SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
ANALISIS PENTAGON ASET KOMUNITAS PERTANIAN
KELURAHAN TUNJUNG, KABUPATEN BANGKALAN
Alkautsar Avizena
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia
Email: alkautsar951.aa@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) sosiologi pertanian dan (2) aset komunitas di
Kelurahan Tunjung Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang
digunakan adalah data primer dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi serta data
sekunder dari hasil studi literatur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu aset komunitas yang terdapat di Kelurahan Tunjung, Kabupaten
Bangkalan cukup untuk memenuhi penghidupan petani dalam kegiatan sosiologi pertanian di
kelurahan ini. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa kelurahan ini memiliki SDA yang cukup untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya petani dimana petani disini ini juga memiliki kompetensi
yang cukup tinggi untuk mengolah SDA dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan pertanian. Bahkan juga terdapat kelompok tani sebagai perantara antara petani dengan
berbagai pihak untuk mendapatkan penghasilan dan hal lainnya. Meskipun begitu, masih perlu
ditingkatkan kembali agar kedepannya Kelurahan Tunjung menjadi lebih baik dan maju lagi di
bidang pertanian.
Kata Kunci: Aset komunitas, Komunitas pertanian, Pentagon aset
ABSTRACT
This study aims to analyze (1) agricultural sociology and (2) community assets in Tunjung
Village, Bangkalan Regency. This study uses a qualitative method. The data used are primary data
from interviews, observations, and documentation as well as secondary data from the results of
literature studies. The data obtained were analyzed using descriptive analysis techniques. The
results of this study are that the community assets in Tunjung Village, Bangkalan Regency are
sufficient to fulfill the livelihoods of farmers in agricultural sociology activities in this village. In detail it
can be explained that this kelurahan has sufficient natural resources to be utilized by the community,
especially farmers, where farmers here also have a high enough competency to process natural
resources and build facilities and infrastructure that support agricultural activities. There are even
farmer groups as intermediaries between farmers and various parties to get income and other things.
Even so, it still needs to be improved so that in the future Tunjung Village will become better and
advance in agriculture.
Keywords: Community assets, Agricultural community, Asset pentagon
PENDAHULUAN
Komunitas merupakan orang-orang yang hidup bersama di lokasi yang sama dan saling
berinteraksi karena memiliki kesamaan kepentingan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
hidup (Syahyuti, 2005). Komunitas pertanian merupakan bentuk pengorganisasian dan
mobilisasi modal manusia dan sosial untuk mencapai suatu tujuan. Komunitas pertanian
diharapkan memiliki hubungan asosiatif antara modal manusia dan sosial yang dikelola menjadi
kapasitas komunitas dalam pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan untuk
menjalankan sistem agribisnis (Maulana, 2013). Guna untuk memenuhi kebutuhan petani dalam
menjalankan kegiatan pertanian, petani dituntut mempertahankan atau memperbaiki kondisi
aset penghidupan/komunitasnya sendiri. Menurut Wijayanti et al (2016) aset penghidupan atau
aset komunitas merupakan kumpulan aset/modal yang digunakan untuk dapat melangsungkan
kehidupan yang terdiri dari 5 modal, yaitu modal alam, modal manusia, modal sosial, modal fisik,
dan modal finansial. Kelima modal inilah yang kemudian disebut pentagon aset. Pentagon aset
sangat penting bagi suatu komunitas agar tercapai penghidupan yang berkelanjutan.
Kelurahan Tunjung merupakan salah satu dari Kelurahan di Kecamatan Burneh,
Kabupaten Bangkalan. Kecamatan Burneh secara administratif dibagi menjadi 12
Desa/Kelurahan yang memiliki luas 66,10 Km2
dan berada diketinggian 10 m dari permukaan
laut. Kelurahan Tunjung sendiri memiliki luas wilayah 5,21 Km2
. Batas wilayah Kelurahan
Tunjung adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Arok; Sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Tanah Merah; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Burneh; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkalan. Jumlah penduduk
Kecamatan Burneh tahun 2016 sebanyak 60.197 jiwa yang sebagian besar bekerja di bidang
pertanian. Komoditas unggulan Kecamatan Burneh berfokus pada komoditas pangan dengan
jumlah produksi padi mencapai 401.512 Ton pada tahun 2016. Kelurahan Tunjung sendiri
memiliki komoditas utama yaitu padi dan melati dengan produksi padi mencapai 3.364,20 Ton
pada tahun 2013 dan produksi melati mencapai 586,6 Ton yang terfokus di Kelurahan ini di
tahun yang sama (Tamami, 2015); (Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan,
2017).
Fakta diatas menunjukkan bahwa di Kecamatan Burneh khususnya di Kelurahan Tunjung
berpotensi di bidang pertanian. Meskipun begitu, Kabupaten Bangkalan masih menjadi salah
satu daerah yang memiliki tingkat ketahanan pangan paling rendah di pulau Madura. Untuk itu,
pemerintah telah membuat kebijakan dengan menetapkan sebuah kawasan ekonomi khusus
yang lebih menekankan pada pengembagan kawasan berbasis pertanian (Agropolitan).
Kawasan ini berada di tiga kecamatan di Kabupaten Bangkalan yang dikenal dengan sebutan
kawasan Agropolitan SOBURBANG. Salah satu dari tiga wilayah itu adalah Kecamatan Burneh
yang terfokus di Kelurahan Tunjung (Tamami, 2015). Menanggapi permasalahan mengenai
Kabupaten Bangkalan yang memiliki tingkat ketahanan pangan rendah dan dengan
diterapkannya kebijakan kawasan agropolitan Soburbang yang berada di Kecamatan Burneh
khususnya di Kelurahan Tunjung tersebut, maka perlu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kegiatan sosiologi pertanian yang telah berkembang di Kelurahan ini serta kondisi aset
komunitas yang berada di kelurahan ini terkait dengan bidang pertanian. Hal ini dilakukan
sebagai gambaan umum mengenai sosiologi pertanian dan pentagon aset di Kelurahan
Tunjung, Kabupaten Bangkalan.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan hasil survey.
Penelitian survey dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi secara faktual agar
dapat mendeskripsikan berbagai fenomena serta dapat menjelaskan hubungan, memprediksi,
dan mengevaluasi (Suwartono, 2014; dalam Susanto dan Sudrajat, 2017). Penelitian ini
dilaksanakan di Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan. Pemilihan
