SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Ir. Anung Riyanta, MSc
Kabid Prasarana dan Sarana
Disbun Prov Sumsel
Lokakarya Mendorong Kepastian Pengeloaan SDA dalam Mendukung Lansekap
Berkelanjutan di Sumatera Selatan, Palembang, 24 Juni 2016
KONDISI KONFLIK DI AREAL PENGGUNAAN
LAIN (APL) DAN UPAYA PENYELESAIAN
± 8,4 Juta
Population
13 Kabupaten
4 Kota
231 Kecamatan
384 Kelurahan
2.812 Desa
Sumber : - BPS Sumsel 2012
- Permendagri No.8 Tahun 2013
3
,
4
0
7
,
9
0
0
9
1
0
,
0
5
3
2,266,219
2,892,537
1
,
3
8
8
,
8
0
9
Kawasan lindung
Kawasan Budidaya
Hutan
Kawasan Budidaya
Pangan
Kawasan Budidaya
Perkebunan
Kawasan Budidaya Non
Pertanian
Rencana Pola Ruang Sumsel
“Perkebunan Sumatera Selatan Lebih Maju,
Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Sebagai
Sumber Kesejahteraan”
VISI DINAS PERKEBUNAN 2013 - 2018
 LEBIH MAJU mengandung makna perkebunan Sumatera
Selatan mengalami kemajuan dalam penggunaan teknologi
dan inovasi
 BERDAYA SAING GLOBAL mengandung makna Hasil
produksi dapat bersaing dengan produksi dari negara lain
penghasil perkebunan
 BERKELANJUTAN mengandung makna Pembangunan
Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan kaidah
berwawasan lingkungan dan kelestarian alam
 SUMBER KESEJAHTERAAN mengandung makna
Perkebunan Sumsel dapat meningkatkan kehidupan
masyarakat menjadi lebih bermartabat
MISI DINAS PERKEBUNAN
 Mendorong Peningkatan Kualitas SDM, Informasi
dan kelembagaan Perkebunan
 Memfasilitasi Penyediaan Bahan Baku Industri
yang berdaya Saing global
 Mendorong Pengoptimalan Pemenfaatan Lahan
dan Pelestarian Lingkungan
 Meningkatkan Pendapatan dan Kesehteraan
Masyarakat
Isu-Isu Pelanggaran HAM di
Perkebunan
1. Penguasaan lahan oleh korporsi perkebunan
yang sangat besar sehingga tidak memberi
kesempatan bagi petani/masyarakat
2. Pemerintah memberi fasilitas besar-besaran
bagi korporasi tanpa pemberdayaan
masyarakat
3. Kehadiran perkebunan memiskinkan dan
menekan kesejahteraan masyarakat
4. Pembiaran konflik berkepanjangan
Fakta Perlindungan HAM
Masyarakat
1. Kepemilikan lahan perkebunan rakyat jauh
lebih besar dibanding korporasi.
- Luas perkebunan Sumsel: 2.575.673.000 ha
- Luas Perkebunan Rakyat: 2.118.378.000 ha
(82%)
- Luas Perkebunan Besar: 457.295.000 ha
(18%)
2. Perberdayaan masyakat oleh Pemprov.
Sumsel setiap tahun rata-rata:
PERAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
DALAM PEREKONOMIAN DAERAH
 pertumbuhan ekonomi
 penciptaan kesempatan/lapangan kerja
 pembangunan sosial masyarakat dan
pengurangan kemiskinan
 pengembangan wilayah, termasuk
pemanfaatan lahan kritis yang bermanfaat
bagi lingkungan
 penyedia bahan baku bagi pemenuhan
kebutuhan pangan dan non-pangan
 penghasil devisa dari ekspor produk kelapa
sawit
 penghasil energi PASPI
Sumber: Sumatera Selatan dalam Angka, 2000-2013 (diolah)
PDRB Sentra Sawit Bertumbuh Lebih cepat Dibanding Non
Sentra Sawit Di Provinsi Sumatera Selatan
PASPI
Perbandingan Pendapatan Petani Sawit
Plasma, Swadaya, dan Petani Non Sawit
(Padi) di Sumatera Selatan
Sumber: PASPI, 2014 (Data Primer) PASPI
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2009 2010 2011 2012 2013
Rp
Juta
Pendapatan Petani per Ha per Bulan
Plasma Swadaya Petani Non Sawit
RUMAH PAK UMAR
PETANI PLASMA OKI
BANGUNAN LAMA TAHUN 1990 BANGUNAN BARU 2013
RUMAH PAK NYOMAN BADRE
PETANI PLASMA OKI
BANGUNAN LAMA 1994 BANGUNAN BARU 2010
Rumah-Rumah Petani Plasma di Muba
Rumah-Rumah Petani Plasma di Muba
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
DI BIDANG PERKEBUNAN
 Banyaknya tanaman perkebunan
rakyat yang sudah tua sehingga
produktivitas menurun.
 Benih yang digunakan petani masih
banyak bukan benih unggul sehingga
produksinya masih rendah.
 Kemampuan petugas dan petani
dalam berkebun yang baik (good
agriculture practices) masih rendah.
 Mutu hasil produksi
perkebunan/bahan baku yang masih
rendah (banyak bahan campuran dan
tidak sesuai standar mutu).
 Harga produk perkebunan yang
berfluktuatif.
 Serangan hama penyakit yang
mengakibatkan hasil dan umur
produksi tanaman jadi menurun.
Lanjutan Permasalahan.........
 Kemitraan antara Inti dan Plasma
masih banyak yang kurang harmonis.
 Produksi yang masih dalam bentuk bahan
mentah atau setengah jadi sehingga nilai
tambahnya masih kurang.
 Dukungan perbankan yang rendah dan
hanya pada komoditas tertentu.
 Adanya pasar global sehingga banyaknya
komoditas impor yang masuk yang
mengganggu harga.
Lanjutan Permasalahan.........
Jenis/Tipologi GUKP
 GUKP – Lahan
