SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PROTOKOL adalah sekumpulan aturan
yang harus ditaati dua stasiun (komputer atau
terminal) sehingga data dapat di kirimkan dari
satu stasiun yang lain. Protokol juga berisi aturan-
aturan penyesuaian detak pada penerima, untuk
menetukan stasiun mana yang mempunyai
kendali atas sambungan, untuk penyesuaian.
Dalam suatu jaringan sering dijumpai lebih dari
satu aras protokol. Aras terendah berkaitan
dengan perangkat keras, dimana sekumpulan
aturan di perlukan untuk menentukan gimana
data dapat dikirimkan dari terminal dari komputer
ke jalur komunikasi dan sebaliknya
Protokol dikelompokkan menjadi tiga kelompok
utama sesuai cara pembingkaian yang digunakan, yaitu:
(a) Protokol yang berorientasi karakter menggunakan karakter-karakter
khusus untuk membedakan segmen-segmen bingkai informasi yang
berbeda. Contoh utama dari protokol jenis ini adalah BiSynch.
Protokol jenis ini tidak luwes karena semua pesan dikirimkan dalam
sederetan byte. Data biner sukar ditangani karena beberapa data
akan muncul sebagai sandi kendali.
(b) Protokol byte-count menggunakan header yang berisi medan cacah
yang menunjukkan cacah karakter yang akan datang dan cacah karakter
yang telah diterima tanpa kesalahan. Di dalam medan cacah sembarang
karakter dapat muncul dan tidak akan diperlakukan sebagai karakter
kendali. Contoh protocol ini adalah DDCMP dari DEC.
Dua protokol yang baru yaitu SDH (Synchronous
Digital Hierarchy) dan Asynchronous Transfer Mode
(ATM) menyediakan standar yang luwes untuk
komunikasi data dan suara.
Protokol-protokol ini dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
(a) intra-office, sampai 2 km.
(b) inter-office, 2 sampai 15 km.
(c) long-haul, diatas 15 km.
(c) Pada protokol yang berorientasi bit setiap bingkai tersusun atas suatu medan
yang terletak antara bendera awal dan akhir (masing-masing 8 bit). Setiap bit
pada masing-masing medan, kecuali medan informasi disandikan dengan bit
alamat, kendali, cacah, dan pemeriksaan kesalahan. Data tidak harus dikirimkan
dalam rangkaian byte, tetapi dapat dikirimkan dengan sembarang pola bit.
PROTOKOL BISYNCH
Protokol sinkron biner (BiSynch) memungkinkan data
seri untuk dikirimkan dalam blok-blok, setiap blok diawali
dengan sederetan bit penyesuaian yang biasanya berupa
karakter ASCII SYN. BiSynch hanya dapat digunakan untuk
operasi sinkron secara half-duplex pada rangkaian titik ke
titik atau multi-drop menggunakan dua atau empat kawat.
Karakter SYN digunakan oleh stasiun penerima untuk
mendapatkan karakter sinkronisasi. Stasiun penerima harus
mendeteksi dua karakter SYN untuk mendapatkan karakter
yang dimaksud. Setelah penerima mendapakan karakter
tersebut, sisa data yang diterima merupakan data yang
setiap karakternya terdiri dari 8 bit. Setelah satu blok data
diterima, penerima akan memberitahu pengirim bahwa data
telah diterima dengan atau tanpa kesalahan.
Format protokol BiSynch ditunjukkan pada gambar 8.4 Dua
karakter SYN diikuti karakter start-of-header (SOH) dan
diikuti headernya. Header ini mungkin diikuti oleh karakter
end-of-header ( EOH) sebelum karakter satart-of-text (STX)
yang menunjukkann awal dari pesan yang sesungguhnya.
Akhir pesan yang dikirim ditandai dengan end-of-
transmission-block (ETB), atau end-of-text (EOT) jika block
tersebut meerupakan block terakhir. Header tidak selalu
muncul tetapi jika muncul bagian ini berisi sejumlah informasi
antara lain stasiun kendali dan prioritasnya.
Dalam sistem automatic repeat request (ARQ) dasar
seperti diatas, stasiun pengirim mengirimkan sebuah blok data
akan menunggu tanda bahwa blok tersebut telah diterima
dengan benar. Dalam sistem yang lebih rumit, sejumlah blok
dikirimkan tanpa harus menuggu acknowledgement. Jika
stasiun penerima menerima blok yang berisi kesalahan,
stasiun ini akan mengirimkan karakter NAK, dan pada saat
yang sama, akan mengabaikan blok-blok berikutnya sampai
blok yang berisi kesalahan tadi telah diterma kembali dengan
benar. Jika NAK diterima oleh stasiun pengirim, stasiun ini
