SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
MATERI PENDUKUNG
LITERASI NUMERASI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
2017
ii
iii
TIM PENYUSUN MATERI PENDUKUNG LITERASI NUMERASI
Tim Penasihat:
1. Didik Suhardi, Ph.D., Sekretaris Jenderal
2. Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen
3. Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Dirjen PAUD dan Dikmas
4. Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tendik
5. Hilmar Farid, Ph.D., Direktur Jenderal Kebudayaan
6. Daryanto, Ak., MIS., Gdip.Com, QIA, CA., Inspektur Jenderal
7. Ir. Totok Suprayitno, Ph.D., Kepala Balitbang
Tim GLN
Koordinator GLN: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa
Ketua Pokja GLN: Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang
Inovasi dan Daya Saing
Sekretaris GLN: Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A., Sekretaris Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa
Tim Penyusun
Weilin Han, M.Sc.
Dicky Susanto, Ed. D.
Sofie Dewayani, Ph.D.
Putri Pandora, S.T.
Nur Hanifah, M.Pd.
Miftahussururi, S.Pd.
Meyda Noorthertya Nento, B.SoC.
Qori Syahriana Akbari, S.Hum.
Editor Bahasa: Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum.
Desain sampul: Munafsin Aziz, S.Sn.
Tata letak: Nurjaman, S.Ds.
Sekretariat
TIM GLN Kemendikbud
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
iv
v
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa
yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang
melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai
dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan
aktif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan
hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan
juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup
agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan
kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi
menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis,
kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.
Sebagaibangsayangbesar,Indonesiaharusmampumengembangkan
budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui
pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan
masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World
Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi
peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam
literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi
sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah
melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak.
Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak
perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca
yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu
dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik
di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca ini pula
literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan
kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
vi
Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan
(keluarga,sekolah,danmasyarakat),sejaktahun2016KementerianPendidikan
dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian
dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Layaknya suatu gerakan,
pelaku GLN tidak didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepentingan, seperti
pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/
lembaga lain. Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep,
kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada kampanye literasi
sangat penting agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan
dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi pendukung keluarga,
sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh
untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi.
Buku Peta Jalan, Panduan, Modul dan Pedoman Pelatihan Fasilitator,
Pedoman Penilaian dan Evaluasi, dan Materi Pendukung Gerakan Literasi
Nasional ini diterbitkan sebagai rujukan untuk mewujudkan ekosistem yang
kaya literasi di seluruh wilayah Indonesia. Penghargaan yang tinggi saya
sampaikan kepada tim GLN dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku ini. Semoga buku ini tidak hanya bermanfaat bagi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan selaku penggerak dan pelakunya, tetapi juga bagi
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya membangun
budaya literasi.
					 Jakarta, September 2017
					
