Skrining DBD dilakukan untuk mengklasifikasi orang dengan penyakit tersebut. Survei di Puskesmas Banjarbaru Utara menemukan rata-rata 145 kasus DBD per bulan. Faktor penyebabnya adalah status kekebalan rendah dan kepadatan nyamuk. Pencegahan melalui pola hidup bersih dan menjaga lingkungan dianjurkan.
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara (indonesia)
1. SKRINING DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE)
DI PUSKESMAS BANJARBARU UTARA
OLEH :
ANGELICHA FRALISA CHRISTIANI H1E114003
NUR FITRIA H1E114213
RINA ANGGRAINI H1E114225
2. WAKIL REKTOR 2
Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.D
NIP. 196001101986032001
WAKIL REKTOR 1
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE.,
M.Si
NIP. 19671231 199512 1 002
REKTOR UNLAM
Prof. Dr. H. Sutarto., M.ScHadi,
M.Si
NIP.19660331 199102 1 001
WAKIL REKTOR 4
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul
Arifin, M.Sc
NIP. 196707161992031002
WAKIL REKTOR 3
Dr. Ir. H.Abrani Sulaiman,
M.Sc.
NIP. 196401051990031023
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
Dr.Ing Yulian Firmana Arifin,
S.T.,M.T
NIP. 19750719 200003 1 002
DOSEN MATA KULIAH
EPIDEMOLOGI
Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah,
Amd. Hyp., S.T., Mkes.
NIP. 19780420 200501 2 002
KETUA PRODI TEKNIK
LINGKUNGAN
Dr. Rony Riduan, S.T., M.T
NIP. 19761017 199903 1 003
MAHASISWA
TEKNIK LINGKUNGAN 2014
Nur Fitria
H1E114214
MAHASISWA
TEKNIK LINGKUNGAN 2014
Angelicha Fralisa Christiani
H1E114003
MAHASISWA
TEKNIK LINGKUNGAN 2014
Rina Anggraini
H1E114225
3. LATAR BELAKANG
RUMUSAN
MASALAH
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
DBD
PENYEBAB
DBD
CARA UJI
SKRINING
DBD
SKRINING
TUJUAN
Understand the purpose of screening
Mengetahui bagaimana cara uji
skrining penyakit BDB secara umum
Mengetahu apa saja penyebab
penyakit DBD
Mengetahui cara pencegahan dan
penanggulangan penyakit DBD
Asia Tenggara khusunya di Indonesia merupakan daerah
tropis dan subtropis yang setiap saat dapat menjadi
acaman bagi kesehatan masyarakat. Ancaman penyakit
yang terdapat pada daerah ini salah satunya adalah
Demam Berdarah Dengue (DBD).
6. 0
20
40
60
80
100
120
140
160
Jan Feb MaR Apr Mei Total
Kasus
IR (°/˳˳)
Berdasarkan survei oleh Puskesmas Banjarbaru Utara, Kalimantan Selatan, rata-rata menangani 145 kasus
Demam Berdarah Dangue (DBD) selama satu bulan sejak Januari - Mei 2016. Disebutkan, kasus DBD yang
ditangani bulan Januari sebanyak 62 kasus, Februari 36 kasus, Maret 26 kasus, April 17 kasus, Mei 4 kasus.
7. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk aedes (Ae). Ae aegypti merupakan vector yang paling
utama, namu spesies lain seperti Ae albopictus juga menjadi faktor penular. Nyamuk penular dengue ini
tedapat hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat yang memiliki ketinggan lebih dari 1000
meter di atas permukaan laut. Sebuah kegiatan skrining dapat mencakup seluruh penduduk (skrining
massal) dan dapat pula mentarget kelompok terpilih untuk mengantisipasi adanya peningkatan prevalensi
dari penyakit yang diskrining (skrining tertarget).
Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan
kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan. Pendataan para pasien DBD di wilayah Banjarbaru
dilakukan selama lima bulan (Januari sampai Mei). Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah penderita dan luas penyebarannya semakin
bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
Seorang diklasifikasikan menderita DBD apabila dari pemeriksaan ditemukan demam dengan dengan
test rumple leed positif disertai dengan pendarahan spontan dikulit atau pendarahan lain. Seorang yang
diklasifikasikan menderita DBD harus dirujuk segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut. Sebelum penderita DBD meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan memberi
pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, minum air putih yang banyak dan sebagainya).
8. Wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara meliputi 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Loktabat Utara dan
Kelurahan Mentaos dengan jumlah penduduk sebanyak 32.812 jiwa pada tahun 2015. Kasus awal kejadian DBD
di wilayah Puskemas Banjarbaru Utara yang dilaporkan pada pertengahan Desember 2015 sebanyak 16 kasus,
dimana Kelurahan Mentaos sebelumnya pada tahun 2015 hanya berkontribusi kasus sebanyak 6 kejdian saja.
Sedang di Kelurahan Loktabat Utara, kasus terbanyak terjadi di wilayah yang sama dari tahun sebelumnya (juga
sebagai awal kasus). Berdasarkan hasil pengumpulan data pasien yang berobat di Puskesmas Banjarbaru Utara,
total penderita DBD selama Januari-Mei 2016 sebanyak 145 pasien dengan IR 4,42°/oo dan zero CFR.
Berdasarkan keterangan dari Ibu Nurul Aulia selaku pengelola Epidemiolodi di Puskesmas Banjarbaru
Utara, mengenai proses skrining yang dilakukan untuk kasus DBD masyarakat belum menyadari bahwa
penularan dipengaruhi dua faktor penting yaitu peilaku dan kondisi lingkungan masyarakat sendiri. Masyarakat
belum mengerti akan hubungan antara kesehatan dengan perilaku dan kondisi lingkungan. Di daerah pedesaan
masih banyak masyarakat yang mempunyai perilaku buang air besar di tempat terbuka, menggunakan air dari
sarana yang tidak memenuhi syarat kesehatan misalnya menggunakan air dari sungai untuk minum.
Dengan melakukan perilaku praktis sehari-hari, misalnya cuci tangan degan benar, yaitu dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir serta kapan mereka harus cuci tangan, merubah kebiasaan buang
air besar di tempat terbuka menjadi perilaku buang air besar di jamban, menjaga kualitas air dan mencegah
terjadinya pencemaran air, mulai dari sumber air, cara pengambilan air, cara pengangkatan air, cara
penyimpanan air, sehingga masyarakat dapat menggunakan air hygenis, sudah dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit. Perilaku praktis tersebut belum membudaya di masyarakat.
9. KESIMPULAN
SARAN
Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau
sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang
diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit. Berdasarkan survei
oleh Puskesmas Banjarbaru Utara, Kalimantan Selatan, rata-rata
menangani 145 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) selama satu bulan
sejak Januari - Mei 2016.
Langkah termudah adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat disekitar
tempat tinggal, biasakan buang sampah di tempatnya agar tidak menjadi
sarang penyakit. Menjaga kebersihan disekitar tempat tinggal terutama
kebersihan air tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab Demam
Berdarah Dengue (DBD).
10. • Budiarto dan Anggraeni, 2003.Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Bustan. 2000. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
• Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Fathi, S. Keman, & C. U. Wahyuni. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue Di Kota
Mataram. Research Gate: Airlangga University.
• Ginanjar, G. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
• Hadinegoro, S. R. H., dkk. 2004. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
• Harlan, Johan. 2006. Informatika Kesehatan. Jakarta : Gunadarma.
• Morton, Richard, Richard Hebel, dan Robert J. McCarter. 2008. Panduan Studi Epidemiologi dan Biostatika. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
• Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam Kebidanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
• Muhlisin, A., & A. Pratiwi. 2006. Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Singopuran Kartasura Sidoarjo. Publikasi
Ilmiah, 2(9): 1-7
• Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
• Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Siregar, Faziah A. 2004. Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
• repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3673/1/fkmfazidah3.pdf. 24 Oktober 2016
• Sutrisno, B. 1994. Pengantar Metoda Epidemiologi (Epidemiologi Lanjut), Volume I. Jakarta: Dian Rakyat.
• Sylvana, F., & G. D. C. M. Pereira. 2000. Demam Berdarah Dengue (DBD). Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya
• Weraman, Pius. 2010. Dasar Surveilans Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Gramata Publishing.
• Yang dan Embretson. 2007. Construct Validity and Cognitive Diagnostic Assessment: Theory and Applications. New York: Cambridge
University Press.