Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
TITLE
1. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I):
Inikan Negara Demokratis, Harus Saling
Menghargai Perbedaan
byIrfan Abu Naveed
Dalih I: “Inikan Negara Demokratis, Jadi Harus Saling Menghargai”
Bantahan-Bantahan Argumentatif:
Perselisihan: Wajib Dikembalikan Kepada Kebenaran Dalil
Kebenaran –dalam Islam- tidak ditentukan oleh suara terbanyak, inilah salah satu perbedaan
prinsipil antara Islam dan ajaran Demokrasi yang jelas sesat menyesatkan. Allah ‘Azza wa Jalla
telah memerintahkan kita jika berbeda pendapat, harus dikembalikan pada al-Qur’an dan alSunnah.
ُ
ْ
َﱡﮭﺎِﯾﻦ ُ َ ُﻮا ََ ُﻮا اﻟﺮ ﺳﻮَِﻟﻲ َﻣﺮ ﻣﻨۖ َْﺎزﻋﺘِﻲ ﺷﻲَﱡوَﻰ ِ واﻟﺮ ﺳﻮِن ُُ ُﻮن ﺑِ َﻮم
ْﯿ
ه
ْْ
ْ َ ا ِ ﱠ َ وأ ْ َِْﺈن ﺗﻨ ْ ٍَُ ُ إ ﱠ ﱠ ل إ ْ ِ ِﺎ
ِﯾﺎَﱠَ آﻣﻨﻮا أطﯿﻌ ﱠ وأطﯿﻌ ُ لُو ِْ ْﻜﻢََُِﻢ ﻓ ْ ء ﻓﺮد ِﻟ ا َ ُِْ ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺆﻣﻨَ ﱠ واﻟ
أ
ِ َ َﯾ اﻟﺬ
اﻷ ُ ﻓ
َ
ِٰ ْ
ُْاﻵﺧﺮِﻟﻚْﺮَﺣ
ً َ ﺧﯿ وأ َﻦ ﺗ
ِۚ َ ٌ ْ ﺴ َﺄوﯾﻼ
ََ ذ
ِ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allâh dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allâh (Al-Qur’ân) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allâh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS. Al-Nisâ’ [4]: 59)
Imam Ibnu Qayyim berkata: “Ini adalah dalil qath’i yang menunjukkan wajibnya
mengembalikan semua perselisihan yang terjadi di kalangan manusia dalam perkara agama
kepada Allah dan Rasul-Nya tidak kepada selain Allah dan Rasul-Nya.”
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
1/7
2. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya:
وھﺬا أﻣﺮ ﻣﻦ ﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ ﺑﺄن ﻛﻞ ﺷﻲء ﺗﻨﺎزع اﻟﻨﺎس ﻓﯿﮫ ﻣﻦ أﺻﻮل اﻟﺪﯾﻦ وﻓﺮوﻋﮫ أن ﯾﺮد اﻟﺘﻨﺎزع ﻓﻲ ذﻟﻚ إﻟﻰ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ
“Ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar supaya setiap sesuatu yang
diperselisihkan oleh manusia baik itu masalah prinsip-prinsip agama maupun cabang-cabangnya
dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.”
Al-Hafizh Ibn Katsir menukil dalil firman Allah Subhanahu wa Ta’ala lainnya:
ْ
ْ ﺘﻠ
َ اﺧُﻢ ِ ْ ْ ء ﻓ ُِﻟ ﱠ
َ َْ ﻓ ِ ٍَ ُْ إ ا
ِ وﻣﺎ َﻔﺘِﯿﮫ ﻣﻦ ﺷﻲَﺤﻜﻤَﻰ
ُ ﮫ
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah.” (QS.