					 Muhadjir Effendy
vii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ........................	 v
BAB 1 MENYIAPKAN GENERASI INDONESIA ABAD XXI	............................	 1
1.1	 Tantangan dan Peluang	 ..........................................................	 1
1.2	 Pentingnya Literasi Numerasi	..........................................................	 2
BAB 2 LITERASI NUMERASI SEBAGAI KECAKAPAN HIDUP 5	..................	 3
2.1	 Pengertian Literasi Numerasi	...........................................................	 3
2.2	 Prinsip Dasar Literasi Numerasi	 .....................................................	 4
2.3	 Ruang Lingkup Literasi Numerasi	 ...................................................	 5
2.4	 Indikator Literasi Numerasi	 ...........................................................	 6
	 2.4.1	 Indikator Literasi Numerasi di Sekolah	................................	 6
	 2.4.2	 Indikator Literasi Numerasi di Keluarga	 ..............................	 7
	 2.4.3	 Indikator Literasi Numerasi di Masyarakat	...........................	 7
BAB 3 GERAKAN LITERASI NUMERASI DI SEKOLAH	..............................	 9
3.1 	 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah 	..............................	 9
3.2 	 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah	................................	 10
3.2.1 	 Penguatan Kapasitas Fasilitator	 ..........................................	 10
3.2.2	 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu .		 12
3.2.3 	 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan
	 Cakupan Peserta Belajar	 ....................................................	 12
3.2.4 	 Peningkatan Pelibatan Publik	 ..........................................	 13
3.2.5 	 Penguatan Tata Kelola	 ......................................................	 13
BAB 4 GERAKAN LITERASI NUMERASI DI KELUARGA 11	..........................	15
4.1 	 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga	 ...........................	 15
4.2	 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga	 ............................	 15
4.2.1 	 Penguatan Kapasitas Fasilitator	 ..........................................	 16
viii
4.2.2 	 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu	..	 17
4.2.3 	 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan
	 Cakupan Peserta Belajar	 ..................................................	 17
4.2.4 	 Peningkatan Pelibatan Publik	 ..........................................	 18
4.2.5 	 Penguatan Tata Kelola	 .........................................................	 18
BAB 5 GERAKAN LITERASI NUMERASI DI MASYARAKAT 	 ....................	 19
5.1 	 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat	 .....................	 19
5.2	 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat	 .....................	 20
5.2.1 	 Penguatan Kapasitas Fasilitator	 ..........................................	 20
5.2.2 	 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu	..	 21
5.2.3	 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan
	 Cakupan Peserta Belajar	 ...................................................	 22
5.2.4 	 Peningkatan Pelibatan Publik	 ..........................................	 23
5.2.5 	 Penguatan Tata Kelola	 .....................................................	 24
BAB 6 PENUTUP	...................................................................................	 25
DAFTAR PUSTAKA	.................................................................................	 27
1LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
MENYIAPKAN GENERASI
INDONESIA ABAD XXI
BAB
1
1.1 Tantangan dan Peluang
Bayangkan bila kita pergi ke pasar, membawa cukup uang, tetapi
tidak tahu cara berhitung atau kita mempunyai sebidang lahan tanah
yang subur, tetapi kita tidak tahu nilai tanahnya dan melepasnya begitu
saja ketika ada yang menawarnya. Di lain waktu, seorang kepala desa
berpidato dan menyebutkan angka-angka yang bermacam-macam, mulai
dari jumlah anak, jumlah lulusan, sampai dengan anggaran desa, tetapi
kita tidak tahu dan tidak mengerti apa hubungan semua angka-angka itu
dengan hidup kita dan pajak yang kita sudah bayar.
Semua contoh di atas hanya menunjukkan sebagian kecil peran
literasinumerasiyangsangatterkaitdenganpengambilankeputusanyang
bijak dalam kehidupan kita. Namun, kita sering mengabaikannya. Tidak
mengherankan bila kemudian kemampuan literasi numerasi Indonesia
masih belum berkembang.
Hasil tes PISA (2015) dan TIMSS (2016), dua organisasi di bawah
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)
menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat bawah, bahkan
di bawah Vietnam, sebuah negara kecil di Asia Tenggara yang baru
saja merdeka. Hasil tes matematika yang diselenggarakan PISA antara
Vietnam dan Indonesia terpaut sangat jauh. Vietnam mendapatkan nilai
495 (dengan nilai rata-rata 490), sedangkan Indonesia mendapatkan nilai
387. Sementara itu, dari hasil TIMMS, Indonesia mendapatkan nilai 395
dari nilai rata-rata 500. Nilai tertinggi didapatkan Singapura dengan nilai
618 (50% lebih tinggi daripada Indonesia).
Numerasi bukanlah sesuatu yang baru, yang digagas oleh
World Economic Forum atau OECD. Numerasi sudah muncul pada
1959 dalam laporan yang dibuat untuk Pemerintah Inggris (http://
www.educationengland.org.uk/documents/crowther/crowther1959-1.
2 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
html, diakses 20 Juni 2017, pukul 10.55). Pada 2006 UNESCO sudah
mencantumkan keterampilan numerasi sebagai salah satu penentu
kemajuan sebuah bangsa.
Ketika kita menguasai numerasi, kita akan memiliki kepekaan
terhadap numerasi itu sendiri (sense of numbers) dan kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Ketika kita mampu menerapkan kepekaan
tersebut, kita akan menjadi bangsa yang kuat karena mampu memelihara
dan mengelola sumber daya alam dan mampu bersaing dengan bangsa-
bangsa lain dari segi sumber daya manusia.
1.2 Pentingnya Literasi Numerasi
Menurut Andreas Schleicher dari OECD, kemampuan numer-
asi yang baik merupakan proteksi terbaik terhadap angka penganggu-
ran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk. Keterampilan
numerasi dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan, baik di rumah, di
pekerjaan, maupun di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika
berbelanja atau merencanakan liburan, meminjam uang dari bank untuk
memulai usaha atau membangun rumah, semuanya membutuhkan nu-
merasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu memahami informa-
si-informasi, misalnya, mengenai kesehatan dan kebersihan. Dalam ke-
hidupan bernegara, informasi mengenai ekonomi dan politik tidak dapat
dihindari. Semua informasi tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk
numerik atau grafik. Untuk membuat keputusan yang tepat, mau tidak
mau kita harus bisa memahami numerasi.
Kemampuan literasi secara umum dan literasi numerasi se-
cara khusus tidak saja berdampak bagi individu, tetapi juga terhadap
masyarakat serta bangsa dan negara. Kemampuan literasi memberikan
kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kes-
ejahteraan bagi individu atau masyarakat. Dengan memiliki populasi
yang dapat mengaplikasikan pemahaman matematika di dalam konteks
ekonomi, teknik, sains, sosial, dan bidang lainnya, daya saing ketenagak-
erjaan dan kesejahteraan ekonomi akan meningkat.
3LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
2.1 Pengertian Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a)
menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait
dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis
informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel,
bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk
memprediksi dan mengambil keputusan.
Secarasederhana,numerasidapatdiartikansebagaikemampuan
untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung
di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan
partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan
kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat
di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan
terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika
secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini
juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan
secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.
Perbedaan Numerasi dengan Matematika
Numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika.
Keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama,
tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan
keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika saja tidak membuat
seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mencakup
keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam
situasi real sehari-hari, saat permasalahannya sering kali tidak terstruktur
LITERASI NUMERASI
SEBAGAI KECAKAPAN HIDUP
BAB
2
4 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
(unstructured), memiliki banyak cara penyelesaian, atau bahkan tidak
ada penyelesaian yang tuntas, serta berhubungan dengan faktor
nonmatematis.
Sebagai contoh, seorang siswa belajar bagaimana membagi
bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya. Ketika bilangan yang
pertama tidak habis dibagi, maka akan ada sisa. Biasanya siswa diajarkan
untuk menuliskan hasil bagi dengan sisa, lalu mereka juga belajar
menyatakan hasil bagi dalam bentuk desimal. Dalam konteks kehidupan
sehari-hari, hasil bagi yang presisi (dengan desimal) sering kali tidak
diperlukan sehingga sering kali dilakukan pembulatan. Secara matematis,
kaidah pembulatan ke bawah dilakukan jika nilai desimalnya lebih kecil
daripada 5, pembulatan ke atas jika nilai desimalnya lebih besar daripada
5, dan pembulatan ke atas atau ke bawah bisa dilakukan jika nilai
desimalnya 5. Namun, dalam konteks real, kaidah itu tidaklah selalu dapat
diterapkan. Contohnya, jika 40 orang yang akan bertamasya diangkut
dengan minibus yang memuat 12 orang, secara matematis minibus yang
dibutuhkan untuk memuat semua orang itu adalah 3,333333. Jumlah itu
tentu tidak masuk akal sehingga dibulatkan ke bawah menjadi 3 minibus.
Akan tetapi, jika sebuah tempat duduk hanya boleh diduduki oleh satu
orang saja, artinya ada 4 orang tidak mendapatkan tempat duduk. Oleh
karena itu, jumlah minibus yang seharusnya dipesan adalah 4 buah.
Perlu dicermati bahwa numerasi membutuhkan pengetahuan
matematika yang dipelajari dalam kurikulum. Akan tetapi, pembelajaran
matematika itu sendiri belum tentu menumbuhkan kemampuan
numerasi.
2.2 Prinsip Dasar Literasi Numerasi
1.	 Bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya,
dan sebagainya;
2.	 Selaras dengan cakupan matematika dalam Kurikulum 2013; dan
3.	 Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainnya.
5LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
2.3 Ruang Lingkup Literasi Numerasi
Diagram 1. Gambaran Struktur Literasi Numerasi
Literasi Numerasi merupakan bagian dari matematika. Literasi
numerasi bersifat praktis (digunakan dalam kehidupan sehari-hari),
berkaitandengankewarganegaraan(memahamiisu-isudalamkomunitas),
profesional (dalam pekerjaan), bersifat rekreasi (misalnya, memahami
skor dalam olahraga dan permainan), dan kultural (sebagai bagian dari
pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madani). Dari sini kita
bisa melihat bahwa cakupan literasi numerasi sangat luas, tidak hanya di
dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga beririsan dengan literasi
lainnya, misalnya, literasi kebudayaan dan kewarganegaraan.
Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal
komponen literasi numerasi diambil dari cakupan matematika di dalam
Kurikulum 2013, seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
6 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Tabel 1. Komponen Literasi Numerasi dalam Cakupan
Matematika Kurikulum 2013
Komponen Literasi Numerasi Cakupan Matematika Kurikulum
2013
Mengestimasi dan menghitung
dengan bilangan bulat
Bilangan
Menggunakan pecahan, desimal,
persen, dan perbandingan
Bilangan
Mengenali dan menggunakan pola
dan relasi
Bilangan dan Aljabar
Menggunakan penalaran spasial Geometri dan Pengukuran
Menggunakan pengukuran Geometri dan Pengukuran
Menginterpretasi informasi statis-
tik
Pengolahan Data
2.4 Indikator Literasi Numerasi
2.4.1 Indikator Literasi Numerasi di Sekolah
1.	 Basis Kelas
a.	 Jumlah pelatihan guru matematika dan nonmatematika;
b.	 Jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan
dan pembelajaran matematika berbasis proyek;
c.	 Jumlah pembelajaran nonmatematika yang melibatkan
unsur literasi numerasi;
d.	 Nilai matematika peserta didik; dan
e.	 Nilai matematika dalam PISA/TIMSS/INAP.
2.	 Basis Budaya Sekolah
a.	 Jumlah dan variasi buku literasi numerasi;
b.	 Frekuensi peminjaman buku literasi numerasi;
c.	 Jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi
numerasi;
d.	 Akses situs daring yang berhubungan dengan literasi
numerasi;
e.	 Jumlah kegiatan bulan literasi numerasi;
7LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
f.	 Alokasi dana untuk literasi numerasi;
g.	 Adanya tim literasi sekolah; dan
h.	 Adanya kebijakan sekolah mengenai literasi numerasi.
3.	 Basis Masyarakat
a.	 Jumlah ruang publik di lingkungan sekolah untuk literasi