lokasi ini dikarenakan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer
berasal dari hasil wawancara mendalam, wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi.
Wawancara dilakukan terhadap tiga responden yang salah satunya merupakan ketua
Kelompok Tani Sekar Tanjung di Kelurahan Tunjung. Responden ini diharap dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian ini. Wawancara dilakkukan untuk
menilai dan menganalisis ketersediaan pentagon aset yaitu modal manusia, modal sosial,
modal alam, modal fisik, dan modal finansial di lokasi ini. Selain itu, data sekunder didapatkan
dari hasil studi literatur yang diterbitkan oleh lembaga penelitian dan pemerintah.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif
merupakan teknik analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran berdasarkan data
yang telah dikumpulan dari jawaban narasumber. Analisis ini dilakukan dengan menafsirkan
dan membandingkan data yang telah didapat sesuai dengan tujuan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Modal Alam
Modal alam adalah modal berupa persediaan alam yang dapat mendukung dan memberi
manfaat bagi kehidupan masyarakat, meliputi sumber daya air, produktivitas lahan, dan jasa
lingkungan (Wijayanti et al, 2016). Produktifitas lahan di Kelurahan Tunjung cukup tinggi
terutama di komoditas unggulanya yaitu padi dan melati. Lahan persawahan yang terdapat di
kelurahan Tunjung ini memiliki cukup luas yang dikelola oleh petani di kelurahan ini sendiri.
Namun, ditemukan pula beberapa petani yang mengelola lahan yang sama. Hal ini dikarenakan
lahan sawah yang petani garap merupakan lahan yang diwariskan secara turun temurun
sehingga memungkinkan untuk petani yang bersaudara untuk mengelola lahan bersama-sama.
Mengelola lahan tentu saja membutuhkan persediaan air untuk menggenangi lahan.
Kelurahan Tunjung memiliki sungai, tetapi karena letak sungai yang terlalu curam dan airnya
yang tidak deras maka masyarakat tidak memanfaatkan sungai tersebut untuk pertanian. Untuk
itu, dibangunlah saluran irigasi untuk mengairi lahan persawahan.
Modal Manusia
Aset manusia merupakan aset yang utama dalam kehidupan karena manusia dapat
mengelola dan mengendalikan aset-aset lainnya dengan adanya pengetahuan dan ketrampilan
yang akan membuat aktivitas menjadi lebih mudah (Susanto dan Sudrajat, 2017). Dalam
penelitian ini, aset manusia dapat dinilai berdasarkan tingkat pendidikan, keterampilan, dan
pengalaman. Berdasarkan pernyataan Pak Rofii selaku ketua Kelompok Tani di Kelurahan
Tunjung, kualitas petani di Kelurahan Tujung ini cukup tinggi.
Jika ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar petani di Kelurahan Tunjung tidak
pernah bersekolah atau mendapat pendidikan. Hal ini dikarenakan petani sudah diajarkan untuk
membantu keluarga mengolah sawah sejak kecil. Berdasarkan tingkat pengalamannya, karena
telah berurusan dengan pertanian sejak kecil, petani di wilayah ini memiliki pengalaman yang
sangat banyak mengenai kegiatan pertanian baik yang dipelajari secara turun temurun maupun
yang dialaminya sendiri. Selain itu, jika dilihat dari pengetahuannya, meskipun tidak pernah
bersekolah namun dengan pengalaman yang mereka miliki membuat para petani memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi di bidang pertanian. Selain melalui pengalaman pribadi, petani
di Kelurahan Tunjung juga mendapat ilmu tambahan di bidang pertanian melalui penyuluhan
secara rutin oleh pemerintah melalui kelompok tani mengenai berbagai permasalahan di bidang
pertanian. Hal ini tentu saja akan membuat petani menjadi semakin terampil.
Tingkat kompetensi petani di Kelurahan Tunjung ini dapat dibuktikan dengan adanya
modernisasi pertanian yang diterapkan di kelurahan ini yaitu dengan penggunaan Alat Mesin
Pertanian (Alsintan). Penggunaan Alsintan ini sudah dilakukan oleh sebagian besar petani. Alat
Mesin Pertanian yang banyak digunakan petani adalah traktor tangan dan mesin perontok padi.
Meskipun dilakukan oleh sebagian petani, faktanya hanya ada beberapa orang saja yang
memiliki Alsintan sehingga Alsintan ini bisa dipinjamkan ke rekan sesama petani.
Modal Sosial
Modal sosial merupakan modal berupa sumber daya sosial yang dapat bermanfaat serta
digunakan masyarakat setempat untuk mencapai suatu tujuan kehidupan mereka. Sumber daya
sosial memiliki sifat sulit untuk diukur, tetapi dapat bermanfaat bagi masyarakat (Wijayanti et al,
2016). Dalam penelitian ini, aset sosial dapat dilihat dari adanya unsur organisasi gotong royong,
hubungan kekerabatan, masyarakat, dan jaringan sosial.
Di Kelurahan Tunjung ini, terdapat kelompok tani yang menaungi banyak petani di wilayah
ini, yaitu Kelompok Tani Sekar Tanjung yang diketuai Bapak Rofii. Berdasarkan pernyataan Pak
Rofii mengenai hubungan kekerabatan, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, hubungan
personal antar petani di Kelurahan Tunjung sangat akrab sekali. Hal ini dikarenakan petani di
wilayah ini mungkin ada yang memang bersaudara sehingga hubungan antar keduanya akrab.
Selain itu, para petani sudah bertani sejak lama oleh karena itu perlahan-lahan mereka menjadi
makin akrab satu sama lain. Dengan adanya kekerabatan inilah yang menjadikan petani
semakin akrab, petani di Kelurahan Tunjung sering kali mengadakan gotong royong untuk
mengolah lahan. Setiap musim tanam dan musim panen, para petani melalui kelompok tani
akan mengajak petani yang lain untuk bergotong royong untuk membajak sawah, memanen
padi, dan kegiatan lainnya.
Jaringan sosial yang dilakukan petani di Kelurahan Tunjung dilakukan melalui perantara
kelompok tani. Kelompok Tani di wilayah ini berfungsi sebagai perantara antara petani dengan
berbagai pihak seperti pedagang dan pemerintah. Hasil panen petani dijual melalui kelompok
tani ke para pedagang sehingga kegiatan jual beli menjadi terorganisir dengan baik. Meskipun
begitu, para petani juga boleh menjual hasil panennya secara langsung ke pedagang.
Kelompok tani juga menjadi perantara antara petani dengan pemerintah. Hal ini dilakukan
dengan adanya penyuluhan yang dilakukan pemerintah untuk mengedukasi petani setempat
mengenai berbagai permasalahan di bidang pertanian. Selain itu, para petani juga cukup sering
melaksanakan rapat rutin di bawah naungan kelompok tani untuk membahas mengenai
permasalahan pertanian yang terjadi pada saat itu.
Modal Fisik
Modal fisik merupakan modal berupa sarana dan prasarana serta fasilitas lain yang
dibangun dan dikembangkan untuk mendukung kehidupan masyarakat agar dalam