akan mengirimkan blok yang berisi keesalahan serta blok-blok
lain yang mengikutinya
Sistem ARQ
Penggunaan Karakter DLE
Jika karakter yang dikirim berupa karakter-karakter khusus, karakter-
karakter tersebut harus dibuat transparan. Hal ini berarti bahwa
karakter-karakter tersebut harus tidak kelihatan sebagai karakter
kendali. Suatu blok data dapat dibuat transparan terhadap untai
pengendali dengan cara mengawali dan mengakhiri blok tersebut
dengan karakter DLE.
Pada awal blok, karakter DLE disisipkan sebelum karakter STX, dan
pada akhir blok disisipkan sebelum ETB atau ETX .
Di dalam pesan medan DLE merupakan satu-satunya karakter
kendali yang akan dikenali seperti apa adanya; jika ada
karakter kendali lain yang harus dilaksanakan, karakter ini
harus diawali dengan DLE.
Prosedur yang dijelaskan di atas adalah cara yang digunaam oleh
IBM dan perusahaan lain dapat menggunakan sedikit modifikasi atas versi
BiSynch ini. Protokol BiSynch mempunyai data kerugian :
a) Adanya keharusan bagi setiap blok untuk diacknowledge sebelum
blok berikutnya dikirim sebagai protokol ini bekerja sebagai half-
duplex sehingga mengurangi throughput sistem
b) Karakter DLE harus digunakan untuk memberikan tingkat transparasi
pesan yang diinginkan
Kerugian-kerugian diatas dapat diatasi dengan penggunaan protokol
seperti high-level data-link control (HDLC), synchronous data-link control
(SDLC) dan X25 dari ITU-T. HDLC adalah protokol dari IS( Internasional
Standard Organization) dan SDLC merupakan salah satu versinya dan
dalam buku ini kedua protokol dianggap sama kecuali jika memerlukan
perhatian khusus. X25 merupakan versi lain dari HDLC yang digunakan
untuk dapat mengakses jaringan packet-switched.
PROTOKOL HDLC
Protokol HDLC (high-level data-link control) adalah protokol
untuk digunakan dengan WAN (wide-area networks) yang secara
luas dapat mengatasi kerugian-kerugian yang ada pada protokol-
protokol yang berorientasi karakter seperti BiSynch, yaitu yang
hanya dapat bekerja secara half-duplex dan penggunaan karakter
DLE untuk mendapatkan transparasi pesan. Dua protokol utama
dalam HDLC adalah LAB untuk sambungan titik ke titik dan RNM
untuk sambungan banyak titik.
HDLC adalah protokol full-duplex (meskipun dapat juga digunakan
dalam metode half-duplex) yang berarti sambungan menggunakan dua
kanal yang tidak saling bergantung dan pengiriman sinkron.
operasi HDLC pada (a) sambungan titik-ke-titik, dan (b) polled
network
Pada saat pesan-pesan biner murni, misalnya karakter tak
terpisah, dikirimkan lewat satu kanal yang lain dengan arah
berlawanan . stasiun pengirim akan mengirimkan serangkaian blok
data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan
bahwa ada blok yang mengandung kesalahan . Pada saat isyarat NAK
diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah
terkirimkan. Blok-blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga
dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus disimpan pada
pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah
pemberitahuan kesalahan yang diteima.
STRUKTUR BINGKAI
merupakan format bingkain HDLC; bendera awal, medan
alamat, dan medan kontrol yang disebut header. Bingkai yang
dikirimkan dapat berupa bingkai supervisor (super visory frame)
atau data pesan. Bingkai supervisor digunakan untuk konfirmasi
penerimaan bingkai informasi secara benar, kondisi siap dan
sibuk, dan untuk melaporkan urutan bingkai yang berisi
kesalahan.
Bingkai HDLC
Bendera Mulai dan Berhenti
Awal dan akhir pesan ditandai dengan bendera mulai
dan berhenti yang berisi sejumlah bit dengan pola 01111110.
Bendera mulai juga digunakan untuk menentuka sinkronisasi
detak penerima dengan detak pengirim. Semua stasiun
sekunder yang aktif akan mencari bendera ini sehingga
mereka dapat melakukan sinkronisasi yang diinginkan.
bit stuffing
Medan Alamat
Medan alamat 8 bit (kadang-kadang 16 bit)
menunjukan alamat stasiun kedua yang dituju; hal ini
tidak diperlukan pada sambungan titik-ke-titik, meskipun
sering juga ditambahkan. Pada saat stasiun primer
mengirim ke jaringan, medan alamat akan
