SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
LAPORAN KERJA PRAKTEK
1 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Perencanaan
1.6 Lokasi Perencanaan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Penduduk
2.2 uji Kesesuaian Metode Proyeksi
2.3 kebutuhan Air Bersih
2.4 Fluktuasi Kebutuhan Air
2.5 Kehilangan Air
2.6 Analisa Hidrolika jaringan perpipaan
2.7 Komponen Sistem Jaringan Pipa Air
2.8 Tandon
2.9 Mekanisme Pengalian Pipa
2.10 Simulasi Aliran pada Sistem Jaringan Distribusi
2.11 Metode Analisa dalam jaringan pipa
LAPORAN KERJA PRAKTEK
2 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
3.2 Pengolahan Data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tujuan Umum
4.2 Analisis Kebutuhan Air Baku
4.3 Analisis Sektor Domestik
4.4 Kebutuhan Air Baku
4.5 Ketersediaan Air Baku
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAPORAN KERJA PRAKTEK
3 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air sebagai salah satu komponen penting bagi kehidupan manusia secara
nyata,
ikut menentukan taraf hidup, baik itu secara individual maupun komunal.Objek
individual berarti bahwa upaya pemenuhan dan pengolahan kebutuhan air
dilakukan oleh tiap individu, baik secara terstruktur oleh instansi terkait atau
bahkan oleh kelompok masyarakat. Sedangkan secara komunal, dilakukan untuk
sebuah komunitas di suatu wilayah dengan tingkat pelayanan secara menyeluruh
untuk penduduk yang berdomisili tetap maupun yang tidak tetap.Pemenuhan
terhadap kebutuhan air yang memadai merupakan kebutuhan dasar manusia.
Dalam kerangka yang lebih luas, air juga sangat penting sebagai pendukung
kebutuhan.
Kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan, terutama air baku untuk
rumah
tangga, tempat-tempat umum, dan industri, akan terus meningkat berdasarkan
jumlah penduduk yang terus bertambah dan semakin berkembangnya laju
pembangunan di berbagai bidang. Di sisi lain, jumlah penyediaan prasarana air
baku yang ada saat ini masih relatif terbatas, sehingga belum dapat dimanfaatkan
oleh penduduk. Sarana dan prasarana dalam sistem penyediaan air baku seperti
broncaptering, bak pelayanan umum yang perlu dibangun agar masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan air tanpa harus bersusah payah mengambil langsung
ke sumber air yang terkadang sangat sulit dijangkau. Dengan memperhatikan
lokasi serta potensi yang ada, maka diharapkan kebutuhan air baku di Kabupaten
Nganjuk Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang dapat terpenuhi.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
4 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Di Indonesia pelayanan air bersih dalam skala besar masih terpusat di
daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) kota
yang bersangkutan. Pelayanan penyediaan air bersih secara nasional masih jauh
dari mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil.
Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM
umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air
sumber (mata air) dan lainnya.
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Timur.Salah satu permasalahan pada kabupaten Nganjuk sekarang adalah tidak
terpenuhinya persediaan air baku pada kecamatan Ngluyu. Pada kecamatan ini
terdapat beberapa desa yang merupakan kawasan yang akan direncanakan untuk
pembangunan instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sementara sumber air baku yang selama ini memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat terbilang cukup bahkan melebihi kuota dari kebutuhan
masyarakat itu sendiri.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka salah satu
solusi yang terpenting adalah perlu adanya analisis sistem penyediaan air
minum dengan memanfaatkan air baku desa setempat. Hal ini sangat
memungkinkan karena tersedianya lahan milik desa untuk pembangunan
tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Sumber air baku terbilang cukup bahkan melebihi kuota dari kebutuhan
masyarakat itu sendiri tetapi tidak adanya bangunan untuk menampung air dari
sumber air tersebut sehingga masyarakat kesuiltan dalam mengambil air
terutama desa yang jauh dari sumber air.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
5 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
1.3 Rumusan Masalah
1 Menganalisis Kebutuhan Air Baku
2 Menganalisis Ketersediaan Air Baku
1.4 Tujuan Perencanaan
Menganalisa kebutuhan air baku dan ketersediaan sumber air yang bisa
dimanfaatkan sebagai air bersih untuk penduduk di Kabupaten Nganjuk
Kecamatan Ngluyu ,dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada.
1.5 Lokasi Perencanaan
Embung Ngluyu merupakan embung yang membendung Sungai Jurang
Dandang yang terletak di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten
Nganjuk. Kecamatan Ngluyu mempunyai batas wilayah sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Jombang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gondang
dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rejoso.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi Kabupaten Nganjuk
LAPORAN KERJA PRAKTEK
6 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih
Dalam penyediaan air bersih Ada 2 (dua) kategori sistem penyediaan air
bersih/minum, yaitu : sistem perpipaan dan non perpipaan.
2.1.1 Sistem Perpipaan
Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit
pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman dan
Sambungan Umum.Untuk mendistribusikan air bersih dengan perpipaan terdapat
beberapa system pengaliran, tergantung pada keadaan topografi, lokasi sumber air baku,
beda tinggi daerah pengaliran atau daerah layanan. Sistem pengaliran tersebut antara
lain :
a) Pengaliran Gravitasi
Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan memanfaatkan tekanan
akibat gayagravitasi pada daerah tersebut. Diperlukan beda elevasi antara
sumber dan daerah layanan yang cukup besar supaya tekanan yang diperlukan
dapat dipertahankan.
b) Pengaliran Pemompaan dengan Elevated Reservoir
Sebelum air didistribusikan ke daerah layanan terlebih dahulu dipompa dan
ditampung di reservoir kemudian didistribusikan dengan memanfaatkan tekanan
akibat elevasi reservoir tersebut.
c) Pengaliran Pemompaan Langsung
Distribusi air ke daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa,
yang disesuaikan dengan tinggi tekanan minimum. Rangkaian pipa dalam
distribusi air bersih/minum disebut jaringan pipa.Pada dasarnya ada 2 sistem
jaringan distribusi yaitu jaringan terbuka dan tertutup.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
7 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
 Jaringan Terbuka
Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi tidak saling
berhubungan, air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai melalui
satu jalur pipa utama.
 Jaringan Tertutup
Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi saling berhubungan,
air mengalir melalui beberapa jalur pipa utama, sehingga konsumen
disupplay dari beberapa jalur.Sistem ini cenderung diterapakan pada daerah
yang jalannya saling berhubungan, perkembangan kota cenderung ke segala
arah dan keadaan topografi yang relatif dasar.
2.1.2 Sistem Non Perpipaan
Sistem distribusi ini tidak menggunakan pipa dan unit pelayanannya adalah
Sumur Umum, Hidran Umum (HU), kendaraan tangki air (water tank/TA) serta mata
air.
2.2 Pengaruh Jumlah Penduduk
Dalam penyusunan suatu perencanaan pembangunan, kependudukan merupakan
faktor penting karena pembangunan dilakukan dan ditujukan untuk kepentingan
penduduk sendiri. Demikian juga dengan perencanaan air bersih, peningkatan jumlah
penduduk akanmempengaruhi peningkatan kebutuhan fasilitas termasuk peningkatan
pelayanan air bersih.
2.2.1 Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi penduduk adalah suatu metode yang dipakai untuk memperkirakan
jumlah penduduk dimasa yang akan datang berdasarkan data perkembangan penduduk
pada tahun yang telah lalu.Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Untuk menentukan metode proyeksi penduduk yang akurat,
ditentukan dahulu nilai koefisien
LAPORAN KERJA PRAKTEK
8 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
korelasi (r) dari masing-masing metode proyeksi.
Dimana :
r = koefisien korelasi
x = selisih tahun tiap data
y = selisih total data tiap tahun
Beberapa metode proyeksi penduduk yang di gunakan dalam perencanaan system
penyediaan air bersih adalah sebagai berikut :
a) Metode Rata-Rata Aritmatik
Pt = Po + (Pn+1) t
Dimana :
Po = Jumlah penduduk tahun ke-0
Pn + 1 = Jumlah penduduk pada tahun ke-n + 1
t = Periode perencanaan
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
b) Metode Geometrik
Metode ini banyak di pakai karena mudah dan mendekati kebenaran.
Pt = Po (1 + r)ᶮ
Dimana :
Pt = jumlah penduduk ahun proyeksi
Po = jumlah penduduk tahun yang di ketahui
r = prosentase pertambahan penduduk tiap tahun
n = tahun proyeksi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
9 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
c) Metode pertumbuhan seragam
Metode ini mengansumsi bahwa prosen pertumbuhan penduduk dari decade ke
decade adalah konstan dan perhitungan di dasarkan pada proses pertumbuhan
rata-rata.Metode ini hanya cocok bagi kota yang relative muda dengan
pertumbuhan penduduk yang cepat.
d) Metode selisih pertumbuhan
Yaitu jumlah penduduk saat ini di tambah dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk dalam sepuluh tahun dan rata-rata selisih pertambahan.
e) Metode grafis (rentang grafis populasi)
Proyeksi penduduk di hitung dengan menggunakan kurva,plotting antara waktu
(tahun) dengan populasi. Dari data yang di kumpulkan dan terbentuk kurva,
kemudian di rentangkan ke depan sesuai dengan bentuk nature kurva, akan
diperoleh populasi dari tahun yang diinginkan.
2.3 Kebutuhan Air Bersih
2.3.1 Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan domestic adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiaan
sehari-hari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, mandi, cuci ,menyiram
tanaman, halaman, pengangkutan air buangan (dapur dan toilet),sehingga kebutuhan air
domestic merupakan bagian terbesar dalam perencanaan kebutuhan air. Jumlah
kebutuhan air domestic ini di pengaruhi oleh factor kebiasaan, pola dan tingkat
kehidupan yang di dukung oleh adanya perkembangan social ekonomi.
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih Domestik Berdasarkan Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan Air
(ltr/org/hari)
1 Metropolitan >1.000.000 170 -190
2 Kota besar 500.000 - 1.000.000 150 – 170
3 Kota sedang 100.000 – 500.000 130 – 150
4 Kota kecil 20.000 – 100.000 100 -130
5 Kota kecmatan <20.000 90 – 100
Sumber : Ditjen Cipta Karya,Dep.PU,1997.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
10 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
2.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestic merupakan tahap berikutnya dalam perhitungan
kebutuhan air bersih, besaran pemakaiannya di tentukan oleh jumlah konsumen non
domestic yang terdiri dari fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan.Kebutuhan air non
domestic di asumsikan sebagaimana dalam table berikut
Tabel 2.2
Kebutuhan Air Non Domestik
No. Kategori
Pemakaian Air
rata-rata per hari
(liter)
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kantor
Rumah Sakit
Gedung Bioskop
Sekolah Dasar,SLTP
SLTA & lebih tinggi
Labolatorium
Toserba
Industri/Pabrik
Stasiun dan Terminal
Restoran
Hotel
Perkumpulan Sosial
Tempat Ibadah
70-100
250-1000
10
40-50
80
100-200
3
80(pria)
100(wanita)
3
30
250-300
30
10
Tiap karyawan
Tiap pasien
Tiap pengunjung
Tiap siswa
Tiap siswa
Tiap karyawan
Tiap pengunjung
Tiap orang/sift
Tiap penumpang
Tiap tamu
Tiap tamu
Tiap orang
Tiap jama’ah
Sumber : Jenis Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan (Vol.II),1998
2.3.3 Kehilangan Air
Merupakan selisih antara jumlah air yang diproduksi di unit pengolahan
denganjumlah air yang dikonsumsi dari jaringan distribusi. Berdasarkan kenyataan
dilapangan, kejadian akankehilangan air dapat bersifat teknis dan non teknis. Terdapat 3
macam pengertian menyangkut istilah kehilangan air, yaitu : kehilangan air rencana,
kehilangan airpercuma dan kehilangan air insidentil.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
11 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Secara umum dalam melakukan perencanaan, nilai kehilangan yang terjadi baik
kehilangan air percuma dan insidentil sudah masuk dalam perhitungan.
Besarnya nilai kehilangan air tersebut berkisar antara 15-25% dari total kebutuhan
air bersih baik domestik maupun non domestik.
2.3.4 Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih
Fluktuasi adalah prosentase pemakaian air pada tiap jam yang tergantung dari
:aktivitas penduduk, adat istiadat atau kebiasaan penduduk serta pola tata kota.
Sehingga kebutuhan air tiap waktu menjadi berubah/berfluktuasi.Untuk mendapatkan
pelayanan kepada konsumen secara maksimal, hal ini perlu diperhitungkan.
Flukuasi kebutuhan air didasarkan kepada kebutuhan air harian maksimum
(Qmax)serta kebutuhan air jam maksimum (Qj) dengan referensi kebutuhan air rata-rata.
a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qr)
Adalah jumlah air per hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
domestik, non domestik dan kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax)
Merupakan jumlah air terbanyak yang diperlukan pada satu hari dalam waktu
satu tahun berdasarkan nilai Q rata-rata harian. Untuk menghitungnya
diperlukan factor fluktuasi kebutuhan harian maksimum..
Qmax= f maxx Qr
Dimana :
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det)
fmax = Faktor harian maksimum ( 1 <fmax.hour < 1,5 )
Qr = Kebutuhan air rata-rata harian (ltr/det)
c. Kebutuhan air jam maksimum (Qj)
Adalah jumlah air terbanyak yang diperlukan pada jam-jam tertentu.
Untukmenghitungnya diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan jam maksimum
(fpeak).
LAPORAN KERJA PRAKTEK
12 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Q j=f peak x Q max
Dimana :
Qj = Kebutuhan air jam maksimum (ltr/det)
fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5 )
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det)
2.4 Reservoir
Fungsi dari reservoir antara lain adalah untuk menyimpan air bersih yang siap
didistribusikan, meratakan debit air dalam sistem jaringan distribusi serta mengatur
tekanan air dalam jaringan distribusi. Berdasarkan lokasinya reservoir dibedakan
menjadi :
a. Elevated Reservoir
Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak diatas tanah.
b. Grounf Reservoir
Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak dibawah
tanah.Untuk mencari kapasitas reservoir, dihitung dengan metode analitis
maupun grafis.
Adapun perumusannya adalah :
Kr= Spos+ Sneg
Dimana :
Kr = Kapasitas reservoir (m3)
Spos = Besarnya deposit positif air (m3)
Sneg = Besarnya deposit negatif air (m3)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
13 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
2.5 Hidrolika Aliran Distribusi
Untuk mencapai hasil perencanaan yang optimal dalam usaha penyediaan dan
pendistribusian air bersih kepada masyarakat diperlukan suatu kriteria desain.Kriteria
inidigunakan untuk mendesain sistem jaringan dan menentukan diameter pipa. Kriteria
desain antara lain adalah :
 Tinggi tekanan yang harus disediakan pada titik atau node minimum 10 meter.
 Tinggi tekanan yang diijinkan pada titik atau none maksimum 80 meter.
 Jenis pipa yang digunakan adalah PVC.
 Sistem jaringan yang digunakan dengan pola terbuka.
 Evaluasi jaringan dengan menggunakan program Epanet versi 2.0
 Untuk mencari kehilangan tekanan dalam pipa :
Dimana :
Hf = Kehilangan tekanan dalam pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
C = Koefesien Hanzen-William
Q = Debit dalam pipa (m3/det)
D = Diameter pipa (m)
2.6 Sumber Air Baku
Air yang didistribusikan dalam sistem penyediaan air bersih/minum haruslah
memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk air bersih/minum. Air ini
disebut air baku. Air baku diperoleh dari berbagai sumber air, antara lain adalah air
permukaan, air hujan, air tanah dan mata air. Untuk menentukan sumber air baku mana
yang dipakai perlu diperhatikan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku
tersebut.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
14 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
2.6.1 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi, terdiri dari:
a) Air Sungai, adalah air yang mengalir di permukaan bumi, meliputi aliran air,
alur sungai termasuk bantaran, tanggul dan areal yang dinyatakan sebagai
sungai. Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling mudah diperoleh
karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat. Dari segi kuantitas
fluktuasinya tinggi, sedangkan dari segi kualitas banyak yang tidak memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai air bersihtanpa proses pengolahan.
b) Air Rawa/Danau/Waduk, merupakan bentuk cekungan permukaan tanah baik
alamiah maupun buatan dan didalamnya terdapat genangan air dengan volume
relatif besar
2.6.2 Air Hujan
Pemanfaatannya adalah untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi. Pada
umumnya digunakan sebagai suplemen, ketika terdapat masalah fasilitas dari lain
sumber mengingat hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dapat pula diterapkan sebagai
sumber air baku utama, jika sumber air lain kurang menguntungkan. Dengan
mempertimbangkan ketersediaan tempat, penangkapan air hujan dapat dilaksanakan di
atas atap rumah maupun di atas tanah.
2.6.3 Air Tanah
Air tanah adalah air yang tertampung pada lapisan tanah. Lapisan tanah ini dapat
menampung air dalam jumlah besar dan disebut aquifer. Aquifer terbagi menjadi 3
bagian yaitu aquifer tertekan, aquifer semi tertekan dan aquifer tidak tertekan.
 Aquifer tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana kedua lapisan ini sama
sekali tidak dapat mengalirkan air.
 Aquifer semi tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana lapisan kedap air
diatasnya sedikit mengalirkan air.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
15 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
 Aquifer tidak tertekan
Aquifer yang berada diatas lapisan kedap air Kuantitas dan kontinuitas air tanah
dipengaruhi luasan daerah resapan, semakin berkurang luasnya maka kuantitas
dan kontinuitasnya juga berkurang.
Air tanah terdiri dari :
1. Air tanah dangkal
Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Terdapat pada
kedalaman kurang lebih 15 meter dari permukaan. Sebagai sumur untuk sumber
air bersih cukup baik dari segi kualitas tetapi kuantitas sangat tergantung pada
musim.
2. Air tanah dalam
Berada di bawah lapisan kedap air.Pengambilan dilakukan dengan pengeboran.
Umumnya terdapat pada kedalaman 80-300 meter dibawah permukaan tanah.
Dapat
terjadi artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar.
3. Mata Air
Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan sumber air yang sangat
potensial karena pada umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke
sistem penampung secara gravitasi.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
16 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait
penelitian ini. Pengumpulan data yang dimaksud adalah menghimpun datadata
sekunder yang meliputi data-data dan informasi sebagai berikut:
a. Data kependudukan dan sosial ekonomi di dapat dari BPS
b. Data sumber air baku ,data curah hujan,debit2 sungai didapat dari Dinas
Pengairan
c. Data klimatologi didapat dari BMKG
d. Peta topografi lokasi sekitar sistem penyediaan air bersih rencana dan
penunjang lainya di dapat dari BAPPEDA
e. Data luas lahan sawah dan pola tanam didapat dari Dinas Pertanian
f. lokasi pembagian air didapat dari PDAM
2. Data Primer
Data primer yang diambil meliputi data mengenai keadaan sosial masyarakat
dan data kondisi lapangan melalui pendokumentasian. Dengan adanya analisa
mengenai keadaan sosial masyarakat ini dapat dilihat kemampuan serta kemauan
masyarakat unutk menunjang perancangan sistem penyediaan Air bersih.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
17 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
3.2 Pengolahan Data dan Analisa Data
Data primer dan sekunder diolah untuk mendapatkan data daerah yang dapat
dikembangkan penyediaan air baku serta sistem yang dapat digunakan. Hasil data
olahan tersebut kemudian dianalisa dan digunakan sebagai dasarperencanaan. Bagan
alir tahapan perencanaan sistem penyediaan air baku di Kecamatan Ngluyu dan
Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut:
1. Analisis Daerah Pelayanan
Analisis daerah layanan meliputi analisis kondisi Kecamatan Ngluyu dan
kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk pada umumnya dan daerah yang perlu
penyediaan air baku.
Dasar pertimbangan penentuan prioritas daerah perencanaan antara lain:
a. Rasio tingkat pelayanan air bersih dengan jumlah penduduk daerah
perancangan, sebagai pertimbangan peningkatan pelayanan air bersih.
b.Tingkat permintaan masyarakat akan pelayanan air bersih
2. Analisis Sumber Air Baku
Pemilihan sumber air baku berguna untuk menentukan sumber air baku, bagi
sistem penyediaan air bersih rencana. Pemilihan alternatif air baku dilakukan
berdasarkan analisis kuantitas atau ketersediaan sumber air baku, sehingga dapat
diketahui apakah kuantitas atau ketersediaan air baku masih mencukupi bila
diambil untuk keperluan penyediaan air bersih. Dasar dalam perhitungan
ketersediaan air baku adalah:
a. Debit atau volume maksimum dan minimum air baku selama beberapa tahun
terakhir.
b. Pemanfaatan sumber air baku.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
18 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1 Analisa Sektor Domestik
Analisa ini menyangkut proyeksi jumlah penduduk untuk lebih lanjutnya
mengetahui kebutuhan air bersih pada kawasan Kecamatan Ngluyu
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Ngluyu
Tahun 2008-2014
No Tahun
JumlahPenduduk
(Jiwa)
Kec. Ngluyu
1 2008 13688
2 2009 13688
3 2010 13806
4 2011 14010
5 2012 14394
6 2013 14395
7 2014 14442
4.2.1. Proyeksi Jumlah Penduduk
Analisa pertumbuhan penduduk bertujuan untuk melihat perkembangan
penduduk di kelurahan, agar dapat mengetahui pusat penyebaran, naik atau
turunnya pertumbuhan penduduk, dan lain-lain. Untuk melakukan proyeksi
terlebih dahulu harus dilakukan analisa pertumbuhan penduduk.Berikut ini
jumlah penduduk di Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang pada
sepuluh tahun terakhir, dari tahun 2008-2014, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
LAPORAN KERJA PRAKTEK
19 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
R1 (2008-2009) = 13688 – 13688
13688
= 0,0
Perhitungan Selanjutnya dapat di lihat pada Tabel 4.2 bawah ini :
No Tahun
Pertumbuhan
Penduduk
Kec. Ngluyu
1 (2008-2009) 0,000
2 (2009-2010) 0,009
3 (2010-2011) 0,015
4 (2011-2012) 0,027
5 (2012-2013) 0,000
6 (2013-2014) 0,003
R (rata-rata) 0,011
Untuk melakukan proyeksi penduduk diperlukan mencari rasio jumlah
penduduk yang dapat dihitung dengan rumus diatas. Setelah mencari rasio, bisa
dilanjutkan dengan mencari rasio rata-rata dengan rumus
R (kec.Ngluyu) =
0,000+ 0,009+ 0,015 +0,027+0,000+ 0,003
6−1
= 0,011 = 1,1%
R = Jumlah Penduduk Akhir Tahun - Jumlah Penduduk Tahun Awal
Jumlah Penduduk Tahun Awal
PertumbuhanPendudukRata-Rata
R rata-rata = JumlahTotal Rasio;n= Interval Tahun
n-1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
20 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Dengan demikian maka untuk menghitung proyeksi penduduk dalam jangka dua
puluh tahun kedepan dapat digunakan metode eksponensial negatif, sehingga
terjadi pertumbuhan penduduknya dan dapat memproyeksikan berapa fasilitas
ataupun utilitas yang dibutuhkan masyarakat.
Rumus metode eksponensial :
Keterangan:
Pn : Jumlah Penduduk tahun ke-n
Po : Jumlah Penduduk tahun ke terakhir
r : Rata-rata pertumbuhan penduduk
n : Periode waktu
Dengan menggunakan metode Eksponensial maka proyeksi penduduk Kecamatan
Ngluyu dapat dihitung seperti berikut:
 Kecamatan Ngluyu
P 2018 = 14442 (1 + 0,011 )4
= 15088 Jiwa
P 2022 = 14442 (1 + 0,011 )8
= 15762 Jiwa
P 2026 = 14442 (1 + 0,011 )12
= 16468 Jiwa
P 2030 = 14442 (1 + 0,011 )16
= 17204 Jiwa
Dengan metode ini dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk
ke depan sesuai proyeksi akan semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini :
Pn = Po ( 1 + r ) n
LAPORAN KERJA PRAKTEK
21 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Tabel 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Ngluyu Tahun 2015-2034
4.2.1 Analisis Sektor Non Domestik
Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan pada analisis
data pertumbuhan terakhir fasilitas – fasilitas sosial ekonomi yang ada pada wilayah
perencanaan. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU
dapat dilihat dalam Tabel 4.4 sampai Tabel 4.7 berikut ini
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
1 2015 14601
2 2016 14761
3 2017 14924
4 2018 15088
5 2019 15254
6 2020 15422
7 2021 15591
8 2022 15763
9 2023 15936
10 2024 16112
11 2025 16289
12 2026 16468
13 2027 16649
14 2028 16832
15 2029 17017
16 2030 17205
17 2031 17394
18 2032 17585
19 2033 17779
20 2034 17974
No Tahun
LAPORAN KERJA PRAKTEK
22 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Tabel 4.4. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV
Tabel 4.5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori lain
LAPORAN KERJA PRAKTEK
23 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
4.2.2 Analisis Kebutuhan Air Bersih
4.2.1.1 Sektor Domestik
A. Sambungan Rumah Tangga (SR)
Tabel 4.6 Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah Tangga (SR )
Kec. Ngluyu
LAPORAN KERJA PRAKTEK
24 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
B. Hidran Umum (HU)
Tabel 4.7 Kebutuhan Air untuk Hidran Umum ( HU )
Kec.Ngluyu
Keterangan :
 [a] = Nomer urut
 [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
 [c] = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (tabel 4.4)
 [d] = Tabel 4.1 no.12 kolom 6 (Desa)
 [e] = [c] x [d]
 [f] = Kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU
 [g] = [e] x [f]
 [h] = [g] / (24 x 60 x 60)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
25 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
4.2.1.2 Sektor Non Domestik
A. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan berfungsi untuk melayani masyarakat
sehingga pertumbuhan pelajar diasumsikan sama atau seiring dengan
angka pertumbuhan penduduk Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan
Gondang.
Dari peraturan Ditjen Cipta Karya Dep.PU faktor yang
diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan air 10 liter /
orang / hari.
Tabel 4.8 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Pendidikan di Kec. Ngluyu
LAPORAN KERJA PRAKTEK
26 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Keterangan :
 [a] = Nomer urut
 [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
 [c] = Jumlah pelajar tahun 2015 yaitu 2319 orang di peroleh dari sumber BPS
Nganjuk dalam angka tahun 2015. Perhitungan proyeksi jumlah pelajar dihitung
dengan metode geometrik dengan rumus Pn = Po (1+ r)n
 [d] = Tabel 4.5
 [e] = [c] x [d]
 [f] = [e] /(24 x 60 x 60)
B. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan digunakan masyarakat sebagai sarana
menjalankan ibadah sehingga pertumbuhan jumlah peribadatan
diasumsikan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk Kecamatan
Ngluyu dan kecamatan Gondang. Pada peraturan yang ditetapkan Ditjen
Cipta Karya Dep. PU didapat kebutuhan air bersih untuk Masjid sebesar
3000 liter/unit/hari dan Mushola sebesar 2000 liter/unit/hari. Proyeksi
jumlah masjid diasumsikan untuk masjid tiap 5 tahun bertambah 1 unit,
dan untuk mushola tiap 2 tahun bertambah 1 unit. Perhitungan kebutuhan
air untuk masjid dan mushola dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai
berikut:
LAPORAN KERJA PRAKTEK
27 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Tabel 4.9 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Ngluyu
1. Masjid
Keterangan :
 [a] = Nomer urut
 [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
 [c] = Jumlah masjid tahun 2015 yaitu 17 unit di peroleh dari sumber BPS Kab.
Nganjuk dalam angka tahun 2015. Perhitungan proyeksi jumlah masjid dihitung
dengan asumsi tiap 5 tahun bertambah 1 unit.
 [d] = Tabel 4.5
 [e] = [c] x [d]
 [f] = [e] /(24 x 60 x 60)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
28 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
2. Mushola
Keterangan :
 [a] = Nomer urut
 [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
 [c] = Jumlah Mushola tahun 2015 45 unit di peroleh dari sumber BPS Kab.
Nganjuk dalam angka tahun 2015. Perhitungan proyeksi jumlah masjid dihitung
dengan asumsi tiap 5 tahun bertambah 1 unit.
 [d] = Tabel 4.5
 [e] = [c] x [d]
 [f] = [e] /(24 x 60 x 60)
C. Fasilitas Pasar
Terdapat pula fasilitas pasar yang melayani kebutuhan – kebutuhan
pokok
sehari – hari. Di dalam pasar tersebut memerlukan tersedianya air bersih.
Analisis kebutuhan air bersih untuk fasilitas pasar dapat dilihat pada tabel
4.10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
29 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Tabel 4.10 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Pasar di Kecamatan Ngluyu
D. Fasilitas Kesehatan
Perkembangan fasilitas kesehatan sampai tahun 2034 diasumsikan
bersifat konstan, artinya tidak ada pertambahan untuk fasilitas jenis ini, maka
jumlah kebutuhan air untuk fasilitas ini tetap dari tahun 2015 – 2035.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
30 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Tabel 4.11 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Kesehatan di
Kecamatan Nngluyu
LAPORAN KERJA PRAKTEK
31 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
Tabel 4.12 Adapun rekapitulasi dari kebutuhan air bersih adalah di
Kecamatan Ngluyu :
4.2.2.3 Pengolahan evaluasi sistim distribusi air bersih
Untuk perhitungannya dipakai rumus :
1. Prakiraan Air Rata-rata
Qr = 60 x Jumlah penduduk ( L/hari )
2. Kebutuhan Air Harian Maksimal
Qhm = 1,5 x jumlah prakiraan air rata-rata ( L/hari )
3. Kebutuhan air jam maksimal
Qjm = 2,5 x jumlah prakiraan air rata-rata ( L/hari )
4. Kehilangan air
Qhl =
20
80
𝑥 kebutuhan air jam maksimal (L/hari)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
32 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
5. Kebutuhan air total
Qtot = kebutuhan air jam maksimal + kehilangan air (L/hari)
Selanjutnya perhitungan akan di tabelkan
Tabel 4.13 Kebutuhan total air Bersih Kecamatan Ngluyu
Jumlah
Penduduk
Qr (Ltr/hr) Qhm (Ltr/hr) Qjm (Ltr/hr)
KehIl. Air
(Ltr/hr)
Keb. Totl Air Ber
(Ltr/hr)
c d e f g h
14601 876051.720 1314077.580 2190129.300 547532.325 2,737,661.625
14761 885688.289 1328532.433 2214220.722 553555.1806 2,767,775.903
14924 895430.860 1343146.290 2238577.150 559644.2876 2,798,221.438
15088 905280.600 1357920.899 2263201.499 565800.3747 2,829,001.874
15254 915238.686 1372858.029 2288096.715 572024.1788 2,860,120.894
15422 925306.312 1387959.468 2313265.779 578316.4448 2,891,582.224
15591 935484.681 1403227.022 2338711.703 584677.9257 2,923,389.629
15763 945775.013 1418662.519 2364437.532 591109.3829 2,955,546.914
15936 956178.538 1434267.807 2390446.344 597611.5861 2,988,057.931
16112 966696.502 1450044.753 2416741.254 604185.3135 3,020,926.568
16289 977330.163 1465995.245 2443325.408 610831.352 3,054,156.760
16468 988080.795 1482121.192 2470201.987 617550.4969 3,087,752.484
16649 998949.684 1498424.526 2497374.209 624343.5523 3,121,717.762
16832 1009938.130 1514907.195 2524845.326 631211.3314 3,156,056.657
17017 1021047.450 1531571.175 2552618.624 638154.6561 3,190,773.280
17205 1032278.972 1548418.457 2580697.429 645174.3573 3,225,871.786
17394 1043634.040 1565451.060 2609085.101 652271.2752 3,261,356.376
17585 1055114.015 1582671.022 2637785.037 659446.2592 3,297,231.296
17779 1066720.269 1600080.403 2666800.672 666700.1681 3,333,500.840
17974 1078454.192 1617681.288 2696135.480 674033.8699 3,370,169.350
Keterangan :
 [a] = Nomer urut
 [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
 [c] = Jumlah penduduk
 [d] = Prakiraan air rata-rata
 [e] = Kebutuhan air harian maksimal
 [f] = kebutuhan air jam maksimal
 [g] = Kehilangan Air
 [h] = Kebutuhan air total
LAPORAN KERJA PRAKTEK
33 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
4.3. Kebutuhan air harian maksimum dan jam puncak
Kebutuhan air harian maksimum dihitung berdasarkan faktor pengali yaitu 1,15 dan
Kebutuhan air jam puncak dihitung berdasarkan faktor pengali yaitu 1,75.
Selanjutnya perhitungan akan di tabelkan
Tabel 4.14 Kebutuhan air Harian Kecamatan Ngluyu
Faktor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20230 2031 2032 2033 2034
Normal
(Lt/det)
FHM
(Lt/det)
FJP
(Lt/det)
25.822.8 23 23.3 23.6 23.9 24.1 24.4 24.68 25 25.2 25.5
14.6 14.7
14.7 14.8 15 15.1 15.3 16.6 16.8 16.915.5 15.7 15.8 16 16.22 16.4
14.1 14.3 14.4
14.5
13.912.6 12.7 12.9 13 13.1 13.3 13.5 13.6 13.812.5
20.6 20.8
14.4
21.9 22 22.3 22.5
1
1.15
1.75
11.8 11.9
13.5 13.7 14.1 14.3
12.3 12.4
21.5 21.8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
34 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan kebutuhan air bersih di Kelurahan Lowokwaru, maka dapat
dibuat tabel rekapitulasi kebutuhan air bersih seperti dapat dilihat pada Tabel Rekapitulasi
Pada tahun 2014 (awal tahun rencana) diketahui bahwa total kebutuhan air bersih di
Kelurahan Ngluyu 1256.250 adalah sebesar liter/detik.
Saran
Dengan adanya analisa kebutuhan air di masa 20 tahun yang akan dating ini, bisa di
jadikan rujukan pemerintah khususnya pihak PDAM kota Nganjuk guna memenuhi
kebetuhan sesuai hasil dari analisa tersebut
LAPORAN KERJA PRAKTEK
35 MARIA MAGDALENA WATA PUKA
13.21.264
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=PENYEDIAN+AIRBERSIH&ie=utf-8&oe=utf-8
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-19544-3307100094-Paper.pdf
https://www.scribd.com/doc/313437200/BAB-VII-Sistem-Penyedian-Air-Bersih
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38270/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/34325/6/1964_CHAPTER_III.pdf

More Related Content

What's hot

Sistem kontrol, pengendalian & keamanan sistem
Sistem kontrol, pengendalian & keamanan sistemSistem kontrol, pengendalian & keamanan sistem
Sistem kontrol, pengendalian & keamanan sistemFery Anugra
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
master plan dan fs sistem pengelola
master plan dan fs sistem pengelolamaster plan dan fs sistem pengelola
master plan dan fs sistem pengelolaDanang Abrori
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
 
Life cycle inventory
Life cycle inventoryLife cycle inventory
Life cycle inventoryiiqsja
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatikaBab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatikakhafid10
 
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Restu Sulistiyo
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirYahya M Aji
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatinfosanitasi
 
Pemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahPemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahinfosanitasi
 

What's hot (20)

Sistem kontrol, pengendalian & keamanan sistem
Sistem kontrol, pengendalian & keamanan sistemSistem kontrol, pengendalian & keamanan sistem
Sistem kontrol, pengendalian & keamanan sistem
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
master plan dan fs sistem pengelola
master plan dan fs sistem pengelolamaster plan dan fs sistem pengelola
master plan dan fs sistem pengelola
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
 
Life cycle inventory
Life cycle inventoryLife cycle inventory
Life cycle inventory
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
 
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatikaBab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
 
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
 
Metode skoring
Metode skoringMetode skoring
Metode skoring
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Pertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses TestingPertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses Testing
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempat
 
Pemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahPemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampah
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Perhitungan galian dan_timbunan
Perhitungan galian dan_timbunanPerhitungan galian dan_timbunan
Perhitungan galian dan_timbunan
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
Bab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunanBab iv perhitungan galian timbunan
Bab iv perhitungan galian timbunan
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan air
 

Similar to Lap kp bab 1

Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airYuriska Nur
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf
4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf
4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdfdangdutberutu
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr112233445566123456789
 
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdfhidanganhendra
 
jilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdf
jilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdfjilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdf
jilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdfKevinKharisma
 
Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...
Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...
Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...Hidyantara Firnhanta
 
Methodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi airMethodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi airaliakbar2015
 
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptxandikowidyadhana1
 
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air BersihFaktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersihchyntia aryanti mayadewi
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
ea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptx
ea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptxea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptx
ea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptxWindyPutriDiwantari
 
Jurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdf
Jurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdfJurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdf
Jurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdfHermanWelemTanje1
 

Similar to Lap kp bab 1 (20)

Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Skripsi bab i v
Skripsi  bab i   vSkripsi  bab i   v
Skripsi bab i v
 
4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf
4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf
4469-Article Text-26610-2-10-20220518.pdf
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 
Bahan tayang spam labuhanbatu
Bahan tayang spam labuhanbatuBahan tayang spam labuhanbatu
Bahan tayang spam labuhanbatu
 
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
 
jilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdf
jilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdfjilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdf
jilid_1 tatacara perencanaandrainase.pdf
 
Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...
Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...
Analisa pola operasi embung joho untuk evaluasi sistem jaringan pipa dan peng...
 
Methodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi airMethodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi air
 
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
 
Defisit Air Bersih
Defisit Air BersihDefisit Air Bersih
Defisit Air Bersih
 
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air BersihFaktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
ea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptx
ea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptxea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptx
ea1a2_BT_Perencanaan_Operasi_Jaringan_Irigasi.pptx
 
Jurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdf
Jurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdfJurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdf
Jurnal Evaluasi Jaringan Pipa.pdf
 
Article Text.pdf
Article Text.pdfArticle Text.pdf
Article Text.pdf
 
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUANBAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Lap kp bab 1

  • 1. LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Identifikasi masalah 1.3 Rumusan Masalah 1.4 Batasan Masalah 1.5 Tujuan Perencanaan 1.6 Lokasi Perencanaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Penduduk 2.2 uji Kesesuaian Metode Proyeksi 2.3 kebutuhan Air Bersih 2.4 Fluktuasi Kebutuhan Air 2.5 Kehilangan Air 2.6 Analisa Hidrolika jaringan perpipaan 2.7 Komponen Sistem Jaringan Pipa Air 2.8 Tandon 2.9 Mekanisme Pengalian Pipa 2.10 Simulasi Aliran pada Sistem Jaringan Distribusi 2.11 Metode Analisa dalam jaringan pipa
  • 2. LAPORAN KERJA PRAKTEK 2 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data 3.2 Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tujuan Umum 4.2 Analisis Kebutuhan Air Baku 4.3 Analisis Sektor Domestik 4.4 Kebutuhan Air Baku 4.5 Ketersediaan Air Baku V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
  • 3. LAPORAN KERJA PRAKTEK 3 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sebagai salah satu komponen penting bagi kehidupan manusia secara nyata, ikut menentukan taraf hidup, baik itu secara individual maupun komunal.Objek individual berarti bahwa upaya pemenuhan dan pengolahan kebutuhan air dilakukan oleh tiap individu, baik secara terstruktur oleh instansi terkait atau bahkan oleh kelompok masyarakat. Sedangkan secara komunal, dilakukan untuk sebuah komunitas di suatu wilayah dengan tingkat pelayanan secara menyeluruh untuk penduduk yang berdomisili tetap maupun yang tidak tetap.Pemenuhan terhadap kebutuhan air yang memadai merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam kerangka yang lebih luas, air juga sangat penting sebagai pendukung kebutuhan. Kebutuhan air baku untuk berbagai keperluan, terutama air baku untuk rumah tangga, tempat-tempat umum, dan industri, akan terus meningkat berdasarkan jumlah penduduk yang terus bertambah dan semakin berkembangnya laju pembangunan di berbagai bidang. Di sisi lain, jumlah penyediaan prasarana air baku yang ada saat ini masih relatif terbatas, sehingga belum dapat dimanfaatkan oleh penduduk. Sarana dan prasarana dalam sistem penyediaan air baku seperti broncaptering, bak pelayanan umum yang perlu dibangun agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air tanpa harus bersusah payah mengambil langsung ke sumber air yang terkadang sangat sulit dijangkau. Dengan memperhatikan lokasi serta potensi yang ada, maka diharapkan kebutuhan air baku di Kabupaten Nganjuk Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang dapat terpenuhi.
  • 4. LAPORAN KERJA PRAKTEK 4 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Di Indonesia pelayanan air bersih dalam skala besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) kota yang bersangkutan. Pelayanan penyediaan air bersih secara nasional masih jauh dari mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya. Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.Salah satu permasalahan pada kabupaten Nganjuk sekarang adalah tidak terpenuhinya persediaan air baku pada kecamatan Ngluyu. Pada kecamatan ini terdapat beberapa desa yang merupakan kawasan yang akan direncanakan untuk pembangunan instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sementara sumber air baku yang selama ini memenuhi kebutuhan hidup masyarakat terbilang cukup bahkan melebihi kuota dari kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka salah satu solusi yang terpenting adalah perlu adanya analisis sistem penyediaan air minum dengan memanfaatkan air baku desa setempat. Hal ini sangat memungkinkan karena tersedianya lahan milik desa untuk pembangunan tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Sumber air baku terbilang cukup bahkan melebihi kuota dari kebutuhan masyarakat itu sendiri tetapi tidak adanya bangunan untuk menampung air dari sumber air tersebut sehingga masyarakat kesuiltan dalam mengambil air terutama desa yang jauh dari sumber air.
  • 5. LAPORAN KERJA PRAKTEK 5 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 1.3 Rumusan Masalah 1 Menganalisis Kebutuhan Air Baku 2 Menganalisis Ketersediaan Air Baku 1.4 Tujuan Perencanaan Menganalisa kebutuhan air baku dan ketersediaan sumber air yang bisa dimanfaatkan sebagai air bersih untuk penduduk di Kabupaten Nganjuk Kecamatan Ngluyu ,dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada. 1.5 Lokasi Perencanaan Embung Ngluyu merupakan embung yang membendung Sungai Jurang Dandang yang terletak di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Kecamatan Ngluyu mempunyai batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Jombang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gondang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rejoso. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi Kabupaten Nganjuk
  • 6. LAPORAN KERJA PRAKTEK 6 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih Dalam penyediaan air bersih Ada 2 (dua) kategori sistem penyediaan air bersih/minum, yaitu : sistem perpipaan dan non perpipaan. 2.1.1 Sistem Perpipaan Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman dan Sambungan Umum.Untuk mendistribusikan air bersih dengan perpipaan terdapat beberapa system pengaliran, tergantung pada keadaan topografi, lokasi sumber air baku, beda tinggi daerah pengaliran atau daerah layanan. Sistem pengaliran tersebut antara lain : a) Pengaliran Gravitasi Air bersih didistribusikan ke daerah layanan dengan memanfaatkan tekanan akibat gayagravitasi pada daerah tersebut. Diperlukan beda elevasi antara sumber dan daerah layanan yang cukup besar supaya tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. b) Pengaliran Pemompaan dengan Elevated Reservoir Sebelum air didistribusikan ke daerah layanan terlebih dahulu dipompa dan ditampung di reservoir kemudian didistribusikan dengan memanfaatkan tekanan akibat elevasi reservoir tersebut. c) Pengaliran Pemompaan Langsung Distribusi air ke daerah layanan dengan mengandalkan tekanan dari pompa, yang disesuaikan dengan tinggi tekanan minimum. Rangkaian pipa dalam distribusi air bersih/minum disebut jaringan pipa.Pada dasarnya ada 2 sistem jaringan distribusi yaitu jaringan terbuka dan tertutup.
  • 7. LAPORAN KERJA PRAKTEK 7 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264  Jaringan Terbuka Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi tidak saling berhubungan, air mengalir dalam satu arah dan area layan disuplai melalui satu jalur pipa utama.  Jaringan Tertutup Karakteristik jaringan ini adalah pipa-pipa distribusi saling berhubungan, air mengalir melalui beberapa jalur pipa utama, sehingga konsumen disupplay dari beberapa jalur.Sistem ini cenderung diterapakan pada daerah yang jalannya saling berhubungan, perkembangan kota cenderung ke segala arah dan keadaan topografi yang relatif dasar. 2.1.2 Sistem Non Perpipaan Sistem distribusi ini tidak menggunakan pipa dan unit pelayanannya adalah Sumur Umum, Hidran Umum (HU), kendaraan tangki air (water tank/TA) serta mata air. 2.2 Pengaruh Jumlah Penduduk Dalam penyusunan suatu perencanaan pembangunan, kependudukan merupakan faktor penting karena pembangunan dilakukan dan ditujukan untuk kepentingan penduduk sendiri. Demikian juga dengan perencanaan air bersih, peningkatan jumlah penduduk akanmempengaruhi peningkatan kebutuhan fasilitas termasuk peningkatan pelayanan air bersih. 2.2.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi penduduk adalah suatu metode yang dipakai untuk memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang berdasarkan data perkembangan penduduk pada tahun yang telah lalu.Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan berbagai metode. Untuk menentukan metode proyeksi penduduk yang akurat, ditentukan dahulu nilai koefisien