numerasi;
b.	 Jumlah keterlibatan orang tua di dalam tim literasi sekolah;
dan
c.	 Jumlah sharing session oleh publik mengenai literasi
numerasi.
2.4.2 Indikator Literasi Numerasi di Keluarga
1.	 Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi yang dimiliki
setiap keluarga;
2.	 Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan literasi
numerasi; dan
3.	 Peningkatan frekuensi kesempatan (opportunity, bukan
chance) anak mengaplikasikan numerasi dalam kehidupan
sehari-hari.
2.4.3 Indikator Literasi Numerasi di Masyarakat
1.	 Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi yang dimiliki
fasilitas publik;
2.	 Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan literasi
numerasi;
3.	 Peningkatan kecakapan penggunaan data numerasi dalam
pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat
(contoh: dalam pemanfaatan anggaran desa); dan
4.	 Jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerasi
(contoh: grafik frekuensi peminjaman buku di perpustakaan).
8 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
9LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
3.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah
1.	 Basis Kelas
a.	 Meningkatnya jumlah pelatihan guru matematika dan
nonmatematika;
b.	 Meningkatnya intensitas pemanfaatan dan penerapan
numerasi dalam pembelajaran;
c.	 Meningkatnya jumlah pembelajaran matematika berbasis
permasalahan dan pembelajaran matematika berbasis proyek;
d.	 Meningkatnya jumlah pembelajaran nonmatematika yang
melibatkan unsur literasi numerasi; dan
e.	 Meningkatnya nilai matematika dalam Pisa/TIMSS/INAP.
2.	 Basis Budaya Sekolah
a.	 Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi
numerasi;
b.	 Meningkatnya frekuensi peminjaman bahan bacaan literasi
numerasi;
c.	 Meningkatnya jumlah kegiatan literasi numerasi di sekolah;
d.	 Meningkatnya jumlah penyajian informasi dalam bentuk
presentasi numerasi (contoh: grafik frekuensi peminjaman
buku di perpustakaan);
e.	 Adanya kebijakan sekolah mengenai literasi numerasi;
f.	 Meningkatnya akses situs daring yang berhubungan dengan
literasi numerasi;
g.	 Tersedianya alokasi dana untuk literasi numerasi; dan
GERAKAN LITERASI
NUMERASI DI SEKOLAH
BAB
3
10 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
h.	 Tersedianya tim literasi sekolah.​
3.	 Basis Masyarakat
a.	 Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana yang mendukung
literasi numerasi di sekolah; dan
b.	 Meningkatnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
mengembangkan literasi numerasi di sekolah.
3.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah
StrategiutamaGerakanLiterasiNumerasiSekolahberupaLiterasi
Numerasi Lintas Kurikulum (Numeracy Across Curriculum), yaitu sebuah
pendekatan penerapan numerasi secara konsisten dan menyeluruh di
sekolah untuk mendukung pengembangan literasi numerasi bagi setiap
peserta didik. Kenyataan bahwa peserta didik sering kali tidak dapat
menerapkan pengetahuan matematika mereka di bidang lain secara
langsung menunjukkan adanya suatu kebutuhan bahwa semua pendidik
perlu memfasilitasi proses tersebut.
Keterampilan literasi numerasi secara eksplisit diajarkan di
dalam mata pelajaran matematika, tetapi peserta didik diberikan
berbagai kesempatan untuk menggunakan matematika di luar mata
pelajaran matematika, di berbagai situasi. Menggunakan keterampilan
matematika lintas kurikulum memperkaya pembelajaran bidang studi
lain dan memberikan kontribusi dalam memperluas dan memperdalam
pemahaman numerasi. Selain melalui kurikulum, literasi numerasi
juga dimunculkan di dalam lingkungan sekolah oleh staf nonguru atau
melalui kegiatan-kegiatan rutin yang terjadi di sekolah, yang memberikan
kesempatan nyata bagi peserta didik untuk mempraktikkan keterampilan
literasi numerasi mereka, misalnya, membuat anggaran untuk berbagai
kegiatan sekolah yang sudah dilaksanakan secara rutin.
3.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator
1.	 Pelatihan guru matematika dalam menerapkan metode
pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis
proyek yang melibatkan masalah-masalah yang muncul dalam
kehidupansehari-hari.Gurumatematikajugadilatihbagaimana
memilih, membuat, dan memodifikasi permasalahan sehari-
11LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
hari yang dapat digunakan di dalam pembelajaran di kelas
dan untuk penilaian (assessment of learning). Selain itu, guru
juga diperlengkapi dalam pemberian tugas atau pekerjaan
rumah yang dapat melibatkan anggota keluarga dalam literasi
numerasi.
2.	 Pelatihan guru nonmatematika dalam menggunakan
matematika untuk memperkaya penyajian informasi di dalam
mata pelajaran yang diampu, misalnya, dengan menggunakan
data-data yang ditampilkan dalam tabel, bagan, atau grafik.
Dengan cara ini, peserta didik dapat melihat bagaimana
penggunaan konsep dan keterampilan matematika di dalam
bidang studi lain yang dapat membantu mereka memahami
konsep di dalam bidang studi itu. Pada saat yang sama,
peserta didik memiliki kesempatan mengaplikasikan konsep
dan keterampilan matematika di luar jam pembelajaran
matematika. Berikut ini contoh numerasi lintas kurikulum
untuk beberapa mata pelajaran nonmatematika.
IPA Mengestimasi pertumbuhan makhluk hidup dan
menyatakan prediksi dengan membuat bagan
IPS Membuat grafik penggunaan air pribadi dan mem-
bandingkannya dengan ketersediaan air di berb-
agai daerah di Indonesia
Bahasa Membandingkan istilah-istilah matematika yang
memiliki pengertian yang berbeda dari penggu-
naan sehari-hari
Sejarah Menggunakan diagram batang untuk memband-
ingkan persediaan makan pada Perang Dunia II
dengan konsumsi makanan peserta didik
Seni Memperkirakan ruangan yang dibutuhkan untuk
menggambar dengan proporsi yang tepat
PJOK Memperkirakan berapa kalori yang dibakar untuk
kegiatan fisik tertentu
PKn Membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi di
berbagai era Presiden Indonesia
3.	 Pelatihan staf dalam keterampilan menampilkan informasi-
informasi, yang biasanya hanya dalam bentuk teks, tetapi
12 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
sekarang dapat diperkaya dengan unsur numerasi. Misalnya,
staf perpustakaan dapat menampilkan informasi mengenai
jumlah peminjam buku (contoh: berdasarkan genre, gender,
dan sebagainya) setiap bulannya dengan menggunakan
diagram lingkaran, tabel, dan grafik.
4.	 Pendidikan guru dalam mempersiapkan calon-calon
guru agar memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
mengaplikasikan literasi numerasi.
3.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu
1.	 Penyediaan buku-buku berkaitan dengan numerasi, baik fiksi,
nonfiksi, maupun referensi.
2.	 Program Satu Guru Satu Buku, khususnya bagi guru matematika
untuk menulis buku-buku yang berhubungan dengan numerasi.
3.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar dan Cakupan
Peserta Belajar
1.	 Pengembangan sarana penunjang dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran
numerasi sehingga tercipta ekosistem yang kaya
numerasi. Contohnya dapat dilihat pada gambar berikut.
2.	 Penyediaan informasi dan sumber belajar daring mengenai
literasi numerasi oleh PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi
dan Komunikasi).
13LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
3.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik
1.	 Sharing Session dengan mengundang pihak publik untuk
berbagi tentang cara-cara mereka mengaplikasikan matematika
di dalam profesi dan kehidupan sehari-hari.
2.	 Mengadakan kegiatan Bulan Literasi Numerasi dengan cara
sebagai berikut.
a.	 Mengundang dan melibatkan orang tua serta publik untuk
melakukan kegiatan literasi numerasi bersama dengan
peserta didik dan membuat alat peraga atau permainan
numerasi yang dapat digunakan di rumah;
b.	 Memamerkan hasil karya proyek peserta didik (hasil dari
Project-Based Learning) interdisipliner yang menjadikan
numerasi sebagai salah satu unsurnya; dan
c.	 Menampilkan buku-buku yang berhubungan dengan literasi
numerasi.
3.2.5 Penguatan Tata Kelola
1.	 Alokasi dana untuk kegiatan penguatan pelaku, peningkatan
jumlah dan ragam sumber belajar, penyediaan sarana
penunjang, dan kegiatan-kegiatan literasi numerasi terkait.
2.	 Pembentukan Tim Literasi Sekolah yang dapat terdiri atas
kepala sekolah, pengawas, guru, dan wakil orang tua peserta
didik dengan tugas memantau berjalannya kegiatan-kegiatan
literasi di sekolah.
3.	 Pembuatan kebijakan sekolah yang menyatakan pentingnya
literasi numerasi, pengertian literasi numerasi, dan keterlibatan
semua guru dan staf dalam menjalankan literasi numerasi.
4.	 Memperkuat persatuan orang tua murid dan guru untuk
membangun relasi kerja sama yang kuat untuk terlibat di dalam
literasi numerasi.
5.	 Menyediakan ruang di lingkungan sekolah untuk tampilan-
tampilan berkaitan dengan literasi numerasi, misalnya, mading.
14 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
15LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
4.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga
1.	 Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi
yang dimiliki setiap keluarga;
2.	 Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi numerasi
dalam keluarga setiap harinya;
3.	 Meningkatnya jumlah bahan bacaan literasi numerasi yang dibaca
oleh anggota keluarga;
4.	 Meningkatnya jumlah frekuensi kesempatan anak mengaplikasikan
numerasi dalam kehidupan sehari-hari; dan
5.	 Meningkatnya jumlah pelatihan literasi numerasi yang aplikatif dan
berdampak pada keluarga.
4.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga
Literasi numerasi di keluarga bertujuan untuk melengkapi setiap
anggota keluarga sehingga bergairah menerapkan kecakapan numerasi
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu strategi utama dalam Gerakan
Literasi Numerasi di Keluarga dapat dikembangkan melalui tiga hal
sebagai berikut.
a.	 Bentuk-bentuk pembiasaan yang dilakukan secara konsisten
dalam keluarga;
b.	 Penguatan keterampilan para orang dewasa (orang tua,
asisten rumah tangga, dan lain-lain) dalam penerapan
kecakapan numerasi; dan
c.	 Tersedianya sumber-sumber pendukung yang menunjang,
baik pembiasaan maupun keterampilan numerasi.
GERAKAN LITERASI
NUMERASI DI KELUARGA
BAB
4
16 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
4.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator
1.	 Pelatihan orang dewasa, misalnya, orang tua, asisten rumah
tangga, atau orang dewasa lainnya yang mengasuh anak
mengenai kompetensi numerasi dan cara-cara memasukkan
unsur numerasi dalam kegiatan mereka sehari-hari bersama
anggota keluarga di rumah.
2.	 Pelatihan orang dewasa, misalnya orang tua, asisten rumah
tangga, atau orang dewasa lainnya yang mengasuh anak untuk
membuat alat peraga matematika dan permainan numerasi
yang dapat dimainkan di rumah.
3.	 Pengalokasian waktu tertentu dalam keluarga untuk melakukan
aktivitas-aktivitas bersama yang berkaitan dengan numerasi,
misalnya, sebagai berikut.
a.	 Mengaplikasikan numerasi dalam kegiatan sehari-hari di
rumah;
b.	 Membaca resep masakan dan pengukuran tiap-tiap bahan;
c.	 Memperhatikan jarak dan waktu tempuh saat bepergian;
d.	 Membaca bahan bacaan yang berkaitan dengan numerasi;
e.	 Memperhatikan pola-pola numerasi pada benda-benda di
sekitar;
f.	 Melibatkan anak dalam melakukan transaksi jual beli;
g.	 Bermain peran yang berkaitan dengan numerasi;
h.	 Memperhatikan dan menganalisis skor pertandingan
olahraga;
i.	 Membuat alat-alat peraga numerasi dengan memanfaatkan
alat dan bahan yang tersedia, misalnya, tutup galon, tutup
botol, botol bekas, dan lain-lain;
j.	 Melakukan permainan (baik daring maupun luring) terkait
numerasi; dan
k.	 Menggunakan ragam nominal uang dan mengkonversinya.
Misalnya, 1 lembar uang kertas dengan nominal Rp2.000,00
sama dengan
-	 2 koin dengan nominal Rp1.000,00 atau
-	 2 koin dengan nominal Rp500,00 dan 5 koin dengan
nominal Rp200,00.
17LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
4.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu
1.	 Tersedianya buku bacaan yang berkaitan dengan literasi
numerasi (fiksi, nonfiksi, dan referensi);
2.	 Tersedianya bahan dan instruksi untuk membuat alat peraga
matematika yang mudah dikerjakan; dan
3.	 Pemanfaatan fasilitas di rumah untuk tampilan-tampilan
literasi, misalnya, alat pengukuran tinggi badan, termometer
suhu ruangan, dan nomor rumah yang menarik.
Pengukur Tinggi Badan Pengukur Suhu Ruangan
http://p.lefux.com/61/20110923/A2092000HQ/wall-stickers-chil-
dren-decor-giraffe-height-measurement-3089381-Gallay.jpg
http://thumbs4.ebaystatic.com/d/l225/m/mECIvKezIOa3rG-
zSgUsjNOw.jpg
4.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan
CakupanPeserta Belajar
1.	 Penerjemahan bahan-bahan penunjang numerasi
yang bermutu, misalnya, http://unesdoc.unesco.org/
images/0023/002322/232253E.pdf
http://letsplaymath.wordpress.com/2008/04/12/
puzzlingpythagorean-pebbles/;
2.	 Tersedianya buku-buku yang berkaitan dengan numerasi,
baik buku bacaan fiksi, nonfiksi, cara mengajarkan numerasi,
maupun cara membuat alat-alat peraga numerasi yang dibawa
oleh Pustaka Keliling;
3.	 Tersedianya film-film singkat yang menarik, yang berkaitan
dengan numerasi, misalnya,
•	 satu film pendek dari Jalan Sesama: https://www.youtube.