tanah adat/ulayat, RTRW, penyerobotan lahan, klaim
kepemilikan lahan, ganti rugi lahan, ganti rugi tanam
tumbuh, lahan terlantar.
 GUKP – Non Lahan
Tidak memiliki IUP, tuntutan kebun 20%, penetapan harga
panen, ingkar janji kemitraan, pencurian produksi.
 GUKP – Kehutanan
Lahan Perkebunan berubah status yang semula non-
kawasan hutan (APL) menjadi Kawasan Hutan, aktivitas
usaha perkebunan sebelum ada Pelepasan Kawasan Hutan
dari Menteri Kehutanan.
54 KASUS
O K U
6 KASUS
KERAGAAN GANGGUAN USAHA DAN KONFLIK PERKEBUNA s/d FEB 2016
O K I
6 KASUS
OKU TIMUR
3 KASUS
BANYUASIN
8 KASUS
MUARA ENIM
4 KASUS
LAHAT
4 KASUS
M U B A
6 KASUS
OGAN ILIR
1 KASUS
4 LAWANG
2 KASUS
MUSI RAWAS
4 KASUS
MURATARA
6 KASUS
PALI
3 KASUS
54 KASUS
(100 %)
NON LAHAN 4
(7.4 %)
KERAGAAN GUKP 2016 BERDASARKAN OBJEK
KEHUTANAN 8
(14.8 %)
LAHAN 42
(77,8 %)
 Masalah Lahan (77.8 %) :
 1. Tanaman petani dalam HGU
Perusahaan
 2. Ganti Rugi yang belum selesai
 3. HGU Perusahaan dikuasai Masyarakat
 4. Klaim HGU
 5. Masyarakat menggugat HGU Perus
6.Perusahaan menyerobot
Lanjutan Permasalahan.........
 Non Lahan (7.4 % ) :
 Harga TBS
 Kehutanan (14.8 % ) :
 Tumpang tindih Kawasan
Lanjutan Permasalahan.........
JENIS GUP DI SUMSEL THN 2016
MACAM GANGGUAN jenis gangguan sengketa lahan (okupasi, tumpang
tindih, dll) dan jenis gangguan sengketa lain-lain
(penjarahan produksi, pengrusakan aset, dll)
PELAKU Masyarakat sekitar Perusahaan / Pengusaha lain
LOKASI Di 13 (Tiga Belas KABUPATEN/Kota)
PENYEBAB - Kecemburuan sosial,
- Tumpang tindih areal,
- Tidak transparan antara Inti-Plasma,
- Okupasi lahan “terlantar”,dll
AKIBATNYA Proses produksi terganggu, kerugian materiil,
ketidak pastian iklim usaha, ketegangan hubungan
dg masyarakat.
Kerugian masyarakat: kehilangan akses, kerusakan
struktur sosial dan lingkungan.
FAKTOR UTAMA PENYEBAB GANGGUAN USAHA
DAN KONFLIK PERKEBUNAN
(1). POLA PEMBEBASAN LAHAN YANG
BERSIFAT PENDEKATAN KEKUASAAN
(2).KETIDAK TRANSPARANAN ANTAR PARA
PIHAK (PERUSAHAAN VS MASYARAKAT)
(3). KESALAHAN OBJEK GANTI RUGI
(4).KETIDAKJELASAN BUKTI KEPEMILIKAN
1. Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam
penanganan kasus
2. Pembentukan Tim Teknis Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan
3. Melakukan pembinaan dengan melakukan penilaian kebun sesuai peraturan
perundang-undangan
4. Melakukan pengawasan terhadap perusahaan perkebunan
5. Penegakan hukum dan penerapan sanksi yang tegas bagi pelaku usaha yang
terbukti melanggar peraturan perundang-undangan
6. Pemberdayaan dan peningkatan pengetahuan / keterampilan PPNS untuk
mendukung kegiatan yustisi
7. Melakukan pemantauan dan pengecekan pada lokasi-lokasi terjadinya GUKP
8. Menginventarisir kasus-kasus yang terjadi
9. Mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penyelesaian kasus GUKP
10. Meningkatkan intensitas upaya pengawasan terhadap perusahaan perkebunan
11.Melaporkan perkembangan dan penyelesaian kasus secara rutin setiap 6 (enam)
bulan ke Pusat
Peran Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam
Upaya Penanganan GUKP
1. Sebelum pembukaan baru atau pengembangan kebun perlu melakukan
musyawarah dengan pihak masyarakat pemegang hak.
2. Pembukaan lahan perkebunan dilakukan sesuai luasan yang telah ditetapkan.
3. Melakukan ganti rugi yang wajar sesuai kesepakatan dengan masyarakat dan
instansi terkait serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Membuat IUP dan HGU dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
5. Menerapkan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility/ CSR).
6. Melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling
bertanggung jawab, saling memperkuat, dan saling ketergantungan dengan
pekebun, karyawan, dan masyarakat sekitar perkebunan.
Peran Pelaku Usaha/Perusahaan Perkebunan Dalam
Upaya Pencegahan Terjadinya GUKP
Mempercepat penyelesaian permasalahan Konflik Lahan Perkebunan
melalui :
1. Musyawarah untuk mufakat (win-win solution);
2. Penyelesaian ganti rugi lahan/ ganti rugi tanam tumbuh;
3. Komunikasi intensif dan persuasif antara pihak bersengketa dengan
instansi terkait;
4. Fasilitasi melalui pertemuan;
5. Pembinaan Kemitraan Usaha;
6. Mempercepat pembangunan kebun plasma sesuai peraturan dan
ketentuan yang berlaku;
7. Penilaian Usaha Perkebunan;
8. Mempercepat penerapan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO);
9. Memberdayakan PPNS;
10. Penerapan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Kebijakan Penanganan
Konflik Lahan Perkebunan
terima
kasih

More Related Content

Similar to Lokakarya Konflik SDA.ppt

Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017bachrie1982
 
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklim
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklimAdaptasi reformasi agraria perubahan iklim
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklimswirawan
 
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...TV Desa
 
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiaLaporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiapdatarawa
 
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...CIFOR-ICRAF
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdfSubditSumberdayaPend
 
Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...
Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...
Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...International Tropical Peatlands Center
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Akademi Desa 4.0
 
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Ketahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.pptKetahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.pptDaradaraa1
 
Kebijakan penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahan
Kebijakan  penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahanKebijakan  penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahan
Kebijakan penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahanseptianm
 
Sejarah dan Perkembangan Super Tani
Sejarah  dan Perkembangan Super TaniSejarah  dan Perkembangan Super Tani
Sejarah dan Perkembangan Super Taniandiundru
 
Saung herbal Brosur
Saung herbal BrosurSaung herbal Brosur
Saung herbal Brosurhome Syariah
 
Brosur Saung herbal
Brosur Saung herbalBrosur Saung herbal
Brosur Saung herbalhome Syariah
 

Similar to Lokakarya Konflik SDA.ppt (20)

Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
 
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
Rudiana bachrie, hapzi.ali, etika bisnis, mercubuana, 2017
 
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklim
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklimAdaptasi reformasi agraria perubahan iklim
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklim
 
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
Pengantar diskusi perhutanan sosial dan sdgs desa point 8 dan 9 6 juli 2021 l...
 