mengidentifikasikan stasiun primer yang diinginkan. Jika
pengiriman data ke arah sebaliknya, medan alamat
menunjukan stasiun sekunder ke stasiun primer. Stasiun
primer tidak mempunyai alamat.
Medan Kendali
Medan kendali 8 bit (kadang-kadang 16 bit) yang
menunjukan fungsi bingkai, berada pada salah satu dari
tiga format bingkai: supervisori, informasi, dan tak
bernomor. Ketiga format ini ditunjukan oleh gambar
8.11 bit 0 menunjukan bahwa bingkai.
Bingkai Informasi
Bingkai informasi digunakan untuk mengirimkan
informasi dan mempunyai bit 0 yang di set 0 N(s) dan N(r)
adalah urutan pengiriman dan penerimaan (0 sampai 7 ) dan
akan disimpan untuk setiap stasiun p untuk setiap bingkai
informasi yang dikirimkan atau diterima oleh stasiun tersebut.
Dalam poled network setiap stasiun sekunder mempunyai
pencacah N(s)/N(r) terdiri sedangkan stasiun primer
mempunyai pencacahan yang terpisah untuk setiap stasiun
sekunder. Urutan pencacah yang diterima akan
memberitahukan stasiun – stasiun lain bahwa sederetan
bingkai akan diterima sehingga akan memberikan ack
nowlegment bahwa sejumlah bingkai telah diterima tanpa
kesalahan.
Supervisor
Bingkai supervisor digunakan untuk pengendalian aliran dan
kesalahan yang akan menginformasikan penerimaan bingkai informasi,
mengaktifkan isyarat siap atau sibuk dan melaporkan kesalahan. Jika 0
diset 1 menunjukan bahwa bingkai adalah bingkai perintah / tanggapan.
Dan jika d1 diset 0 menunjukan bingkai supervisor.
Medan informasi tidak muncul . pilihan SREJ seringkali tidak
dilaksanakan. RR dan RNR sangat mirip dengan ACK dan NAK pada
bingkai BISynch.
Bit P/F berfungsi sama seperti di dalam bingkai informasi , yaitu akan
bertindak sebagai poll jika di set 1 oleh stasiun sekunder. Bit 5,6 dan 7
berisi N(r) yang memungkinkan stasiun penerima untuk
mengacknowledge penerimaan yang benar atas semua bingkai.
Bingkai tak bernomor
Bingkai tak bernomor menyediakan 5 bit yang disebut sebagai
modfier (M), yang digunakan untuk mempersiapkan perintah
– perintah dan tanggapan –tanggapan tambahan .
Medan informasi
Pada HDLC medan informasi dapat mempunyai panjang
sembarang , tetapi pada SDLC harus mempunyai panjang
yang merupakan kelipatan 8 . pada setiap byte , bit signifikan
terkecil dikirimkan terlebih dahulu . isi medan informasi akan
diperlakukan sebagai data biner meskipun mungkin berisi
karakter ASCII.
Bingkai pemeriksa urutan
Bingkai pemeriksa urutan dengan panjang 16 bit akan
memeriksa data yang diterima untuk mencari kesalahan
dengan menggunakan cylic redudancy check (CRC) 16 bit
berdasarkan rekomendasi ITU-T V41. CRC digunakan untuk
membangkitkan suku banyak X16 + X12 + X5 + 1 . karakter
pemeriksa blok akan dihitung dari medan alamat , kendali
dan informasi untuk membentuk pemeriksa urutan bingkai .
jika bingkai yang diterima bebas dari kesalahan , pencacahan
penerima N(r) ditambah dengan 1.
Urutan Isyarat pada pengiriman data titik ke titik
Pengiriman data titik-ke-titik full duplex
Dalam HDLC dimungkinkan adannya dua mode operasi
yang di sebut mode tanggapan normal dan mode tanggapan tak
singkron . dari kedua mode ini mode kedualah yang paling sering
digunakan. Dalam mode ini , stasiun sekunder hanya dapat
mengirimkan data setelah memberikan tanggapan atas poll dari
stasiun primer. Dalam hal ini dianggap data hanya dikirim dari
stasiun primer ke stasiun sekunder . urutan pengiriman kembali ke
0 setelah blok ke 7 karena hal ini yang menunjukan cacah
maksimum blok yang dapat dikirim tanpa acklowledgement yang
dikembalikan ke stasiun pengirim akan menunjukan bingkai yang
berisi kesalahan .
ITU-T V42
Rekomendasi ITU-T V42 adalah protokol full-duplex
yang mempunyai dua bagian . bagian pertama adalah bagian
MNP IV , megacknowledge keberadaan sejumlah besar sistem
yang menggunakan protokol itu , bagian 2 adalah
pengembangan dari protokol ITU-T X25 LAP-B yang dikenal
dengan LAP-M . protokol LAP-B (link access producere
balanced) dikenal sebagai prosedur akses link untuk modem
(LAP-M) . V42bis berurusan dengan komperasi data sebagai
tambahan pada pembetulan kesalahan V42 untuk pengiriman
data tak sinkron.

