Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk mengatur dan mengelola fasilitas sekolah secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan pendidikan, meliputi pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan sarana prasarana sekolah."
Jual Cytotec Di Sukoharjo Ori ๐082122229359๐Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ย
Controlling (Fungsi Pengawasan)
1.
2. Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur
dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
A. Pengertian Manajemen Sarana Prasarana
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari
dua unsur, yaitu sarana dan prasarana.
Menurut Mulyasa, sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti papan tulis, spidol,
penghapus, alat tulis, buku, dan media pengajaran.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya suatu proses pendidikan
atau pengajaran di suatu lembaga pendidikan, seperti gedung, ruang
kelas, halaman, kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan sebagainya.
namun, apabila prasarana tersebut digunakan secara langsung untuk
kegiatan belajar mengajar, misalnya kebun sekolah digunakan untuk
kegiatan belajar biologi maka kebun sekolah menjadi sarana pendidikan.
3. B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga
menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan.
Secara lebih rinci Tim Pakar Manajemen Universitas Negeri Malang
mengidentifikasi beberapa hal mengenai tujuan sarana dan prasarana
pendidikan yaitu:
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui
sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga
sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan
kebutuhan dana yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus secara
tepat dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikana secara
teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu
dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.
4. C. Prinsip-Prisip Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Menurut Hunt Pierce prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana disekolah
sebagai beriku:
1. Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambaran cita dan
citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan
pendidikan.
2. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah
hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu
tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat.
3. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya
disesuaikan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter
mereka dan dapat melayai serta menjamin mereka diwaktu belajar, bekerja, dan
bermain sesuai dengan bakat mereka.
4. Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah serta alat-alatnya
hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari
kepentingan serta keunaan atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru.
5. Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif melatih
para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat
menyesuaikan diri serta mlaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi dan
profesinya.
5. 6. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk
mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunaka dengan tepat
fungsi bangunan dan perlengkapannya.
7. Sebagai penangung jawab harus mampu memelihara dan mengunakan
bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya
ksehatan, keamanan, kebahagiaan dan keindahan serta kemajuan dari sekolah
dan masyarakat.
8. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan
sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memperhatikan
seluruh alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya.
6. Pengertian Pengawasan
1. Pengawasan pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dalam usaha mengendalikan,
menilai dan mengembangkan kegiatan organisasi agar sesuai dengan rencana dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengawasan berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi
bergerak dalam arah atau jalur tujuan. Apabila salah satu bagian dalam organisasi
menuju arah yang salah, para manajer berusaha untuk mencari sebabnya dan
kemudian mengarahkan kembali ke jalur tujuan yang benar.
3. Pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.
4. pengawasan (controlling) merupakan suatu kegiatan untuk mencocokkan apakah
kegiatan operasional (actuating) di lapangan sesuai dengan rencana (planning)
yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan (goal) dari organisasi.
5. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang
direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan
memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu
pencapaian tujuan.
7. Tujuan Pengawasan
Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan dari kegiatan pengawasan dalam sebuah manajemen adalah agar;
1. Pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan, prosedur dan perintah yang telah
ditetapkan.
2. Hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3. Sarana yang ada dapat didayagunakan secara efektif dan efisien.
4. Diketahui kelemahan dan kesulitan organisasi untuk dicari jalan perbaikannya.
8. Prinsip Pengawasan
Prinsip yang harus dipertimbangkan dalam memberikan pengawasan antara lain
adalah;
1. Prinsip Ilmiah, yakni kegiatan pengawasan dilaksanakan berdasarkan data
obyektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses kegiatan,
menggunakan alat perekam yang akurat untuk memperoleh data seperti
angket, observasi, percakapan pribadi dan seterusnya, setiap kegiatan
pengawasan dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinyu.
2. Prinsip demokratis; yakni pengawasan yang dilakukan berdasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan penuh kehangatan, menjunjungtinggi harga diri
dan martabat dan bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tetapi berdasarkan
rasa kesejawatan.
3. Prinsip kerjasama, yakni mengembangkan usaha bersama dengan memberi
support, mendorong, menstimulasi sehingga merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif, yakni pengawasan dilakukan dalam rangka
mengembangkan potensi kreatifitas dan menciptakan situasi kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
9. Prinsip lain yang mendasari dari pelaksanaan pengawasan disamping
sebagaimana tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Prinsip organisasional, artinya pengawasan harus dilaksanakan dalam
kerangka struktur organisasi yang melingkupinya.
2. Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan
atau kekurangan dan kemudian dicarikan jalan pemecahanya.
3. Prinsip komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina system
kerjasama antara atasan dan bawahan, membangun hubungan baik dalam
proses pelaksanaan pengelolaan organisasi.
4. Prinsip pencegahan, artinya bahwa pengawasan dilakukan untuk
menghindari adanya kesalahan dalam mengelola komponen-komponen
organisasi.
5. Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua proses
manajemen berada pada rel yang telah digariskan sebelumnya.
6. Obyektifitas, yakni pengawasan dilakukan berdasarkan data nyata di
lapangan tamnpa menggunakan penilaian dan tafsiran subyektif dari
pengawas.
7. Prinsip kontinuitas, artinya dilakukan secara terus menerus, baik selama
berlangsungnyab proses maupun setelah pelaksanaan kerja.
10. Fungsi Pengawasan
Fungsi utama daripada pengawasan adalah ditujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas untuk mencapai tujuan, atau dengan kata lain
adalah menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Swearingen bahwa fungsi dari pengawasan adalah untuk;
mengkoordinasikan semua usaha, melengkapi kepemimpinan,
memperluas pengalaman pekerja, menstimuli usaha-usaha yang kreatif,
memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus, menganalisis
situasi, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap staf,
memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan organisasi dan meningkatkan kemampuan kinerja.
11. Langkah-langkah dalam pengawasan
Langkah 1; Menetapkan standar
Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus dicapai
dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen ataupun
organisasi secara keseluruhan.
Langkah 2; Mengkukur kinerja
Dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur kinerja. Manajemen
akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila unit/satuan ataupun kriteria
kinerja telah ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran kinerja harus
berada pada unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.
Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan seragam sepanjang
proses pengukuran atau penilaian ini.
Langkah 3; Membandingkan kinerja aktual dengan Standar yang ditentukan
Manajer juga harus mengetahui dan membedakan yang mana merupakan
penyimpangan minor (kecil) yang dapat diabaikan terlebih dahulu dan yang mana
merupakan penyimpangan utama yang harus segera mengambil tindakan yang
serius.
12. Langkah 4; Mengambil tindakan koreksi/perbaikan
Jika penyimpangan yang terjadi merupakan penyimpangan kecil yang masih dapat
diterima maka tidak perlu melakukan tindakan korektif. Namun jika penyimpangan
yang terjadi adalah penyimpangan besar yang telah melampai batas yang dapat
diterima maka harus segera mengambil tindakan perbaikan dan mengambil
tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari.