1. PENDEKATAN PERILAKU DAN KOGNITIF SOSIAL
1) Anisa Safitri, 2)Sofi Saifiyah
1,2) Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam pendekatan perilaku dan kognitif
sosial peserta didik dalam pendidikan yaitu mulai dari pengertian belajar dan contoh apa yang
dimaksud belajar dan tidak belajar, mengetahui lebih dalam pendekatan pembelajaran yang
dipelajari danbeberapa pendekatan berkaitan dengan perilaku, kemudian membandinkan
pengkondisian klasik dan pengkondisian operan besertadengan penerapan dalam kehidupan
peserta didik, menerapkan analisis pengkondisian dalam pendidikan dan kegunaannya, serta
mempelajari teori-teori berkaitandengan kognitif sosial peserta didik dalam pembelajaran
sampain dengan mengevaluasi pendekatan perilaku dan pendekatan kognitif sosial peserta
didik dalam pendidikan.
Kata Kunci: Pembelajaran, Behaviorisme, Proses Mental, Pembelajaran Asosiatif,
Pengkondisian Klasik, Pengkondisian Operan, Desensulitasi Sistematis, Kognitif Sosial
GAMBARAN UMUM PENDEKATAN PERILAKU dan KOGNITIF SOSIAL
a. Belajar dan pendekatan kognitif
Belajar merupakan proses yang penting yang dilalkukan manusia agar mengetahui ilmu
pengetahuan yang ada di sekitar. Segala sesuatu dibutuhkan untuk belajar, dalam proses belajar
mengajar disekolah pun belajar merupakan fungsi penting dari sekolah. Belajar sendiri dapat
didefinisikan bahawa fokus sentral dari spikologi pendidikan. Proses belajar tidak dapat
dipisahkan dengan pembelajaran. Pembelajaran merupakan pengaruh permanen secara relatif
pada perilaku, pengetahuan, dan ketrampilan berpikir yang mucul karena pengalaman. Dalam
pemebelajaran terdapat ruang lingkup yang luas yang melibatkan perilaku akademik dan
perilaku non akademik.
2. Pendekatan pembelajaran dapat dikategorikan sebagai perilaku atau kognitif. Pendekatan yang
akan yaitu pendekatan perilaku. Salah satu yang mempelajari perilaku adalah behaviorisme.
Behaviorisme merupakan pandangan bahwa perilaku harus dijlaskan oleh pengalaman yang
dapat diamati bukan oleh proses proses mental. Sedangkan menurut para ahli behaviorisme,
perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan baik verbal mapun non verbal, yang dapat
dilihat langsung atau didengar. Pada pendekatan ini akan dibahas dua kategori yaitu
pengkkondisian klasik dan pengkondisian operan. Kedua pandangan ini menekankan pada
pembelajaran asosiatif. Pembelajaran asosiatif merupakan belajar bahwa dua peristiwa
terhubung. Dalam pendekatan kognitifterdapat 4 pembahasan yaitu kognitif sosial, pengelolaan
informasi, kognitif kontruktivis, dan kontruktivis sosial.
b. Pendekatan perilaku untuk belajar
Perilaku pendekatan menekankan pentingnya siswa membuat hubungan antara pengalaman
dan perilaku.
1. Pengkondisian klasik merupakan salah satu pandangan dari pendekatan perilaku.
Pengkondisian klasik merupakan bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral
menjadi diasosiasikan dengan stimulus bermakna dan memperoleh kemampuan untuk
mendapatkan respon yang sama. Pengkondisian klasik ini merupakan gagasan dari ilmuwaan
Ivan Pavlov. Pada pengkondisian klasik ini harus memahami dua jenis stimulus dan dua jenis
respon yaitu
1) Rangsangan tidak terkondisi ( Unconditional stimulus-UCS) makanan (daging)
2) Rangsangan terkondisi (conditional Respon- CS) lonceng
3) Respon tidak terkondisi (Uncoditional respon- UCR) air liur anjing
4) Respon terkondisi ( Conditional Respon- CR) respon sama
3. Teori Pavlov digambarkan sebagai berikut.
Pada percobaan Pavlov dengan menggunakan hewan anjing untuk menemukan respon yang
sama (respon baru). UCS adalah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa
harus belajar sebelumnya. UCR adalah respon tanpa belajar yang secara otomatis ditimbulkan
oleh UCS. CS adalah stimulus yang sebelumnya netral akhirnya memunculkan respon
terkondisi setelah dikaitkan dengan UCS. CR adalah respon yang dipelajari terhadap stimulus
terkondisi yang terjadi setelah UCS-CS dipasangkan. Pada kehidupan sehari pada manusia
dapat diterapkan pada siswa yang mesara ketakutan atau kecemasan terhadap sesuatu. Cara
menanggapi respon terdapat beberapa yaitu generaisasi, diskriminasi, kepunahan. Sedangkan
cara mengurangi dengan menggunakan metode desensitilasi sistematis. Dan pada akhir
pengkondisian klasik tersebut diadakan evaluasi pengkondisian klasik untuk membantu
memahami beberapa aspek pembelajaran yang lebih baik dari yang lain.