melaksanakan kegiatan menjadi lebih produktif (Susanto dan Sudrajat, 2017). Aset fisik yang
masuk dalam penelitian ini meliputi sarana dan prasarana, teknologi, dan peralatan kerja.
Sarana dan prasarana yang digunakan petani untuk mendukung aktivitas pertanian di
Kelurahan Tunjung ini salah satunya adalan jalan sebagai akses keluar masuk dari jalan utama
menuju ke area lahan persawahan masyarakat. Jalan ini dapat bermanfaat bagi petani karena
dengan adanya jalan ini berguna untuk mobilisasi komoditas pertanian hasil panen. Meskipun
begitu, karena sudah ada sejak lama, kondisi jalan ini menjadi tidak nyaman lagi. Kondisi jalan
sebagai akses ini sudah banyak yang hancur, meskipun tidak sampai keseluruhan. Jarak
antara lahan sawah dengan rumah-rumah petani kebanyakan jauh meskipun ada beberapa
petani yang bertempat tinggal dipinggir jalan akses ke lahan itu agar lebih dekat dan mudah
untuk mengurus lahan. Untuk itu banyak petani yang memiliki sepeda motor dan dengan itulah
mereka dapat pulang-pergi ke sawah dengan lebih cepat. Namun, dijumpai pula petani yang
masih menggunakan sepeda untuk kelahan. Beberapa petani juga memiliki mobil, seperti mobil
pick-up yang digunakan untuk mengangkut hasil panen. Untuk mengairi sawah, pemerintah
telah membangun saluran irigasi sekunder dan juga bendungan yang digunakan untuk
mengairi lahan persawahan. Biasanya petani juga menggunakan pompa untuk mengairi lahan
yang letaknya jauh dari saluran irigasi.
Peralatan pertanian yang digunakan para petani untuk mengelola lahan sebagian besar
sudah menggunakan teknologi yaitu Alat Mesin Pertanian (Alsintan), namun terdapat pula
kegiatan yang masih dilakukan secara manual. Petani di Kelurahan Tunjung ini dalam kegiatan
menanam padi, masih menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan tangan, belum
terdapat petani yang menggunakan teknologi seperti transplanter untuk menanam padi.
Sedangkan untuk beberapa kegiatan lainnya sudah menggunakan Alsintan. Alsintan yang
digunakan petani di wilayah ini antara lain traktor tangan, mesin perontok padi, dan sprayer.
Kepemilikan ketiga alat itu sebenarnya belum dimiliki oleh semua petani secara menyeluruh,
namun para petani dapat saling meminjam alat tersebut ke petani lain untuk mengolah lahan.
Biasanya, para petani menggunakan alat tersebut secara bersama-sama atau gotong royong.
Misalnya petani menggunakan mesin perontok padi pada saat panen karena pada itu para
petani bergotong royong untuk memanen padi.
Modal Finansial
Modal finansial merupakan modal mengenai sumber pendapatan yang dapat digunakan
dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan kehidupannya, dalam hal ini untuk
kebutuhan sehari-hari dan pertanian (Wijayanti et al, 2016). Pendapatan petani di Kelurahan
Tunjung sebagian besar didapatkan dari hasil penjualan hasil panen ke pedagang atau
pengkulak. Penjualan hasil panen ini dapat dilakukan melalui kelompok tani, jadi hasil panen
akan dikumpulkan terlebih dahulu, lalu kemudian dijual. Selain itu, pendapatan petani juga
dapat berasal dari bantuan pemerintah. Berdasarkan keterangan narasumber, pemerintah
kerap kali memberi bantuan secara finansial kepada petani, namun hal tersebut biasanya
diserahkan terlebih dahulu ke kelompok tani lalu kemudian di bagikan ke para petani. Dari
kedua sumber pendapatan petani di Kelurahan Tunjung ini, tidak seluruhnya uang yang
didapatkan langsung dibagikan ke petani. Sebagian dari uang tersebut akan dimasukkan ke
dalam kas keuangan kelompok tani. Uang tersebut akan dipergunakan untuk kebutuhan petani
juga seperti jika petani ingin membeli alat pertanian, maka petani tersebut dalam menggunakan
uang di kas kelompok tani. Contoh lainnya adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan
sarana dan prasarana untuk kegiatan pertanian. Pendapatan petani di wilayah ini bisa
dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya petani yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dari hasil pendapatan ini.
KESIMPULAN
Pentagon aset yang meliputi Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Alam, Modal Fisik, dan
Modal Finansial di Kelurahan Tunjung ini dinilai baik. Hal ini dikarenakan di kelurahan ini kelima
aset tersebut cukup untuk memenuhi penghidupan masyarakat di wilayah ini khususnya yang
berprofesi sebagai petani. Kelurahan ini memiliki lahan persawahan dengan produktivitas yang
cukup tinggi meskipun terdapat hal masih belum dimanfaatkan secara penuh. Pembangunan
sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas pertanian seperti jalan dan saluran irigasi juga
telah terlaksana. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani di wilayah ini memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang baik mengenai bidang pertanian. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya penggunaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) untuk mengolah
sawah. Para petani juga tergabung dalam sebuah kelompok tani. Kelompok tani ini berperan
sebagai penghubung antara petani dan berbagai pihak untuk mendapat hal yang dapat
menunjang kehidupan petani seperti finansial dan pengetahuan. Secara finansial, petani di
Kelurahan Tunjung sudah cukup mandiri untuk memenuhi kebtuhan sehari-hari dan untuk
kebutuhan pertanian. Meskipun begitu, mungkin masih terdapat aset yang potensinya belum
dimaksimalkan. Sehingga perlu aadanya peningkatan dan pemaksimalan potensi dari aset
komunitas di Kelurahan Tunjung ini agar kedepannya dapat lebih baik dan lebih maju lagi di
bidang pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan. (2017). Statistik Daerah
Bangkalan 2017. Bangkalan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Bangkalan.
Maulana, I. (2013). Hubungan Antara Potensi Kompetensi Komunitas dengan Kapasitas
Komunitas Pada Kelompok Usaha Tani Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(3), 189-202.
Susanto, M. dan Sudrajat. (2017). Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani di Desa
Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Fakultas Geografi. Universitas
Gadjah Mada.
Syahyuti. (2005). Pembangunan Pertanian dengan Pendekatan Komunitas: Kasus
Rancangan Program Prima Tani. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(2), 102-115.
Tamami, N. D. B. (2015). Pemetaan Peran Stakeholder untuk Mewujudkan Ketahanan
Pangan di Kawasan Agropolitan Soburbang Kabupaten Bangkalan. Jurnal Pamator, 8(2),
133-146.
Wijayanti, R., Baiquni, M., & Harini, R. (2016). Strategi Penghidupan Berkelanjutan
Masyarakat Berbasis Aset di Sub DAS Pusur, DAS Bengawan Solo. Jurnal Wilayah dan
Lingkungan, 4(2), 133-152.

