Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Sambutan bupati wonosobo rakor pokja advokasi daerah
1. 1 | B a g i a n P r o k o m p i m
POINTER SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO
ACARA RAPAT KOORDINASI POKJA ADVOKASI
DAERAH DALAM RANGKA STRATEGI
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DI
KABUPATEN WONOSOBO
1. Menyampaikan selamat datang kepada Kepala BKKBN
Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Wonosobo.
Mudah-mudahan melalui paparan, penjelasan, dan
informasi dari Bapak terkait stunting, dapat memperluas
pemahaman kami dan memunculkan alternatif solusi
yang dapat diaplikasikan, dalam penanganan stunting di
Kabupaten Wonosobo.
2. Menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
Saya harap rapat koordinasi ini dapat memperluas
pengetahuan kita bersama tentang kondisi stunting di
Kabupaten Wonosobo, serta mengetahui dengan jelas
langkah apa yang harus kita upayakan dalam menangani
stunting di Wonosobo yang masih memprihatinkan.
3. Prevalensi Stunting di Jawa Tengah berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 masih
berkisar 31,22 persen, dan di Kabupaten Wonosobo
berkisar 32,52 persen.
Sementara berdasarkan data e-PPGBM, pada tahun 2020
prevalensi stunting masih mencapai 30,45 persen.
2. 2 | B a g i a n P r o k o m p i m
Angka tersebut masih jauh diatas batas yang ditetapkan
WHO yaitu sebesar 20 persen.
4. Sedang dilakukan perencanaan untuk menetapkan lokasi
fokus intervensi penanganan stunting terintegrasi tahun
2022, pada 18 desa dengan prevalensi stunting diatas 20
persen di Kecamatan Kertek, Kepil, Kejajar, Leksono,
Kaliwiro, dan Wonosobo.
5. Menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas upaya
yang telah dilakukan, baik oleh DPPKBPPPA, Bappeda,
Pokja Advokasi Daerah, Duta Genre, dan berbagai pihak
lainnya yang telah berkontribusi maksimal, dalam rangka
menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten
Wonosobo.
Namun, prevalensi stunting di Wonosobo masih harus
kita turunkan dengan penanganan berjenjang dan
terintegrasi.
Perlu kerja sama sinergis antara pemerintah, swasta,
perguruan tinggi, dan lembaga kemasyarakatan.
6. Presiden dalam RPJMN telah menargetkan, ditahun 2024
angka prevalensi stunting nasional adalah turun diangka
14 persen.
Prevalensi di Wonosobo saat ini diangka 32,52 persen
dimana dalam 3 tahun kedepan turun 6 persen
3. 3 | B a g i a n P r o k o m p i m
pertahunnya untuk mengejar angka yang ditetapkan di
RPJMN yaitu 14 persen.
Keluarga inti adalah elemen utama yang paling
berpengaruh dalam pertumbuhan anak.
Sayangnya, masih banyak keluarga di Kabupaten
Wonosobo yang belum memiliki kesadaran atas
pemenuhan gizi mulai dari ibu hamil, bayi, dan balita,
serta masih sulitnya akses terhadap layanan kesehatan
dan pendidikan, pemenuhan gizi, serta air bersih dan
sanitasi.
7. Optimalkan Gerakan Canting yang telah dicanangkan
Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk menangani
stunting.
Saya harap upaya yang kita lakukan tersebut dapat
memperdalam pemahaman masyarakat atas pentingnya
pemenuhan gizi ibu hamil dan anak, serta
membangkitkan kesadaran masyarakat untuk turut serta
menanggulangi stunting, dengan melakukan edukasi
persuasif kepada orang-orang terdekatnya.
8. Saya juga mengharapkan kesediaan semua pihak yang
hadir di sini, untuk dapat saling bekerja sama dalam
mengentaskan permasalahan stunting di Kabupaten
Wonosobo.
4. 4 | B a g i a n P r o k o m p i m
BUPATI WONOSOBO
SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO
PADA ACARA
RAPAT KOORDINASI POKJA ADVOKASI DAERAH
DALAM RANGKA STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN STUNTING DI KABUPATEN
WONOSOBO
RABU, 9 JUNI 2021
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang Terhormat :
• Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah; drg. Widwiono,
M.Kes
Yang saya hormati :
• Para Pimpinan Perangkat Daerah Terkait Kabupaten
Wonosobo;
• Direktur RSUD Setjonegoro Wonosobo;
5. 5 | B a g i a n P r o k o m p i m
• Forum Genre Kabupaten Wonosobo;
• Pokja Advokasi Daerah Kabupaten Wonosobo; dan
• Undangan serta hadirin yang berbahagia.
Puji syukur marilah kita panjatkan ke-Hadirat Allah
SWT, Tuhan yang Maha Pengasih, atas Rahmat, Hidayah
dan Karunia-Nya, hari ini kita dapat dipertemukan untuk
bersilaturahmi dalam Rapat Koordinasi Pokja Advokasi
Daerah Dalam Rangka Strategi Pencegahan Dan
Penanganan Stunting Di Kabupaten Wonosobo dalam
kondisi sehat wal’afiat.
Mengawali sambutan ini, saya menyampaikan selamat
datang kepada Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg.
Widwiono, M.Kes di Kabupaten Wonosobo. Mudah-
mudahan melalui paparan, penjelasan, dan informasi dari
Bapak terkait stunting, baik di Jawa Tengah maupun di
Kabupaten Wonosobo, dapat memperluas pemahaman kami
dan memunculkan alternatif solusi yang dapat diaplikasikan,
dalam penanganan stunting di Kabupaten Wonosobo.