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiaLaporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
 
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
Tata kelola perkebunan kelapa sawit multi aras: Perubahan ekologi kawasan di ...
 
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdfPT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem  di Jambi.pdf
PT. REKI_Tantangan dan Peluang Restorasi Ekosistem di Jambi.pdf
 
Succes Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima TaniSucces Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima Tani
 
Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...
Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...
Kajian model bisnis ketahanan pangan dalam mendukung pengelolaan ekosistem ga...
 
Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Widarja...
 
PT. Puri Hijau Lestari
PT. Puri Hijau LestariPT. Puri Hijau Lestari
PT. Puri Hijau Lestari
 
Rdhp pendampingan kerbau 2018
Rdhp pendampingan  kerbau 2018Rdhp pendampingan  kerbau 2018
Rdhp pendampingan kerbau 2018
 
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
 
Ketahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.pptKetahanan pangan keluarga.ppt
Ketahanan pangan keluarga.ppt
 
Kkn lap 2015
Kkn lap 2015Kkn lap 2015
Kkn lap 2015
 
Kebijakan penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahan
Kebijakan  penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahanKebijakan  penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahan
Kebijakan penganggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan hutan dan lahan
 
Sejarah dan Perkembangan Super Tani
Sejarah  dan Perkembangan Super TaniSejarah  dan Perkembangan Super Tani
Sejarah dan Perkembangan Super Tani
 
Saung herbal Brosur
Saung herbal BrosurSaung herbal Brosur
Saung herbal Brosur
 
Brosur Saung herbal
Brosur Saung herbalBrosur Saung herbal
Brosur Saung herbal
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