Al-Syuura [42]: 10)
Al-Hafizh Ibnu Katsir –rahimahullaah-:
ﻓﻤﺎ ﺣﻜﻢ ﺑﮫ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ وﺷﮭﺪا ﻟﮫ ﺑﺎﻟﺼﺤﺔ ﻓﮭﻮ اﻟﺤﻖ وﻣﺎذا ﺑﻌﺪ اﻟﺤﻖ إﻻ اﻟﻀﻼل وﻟﮭﺬا ﻗﺎل ﺗﻌﺎﻟﻰ ” إن ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺆﻣﻨﻮن ﺑﺎ واﻟﯿﻮم اﻵﺧﺮ ” أي
ردوا اﻟﺨﺼﻮﻣﺎت واﻟﺠﮭﺎﻻت إﻟﻰ ﻛﺘﺎب ﷲ وﺳﻨﺔ رﺳﻮﻟﮫ ﻓﺘﺤﺎﻛﻤﻮا إﻟﯿﮭﻤﺎ ﻓﯿﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑﯿﻨﻜﻢ إن ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺆﻣﻨﻮن ﺑﺎ واﻟﯿﻮم اﻵﺧﺮ ﻓﺪل ﻋﻠﻰ أن ﻣﻦ ﻟﻢ
ﯾﺘﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﻣﺤﻞ اﻟﻨﺰاع إﻟﻰ اﻟﻜﺘﺎب واﻟﺴﻨﺔ وﻻ ﯾﺮﺟﻊ إﻟﯿﮭﻤﺎ ﻓﻲ ذﻟﻚ ﻓﻠﯿﺲ ﻣﺆﻣﻨﺎ ﺑﺎ وﻻ ﺑﺎﻟﯿﻮم اﻵﺧﺮ وﻗﻮﻟﮫ ” ذﻟﻚ ﺧﯿﺮ أي اﻟﺘﺤﺎﻛﻢ إﻟﻰ ﻛﺘﺎب
ﷲ ” وﺳﻨﺔ رﺳﻮﻟﮫ واﻟﺮﺟﻮع إﻟﯿﮭﻤﺎ ﻓﻲ ﻓﺼﻞ اﻟﻨﺰاع ﺧﯿﺮ وأﺣﺴﻦ ﺗﺄوﯾﻼ أي وأﺣﺴﻦ ﻋﺎﻗﺒﺔ وﻣﺂﻻ
“Maka apa saja yang telah dihukumi oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah dan yang telah disaksikan
oleh keduanya sebagai kebenaran maka itulah kebenaran, dan apa lagi setelah kebenaran itu jika
bukan kesesatan? Karena Allah Ta’aalaa berfirman: “jika kalian beriman kepada Allah dan Hari
Akhir” yakni kembalikan perselisihan-perselisihan dan ketidaktahuan kepada Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul-Nya, maka berhukumlah dengan keduanya dalam hal apa yang kalian
perselisihkan “jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Akhir”, maka hal itu menjukkan
bahwa siapa saja yang tidak mau berhukum kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ketika timbul
perselisihan dan tidak kembali kepada keduanya dalam menyelesaikannya maka ia bukanlah
orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan frase firman-Nya “yang demikian itu
lebih utama” yakni berhukum dengan Kitabullaah dan Sunnah Rasul-Nya dan kembali kepada
petunjuk keduanya dalam menyelesaikan perselisihan dan “dan lebih baik akibatnya” yakni
lebih baik akibat dan kesudahannya.”