com/watch?v=bbpFVqVaWUw
•	 https://www.youtube.com/watch?v=1uEzUzxY1Qo;
18 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
4.	 Tersedianya situs-situs pembelajaran numerasi untuk keluarga,
misalnya, http://www.figurethis.org/index.html.
http://letsplaymath.wordpress.com/;
5.	 Tersedianya fasilitas atau tampilan-tampilan numerasi di ruang
publik yang mendorong keluarga untuk bermain numerasi
seperti pada gambar berikut.
Domino di Area Publik Dadu Raksasa
http://c8.alamy.com/comp/F0B65T/line-of-big-tile-dominos-domino-
park-calle-ocho-little-havana-miami-F0B65T.jpg
http://northiowatoday.com/wp-content/uploads/2013/05/
volunteers-clean-and-repair-central-park-on-wednesday-
may-15th.jpg
4.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik
1.	 Kegiatan masyarakat memasukkan unsur numerasi (misalnya,
pada lomba 17 Agustus); dan
2.	 Menyelenggarakankegiatankeluargayangberhubungandengan
numerasi (berkolaborasi dengan keluarga dan masyarakat).
4.2.5 Penguatan Tata Kelola
1.	 Pengalokasian anggaran keluarga dalam pembelian bahan
bacaan keluarga berbasis dan bermuatan numerasi; dan
2.	 Memanfaatkan unsur numerasi dalam aturan atau kesepakatan
keluarga, misalnya, tabel/jadwal kegiatan atau tugas harian
anggota keluarga di rumah dan pembuatan daftar pengeluaran
anak dalam satu bulan.
19LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
5.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat
1.	 Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi
yang dimiliki fasilitas publik;
2.	 Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi numerasi
setiap hari;
3.	 Meningkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga, atau
instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi numerasi;
4.	 Meningkatnya jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi
numerasi;
5.	 Meningkatnya jumlah kegiatan literasi numerasi yang ada di
masyarakat;
6.	 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan literasi
numerasi;
7.	 Meningkatnya kecakapan penggunaan data numerasi dalam
pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat
(misalnya, dalam pemanfaatan anggaran desa);
8.	 Meningkatnya jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi
numerasi (misalnya, informasi harga kebutuhan pokok di ruang
publik); dan
9.	 Meningkatnya jumlah pelatihan literasi numerasi yang aplikatif dan
berdampak pada masyarakat.
GERAKAN LITERASI NUMERASI
DI MASYARAKAT
BAB
5
20 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
5.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat
5.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator
1.	 Penyebaranmaterikampanyenumerasidalambentukinfografis,
videografis, leaflet, dan tayangan iklan masyarakat pada media
massa. Materi kampanye ini dapat mencakup manfaat penting
numerasi pada kehidupan sehari-hari, alternatif kegiatan
numerasi yang relevan dengan kegiatan masyarakat dengan
profesi/dari kalangan tertentu, dan lain-lain. Kampanye
numerasi dapat dilakukan oleh lembaga pemerintah, perguruan
tinggi, LSM, atau pelaku dunia usaha dan industri (DUDI).
2.	 Tersedianya modul-modul pelatihan dan penyuluhan berbasis
numerasi untuk berbagai kalangan profesi dan elemen
masyarakat, misalnya, pelatihan pemantauan dan pencatatan
pengukuran tumbuh kembang anak untuk pegiat posyandu,
penyuluhan pengukuran lahan untuk warga desa, dan lain-
lain. Modul-modul pelatihan dapat dibuat oleh lembaga
pemerintahan, komunitas profesi yang relevan, perguruan
tinggi, atau pelaku DUDI dengan tugas dan fungsi yang relevan.
3.	 Terselenggaranya pelatihan penulis, kelompok kerja guru, dan
pegiat literasi untuk membuat bahan bacaan berbasis numerasi.
Pelatihan ini dapat diselenggarakan oleh komunitas penulis,
perguruan tinggi, atau penerbit buku.
4.	 Terselenggaranya pelatihan oleh komunitas penulis, penerbit,
atau perguruan tinggi untuk pegiat literasi yang bergiat dalam
PKBM dan TBM dalam membuat bahan bacaan bermuatan
numerasi dan menciptakan kegiatan-kegiatan berbasis numerasi
untuk anggota masyarakat yang didampingi.
5.	 Pelatihan staf perpustakaan desa oleh lembaga pemerintah,
pelakubisnis,danperguruantinggiuntukmenciptakankegiatan-
kegiatan berbasis numerasi yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat desa.
6.	 Pelatihan staf kantor pemerintahan, seperti kantor kelurahan
dan kecamatan, kantor pelayanan kesehatan, seperti puskesmas
dan lain-lain oleh lembaga pemerintah, pelaku bisnis, dan
perguruan tinggi untuk dapat menyajikan informasi publik
21LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
menggunakan data numerik secara menarik dan efektif.
7.	 Pelatihan anggota masyarakat yang bergiat dan berhimpun
dalam perkumpulan, seperti kelompok arisan, posyandu,
kelompok pengusaha kecil dan menengah, kelompok buruh,
dan lain-lain oleh lembaga pemerintah, pelaku bisnis, dan
perguruan tinggi dengan materi kegiatan berbasis numerasi
yang relevan dengan kegiatan dan kebutuhan mereka.
5.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu
1.	 Pembuatan desain ruang publik/fasilitas umum bertema
unsur numerasi (contoh: penggunaan angka-angka secara
menarik di RPTRA Baung, Pasar Minggu, Jakarta, dan
zebra cross bertema numerik di Jalan Merdeka, Bandung).
2.	 Peningkatan penggunaan data-data numerik dalam iklan
komersial untuk memperkuat informasi tentang fakta tertentu,
misalnya, data statistik tentang perkembangan penderita
penyakit tertentu.
3.	 Peningkatan pemaparan informasi publik dalam data
numerik, misalnya, pemanfaatan papan statistik informasi di
kantor kelurahan, kecamatan, perpustakaan desa, instansi
pemerintahan lainnya, pasar, jalan, serta fasilitas umum
dan sosial lain untuk meningkatkan pemahaman numerasi
masyarakat. Data statistik juga disajikan secara komunikatif dan
disosialisasikan pada musrenbangdes, dan sebagainya.
5.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan
Cakupan Peserta Didik
1.	 Peningkatan jumlah wahana bertemakan matematika
dan sains (contoh: Taman Pintar di Yogyakarta, Puspa
Iptek di Bandung, dan Yayasan Simetri di Serpong).
22 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
2.	 Adanya muatan numerasi dalam kegiatan-kegiatan rutin
di masyarakat, misalnya, lomba untuk memperingati hari
Kemerdekaan Republik Indonesia.
3.	 Peningkatan akses masyarakat terhadap pusat sumber belajar,
seperti PKBM, TBM, perpustakaan desa, dan lain-lain. Pusat
sumber belajar ini terus didorong untuk bersikap proaktif
mendekatkan bahan bacaan, terutama yang bermuatan
numerasi kepada masyarakat. Misalnya, menggelar bahan
bacaan pada kegiatan car free day, musyawarah desa, dan
kegiatan-kegiatan lain.
4.	 Tersedianya bahan bacaan numerasi dan permainan (board
games) di ruang pelayanan publik, seperti puskesmas, klinik,
kantor kelurahan, kecamatan, kantor dinas kependudukan, dan
lain-lain.
5.	 Tersosialisasikannya sumber-sumber belajar daring tentang
numerasi sebagai inspirasi kegiatan berbasis numerasi.
Beberapa di antaranya sebagai berikut.
•	 www.nala.ie (Numeracy for Adult Learners)
•	 Referensi yang memuat kegiatan numerasi fungsional yang
praktis dan aplikatif untuk kehidupan sehari-hari.
•	 www.skillsforlifenetwork.com
•	 Kumpulan leaflet bagi guru, tutor, dan fasilitator masyarakat
untuk mengajarkan numerasi kepada orang dewasa.
5.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik
1.	 Pelibatan pelaku dunia usaha dan industri (DUDI) untuk
meningkatkan jumlah sumber belajar bermuatan numerasi.
Misalnya, memberikan inspirasi kepada penerbit buku untuk
memproduksi buku-buku cerita menarik bertema numerasi;
meminta CSR perusahaan untuk mendukung pembuatan
fasilitas umum dan fasilitas sosial bertema numerasi, serta
23LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
sarana informasi untuk menyampaikan data numerik untuk
pelayanan publik.
2.	 Peningkatan partisipasi pelaku DUDI untuk mendukung
pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan taman,
fasilitas umum/sosial, serta museum sains yang memasukkan
elemen numerik dan sarana untuk meningkatkan kesadaran
serta kecakapan numerasi publik.
3.	 Pelibatan perguruan tinggi dalam program-program penelitian
dan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan jumlah
sarana dan fasilitas pendukung bermuatan numerasi, serta
untuk mengembangkan kesadaran dan kecakapan numerasi
masyarakat.
4.	 Pelibatan anggota masyarakat dalam merencanakan kegiatan
numerasi yang relevan dengan kegiatan dan kebutuhan mereka
sehari-hari. Misalnya, memahami informasi yang terkait dengan
harga bahan kebutuhan pokok, pengukuran lahan untuk
pencatatan hak milik, pencatatan data numerik yang terkait
dengan identitas pribadi untuk kepentingan administratif
(misalnya, data waktu kelahiran anggota keluarga).
5.	 Pembudayaan sosialisasi informasi menggunakan data numerik,
misalnya, nama jalan beserta nomor bangunan untuk informasi
alamat dan lokasi tertentu (selain petunjuk arah mata angin
yang lazim digunakan oleh sebagian kalangan masyarakat).
6.	 Tersajikannya data numerik dalam kegiatan-kegiatan publik.
Misalnya, pemandu acara menyajikan informasi-informasi yang
berkaitan dengan numerasi dan menggunakan data numerik
terkait sebuah kejadian.
7.	 Pelibatan pelaku bisnis dalam pembuatan materi edukasi di
media cetak, layar kaca, misalnya, dalam bentuk program
televisi untuk anak, remaja, dan orang dewasa yang bermuatan
numerasi.
8.	 Pelibatan pelaku bisnis untuk melibatkan muatan numerasi
dalam kegiatan penyuluhan publik. Contohnya, poster,
infografis, videografis tentang strategi melakukan transaksi jual
beli dengan efektif, cara menakar obat sebelum dikonsumsi,
menakar pupuk untuk tanaman, pakan ternak, dan lain-lain.
Materi kampanye ini disediakan di tempat yang mudah diakses
publik, misalnya, apotek, puskesmas, koperasi, dan lain-lain.
24 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
5.2.5 Penguatan Tata Kelola
1.	 Pengalokasian anggaran khusus dalam dana desa dan dana
pendampingan masyarakat untuk pengembangan materi, bahan
bacaan, dan kegiatan masyarakat yang berbasis dan bermuatan
numerasi.
2.	 Penguatan jaringan dan kerja sama antarunsur pusat belajar
dalam masyarakat, misalnya, PKBM, TBM, perpustakaan daerah,
tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), institusi
pemerintahan lain, universitas, serta institusi pendidikan lain
dalam masyarakat.
3.	 Peningkatan kapasitas pegiat literasi dan staf pemerintahan
dalam mengelola dana dan perencanaan kegiatan literasi secara
baik dan efektif.
4.	 Peningkatan peran anggota masyarakat dalam proses
perencanaan dan pengawasan penggunaan dana desa untuk
kegiatan-kegiatan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh
warga desa.
25LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
Literasi numerasi merupakan kecakapan hidup abad XXI yang meningkat-
kan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan taraf hidup sehingga
menentukan kemajuan sebuah bangsa. Strategi peningkatan kecakapan nu-
merasi perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh warga
sekolah, keluarga, dan semua komponen masyarakat. Strategi ini perlu di-
rumuskan bersama dan disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan kondisi
sosial budaya masyarakat yang beragam.
Materi pendukung literasi numerasi ini diharapkan mampu berperan se-
bagai kerangka acuan bagi perumusan kegiatan literasi numerasi yang be-
ragam dan kontekstual. Untuk mencapai pembaca sasaran dengan kondisi
geografis serta kebutuhan dan minat pembaca yang beragam, materi pen-
dukung ini juga dapat menjadi acuan bagi penyusunan materi sosialisasi
turunan, seperti infografis, videografis, leaflet, dan panduan teknis lainnya.
PENUTUP
BAB
6
26 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
27LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL
DAFTAR PUSTAKA
Sullivan, Peter. (2011). Teaching mathematics: Using research-informed
strategies.
Westwood, Peter. (2008). What teachers need to know about numeracy.
Aust Council for Ed Research.
https://docs.education.gov.au/system/files/doc/other/portfolio_bud-
get_statements_201011_outcome_2_improved_learning_and_literacy_nu-
meracy_and_educational_attainm20100511.pdf
https://maths4us.files.wordpress.com/2013/08/nrdc_impacts-of-nume-
racy-review_june13-m4u.pdf
https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy
https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-numeracy
https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-do-we-offer-eys-primary
https://nzmaths.co.nz/node/1392
https://nzmaths.co.nz/maths-our-house
https://nzmaths.co.nz/key-messages-parents-home-school-partners-
hip-numeracy
https://prezi.com/-75t7sg6pd4_/essentials-of-numeracy/?utm_campa-
ign=shareutm_medium=copy
http://v7-5.australiancurriculum.edu.au/GeneralCapabilities/Pdf/Nu-
meracy
https://web.whatsapp.com/32a589a4-ebaa-4bff-b252-dc5b8cbc1fd5
http://www.curriculum.edu.au/leader/numeracy_in_practice_tea-
ching,_learning_and_using,28651.html?issueID=11909
https://www.det.nsw.edu.au/media/downloads/about-us/literacy-nu-
meracy/literacy-and-numeracy-strategy-report.pdf
http://www.dpcdsb.org/NR/rdonlyres/FAF1EA5B-A7E6-4045-889D-EAE-
AEB8F2EE7/155906/parentGuideNum.pdf (page 6-7)
https://www.education.ie/en/Publications/Policy-Reports/lit_num_stra-
tegy_full.pdf
28 LITERASI NUMERASI
GERAKAN LITERASI NASIONAL

