1. Kelompok Mu'tazilah muncul pada abad ke-2 Hijriyah di Bashrah, Irak. Mereka dipimpin oleh Washil bin Atha' yang memisahkan diri dari gurunya, Hasan Al-Bashri, akibat perselisihan pendapat tentang dosa besar.
2. Mu'tazilah memiliki beberapa doktrin utama seperti akal sebagai hukum tertinggi, keadaan antara iman dan kufur bagi pelaku dosa besar, dan penolak
1. Page 1
Vrisko Putra V, M.Pd.
Sejarah Perkembangan Firqoh
Mu’tazilah dan Doktrinya
2. • Secara bahasa Mu’tazilah berasal dari
kata Intizala yg artinya Menyisihkan /
Memisahkan diri.
• Kaum Mu’tazilah berarti kaum yang
menyisihkan diri.
Page 2
3. Sejarah
Page 3
• Kelompok pemuja akal ini muncul di kota
Bashrah (Irak) pada abad ke-2 Hijriyah, antara
tahun 105-110 H, tepatnya di masa
pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan
dan khalifah Hisyam bin Abdul Malik.
• Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah
mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama
Washil bin Atha’. Ia lahir di kota Madinah pada
tahun 80 H dan wafat pada tahun 131 H.
4. • Munculnya Mu’tazilah diawali dengan
perselisihan / perdebatan pendapat antara Imam
Hasan Al Bashri dengan salah seorang peserta
khalaqohnya yang bernama Washil bin Atha’
dalam masalah perbuatan dosa besar.
• Perselisihan itu tidak selesai dan di lanjutkan
dengan menyingkirnya / memisahnya Washil bin
Atha’ dari Khalaqoh Imam Hasan Al Bashri,
Page 4
5. • Berikutnya Washil bin Atha’ menyebarkan
pemikirannya yang bertentangan dengan Imam
Hasan Al Bashri tersebut kepada siapa saja.
• Karena gaya bahasanya yang menarik dan
selalu mengedepankan logika, sehingga
ajarannya nampak logis maka dalam waktu yang
relatif cepat pengikutnya semakin banyak.
• Pengikutnya ini di sebut sebagai golongan
Mu’tazilah.
Page 5
6. Istilah Mu’tazilah
Page 6
Mu’tazilah
• Mereka bangga dengan nama Mu’tazilah yang mereka
artikan sebagai “meninggalkan / menyingkir dari
keburukan dan bid’ah menuju kebenaran atau
“menyingkir dari fitnah dan ahli bid’ah supaya selamat
dari fitnah dan bid’ah tersebut sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat Al Muzzammil ayat 10 :
• Artinya : Dan Jauhilah mereka dengan cara yang baik” (QS Al
Muzzammil : 10)
7. Khalifah- khalifah Islam yang menganut
faham Mu’tazilah
Page 7
• Yazid bin Walid, Khalifah Bani Umayyah
(berkuasa tahun 125 dan 126 H)
• Ma’mun bin Harun Rasyid, Khalifah Bani Abbas
(berkuasa dari tahun 198 – 218 H)
• Al Mu’tashim bin Harun ar Rasyid (berkuasa dari
tahun 218 – 227 H)
• Al Matsiq bin al Mu’tashim (berkuasa dari tahun
227 – 232 H)
8. Doktrin Firqoh Mu’tazilah
Page 8
• Akal merupakan hukum tertinggi, baik dan buruk di
tentukan oleh akal
• Al-manzilah bainal manzilatain yaitu jika orang
Islam berbuat dosa besar dan tidak bertaubat maka
hukumnya adalah dia tidak mu’min dan tidak kafir,
namun diantara keduanya.
• Bila terjadi perbedaan antara akal dan alqur’an serta
hadits maka yang di ambil adalah ketentuan akal.
• Al Quran adalah makhluq dan bukan kalamullah
9. • Allah SWT tidak dapat di lihat baik di dunia maupun di
akhirat maka penghuni surga juga tidak dapat melihat
Allah SWT.
• Isra’ Miraj Nabi Muhammad Saw bukan dengan jasad
dan ruh, namun hanya melalui mimpi, sebab mustahil
menurut akal bahwa dalam waktu yang relatif singkat
manusia dapat menempuh jarak yang luar biasa
jauhnya dan penuh rintangan dan resiko.
