2. 1. PENGAMBILAN SPESIMEN
Persiapan alat untuk pengambilan spesimen :
a. Kapas steril, plester
b. Karet torniqnet
c. Sarung tangan / masker / jas
d. Semprit (blood collection = pengumpul darah)
misal : BD (vaccutainer)
Greiner (vacuet)
Terumo (veno ject)
e. Anti septik (alkohol 70 % & Na Hipochlorit 0,5 % )
f. Sentrifus lapangan
g. Tempat pembuangan dan penghancur jarum
3. PEMBERIAN NOMOR KODE
- VDRL
- HIV
PENGOLAHAN SPESIMEN
Bahan : Serum atau Plasma
- dgn sentifus utk ke dlm tabung yg
- dibiarkan mengandung anti koagulan
HATI – HATI : JANGAN SAMPAI HEMOLISIS
4. 5. PENGIRIMAN SPESIMEN
a. Dari lokasi pengambilan ke BLK
- Kemasan rapi dan aman
- Dalam keadaan dingin
- Disertai surat pengantar (tanggal, permintaannya, dll)
b. Bila perlu rujukan di perhitungkan mutu spesimen
(cross cek)
4. PENYIMPANAN SPESIMEN
a. Tahan 4 minggu pad suhu 4 0C & tahan lama bila dlm
freezer
b. Hindari beku – cair (akan terjadi denatrasi protein)
5. KEWASPADAAN UNIVERSAL
Semua spesimen “dianggap”infeksius
Higiene individu, ruang & lingkungan
Penggunaan jas lab,handgloves & masker
(googles)
Pembuangan limbah (!)
Transport spesimen, penyimpanan,
penanganan.
Tidak makan/minum di lab-mouth
pipeting (!)
8. 1. STRATEGI I
a. Untuk penggunaan darah, dll.
b. Untuk sureveilans dgn prevalensi HIV > 10 %
c. Untuk penentuan diagnosa pd pasien yg memp. Gejala
klinik terinfeksi HIV pd daerah dgn prevalensi HIV > 30 %.
d. Reagen (I) yg digunakan hrs memiliki sensitivitas > 99 % dan
spesifisitas tidak kurang dari 98 %.
A 1
A 1 + A 1 -
Dianggap reaktif Laporkan negatif
9. 2. STRATEGI II
a. Untuk surveilans dgn prevalensi HIV 10 %
b. Penentuan diagnosa pd pasien yg memp. Gejala klinik
terinfeksi HIV pd daerah dgn prevalensi HIV 30 %.
c. Penentuan diagnosa pd pasien yg tanpa gejala klinik
terinfeksi HIV pd daerah dgn prevalensi HIV > 10 %.
d. Reagen (I) yg digunakan hrs memiliki sensitivitas
> 99 % dan spesifisitas tidak kurang dari 95 %.
e. Reagen (II) hrs memiliki sensitivitas sedikit di bawah
99 % dan spesifisitas > 98 %.
A1 (Pemeriksaan I)
A2 (Pemeriksaan II)
A 1 + A 1 -
Dilaporkan
negatif
A 1 + A 2 + A 1 + A 2 -
Dilaporkan negatif
Dilaporkan positif
10. 3. STRATEGI III
a. Untuk mendiagnosa adanya infeksi HIV pd pasien
tanpa gejala klinik terinfeksi HIV pd daerah dgn
prevalensi 10 %.
b. Reagen (I) yg digunakan hrs memiliki sensitivitas
> 99 % dan spesifisitas tidak kurang dari 98 %.
c. Reagen (II) memiliki sensitivitas 99 % dan
spesifisitas > 98 %.
d. Reagen (III) harus memiliki spesifisitas > 99 % -
100 %.
Jadi : Reagen I harus memiliki sensitivitas tertinggi
Reagen III harus memiliki spesifisitas paling tinggi
11. Laporan hsl pem. HIV oleh Lab hanya meliputi
kode spec.
Lap. BLK dikirim ke Dnkes Kab/kota, tembusan
ke Dinkes prop & Ditjen PPM & Pl c.q. Subdit
AIDS & PMS.
Laporan hasil pemeriksaan
12. Mis: WPS lgs 24 th, di lokasi Dolly, surabaya pd tgl 21
Agustus 2002 diambil drhnya “ 3578D01/20/P/8/2
Cara pembuatan kode sentinel
Lokasi atau Kelompok Bulan pengambilan
wil. sentinel umur (20-24) spesimen
Kabupaten
0000 A B/20/P/BLN/THN
Kelompok Jenis kelamin Tahun pengambilan
Sasaran spesimen
13. Kode kelompok ssaran
1.WPS lgs ( WPS Lokalisasi) 01
2. WPS tdk lgs
- Pramupijat 02
- Pramuria Bar/ Karaoke 03
3. IDU 04
4. Pend. IMS Pria 05
5. Waria 06
6. Narapidana 07
7. Ibu Hamil 08
Kelompok sasaran survei lain ditentukan oleh daerah
kode 2 digit diluar kode diatas ( asal diberi keterangan
waktu mengirim laporan)
14. Layanan kesehatan berkualitas menyediakan
pelayanan laboratorium secara profesional dan
menjaga mutu pelayanan labkes
Labkes harus menyelenggarakan PEMANTAPAN
MUTU INTERNAL dan mengikuti Kegiatan
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL yang diakui
oleh Pemerintah bekerjasama dengan
organisasi profesi (Kepmenkes No.
364/Menkes/SK/III/2003 ttg Labkes)
15. PMI adalah suatu kegiatan yg dilaksanakan oleh masing-masing
lab itu sendiri secara terus menerus untuk memperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat dan teliti serta mutu yang baik dengan
cara mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan serta
memperbaikinya mulai dari pengambilan spesimen sampai
penyerahan laporan.
Pelaksanaan PMI :
a. Pra analitik
b. Analitik
c. Pasca analitik
- ambil spesimen
- catat nomor
- simpan
- kirim, dll
- kalibrasi
(pipet, sentrifus, elisa, dll)
- pemeriksaan bahan.
- validasi hasil
- catat hasil
- lapor
16. PENGERTIAN PEMANTAPAN
MUTU EKSTERNAL (PME)
Program untuk menilai penampilan
laboratorium pada saat tertentu secara
periodik, serentak dan
berkesinambungan yang dilakukan oleh
pihak luar laboratorium dengan jalan
membandingkan laboratorium peserta
terhadap nilai target.
17. Dit. Labkes : PME Imunologi
a. VDRL
b. Widal
c. HBs Ag
d. ( HCV )
e. HIV
Sejak 1994 s/d sekarang
Peserta : - 26 BLK ( 27 )
- 74 RSUD ( 123 )
- 50 UTD PMI
( mulai 2001 )
Khusus parameter HIV hasil
semua Balai Labkes baik
18. MANFAAT
1. Mendorong penggunaan metode standar,
reagen dan peralatan yang bermutu.
2. Secara tidak langsung menilai akurasi
metode, alat dan reagen yang digunakan
laboratorium peserta.
3. Mendorong pelaksanaan kegiatan lain
yang berkaitan dengan peningkatan mutu
laboratorium.