More Related Content

What's hot

Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpaneProposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpaneFajar Sukmaya
 
Proposal kegiatan kkn tematik posdaya
Proposal kegiatan kkn tematik posdayaProposal kegiatan kkn tematik posdaya
Proposal kegiatan kkn tematik posdayaDesy Rahmawati
 
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)GAPOKTAN NUSANTARA
 
Pedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatimPedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatimzenoz
 
Critical review anindya cahya 08211640000107
Critical review anindya cahya 08211640000107Critical review anindya cahya 08211640000107
Critical review anindya cahya 08211640000107Anindya Agustri
 
Artikel desa wisata
Artikel desa wisataArtikel desa wisata
Artikel desa wisataedi sofyan
 
Paper asc tri cahyono
Paper asc tri cahyonoPaper asc tri cahyono
Paper asc tri cahyonoTri Cahyono
 
Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...
Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...
Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...dewisetiyana52
 
Penyuluhan swadaya sangat potensial
Penyuluhan swadaya sangat potensialPenyuluhan swadaya sangat potensial
Penyuluhan swadaya sangat potensialSyahyuti Si-Buyuang
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Fadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayah
Fadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayahFadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayah
Fadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayahFadhlyDzilIkram2
 
Proposal ipn rap dairi rev 1 (2)-1
Proposal ipn rap dairi rev 1  (2)-1Proposal ipn rap dairi rev 1  (2)-1
Proposal ipn rap dairi rev 1 (2)-1ahmad jaeni
 
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buahPkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buahWildan Ashshidiqi
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
 

What's hot (20)

Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpaneProposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
 
Proposal kegiatan kkn tematik posdaya
Proposal kegiatan kkn tematik posdayaProposal kegiatan kkn tematik posdaya
Proposal kegiatan kkn tematik posdaya
 
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
 
Proposal kkn
Proposal kknProposal kkn
Proposal kkn
 
Pedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatimPedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatim
 
Critical review anindya cahya 08211640000107
Critical review anindya cahya 08211640000107Critical review anindya cahya 08211640000107
Critical review anindya cahya 08211640000107
 
Artikel desa wisata
Artikel desa wisataArtikel desa wisata
Artikel desa wisata
 
Paper asc tri cahyono
Paper asc tri cahyonoPaper asc tri cahyono
Paper asc tri cahyono
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010
 
Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...
Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...
Pemaparan Hasil KKN ALT II Gel 2 B UNNES 2014 Kel. Bongsari 1_Manunggal Sejah...
 