2. Pengkondisian Operan ( pengkondisian instrumental ) adalah pembelajaran di mana
konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas bahwa perilaku akan
terjadi. Pengkondisian operan adalah jantungdari perilaku ( B.F Skinner, 1938). Pada
pengkondisian ooperan terdapat berupa penguatan dan hukuman. Penguatan ( penghargaan)
4. merupakan konsekuensi yang meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku akan terjadi.
Sebaliknya hukuman merupakan konsekuensi yang menurunkan probabilitas perilaku akan
terjadi.
Untuk memperkuat perilaku berarti memperkokoh perilaku (dorjam,2010). Terdapat dua
bentuk penguatan yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan posisitf merupakan
penguatan yang berdasarkan prinsipbahwa frekuensi respon meningkat karena diikuti oleh
stimulus akan terjadi. Sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan yang berdasarkan
prinsip bahwa frekuensi respon meningkat kaarena diikuti oleh stimulus bermanfaat.
Pada pengkondisian operan ( pengkondisian instrumental) juga terdapat generalisasi,
diskriminasi, dan kepunahan seperti halnya yang terdapat pada pengkondisian klasik. Proses
generalisasi , diskriminasi dan kepunahan merupakan dimensi penting daripengkondisian
operan (Chance,2009). Pada pengkondisian operan keadaan penggunaan konsekuensi-
konsekuensi menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku. Seperti yang
sudah dijelaskan diatas, dimisalkan jika perilaku seseorang segera diikuri oleh konsekuensi
yang menyenangkan, maka orang tersebut cenderung akan lebih sering mengulangi perilaku
tersebut. Eksperimen menggunakan kotak skinner (Skiner box) .
5. Pebedaan Generalisasi, Diskriminasi Dan Kepunahan Pada Pengkondisian Klasik Dan Operan.
Dimensi Klasik Contoh Operan Contoh
Generalisasi Kecenderungan stimulus
baru yang mirip dengan
stimulus yang dikondisi
kan asli untuk menghasil
kan respon yang sama.
Dengan objek penelitian
anjing.
Kecemasan siswa
menggeneralisasi- kan dari
meng-ambil tes dalam satu
pelajaran untuk mengambil tes
ditempat lain pada saat meng-
alami kegagalan. Dengan
Memberikan situasi yang
sama satu dengan yang
lainnya (menyama
ratakan suatu keadaan)
dengan objek penelitian
tikus.
Jika guru memberi pujian kepada
siswa tentang pertanyaan yang
diajukan, maka akan membuat
rangsangan siswa melakukan
pekerjaan yang lebih keras untuk
pelajaran yang lain.
Diskriminasi Menanggapi rangsangan
tertentu saja, bukan yang
lain.
Anjing hanya di-beri makan
daging setelah ada bunyi
lonseng, tidak bunyi yang lain.
Membedakan rangsangan
atau peristiwa
lingkungan.
Perbedaan tempat pengumpulan
tugas yang mempunyai label
“matematika” atau “bahasa inggris”
disesuaikan dengan mata
pelajarannya.
6. Kepunahan Melemahnya respon ter-
kondisi (CR) tanpa adanya
rangsangan terkondisi
(UCS)
Jika seorang siswa yang merasa
gugup saat mela-lakukan ujian
mata pelajaran mulai
menyiapkan jauh lebih baik,
maka kecemasan-nya mulai
memudar (berkurang)
Kepunahan terjadi ketika
respon yang diperkuat
sebelumnya tidak
diperkuat dan respon
mulai menurun.
Jika guru menegur seorang siswa
yang menggangu temannya, maka
bisa jadi siswa menangkap bahwa
dengan menggangu teman akan men-
dapat perhatian guru, tetapi jika guru
mulai menarik perhatiannya maka
mungkin menggangu teman akan
dihilangkan.
7. c. Analisis Perilaku Terapan Dalam Pendididikan
Analisis perilaku terapa menerapkan penerapan prinsip-prinsip pengkondisian operan untuk
mengubah perilaku manusia. Penerapan prinsip analisis terapan digunakan untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
Analaisis Perilaku Terapan
Langkah analisis perilaku terapan:
1. Observasi umum dan kemudian menentukan perilaku sasaran spesifik yang perlu
diubah, dan mengamati kondusu antesendennya.
2. Menentukan tujuan behavioralnya, memperkuat/menghukum perilaku yang dipilih,
melakukan program menejemn perilaku, dan mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan
program tersebut.
Tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan:
1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan atau diinginkan.
a. Memilih penguatan yang efektif
b. Menjadikan penguatan kontingen dan tepat waktu
c. Memilih jadwal penguatan terbaik
d. Mempertimbangkan penggunaan perjanjian (contacting)
e. Menggunakan penguatan negatif secara efektif
f. penggunaan petunjuknya dan membentuk.
2. Menggunakan dororngan (prompit) dan pembentukan (shaping).
3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
a. Menggunakan penguatan diferensial
b. Menghentikan penguatan (pelenyapan)
c. Menghilangkan stimuli yang diinginkan
d. Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)
8. d. Pendekatan Kognitif Sosial untuk Pembelajaran
1. Teori Kognitif Sosial Bandura
Faktor yang berperan penting dalam pembelajaran yaitu faktir sosial dan kognitif, dan
faktor perilaku. Faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Penekanan pada
faktor person yaitu self efficacy (keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi
dan menghasilkan hasil positif). Pembelajaran observasional (modeling dan imitasi)
adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati dan mneiru perilaku
orang lain.
Pada model pembelajaran observasional kontemporer Bandura menitikberatkan pada 4
proses:
1) Atensi (perhatian)
Sebelum seorang murid dapat meniru tindakan model, mereka harus
memperhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan si model.
2) Retensi
Untuk memproduksi tindakan si model, murid harus menyimpannya dalam
ingatan (memori) sehingga informasi tersebut bisa diambil kembali.
Retensi murid akan meningkat jika guru memberikan contoh yang hidup dan
jelas.
3) Produksi
Anak mungkin memperhatikan dan mengingat apa yang mereka lihat dari sang
model, tetapi karena keterbatasan dalam kemampuan geraknya, mereka tidak
bisa memproduksi perilaku model.
Cara anak dapat memproduksi dengan belajar, berlatih, dan berusaha.
9. 4) Motivasi
Jika anak tidak termotivasi, ada 3 jenis penguatan yang bisa mendorong
mereka 1) memberi imbalan pada model; 2) memberi imbalan pada anak; dan
3) memerintahkan anak untuk membuat pernyataan untuk memperkuat diri.
e. Pendekatan Perilaku Kognitif dan Regulasi Diri
1. Pendekatan Perilaku Kognitif
Pendekatan perilaku kognitif untuk membuat murid memonitor, mengelola, dan
mengatur perilaku mereka sendiri, bukan mengontrol mereka melalui faktor eksternal.
Aspek yang ditekankan pada pendekatan perilaku kognitif ini pada efek pikiran
terhadap perilaku dan behaviorisme yang menekankan pada teknik mengubah perilaku.
Menurut Meichenbaum (1993) pendekatan perilaku kognitif berusaha mengubah
miskonsepsi murid, memperkuat keahlian mereka dalam menangani sesuatu,
meningkatkan kontrol diri, dan mendorong refleksi diri yang konstruktif.
Metode instruksi diri merupakan sebuah teknik perilaku kognitif yang
dimaksudkan guna mengajari indiidu untuk memodifikasi perilaku mereka sendiri.
Strateginya dengan mengganti pernyataan negatif dengan pernyataan positif. Karena
berbicara positif kepada diri sendiri dapat membatu guru dan murid mewujudkan
potensi. Monitoring diri adalah strategi yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran.
Perilaku (P)
Lingkungan (L)
Faktor person &
Kognitif (P/K)
10. 2. Pembelajaran Regulasi Diri
Pembelajaran regulasi diri adalah memunculkan dan memonitoring sendiri
pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan, baik tujuan
akademik atau tujuan sisioemosional.
Model Pembelajaran Regulasi Diri
Perkembangan regulasi diri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
modeling dan self-efficacy.
Model merupakan sumber penting untuk menyampaikan keterampilan regulasi
diri. Dengan mengamati model itu, murid dapat percaya bahwa mereka juga
bisa merencanakan dan mengelola waktu secara efektif, yang menciptakan
perasaaan self-efficacy terhadap regulasi diri akademik dan memotivasi murid
untuk melakukan aktivitas itu.
Model Regulasi diri dapat ditampilkan sebagai berikut.
Mengevalusi pendekatan kognitif sosial
Pembelajaran dilakukan dengan mengamati dan mendengarkan model yang
kompeten dan kemudian meniru apa yang mereka lakukan.
Penekanan pendekatan perilaku kognitif pada pembelajaran instruksi diri,
pembicaraan diri, dan regulasi diri telah menimbulkan pergeseran penting dari
Evaluasi &
Monitoring Diri
Menentukan tujuan
& perencanaan
strategi
Melakukan Rencana
& memonitornya
Monitoring hasil&
Memperbaiki
Strategi
11. pembelajaran yang dikontrol oleh orang lain ke pembelajaran yang dikontrol
diri sendiri.
Pendekatan kognitif sosial telah memberikan kegunaan atau manfaat secara
signifikan untuk memperluas lingkup belajar melipti foktor-faktor kognitif dan
sosial disamping perilaku. Perilaku kognitif menekankan pada intruksi diri,
bicara pada diri, dan pembelajaran pengaturan diri memberikan pergeseran
penting dari belajar dikendalikan oleh orang lain untuk menajemen diri.