More Related Content

What's hot

Datalink layer m5
Datalink layer m5Datalink layer m5
Datalink layer m5ampas03
 
Review paper kelompok_12_jaringan_komputer
Review paper kelompok_12_jaringan_komputerReview paper kelompok_12_jaringan_komputer
Review paper kelompok_12_jaringan_komputerAyu Sabrina
 
OSI Layer pada Wireshark
OSI Layer pada WiresharkOSI Layer pada Wireshark
OSI Layer pada WiresharkHanif Yogatama
 
Capturing network-packet-dengan-wireshark
Capturing network-packet-dengan-wiresharkCapturing network-packet-dengan-wireshark
Capturing network-packet-dengan-wiresharkDen Fandy
 
Panduan praktikum easy plc berbasis logic gate
Panduan praktikum easy plc berbasis logic gatePanduan praktikum easy plc berbasis logic gate
Panduan praktikum easy plc berbasis logic gateGrace La Rosa Sihotang
 
Tugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wireshark
Tugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wiresharkTugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wireshark
Tugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wiresharkEka Putuasduki
 
Makalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoinMakalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoinMuhammad Syarif
 
19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gateway19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gatewaysetioariwibowo
 
Pertemuan 6-referensi-model-tcp-ip
Pertemuan 6-referensi-model-tcp-ipPertemuan 6-referensi-model-tcp-ip
Pertemuan 6-referensi-model-tcp-ipBahar Sobari
 
Network Programming 1 - Teori Dasar Network Programming
Network Programming 1 - Teori Dasar Network ProgrammingNetwork Programming 1 - Teori Dasar Network Programming
Network Programming 1 - Teori Dasar Network ProgrammingLia Rusdyana Dewi
 
Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016
Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016
Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016ramasatriaf
 
Pengamatan Wireshark pada TCP dan UDP
Pengamatan Wireshark pada TCP dan UDPPengamatan Wireshark pada TCP dan UDP
Pengamatan Wireshark pada TCP dan UDPramasatriaf
 
introduction tcpip
introduction tcpipintroduction tcpip
introduction tcpipRiaChie
 

What's hot (19)

Datalink layer m5
Datalink layer m5Datalink layer m5
Datalink layer m5
 
Review paper kelompok_12_jaringan_komputer
Review paper kelompok_12_jaringan_komputerReview paper kelompok_12_jaringan_komputer
Review paper kelompok_12_jaringan_komputer
 
OSI Layer pada Wireshark
OSI Layer pada WiresharkOSI Layer pada Wireshark
OSI Layer pada Wireshark
 
Capturing network-packet-dengan-wireshark
Capturing network-packet-dengan-wiresharkCapturing network-packet-dengan-wireshark
Capturing network-packet-dengan-wireshark
 
Pert.2 instruksi mesin dan program
Pert.2 instruksi mesin dan programPert.2 instruksi mesin dan program
Pert.2 instruksi mesin dan program
 
04 week 4_tcp_ip
04 week 4_tcp_ip04 week 4_tcp_ip
04 week 4_tcp_ip
 
Panduan praktikum easy plc berbasis logic gate
Panduan praktikum easy plc berbasis logic gatePanduan praktikum easy plc berbasis logic gate
Panduan praktikum easy plc berbasis logic gate
 
Tugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wireshark
Tugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wiresharkTugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wireshark
Tugas 1 analisis paket network protocol dengan menggunakan tools wireshark
 
Jaringan Komputer - Analisis PDU
Jaringan Komputer - Analisis PDUJaringan Komputer - Analisis PDU
Jaringan Komputer - Analisis PDU
 
Spanning tree protocol
Spanning tree protocolSpanning tree protocol
Spanning tree protocol
 
Konsep tcp
Konsep tcpKonsep tcp
Konsep tcp
 
Makalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoinMakalah lapisan osi layerr pwpoin
Makalah lapisan osi layerr pwpoin
 
19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gateway19modul 32 routing-gateway
19modul 32 routing-gateway
 
Pertemuan 6-referensi-model-tcp-ip
Pertemuan 6-referensi-model-tcp-ipPertemuan 6-referensi-model-tcp-ip
Pertemuan 6-referensi-model-tcp-ip
 
Network Programming 1 - Teori Dasar Network Programming
Network Programming 1 - Teori Dasar Network ProgrammingNetwork Programming 1 - Teori Dasar Network Programming
Network Programming 1 - Teori Dasar Network Programming
 
Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016
Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016
Summary jarkom pertemuan tanggal 4 oktober 2016
 
Pengamatan Wireshark pada TCP dan UDP
Pengamatan Wireshark pada TCP dan UDPPengamatan Wireshark pada TCP dan UDP
Pengamatan Wireshark pada TCP dan UDP
 
introduction tcpip
introduction tcpipintroduction tcpip
introduction tcpip
 
Transport layer
Transport layerTransport layer
Transport layer
 

Viewers also liked

Humas Keprotokolah Administrasi perkantoran
Humas Keprotokolah Administrasi perkantoranHumas Keprotokolah Administrasi perkantoran
Humas Keprotokolah Administrasi perkantoranZakiyah Ulfa Aryani
 