More Related Content

What's hot

PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptxPPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptxJuniatiLasma
 
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptxaksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptxPurmeidiantopurmeidi
 
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptx
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptxMateri Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptx
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptxEkaPratiwi92
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarMuhamad Yogi
 
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)EVI PAULINA SIMAREMARE
 
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxAksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxSethyaHandayani
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
Aksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdfAksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdfIwanSumantri7
 
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptxAtepTedi3
 
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxAKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxThesaFarizal1
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxJoko Lelurrr
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Irman Ramly
 
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptxppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptxristina12
 
MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptxMENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptxheriandri
 
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxPPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxFadyaAnjani
 
PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...
PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...
PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...Riyan Hidayatullah
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 LilyCarmelia
 
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxFarahDybha1
 

What's hot (20)

PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptxPPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
 
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptxaksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
 
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptx
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptxMateri Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptx
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
 
Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi SekolahGerakan Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah
 
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (SD)
 
PPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptxPPT AKSI NYATA.pptx
PPT AKSI NYATA.pptx
 
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxAksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
 
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
Aksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdfAksi Nyata Topik 1  Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
Aksi Nyata Topik 1 Merdeka Belajar Iwan sumantri.pdf
 
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
 
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptxAKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
AKSI NYATA REFLEKSI DIRI.pptx
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 2 KURIKULUM.pdf
AKSI NYATA  TOPIK 2 KURIKULUM.pdfAKSI NYATA  TOPIK 2 KURIKULUM.pdf
AKSI NYATA TOPIK 2 KURIKULUM.pdf
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
 
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptxppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
ppt-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-p5.pptx
 
MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptxMENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH.pptx
 
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptxPPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
PPT ALUR PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA.pptx
 
PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...
PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...
PEMANFAATAN RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA UNTUK SATUAN PEN...
 