Revisi draft 1
Revisi draft 1Revisi draft 1
Revisi draft 1
 
Penyuluhan swadaya sangat potensial
Penyuluhan swadaya sangat potensialPenyuluhan swadaya sangat potensial
Penyuluhan swadaya sangat potensial
 
Proposal presentasi
Proposal presentasiProposal presentasi
Proposal presentasi
 
Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
 
Fadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayah
Fadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayahFadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayah
Fadhly dzil ikram ( tan 1 b ) pemetaan potensi wilayah
 
Proposal ipn rap dairi rev 1 (2)-1
Proposal ipn rap dairi rev 1  (2)-1Proposal ipn rap dairi rev 1  (2)-1
Proposal ipn rap dairi rev 1 (2)-1
 
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buahPkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
Pkmk faishol manshur pembuatan bakso buah
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
 

Similar to Analisis Pentagon Aset Komunitas Pertanian Kelurahan Tunjung, Kabupaten Bangkalan

CONTOH PLEK.pdf
CONTOH PLEK.pdfCONTOH PLEK.pdf
CONTOH PLEK.pdfReza200580
 
C:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togaC:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togackreasi
 
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat Desa
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat DesaPemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat Desa
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat DesaHabibullah
 
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdfMuhammad Ihsan
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaTeguh Kristyanto
 
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Yohanes Sangkang
 
Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi PertanianLaporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi PertanianAgus Wahyuda
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinKhairul Amri
 
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdfMuhammad Ihsan
 
Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahM Abidin
 
FADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptx
FADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptxFADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptx
FADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptxRicaSugandi
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...Operator Warnet Vast Raha
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Analisis Pentagon Aset Komunitas Pertanian Kelurahan Tunjung, Kabupaten Bangkalan (20)

CONTOH PLEK.pdf
CONTOH PLEK.pdfCONTOH PLEK.pdf
CONTOH PLEK.pdf
 
C:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togaC:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis toga
 
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat Desa
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat DesaPemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat Desa
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat Desa
 
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
2303
23032303
2303
 
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
Laporan akhir kelompok mahasiswa kkn unib periode 73 tahun 2014
 
Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi PertanianLaporan Praktikum Sosiologi Pertanian
Laporan Praktikum Sosiologi Pertanian
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
 
Contoh proposal kkn
Contoh proposal kknContoh proposal kkn
Contoh proposal kkn
 
228-944-2-PB (2).pdf
228-944-2-PB (2).pdf228-944-2-PB (2).pdf
228-944-2-PB (2).pdf
 
Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillah
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
FADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptx
FADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptxFADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptx
FADJAR-SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
545 881-1-sm
545 881-1-sm545 881-1-sm
545 881-1-sm
 
545 881-1-sm
545 881-1-sm545 881-1-sm
545 881-1-sm
 
5204-13647-1-PB.pdf
5204-13647-1-PB.pdf5204-13647-1-PB.pdf
5204-13647-1-PB.pdf
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
 

Analisis Pentagon Aset Komunitas Pertanian Kelurahan Tunjung, Kabupaten Bangkalan