  • 8. LAPORAN KERJA PRAKTEK 8 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 korelasi (r) dari masing-masing metode proyeksi. Dimana : r = koefisien korelasi x = selisih tahun tiap data y = selisih total data tiap tahun Beberapa metode proyeksi penduduk yang di gunakan dalam perencanaan system penyediaan air bersih adalah sebagai berikut : a) Metode Rata-Rata Aritmatik Pt = Po + (Pn+1) t Dimana : Po = Jumlah penduduk tahun ke-0 Pn + 1 = Jumlah penduduk pada tahun ke-n + 1 t = Periode perencanaan Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n b) Metode Geometrik Metode ini banyak di pakai karena mudah dan mendekati kebenaran. Pt = Po (1 + r)ᶮ Dimana : Pt = jumlah penduduk ahun proyeksi Po = jumlah penduduk tahun yang di ketahui r = prosentase pertambahan penduduk tiap tahun n = tahun proyeksi
  • 9. LAPORAN KERJA PRAKTEK 9 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 c) Metode pertumbuhan seragam Metode ini mengansumsi bahwa prosen pertumbuhan penduduk dari decade ke decade adalah konstan dan perhitungan di dasarkan pada proses pertumbuhan rata-rata.Metode ini hanya cocok bagi kota yang relative muda dengan pertumbuhan penduduk yang cepat. d) Metode selisih pertumbuhan Yaitu jumlah penduduk saat ini di tambah dengan rata-rata pertumbuhan penduduk dalam sepuluh tahun dan rata-rata selisih pertambahan. e) Metode grafis (rentang grafis populasi) Proyeksi penduduk di hitung dengan menggunakan kurva,plotting antara waktu (tahun) dengan populasi. Dari data yang di kumpulkan dan terbentuk kurva, kemudian di rentangkan ke depan sesuai dengan bentuk nature kurva, akan diperoleh populasi dari tahun yang diinginkan. 2.3 Kebutuhan Air Bersih 2.3.1 Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan domestic adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiaan sehari-hari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, mandi, cuci ,menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air buangan (dapur dan toilet),sehingga kebutuhan air domestic merupakan bagian terbesar dalam perencanaan kebutuhan air. Jumlah kebutuhan air domestic ini di pengaruhi oleh factor kebiasaan, pola dan tingkat kehidupan yang di dukung oleh adanya perkembangan social ekonomi. Tabel 2.1 Kebutuhan Air Bersih Domestik Berdasarkan Kategori Kota No Kategori Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Kebutuhan Air (ltr/org/hari) 1 Metropolitan >1.000.000 170 -190 2 Kota besar 500.000 - 1.000.000 150 – 170 3 Kota sedang 100.000 – 500.000 130 – 150 4 Kota kecil 20.000 – 100.000 100 -130 5 Kota kecmatan <20.000 90 – 100 Sumber : Ditjen Cipta Karya,Dep.PU,1997.
  • 10. LAPORAN KERJA PRAKTEK 10 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 2.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestic merupakan tahap berikutnya dalam perhitungan kebutuhan air bersih, besaran pemakaiannya di tentukan oleh jumlah konsumen non domestic yang terdiri dari fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan.Kebutuhan air non domestic di asumsikan sebagaimana dalam table berikut Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik No. Kategori Pemakaian Air rata-rata per hari (liter) Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kantor Rumah Sakit Gedung Bioskop Sekolah Dasar,SLTP SLTA & lebih tinggi Labolatorium Toserba Industri/Pabrik Stasiun dan Terminal Restoran Hotel Perkumpulan Sosial Tempat Ibadah 70-100 250-1000 10 40-50 80 100-200 3 80(pria) 100(wanita) 3 30 250-300 30 10 Tiap karyawan Tiap pasien Tiap pengunjung Tiap siswa Tiap siswa Tiap karyawan Tiap pengunjung Tiap orang/sift Tiap penumpang Tiap tamu Tiap tamu Tiap orang Tiap jama’ah Sumber : Jenis Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan (Vol.II),1998 2.3.3 Kehilangan Air Merupakan selisih antara jumlah air yang diproduksi di unit pengolahan denganjumlah air yang dikonsumsi dari jaringan distribusi. Berdasarkan kenyataan dilapangan, kejadian akankehilangan air dapat bersifat teknis dan non teknis. Terdapat 3 macam pengertian menyangkut istilah kehilangan air, yaitu : kehilangan air rencana, kehilangan airpercuma dan kehilangan air insidentil.
  • 11. LAPORAN KERJA PRAKTEK 11 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Secara umum dalam melakukan perencanaan, nilai kehilangan yang terjadi baik kehilangan air percuma dan insidentil sudah masuk dalam perhitungan. Besarnya nilai kehilangan air tersebut berkisar antara 15-25% dari total kebutuhan air bersih baik domestik maupun non domestik. 2.3.4 Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih Fluktuasi adalah prosentase pemakaian air pada tiap jam yang tergantung dari :aktivitas penduduk, adat istiadat atau kebiasaan penduduk serta pola tata kota. Sehingga kebutuhan air tiap waktu menjadi berubah/berfluktuasi.Untuk mendapatkan pelayanan kepada konsumen secara maksimal, hal ini perlu diperhitungkan. Flukuasi kebutuhan air didasarkan kepada kebutuhan air harian maksimum (Qmax)serta kebutuhan air jam maksimum (Qj) dengan referensi kebutuhan air rata-rata. a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qr) Adalah jumlah air per hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, non domestik dan kehilangan air. b. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax) Merupakan jumlah air terbanyak yang diperlukan pada satu hari dalam waktu satu tahun berdasarkan nilai Q rata-rata harian. Untuk menghitungnya diperlukan factor fluktuasi kebutuhan harian maksimum.. Qmax= f maxx Qr Dimana : Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det) fmax = Faktor harian maksimum ( 1 <fmax.hour < 1,5 ) Qr = Kebutuhan air rata-rata harian (ltr/det) c. Kebutuhan air jam maksimum (Qj) Adalah jumlah air terbanyak yang diperlukan pada jam-jam tertentu. Untukmenghitungnya diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan jam maksimum (fpeak).
  • 12. LAPORAN KERJA PRAKTEK 12 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Q j=f peak x Q max Dimana : Qj = Kebutuhan air jam maksimum (ltr/det) fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5 ) Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det) 2.4 Reservoir Fungsi dari reservoir antara lain adalah untuk menyimpan air bersih yang siap didistribusikan, meratakan debit air dalam sistem jaringan distribusi serta mengatur tekanan air dalam jaringan distribusi. Berdasarkan lokasinya reservoir dibedakan menjadi : a. Elevated Reservoir Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak diatas tanah. b. Grounf Reservoir Reservoir yang menyimpan atau menampung air yang terletak dibawah tanah.Untuk mencari kapasitas reservoir, dihitung dengan metode analitis maupun grafis. Adapun perumusannya adalah : Kr= Spos+ Sneg Dimana : Kr = Kapasitas reservoir (m3) Spos = Besarnya deposit positif air (m3) Sneg = Besarnya deposit negatif air (m3)
  • 13. LAPORAN KERJA PRAKTEK 13 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 2.5 Hidrolika Aliran Distribusi Untuk mencapai hasil perencanaan yang optimal dalam usaha penyediaan dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat diperlukan suatu kriteria desain.Kriteria inidigunakan untuk mendesain sistem jaringan dan menentukan diameter pipa. Kriteria desain antara lain adalah :  Tinggi tekanan yang harus disediakan pada titik atau node minimum 10 meter.  Tinggi tekanan yang diijinkan pada titik atau none maksimum 80 meter.  Jenis pipa yang digunakan adalah PVC.  Sistem jaringan yang digunakan dengan pola terbuka.  Evaluasi jaringan dengan menggunakan program Epanet versi 2.0  Untuk mencari kehilangan tekanan dalam pipa : Dimana : Hf = Kehilangan tekanan dalam pipa (m) L = Panjang pipa (m) C = Koefesien Hanzen-William Q = Debit dalam pipa (m3/det) D = Diameter pipa (m) 2.6 Sumber Air Baku Air yang didistribusikan dalam sistem penyediaan air bersih/minum haruslah memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk air bersih/minum. Air ini disebut air baku. Air baku diperoleh dari berbagai sumber air, antara lain adalah air permukaan, air hujan, air tanah dan mata air. Untuk menentukan sumber air baku mana yang dipakai perlu diperhatikan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku tersebut.