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1 KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 1
 
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 

Similar to Literasi Numerasi untuk Masa Depan Indonesia

Panduan gln 2
Panduan gln 2Panduan gln 2
Panduan gln 2Edi Doank
 
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONALPANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONALIWAN SUKMA NURICHT
 
1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln
1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln
1c pedoman-penilaian-evaluasi-glnFajar Baskoro
 
Pedoman penilaian dan evaluasi GLN
Pedoman penilaian dan evaluasi GLNPedoman penilaian dan evaluasi GLN
Pedoman penilaian dan evaluasi GLNMushlihatun Syarifah
 
1a peta-jalan-gln rev
1a peta-jalan-gln rev1a peta-jalan-gln rev
1a peta-jalan-gln revFajar Baskoro
 
1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln
1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln
1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-glnFajar Baskoro
 
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar IMAM NURHADI
 
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 MJUNAEDI1961
 
Buku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdf
Buku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdfBuku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdf
Buku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdfOlivianiOliviani
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018Muhamad Yogi
 
BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018
BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018
BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018bulan purnama
 
Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2
Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2
Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2MuhammadAmarRahman
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Sudanis Hariyanto
 
ISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdf
ISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdfISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdf
ISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdfFardianFardian4
 
Matematika-BS-KLS-XI.pdf
Matematika-BS-KLS-XI.pdfMatematika-BS-KLS-XI.pdf
Matematika-BS-KLS-XI.pdfPanduSurahman1
 

Similar to Literasi Numerasi untuk Masa Depan Indonesia (20)

Materi literasi-baca-tulis
Materi literasi-baca-tulisMateri literasi-baca-tulis
Materi literasi-baca-tulis
 
GERAKAN LITERASI NASIONAL(GLN)
GERAKAN LITERASI NASIONAL(GLN)GERAKAN LITERASI NASIONAL(GLN)
GERAKAN LITERASI NASIONAL(GLN)
 
Panduan gln 2
Panduan gln 2Panduan gln 2
Panduan gln 2
 
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONALPANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
 
1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln
1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln
1c pedoman-penilaian-evaluasi-gln
 
Pedoman penilaian dan evaluasi GLN
Pedoman penilaian dan evaluasi GLNPedoman penilaian dan evaluasi GLN
Pedoman penilaian dan evaluasi GLN
 
1a peta-jalan-gln rev
1a peta-jalan-gln rev1a peta-jalan-gln rev
1a peta-jalan-gln rev
 
1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln
1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln
1b modul-pedoman-pelatihan-fasilitator-gln
 
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar
 
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
 
Buku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdf
Buku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdfBuku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdf
Buku Siswa Kls 12 EDISI REVISI .pdf
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
 
BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018
BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018
BUKU SISWA PPKn SMA kelas 12 edisi revisi 2018
 
Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2
Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2
Buku siswa kelas 11 prakarya dan kewirausahaan Semester 1 dan 2
 
Ptk propos
Ptk proposPtk propos
Ptk propos
 
PPKN Kelas XII K13 Buku Guru
PPKN Kelas XII K13 Buku GuruPPKN Kelas XII K13 Buku Guru
PPKN Kelas XII K13 Buku Guru
 
PPKN kelas 9
PPKN kelas 9 PPKN kelas 9
PPKN kelas 9
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
 
ISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdf
ISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdfISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdf
ISP yang menyediakan layanan pembuatan email secara gratis.pdf
 
Matematika-BS-KLS-XI.pdf
Matematika-BS-KLS-XI.pdfMatematika-BS-KLS-XI.pdf
Matematika-BS-KLS-XI.pdf
 

More from SMANEDA HIJAU BERSERI

Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, makPedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, makSMANEDA HIJAU BERSERI
 
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018SMANEDA HIJAU BERSERI
 
Model penilaian formatif 2019 untuk sd
Model penilaian formatif 2019 untuk sdModel penilaian formatif 2019 untuk sd
Model penilaian formatif 2019 untuk sdSMANEDA HIJAU BERSERI
 
22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia
22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia
22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesiaSMANEDA HIJAU BERSERI
 
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesiaSMANEDA HIJAU BERSERI
 
Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)
Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)
Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)SMANEDA HIJAU BERSERI
 
Permendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didik
Permendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didikPermendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didik
Permendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didikSMANEDA HIJAU BERSERI
 
Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)
Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)
Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)SMANEDA HIJAU BERSERI
 

More from SMANEDA HIJAU BERSERI (20)

Pedoman penulisan soal smp, m ts
Pedoman penulisan soal smp, m tsPedoman penulisan soal smp, m ts
Pedoman penulisan soal smp, m ts
 
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, makPedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
Pedoman penulisan soal sma, ma, smk, mak
 
Panduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smpPanduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smp
 
3. buku saku rpp
3. buku saku rpp3. buku saku rpp
3. buku saku rpp
 
2. rpp inspiratif
2. rpp inspiratif2. rpp inspiratif
2. rpp inspiratif
 
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
Buku pegangan pembelajaran_hots_2018
 
Model penilaian formatif 2019 untuk sd
Model penilaian formatif 2019 untuk sdModel penilaian formatif 2019 untuk sd
Model penilaian formatif 2019 untuk sd
 
Model penilaian karakter 2019
Model penilaian karakter 2019Model penilaian karakter 2019
Model penilaian karakter 2019
 
Panduan penilaian kinerja 2019
Panduan penilaian kinerja 2019Panduan penilaian kinerja 2019
Panduan penilaian kinerja 2019
 
Panduan penilaian tertulis 2019
Panduan penilaian tertulis 2019Panduan penilaian tertulis 2019
Panduan penilaian tertulis 2019
 
Penilaian portofolio 2019
Penilaian portofolio 2019Penilaian portofolio 2019
Penilaian portofolio 2019
 
Penulisan soal hots 2019
Penulisan soal hots 2019Penulisan soal hots 2019
Penulisan soal hots 2019
 
22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia
22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia
22. modul penyusunan soal hots bahasa dan sastra indonesia
 
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
8. modul penyusunan soal hots bahasa indonesia
 
Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)
Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)
Penilaian bimtek 7region _iwan 30082015_ok(1)
 
Skpt13 mar15
Skpt13 mar15Skpt13 mar15
Skpt13 mar15
 
Pos un 2015 refisi 13 maret 2015
Pos un 2015 refisi 13 maret 2015Pos un 2015 refisi 13 maret 2015
Pos un 2015 refisi 13 maret 2015
 
Permendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didik
Permendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didikPermendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didik
Permendikbud no. 5 tahun 2015 ttg kriteria kelulusan peserta didik
 
Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)
Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)
Sosialisasi Ujian Nasional tahun 2015 (edit)
 
Sekilas tentang UN dengan cbt
Sekilas tentang UN dengan cbtSekilas tentang UN dengan cbt
Sekilas tentang UN dengan cbt
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Literasi Numerasi untuk Masa Depan Indonesia