6. 6 | B a g i a n P r o k o m p i m
Saya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya
acara ini. Saya harap rapat koordinasi ini dapat memperluas
pengetahuan kita bersama tentang kondisi stunting di
Kabupaten Wonosobo, serta mengetahui dengan jelas
langkah apa yang harus kita upayakan dalam menangani
stunting di Wonosobo yang masih memprihatinkan.
Hadirin yang berbahagia,
Seperti yang kita ketahui, prevalensi stunting di
Kabupaten Wonosobo masih tinggi. Tahun 2018, Kabupaten
Wonosobo termasuk dalam 100 Kabupaten/Kota prioritas
nasional dalam upaya pencegahan stunting. Prevalensi
Stunting di Jawa Tengah berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018 masih berkisar 31,22 persen,
dan di Kabupaten Wonosobo berkisar 32,52 persen.
Sementara berdasarkan data e-PPGBM, pada tahun 2020
prevalensi stunting masih mencapai 30,45 persen. Sedangkan
menurut WHO, batasan prevalensi stunting suatu wilayah
adalah sebesar 20 persen. Dapat kita simpulkan, bahwa
angka tersebut masih jauh diatas batas yang ditetapkan
WHO.
7. 7 | B a g i a n P r o k o m p i m
Untuk itu, sedang dilakukan perencanaan untuk
menetapkan lokasi fokus intervensi penanganan stunting
terintegrasi tahun 2022. Lokasi fokus ditetapkan pada 18
desa dengan prevalensi stunting diatas 20 persen yaitu di
Kecamatan Kertek, Kepil, Kejajar, Leksono, Kaliwiro, dan
Wonosobo. Penetapan lokasi ini berdasarkan pertimbangan
atas data jumlah dan prevalensi stunting, cakupan kerja
penurunan stunting, dan desa/kelurahan merah sesuai basis
data terpadu kesejahteraan sosial tahun 2020.
Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas
upaya yang telah dilakukan, baik oleh DPPKBPPPA,
Bappeda, Pokja Advokasi Daerah, Duta Genre, dan berbagai
pihak lainnya yang telah berkontribusi maksimal, dalam
rangka menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten
Wonosobo. Namun demikian, tugas dan perjuangan kita
masih panjang, prevalensi stunting di Wonosobo masih harus
kita turunkan dengan penanganan berjenjang dan
terintegrasi. Perlu kerja sama sinergis antara pemerintah,
swasta, perguruan tinggi, dan lembaga kemasyarakatan.
8. 8 | B a g i a n P r o k o m p i m
Terlebih, Presiden dalam RPJMN telah menargetkan,
ditahun 2024 angka prevalensi stunting nasional adalah turun
diangka 14 persen. Namun demikian, menilik realita yang
ada di Wonosobo saat ini diangka 32,52 persen dimana
dalam 3 tahun kedepan turun 6 persen pertahunnya untuk
mengejar angka yang ditetapkan di RPJMN yaitu 14 persen.
dengan tingginya prevalensi stunting, kita harus bekerja
secara maksimal dalam mengupayakan penurunan angka
prevalensi tersebut.
Saya minta, melalui rapat ini, semua pihak terkait yang
hadir bersedia untuk berkomitmen dan bersepakat atas
penurunan angka prevalensi stunting Kabupaten Wonosobo
guna memenuhi target nasional dalam RPJMN 2024.
Perlu dilakukan berbagai sosialisasi dan edukasi
kepada elemen terkecil masyarakat, yakni keluarga inti.
Sebab, keluarga inti adalah elemen utama yang paling
berpengaruh dalam pertumbuhan anak. Sayangnya, masih
banyak keluarga di Kabupaten Wonosobo yang belum
memiliki kesadaran atas pemenuhan gizi mulai dari ibu
hamil, bayi, dan balita, serta masih sulitnya akses terhadap
layanan kesehatan dan pendidikan, pemenuhan gizi, serta air
bersih dan sanitasi.
9. 9 | B a g i a n P r o k o m p i m
Inilah yang harus kita atasi bersama dengan sinergitas
berbagai sektor yang saya sebutkan sebelumnya. Masing-
masing dari kita memiliki peran penting dalam penanganan
stunting di Kabupaten Wonosobo. Optimalkan Gerakan
Canting yang telah dicanangkan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo untuk menangani stunting. Saya harap upaya
yang kita lakukan tersebut dapat memperdalam pemahaman
masyarakat atas pentingnya pemenuhan gizi ibu hamil dan
anak, serta membangkitkan kesadaran masyarakat untuk
turut serta menanggulangi stunting, dengan melakukan
edukasi persuasif kepada orang-orang terdekatnya.
Saya juga mengharapkan kesediaan semua pihak yang
hadir di sini, untuk dapat saling bekerja sama dalam
mengentaskan permasalahan stunting di Kabupaten
Wonosobo. Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama
lintas sektoral, dengan peran masing-masing dapat
menurunkan dan menekan prevalensi stunting di Kabupaten
Wonosobo, serta mencegah kasus stunting baru muncul.
10. 10 | B a g i a n P r o k o m p i m
Hadirin yang berbahagia,
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya
mohon maaf. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan kelancaran dan ridho-Nya kepada
kita semua, dalam upaya menurunkan angka balita stunting
di Kabupaten Wonosobo.
Tidak lupa saya berpesan, mari tetap mematuhi dan
menerapkan Protokol Kesehatan, di manapun dan kapanpun.
Karena diri kita, setiap individu dan masyarakat seluruhnya,
adalah garda terdepan dalam upaya penanganan penyebaran
Covid-19. Tetap kenakan Masker, Mencuci Tangan,
Menjaga Jarak, dan Hindari Kerumunan. Sehat selalu dan
tetap semangat.
Sekian dan terima kasih,
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Bupati Wonosobo
H. Afif Nurhidayat, S.Ag