Syaikh ‘Abdul Hamid al-Ju’bah menuturkan:
ْ
ه
َﺈن ﺗﻨ ْ ٍَُ ُ إ ﱠ ﱠ
ً و ﻗﻮﻟﮫ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ََُِِﻲ ﺷﻲَﱡوَﻰ ِ واﻟﺮ ﺳﻮل” و ﻏﯿﺮھﺎ ﻣﻦ اﻵﯾﺎت اﻟﺘﻲ دﻟﺖ ﺑﺸﻜﻞ ﻗﺎطﻊ ﻋﻠﻰ ﺟﻌﻞ اﻟﻜﺘﺎب و اﻟﺴﻨﺔ
ُِ َ “َْﺎزﻋﺘﻢ ﻓ ْ ء ﻓﺮد ِﻟ ا
ﻓ
أﺻﻼ
. و ً ﻟﻸﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﯿﺔ
ﻣﺮﺟﻌﺎ
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
2/7
3. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
“Dan firman Allah SWT “jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allâh (Al-Qur’ân) dan Rasul (sunnahnya)” dan ayat-ayat al-Qur’an yang lainnya
menunjukkan secara tegas (qath’iy) wajibnya menjadikan al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai asas
dan rujukan hukum-hukum Islam.”[1]
Lebih jelasnnya, KH. Drs. Hafizh ‘Abdurrahman, MA menuturkan: “Konsep Kebenaran
Islam tak ditentukan oleh pendapat mayoritas orang, namun ditentukan oleh pandangan yang
paling ashwab (benar). Meskipun hanya dikemukakan hanya oleh satu orang. Dalam masalah
Hukum Syara’, pandangan yang paling benar ditentukan oleh kekuatan dalil, meskipun hanya
dikemukakan oleh seorang ‘ulama. Karena itu untuk menentukan kebenaran pandangan (atas
suatu perkara), tidak
dikembalikan kepada mayoritas atau minoritas ‘ulama yang
menyatakannya, melainkan dikembalikan kepada hujjah siapakah yang lebih kuat.”[2]
Maka gugurlah argumentasi kaum sekularis yang menjustifikasi kemungkaran Miss World
dengan alasan: “Inikah Negara Demokratis… harus saling menghargai pendapat dan
bertoleransi.” Kami katakan:
“Demokrasi itu sendiri paham sesat, maka dalih yang Anda pakai untuk
membenarkan penyelenggaraan Miss World sudah gugur dari asasnya. Dan
pendapat yang jelas-jelas bertentangan dengan syari’at Al-Qur’an dan As-Sunnah
tertolak dan wajib ditolak karena jelas pasi sesat menyesatkan.”
Perbedaan Pendapat yang Tercela
Syaikh Dr. Khalid al-‘Arusiy –Pembantu Rektor Fakultas Syari’ah Universitas Umm al-Quraa’menjelaskan bahwa perbedaan pendapat itu harus dirinci, menukil pernyataan Imam al-Syafi’i
ia berkata:
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