• Perbuatan manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri
baik atau buruknya, dan bukan ditentukan oleh Allah
SWT.
• Bahwa Arsy itu tidak ada
Page 9
10. • Surga dan Neraka tidak kekal, sebab yang kekal
hanyalah Allah SWT semata.
• Shirat (jembatan yang melintang di atas neraka
jahanam) itu tidak ada.
• Mizan (timbangan amal manusia di akhirat) itu tidak
ada, sebab amal manusia itu bukan sesuatu yang bisa
di timbang dan tidak perlu timbangan.
• Haudh (telaga di akhirat untuk orang-orang beriman) itu
juga tidak ada.
• Siksa dan nikmat kubur juga tidak ada, sebab manusia
setelah dikubur sudah menyatu kembali dengan tanah,
lalu apa yang di siksa dan apa yang merasakan nikmat
atau azab ?
Page 10
11. 1. Bahwa manusia setelah meninggal dunia itu sudah
tidak mendapatkan manfaat apapun dari yang hidup,
maka tidak perlu di doakan, dimintakan ampunan atas
dosa-dosanya atau di beri hadiah pahala, hadiah pahala
tidak sampai kepada orang mati, karena mereka sudah
jadi tanah.
2. Bahwa Allah SWT wajib membuat yang baik dan yang
lebih baik untuk manusia.
3. Bahwa Allah SWT tidak memiliki sifat dan nama-nama,
maka haram membaca atau mengaji sifat-sifat Allah
SWT, sebab Allah mendengar dengan Dzat Nya,
melihat dengan Dzat Nya dan segala sesuatu yang
dilakukan oleh Allah SWT dilakukan dengan Dzat Nya.
Page 11
12. Lima Prinsip Ajaran Mu’tazilah
(Al-Ushulul-Khomsah)
Page 12
1. At Tauhid
Yang mereka maksud dengan At-Tauhid adalah
mengingkari dan meniadakan sifat-sifat Allah, dengan
dalil bahwa menetapkan sifat-sifat tersebut berarti telah
menetapkan untuk masing-masingnya tuhan, dan ini
suatu kesyirikan kepada Allah, menurut mereka (Firaq
Mu’ashirah, 2/832). Oleh karena itu mereka menamakan
diri dengan Ahlut-Tauhid atau Al-Munazihuuna lillah
(orang-orang yang mensucikan Allah).
13. 2. Al-‘Adl (keadilan)
• Yang mereka maksud dengan keadilan adalah
keyakinan bahwasanya kebaikan itu datang dari Allah,
sedangkan kejelekan datang dari makhluk dan di luar
kehendak (masyi’ah) Allah. Dalilnya adalah firman Allah
• “Dan Allah tidak suka terhadap kerusakan.” (Al-
Baqarah: 205)
Page 13
14. 3. Al-Wa’du Wal-Wa’id
• Yang mereka maksud dengan landasan ini adalah
bahwa wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya (al-
wa’d) bagi pelaku kebaikan agar dimasukkan ke dalam
Al-Jannah, dan melaksanakan ancaman-Nya (al-wa’id)
bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar
dimasukkan ke dalam An-Naar, kekal abadi di dalamnya,
dan tidak boleh bagi Allah untuk menyelisihinya. Karena
inilah mereka disebut dengan Wa’idiyyah.
Page 14
15. 4. Suatu keadaan di antara dua keadaan (Manzilah
bainal manzilatain)
• Yang mereka maksud adalah, bahwasanya keimanan itu
satu dan tidak bertingkat-tingkat, sehingga ketika
seseorang melakukan dosa besar (walaupun di bawah
syirik) maka telah keluar dari keimanan, namun tidak
kafir (di dunia). Sehingga ia berada pada suatu keadaan
di antara dua keadaan (antara keimanan dan kekafiran).
5. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
• Di antara kandungan landasan ini adalah wajibnya
memberontak terhadap pemerintah (muslim) yang zalim.
Page 15
16. TUGAS
Kerjakan Soal dalam E-MODUL Halaman 20-21 langsung
jawabannya saja di buku tulis masing-masing
17. Tamat
“Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan petunjuk-Nya kepada
kita ke jalan Islam yang lurus dan
benar”