  • 1. ANALISIS PENTAGON ASET KOMUNITAS PERTANIAN KELURAHAN TUNJUNG, KABUPATEN BANGKALAN Alkautsar Avizena Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia Email: alkautsar951.aa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) sosiologi pertanian dan (2) aset komunitas di Kelurahan Tunjung Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi serta data sekunder dari hasil studi literatur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu aset komunitas yang terdapat di Kelurahan Tunjung, Kabupaten Bangkalan cukup untuk memenuhi penghidupan petani dalam kegiatan sosiologi pertanian di kelurahan ini. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa kelurahan ini memiliki SDA yang cukup untuk dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya petani dimana petani disini ini juga memiliki kompetensi yang cukup tinggi untuk mengolah SDA dan membangun sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pertanian. Bahkan juga terdapat kelompok tani sebagai perantara antara petani dengan berbagai pihak untuk mendapatkan penghasilan dan hal lainnya. Meskipun begitu, masih perlu ditingkatkan kembali agar kedepannya Kelurahan Tunjung menjadi lebih baik dan maju lagi di bidang pertanian. Kata Kunci: Aset komunitas, Komunitas pertanian, Pentagon aset ABSTRACT This study aims to analyze (1) agricultural sociology and (2) community assets in Tunjung Village, Bangkalan Regency. This study uses a qualitative method. The data used are primary data from interviews, observations, and documentation as well as secondary data from the results of literature studies. The data obtained were analyzed using descriptive analysis techniques. The results of this study are that the community assets in Tunjung Village, Bangkalan Regency are sufficient to fulfill the livelihoods of farmers in agricultural sociology activities in this village. In detail it can be explained that this kelurahan has sufficient natural resources to be utilized by the community, especially farmers, where farmers here also have a high enough competency to process natural resources and build facilities and infrastructure that support agricultural activities. There are even farmer groups as intermediaries between farmers and various parties to get income and other things. Even so, it still needs to be improved so that in the future Tunjung Village will become better and advance in agriculture. Keywords: Community assets, Agricultural community, Asset pentagon PENDAHULUAN Komunitas merupakan orang-orang yang hidup bersama di lokasi yang sama dan saling berinteraksi karena memiliki kesamaan kepentingan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan hidup (Syahyuti, 2005). Komunitas pertanian merupakan bentuk pengorganisasian dan mobilisasi modal manusia dan sosial untuk mencapai suatu tujuan. Komunitas pertanian diharapkan memiliki hubungan asosiatif antara modal manusia dan sosial yang dikelola menjadi kapasitas komunitas dalam pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan untuk menjalankan sistem agribisnis (Maulana, 2013). Guna untuk memenuhi kebutuhan petani dalam menjalankan kegiatan pertanian, petani dituntut mempertahankan atau memperbaiki kondisi aset penghidupan/komunitasnya sendiri. Menurut Wijayanti et al (2016) aset penghidupan atau aset komunitas merupakan kumpulan aset/modal yang digunakan untuk dapat melangsungkan kehidupan yang terdiri dari 5 modal, yaitu modal alam, modal manusia, modal sosial, modal fisik,
  • 2. dan modal finansial. Kelima modal inilah yang kemudian disebut pentagon aset. Pentagon aset sangat penting bagi suatu komunitas agar tercapai penghidupan yang berkelanjutan. Kelurahan Tunjung merupakan salah satu dari Kelurahan di Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan. Kecamatan Burneh secara administratif dibagi menjadi 12 Desa/Kelurahan yang memiliki luas 66,10 Km2 dan berada diketinggian 10 m dari permukaan laut. Kelurahan Tunjung sendiri memiliki luas wilayah 5,21 Km2 . Batas wilayah Kelurahan Tunjung adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Arok; Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanah Merah; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Burneh; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkalan. Jumlah penduduk Kecamatan Burneh tahun 2016 sebanyak 60.197 jiwa yang sebagian besar bekerja di bidang pertanian. Komoditas unggulan Kecamatan Burneh berfokus pada komoditas pangan dengan jumlah produksi padi mencapai 401.512 Ton pada tahun 2016. Kelurahan Tunjung sendiri memiliki komoditas utama yaitu padi dan melati dengan produksi padi mencapai 3.364,20 Ton pada tahun 2013 dan produksi melati mencapai 586,6 Ton yang terfokus di Kelurahan ini di tahun yang sama (Tamami, 2015); (Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan, 2017). Fakta diatas menunjukkan bahwa di Kecamatan Burneh khususnya di Kelurahan Tunjung berpotensi di bidang pertanian. Meskipun begitu, Kabupaten Bangkalan masih menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat ketahanan pangan paling rendah di pulau Madura. Untuk itu, pemerintah telah membuat kebijakan dengan menetapkan sebuah kawasan ekonomi khusus yang lebih menekankan pada pengembagan kawasan berbasis pertanian (Agropolitan). Kawasan ini berada di tiga kecamatan di Kabupaten Bangkalan yang dikenal dengan sebutan kawasan Agropolitan SOBURBANG. Salah satu dari tiga wilayah itu adalah Kecamatan Burneh yang terfokus di Kelurahan Tunjung (Tamami, 2015). Menanggapi permasalahan mengenai Kabupaten Bangkalan yang memiliki tingkat ketahanan pangan rendah dan dengan diterapkannya kebijakan kawasan agropolitan Soburbang yang berada di Kecamatan Burneh khususnya di Kelurahan Tunjung tersebut, maka perlu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan sosiologi pertanian yang telah berkembang di Kelurahan ini serta kondisi aset komunitas yang berada di kelurahan ini terkait dengan bidang pertanian. Hal ini dilakukan sebagai gambaan umum mengenai sosiologi pertanian dan pentagon aset di Kelurahan Tunjung, Kabupaten Bangkalan. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan hasil survey. Penelitian survey dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi secara faktual agar dapat mendeskripsikan berbagai fenomena serta dapat menjelaskan hubungan, memprediksi, dan mengevaluasi (Suwartono, 2014; dalam Susanto dan Sudrajat, 2017). Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan. Pemilihan lokasi ini dikarenakan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer berasal dari hasil wawancara mendalam, wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap tiga responden yang salah satunya merupakan ketua Kelompok Tani Sekar Tanjung di Kelurahan Tunjung. Responden ini diharap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian ini. Wawancara dilakkukan untuk menilai dan menganalisis ketersediaan pentagon aset yaitu modal manusia, modal sosial, modal alam, modal fisik, dan modal finansial di lokasi ini. Selain itu, data sekunder didapatkan dari hasil studi literatur yang diterbitkan oleh lembaga penelitian dan pemerintah.