3/7
4. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
وھﺬا اﻟﺘﻔﺼﯿﻞ ذﻛﺮه اﻹﻣﺎم اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ – رﺣﻤﮫ ﷲ – ﻓﻲ )) رﺳﺎﻟﺘﮫ (( ﺣﯿﺚ ﺟﻌﻞ ﻟﮭﺬا اﻻﺧﺘﻼف اﻟﻤﺮﺣﻮم ً آﺧﺮ ، وھﻮ : اﻻﺧﺘﻼف
ﻗﺴﯿﻤﺎ
ً ﺑً ﻟﻢ
ﻧﺒﯿ
ّ
ﱠ
اﻟﻤﺤﺮم ، ﻓﻠﻤﺎ ﺳﺌﻞ – رﺣﻤﮫ ﷲ – ﻣﺎ اﻻﺧﺘﻼف اﻟﻤﺤﺮم ؟ ﻗﺎل: )) ﻛﻞ ﻣﺎ أﻗﺎم ﷲ ﺑﮫ اﻟﺤﺠﺔ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﮫ ، أو ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎن ّﮫ ﻣﻨﺼﻮﺻّﻨﺎ
ﺎ ﯿ
ِ
((ﯾﺤﻞ اﻻﺧﺘﻼف ﻓﯿﮫ ﻟﻤﻦ ﻋﻠﻤﮫ
ﱠ
“Perincian dalam masalah ini (perbedaan pendapat) dijelaskan Imam al-Syafi’i –rahimahullaahdalam kitab Al-Risaalah, ketika ia menjelaskan pembagian lain di samping perbedaan yang
dirahmati, yakni: perbedaan pendapat yang diharamkan. Dan ketika Imam al-Syafi’i ditanya,
apa yang dimaksud dengan perbedaan yang diharamkan? Ia menjawab: “Setiap perkara yang
hujjahnya sudah ditegaskan Allah dalam kitab suci-Nya atau melalui lisan Nabi-Nya dengan
nash-nash petunjuk yang jelas, yang tidak memperbolehkan adanya perbedaan pendapat bagi
orang-orang yang mengetahuinya”.[3]
Imam al-Syafi’i berdalil dengan firman Allah SWT:
ْ
ْ
ﺑ
ﺗ
َُوﻣَﺮقِﯾﻦ ُﻮا َﺎب إﻻ ﻣَﻌﺪ ﻣﺎ ﺟْﮭﻢ
َ ﺎ ﱠ ﱠﺬ ُوﺗ اﻟﻜ َﱠِ ﻦََْ ﺎءُ َﺔ
ُ ّﻨ
َ َﻔَ اﻟَ أ ِ ﺘ ِ ْ ِ َ ﺗ اﻟﺒﯿ
ِ
“Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka)
melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 4)
Dan firman Allah SWT:
ْ
ََ ُﻮا ﱠﺬ َُﻮا ُْﻮا ﻣَﻌﺪ ﻣﺎ ﺟﺎءھﻢ ّﻨ ُِۚ َﮭﻢ َاب ﻋﻈﯿﻢ
أوﻟ ﻟ
ِ ُ َﯿ ََُُٰ َﺬ
َ ُ َ
ﺑ
ٌ ٌَ وﻻ ﺗﻜﻮﻧ ﻛﺎﻟََﺮﻗ و َﻔ ِ ﻦََْ ُ َﺎت وَﺌﻚ ْ ﻋ
اﺧﺘ
ﺗﻔ
اﻟﺒ
ِ َ ِ ْ ِﯾﻦ ﱠ َ َﻠ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat.” (QS. Âli Imrân [3]: 105)
ْ ُ َ
ﻠﺘ
ﯾ َﻨ
َ ﻗ
أ
َﱡﮭﺎِﯾﻦ ُﻮا ُ َﻮاﻣﯿﻦِ َاِﺎﻟﻘ ﺴۖ وﻻ ِﱠﻜﻢ ﺷﻨ َﻮم ٰﱠَُۚ اُﻮا ھَﻗﺮبﱠﻘَُٰﻮا اۚ إن َِ ِﻤﺎ
َﯾ اﻟﺬ َ ُ ﱠ ِ ََ ِ َِ ْ ُ َُْ ﻋﻠﻰ أ ِ ِ ُﻮ َ ِﻟَ ى واﺗ ﱠِ ا َ ﺒﯿﺮ ﺑ
أ
ْ ْ
ٌَﯾﺎَﱠَ آﻣﻨ ﻛﻮﻧﻮا ﻗِ ﱠ ﺷﮭﺪ ء ﺑ ْﻂ ََﺠﺮﻣْ َﺂن ٍ ََﻻ ﺗﻌﺪﻟﻮا ﻋﺪﻟ َْ ُ ْﻮۖ ﱠﻘ َ ﱠﱠ ﺧ
َُﻮن
َﺗﻌﻤﻠ
ْ
َ
“Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang sentiasa
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mâ’idah [5] : 8)
Bagaimana Sikap Muslim Ketika Islam Telah Memutuskan Suatu Perkara?