Lokakarya Konflik SDA.ppt

  • 1. Ir. Anung Riyanta, MSc Kabid Prasarana dan Sarana Disbun Prov Sumsel Lokakarya Mendorong Kepastian Pengeloaan SDA dalam Mendukung Lansekap Berkelanjutan di Sumatera Selatan, Palembang, 24 Juni 2016 KONDISI KONFLIK DI AREAL PENGGUNAAN LAIN (APL) DAN UPAYA PENYELESAIAN
  • 2. ± 8,4 Juta Population 13 Kabupaten 4 Kota 231 Kecamatan 384 Kelurahan 2.812 Desa Sumber : - BPS Sumsel 2012 - Permendagri No.8 Tahun 2013
  • 3. 3 , 4 0 7 , 9 0 0 9 1 0 , 0 5 3 2,266,219 2,892,537 1 , 3 8 8 , 8 0 9 Kawasan lindung Kawasan Budidaya Hutan Kawasan Budidaya Pangan Kawasan Budidaya Perkebunan Kawasan Budidaya Non Pertanian Rencana Pola Ruang Sumsel
  • 4. “Perkebunan Sumatera Selatan Lebih Maju, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Sebagai Sumber Kesejahteraan” VISI DINAS PERKEBUNAN 2013 - 2018  LEBIH MAJU mengandung makna perkebunan Sumatera Selatan mengalami kemajuan dalam penggunaan teknologi dan inovasi  BERDAYA SAING GLOBAL mengandung makna Hasil produksi dapat bersaing dengan produksi dari negara lain penghasil perkebunan  BERKELANJUTAN mengandung makna Pembangunan Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan kaidah berwawasan lingkungan dan kelestarian alam  SUMBER KESEJAHTERAAN mengandung makna Perkebunan Sumsel dapat meningkatkan kehidupan masyarakat menjadi lebih bermartabat
  • 5. MISI DINAS PERKEBUNAN  Mendorong Peningkatan Kualitas SDM, Informasi dan kelembagaan Perkebunan  Memfasilitasi Penyediaan Bahan Baku Industri yang berdaya Saing global  Mendorong Pengoptimalan Pemenfaatan Lahan dan Pelestarian Lingkungan  Meningkatkan Pendapatan dan Kesehteraan Masyarakat
  • 6. Isu-Isu Pelanggaran HAM di Perkebunan 1. Penguasaan lahan oleh korporsi perkebunan yang sangat besar sehingga tidak memberi kesempatan bagi petani/masyarakat 2. Pemerintah memberi fasilitas besar-besaran bagi korporasi tanpa pemberdayaan masyarakat 3. Kehadiran perkebunan memiskinkan dan menekan kesejahteraan masyarakat 4. Pembiaran konflik berkepanjangan
  • 7. Fakta Perlindungan HAM Masyarakat 1. Kepemilikan lahan perkebunan rakyat jauh lebih besar dibanding korporasi. - Luas perkebunan Sumsel: 2.575.673.000 ha - Luas Perkebunan Rakyat: 2.118.378.000 ha (82%) - Luas Perkebunan Besar: 457.295.000 ha (18%) 2. Perberdayaan masyakat oleh Pemprov. Sumsel setiap tahun rata-rata:
  • 8. PERAN INDUSTRI KELAPA SAWIT DALAM PEREKONOMIAN DAERAH  pertumbuhan ekonomi  penciptaan kesempatan/lapangan kerja  pembangunan sosial masyarakat dan pengurangan kemiskinan  pengembangan wilayah, termasuk pemanfaatan lahan kritis yang bermanfaat bagi lingkungan  penyedia bahan baku bagi pemenuhan kebutuhan pangan dan non-pangan  penghasil devisa dari ekspor produk kelapa sawit  penghasil energi PASPI
  • 9. Sumber: Sumatera Selatan dalam Angka, 2000-2013 (diolah) PDRB Sentra Sawit Bertumbuh Lebih cepat Dibanding Non Sentra Sawit Di Provinsi Sumatera Selatan PASPI
  • 10. Perbandingan Pendapatan Petani Sawit Plasma, Swadaya, dan Petani Non Sawit (Padi) di Sumatera Selatan Sumber: PASPI, 2014 (Data Primer) PASPI 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2009 2010 2011 2012 2013 Rp Juta Pendapatan Petani per Ha per Bulan Plasma Swadaya Petani Non Sawit
  • 11. RUMAH PAK UMAR PETANI PLASMA OKI BANGUNAN LAMA TAHUN 1990 BANGUNAN BARU 2013
  • 12. RUMAH PAK NYOMAN BADRE PETANI PLASMA OKI BANGUNAN LAMA 1994 BANGUNAN BARU 2010
  • 15. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DI BIDANG PERKEBUNAN  Banyaknya tanaman perkebunan rakyat yang sudah tua sehingga produktivitas menurun.  Benih yang digunakan petani masih banyak bukan benih unggul sehingga produksinya masih rendah.  Kemampuan petugas dan petani dalam berkebun yang baik (good agriculture practices) masih rendah.
  • 16.  Mutu hasil produksi perkebunan/bahan baku yang masih rendah (banyak bahan campuran dan tidak sesuai standar mutu).  Harga produk perkebunan yang berfluktuatif.  Serangan hama penyakit yang mengakibatkan hasil dan umur produksi tanaman jadi menurun. Lanjutan Permasalahan.........
  • 17.  Kemitraan antara Inti dan Plasma masih banyak yang kurang harmonis.  Produksi yang masih dalam bentuk bahan mentah atau setengah jadi sehingga nilai tambahnya masih kurang.  Dukungan perbankan yang rendah dan hanya pada komoditas tertentu.  Adanya pasar global sehingga banyaknya komoditas impor yang masuk yang mengganggu harga. Lanjutan Permasalahan.........