Paparan uu no. 9 tahun 2010 bimtek keprotokolan maret
Paparan uu no. 9 tahun 2010  bimtek keprotokolan maretPaparan uu no. 9 tahun 2010  bimtek keprotokolan maret
Paparan uu no. 9 tahun 2010 bimtek keprotokolan maretmaspayjoe
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P Aguestd42496
 
1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokoler1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokolerDOEL ROKHIM
 
Pelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMED
Pelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMEDPelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMED
Pelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMEDKanaidi ken
 
Humas dan keprotokolan
Humas dan keprotokolanHumas dan keprotokolan
Humas dan keprotokolanFitria Kingdom
 

Viewers also liked (6)

Humas Keprotokolah Administrasi perkantoran
Humas Keprotokolah Administrasi perkantoranHumas Keprotokolah Administrasi perkantoran
Humas Keprotokolah Administrasi perkantoran
 
Paparan uu no. 9 tahun 2010 bimtek keprotokolan maret
Paparan uu no. 9 tahun 2010  bimtek keprotokolan maretPaparan uu no. 9 tahun 2010  bimtek keprotokolan maret
Paparan uu no. 9 tahun 2010 bimtek keprotokolan maret
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
 
1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokoler1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokoler
 
Pelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMED
Pelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMEDPelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMED
Pelatihan "Professional MC & PROTOKOLER" bagi Dosen POLMED
 
Humas dan keprotokolan
Humas dan keprotokolanHumas dan keprotokolan
Humas dan keprotokolan
 

Similar to Presentation dasar telkom

Similar to Presentation dasar telkom (20)

Sistem Komunikasi Data - protokol
Sistem Komunikasi Data - protokolSistem Komunikasi Data - protokol
Sistem Komunikasi Data - protokol
 
Model open sistem interkoneksi
Model open sistem interkoneksiModel open sistem interkoneksi
Model open sistem interkoneksi
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Bab 2 Pengantar Komunikasi Data
Bab 2 Pengantar Komunikasi DataBab 2 Pengantar Komunikasi Data
Bab 2 Pengantar Komunikasi Data
 
Data link control.pptx
Data link control.pptxData link control.pptx
Data link control.pptx
 
Data link laye rx
Data link laye rxData link laye rx
Data link laye rx
 
Mikrotik fundamental
Mikrotik fundamentalMikrotik fundamental
Mikrotik fundamental
 
Ethernet
EthernetEthernet
Ethernet
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Jaringan Komputer : Konsep TCP/IP
Jaringan Komputer : Konsep TCP/IPJaringan Komputer : Konsep TCP/IP
Jaringan Komputer : Konsep TCP/IP
 
Makalah Pengkodean Data
Makalah Pengkodean DataMakalah Pengkodean Data
Makalah Pengkodean Data
 
Pertemuan 4 metode akses ok
Pertemuan 4   metode akses okPertemuan 4   metode akses ok
Pertemuan 4 metode akses ok
 
MikroTik Fundamental by Akrom Musajid.pdf
MikroTik Fundamental by Akrom Musajid.pdfMikroTik Fundamental by Akrom Musajid.pdf
MikroTik Fundamental by Akrom Musajid.pdf
 
Pert.7 sistem bus
Pert.7 sistem busPert.7 sistem bus
Pert.7 sistem bus
 
BAB II.doc
BAB II.docBAB II.doc
BAB II.doc
 
Modul 3 mac layer
Modul 3 mac layerModul 3 mac layer
Modul 3 mac layer
 
Materi jaringan komputer_dasar.pptx
Materi jaringan komputer_dasar.pptxMateri jaringan komputer_dasar.pptx
Materi jaringan komputer_dasar.pptx
 
Materi_Jaringan_Komputer_Dasar_pptx.pptx
Materi_Jaringan_Komputer_Dasar_pptx.pptxMateri_Jaringan_Komputer_Dasar_pptx.pptx
Materi_Jaringan_Komputer_Dasar_pptx.pptx
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 

More from Miftahur Rizqi

18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flowMiftahur Rizqi
 
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flowMiftahur Rizqi
 
Jurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efekJurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efekMiftahur Rizqi
 
Microbiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-scienceMicrobiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-scienceMiftahur Rizqi
 
International journal of science technology
International journal of science technologyInternational journal of science technology
International journal of science technologyMiftahur Rizqi
 

More from Miftahur Rizqi (8)

18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
 
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow18594 uniform series arithmetic gradient  cash flow
18594 uniform series arithmetic gradient cash flow
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Jurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efekJurnal aliran kas bursa efek
Jurnal aliran kas bursa efek
 