ْﻨ
ِأ
ْ ِ
ََّﻚ ﻻ ﯾ ُﻮن ﱠ ُﺤﻜﻤ ِﯿﻤﺎ ﺷﺠﺮَﮭﻢ ﺛََﺠﺪ ِﻲُﺴﮭﻢ ﺣﺮﺟﺎﱠَ ْﺖ وّﻤﻮا ِﻠﯿﻤﺎ
ْ ْ َ ِ ﻀﯿ َ ِﻠ ﺗ ﺴ
ِ َ ِ ََ ﻓ
ْ ﯾﺴ
َ
ً َ ُ ُ َََﻼ ورﺑ َُﺆﻣﻨَ ﺣﺘﻰ ﯾ ُ ﻮك َ َ َُُﻢ ﻻ ﯾُوا ﻓ َﻧﻔِ ًَ ﻣﻤﺎ ﻗ
َ
ِ ٰ ّ َ ﻓ ََ ﺑﯿْﱠ
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
4/7
5. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
berat dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa’ [4]: 65)
Al-Hafizh al-Imam al-Thabari menafsirkan ayat ini:
= “ﻓﻼ” ﻓﻠﯿﺲ اﻷﻣﺮ ﻛﻤﺎ ﯾﺰﻋﻤﻮن: أﻧﮭﻢ ﯾﺆﻣﻨﻮن ﺑﻤﺎ أﻧﺰل إﻟﯿﻚ، وھﻢ ﯾﺘﺤﺎﻛﻤﻮن إﻟﻰ اﻟﻄﺎﻏﻮت، ّون ﻋﻨﻚ إذا دﻋﻮا إﻟﯿﻚ ﯾﺎ ﻣﺤﻤﺪ
وﯾﺼﺪ
واﺳﺘﺄﻧﻒ اﻟﻘﺴﻢ ﺟﻞ ذﻛﺮه ﻓﻘﺎل:”ورﺑﻚ”، ﯾﺎ ﻣﺤﻤﺪ =”ﻻ ﯾﺆﻣﻨﻮن”، أي: ﻻ ﯾﺼﺪﻗﻮن ﺑﻲ وﺑﻚ وﺑﻤﺎ أﻧﺰل إﻟﯿﻚ =”ﺣﺘﻰ ﯾﺤﻜﻤﻮك ﻓﯿﻤﺎ ﺷﺠﺮ
ﺑﯿﻨﮭﻢ”، ﯾﻘﻮل: ﺣﺘﻰ ﯾﺠﻌﻠﻮك ﺣﻜﻤﺎ ﺑﯿﻨﮭﻢ ﻓﯿﻤﺎ اﺧﺘﻠﻂ ﺑﯿﻨﮭﻢ ﻣﻦ أﻣﻮرھﻢ
ً
“Frase fa laa (dan tidaklah) artinya tidak seperti apa yang mereka klaim: bahwa mereka
beriman terhadap apa yang diturunkan kepadamu (al-Qur’an) tapi berhukum kepada thaghutthaghut, dan memalingkan diri darimu ketika mereka menyerumu wahai Muhammad;
kemudian dipertegas sumpah dalam firman-Nya yang mulia: “Demi Rabb-mu” wahai
Muhammad; “mereka tidak beriman” yakni tidak membenarkan-Ku, dirimu dan terhadap apa
yang diwahyukan kepadamu; “hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan” , artinya: “hingga mereka menjadikanmu hakim dalam perselisihan di
antara mereka dalam berbagai urusan.”
