Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecelakaan kerja dengan produktivitas di CV XYZ dengan melakukan uji regresi linier dan analisis korelasi. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan negatif antara kecelakaan kerja dengan produktivitas. Tingkat korelasinya sangat kuat dengan nilai r sebesar 0,8581. Oleh karena itu, diperlukan penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk
PENERAPAN SMK3 GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DI CV XYZ
1. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (SMK3) GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
STUDI KASUS DI CV XYZ
Excel Aurelio, Noventie, Savvana Putri, Adi Samudra Samosir, Deny
Syaputra
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Katolik Musi Charitase-mail: aurelioexcel@gmail.com,
cecilianoventie@gmail.com, savvanaputri3@gmail.com,
adisamosir14@gmail.com, denys4409@gmail.com.
Abstract : This study aims to determine and analyze the application of the
Occupational Health and Safety Management System in order to increase productivity
in CV. XYZ. The method used is Linear Regression Test and Correlation analysis. The
results show that the relationship between work accidents and productivity has a liner
regression with a negative slope (b = - 0.0935). Work accidents and work productivity
have a very strong relationship with a correlation level (r) of 0.8581. Therefore, to
reduce the level of work accidents and increase work productivity, the researchers
conducted a plan and a Occupational Health and Safety Management System at CV.
XYZ.
Keywords: Occupational Health and Safety Management System, Work Accidents,
Productivity.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja guna meningkatkan
produktivitas di CV. XYZ. Metode yang digunakan adalah Uji Regresi Linier dan
analisis Korelasi. Didapatkan hasil bahwa hubungan antara kecelakaan kerja dan
produktivitas beregresi liner dengan slope negartif (b = - 0,0935). Kecelakaan kerja dan
produktivitas kerja memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat korelasi (r)
sebesar 0,8581. Maka dari itu, untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja dan
meningkatkan produktivitas kerja, maka peneliti melakukan perencanaan dan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di CV. XYZ.
Kata kunci: Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kecelakaan Kerja,
Produktivitas.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern saat ini banyak industri yang makin berkembang di berbagai bidang,
Salah satunya industri Mebel. CV. XYZ adalah salah satu Industri yang bergerak di
bidang Mebel. Mebel yang diproduksi di CV. XYZ berupa meja, lemari, kursi, ranjang
tidur, dan berbagai jenis mebel lainnya.
Proses produksi mebel di CV. XYZ melibatkan banyak karyawan, karena dalam
prosesnya masih banyak dilakukan dengan cara manual. Terdapat mesin yang tidak
banyak yang tidak terlalu besa, meskipun begitu masih terdapat beberapa kecelakaan
kerja yang terjadi. Jenis kecelakaan yang terjadi seperti jari yang terkena palu, mata dan
pernafasan yang terkena serbuk kayu yang menyebabkan gangguan kesehatan.
Meskipun pihak perusahaan telah memasang peringatan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja di berbagai sudut pabrik, namun masih banyak yang tidak
mengindahkan hal tersebut. Banyak karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung
2. diri yang menjadi hal penting di pabrik mebel sehingga kecelakaan kerjapun terjadi dan
produktivitas menjadi turun.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit
jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat
besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan
oleh teknologi apapun. Dengan adanya usulan penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) di CV. XYZ di harapkan dapat meningkatkan
produktivitas, meminimalkan kecelakaan kerja yang terjadi. Penelitian ini juga
melakukan pengamatan pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
produktivitas kerja di CV. XYZ Keselamatan dan Kesehatan Kerja dinyatakan dalam
tingkat terjadinya kecelakaan Kerja di Perusahaan.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah “Bagaimana Hubungan
Kecelakaan Kerja dan Produktivitas Kerja?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Kecelakaan kerja dan
Produktivitas Kerja.
2. METODE
Penelitian ini bersifat Kuantitatif dan menggunakan analisis korelasi dan analisis
regresi untuk meninjau keterkaitan tingkat kecelakaan kerja dengan produktivitas
karyawan CV. XYZ.
Data sekunder yang diambil yaitu profil perusahaan, data jumlah produksi, dan data
jumlah karyawan, data tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di CV. XYZ dalam kurun
waktu Maret 2019 hingga Februari 2020, data prosedur SMK3 dan pengamatan di
lapangan.