  • 18. Jenis/Tipologi GUKP  GUKP – Lahan tanah adat/ulayat, RTRW, penyerobotan lahan, klaim kepemilikan lahan, ganti rugi lahan, ganti rugi tanam tumbuh, lahan terlantar.  GUKP – Non Lahan Tidak memiliki IUP, tuntutan kebun 20%, penetapan harga panen, ingkar janji kemitraan, pencurian produksi.  GUKP – Kehutanan Lahan Perkebunan berubah status yang semula non- kawasan hutan (APL) menjadi Kawasan Hutan, aktivitas usaha perkebunan sebelum ada Pelepasan Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan.
  • 19. 54 KASUS O K U 6 KASUS KERAGAAN GANGGUAN USAHA DAN KONFLIK PERKEBUNA s/d FEB 2016 O K I 6 KASUS OKU TIMUR 3 KASUS BANYUASIN 8 KASUS MUARA ENIM 4 KASUS LAHAT 4 KASUS M U B A 6 KASUS OGAN ILIR 1 KASUS 4 LAWANG 2 KASUS MUSI RAWAS 4 KASUS MURATARA 6 KASUS PALI 3 KASUS
  • 20. 54 KASUS (100 %) NON LAHAN 4 (7.4 %) KERAGAAN GUKP 2016 BERDASARKAN OBJEK KEHUTANAN 8 (14.8 %) LAHAN 42 (77,8 %)
  • 21.  Masalah Lahan (77.8 %) :  1. Tanaman petani dalam HGU Perusahaan  2. Ganti Rugi yang belum selesai  3. HGU Perusahaan dikuasai Masyarakat  4. Klaim HGU  5. Masyarakat menggugat HGU Perus 6.Perusahaan menyerobot Lanjutan Permasalahan.........
  • 22.  Non Lahan (7.4 % ) :  Harga TBS  Kehutanan (14.8 % ) :  Tumpang tindih Kawasan Lanjutan Permasalahan.........
  • 23. JENIS GUP DI SUMSEL THN 2016 MACAM GANGGUAN jenis gangguan sengketa lahan (okupasi, tumpang tindih, dll) dan jenis gangguan sengketa lain-lain (penjarahan produksi, pengrusakan aset, dll) PELAKU Masyarakat sekitar Perusahaan / Pengusaha lain LOKASI Di 13 (Tiga Belas KABUPATEN/Kota) PENYEBAB - Kecemburuan sosial, - Tumpang tindih areal, - Tidak transparan antara Inti-Plasma, - Okupasi lahan “terlantar”,dll AKIBATNYA Proses produksi terganggu, kerugian materiil, ketidak pastian iklim usaha, ketegangan hubungan dg masyarakat. Kerugian masyarakat: kehilangan akses, kerusakan struktur sosial dan lingkungan.
  • 24. FAKTOR UTAMA PENYEBAB GANGGUAN USAHA DAN KONFLIK PERKEBUNAN (1). POLA PEMBEBASAN LAHAN YANG BERSIFAT PENDEKATAN KEKUASAAN (2).KETIDAK TRANSPARANAN ANTAR PARA PIHAK (PERUSAHAAN VS MASYARAKAT) (3). KESALAHAN OBJEK GANTI RUGI (4).KETIDAKJELASAN BUKTI KEPEMILIKAN
  • 25. 1. Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penanganan kasus 2. Pembentukan Tim Teknis Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 3. Melakukan pembinaan dengan melakukan penilaian kebun sesuai peraturan perundang-undangan 4. Melakukan pengawasan terhadap perusahaan perkebunan 5. Penegakan hukum dan penerapan sanksi yang tegas bagi pelaku usaha yang terbukti melanggar peraturan perundang-undangan 6. Pemberdayaan dan peningkatan pengetahuan / keterampilan PPNS untuk mendukung kegiatan yustisi 7. Melakukan pemantauan dan pengecekan pada lokasi-lokasi terjadinya GUKP 8. Menginventarisir kasus-kasus yang terjadi 9. Mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penyelesaian kasus GUKP 10. Meningkatkan intensitas upaya pengawasan terhadap perusahaan perkebunan 11.Melaporkan perkembangan dan penyelesaian kasus secara rutin setiap 6 (enam) bulan ke Pusat Peran Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam Upaya Penanganan GUKP
  • 26. 1. Sebelum pembukaan baru atau pengembangan kebun perlu melakukan musyawarah dengan pihak masyarakat pemegang hak. 2. Pembukaan lahan perkebunan dilakukan sesuai luasan yang telah ditetapkan. 3. Melakukan ganti rugi yang wajar sesuai kesepakatan dengan masyarakat dan instansi terkait serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Membuat IUP dan HGU dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. 5. Menerapkan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR). 6. Melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat, dan saling ketergantungan dengan pekebun, karyawan, dan masyarakat sekitar perkebunan. Peran Pelaku Usaha/Perusahaan Perkebunan Dalam Upaya Pencegahan Terjadinya GUKP
  • 27. Mempercepat penyelesaian permasalahan Konflik Lahan Perkebunan melalui : 1. Musyawarah untuk mufakat (win-win solution); 2. Penyelesaian ganti rugi lahan/ ganti rugi tanam tumbuh; 3. Komunikasi intensif dan persuasif antara pihak bersengketa dengan instansi terkait; 4. Fasilitasi melalui pertemuan; 5. Pembinaan Kemitraan Usaha; 6. Mempercepat pembangunan kebun plasma sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku; 7. Penilaian Usaha Perkebunan; 8. Mempercepat penerapan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO); 9. Memberdayakan PPNS; 10. Penerapan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Kebijakan Penanganan Konflik Lahan Perkebunan