= “ﺛﻢ ﻻ ﯾﺠﺪوا ﻓﻲ أﻧﻔﺴﮭﻢ ﺣﺮﺟﺎ ﻣﻤﺎ ﻗﻀﯿﺖ”، ﯾﻘﻮل: ﻻ ﯾﺠﺪوا ﻓﻲ أﻧﻔﺴﮭﻢ ًﺎ ﻣﻤﺎ ﻗﻀﯿﺖ. وإﻧﻤﺎ ﻣﻌﻨﺎه: ﺛﻢ ﻻ ﺗﺤﺮج أﻧﻔﺴﮭﻢ ﻣﻤﺎ ﻗﻀﯿﺖ
ﺿﯿﻘ
ً
َ
ّ َ
.أي: ﻻ ﺗﺄﺛﻢ ﺑﺈﻧﻜﺎرھﺎ ﻣﺎ ﻗﻀﯿﺖ، وﺷﻜﮭﺎ ﻓﻲ طﺎﻋﺘﻚ، وأن اﻟﺬي ﻗﻀﯿﺖ ﺑﮫ ﺑﯿﻨﮭﻢ ﺣﻖ ﻻ ﯾﺠﻮز ﻟﮭﻢ ﺧﻼﻓﮫ
ﱞ
“Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan”, yakni: tidak ada kesempitan dalam diri mereka terhadap keputusanmu. Dan
maknanya: kemudian tidak ada keterpaksaan dalam diri mereka menerima apa yang engkau
putuskan. Yakni tidak berbuat dosa dengan mengingkari apa yang engkau putuskan, dan
keputusanmu benar sehingga tidak diperbolehkan bagi mereka menyelisihinya.”
.“وﯾﺴﻠﻤﻮا ﺗﺴﻠﯿﻤﺎ”، ﯾﻘﻮل: ّﻤﻮا ﻟﻘﻀﺎﺋﻚ وﺣﻜﻤﻚ، ًﺎ ﻣﻨﮭﻢ ﺑﺎﻟﻄﺎﻋﺔ، وإﻗﺮارا ﻟﻚ ﺑﺎﻟﻨﺒﻮة ﺗﺴﻠﯿﻤﺎ
إذﻋﺎﻧ
وﯾﺴﻠ
ً
ً
“Dan mereka menerimanya dengan sepenuh hati ” artinya: dan mereka menerima keputusan
dan hukum darimu (Muhammad), ketundukan mereka demi keta’atan, dan sebagai pengakuan
terhadap dirimu yang mengemban nubuwwah dengan sepenuhnya.”[4]
Bertolak dari ayat yang agung ini, Syaikh Prof. Dr. Muhammad Amhazun menegaskan:
ﻟﻘﺪ ﻧﻔﻲ ﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ اﻹﯾﻤﺎن ﻋﻦ اﻟﺬﯾﻦ ﻻ ﯾﺘﺤﺎﻛﻤﻮن إﻟﻰ ﺷﺮﻋﮫ، وﻻ ﯾﺮﺿﻮن ﺑﺤﻜﻤﮫ وﻗﻀﺎﺋﮫ
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
5/7
6. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
“Sungguh Allah SWT telah menafikan keimanan bagi orang-orang yang tidak mau berhukum
kepada syari’at-Nya, tidak ridha’ terhadap hukum-Nya dan keputusan-Nya.” [5]
Asy-Syaikh pun menukil penjelasan Imam Abu Bakr al-Jashshash yang berkata:
ﻓﻲ ھﺬه اﻵﯾﺔ دﻻﻟﺔ ﻋﻠﻰ أن ﻣﻦ ّ ًﺎ ﻣﻦ أواﻣﺮ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ أو أواﻣﺮ رﺳﻮﻟﮫ –ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ- ﻓﮭﻮ ﺧﺎرج ﻣﻦ اﻹﺳﻼم، ﺳﻮاء ّه ﻣﻦ
رد
رد ﺷﯿﺌ
-ﺟﮭﺔ اﻟﺸﻚ ﻓﯿﮫ أو ﻣﻦ ﺟﮭﺔ ﺗﺮك اﻟﻘﺒﻮل واﻻﻧﻘﯿﺎد واﻻﻣﺘﻨﺎع ﻋﻦ اﻟﺘﺴﻠﯿﻢ.. ﻷن ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺣﻜﻢ ﺑﺄن ﻣﻦ ﻟﻢ ّﻢ ﻟﻠﻨﺒﻲ –ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ
ﯾﺴﻠ
.ﻗﻀﺎءه وﺣﻜﻤﮫ ﻟﯿﺲ ﻣﻦ أھﻞ اﻹﯾﻤﺎن
“Dalam ayat ini terdapat petunjuk bahwa barangsiapa menolak sesuatu dari perintah Allah atau