  • 3. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran berdasarkan data yang telah dikumpulan dari jawaban narasumber. Analisis ini dilakukan dengan menafsirkan dan membandingkan data yang telah didapat sesuai dengan tujuan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Modal Alam Modal alam adalah modal berupa persediaan alam yang dapat mendukung dan memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat, meliputi sumber daya air, produktivitas lahan, dan jasa lingkungan (Wijayanti et al, 2016). Produktifitas lahan di Kelurahan Tunjung cukup tinggi terutama di komoditas unggulanya yaitu padi dan melati. Lahan persawahan yang terdapat di kelurahan Tunjung ini memiliki cukup luas yang dikelola oleh petani di kelurahan ini sendiri. Namun, ditemukan pula beberapa petani yang mengelola lahan yang sama. Hal ini dikarenakan lahan sawah yang petani garap merupakan lahan yang diwariskan secara turun temurun sehingga memungkinkan untuk petani yang bersaudara untuk mengelola lahan bersama-sama. Mengelola lahan tentu saja membutuhkan persediaan air untuk menggenangi lahan. Kelurahan Tunjung memiliki sungai, tetapi karena letak sungai yang terlalu curam dan airnya yang tidak deras maka masyarakat tidak memanfaatkan sungai tersebut untuk pertanian. Untuk itu, dibangunlah saluran irigasi untuk mengairi lahan persawahan. Modal Manusia Aset manusia merupakan aset yang utama dalam kehidupan karena manusia dapat mengelola dan mengendalikan aset-aset lainnya dengan adanya pengetahuan dan ketrampilan yang akan membuat aktivitas menjadi lebih mudah (Susanto dan Sudrajat, 2017). Dalam penelitian ini, aset manusia dapat dinilai berdasarkan tingkat pendidikan, keterampilan, dan pengalaman. Berdasarkan pernyataan Pak Rofii selaku ketua Kelompok Tani di Kelurahan Tunjung, kualitas petani di Kelurahan Tujung ini cukup tinggi. Jika ditinjau dari tingkat pendidikan, sebagian besar petani di Kelurahan Tunjung tidak pernah bersekolah atau mendapat pendidikan. Hal ini dikarenakan petani sudah diajarkan untuk membantu keluarga mengolah sawah sejak kecil. Berdasarkan tingkat pengalamannya, karena telah berurusan dengan pertanian sejak kecil, petani di wilayah ini memiliki pengalaman yang sangat banyak mengenai kegiatan pertanian baik yang dipelajari secara turun temurun maupun yang dialaminya sendiri. Selain itu, jika dilihat dari pengetahuannya, meskipun tidak pernah bersekolah namun dengan pengalaman yang mereka miliki membuat para petani memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi di bidang pertanian. Selain melalui pengalaman pribadi, petani di Kelurahan Tunjung juga mendapat ilmu tambahan di bidang pertanian melalui penyuluhan secara rutin oleh pemerintah melalui kelompok tani mengenai berbagai permasalahan di bidang pertanian. Hal ini tentu saja akan membuat petani menjadi semakin terampil. Tingkat kompetensi petani di Kelurahan Tunjung ini dapat dibuktikan dengan adanya modernisasi pertanian yang diterapkan di kelurahan ini yaitu dengan penggunaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). Penggunaan Alsintan ini sudah dilakukan oleh sebagian besar petani. Alat Mesin Pertanian yang banyak digunakan petani adalah traktor tangan dan mesin perontok padi. Meskipun dilakukan oleh sebagian petani, faktanya hanya ada beberapa orang saja yang memiliki Alsintan sehingga Alsintan ini bisa dipinjamkan ke rekan sesama petani.
  • 4. Modal Sosial Modal sosial merupakan modal berupa sumber daya sosial yang dapat bermanfaat serta digunakan masyarakat setempat untuk mencapai suatu tujuan kehidupan mereka. Sumber daya sosial memiliki sifat sulit untuk diukur, tetapi dapat bermanfaat bagi masyarakat (Wijayanti et al, 2016). Dalam penelitian ini, aset sosial dapat dilihat dari adanya unsur organisasi gotong royong, hubungan kekerabatan, masyarakat, dan jaringan sosial. Di Kelurahan Tunjung ini, terdapat kelompok tani yang menaungi banyak petani di wilayah ini, yaitu Kelompok Tani Sekar Tanjung yang diketuai Bapak Rofii. Berdasarkan pernyataan Pak Rofii mengenai hubungan kekerabatan, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, hubungan personal antar petani di Kelurahan Tunjung sangat akrab sekali. Hal ini dikarenakan petani di wilayah ini mungkin ada yang memang bersaudara sehingga hubungan antar keduanya akrab. Selain itu, para petani sudah bertani sejak lama oleh karena itu perlahan-lahan mereka menjadi makin akrab satu sama lain. Dengan adanya kekerabatan inilah yang menjadikan petani semakin akrab, petani di Kelurahan Tunjung sering kali mengadakan gotong royong untuk mengolah lahan. Setiap musim tanam dan musim panen, para petani melalui kelompok tani akan mengajak petani yang lain untuk bergotong royong untuk membajak sawah, memanen padi, dan kegiatan lainnya. Jaringan sosial yang dilakukan petani di Kelurahan Tunjung dilakukan melalui perantara kelompok tani. Kelompok Tani di wilayah ini berfungsi sebagai perantara antara petani dengan berbagai pihak seperti pedagang dan pemerintah. Hasil panen petani dijual melalui kelompok tani ke para pedagang sehingga kegiatan jual beli menjadi terorganisir dengan baik. Meskipun begitu, para petani juga boleh menjual hasil panennya secara langsung ke pedagang. Kelompok tani juga menjadi perantara antara petani dengan pemerintah. Hal ini dilakukan dengan adanya penyuluhan yang dilakukan pemerintah untuk mengedukasi petani setempat mengenai berbagai permasalahan di bidang pertanian. Selain itu, para petani juga cukup sering melaksanakan rapat rutin di bawah naungan kelompok tani untuk membahas mengenai permasalahan pertanian yang terjadi pada saat itu. Modal Fisik Modal fisik merupakan modal berupa sarana dan prasarana serta fasilitas lain yang dibangun dan dikembangkan untuk mendukung kehidupan masyarakat agar dalam melaksanakan kegiatan menjadi lebih produktif (Susanto