  • 1.
  • 2. MATERI PENDUKUNG LITERASI NUMERASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 2017
  • 3. ii
  • 4. iii TIM PENYUSUN MATERI PENDUKUNG LITERASI NUMERASI Tim Penasihat: 1. Didik Suhardi, Ph.D., Sekretaris Jenderal 2. Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen 3. Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Dirjen PAUD dan Dikmas 4. Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tendik 5. Hilmar Farid, Ph.D., Direktur Jenderal Kebudayaan 6. Daryanto, Ak., MIS., Gdip.Com, QIA, CA., Inspektur Jenderal 7. Ir. Totok Suprayitno, Ph.D., Kepala Balitbang Tim GLN Koordinator GLN: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Ketua Pokja GLN: Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing Sekretaris GLN: Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A., Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Tim Penyusun Weilin Han, M.Sc. Dicky Susanto, Ed. D. Sofie Dewayani, Ph.D. Putri Pandora, S.T. Nur Hanifah, M.Pd. Miftahussururi, S.Pd. Meyda Noorthertya Nento, B.SoC. Qori Syahriana Akbari, S.Hum. Editor Bahasa: Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. Desain sampul: Munafsin Aziz, S.Sn. Tata letak: Nurjaman, S.Ds. Sekretariat TIM GLN Kemendikbud Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
  • 5. iv
  • 6. v SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global. Sebagaibangsayangbesar,Indonesiaharusmampumengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak. Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca ini pula literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
  • 7. vi Untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga,sekolah,danmasyarakat),sejaktahun2016KementerianPendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Layaknya suatu gerakan, pelaku GLN tidak didominasi oleh jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi digiatkan pula oleh para pemangku kepentingan, seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, dan kementerian/ lembaga lain. Pelibatan ekosistem pendidikan sejak penyusunan konsep, kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada kampanye literasi sangat penting agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. GLN diharapkan menjadi pendukung keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi. Buku Peta Jalan, Panduan, Modul dan Pedoman Pelatihan Fasilitator, Pedoman Penilaian dan Evaluasi, dan Materi Pendukung Gerakan Literasi Nasional ini diterbitkan sebagai rujukan untuk mewujudkan ekosistem yang kaya literasi di seluruh wilayah Indonesia. Penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada tim GLN dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini tidak hanya bermanfaat bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku penggerak dan pelakunya, tetapi juga bagi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya membangun budaya literasi. Jakarta, September 2017 Muhadjir Effendy
  • 8. vii DAFTAR ISI SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ........................ v BAB 1 MENYIAPKAN GENERASI INDONESIA ABAD XXI ............................ 1 1.1 Tantangan dan Peluang .......................................................... 1 1.2 Pentingnya Literasi Numerasi .......................................................... 2 BAB 2 LITERASI NUMERASI SEBAGAI KECAKAPAN HIDUP 5 .................. 3 2.1 Pengertian Literasi Numerasi ........................................................... 3 2.2 Prinsip Dasar Literasi Numerasi ..................................................... 4 2.3 Ruang Lingkup Literasi Numerasi ................................................... 5 2.4 Indikator Literasi Numerasi ........................................................... 6 2.4.1 Indikator Literasi Numerasi di Sekolah ................................ 6 2.4.2 Indikator Literasi Numerasi di Keluarga .............................. 7 2.4.3 Indikator Literasi Numerasi di Masyarakat ........................... 7 BAB 3 GERAKAN LITERASI NUMERASI DI SEKOLAH .............................. 9 3.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah .............................. 9 3.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah ................................ 10 3.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator .......................................... 10 3.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu . 12 3.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan Cakupan Peserta Belajar .................................................... 12 3.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik .......................................... 13 3.2.5 Penguatan Tata Kelola ...................................................... 13 BAB 4 GERAKAN LITERASI NUMERASI DI KELUARGA 11 .......................... 15 4.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga ........................... 15 4.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga ............................ 15 4.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator .......................................... 16
  • 9. viii 4.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu .. 17 4.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan Cakupan Peserta Belajar .................................................. 17 4.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik .......................................... 18 4.2.5 Penguatan Tata Kelola ......................................................... 18 BAB 5 GERAKAN LITERASI NUMERASI DI MASYARAKAT .................... 19 5.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat ..................... 19 5.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat ..................... 20 5.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator .......................................... 20 5.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu .. 21 5.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan Cakupan Peserta Belajar ................................................... 22 5.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik .......................................... 23 5.2.5 Penguatan Tata Kelola ..................................................... 24 BAB 6 PENUTUP ................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27
  • 10. 1LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL MENYIAPKAN GENERASI INDONESIA ABAD XXI BAB 1 1.1 Tantangan dan Peluang Bayangkan bila kita pergi ke pasar, membawa cukup uang, tetapi tidak tahu cara berhitung atau kita mempunyai sebidang lahan tanah yang subur, tetapi kita tidak tahu nilai tanahnya dan melepasnya begitu saja ketika ada yang menawarnya. Di lain waktu, seorang kepala desa berpidato dan menyebutkan angka-angka yang bermacam-macam, mulai dari jumlah anak, jumlah lulusan, sampai dengan anggaran desa, tetapi kita tidak tahu dan tidak mengerti apa hubungan semua angka-angka itu dengan hidup kita dan pajak yang kita sudah bayar. Semua contoh di atas hanya menunjukkan sebagian kecil peran literasinumerasiyangsangatterkaitdenganpengambilankeputusanyang bijak dalam kehidupan kita. Namun, kita sering mengabaikannya. Tidak mengherankan bila kemudian kemampuan literasi numerasi Indonesia masih belum berkembang. Hasil tes PISA (2015) dan TIMSS (2016), dua organisasi di bawah OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat bawah, bahkan di bawah Vietnam, sebuah negara kecil di Asia Tenggara yang baru saja merdeka. Hasil tes matematika yang diselenggarakan PISA antara Vietnam dan Indonesia terpaut sangat jauh. Vietnam mendapatkan nilai 495 (dengan nilai rata-rata 490), sedangkan Indonesia mendapatkan nilai 387. Sementara itu, dari hasil TIMMS, Indonesia mendapatkan nilai 395 dari nilai rata-rata 500. Nilai tertinggi didapatkan Singapura dengan nilai 618 (50% lebih tinggi daripada Indonesia). Numerasi bukanlah sesuatu yang baru, yang digagas oleh World Economic Forum atau OECD. Numerasi sudah muncul pada 1959 dalam laporan yang dibuat untuk Pemerintah Inggris (http:// www.educationengland.org.uk/documents/crowther/crowther1959-1.
  • 11. 2 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL html, diakses 20 Juni 2017, pukul 10.55). Pada 2006 UNESCO sudah mencantumkan keterampilan numerasi sebagai salah satu penentu kemajuan sebuah bangsa. Ketika kita menguasai numerasi, kita akan memiliki kepekaan terhadap numerasi itu sendiri (sense of numbers) dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Ketika kita mampu menerapkan kepekaan tersebut, kita akan menjadi bangsa yang kuat karena mampu memelihara dan mengelola sumber daya alam dan mampu bersaing dengan bangsa- bangsa lain dari segi sumber daya manusia. 1.2 Pentingnya Literasi Numerasi Menurut Andreas Schleicher dari OECD, kemampuan numer- asi yang baik merupakan proteksi terbaik terhadap angka penganggu- ran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk. Keterampilan numerasi dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan, baik di rumah, di pekerjaan, maupun di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika berbelanja atau merencanakan liburan, meminjam uang dari bank untuk memulai usaha atau membangun rumah, semuanya membutuhkan nu- merasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu memahami informa- si-informasi, misalnya, mengenai kesehatan dan kebersihan. Dalam ke- hidupan bernegara, informasi mengenai ekonomi dan politik tidak dapat dihindari. Semua informasi tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk numerik atau grafik. Untuk membuat keputusan yang tepat, mau tidak mau kita harus bisa memahami numerasi. Kemampuan literasi secara umum dan literasi numerasi se- cara khusus tidak saja berdampak bagi individu, tetapi juga terhadap masyarakat serta bangsa dan negara. Kemampuan literasi memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kes- ejahteraan bagi individu atau masyarakat. Dengan memiliki populasi yang dapat mengaplikasikan pemahaman matematika di dalam konteks ekonomi, teknik, sains, sosial, dan bidang lainnya, daya saing ketenagak- erjaan dan kesejahteraan ekonomi akan meningkat.
  • 12. 3LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 2.1 Pengertian Literasi Numerasi Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Secarasederhana,numerasidapatdiartikansebagaikemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel. Perbedaan Numerasi dengan Matematika Numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika. Keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi real sehari-hari, saat permasalahannya sering kali tidak terstruktur LITERASI NUMERASI SEBAGAI KECAKAPAN HIDUP BAB 2
  • 13. 4 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL (unstructured), memiliki banyak cara penyelesaian, atau bahkan tidak ada penyelesaian yang tuntas, serta berhubungan dengan faktor nonmatematis. Sebagai contoh, seorang siswa belajar bagaimana membagi bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya. Ketika bilangan yang pertama tidak habis dibagi, maka akan ada sisa. Biasanya siswa diajarkan untuk menuliskan hasil bagi dengan sisa, lalu mereka juga belajar menyatakan hasil bagi dalam bentuk desimal. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, hasil bagi yang presisi (dengan desimal) sering kali tidak diperlukan sehingga sering kali dilakukan pembulatan. Secara matematis, kaidah pembulatan ke bawah dilakukan jika nilai desimalnya lebih kecil daripada 5, pembulatan ke atas jika nilai desimalnya lebih besar daripada 5, dan pembulatan ke atas atau ke bawah bisa dilakukan jika nilai desimalnya 5. Namun, dalam konteks real, kaidah itu tidaklah selalu dapat diterapkan. Contohnya, jika 40 orang yang akan bertamasya diangkut dengan minibus yang memuat 12 orang, secara matematis minibus yang dibutuhkan untuk memuat semua orang itu adalah 3,333333. Jumlah itu tentu tidak masuk akal sehingga dibulatkan ke bawah menjadi 3 minibus. Akan tetapi, jika sebuah tempat duduk hanya boleh diduduki oleh satu orang saja, artinya ada 4 orang tidak mendapatkan tempat duduk. Oleh karena itu, jumlah minibus yang seharusnya dipesan adalah 4 buah. Perlu dicermati bahwa numerasi membutuhkan pengetahuan matematika yang dipelajari dalam kurikulum. Akan tetapi, pembelajaran matematika itu sendiri belum tentu menumbuhkan kemampuan numerasi. 2.2 Prinsip Dasar Literasi Numerasi 1. Bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan sebagainya; 2. Selaras dengan cakupan matematika dalam Kurikulum 2013; dan 3. Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainnya.
  • 14. 5LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 2.3 Ruang Lingkup Literasi Numerasi Diagram 1. Gambaran Struktur Literasi Numerasi Literasi Numerasi merupakan bagian dari matematika. Literasi numerasi bersifat praktis (digunakan dalam kehidupan sehari-hari), berkaitandengankewarganegaraan(memahamiisu-isudalamkomunitas), profesional (dalam pekerjaan), bersifat rekreasi (misalnya, memahami skor dalam olahraga dan permainan), dan kultural (sebagai bagian dari pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madani). Dari sini kita bisa melihat bahwa cakupan literasi numerasi sangat luas, tidak hanya di dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga beririsan dengan literasi lainnya, misalnya, literasi kebudayaan dan kewarganegaraan. Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal komponen literasi numerasi diambil dari cakupan matematika di dalam Kurikulum 2013, seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
  • 15. 6 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL Tabel 1. Komponen Literasi Numerasi dalam Cakupan Matematika Kurikulum 2013 Komponen Literasi Numerasi Cakupan Matematika Kurikulum 2013 Mengestimasi dan menghitung dengan bilangan bulat Bilangan Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan Bilangan Mengenali dan menggunakan pola dan relasi Bilangan dan Aljabar Menggunakan penalaran spasial Geometri dan Pengukuran Menggunakan pengukuran Geometri dan Pengukuran Menginterpretasi informasi statis- tik Pengolahan Data 2.4 Indikator Literasi Numerasi 2.4.1 Indikator Literasi Numerasi di Sekolah 1. Basis Kelas a. Jumlah pelatihan guru matematika dan nonmatematika; b. Jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan pembelajaran matematika berbasis proyek; c. Jumlah pembelajaran nonmatematika yang melibatkan unsur literasi numerasi; d. Nilai matematika peserta didik; dan e. Nilai matematika dalam PISA/TIMSS/INAP. 2. Basis Budaya Sekolah a. Jumlah dan variasi buku literasi numerasi; b. Frekuensi peminjaman buku literasi numerasi; c. Jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerasi; d. Akses situs daring yang berhubungan dengan literasi numerasi; e. Jumlah kegiatan bulan literasi numerasi;
  • 16. 7LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL f. Alokasi dana untuk literasi numerasi; g. Adanya tim literasi sekolah; dan h. Adanya kebijakan sekolah mengenai literasi numerasi. 3. Basis Masyarakat a. Jumlah ruang publik di lingkungan sekolah untuk literasi numerasi; b. Jumlah keterlibatan orang tua di dalam tim literasi sekolah; dan c. Jumlah sharing session oleh publik mengenai literasi numerasi. 2.4.2 Indikator Literasi Numerasi di Keluarga 1. Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi yang dimiliki setiap keluarga; 2. Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan literasi numerasi; dan 3. Peningkatan frekuensi kesempatan (opportunity, bukan chance) anak mengaplikasikan numerasi dalam kehidupan sehari-hari. 2.4.3 Indikator Literasi Numerasi di Masyarakat 1. Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi yang dimiliki fasilitas publik; 2. Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan literasi numerasi; 3. Peningkatan kecakapan penggunaan data numerasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat (contoh: dalam pemanfaatan anggaran desa); dan 4. Jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerasi (contoh: grafik frekuensi peminjaman buku di perpustakaan).
  • 17. 8 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL
  • 18. 9LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 3.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah 1. Basis Kelas a. Meningkatnya jumlah pelatihan guru matematika dan nonmatematika; b. Meningkatnya intensitas pemanfaatan dan penerapan numerasi dalam pembelajaran; c. Meningkatnya jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan pembelajaran matematika berbasis proyek; d. Meningkatnya jumlah pembelajaran nonmatematika yang melibatkan unsur literasi numerasi; dan e. Meningkatnya nilai matematika dalam Pisa/TIMSS/INAP. 2. Basis Budaya Sekolah a. Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi; b. Meningkatnya frekuensi peminjaman bahan bacaan literasi numerasi; c. Meningkatnya jumlah kegiatan literasi numerasi di sekolah; d. Meningkatnya jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerasi (contoh: grafik frekuensi peminjaman buku di perpustakaan); e. Adanya kebijakan sekolah mengenai literasi numerasi; f. Meningkatnya akses situs daring yang berhubungan dengan literasi numerasi; g. Tersedianya alokasi dana untuk literasi numerasi; dan GERAKAN LITERASI NUMERASI DI SEKOLAH BAB 3
  • 19. 10 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL h. Tersedianya tim literasi sekolah.​ 3. Basis Masyarakat a. Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana yang mendukung literasi numerasi di sekolah; dan b. Meningkatnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mengembangkan literasi numerasi di sekolah. 3.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah StrategiutamaGerakanLiterasiNumerasiSekolahberupaLiterasi Numerasi Lintas Kurikulum (Numeracy Across Curriculum), yaitu sebuah pendekatan penerapan numerasi secara konsisten dan menyeluruh di sekolah untuk mendukung pengembangan literasi numerasi bagi setiap peserta didik. Kenyataan bahwa peserta didik sering kali tidak dapat menerapkan pengetahuan matematika mereka di bidang lain secara langsung menunjukkan adanya suatu kebutuhan bahwa semua pendidik perlu memfasilitasi proses tersebut. Keterampilan literasi numerasi secara eksplisit diajarkan di dalam mata pelajaran matematika, tetapi peserta didik diberikan berbagai kesempatan untuk menggunakan matematika di luar mata pelajaran matematika, di berbagai situasi. Menggunakan keterampilan matematika lintas kurikulum memperkaya pembelajaran bidang studi lain dan memberikan kontribusi dalam memperluas dan memperdalam pemahaman numerasi. Selain melalui kurikulum, literasi numerasi juga dimunculkan di dalam lingkungan sekolah oleh staf nonguru atau melalui kegiatan-kegiatan rutin yang terjadi di sekolah, yang memberikan kesempatan nyata bagi peserta didik untuk mempraktikkan keterampilan literasi numerasi mereka, misalnya, membuat anggaran untuk berbagai kegiatan sekolah yang sudah dilaksanakan secara rutin. 3.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator 1. Pelatihan guru matematika dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupansehari-hari.Gurumatematikajugadilatihbagaimana memilih, membuat, dan memodifikasi permasalahan sehari-
  • 20. 11LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL hari yang dapat digunakan di dalam pembelajaran di kelas dan untuk penilaian (assessment of learning). Selain itu, guru juga diperlengkapi dalam pemberian tugas atau pekerjaan rumah yang dapat melibatkan anggota keluarga dalam literasi numerasi. 2. Pelatihan guru nonmatematika dalam menggunakan matematika untuk memperkaya penyajian informasi di dalam mata pelajaran yang diampu, misalnya, dengan menggunakan data-data yang ditampilkan dalam tabel, bagan, atau grafik. Dengan cara ini, peserta didik dapat melihat bagaimana penggunaan konsep dan keterampilan matematika di dalam bidang studi lain yang dapat membantu mereka memahami konsep di dalam bidang studi itu. Pada saat yang sama, peserta didik memiliki kesempatan mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika di luar jam pembelajaran matematika. Berikut ini contoh numerasi lintas kurikulum untuk beberapa mata pelajaran nonmatematika. IPA Mengestimasi pertumbuhan makhluk hidup dan menyatakan prediksi dengan membuat bagan IPS Membuat grafik penggunaan air pribadi dan mem- bandingkannya dengan ketersediaan air di berb- agai daerah di Indonesia Bahasa Membandingkan istilah-istilah matematika yang memiliki pengertian yang berbeda dari penggu- naan sehari-hari Sejarah Menggunakan diagram batang untuk memband- ingkan persediaan makan pada Perang Dunia II dengan konsumsi makanan peserta didik Seni Memperkirakan ruangan yang dibutuhkan untuk menggambar dengan proporsi yang tepat PJOK Memperkirakan berapa kalori yang dibakar untuk kegiatan fisik tertentu PKn Membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi di berbagai era Presiden Indonesia 3. Pelatihan staf dalam keterampilan menampilkan informasi- informasi, yang biasanya hanya dalam bentuk teks, tetapi