  • 14. LAPORAN KERJA PRAKTEK 14 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 2.6.1 Air Permukaan Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi, terdiri dari: a) Air Sungai, adalah air yang mengalir di permukaan bumi, meliputi aliran air, alur sungai termasuk bantaran, tanggul dan areal yang dinyatakan sebagai sungai. Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling mudah diperoleh karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat. Dari segi kuantitas fluktuasinya tinggi, sedangkan dari segi kualitas banyak yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersihtanpa proses pengolahan. b) Air Rawa/Danau/Waduk, merupakan bentuk cekungan permukaan tanah baik alamiah maupun buatan dan didalamnya terdapat genangan air dengan volume relatif besar 2.6.2 Air Hujan Pemanfaatannya adalah untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi. Pada umumnya digunakan sebagai suplemen, ketika terdapat masalah fasilitas dari lain sumber mengingat hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dapat pula diterapkan sebagai sumber air baku utama, jika sumber air lain kurang menguntungkan. Dengan mempertimbangkan ketersediaan tempat, penangkapan air hujan dapat dilaksanakan di atas atap rumah maupun di atas tanah. 2.6.3 Air Tanah Air tanah adalah air yang tertampung pada lapisan tanah. Lapisan tanah ini dapat menampung air dalam jumlah besar dan disebut aquifer. Aquifer terbagi menjadi 3 bagian yaitu aquifer tertekan, aquifer semi tertekan dan aquifer tidak tertekan.  Aquifer tertekan Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana kedua lapisan ini sama sekali tidak dapat mengalirkan air.  Aquifer semi tertekan Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana lapisan kedap air diatasnya sedikit mengalirkan air.
  • 15. LAPORAN KERJA PRAKTEK 15 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264  Aquifer tidak tertekan Aquifer yang berada diatas lapisan kedap air Kuantitas dan kontinuitas air tanah dipengaruhi luasan daerah resapan, semakin berkurang luasnya maka kuantitas dan kontinuitasnya juga berkurang. Air tanah terdiri dari : 1. Air tanah dangkal Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Terdapat pada kedalaman kurang lebih 15 meter dari permukaan. Sebagai sumur untuk sumber air bersih cukup baik dari segi kualitas tetapi kuantitas sangat tergantung pada musim. 2. Air tanah dalam Berada di bawah lapisan kedap air.Pengambilan dilakukan dengan pengeboran. Umumnya terdapat pada kedalaman 80-300 meter dibawah permukaan tanah. Dapat terjadi artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar. 3. Mata Air Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan sumber air yang sangat potensial karena pada umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem penampung secara gravitasi.
  • 16. LAPORAN KERJA PRAKTEK 16 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait penelitian ini. Pengumpulan data yang dimaksud adalah menghimpun datadata sekunder yang meliputi data-data dan informasi sebagai berikut: a. Data kependudukan dan sosial ekonomi di dapat dari BPS b. Data sumber air baku ,data curah hujan,debit2 sungai didapat dari Dinas Pengairan c. Data klimatologi didapat dari BMKG d. Peta topografi lokasi sekitar sistem penyediaan air bersih rencana dan penunjang lainya di dapat dari BAPPEDA e. Data luas lahan sawah dan pola tanam didapat dari Dinas Pertanian f. lokasi pembagian air didapat dari PDAM 2. Data Primer Data primer yang diambil meliputi data mengenai keadaan sosial masyarakat dan data kondisi lapangan melalui pendokumentasian. Dengan adanya analisa mengenai keadaan sosial masyarakat ini dapat dilihat kemampuan serta kemauan masyarakat unutk menunjang perancangan sistem penyediaan Air bersih.
  • 17. LAPORAN KERJA PRAKTEK 17 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 3.2 Pengolahan Data dan Analisa Data Data primer dan sekunder diolah untuk mendapatkan data daerah yang dapat dikembangkan penyediaan air baku serta sistem yang dapat digunakan. Hasil data olahan tersebut kemudian dianalisa dan digunakan sebagai dasarperencanaan. Bagan alir tahapan perencanaan sistem penyediaan air baku di Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut: 1. Analisis Daerah Pelayanan Analisis daerah layanan meliputi analisis kondisi Kecamatan Ngluyu dan kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk pada umumnya dan daerah yang perlu penyediaan air baku. Dasar pertimbangan penentuan prioritas daerah perencanaan antara lain: a. Rasio tingkat pelayanan air bersih dengan jumlah penduduk daerah perancangan, sebagai pertimbangan peningkatan pelayanan air bersih. b.Tingkat permintaan masyarakat akan pelayanan air bersih 2. Analisis Sumber Air Baku Pemilihan sumber air baku berguna untuk menentukan sumber air baku, bagi sistem penyediaan air bersih rencana. Pemilihan alternatif air baku dilakukan berdasarkan analisis kuantitas atau ketersediaan sumber air baku, sehingga dapat diketahui apakah kuantitas atau ketersediaan air baku masih mencukupi bila diambil untuk keperluan penyediaan air bersih. Dasar dalam perhitungan ketersediaan air baku adalah: a. Debit atau volume maksimum dan minimum air baku selama beberapa tahun terakhir. b. Pemanfaatan sumber air baku.
  • 18. LAPORAN KERJA PRAKTEK 18 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 BAB IV HASIL ANALISA 4.1 Analisa Sektor Domestik Analisa ini menyangkut proyeksi jumlah penduduk untuk lebih lanjutnya mengetahui kebutuhan air bersih pada kawasan Kecamatan Ngluyu Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Ngluyu Tahun 2008-2014 No Tahun JumlahPenduduk (Jiwa) Kec. Ngluyu 1 2008 13688 2 2009 13688 3 2010 13806 4 2011 14010 5 2012 14394 6 2013 14395 7 2014 14442 4.2.1. Proyeksi Jumlah Penduduk Analisa pertumbuhan penduduk bertujuan untuk melihat perkembangan penduduk di kelurahan, agar dapat mengetahui pusat penyebaran, naik atau turunnya pertumbuhan penduduk, dan lain-lain. Untuk melakukan proyeksi terlebih dahulu harus dilakukan analisa pertumbuhan penduduk.Berikut ini jumlah penduduk di Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang pada sepuluh tahun terakhir, dari tahun 2008-2014, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
  • 19. LAPORAN KERJA PRAKTEK 19 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 R1 (2008-2009) = 13688 – 13688 13688 = 0,0 Perhitungan Selanjutnya dapat di lihat pada Tabel 4.2 bawah ini : No Tahun Pertumbuhan Penduduk Kec. Ngluyu 1 (2008-2009) 0,000 2 (2009-2010) 0,009 3 (2010-2011) 0,015 4 (2011-2012) 0,027 5 (2012-2013) 0,000 6 (2013-2014) 0,003 R (rata-rata) 0,011 Untuk melakukan proyeksi penduduk diperlukan mencari rasio jumlah penduduk yang dapat dihitung dengan rumus diatas. Setelah mencari rasio, bisa dilanjutkan dengan mencari rasio rata-rata dengan rumus R (kec.Ngluyu) = 0,000+ 0,009+ 0,015 +0,027+0,000+ 0,003 6−1 = 0,011 = 1,1% R = Jumlah Penduduk Akhir Tahun - Jumlah Penduduk Tahun Awal Jumlah Penduduk Tahun Awal PertumbuhanPendudukRata-Rata R rata-rata = JumlahTotal Rasio;n= Interval Tahun n-1
  • 20. LAPORAN KERJA PRAKTEK 20 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Dengan demikian maka untuk menghitung proyeksi penduduk dalam jangka dua puluh tahun kedepan dapat digunakan metode eksponensial negatif, sehingga terjadi pertumbuhan penduduknya dan dapat memproyeksikan berapa fasilitas ataupun utilitas yang dibutuhkan masyarakat. Rumus metode eksponensial : Keterangan: Pn : Jumlah Penduduk tahun ke-n Po : Jumlah Penduduk tahun ke terakhir r : Rata-rata pertumbuhan penduduk n : Periode waktu Dengan menggunakan metode Eksponensial maka proyeksi penduduk Kecamatan Ngluyu dapat dihitung seperti berikut:  Kecamatan Ngluyu P 2018 = 14442 (1 + 0,011 )4 = 15088 Jiwa P 2022 = 14442 (1 + 0,011 )8 = 15762 Jiwa P 2026 = 14442 (1 + 0,011 )12 = 16468 Jiwa P 2030 = 14442 (1 + 0,011 )16 = 17204 Jiwa Dengan metode ini dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah penduduk ke depan sesuai proyeksi akan semakin meningkat. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini : Pn = Po ( 1 + r ) n
  • 21. LAPORAN KERJA PRAKTEK 21 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Tabel 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Ngluyu Tahun 2015-2034 4.2.1 Analisis Sektor Non Domestik Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan pada analisis data pertumbuhan terakhir fasilitas – fasilitas sosial ekonomi yang ada pada wilayah perencanaan. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU dapat dilihat dalam Tabel 4.4 sampai Tabel 4.7 berikut ini Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2015 14601 2 2016 14761 3 2017 14924 4 2018 15088 5 2019 15254 6 2020 15422 7 2021 15591 8 2022 15763 9 2023 15936 10 2024 16112 11 2025 16289 12 2026 16468 13 2027 16649 14 2028 16832 15 2029 17017 16 2030 17205 17 2031 17394 18 2032 17585 19 2033 17779 20 2034 17974 No Tahun
  • 22. LAPORAN KERJA PRAKTEK 22 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Tabel 4.4. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV Tabel 4.5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori lain