dan Sudrajat, 2017). Aset fisik yang masuk dalam penelitian ini meliputi sarana dan prasarana, teknologi, dan peralatan kerja. Sarana dan prasarana yang digunakan petani untuk mendukung aktivitas pertanian di Kelurahan Tunjung ini salah satunya adalan jalan sebagai akses keluar masuk dari jalan utama menuju ke area lahan persawahan masyarakat. Jalan ini dapat bermanfaat bagi petani karena dengan adanya jalan ini berguna untuk mobilisasi komoditas pertanian hasil panen. Meskipun begitu, karena sudah ada sejak lama, kondisi jalan ini menjadi tidak nyaman lagi. Kondisi jalan sebagai akses ini sudah banyak yang hancur, meskipun tidak sampai keseluruhan. Jarak antara lahan sawah dengan rumah-rumah petani kebanyakan jauh meskipun ada beberapa petani yang bertempat tinggal dipinggir jalan akses ke lahan itu agar lebih dekat dan mudah untuk mengurus lahan. Untuk itu banyak petani yang memiliki sepeda motor dan dengan itulah mereka dapat pulang-pergi ke sawah dengan lebih cepat. Namun, dijumpai pula petani yang masih menggunakan sepeda untuk kelahan. Beberapa petani juga memiliki mobil, seperti mobil pick-up yang digunakan untuk mengangkut hasil panen. Untuk mengairi sawah, pemerintah telah membangun saluran irigasi sekunder dan juga bendungan yang digunakan untuk mengairi lahan persawahan. Biasanya petani juga menggunakan pompa untuk mengairi lahan yang letaknya jauh dari saluran irigasi.
  • 5. Peralatan pertanian yang digunakan para petani untuk mengelola lahan sebagian besar sudah menggunakan teknologi yaitu Alat Mesin Pertanian (Alsintan), namun terdapat pula kegiatan yang masih dilakukan secara manual. Petani di Kelurahan Tunjung ini dalam kegiatan menanam padi, masih menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan tangan, belum terdapat petani yang menggunakan teknologi seperti transplanter untuk menanam padi. Sedangkan untuk beberapa kegiatan lainnya sudah menggunakan Alsintan. Alsintan yang digunakan petani di wilayah ini antara lain traktor tangan, mesin perontok padi, dan sprayer. Kepemilikan ketiga alat itu sebenarnya belum dimiliki oleh semua petani secara menyeluruh, namun para petani dapat saling meminjam alat tersebut ke petani lain untuk mengolah lahan. Biasanya, para petani menggunakan alat tersebut secara bersama-sama atau gotong royong. Misalnya petani menggunakan mesin perontok padi pada saat panen karena pada itu para petani bergotong royong untuk memanen padi. Modal Finansial Modal finansial merupakan modal mengenai sumber pendapatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan kehidupannya, dalam hal ini untuk kebutuhan sehari-hari dan pertanian (Wijayanti et al, 2016). Pendapatan petani di Kelurahan Tunjung sebagian besar didapatkan dari hasil penjualan hasil panen ke pedagang atau pengkulak. Penjualan hasil panen ini dapat dilakukan melalui kelompok tani, jadi hasil panen akan dikumpulkan terlebih dahulu, lalu kemudian dijual. Selain itu, pendapatan petani juga dapat berasal dari bantuan pemerintah. Berdasarkan keterangan narasumber, pemerintah kerap kali memberi bantuan secara finansial kepada petani, namun hal tersebut biasanya diserahkan terlebih dahulu ke kelompok tani lalu kemudian di bagikan ke para petani. Dari kedua sumber pendapatan petani di Kelurahan Tunjung ini, tidak seluruhnya uang yang didapatkan langsung dibagikan ke petani. Sebagian dari uang tersebut akan dimasukkan ke dalam kas keuangan kelompok tani. Uang tersebut akan dipergunakan untuk kebutuhan petani juga seperti jika petani ingin membeli alat pertanian, maka petani tersebut dalam menggunakan uang di kas kelompok tani. Contoh lainnya adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan sarana dan prasarana untuk kegiatan pertanian. Pendapatan petani di wilayah ini bisa dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya petani yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dari hasil pendapatan ini. KESIMPULAN Pentagon aset yang meliputi Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Alam, Modal Fisik, dan Modal Finansial di Kelurahan Tunjung ini dinilai baik. Hal ini dikarenakan di kelurahan ini kelima aset tersebut cukup untuk memenuhi penghidupan masyarakat di wilayah ini khususnya yang berprofesi sebagai petani. Kelurahan ini memiliki lahan persawahan dengan produktivitas yang cukup tinggi meskipun terdapat hal masih belum dimanfaatkan secara penuh. Pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas pertanian seperti jalan dan saluran irigasi juga telah terlaksana. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani di wilayah ini memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang baik mengenai bidang pertanian. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penggunaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) untuk mengolah sawah. Para petani juga tergabung dalam sebuah kelompok tani. Kelompok tani ini berperan sebagai penghubung antara petani dan berbagai pihak untuk mendapat hal yang dapat menunjang kehidupan petani seperti finansial dan pengetahuan. Secara finansial, petani di Kelurahan Tunjung sudah cukup mandiri untuk memenuhi kebtuhan sehari-hari dan untuk kebutuhan pertanian. Meskipun begitu, mungkin masih terdapat aset yang potensinya belum
  • 6. dimaksimalkan. Sehingga perlu aadanya peningkatan dan pemaksimalan potensi dari aset komunitas di Kelurahan Tunjung ini agar kedepannya dapat lebih baik dan lebih maju lagi di bidang pertanian. DAFTAR PUSTAKA Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan. (2017). Statistik Daerah Bangkalan 2017. Bangkalan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan. Maulana, I. (2013). Hubungan Antara Potensi Kompetensi Komunitas dengan Kapasitas Komunitas Pada Kelompok Usaha Tani Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(3), 189-202. Susanto, M. dan Sudrajat. (2017). Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Syahyuti. (2005). Pembangunan Pertanian dengan Pendekatan Komunitas: Kasus Rancangan Program Prima Tani. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(2), 102-115. Tamami, N. D. B. (2015). Pemetaan Peran Stakeholder untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kawasan Agropolitan Soburbang Kabupaten Bangkalan. Jurnal Pamator, 8(2), 133-146. Wijayanti, R., Baiquni, M., & Harini, R. (2016). Strategi Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Berbasis Aset di Sub DAS Pusur, DAS Bengawan Solo. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 4(2), 133-152.