Ekonomi teknik#
Ekonomi teknik#Ekonomi teknik#
Ekonomi teknik#
 
Komponen kelistrikan
Komponen kelistrikanKomponen kelistrikan
Komponen kelistrikan
 
Microbiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-scienceMicrobiology biotechnology-environment-science
Microbiology biotechnology-environment-science
 
International journal of science technology
International journal of science technologyInternational journal of science technology
International journal of science technology
 

Presentation dasar telkom

  • 1. PROTOKOL adalah sekumpulan aturan yang harus ditaati dua stasiun (komputer atau terminal) sehingga data dapat di kirimkan dari satu stasiun yang lain. Protokol juga berisi aturan- aturan penyesuaian detak pada penerima, untuk menetukan stasiun mana yang mempunyai kendali atas sambungan, untuk penyesuaian. Dalam suatu jaringan sering dijumpai lebih dari satu aras protokol. Aras terendah berkaitan dengan perangkat keras, dimana sekumpulan aturan di perlukan untuk menentukan gimana data dapat dikirimkan dari terminal dari komputer ke jalur komunikasi dan sebaliknya
  • 2. Protokol dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama sesuai cara pembingkaian yang digunakan, yaitu: (a) Protokol yang berorientasi karakter menggunakan karakter-karakter khusus untuk membedakan segmen-segmen bingkai informasi yang berbeda. Contoh utama dari protokol jenis ini adalah BiSynch. Protokol jenis ini tidak luwes karena semua pesan dikirimkan dalam sederetan byte. Data biner sukar ditangani karena beberapa data akan muncul sebagai sandi kendali. (b) Protokol byte-count menggunakan header yang berisi medan cacah yang menunjukkan cacah karakter yang akan datang dan cacah karakter yang telah diterima tanpa kesalahan. Di dalam medan cacah sembarang karakter dapat muncul dan tidak akan diperlakukan sebagai karakter kendali. Contoh protocol ini adalah DDCMP dari DEC.
  • 3. Dua protokol yang baru yaitu SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM) menyediakan standar yang luwes untuk komunikasi data dan suara. Protokol-protokol ini dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu: (a) intra-office, sampai 2 km. (b) inter-office, 2 sampai 15 km. (c) long-haul, diatas 15 km. (c) Pada protokol yang berorientasi bit setiap bingkai tersusun atas suatu medan yang terletak antara bendera awal dan akhir (masing-masing 8 bit). Setiap bit pada masing-masing medan, kecuali medan informasi disandikan dengan bit alamat, kendali, cacah, dan pemeriksaan kesalahan. Data tidak harus dikirimkan dalam rangkaian byte, tetapi dapat dikirimkan dengan sembarang pola bit.
  • 4. PROTOKOL BISYNCH Protokol sinkron biner (BiSynch) memungkinkan data seri untuk dikirimkan dalam blok-blok, setiap blok diawali dengan sederetan bit penyesuaian yang biasanya berupa karakter ASCII SYN. BiSynch hanya dapat digunakan untuk operasi sinkron secara half-duplex pada rangkaian titik ke titik atau multi-drop menggunakan dua atau empat kawat. Karakter SYN digunakan oleh stasiun penerima untuk mendapatkan karakter sinkronisasi. Stasiun penerima harus mendeteksi dua karakter SYN untuk mendapatkan karakter yang dimaksud. Setelah penerima mendapakan karakter tersebut, sisa data yang diterima merupakan data yang setiap karakternya terdiri dari 8 bit. Setelah satu blok data diterima, penerima akan memberitahu pengirim bahwa data telah diterima dengan atau tanpa kesalahan.
  • 5. Format protokol BiSynch ditunjukkan pada gambar 8.4 Dua karakter SYN diikuti karakter start-of-header (SOH) dan diikuti headernya. Header ini mungkin diikuti oleh karakter end-of-header ( EOH) sebelum karakter satart-of-text (STX) yang menunjukkann awal dari pesan yang sesungguhnya. Akhir pesan yang dikirim ditandai dengan end-of- transmission-block (ETB), atau end-of-text (EOT) jika block tersebut meerupakan block terakhir. Header tidak selalu muncul tetapi jika muncul bagian ini berisi sejumlah informasi antara lain stasiun kendali dan prioritasnya.