  • 23. LAPORAN KERJA PRAKTEK 23 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 4.2.2 Analisis Kebutuhan Air Bersih 4.2.1.1 Sektor Domestik A. Sambungan Rumah Tangga (SR) Tabel 4.6 Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah Tangga (SR ) Kec. Ngluyu
  • 24. LAPORAN KERJA PRAKTEK 24 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 B. Hidran Umum (HU) Tabel 4.7 Kebutuhan Air untuk Hidran Umum ( HU ) Kec.Ngluyu Keterangan :  [a] = Nomer urut  [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)  [c] = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (tabel 4.4)  [d] = Tabel 4.1 no.12 kolom 6 (Desa)  [e] = [c] x [d]  [f] = Kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU  [g] = [e] x [f]  [h] = [g] / (24 x 60 x 60)
  • 25. LAPORAN KERJA PRAKTEK 25 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 4.2.1.2 Sektor Non Domestik A. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan berfungsi untuk melayani masyarakat sehingga pertumbuhan pelajar diasumsikan sama atau seiring dengan angka pertumbuhan penduduk Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan Gondang. Dari peraturan Ditjen Cipta Karya Dep.PU faktor yang diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan air 10 liter / orang / hari. Tabel 4.8 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Pendidikan di Kec. Ngluyu
  • 26. LAPORAN KERJA PRAKTEK 26 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Keterangan :  [a] = Nomer urut  [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)  [c] = Jumlah pelajar tahun 2015 yaitu 2319 orang di peroleh dari sumber BPS Nganjuk dalam angka tahun 2015. Perhitungan proyeksi jumlah pelajar dihitung dengan metode geometrik dengan rumus Pn = Po (1+ r)n  [d] = Tabel 4.5  [e] = [c] x [d]  [f] = [e] /(24 x 60 x 60) B. Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan digunakan masyarakat sebagai sarana menjalankan ibadah sehingga pertumbuhan jumlah peribadatan diasumsikan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk Kecamatan Ngluyu dan kecamatan Gondang. Pada peraturan yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya Dep. PU didapat kebutuhan air bersih untuk Masjid sebesar 3000 liter/unit/hari dan Mushola sebesar 2000 liter/unit/hari. Proyeksi jumlah masjid diasumsikan untuk masjid tiap 5 tahun bertambah 1 unit, dan untuk mushola tiap 2 tahun bertambah 1 unit. Perhitungan kebutuhan air untuk masjid dan mushola dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
  • 27. LAPORAN KERJA PRAKTEK 27 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Tabel 4.9 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Ngluyu 1. Masjid Keterangan :  [a] = Nomer urut  [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)  [c] = Jumlah masjid tahun 2015 yaitu 17 unit di peroleh dari sumber BPS Kab. Nganjuk dalam angka tahun 2015. Perhitungan proyeksi jumlah masjid dihitung dengan asumsi tiap 5 tahun bertambah 1 unit.  [d] = Tabel 4.5  [e] = [c] x [d]  [f] = [e] /(24 x 60 x 60)
  • 28. LAPORAN KERJA PRAKTEK 28 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 2. Mushola Keterangan :  [a] = Nomer urut  [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)  [c] = Jumlah Mushola tahun 2015 45 unit di peroleh dari sumber BPS Kab. Nganjuk dalam angka tahun 2015. Perhitungan proyeksi jumlah masjid dihitung dengan asumsi tiap 5 tahun bertambah 1 unit.  [d] = Tabel 4.5  [e] = [c] x [d]  [f] = [e] /(24 x 60 x 60) C. Fasilitas Pasar Terdapat pula fasilitas pasar yang melayani kebutuhan – kebutuhan pokok sehari – hari. Di dalam pasar tersebut memerlukan tersedianya air bersih. Analisis kebutuhan air bersih untuk fasilitas pasar dapat dilihat pada tabel 4.10
  • 29. LAPORAN KERJA PRAKTEK 29 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Tabel 4.10 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Pasar di Kecamatan Ngluyu D. Fasilitas Kesehatan Perkembangan fasilitas kesehatan sampai tahun 2034 diasumsikan bersifat konstan, artinya tidak ada pertambahan untuk fasilitas jenis ini, maka jumlah kebutuhan air untuk fasilitas ini tetap dari tahun 2015 – 2035.
  • 30. LAPORAN KERJA PRAKTEK 30 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Tabel 4.11 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Nngluyu
  • 31. LAPORAN KERJA PRAKTEK 31 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 Tabel 4.12 Adapun rekapitulasi dari kebutuhan air bersih adalah di Kecamatan Ngluyu : 4.2.2.3 Pengolahan evaluasi sistim distribusi air bersih Untuk perhitungannya dipakai rumus : 1. Prakiraan Air Rata-rata Qr = 60 x Jumlah penduduk ( L/hari ) 2. Kebutuhan Air Harian Maksimal Qhm = 1,5 x jumlah prakiraan air rata-rata ( L/hari ) 3. Kebutuhan air jam maksimal Qjm = 2,5 x jumlah prakiraan air rata-rata ( L/hari ) 4. Kehilangan air Qhl = 20 80 𝑥 kebutuhan air jam maksimal (L/hari)
  • 32. LAPORAN KERJA PRAKTEK 32 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 5. Kebutuhan air total Qtot = kebutuhan air jam maksimal + kehilangan air (L/hari) Selanjutnya perhitungan akan di tabelkan Tabel 4.13 Kebutuhan total air Bersih Kecamatan Ngluyu Jumlah Penduduk Qr (Ltr/hr) Qhm (Ltr/hr) Qjm (Ltr/hr) KehIl. Air (Ltr/hr) Keb. Totl Air Ber (Ltr/hr) c d e f g h 14601 876051.720 1314077.580 2190129.300 547532.325 2,737,661.625 14761 885688.289 1328532.433 2214220.722 553555.1806 2,767,775.903 14924 895430.860 1343146.290 2238577.150 559644.2876 2,798,221.438 15088 905280.600 1357920.899 2263201.499 565800.3747 2,829,001.874 15254 915238.686 1372858.029 2288096.715 572024.1788 2,860,120.894 15422 925306.312 1387959.468 2313265.779 578316.4448 2,891,582.224 15591 935484.681 1403227.022 2338711.703 584677.9257 2,923,389.629 15763 945775.013 1418662.519 2364437.532 591109.3829 2,955,546.914 15936 956178.538 1434267.807 2390446.344 597611.5861 2,988,057.931 16112 966696.502 1450044.753 2416741.254 604185.3135 3,020,926.568 16289 977330.163 1465995.245 2443325.408 610831.352 3,054,156.760 16468 988080.795 1482121.192 2470201.987 617550.4969 3,087,752.484 16649 998949.684 1498424.526 2497374.209 624343.5523 3,121,717.762 16832 1009938.130 1514907.195 2524845.326 631211.3314 3,156,056.657 17017 1021047.450 1531571.175 2552618.624 638154.6561 3,190,773.280 17205 1032278.972 1548418.457 2580697.429 645174.3573 3,225,871.786 17394 1043634.040 1565451.060 2609085.101 652271.2752 3,261,356.376 17585 1055114.015 1582671.022 2637785.037 659446.2592 3,297,231.296 17779 1066720.269 1600080.403 2666800.672 666700.1681 3,333,500.840 17974 1078454.192 1617681.288 2696135.480 674033.8699 3,370,169.350 Keterangan :  [a] = Nomer urut  [b] = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)  [c] = Jumlah penduduk  [d] = Prakiraan air rata-rata  [e] = Kebutuhan air harian maksimal  [f] = kebutuhan air jam maksimal  [g] = Kehilangan Air  [h] = Kebutuhan air total
  • 33. LAPORAN KERJA PRAKTEK 33 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 4.3. Kebutuhan air harian maksimum dan jam puncak Kebutuhan air harian maksimum dihitung berdasarkan faktor pengali yaitu 1,15 dan Kebutuhan air jam puncak dihitung berdasarkan faktor pengali yaitu 1,75. Selanjutnya perhitungan akan di tabelkan Tabel 4.14 Kebutuhan air Harian Kecamatan Ngluyu Faktor 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 20230 2031 2032 2033 2034 Normal (Lt/det) FHM (Lt/det) FJP (Lt/det) 25.822.8 23 23.3 23.6 23.9 24.1 24.4 24.68 25 25.2 25.5 14.6 14.7 14.7 14.8 15 15.1 15.3 16.6 16.8 16.915.5 15.7 15.8 16 16.22 16.4 14.1 14.3 14.4 14.5 13.912.6 12.7 12.9 13 13.1 13.3 13.5 13.6 13.812.5 20.6 20.8 14.4 21.9 22 22.3 22.5 1 1.15 1.75 11.8 11.9 13.5 13.7 14.1 14.3 12.3 12.4 21.5 21.8
  • 34. LAPORAN KERJA PRAKTEK 34 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil perhitungan kebutuhan air bersih di Kelurahan Lowokwaru, maka dapat dibuat tabel rekapitulasi kebutuhan air bersih seperti dapat dilihat pada Tabel Rekapitulasi Pada tahun 2014 (awal tahun rencana) diketahui bahwa total kebutuhan air bersih di Kelurahan Ngluyu 1256.250 adalah sebesar liter/detik. Saran Dengan adanya analisa kebutuhan air di masa 20 tahun yang akan dating ini, bisa di jadikan rujukan pemerintah khususnya pihak PDAM kota Nganjuk guna memenuhi kebetuhan sesuai hasil dari analisa tersebut
  • 35. LAPORAN KERJA PRAKTEK 35 MARIA MAGDALENA WATA PUKA 13.21.264 DAFTAR PUSTAKA https://www.google.com/search?q=PENYEDIAN+AIRBERSIH&ie=utf-8&oe=utf-8 http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-19544-3307100094-Paper.pdf https://www.scribd.com/doc/313437200/BAB-VII-Sistem-Penyedian-Air-Bersih http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38270/4/Chapter%20II.pdf http://eprints.undip.ac.id/34325/6/1964_CHAPTER_III.pdf