir disajikan pada Gambar 18. Bit awal dan bit akhir tidak membawa informasi, tetapi hanya menunjukan awal dan akhir setiap karakter. Dari gambar dapat dilihat bahwa bit ke delapan, disebut bit paritas, diikuti sertakan dalam bentuk gelombang tersebut. Bit ini akan dipasang pada 1 atau 0 untuk meyakinkan cacah bit 1 pada setiap karakter adalah genap untuk paritas genap, atau ganjil untuk paritas ganjil. Sehingga, setiap karakter mempunyai panjang 10 bit. System paritas ini memungkinkan adanya deteksi kesalahan tunggal pada setiap karakter.
  • 4. 4 Gambar 4.6 Sinkronisasi awal akhir Efesiensi system tak sinkron tidak begitu tinggi, karena hanya 7 dari 10 bit yang dikirimkan berisi informasi yang sesungguhnya. Istilah anisochronous dopakai untuk menunjukan kesuatu kanal yang mempunyai kemampuan untuk mengirimkan data tetapi tidak dapat melakukan isyarat pewaktuan (timing signal). Jika detak penerima bekerja pada kecepatan yang berbeda dengan detak pengirim akan terjadi kemungkinan penerima tidak menerima setiap bit yang dikirimkan oleh pengirim. Jika detak penerima sedikit lebih cepat dari pengirim, penerima akan mengambil sampel data yang dating lebih cepat. Setelah itu penerima akan mengambil sampel bit yang sama untuk kedua kalinya dan data yang diterima alan keluar dari sinkronisasi dengan data yang dikirim. Dimisalkan durasi setiap bit yang diterima adalah y mdetik sehingga, sesuai dengan rumus dibawah ini nx + x/2 = ny
  • 5. 5 Gambar 4.7 Timing Signal b. Synschronous (pengiriman data sikron) Pada pengiriman data sinkron sejumlah blok data dikirimkan secara kontinu tanpa bit awal atau akhir. Detak pada penerima dioperasikan secara kontinu dan dikunci agar supaya sesuai dengan detak pengirim. Untuk mendapat keadaan yang sesuai, informasi pendekatan harus dikirimkan lewat jalur bersama-sama dengan data dengan memanfaatkan metode penyandian tertentu sehingga informasi pendekatan dapaat diikut sertakan, atau dengan mengunakan modem yang menyandikan informasi pendetakan selama proses modulasi, atau dengan menggunakan detak didalam untai antarmukanya. Ketiga cara diatas diilustrasikan pada Gambar 23. pada masing masing kasus diatas, data dikirrimkan dengan laju tertentu dikendalikan oleh detak pengirim. Sehingga, pengirim harus mempunyai sikrit yang dapat mengawa sandikan informasi detak yang diterima. Karena detak pengirim menentukan kecepatan pengirim dan penerima sinkronisasi dipertahankan. Kanal mempunyai kemampuan untuk mengirimkan informasi pendetakan, selain data yang harus dikirimkan, disebut kanal isochronous.
  • 6. 6 Gambar 4.8 System sinkron, detak dapat ditempatkan dibagian (a) terminal, (b) perangkat antarmuka, atau (c) modem Data secara kontinu akan dikirimkan ters mernerus tanpa adanya pembatas (gap). Interval waktu antara bit terakhir dari suatu karakter dengan bit pertama dari karakter berikutnya adalah nol atau kelipatan bulat dari periode waktu yang diperlukan untuk mengirimkan sebuah karakter. Jika pada data yang dikirimkan terdapat pembatas, pengirim akan menambahkan byte tambahan untuk mengganti pembatas tersebut. Sehingga, tidak diperlukan adanya bit awal dan akhir. Gambar 24 menunjukan aliran bit sinkron. Penerima harus memulai pencacahan pada tengah-tengah bit pertama dari karkter pertama, jika tidak akan ditimbul kesalahan pada isyarat yang diterima. Setelah penyesuaian bit, penerima hatus tahu pada kelompok mana bit tersebut akan membentuk karakter (penyesuaian karakter). Penerima harus memantau data yang diterima setiap bit sampai penerima mengenali pola karakter sinkronisasi. Dengan cara ini, penerima dapat mengetahui himpunan bit mana yang membentuk karakter yang pertama dikirimkan. Karakter berikutnya dengan mudah dikenali. Prinsip pengiriman sinkron menggunakan protocol BiSynch akan dijelaskan lebih lanjut pada
  • 7. 7 Gambar 4.9 Aliran data sinkron adalah teknik yang menggunakan kanal yang terpi Aliran pada biasanya diawali dengan dua atau lebih byte sinkronisasi (SYN) yang mempunyai pola tertentu yang dapat dikenali penerima. Penerima mula-mula dalam mode pencarian untuk mencari dua karakter SYN yang berurutan pada aliran data berikutnya. Setelah dua byte tersebut diidentifikasi, data dipindahkan ke penyimpanan sementara yaitu dalam register geser (shift register) dan bendera karakter-tersedia akan dinaikkan setiap delapan bit. Gambar 24. mengilustrasikan contoh pengiriman sinkron seperti dijelaskan diatas. Pesan akan diawali dengan dua karakter SYN dan satu karakter STX, dari kata start of text, yang menunjukan awal pengiriman informasi yang sesungguhnya. Setelah bit pertama dari pesan diidentifikasi, penerima akan mengidentifikasi karakter yang berikutnya untuk membentuk pesan yang lengkap. ETX, end of text, dan FCS, frame check sequence, adalah isyarat 16 bit yang berisi informasi pemeriksa kesalahan. Beberapa bentuk informasi header dapat memulai pesan yang akan dikirimkan. Informasi ini biasanya berupa alamat tujuan, alamat asal, informasi prioritas, dan atau waktu dan tanggal pengiriman. Jika header diikut sertakan, karakter SOH, start of header dikirimkan untuk memberitahu penerima bahwa informasi berikutnya adalah informasi header. Dengan demikian karakter STX menunjukan awal pesan yang sebenarnya.
  • 8. 8 Gambar 25. menunjukan hal tersebut. Kombinasi data dengan informasi kendali disebut frame dan formatnya bergantung apakah kombinasi berorientasi bit atau karakter. BiSynch merupakan contoh protocol yang berorientasi karakter.
  • 9. 9 Gambar Format Pesan Sinkron Gambar Pesan dengan header (kepala pesan) Gambar 4.10 Blok data Pesan yang sangat panjang biasanya dipecah menjadi beberapa blok. Setiap blok diawali dengan karakter STX dan diakhiri karakter ETB (end of the blok text), dan blok terkhir diikuti karakter ETX
  • 10. 10