  • 6. Dalam sistem automatic repeat request (ARQ) dasar seperti diatas, stasiun pengirim mengirimkan sebuah blok data akan menunggu tanda bahwa blok tersebut telah diterima dengan benar. Dalam sistem yang lebih rumit, sejumlah blok dikirimkan tanpa harus menuggu acknowledgement. Jika stasiun penerima menerima blok yang berisi kesalahan, stasiun ini akan mengirimkan karakter NAK, dan pada saat yang sama, akan mengabaikan blok-blok berikutnya sampai blok yang berisi kesalahan tadi telah diterma kembali dengan benar. Jika NAK diterima oleh stasiun pengirim, stasiun ini akan mengirimkan blok yang berisi keesalahan serta blok-blok lain yang mengikutinya
  • 8. Penggunaan Karakter DLE Jika karakter yang dikirim berupa karakter-karakter khusus, karakter- karakter tersebut harus dibuat transparan. Hal ini berarti bahwa karakter-karakter tersebut harus tidak kelihatan sebagai karakter kendali. Suatu blok data dapat dibuat transparan terhadap untai pengendali dengan cara mengawali dan mengakhiri blok tersebut dengan karakter DLE. Pada awal blok, karakter DLE disisipkan sebelum karakter STX, dan pada akhir blok disisipkan sebelum ETB atau ETX . Di dalam pesan medan DLE merupakan satu-satunya karakter kendali yang akan dikenali seperti apa adanya; jika ada karakter kendali lain yang harus dilaksanakan, karakter ini harus diawali dengan DLE.
  • 9. Prosedur yang dijelaskan di atas adalah cara yang digunaam oleh IBM dan perusahaan lain dapat menggunakan sedikit modifikasi atas versi BiSynch ini. Protokol BiSynch mempunyai data kerugian : a) Adanya keharusan bagi setiap blok untuk diacknowledge sebelum blok berikutnya dikirim sebagai protokol ini bekerja sebagai half- duplex sehingga mengurangi throughput sistem b) Karakter DLE harus digunakan untuk memberikan tingkat transparasi pesan yang diinginkan Kerugian-kerugian diatas dapat diatasi dengan penggunaan protokol seperti high-level data-link control (HDLC), synchronous data-link control (SDLC) dan X25 dari ITU-T. HDLC adalah protokol dari IS( Internasional Standard Organization) dan SDLC merupakan salah satu versinya dan dalam buku ini kedua protokol dianggap sama kecuali jika memerlukan perhatian khusus. X25 merupakan versi lain dari HDLC yang digunakan untuk dapat mengakses jaringan packet-switched.
  • 10. PROTOKOL HDLC Protokol HDLC (high-level data-link control) adalah protokol untuk digunakan dengan WAN (wide-area networks) yang secara luas dapat mengatasi kerugian-kerugian yang ada pada protokol- protokol yang berorientasi karakter seperti BiSynch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex dan penggunaan karakter DLE untuk mendapatkan transparasi pesan. Dua protokol utama dalam HDLC adalah LAB untuk sambungan titik ke titik dan RNM untuk sambungan banyak titik. HDLC adalah protokol full-duplex (meskipun dapat juga digunakan dalam metode half-duplex) yang berarti sambungan menggunakan dua kanal yang tidak saling bergantung dan pengiriman sinkron.
  • 11. operasi HDLC pada (a) sambungan titik-ke-titik, dan (b) polled network
  • 12. Pada saat pesan-pesan biner murni, misalnya karakter tak terpisah, dikirimkan lewat satu kanal yang lain dengan arah berlawanan . stasiun pengirim akan mengirimkan serangkaian blok data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan bahwa ada blok yang mengandung kesalahan . Pada saat isyarat NAK diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah terkirimkan. Blok-blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus disimpan pada pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah pemberitahuan kesalahan yang diteima.
  • 13. STRUKTUR BINGKAI merupakan format bingkain HDLC; bendera awal, medan alamat, dan medan kontrol yang disebut header. Bingkai yang dikirimkan dapat berupa bingkai supervisor (super visory frame) atau data pesan. Bingkai supervisor digunakan untuk konfirmasi penerimaan bingkai informasi secara benar, kondisi siap dan sibuk, dan untuk melaporkan urutan bingkai yang berisi kesalahan. Bingkai HDLC
  • 14. Bendera Mulai dan Berhenti Awal dan akhir pesan ditandai dengan bendera mulai dan berhenti yang berisi sejumlah bit dengan pola 01111110. Bendera mulai juga digunakan untuk menentuka sinkronisasi detak penerima dengan detak pengirim. Semua stasiun sekunder yang aktif akan mencari bendera ini sehingga mereka dapat melakukan sinkronisasi yang diinginkan. bit stuffing