Data Primer diambil dengan metode wawancara dengan beberapa karyawan untuk
mendapatkan deskripsi mengenai penerapan sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di CV. XYZ.
3. 3. PENGUMPULAN DATA
Data tenaga kerja, jumlah produksi, kecelakaan kerja dan jam kerja pada Maret 2019-
Februari 2020 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Tenaga Kerja, jumlah produksi dan kecelakaan
kerja pada Bulan Maret 2019-Februari 2020
Bulan Tenaga Kerja
(orang)
Produksi
(Unit)
Kecelakaan
Kerja
Jam Kerja
Maret 2019 53 121 1 6342
April 2019 53 129 0 6360
Mei 2019 53 118 1 6342
Juni 2019 53 125 1 6334
Juli 2019 53 121 2 6342
Agustus 2019 53 130 0 6360
September
2019
53 119 1
6354
Oktober 2019 53 115 2 6360
November
2019
53 118 1
6360
Desember
2019
53 120 3
6355
Januari 2020 53 132 0 6360
Februari 2020 53 122 2 6342
4. 4. PENGOLAHAN DATA
4.1 Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja
Perhitungan tingkat produktivitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan tingkat
produktivitas parsial, yaitu produktivitas tenaga kerja. Pendekatan ini dipilih karena data
tingkat kecelakaan kerja didasarkan pada jumlah tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja, bukan didasarkan pada frekuensi terjadinya kecelakaan kerja. Tabel 3
memperlihatkan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Tabel 3. Perhitungan produktivitas tenaga kerja
Bulan Tenaga Kerja
(orang)
Produksi (Unit) Produktivitas
Maret 2019 53 121 2,283
April 2019 53 129 2,434
Mei 2019 53 118 2,226
Juni 2019 53 125 2,358
Juli 2019 53 121 2,283
Agustus 2019 53 130 2,453
September 2019 53 119 2,245
Oktober 2019 53 115 2,170
November 2019 53 118 2,226
Desember 2019 53 120 2,264
Januari 2020 53 132 2,491
Februari 2020 53 122 2,302
4.2 Analisis Regresi Linier
Persamaan yang digunakan dalam regresi linier adalah (Subiyakto, 2005):
Y = a + b.X
Dimana :
Y = variabel response, bersifat dependent, yaitu tingkat produktivitas.
X = variabel predictor, bersifat independent, yaitu jumlah kecelakaan kerja.
a = konstanta.
b = koefisien regresi.
Untuk itu, variabel-variabel yang digunakan untuk perhitungan dilakukan pengolahan
data, seperti ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4. Pengolahan data untuk analisis statistika
X Y X² Y² XY
1 2,283 1 5,212 2,283
0 2,434 0 5,924 0
1 2,226 1 4,957 2,226
1 2,358 1 5,562 2,358
2 2,283 4 5,212 4,566
0 2,453 0 6,016 0
1 2,245 1 5,041 2,245
2 2,170 4 4,708 4,340
1 2,226 1 4,957 2,226
3 2,264 9 5,126 6,792
5. 0 2,491 0 6,203 0
2 2,302 2 5,299 4,604
∑ = 14 ∑ = 27,736 ∑ = 24 ∑ = 64,219 ∑ = 31,642
Untuk memperoleh nilai a didapatkan dengan rumus :
𝒂 =
∑ 𝒚 ∑ 𝒙 𝟐
− ∑ 𝒙 ∑ 𝒙𝒚
𝒏 ∑ 𝒙 𝟐 − (∑ 𝒙) 𝟐
𝒂 =
(𝟐𝟕, 𝟕𝟑𝟔)(𝟐𝟒) − (𝟏𝟒)(𝟑𝟏, 𝟔𝟒𝟐)
𝟏𝟐 (𝟐𝟒) − (𝟏𝟒) 𝟐
𝒂 = 𝟐, 𝟒𝟐𝟎𝟒
Kemudian untuk memperoleh nilai b didapatkan dengan rumus :
𝒃 =
𝒏 × (∑ 𝒙𝒚) − (∑ 𝒙)(∑ 𝒚)
𝒏 × (∑ 𝒙 𝟐) − (∑ 𝒙) 𝟐
𝒃 =
𝟏𝟐 × (𝟑𝟏, 𝟔𝟒𝟐) − (𝟏𝟒)(𝟐𝟕, 𝟕𝟑𝟔)
𝟏𝟐 × 𝟐𝟒 − 𝟏𝟒 𝟐
𝒃 = −𝟎, 𝟎𝟗𝟑𝟓
Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linear :
Y = a + b.X
Y = 2,4204 + (-0,0935).X
Dimana nilai konstanta a sebesar 2,4204 yang menunjukkan besarnya produktivitas
rata-rata yang tidak dipengaruhi oleh kecelakaan kerja. Artinya rata-rata produktivitas
saat tidak ada kecelakaan kerja sebesar 2,4204
Kemudian konstanta b sebesar -0,0935 menunjukkan bahwa kecelakaan kerja
mempunyai hubungan negatif dengan produktivitas, karena koefisien regresi bernilai
negatif. Artinya setiap terjadinya kecelakaan kerja, maka rata-rata produktivitas
mengalami penurunan sebesar 0,0935 satuan.
Sehingga akan dilakukan uji signifikasi dengan menggunakan standar error (Se) dengan
rumus :
𝑺𝒆 =
√∑ 𝒚 𝟐 − 𝒂 × ∑ 𝒚 − 𝒃 × ∑ 𝒙𝒚
𝒏 − 𝟐
𝑺𝒆 =
√𝟔𝟒, 𝟐𝟏𝟗 − (𝟐, 𝟒𝟐𝟎𝟒)(𝟐𝟕, 𝟕𝟑𝟔) − (−𝟎, 𝟎𝟗𝟑𝟓)(𝟑𝟏, 𝟔𝟒𝟐)
𝟏𝟐 − 𝟐
𝑺𝒆 = 𝟎, 𝟎𝟐𝟏𝟑
Sedangkan untuk nilai bias standar (Sb) yaitu :
𝑺𝒃 =
𝑺𝒆
√∑ 𝒙 𝟐 −
(∑ 𝒙) 𝟐
𝒏
𝑺𝒃 =
𝟎, 𝟎𝟐𝟏𝟑
√(𝟐𝟒) −
(𝟏𝟒) 𝟐
𝟏𝟐
𝑺𝒃 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟔𝟗
Setelah mendapatkan Se dan Sb kemudian masukkan rumus thitung sebagai berikut :
6. 𝒕 𝒉𝒊𝒕 = |
𝒃
𝑺𝒃
|
𝒕 𝒉𝒊𝒕 = |
−𝟎,𝟎𝟗𝟑𝟓
𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟔𝟗
|
= 𝟏𝟐, 𝟏𝟓𝟗
Hasil perbandingan antara thitung dengan ttabel diperoleh pertidaksamaan : thitung > ttabel :
12,159 > 2,776.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persamaan regresi linier telah teruji
signifikasinya sampai pada taraf kesalahan sebesar 5%.
4.3 Analisis Korelasi
Analisis korelasi dan analisis regresi linier merupakan bagian dari analisis statistika
(Supanto, 1994). Untuk itu, variabel-variabel yang digunakan untuk perhitungan
dilakukan pengolahan data, seperti ditunjukkan pada tabel 4.
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara jumlah
kecelakaan kerja (X) terhadap tingkat produktivitas perusahaan (Y). Analisis dilakukan
dengan menggunakan perhitungan tingkat korelasi (r) sebagai berikut:
r = √
𝒂 .(∑ 𝒚)+𝒃(∑ 𝒙𝒚)−𝒏(∑ȳ)
𝟐
∑(𝒚) 𝟐
− 𝒏(ȳ) 𝟐
r = √
𝟐,𝟒𝟐𝟎𝟒 .(𝟐𝟕,𝟕𝟑𝟔)+(−𝟎,𝟎𝟗𝟑)(𝟑𝟏,𝟔𝟒𝟐)−𝟏𝟐(𝟐𝟕,𝟕𝟑𝟔/𝟏𝟐) 𝟐
𝟔𝟒,𝟐𝟏𝟗 − 𝟏𝟐(𝟐𝟕,𝟕𝟑𝟔/𝟏𝟐) 𝟐
r = √
𝟔𝟕,𝟏𝟑𝟐𝟐𝟏𝟒𝟒−𝟐,𝟗𝟒𝟐𝟕𝟎𝟔−𝟔𝟒,𝟏𝟎𝟕𝟏𝟒𝟏𝟏
𝟎,𝟏𝟏𝟏𝟖𝟓𝟖𝟗
r = 0,8581
Dari hasil perhitungan analisis korelasi didapatkan bahwa tingkat hubungan antara
jumlah kecelakaan kerja karyawan dengan produktivitas (r) sebesar 0,8581 yang
tergolong hubungan sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan kerja
mempunyai slope negatif berdasarkan nilai b yang bernilai negatif dimana semakin
tinggi tingkat kecelakaan kerja maka semakin rendah tingkat produktivitas, dengan kata
lain tingkat kecelakaan kerja dan tingkat produktivitas berbanding terbalik.