  • 21. 12 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL sekarang dapat diperkaya dengan unsur numerasi. Misalnya, staf perpustakaan dapat menampilkan informasi mengenai jumlah peminjam buku (contoh: berdasarkan genre, gender, dan sebagainya) setiap bulannya dengan menggunakan diagram lingkaran, tabel, dan grafik. 4. Pendidikan guru dalam mempersiapkan calon-calon guru agar memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengaplikasikan literasi numerasi. 3.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu 1. Penyediaan buku-buku berkaitan dengan numerasi, baik fiksi, nonfiksi, maupun referensi. 2. Program Satu Guru Satu Buku, khususnya bagi guru matematika untuk menulis buku-buku yang berhubungan dengan numerasi. 3.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar dan Cakupan Peserta Belajar 1. Pengembangan sarana penunjang dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran numerasi sehingga tercipta ekosistem yang kaya numerasi. Contohnya dapat dilihat pada gambar berikut. 2. Penyediaan informasi dan sumber belajar daring mengenai literasi numerasi oleh PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi).
  • 22. 13LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 3.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik 1. Sharing Session dengan mengundang pihak publik untuk berbagi tentang cara-cara mereka mengaplikasikan matematika di dalam profesi dan kehidupan sehari-hari. 2. Mengadakan kegiatan Bulan Literasi Numerasi dengan cara sebagai berikut. a. Mengundang dan melibatkan orang tua serta publik untuk melakukan kegiatan literasi numerasi bersama dengan peserta didik dan membuat alat peraga atau permainan numerasi yang dapat digunakan di rumah; b. Memamerkan hasil karya proyek peserta didik (hasil dari Project-Based Learning) interdisipliner yang menjadikan numerasi sebagai salah satu unsurnya; dan c. Menampilkan buku-buku yang berhubungan dengan literasi numerasi. 3.2.5 Penguatan Tata Kelola 1. Alokasi dana untuk kegiatan penguatan pelaku, peningkatan jumlah dan ragam sumber belajar, penyediaan sarana penunjang, dan kegiatan-kegiatan literasi numerasi terkait. 2. Pembentukan Tim Literasi Sekolah yang dapat terdiri atas kepala sekolah, pengawas, guru, dan wakil orang tua peserta didik dengan tugas memantau berjalannya kegiatan-kegiatan literasi di sekolah. 3. Pembuatan kebijakan sekolah yang menyatakan pentingnya literasi numerasi, pengertian literasi numerasi, dan keterlibatan semua guru dan staf dalam menjalankan literasi numerasi. 4. Memperkuat persatuan orang tua murid dan guru untuk membangun relasi kerja sama yang kuat untuk terlibat di dalam literasi numerasi. 5. Menyediakan ruang di lingkungan sekolah untuk tampilan- tampilan berkaitan dengan literasi numerasi, misalnya, mading.
  • 23. 14 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL
  • 24. 15LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 4.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga 1. Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi yang dimiliki setiap keluarga; 2. Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi numerasi dalam keluarga setiap harinya; 3. Meningkatnya jumlah bahan bacaan literasi numerasi yang dibaca oleh anggota keluarga; 4. Meningkatnya jumlah frekuensi kesempatan anak mengaplikasikan numerasi dalam kehidupan sehari-hari; dan 5. Meningkatnya jumlah pelatihan literasi numerasi yang aplikatif dan berdampak pada keluarga. 4.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga Literasi numerasi di keluarga bertujuan untuk melengkapi setiap anggota keluarga sehingga bergairah menerapkan kecakapan numerasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu strategi utama dalam Gerakan Literasi Numerasi di Keluarga dapat dikembangkan melalui tiga hal sebagai berikut. a. Bentuk-bentuk pembiasaan yang dilakukan secara konsisten dalam keluarga; b. Penguatan keterampilan para orang dewasa (orang tua, asisten rumah tangga, dan lain-lain) dalam penerapan kecakapan numerasi; dan c. Tersedianya sumber-sumber pendukung yang menunjang, baik pembiasaan maupun keterampilan numerasi. GERAKAN LITERASI NUMERASI DI KELUARGA BAB 4
  • 25. 16 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 4.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator 1. Pelatihan orang dewasa, misalnya, orang tua, asisten rumah tangga, atau orang dewasa lainnya yang mengasuh anak mengenai kompetensi numerasi dan cara-cara memasukkan unsur numerasi dalam kegiatan mereka sehari-hari bersama anggota keluarga di rumah. 2. Pelatihan orang dewasa, misalnya orang tua, asisten rumah tangga, atau orang dewasa lainnya yang mengasuh anak untuk membuat alat peraga matematika dan permainan numerasi yang dapat dimainkan di rumah. 3. Pengalokasian waktu tertentu dalam keluarga untuk melakukan aktivitas-aktivitas bersama yang berkaitan dengan numerasi, misalnya, sebagai berikut. a. Mengaplikasikan numerasi dalam kegiatan sehari-hari di rumah; b. Membaca resep masakan dan pengukuran tiap-tiap bahan; c. Memperhatikan jarak dan waktu tempuh saat bepergian; d. Membaca bahan bacaan yang berkaitan dengan numerasi; e. Memperhatikan pola-pola numerasi pada benda-benda di sekitar; f. Melibatkan anak dalam melakukan transaksi jual beli; g. Bermain peran yang berkaitan dengan numerasi; h. Memperhatikan dan menganalisis skor pertandingan olahraga; i. Membuat alat-alat peraga numerasi dengan memanfaatkan alat dan bahan yang tersedia, misalnya, tutup galon, tutup botol, botol bekas, dan lain-lain; j. Melakukan permainan (baik daring maupun luring) terkait numerasi; dan k. Menggunakan ragam nominal uang dan mengkonversinya. Misalnya, 1 lembar uang kertas dengan nominal Rp2.000,00 sama dengan - 2 koin dengan nominal Rp1.000,00 atau - 2 koin dengan nominal Rp500,00 dan 5 koin dengan nominal Rp200,00.
  • 26. 17LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 4.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu 1. Tersedianya buku bacaan yang berkaitan dengan literasi numerasi (fiksi, nonfiksi, dan referensi); 2. Tersedianya bahan dan instruksi untuk membuat alat peraga matematika yang mudah dikerjakan; dan 3. Pemanfaatan fasilitas di rumah untuk tampilan-tampilan literasi, misalnya, alat pengukuran tinggi badan, termometer suhu ruangan, dan nomor rumah yang menarik. Pengukur Tinggi Badan Pengukur Suhu Ruangan http://p.lefux.com/61/20110923/A2092000HQ/wall-stickers-chil- dren-decor-giraffe-height-measurement-3089381-Gallay.jpg http://thumbs4.ebaystatic.com/d/l225/m/mECIvKezIOa3rG- zSgUsjNOw.jpg 4.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan CakupanPeserta Belajar 1. Penerjemahan bahan-bahan penunjang numerasi yang bermutu, misalnya, http://unesdoc.unesco.org/ images/0023/002322/232253E.pdf http://letsplaymath.wordpress.com/2008/04/12/ puzzlingpythagorean-pebbles/; 2. Tersedianya buku-buku yang berkaitan dengan numerasi, baik buku bacaan fiksi, nonfiksi, cara mengajarkan numerasi, maupun cara membuat alat-alat peraga numerasi yang dibawa oleh Pustaka Keliling; 3. Tersedianya film-film singkat yang menarik, yang berkaitan dengan numerasi, misalnya, • satu film pendek dari Jalan Sesama: https://www.youtube. com/watch?v=bbpFVqVaWUw • https://www.youtube.com/watch?v=1uEzUzxY1Qo;
  • 27. 18 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 4. Tersedianya situs-situs pembelajaran numerasi untuk keluarga, misalnya, http://www.figurethis.org/index.html. http://letsplaymath.wordpress.com/; 5. Tersedianya fasilitas atau tampilan-tampilan numerasi di ruang publik yang mendorong keluarga untuk bermain numerasi seperti pada gambar berikut. Domino di Area Publik Dadu Raksasa http://c8.alamy.com/comp/F0B65T/line-of-big-tile-dominos-domino- park-calle-ocho-little-havana-miami-F0B65T.jpg http://northiowatoday.com/wp-content/uploads/2013/05/ volunteers-clean-and-repair-central-park-on-wednesday- may-15th.jpg 4.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik 1. Kegiatan masyarakat memasukkan unsur numerasi (misalnya, pada lomba 17 Agustus); dan 2. Menyelenggarakankegiatankeluargayangberhubungandengan numerasi (berkolaborasi dengan keluarga dan masyarakat). 4.2.5 Penguatan Tata Kelola 1. Pengalokasian anggaran keluarga dalam pembelian bahan bacaan keluarga berbasis dan bermuatan numerasi; dan 2. Memanfaatkan unsur numerasi dalam aturan atau kesepakatan keluarga, misalnya, tabel/jadwal kegiatan atau tugas harian anggota keluarga di rumah dan pembuatan daftar pengeluaran anak dalam satu bulan.
  • 28. 19LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 5.1 Sasaran Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat 1. Meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerasi yang dimiliki fasilitas publik; 2. Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi numerasi setiap hari; 3. Meningkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga, atau instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi numerasi; 4. Meningkatnya jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi numerasi; 5. Meningkatnya jumlah kegiatan literasi numerasi yang ada di masyarakat; 6. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan literasi numerasi; 7. Meningkatnya kecakapan penggunaan data numerasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat (misalnya, dalam pemanfaatan anggaran desa); 8. Meningkatnya jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerasi (misalnya, informasi harga kebutuhan pokok di ruang publik); dan 9. Meningkatnya jumlah pelatihan literasi numerasi yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat. GERAKAN LITERASI NUMERASI DI MASYARAKAT BAB 5
  • 29. 20 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 5.2 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Masyarakat 5.2.1 Penguatan Kapasitas Fasilitator 1. Penyebaranmaterikampanyenumerasidalambentukinfografis, videografis, leaflet, dan tayangan iklan masyarakat pada media massa. Materi kampanye ini dapat mencakup manfaat penting numerasi pada kehidupan sehari-hari, alternatif kegiatan numerasi yang relevan dengan kegiatan masyarakat dengan profesi/dari kalangan tertentu, dan lain-lain. Kampanye numerasi dapat dilakukan oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, LSM, atau pelaku dunia usaha dan industri (DUDI). 2. Tersedianya modul-modul pelatihan dan penyuluhan berbasis numerasi untuk berbagai kalangan profesi dan elemen masyarakat, misalnya, pelatihan pemantauan dan pencatatan pengukuran tumbuh kembang anak untuk pegiat posyandu, penyuluhan pengukuran lahan untuk warga desa, dan lain- lain. Modul-modul pelatihan dapat dibuat oleh lembaga pemerintahan, komunitas profesi yang relevan, perguruan tinggi, atau pelaku DUDI dengan tugas dan fungsi yang relevan. 3. Terselenggaranya pelatihan penulis, kelompok kerja guru, dan pegiat literasi untuk membuat bahan bacaan berbasis numerasi. Pelatihan ini dapat diselenggarakan oleh komunitas penulis, perguruan tinggi, atau penerbit buku. 4. Terselenggaranya pelatihan oleh komunitas penulis, penerbit, atau perguruan tinggi untuk pegiat literasi yang bergiat dalam PKBM dan TBM dalam membuat bahan bacaan bermuatan numerasi dan menciptakan kegiatan-kegiatan berbasis numerasi untuk anggota masyarakat yang didampingi. 5. Pelatihan staf perpustakaan desa oleh lembaga pemerintah, pelakubisnis,danperguruantinggiuntukmenciptakankegiatan- kegiatan berbasis numerasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat desa. 6. Pelatihan staf kantor pemerintahan, seperti kantor kelurahan dan kecamatan, kantor pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan lain-lain oleh lembaga pemerintah, pelaku bisnis, dan perguruan tinggi untuk dapat menyajikan informasi publik
  • 30. 21LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL menggunakan data numerik secara menarik dan efektif. 7. Pelatihan anggota masyarakat yang bergiat dan berhimpun dalam perkumpulan, seperti kelompok arisan, posyandu, kelompok pengusaha kecil dan menengah, kelompok buruh, dan lain-lain oleh lembaga pemerintah, pelaku bisnis, dan perguruan tinggi dengan materi kegiatan berbasis numerasi yang relevan dengan kegiatan dan kebutuhan mereka. 5.2.2 Peningkatan Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu 1. Pembuatan desain ruang publik/fasilitas umum bertema unsur numerasi (contoh: penggunaan angka-angka secara menarik di RPTRA Baung, Pasar Minggu, Jakarta, dan zebra cross bertema numerik di Jalan Merdeka, Bandung). 2. Peningkatan penggunaan data-data numerik dalam iklan komersial untuk memperkuat informasi tentang fakta tertentu, misalnya, data statistik tentang perkembangan penderita penyakit tertentu. 3. Peningkatan pemaparan informasi publik dalam data numerik, misalnya, pemanfaatan papan statistik informasi di kantor kelurahan, kecamatan, perpustakaan desa, instansi pemerintahan lainnya, pasar, jalan, serta fasilitas umum dan sosial lain untuk meningkatkan pemahaman numerasi masyarakat. Data statistik juga disajikan secara komunikatif dan disosialisasikan pada musrenbangdes, dan sebagainya. 5.2.3 Perluasan Akses terhadap Sumber Belajar Bermutu dan Cakupan Peserta Didik 1. Peningkatan jumlah wahana bertemakan matematika dan sains (contoh: Taman Pintar di Yogyakarta, Puspa Iptek di Bandung, dan Yayasan Simetri di Serpong).
  • 31. 22 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 2. Adanya muatan numerasi dalam kegiatan-kegiatan rutin di masyarakat, misalnya, lomba untuk memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia. 3. Peningkatan akses masyarakat terhadap pusat sumber belajar, seperti PKBM, TBM, perpustakaan desa, dan lain-lain. Pusat sumber belajar ini terus didorong untuk bersikap proaktif mendekatkan bahan bacaan, terutama yang bermuatan numerasi kepada masyarakat. Misalnya, menggelar bahan bacaan pada kegiatan car free day, musyawarah desa, dan kegiatan-kegiatan lain. 4. Tersedianya bahan bacaan numerasi dan permainan (board games) di ruang pelayanan publik, seperti puskesmas, klinik, kantor kelurahan, kecamatan, kantor dinas kependudukan, dan lain-lain. 5. Tersosialisasikannya sumber-sumber belajar daring tentang numerasi sebagai inspirasi kegiatan berbasis numerasi. Beberapa di antaranya sebagai berikut. • www.nala.ie (Numeracy for Adult Learners) • Referensi yang memuat kegiatan numerasi fungsional yang praktis dan aplikatif untuk kehidupan sehari-hari. • www.skillsforlifenetwork.com • Kumpulan leaflet bagi guru, tutor, dan fasilitator masyarakat untuk mengajarkan numerasi kepada orang dewasa. 5.2.4 Peningkatan Pelibatan Publik 1. Pelibatan pelaku dunia usaha dan industri (DUDI) untuk meningkatkan jumlah sumber belajar bermuatan numerasi. Misalnya, memberikan inspirasi kepada penerbit buku untuk memproduksi buku-buku cerita menarik bertema numerasi; meminta CSR perusahaan untuk mendukung pembuatan fasilitas umum dan fasilitas sosial bertema numerasi, serta
  • 32. 23LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL sarana informasi untuk menyampaikan data numerik untuk pelayanan publik. 2. Peningkatan partisipasi pelaku DUDI untuk mendukung pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan taman, fasilitas umum/sosial, serta museum sains yang memasukkan elemen numerik dan sarana untuk meningkatkan kesadaran serta kecakapan numerasi publik. 3. Pelibatan perguruan tinggi dalam program-program penelitian dan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan jumlah sarana dan fasilitas pendukung bermuatan numerasi, serta untuk mengembangkan kesadaran dan kecakapan numerasi masyarakat. 4. Pelibatan anggota masyarakat dalam merencanakan kegiatan numerasi yang relevan dengan kegiatan dan kebutuhan mereka sehari-hari. Misalnya, memahami informasi yang terkait dengan harga bahan kebutuhan pokok, pengukuran lahan untuk pencatatan hak milik, pencatatan data numerik yang terkait dengan identitas pribadi untuk kepentingan administratif (misalnya, data waktu kelahiran anggota keluarga). 5. Pembudayaan sosialisasi informasi menggunakan data numerik, misalnya, nama jalan beserta nomor bangunan untuk informasi alamat dan lokasi tertentu (selain petunjuk arah mata angin yang lazim digunakan oleh sebagian kalangan masyarakat). 6. Tersajikannya data numerik dalam kegiatan-kegiatan publik. Misalnya, pemandu acara menyajikan informasi-informasi yang berkaitan dengan numerasi dan menggunakan data numerik terkait sebuah kejadian. 7. Pelibatan pelaku bisnis dalam pembuatan materi edukasi di media cetak, layar kaca, misalnya, dalam bentuk program televisi untuk anak, remaja, dan orang dewasa yang bermuatan numerasi. 8. Pelibatan pelaku bisnis untuk melibatkan muatan numerasi dalam kegiatan penyuluhan publik. Contohnya, poster, infografis, videografis tentang strategi melakukan transaksi jual beli dengan efektif, cara menakar obat sebelum dikonsumsi, menakar pupuk untuk tanaman, pakan ternak, dan lain-lain. Materi kampanye ini disediakan di tempat yang mudah diakses publik, misalnya, apotek, puskesmas, koperasi, dan lain-lain.
  • 33. 24 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL 5.2.5 Penguatan Tata Kelola 1. Pengalokasian anggaran khusus dalam dana desa dan dana pendampingan masyarakat untuk pengembangan materi, bahan bacaan, dan kegiatan masyarakat yang berbasis dan bermuatan numerasi. 2. Penguatan jaringan dan kerja sama antarunsur pusat belajar dalam masyarakat, misalnya, PKBM, TBM, perpustakaan daerah, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), institusi pemerintahan lain, universitas, serta institusi pendidikan lain dalam masyarakat. 3. Peningkatan kapasitas pegiat literasi dan staf pemerintahan dalam mengelola dana dan perencanaan kegiatan literasi secara baik dan efektif. 4. Peningkatan peran anggota masyarakat dalam proses perencanaan dan pengawasan penggunaan dana desa untuk kegiatan-kegiatan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh warga desa.
  • 34. 25LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL Literasi numerasi merupakan kecakapan hidup abad XXI yang meningkat- kan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan taraf hidup sehingga menentukan kemajuan sebuah bangsa. Strategi peningkatan kecakapan nu- merasi perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh warga sekolah, keluarga, dan semua komponen masyarakat. Strategi ini perlu di- rumuskan bersama dan disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat yang beragam. Materi pendukung literasi numerasi ini diharapkan mampu berperan se- bagai kerangka acuan bagi perumusan kegiatan literasi numerasi yang be- ragam dan kontekstual. Untuk mencapai pembaca sasaran dengan kondisi geografis serta kebutuhan dan minat pembaca yang beragam, materi pen- dukung ini juga dapat menjadi acuan bagi penyusunan materi sosialisasi turunan, seperti infografis, videografis, leaflet, dan panduan teknis lainnya. PENUTUP BAB 6
  • 35. 26 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL
  • 36. 27LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL DAFTAR PUSTAKA Sullivan, Peter. (2011). Teaching mathematics: Using research-informed strategies. Westwood, Peter. (2008). What teachers need to know about numeracy. Aust Council for Ed Research. https://docs.education.gov.au/system/files/doc/other/portfolio_bud- get_statements_201011_outcome_2_improved_learning_and_literacy_nu- meracy_and_educational_attainm20100511.pdf https://maths4us.files.wordpress.com/2013/08/nrdc_impacts-of-nume- racy-review_june13-m4u.pdf https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-numeracy https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-do-we-offer-eys-primary https://nzmaths.co.nz/node/1392 https://nzmaths.co.nz/maths-our-house https://nzmaths.co.nz/key-messages-parents-home-school-partners- hip-numeracy https://prezi.com/-75t7sg6pd4_/essentials-of-numeracy/?utm_campa- ign=shareutm_medium=copy http://v7-5.australiancurriculum.edu.au/GeneralCapabilities/Pdf/Nu- meracy https://web.whatsapp.com/32a589a4-ebaa-4bff-b252-dc5b8cbc1fd5 http://www.curriculum.edu.au/leader/numeracy_in_practice_tea- ching,_learning_and_using,28651.html?issueID=11909 https://www.det.nsw.edu.au/media/downloads/about-us/literacy-nu- meracy/literacy-and-numeracy-strategy-report.pdf http://www.dpcdsb.org/NR/rdonlyres/FAF1EA5B-A7E6-4045-889D-EAE- AEB8F2EE7/155906/parentGuideNum.pdf (page 6-7) https://www.education.ie/en/Publications/Policy-Reports/lit_num_stra- tegy_full.pdf
  • 37. 28 LITERASI NUMERASI GERAKAN LITERASI NASIONAL