perintah Rasulullah SAW, maka ia keluar dari Islam, sama saja apakah menolak karena faktor
keraguan terhadapnya atau karena tidak mau menerima, tidak mau tunduk dan berserah diri…
Karena Allah SWT memvonis orang yang tidak mau menerima keputusan dan hukum dari Nabi
SAW sebagai orang yang tidak beriman.”[6]
Syaikh ‘Abdul Hamid al-Ju’bah menuturkan:
ً ، ﻷن اﻟﻔﺼﻞ ﺑﯿﻦ
إن اﻹﯾﻤﺎن ﯾﺤﺘﻢ ﻋﻠﯿﻨﺎ اﻟﺘﺴﻠﯿﻢ اﻟﻤﻄﻠﻖ ﺑﻜﻞ ﻣﺎ ﺣﻜﻢ ﷲ ﺑﮫ ، ﻓﺈﯾﻤﺎﻧﻨﺎ ﺑﺎ ً ﻟﻠﻮﺟﻮد ﻻ ﯾﻨﻔﺼﻞ ً ﻋﻦ إﯾﻤﺎﻧﻨﺎ ﺑﮫ ﻣﺸﺮﻋﺎ
إطﻼﻗﺎ
ﺧﺎﻟﻘﺎ
اﻷﻣﺮﯾﻦ ﺿﻼل واﻟﻌﯿﺎذ ﺑﺎ
“Sesungguhnya keimanan menuntut kita untuk tunduk secara mutlak terhadap hukum Allah,
dan keimanan kita kepada Allah sebagai Sang Pencipta segala hal yang ada tidak dapat
dipisahkan dari keimanan kita bahwa Allah adalah Yang Maha Membuat Hukum, karena
memisahkan kedua hal ini merupakan kesesatan, dan kita berlindung kepada Allah dari hal
ini.”[7]
Lantas, mengapa masih ragu untuk menolak ajang maksiat Miss World, yang semisalnya, dan
segala kemungkaran termasuk paham-paham sesat semisal Demokrasi jika Anda mengaku
sebagai seorang mukmin??
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
6/7
7. 27/2/2014
Bantahan Atas Dalih Pro Miss World (I): Inikan Negara Demokratis, Harus Saling Menghargai Perbedaan « ﻣﺟﻠس اﻟﻌﻠم اﻟﺷرﻋﻲ
[1] Lihat: Al-Ahzaab fii Al-Islaam, Syaikh ‘Abdul Hamid al-Ju’bah – Risaalah Maajistiir
[2] Lihat: Diskursus Islam Politik Spiritual, KH. Drs. Hafizh Abdurrahman, MA.
[3] Lihat: Ar-Risaalah, Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i (hlm. 352), dinukil dari: AlTarakhkhush bi Masaa-il Al-Khilaaf: Dhawaabithuhu wa Aqwaal Al-‘Ulamaa fiihi,Syaikh Dr.
Khalid al-‘Arusiy.
[4] Lihat: Jaami’ al-Bayaan fii Ta’wiil al-Qur’aan, al-Hafizh al-Imam Abu Ja’far al-Thabari
(224-310 H)
[5] Lihat: Thaaghuut Al-‘Ashr, Syaikh Prof. Dr. Muhammad Amhazun dalam Majalah AlBayaan, No. 303.
[6] Lihat: Ahkaam Al-Qur’aan (hlm. 213-214), Imam Abu Bakr al-Jashshash.
[7] Lihat: Al-Ahzaab fii Al-Islaam, Syaikh ‘Abdul Hamid al-Ju’bah.
http://irfanabunaveed.com/2013/09/04/bantahan-atas-dalih-pro-miss-world-i-inikan-negara-demokratis-harus-saling-menghargai-perbedaan/
7/7