Selanjutnya dilakukan uji signifikasi tingkat korelasi (r), dengan membandingkan nilai t
hasil perhitungan t(hitung) terhadap nilai t pada tabel t(tabel). Dengan mengakomodasi
tingkat kesalahan (α) 5% diperoleh t(tabel) sebesar 2,776.
𝒕 𝒉𝒊𝒕 =
𝒓
√ 𝟏− 𝒓 𝟐
𝒏−𝟐
𝒕 𝒉𝒊𝒕 =
𝟎, 𝟖𝟓𝟖𝟏
√ 𝟏−( 𝟎,𝟖𝟓𝟖𝟏) 𝟐
𝟏𝟐−𝟐
7. thit = 5,285
Ketentuan yang berlaku untuk uji signifikasi korelasi product moment adalah apabila
nilai t hitung > t tabel , maka h0 ditolak, dan apabila t hitung < t tabel, maka h0 diterima.
Berdasarkan hasil perhitungan serta grafik uji signifikasi diatas didapatkan hasil t hitung
lebih besar dari t tabel maka ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
korelasi dari pengaruh tingkat kecelakaan sebesar 0,8581 berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Selanjutnya koefisien determinasi dicari dengan rumus berikut :
KD = r2
KD = (0,8581)2
KD = 0,7363
KD = 73,63%
Berdasarkan hasil dari koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa tingkat
kecelakaan dalam perusahaan mempunyai keterkaitan (korelasi) terhadap produktivitas
kerja karyawan CV. XYZ sebesar 73,63% dan sisanya 26,37% ditentukan oleh faktor
lain.
5. PEMBAHASAN
5.1 Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di CV. XYZ
Menurut Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 2015 tentang penerapan sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja bahwa Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dan pada pasal 5 dikatakan
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya jika
mempekerjakan pekerja paling sedikit 100 atau mempunyai tingkat potensi bahaya yang
tinggi.
Seperti yang kita ketahui bahwa CV. XYZ belum menerapkan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, untuk itu kami menyarankan CV. XYZ untuk
menerapkan SMK3 seperti yang diatur dalam peraturan menteri tenaga kerja Republik
Indonesia Nomor : PER.05/MEN/1996 yang meliputi komitmen dan kebijakan,
8. perencanaan, penerapan, pengukuran, dan evaluasi serta tinjauan oleh pihak
manajemen.
5.2 Komitmen dan Kebijakan
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan serta seluruh kegiatan yang ada di CV. XYZ
harus dilakukannya komitmen dan kebijakan agar proses kerja dan produk yang
dihasilkan berkualitas serta aman dan sehat. Untuk mencapai komitmen tersebut, maka
CV. XYZ sekurang-kurangnya menetapkan kebijakan sebagai berikut :
1. Mematuhi semua ketentuan dan peraturan yang terkait K3L.
2. Menjamin seluruh karyawan dengan cara memberikan pelatihan yang memadai
mengenai K3L (Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan).
3. Berusaha mengendalikan aspek K3 serta lingkungan terutama pengelolaan
limbah B3 yang berdampak negatif bagi perusahaan dan lingkungan.
4. Menjamin peningkatan berkesinambungan terhadap penerapan SMK3.
Kebijakan tersebut tentunya akan ditinjau ulang secara berkala sekurang-kurangnya 1
tahun sekali.
5.3 Perencanaan
Dalam perencanaan SMK3 ini meliputi perencanaan sebagai berikut :
1. Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi bahaya
dilokasi pekerjaan pada CV. XYZ ini harus dilakukannya identifikasi bahaya pada
setiap proses produksi yang ada agar kecelakaan dan penyakit kerja dapat di
identifikasikan.
2. Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Pada CV. XYZ ini identifikasi bahaya yang sudah diketahui harus dibandingkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.4 Penerapan
Untuk memenuhi komponen dari SMK3 yang ada dan juga untuk mengurangi
kecelakaan kerja yang terjadi di CV. XYZ diperlukannya penerapan SMK3, maka yang
perlu diperhatikan pada tahap penerapan ini yaitu :
1. Rekrutmen serta pelatihan bidang K3 di CV. XYZ
2. Tersedianya Alat Pelindung Diri (APD) serta memastikan seluruh karyawan
untuk memakai APD, adapun yang termasuk APD yaitu :
Pelindung Mata (Safety Glass)
Pelindung Telinga (Ear plug)
Kacamata Las dengan pelindung muka (Face shield)
Sepatu Kerja (Safety Shoes)
Helm Proyek (Safety Helmet)
Pelindung Tangan
Masker
9. Rompi Traffic
3. Rambu-rambu dan peringatan mengenai K3
4. Dilakukannya inspeksi K3 secara berkala
5. Dilakukannya instruksi mengenai K3
6. Adanya penghargaan dan Sanksi untuk setiap Karyawan
7. Pemeliharaan Peralatan
5.5 Pengukuran dan Evaluasi
1. Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, pihak ke 3 perusahaan harus melakukan inspeksi dimana
inspeksi ini difokuskan pada penerapan SMK3 diperusahaan dan kondisi bahaya
Kecelakaan kerja baik dari tenaga kerja, lingkungan, maupun peralatan kerja.
2. Audit SMK3
Audit SMK3 ini dilakukan untuk mengukur efektivitas dari pelaksanaan suatu
sistem untuk jangka panjang. Metode pelaksanaan audit SMK3 dilakukan
dengan meninjau, verifikasi, dan observasi.
3. Tindakan perbaikan dan pencegahan
Semua hasil dari inspeksi K3 harus di dokumentasikan dan digunakan untuk
perbaikan serta pencegahan yang harus segera dilakukan agar pihak
manajemen menjamin pelaksanaannya secara sistematik dan efektif. Untuk
tindakan perbaikan serta pencegahan harus mengikuti prosedur yang telah
disediakan oleh perusahaan itu sendiri.
4. Tinjauan oleh Pihak Manajemen
Tinjauan ulang secara teratur pelaksanaan SMK3 bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam Penelitian ini belum
dilakukannya peninjauan ulang oleh pihak Manajemen karena belum
diterapkannya SMK3.
6. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan serta analisa dari uraian di atas maka kesimpulannya :
1. Berdasarkan hasil dari koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa tingkat
kecelakaan dalam perusahaan mempunyai keterkaitan (korelasi) terhadap
produktivitas kerja karyawan CV. XYZ sebesar 73,63% dan sisanya 26,37%
ditentukan oleh faktor lain.
2. Dari persamaan regresi linier menunjukkan bahwa kecelakaan kerja mempunyai
hubungan negatif dengan produktivitas, karena koefisien regresi bernilai negatif.
Artinya setiap terjadinya kecelakaan kerja, maka rata-rata produktivitas
mengalami penurunan sebesar 0,0935 satuan.
3. Berdasarkan Analisis Korelasi didapatkan bahwa tingkat hubungan antara jumlah
kecelakaan kerja karyawan dengan produktivitas (r) sebesar 0,8581 yang
10. tergolong hubungan sangat kuat.
7. Saran
1. Diperlukannya program Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, sehingga produktivitas
perusahaan dapat meningkat.
2. Apabila telah diterapkannya SMK3, dibutuhkannya ketegasan dari Bidang K3
sebagai pengontrol dan memberi sanksi bagi karyawan yang mengabaikan
SMK3.
3. Diperlukannya Pelatihan dan Sosialiasi bagi seluruh karyawan mengenai K3.
DAFTAR PUSTAKA
Subiyakto, H. 2005. Statistika, Edisi pertama. Yogyakarta : STIE YKPN.