  • 15. Medan Alamat Medan alamat 8 bit (kadang-kadang 16 bit) menunjukan alamat stasiun kedua yang dituju; hal ini tidak diperlukan pada sambungan titik-ke-titik, meskipun sering juga ditambahkan. Pada saat stasiun primer mengirim ke jaringan, medan alamat akan mengidentifikasikan stasiun primer yang diinginkan. Jika pengiriman data ke arah sebaliknya, medan alamat menunjukan stasiun sekunder ke stasiun primer. Stasiun primer tidak mempunyai alamat.
  • 16. Medan Kendali Medan kendali 8 bit (kadang-kadang 16 bit) yang menunjukan fungsi bingkai, berada pada salah satu dari tiga format bingkai: supervisori, informasi, dan tak bernomor. Ketiga format ini ditunjukan oleh gambar 8.11 bit 0 menunjukan bahwa bingkai.
  • 17. Bingkai Informasi Bingkai informasi digunakan untuk mengirimkan informasi dan mempunyai bit 0 yang di set 0 N(s) dan N(r) adalah urutan pengiriman dan penerimaan (0 sampai 7 ) dan akan disimpan untuk setiap stasiun p untuk setiap bingkai informasi yang dikirimkan atau diterima oleh stasiun tersebut. Dalam poled network setiap stasiun sekunder mempunyai pencacah N(s)/N(r) terdiri sedangkan stasiun primer mempunyai pencacahan yang terpisah untuk setiap stasiun sekunder. Urutan pencacah yang diterima akan memberitahukan stasiun – stasiun lain bahwa sederetan bingkai akan diterima sehingga akan memberikan ack nowlegment bahwa sejumlah bingkai telah diterima tanpa kesalahan.
  • 18. Supervisor Bingkai supervisor digunakan untuk pengendalian aliran dan kesalahan yang akan menginformasikan penerimaan bingkai informasi, mengaktifkan isyarat siap atau sibuk dan melaporkan kesalahan. Jika 0 diset 1 menunjukan bahwa bingkai adalah bingkai perintah / tanggapan. Dan jika d1 diset 0 menunjukan bingkai supervisor. Medan informasi tidak muncul . pilihan SREJ seringkali tidak dilaksanakan. RR dan RNR sangat mirip dengan ACK dan NAK pada bingkai BISynch. Bit P/F berfungsi sama seperti di dalam bingkai informasi , yaitu akan bertindak sebagai poll jika di set 1 oleh stasiun sekunder. Bit 5,6 dan 7 berisi N(r) yang memungkinkan stasiun penerima untuk mengacknowledge penerimaan yang benar atas semua bingkai.
  • 19. Bingkai tak bernomor Bingkai tak bernomor menyediakan 5 bit yang disebut sebagai modfier (M), yang digunakan untuk mempersiapkan perintah – perintah dan tanggapan –tanggapan tambahan . Medan informasi Pada HDLC medan informasi dapat mempunyai panjang sembarang , tetapi pada SDLC harus mempunyai panjang yang merupakan kelipatan 8 . pada setiap byte , bit signifikan terkecil dikirimkan terlebih dahulu . isi medan informasi akan diperlakukan sebagai data biner meskipun mungkin berisi karakter ASCII.
  • 20. Bingkai pemeriksa urutan Bingkai pemeriksa urutan dengan panjang 16 bit akan memeriksa data yang diterima untuk mencari kesalahan dengan menggunakan cylic redudancy check (CRC) 16 bit berdasarkan rekomendasi ITU-T V41. CRC digunakan untuk membangkitkan suku banyak X16 + X12 + X5 + 1 . karakter pemeriksa blok akan dihitung dari medan alamat , kendali dan informasi untuk membentuk pemeriksa urutan bingkai . jika bingkai yang diterima bebas dari kesalahan , pencacahan penerima N(r) ditambah dengan 1.
  • 21. Urutan Isyarat pada pengiriman data titik ke titik
  • 22. Pengiriman data titik-ke-titik full duplex Dalam HDLC dimungkinkan adannya dua mode operasi yang di sebut mode tanggapan normal dan mode tanggapan tak singkron . dari kedua mode ini mode kedualah yang paling sering digunakan. Dalam mode ini , stasiun sekunder hanya dapat mengirimkan data setelah memberikan tanggapan atas poll dari stasiun primer. Dalam hal ini dianggap data hanya dikirim dari stasiun primer ke stasiun sekunder . urutan pengiriman kembali ke 0 setelah blok ke 7 karena hal ini yang menunjukan cacah maksimum blok yang dapat dikirim tanpa acklowledgement yang dikembalikan ke stasiun pengirim akan menunjukan bingkai yang berisi kesalahan .
  • 23. ITU-T V42 Rekomendasi ITU-T V42 adalah protokol full-duplex yang mempunyai dua bagian . bagian pertama adalah bagian MNP IV , megacknowledge keberadaan sejumlah besar sistem yang menggunakan protokol itu , bagian 2 adalah pengembangan dari protokol ITU-T X25 LAP-B yang dikenal dengan LAP-M . protokol LAP-B (link access producere balanced) dikenal sebagai prosedur akses link untuk modem (LAP-M) . V42bis berurusan dengan komperasi data sebagai tambahan pada pembetulan kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron.