SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Prof. DR. H. Harrizul Rivai. M.S.
Guru Besar Kimia Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Pedoman yang ada
 Pedoman Industri dari FDA: Validasi Metode
Bioanalitik, September 2013
 Pedoman EMA tentang Validasi Metode Bioanalitik,
Februari 2012
23/03/2020 Harrizul Rivai 2
Kepatuhan pada GCP / GLP
 Studi klinis harus dilakukan dalam kondisi yang sesuai
dengan prinsip Good Clinical Practice (GCP), dan untuk
metode analisis dan prosedur penanganan data sampel
sesuai dengan prinsip Good Lab Practice (GLP).
 GCP / GLP diperlukan untuk memastikan Kualitas dan
Kredibilitas
 Kredibilitas sangat penting karena persetujuan produk
berdasarkan hanya 1 atau beberapa studi
 Validasi metode bioanalitik meliputi:
 pengembangan metode
 validasi pra-studi
 validasi dalam studi
23/03/2020 Harrizul Rivai 3
Standar pembanding
 Analisis obat dan metabolitnya dalam matriks biologis
dilakukan dengan menggunakan sampel yang dibubuhi
dengan standar kalibrasi (referensi) dan menggunakan
sampel kontrol kualitas (QC).
 Kemurnian standar pembanding yang digunakan untuk
menyiapkan sampel yang dibubuhi dengan standar dapat
mempengaruhi data penelitian.
 Oleh karena itu, standar pembanding yang otentik dengan
identitas dan kemurnian yang diketahui harus digunakan
untuk menyiapkan larutan dengan konsentrasi yang
diketahui
23/03/2020 Harrizul Rivai 4
Standar pembanding
 Nomor sumber dan jumlah, tanggal kedaluwarsa,
sertifikat analisis bila tersedia, dan / atau bukti
identitas dan kemurnian eksternal atau eksternal harus
dilengkapi untuk setiap standar pembanding.
 Jika memungkinkan, standar pembanding harus
identik dengan analit
 Bila hal ini tidak mungkin, bentuk kimia yang telah
stabil (basis basa atau asam, garam atau ester) dengan
kemurnian yang diketahui dapat digunakan
23/03/2020 Harrizul Rivai 5
Standar pembanding
 Tiga jenis standar pembanding yang lazim digunakan:
(1) standar pembanding bersertifikasi (misalnya, standar
perbandingan USP, BPFI);
(2) standar pembanding yang tersedia secara komersial yang
diperoleh dari sumber komersial terkemuka;
(3) bahan lain dengan kemurnian yang terdokumentasi yang
disintesis oleh laboratorium analitik atau lembaga
nonkomersial lainnya
23/03/2020 Harrizul Rivai 6
PENGEMBANGAN METODE
 Pengembangan metode memuat tentang penjelasan
rinci dan spesifik tentang metode bioanalitik yang
harus tertulis
 Penjelasan ini bisa berupa protokol, rencana studi,
laporan, dan/atau standard operational procedure
(SOP)
 Sesuatu metode yang dikembangkan itu dianggap sah
(valid) apabila metode itu telah divalidasi
23/03/2020 Harrizul Rivai 7
VALIDASI METODE
23/03/2020 Harrizul Rivai 8
 Validasi metode adalah prosedur yang membuktikan
bahwa metode dapat diandalkan dan dapat direproduksi
untuk tujuan penggunaan tertentu.
 Jenis validasi metode:
1. Validasi penuh: validasi untuk pertama kali, obat baru, atau
penambahan metabolit
2. Validasi sebagian: validasi terhadap modifikasi metode yang
telah divalidasi
3. Validation silang: validasi untuk perbandingan antar metode
VALIDASI PENDAHULUAN
23/03/2020 Harrizul Rivai 9
Parameter fundamental untuk validasi
• Selektif
• Sensitif
• Tepat
• Teliti
• Stabil
Metode yang
digunakan untuk
penentuan obat
dan/atau
metabolit harus:
Selektivitas
Selektivitas adalah kemampuan metode analitik untuk
membedakan dan mengukur analit dengan adanya
komponen lain dalam sampel
Untuk selektivitas, analisis sampel blanko dari matriks
biologis yang tepat (plasma, urin, atau matriks lainnya)
harus diperoleh dari setidaknya enam sumber
Setiap sampel blanko harus diuji untuk interferensi, dan
selektivitas harus dipastikan di batas bawah kuantifikasi
(LLOQ)
23/03/2020 Harrizul Rivai 10
Selektivitas …
Substansi yang berpotensi mengganggu dalam matriks biologis meliputi:
komponen matriks endogen,
metabolit,
produk dekomposisi,
pengobatan bersamaan dan
xenobiotik eksogen lainnya.
23/03/2020 Harrizul Rivai 11
Pencilan
 Data validasi metode yang dilaporkan dan penentuan
akurasi dan presisi harus mencakup semua pencilan
 Namun, perhitungan akurasi dan presisi tidak
termasuk nilai-nilai yang secara statistik ditentukan
sebagai pencilan juga dapat dilaporkan
23/03/2020 Harrizul Rivai 12
Ketepatan (akurasi)
 Keakuratan metode analitis menggambarkan
kedekatan hasil uji rata-rata yang diperoleh dengan
metode untuk nilai sebenarnya (konsentrasi) dari
analit
 Akurasi ditentukan dengan mereplikasi analisis sampel
yang mengandung jumlah analit (sampel-sampel) yang
diketahui
 Akurasi harus diukur menggunakan minimal lima
determinasi per konsentrasi
23/03/2020 Harrizul Rivai 13
Ketepatan …
 Disarankan minimal tiga konsentrasi dalam kisaran
konsentrasi yang diharapkan
 Nilai rata-rata harus berada dalam 15% dari nilai aktual
kecuali di LLOQ, di mana nilai itu tidak boleh
menyimpang lebih dari 20%
 Penyimpangan rata-rata dari nilai sebenarnya berfungsi
sebagai ukuran akurasi
23/03/2020 Harrizul Rivai 14
Presisi (ketelitian)
 Ketelitian metode analitik menggambarkan kedekatan
ukuran individu analit ketika prosedur tersebut
diterapkan berulang kali pada banyak alikuot dari satu
volume homogen tunggal matriks biologis
 Presisi harus diukur menggunakan minimum lima
penentuan per konsentrasi
 Disarankan minimal tiga konsentrasi dalam kisaran
konsentrasi yang diharapkan
23/03/2020 Harrizul Rivai 15
Presisi (ketelitian) …
 Ketelitian yang ditentukan pada setiap tingkat
konsentrasi tidak boleh melebihi 15% dari koefisien
variasi (CV) kecuali untuk LLOQ, di mana ia tidak
boleh melebihi 20% dari CV.
 Presisi kemudian dibagi lagi ke dalam run, presisi
intra-batch atau pengulangan, yang menilai presisi
selama menjalankan analitis tunggal, dan antara-run,
presisi atau pengulangan antar-batch, yang mengukur
presisi dengan waktu, dan mungkin melibatkan analis,
peralatan yang berbeda, reagen, dan laboratorium.
23/03/2020 Harrizul Rivai 16
Presisi: intra-hari dan antar-hari
23/03/2020 Harrizul Rivai 17
 Tanggal 6/2/2020
23/03/2020 Harrizul Rivai 18
Perolehan kembali
 Perolehan kembali analit dalam pengujian adalah
respons detektor yang diperoleh dari jumlah analit
yang ditambahkan dan diekstraksi dari matriks
biologis, dibandingkan dengan respons detektor yang
diperoleh untuk konsentrasi sebenarnya dari standar
otentik murni
 Perolehan kembali berkaitan dengan efisiensi ekstraksi
metode analitik dalam batas variabilitas
23/03/2020 Harrizul Rivai 19
Perolehan kembali …
 Perolehan kembali analit tidak harus 100%, tetapi
tingkat perolehan kembali analit dan standar internal
harus konsisten, tepat, dan dapat diproduksi ulang
 Eksperimen perolehan kembali harus dilakukan
dengan membandingkan hasil analitis untuk sampel
yang diekstraksi pada tiga konsentrasi (rendah, sedang,
dan tinggi) dengan standar yang tidak diekstraksi yang
mewakili perolehan kembali 100%.
23/03/2020 Harrizul Rivai 20
Kurva Kalibrasi (Kurva Standar)
 Kurva kalibrasi (standar) adalah
hubungan antara respons
instrumen dan konsentrasi analit
yang diketahui
 Kurva kalibrasi harus dihasilkan
untuk setiap analit dalam sampel
 Sejumlah standar yang memadai
harus digunakan untuk
mendefinisikan secara memadai
hubungan antara konsentrasi dan
respons.
 Kurva kalibrasi harus disiapkan
dalam matriks biologis yang sama
dengan sampel dalam penelitian
yang dimaksudkan dengan
penambahan matriks dengan
konsentrasi analit yang diketahui.
23/03/2020 Harrizul Rivai 21
Kurva Kalibrasi (Kurva Standar) …
 Jumlah standar yang digunakan dalam membuat kurva
kalibrasi akan menjadi fungsi dari rentang nilai
analitik yang diantisipasi dan sifat hubungan analit /
respons
 Konsentrasi standar harus dipilih berdasarkan rentang
konsentrasi yang diharapkan dalam studi tertentu
 Kurva kalibrasi harus terdiri dari sampel kosong
(sampel matriks diproses tanpa standar internal),
sampel nol (sampel matriks diproses dengan standar
internal), dan enam hingga delapan sampel tidak nol
mencakup rentang yang diharapkan, termasuk LLOQ.
23/03/2020 Harrizul Rivai 22
Batas Kuantifikasi yang Lebih
Rendah (LLOQ)
 Standar terendah pada kurva kalibrasi harus diterima
sebagai batas kuantifikasi jika kondisi berikut
dipenuhi:
1. Respons analit di LLOQ harus setidaknya 5 kali respons
dibandingkan dengan respons kosong.
2. Puncak analit (respons) harus dapat diidentifikasi,
diskrit, dan dapat direproduksi dengan presisi 20% dan
akurasi 80-120%.
23/03/2020 Harrizul Rivai 23
Kurva Kalibrasi/Kurva Standar/
Respons-Konsentrasi
 Model paling sederhana yang secara memadai
menggambarkan hubungan konsentrasi-respons harus
digunakan
 Pemilihan pembobotan dan penggunaan persamaan
regresi kompleks harus dibenarkan
 Kondisi berikut harus dipenuhi dalam
mengembangkan kurva kalibrasi:
1. Penyimpangan 20% dari LLOQ dari konsentrasi nominal
2. 15% deviasi standar selain LLOQ dari konsentrasi
nominal
23/03/2020 Harrizul Rivai 24
Kurva Kalibrasi/Kurva Standar/
Respons-Konsentrasi ...
 Setidaknya empat dari enam standar tidak nol harus
memenuhi kriteria di atas, termasuk LLOQ dan
standar kalibrasi pada konsentrasi tertinggi (ULLQ)
 Tidak termasuk standar tidak boleh mengubah model
yang digunakan
23/03/2020 Harrizul Rivai 25
Efek matriks
 Dalam kasus prosedur berbasis LC-MS-MS, langkah-
langkah yang tepat harus diambil untuk memastikan
kurangnya efek matriks selama penerapan metode,
terutama jika sifat matriks berubah dari matriks yang
digunakan selama validasi metode.
 Bila memungkinkan, matriks biologis yang sama
dengan matriks dalam sampel yang dimaksudkan
harus digunakan untuk tujuan validasi
 Untuk jaringan dengan ketersediaan terbatas, seperti
sumsum tulang, matriks proksi yang sesuai secara
fisiologis dapat diganti
23/03/2020 Harrizul Rivai 26
Pengenceran sampel
 Kemampuan untuk mengencerkan sampel yang
semula di atas batas atas kurva standar harus
ditunjukkan oleh parameter akurasi dan presisi dalam
validasi
23/03/2020 Harrizul Rivai 27
Stabilitas
 Stabilitas obat dalam cairan biologis adalah fungsi dari
kondisi penyimpanan, sifat kimia obat, matriks, dan
sistem wadah.
 Stabilitas analit dalam matriks dan sistem wadah
tertentu hanya relevan dengan sistem matriks dan
wadah tersebut dan tidak boleh diekstrapolasi ke
matriks lain dan sistem wadah lain.
 Stabilitas analit harus ditetapkan sebelum analisis
sampel.
23/03/2020 Harrizul Rivai 28
Stabilitas …
 Prosedur stabilitas harus mengevaluasi stabilitas analit
selama pengumpulan dan penanganan sampel, setelah
penyimpanan jangka panjang (beku pada suhu
penyimpanan yang dimaksudkan) dan penyimpanan
jangka pendek (suhu kamar), dan setelah melalui siklus
pembekuan dan pencairan dan proses analitis.
 Kondisi yang digunakan dalam percobaan stabilitas
harus mencerminkan situasi yang mungkin dihadapi
selama penanganan dan analisis sampel actual.
23/03/2020 Harrizul Rivai 29
Stabilitas …
 Prosedur juga harus mencakup evaluasi stabilitas analit
dalam larutan stok.
 Semua penentuan stabilitas harus menggunakan satu
set sampel yang disiapkan dari larutan stok analit yang
baru dibuat dalam matriks biologis yang sesuai bebas-
analit, bebas-interferensi
 Larutan stok analit untuk evaluasi stabilitas harus
disiapkan dalam pelarut yang sesuai pada konsentrasi
yang diketahui
23/03/2020 Harrizul Rivai 30
1. Stabilitas Pembekuan dan
Pencairan
 Stabilitas analit harus ditentukan setelah tiga siklus pembekuan dan
pencairan
 Setidaknya tiga alikuot pada masing-masing konsentrasi rendah dan
tinggi harus disimpan pada suhu penyimpanan yang dimaksudkan
selama 24 jam dan dicairkan tanpa bantuan pada suhu kamar.
 Ketika sepenuhnya dicairkan, sampel harus dibekukan kembali
selama 12 hingga 24 jam dalam kondisi yang sama
 Siklus beku-cair harus diulang dua kali lagi, kemudian dianalisis pada
siklus ketiga
 Jika analit tidak stabil pada suhu penyimpanan yang dimaksudkan,
sampel stabilitas harus dibekukan pada -70ºC selama tiga siklus
pembekuan dan pencairan
23/03/2020 Harrizul Rivai 31
2. Stabilitas Suhu Jangka Pendek
 Tiga alikuot dari masing-masing konsentrasi rendah
dan tinggi harus dicairkan pada suhu kamar dan
disimpan pada suhu ini dari 4 hingga 24 jam
(berdasarkan pada durasi yang diharapkan bahwa
sampel akan dipertahankan pada suhu kamar dalam
studi yang dimaksudkan) dan dianalisis
23/03/2020 Harrizul Rivai 32
3. Stabilitas Jangka Panjang
 Waktu penyimpanan dalam evaluasi stabilitas jangka
panjang harus melebihi waktu antara tanggal
pengumpulan sampel pertama dan tanggal analisis
sampel terakhir
 Stabilitas jangka panjang harus ditentukan dengan
menyimpan setidaknya tiga alikuot dari masing-masing
konsentrasi rendah dan tinggi dalam kondisi yang sama
dengan sampel penelitian.
23/03/2020 Harrizul Rivai 33
3. Stabilitas Jangka Panjang …
 Volume sampel harus cukup untuk analisis pada tiga
kesempatan terpisah
 Konsentrasi semua sampel stabilitas harus
dibandingkan dengan rata-rata nilai yang dihitung
kembali untuk standar pada konsentrasi yang sesuai
sejak hari pertama pengujian stabilitas jangka panjang.
23/03/2020 Harrizul Rivai 34
4. Stabilitas Larutan Induk (Stok)
 Stabilitas larutan stok obat dan standar internal harus
dievaluasi pada suhu kamar selama setidaknya 6 jam
 Jika larutan stok didinginkan atau dibekukan untuk
periode yang relevan, stabilitasnya harus
didokumentasikan
 Setelah penyelesaian waktu penyimpanan yang
diinginkan, stabilitasnya harus diuji dengan
membandingkan respons instrumen dengan larutan
yang baru disiapkan
23/03/2020 Harrizul Rivai 35
5. Stabilitas Pasca Persiapan
 Stabilitas sampel yang diproses, termasuk waktu
tinggal di autosampler, harus ditentukan
 Stabilitas obat dan standar internal harus dinilai selama
jangka waktu yang diantisipasi untuk ukuran batch
dalam sampel validasi dengan menentukan konsentrasi
berdasarkan standar kalibrasi asli.
23/03/2020 Harrizul Rivai 36
APLIKASI UNTUK ANALISIS OBAT
RUTIN
 Pengujian semua sampel analit dalam matriks biologis
harus diselesaikan dalam periode waktu ketersediaan
data stabilitas
 Sampel dapat dianalisis dengan penentuan tunggal
tanpa duplikat atau analisis replikasi jika metode
pengujian memiliki variabilitas yang dapat diterima
 Apabila presisi dan akurasi tinggi mungkin sulit
dicapai, analisis rangkap dua atau bahkan rangkap tiga
dapat dilakukan untuk estimasi analisis yang lebih
baik.
23/03/2020 Harrizul Rivai 37
Kurva kalibrasi
23/03/2020 Harrizul Rivai 38
 Kurva kalibrasi harus dihasilkan
untuk setiap analit untuk
menguji sampel dalam setiap
analitik dan harus digunakan
untuk menghitung konsentrasi
analit dalam sampel yang tidak
diketahui dalam analitik.
 Proses analitik dapat terdiri dari
sampel QC, standar kalibrasi,
dan (1) semua sampel yang
diproses untuk dianalisis
sebagai satu batch atau (2)
batch yang terdiri dari sampel
yang diproses tidak diketahui
dari satu atau lebih sukarelawan
dalam sebuah penelitian.
QC QCQC QC QCQC
Kurva kalibrasi …
23/03/2020 Harrizul Rivai 39
 Sampel Standar & QC dapat disiapkan dari larutan spiking
stock yang sama, jika stabilitas dan akurasi diverifikasi
 Satu sumber matriks dapat digunakan, jika selektivitas
diverifikasi
 Sampel kurva standar, blanko, QC, dan sampel studi dapat
diatur sesuai dengan yang dipertimbangkan dalam
pelaksanaan.
 Penempatan sampel standar dan QC dalam suatu proses
analitik harus dirancang untuk mendeteksi pergeseran
pengujian selama menjalankan proses analitik.
QC QCQC QC QCQC
Calibration curve
 The calibration (standard) curve should cover the
expected unknown sample concentration range in
addition to a calibrator sample at LLOQ
 Estimation of concentration in unknown samples by
extrapolation of standard curves below LLOQ or above
the highest standard is not recommended
 Instead, the standard curve should be redefined or
samples with higher concentration should be diluted
and reassayed
23/03/2020 Harrizul Rivai 40
Calibration curve
 A matrix-based standard curve should consist of a
minimum of six standard points, excluding blanks
(either single or replicate), covering the entire range.
 The same curve fitting, weighting, and goodness of fit
determined during pre-study validation should be used
for the standard curve within the study
 Changes in the response function relationship between
pre-study validation and routine run validation indicate
potential problems
23/03/2020 Harrizul Rivai 41
Acceptance criteria for calibration
curves
 A matrix-based standard curve should consist of a
minimum of six standard points, excluding blanks
(either single or replicate), covering the entire range
 The same curve fitting, weighting, and goodness of fit
23/03/2020 Harrizul Rivai 42
Acceptance range for calibration
standards
 Matrix-based standard calibration samples: 75%, or a
minimum of six standards, when back-calculated
(including ULOQ) should fall within ±15%, except for
LLOQ, when it should be ±20% of the nominal value
 Values falling outside these limits can be discarded,
provided they do not change the established model
 Acceptance criteria for accuracy and precision should
be provided for both the intra-day and intra-run
experiment
 Acceptance criteria of pre-study validation (15%)
23/03/2020 Harrizul Rivai 43
Quality Controls to monitor
 It is preferable to analyze all study samples from a
subject in a single run
 Once the analytical method has been validated for
routine use, its accuracy and precision should be
monitored regularly to ensure that the method
continues to perform satisfactorily
 To achieve this objective, a number of QC samples
prepared separately should be analyzed with processed
test samples at intervals based on the total number of
samples
23/03/2020 Harrizul Rivai 44
Quality controls (QC)
 The QC samples in duplicate at three concentrations
(one near the LLOQ (i.e., 3 x LLOQ), one in midrange,
and one close to the high end of the range) should be
incorporated in each assay run
 The number of QC samples (in multiples of three) will
depend on the total number of samples in the run
 The results of the QC samples provide the basis of
accepting or rejecting the run
23/03/2020 Harrizul Rivai 45
Acceptance criteria for QCs
 At least 67% (four of every six) QC samples should be within 15% of
their respective nominal value
 Two of the six (33%) QC samples may be outside the 15% of their
respective nominal value, but not both at the same concentration
 The minimum number of samples (in multiples of three) should be at
least 5% of the number of unknown samples or six total QCs,
whichever is greater.
 The data from rejected runs need not be documented, but the fact
that a run was rejected and the reason for failure should be recorded
23/03/2020 Harrizul Rivai 46
Re-analysis of samples or repeat
analyses
 The rationale and the reporting should be clearly documented
 Documentation should include
 the initial and repeat analysis results
 the reported result
 assay run identification
 the reason for the repeat analysis
 the requestor of the repeat analysis, and
 the manager authorizing reanalysis.
 Repeat analysis of a clinical or preclinical sample should be
performed only under a predefined SOP.
23/03/2020 Harrizul Rivai 47
Repeat analysis
 SOP or guideline for repeat analysis, reasons
for repeating and acceptance criteria
 Reasons for repeat analyses could include:
 Repeat analysis of clinical or preclinical samples
for regulatory purposes,
 inconsistent replicate analysis,
 samples outside of the assay range,
 sample processing errors,
 equipment failure,
 poor chromatography, and
 Inconsistent pharmacokinetic data
 Reassays should be done in triplicate if
sample volume allows
23/03/2020 Harrizul Rivai 48
Sample Data Reintegration
 An SOP or guideline for sample data reintegration
should be established
 This SOP or guideline should explain the reasons for
reintegration and how the reintegration is to be
performed
 The rationale for the reintegration should be clearly
described and documented
 Original and reintegration data should be reported
23/03/2020 Harrizul Rivai 49
DOCUMENTATION
 Documentation of successful completion of validation
studies should be provided in the assay validation
report
 General and specific SOPs and good record keeping are
an essential part of a validated analytical method
 The data generated for bioanalytical method
establishment and the QCs should be documented and
available for data audit and inspection
23/03/2020 Harrizul Rivai 50
Documentation to submit
 Documentation for submission to the Agency should
include:
 (1) summary information,
 (2) method development and establishment,
 (3) bioanalytical reports of the application of any methods
to routine sample analysis, and
 (4) other information applicable to method development
and establishment and/or to routine sample analysis.
23/03/2020 Harrizul Rivai 51
Thank you very much for your
attention!
23/03/2020 Harrizul Rivai 52

More Related Content

Similar to 2 validasi metode bioanalitik

Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxVerifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxaliframdani4
 
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxBu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxIndahShaliha1
 
14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdfLaboratUmum
 
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.pptAkreditasiStandardis
 
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptxPENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptxIchahusaini
 
Validasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdf
Validasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdfValidasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdf
Validasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdfHasrianyHasanuddin
 
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxTM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxYonathanReubun
 
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidarKel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidarArdiansahDoansah29
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdfJumariyah
 
Manajemen pengendalian mutu
Manajemen pengendalian mutuManajemen pengendalian mutu
Manajemen pengendalian mutuNurWijayanti7
 
Estimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santoEstimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santoSari Sartika
 
power_point_audit.ppt
power_point_audit.pptpower_point_audit.ppt
power_point_audit.pptWarihChrizt
 
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdfSeksiTeknisBPSMBLE
 
PME KELAS STR_2.ppt
PME KELAS STR_2.pptPME KELAS STR_2.ppt
PME KELAS STR_2.pptHaidarHanif8
 
Indikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxIndikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxfarid50526
 
GWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdf
GWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdfGWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdf
GWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdfTerakotaBata
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validationIndana Mufidah
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxIndahAipassa1
 

Similar to 2 validasi metode bioanalitik (20)

Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxVerifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
 
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxBu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
 
14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf14.Validasi-verifikasi.pdf
14.Validasi-verifikasi.pdf
 
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
11, Validasi dan Verifikasi MA.ppt
 
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptxPENGENDALIAN MUTU.2.pptx
PENGENDALIAN MUTU.2.pptx
 
Validasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdf
Validasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdfValidasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdf
Validasi dan Verifikasi metode -Dr.dr. Abas Suherli, SpPK(K) PDF.pdf
 
PP ICA.pptx
PP ICA.pptxPP ICA.pptx
PP ICA.pptx
 
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxTM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
 
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidarKel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
 
Manajemen pengendalian mutu
Manajemen pengendalian mutuManajemen pengendalian mutu
Manajemen pengendalian mutu
 
Estimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santoEstimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santo
 
power_point_audit.ppt
power_point_audit.pptpower_point_audit.ppt
power_point_audit.ppt
 
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
01_Estimasi Ketidakpastian_Dasar Hukum.pdf
 
PME KELAS STR_2.ppt
PME KELAS STR_2.pptPME KELAS STR_2.ppt
PME KELAS STR_2.ppt
 
Kalibrasi restu
Kalibrasi restuKalibrasi restu
Kalibrasi restu
 
Indikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptxIndikator mutu rumah sakit.pptx
Indikator mutu rumah sakit.pptx
 
GWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdf
GWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdfGWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdf
GWP Evaluasi Akurasi Timbangan sesuai _GMP_GLP_ISO _USP.pdf
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validation
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

2 validasi metode bioanalitik

  • 1. Prof. DR. H. Harrizul Rivai. M.S. Guru Besar Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Andalas
  • 2. Pedoman yang ada  Pedoman Industri dari FDA: Validasi Metode Bioanalitik, September 2013  Pedoman EMA tentang Validasi Metode Bioanalitik, Februari 2012 23/03/2020 Harrizul Rivai 2
  • 3. Kepatuhan pada GCP / GLP  Studi klinis harus dilakukan dalam kondisi yang sesuai dengan prinsip Good Clinical Practice (GCP), dan untuk metode analisis dan prosedur penanganan data sampel sesuai dengan prinsip Good Lab Practice (GLP).  GCP / GLP diperlukan untuk memastikan Kualitas dan Kredibilitas  Kredibilitas sangat penting karena persetujuan produk berdasarkan hanya 1 atau beberapa studi  Validasi metode bioanalitik meliputi:  pengembangan metode  validasi pra-studi  validasi dalam studi 23/03/2020 Harrizul Rivai 3
  • 4. Standar pembanding  Analisis obat dan metabolitnya dalam matriks biologis dilakukan dengan menggunakan sampel yang dibubuhi dengan standar kalibrasi (referensi) dan menggunakan sampel kontrol kualitas (QC).  Kemurnian standar pembanding yang digunakan untuk menyiapkan sampel yang dibubuhi dengan standar dapat mempengaruhi data penelitian.  Oleh karena itu, standar pembanding yang otentik dengan identitas dan kemurnian yang diketahui harus digunakan untuk menyiapkan larutan dengan konsentrasi yang diketahui 23/03/2020 Harrizul Rivai 4
  • 5. Standar pembanding  Nomor sumber dan jumlah, tanggal kedaluwarsa, sertifikat analisis bila tersedia, dan / atau bukti identitas dan kemurnian eksternal atau eksternal harus dilengkapi untuk setiap standar pembanding.  Jika memungkinkan, standar pembanding harus identik dengan analit  Bila hal ini tidak mungkin, bentuk kimia yang telah stabil (basis basa atau asam, garam atau ester) dengan kemurnian yang diketahui dapat digunakan 23/03/2020 Harrizul Rivai 5
  • 6. Standar pembanding  Tiga jenis standar pembanding yang lazim digunakan: (1) standar pembanding bersertifikasi (misalnya, standar perbandingan USP, BPFI); (2) standar pembanding yang tersedia secara komersial yang diperoleh dari sumber komersial terkemuka; (3) bahan lain dengan kemurnian yang terdokumentasi yang disintesis oleh laboratorium analitik atau lembaga nonkomersial lainnya 23/03/2020 Harrizul Rivai 6
  • 7. PENGEMBANGAN METODE  Pengembangan metode memuat tentang penjelasan rinci dan spesifik tentang metode bioanalitik yang harus tertulis  Penjelasan ini bisa berupa protokol, rencana studi, laporan, dan/atau standard operational procedure (SOP)  Sesuatu metode yang dikembangkan itu dianggap sah (valid) apabila metode itu telah divalidasi 23/03/2020 Harrizul Rivai 7
  • 8. VALIDASI METODE 23/03/2020 Harrizul Rivai 8  Validasi metode adalah prosedur yang membuktikan bahwa metode dapat diandalkan dan dapat direproduksi untuk tujuan penggunaan tertentu.  Jenis validasi metode: 1. Validasi penuh: validasi untuk pertama kali, obat baru, atau penambahan metabolit 2. Validasi sebagian: validasi terhadap modifikasi metode yang telah divalidasi 3. Validation silang: validasi untuk perbandingan antar metode
  • 9. VALIDASI PENDAHULUAN 23/03/2020 Harrizul Rivai 9 Parameter fundamental untuk validasi • Selektif • Sensitif • Tepat • Teliti • Stabil Metode yang digunakan untuk penentuan obat dan/atau metabolit harus:
  • 10. Selektivitas Selektivitas adalah kemampuan metode analitik untuk membedakan dan mengukur analit dengan adanya komponen lain dalam sampel Untuk selektivitas, analisis sampel blanko dari matriks biologis yang tepat (plasma, urin, atau matriks lainnya) harus diperoleh dari setidaknya enam sumber Setiap sampel blanko harus diuji untuk interferensi, dan selektivitas harus dipastikan di batas bawah kuantifikasi (LLOQ) 23/03/2020 Harrizul Rivai 10
  • 11. Selektivitas … Substansi yang berpotensi mengganggu dalam matriks biologis meliputi: komponen matriks endogen, metabolit, produk dekomposisi, pengobatan bersamaan dan xenobiotik eksogen lainnya. 23/03/2020 Harrizul Rivai 11
  • 12. Pencilan  Data validasi metode yang dilaporkan dan penentuan akurasi dan presisi harus mencakup semua pencilan  Namun, perhitungan akurasi dan presisi tidak termasuk nilai-nilai yang secara statistik ditentukan sebagai pencilan juga dapat dilaporkan 23/03/2020 Harrizul Rivai 12
  • 13. Ketepatan (akurasi)  Keakuratan metode analitis menggambarkan kedekatan hasil uji rata-rata yang diperoleh dengan metode untuk nilai sebenarnya (konsentrasi) dari analit  Akurasi ditentukan dengan mereplikasi analisis sampel yang mengandung jumlah analit (sampel-sampel) yang diketahui  Akurasi harus diukur menggunakan minimal lima determinasi per konsentrasi 23/03/2020 Harrizul Rivai 13
  • 14. Ketepatan …  Disarankan minimal tiga konsentrasi dalam kisaran konsentrasi yang diharapkan  Nilai rata-rata harus berada dalam 15% dari nilai aktual kecuali di LLOQ, di mana nilai itu tidak boleh menyimpang lebih dari 20%  Penyimpangan rata-rata dari nilai sebenarnya berfungsi sebagai ukuran akurasi 23/03/2020 Harrizul Rivai 14
  • 15. Presisi (ketelitian)  Ketelitian metode analitik menggambarkan kedekatan ukuran individu analit ketika prosedur tersebut diterapkan berulang kali pada banyak alikuot dari satu volume homogen tunggal matriks biologis  Presisi harus diukur menggunakan minimum lima penentuan per konsentrasi  Disarankan minimal tiga konsentrasi dalam kisaran konsentrasi yang diharapkan 23/03/2020 Harrizul Rivai 15
  • 16. Presisi (ketelitian) …  Ketelitian yang ditentukan pada setiap tingkat konsentrasi tidak boleh melebihi 15% dari koefisien variasi (CV) kecuali untuk LLOQ, di mana ia tidak boleh melebihi 20% dari CV.  Presisi kemudian dibagi lagi ke dalam run, presisi intra-batch atau pengulangan, yang menilai presisi selama menjalankan analitis tunggal, dan antara-run, presisi atau pengulangan antar-batch, yang mengukur presisi dengan waktu, dan mungkin melibatkan analis, peralatan yang berbeda, reagen, dan laboratorium. 23/03/2020 Harrizul Rivai 16
  • 17. Presisi: intra-hari dan antar-hari 23/03/2020 Harrizul Rivai 17
  • 18.  Tanggal 6/2/2020 23/03/2020 Harrizul Rivai 18
  • 19. Perolehan kembali  Perolehan kembali analit dalam pengujian adalah respons detektor yang diperoleh dari jumlah analit yang ditambahkan dan diekstraksi dari matriks biologis, dibandingkan dengan respons detektor yang diperoleh untuk konsentrasi sebenarnya dari standar otentik murni  Perolehan kembali berkaitan dengan efisiensi ekstraksi metode analitik dalam batas variabilitas 23/03/2020 Harrizul Rivai 19
  • 20. Perolehan kembali …  Perolehan kembali analit tidak harus 100%, tetapi tingkat perolehan kembali analit dan standar internal harus konsisten, tepat, dan dapat diproduksi ulang  Eksperimen perolehan kembali harus dilakukan dengan membandingkan hasil analitis untuk sampel yang diekstraksi pada tiga konsentrasi (rendah, sedang, dan tinggi) dengan standar yang tidak diekstraksi yang mewakili perolehan kembali 100%. 23/03/2020 Harrizul Rivai 20
  • 21. Kurva Kalibrasi (Kurva Standar)  Kurva kalibrasi (standar) adalah hubungan antara respons instrumen dan konsentrasi analit yang diketahui  Kurva kalibrasi harus dihasilkan untuk setiap analit dalam sampel  Sejumlah standar yang memadai harus digunakan untuk mendefinisikan secara memadai hubungan antara konsentrasi dan respons.  Kurva kalibrasi harus disiapkan dalam matriks biologis yang sama dengan sampel dalam penelitian yang dimaksudkan dengan penambahan matriks dengan konsentrasi analit yang diketahui. 23/03/2020 Harrizul Rivai 21
  • 22. Kurva Kalibrasi (Kurva Standar) …  Jumlah standar yang digunakan dalam membuat kurva kalibrasi akan menjadi fungsi dari rentang nilai analitik yang diantisipasi dan sifat hubungan analit / respons  Konsentrasi standar harus dipilih berdasarkan rentang konsentrasi yang diharapkan dalam studi tertentu  Kurva kalibrasi harus terdiri dari sampel kosong (sampel matriks diproses tanpa standar internal), sampel nol (sampel matriks diproses dengan standar internal), dan enam hingga delapan sampel tidak nol mencakup rentang yang diharapkan, termasuk LLOQ. 23/03/2020 Harrizul Rivai 22
  • 23. Batas Kuantifikasi yang Lebih Rendah (LLOQ)  Standar terendah pada kurva kalibrasi harus diterima sebagai batas kuantifikasi jika kondisi berikut dipenuhi: 1. Respons analit di LLOQ harus setidaknya 5 kali respons dibandingkan dengan respons kosong. 2. Puncak analit (respons) harus dapat diidentifikasi, diskrit, dan dapat direproduksi dengan presisi 20% dan akurasi 80-120%. 23/03/2020 Harrizul Rivai 23
  • 24. Kurva Kalibrasi/Kurva Standar/ Respons-Konsentrasi  Model paling sederhana yang secara memadai menggambarkan hubungan konsentrasi-respons harus digunakan  Pemilihan pembobotan dan penggunaan persamaan regresi kompleks harus dibenarkan  Kondisi berikut harus dipenuhi dalam mengembangkan kurva kalibrasi: 1. Penyimpangan 20% dari LLOQ dari konsentrasi nominal 2. 15% deviasi standar selain LLOQ dari konsentrasi nominal 23/03/2020 Harrizul Rivai 24
  • 25. Kurva Kalibrasi/Kurva Standar/ Respons-Konsentrasi ...  Setidaknya empat dari enam standar tidak nol harus memenuhi kriteria di atas, termasuk LLOQ dan standar kalibrasi pada konsentrasi tertinggi (ULLQ)  Tidak termasuk standar tidak boleh mengubah model yang digunakan 23/03/2020 Harrizul Rivai 25
  • 26. Efek matriks  Dalam kasus prosedur berbasis LC-MS-MS, langkah- langkah yang tepat harus diambil untuk memastikan kurangnya efek matriks selama penerapan metode, terutama jika sifat matriks berubah dari matriks yang digunakan selama validasi metode.  Bila memungkinkan, matriks biologis yang sama dengan matriks dalam sampel yang dimaksudkan harus digunakan untuk tujuan validasi  Untuk jaringan dengan ketersediaan terbatas, seperti sumsum tulang, matriks proksi yang sesuai secara fisiologis dapat diganti 23/03/2020 Harrizul Rivai 26
  • 27. Pengenceran sampel  Kemampuan untuk mengencerkan sampel yang semula di atas batas atas kurva standar harus ditunjukkan oleh parameter akurasi dan presisi dalam validasi 23/03/2020 Harrizul Rivai 27
  • 28. Stabilitas  Stabilitas obat dalam cairan biologis adalah fungsi dari kondisi penyimpanan, sifat kimia obat, matriks, dan sistem wadah.  Stabilitas analit dalam matriks dan sistem wadah tertentu hanya relevan dengan sistem matriks dan wadah tersebut dan tidak boleh diekstrapolasi ke matriks lain dan sistem wadah lain.  Stabilitas analit harus ditetapkan sebelum analisis sampel. 23/03/2020 Harrizul Rivai 28
  • 29. Stabilitas …  Prosedur stabilitas harus mengevaluasi stabilitas analit selama pengumpulan dan penanganan sampel, setelah penyimpanan jangka panjang (beku pada suhu penyimpanan yang dimaksudkan) dan penyimpanan jangka pendek (suhu kamar), dan setelah melalui siklus pembekuan dan pencairan dan proses analitis.  Kondisi yang digunakan dalam percobaan stabilitas harus mencerminkan situasi yang mungkin dihadapi selama penanganan dan analisis sampel actual. 23/03/2020 Harrizul Rivai 29
  • 30. Stabilitas …  Prosedur juga harus mencakup evaluasi stabilitas analit dalam larutan stok.  Semua penentuan stabilitas harus menggunakan satu set sampel yang disiapkan dari larutan stok analit yang baru dibuat dalam matriks biologis yang sesuai bebas- analit, bebas-interferensi  Larutan stok analit untuk evaluasi stabilitas harus disiapkan dalam pelarut yang sesuai pada konsentrasi yang diketahui 23/03/2020 Harrizul Rivai 30
  • 31. 1. Stabilitas Pembekuan dan Pencairan  Stabilitas analit harus ditentukan setelah tiga siklus pembekuan dan pencairan  Setidaknya tiga alikuot pada masing-masing konsentrasi rendah dan tinggi harus disimpan pada suhu penyimpanan yang dimaksudkan selama 24 jam dan dicairkan tanpa bantuan pada suhu kamar.  Ketika sepenuhnya dicairkan, sampel harus dibekukan kembali selama 12 hingga 24 jam dalam kondisi yang sama  Siklus beku-cair harus diulang dua kali lagi, kemudian dianalisis pada siklus ketiga  Jika analit tidak stabil pada suhu penyimpanan yang dimaksudkan, sampel stabilitas harus dibekukan pada -70ºC selama tiga siklus pembekuan dan pencairan 23/03/2020 Harrizul Rivai 31
  • 32. 2. Stabilitas Suhu Jangka Pendek  Tiga alikuot dari masing-masing konsentrasi rendah dan tinggi harus dicairkan pada suhu kamar dan disimpan pada suhu ini dari 4 hingga 24 jam (berdasarkan pada durasi yang diharapkan bahwa sampel akan dipertahankan pada suhu kamar dalam studi yang dimaksudkan) dan dianalisis 23/03/2020 Harrizul Rivai 32
  • 33. 3. Stabilitas Jangka Panjang  Waktu penyimpanan dalam evaluasi stabilitas jangka panjang harus melebihi waktu antara tanggal pengumpulan sampel pertama dan tanggal analisis sampel terakhir  Stabilitas jangka panjang harus ditentukan dengan menyimpan setidaknya tiga alikuot dari masing-masing konsentrasi rendah dan tinggi dalam kondisi yang sama dengan sampel penelitian. 23/03/2020 Harrizul Rivai 33
  • 34. 3. Stabilitas Jangka Panjang …  Volume sampel harus cukup untuk analisis pada tiga kesempatan terpisah  Konsentrasi semua sampel stabilitas harus dibandingkan dengan rata-rata nilai yang dihitung kembali untuk standar pada konsentrasi yang sesuai sejak hari pertama pengujian stabilitas jangka panjang. 23/03/2020 Harrizul Rivai 34
  • 35. 4. Stabilitas Larutan Induk (Stok)  Stabilitas larutan stok obat dan standar internal harus dievaluasi pada suhu kamar selama setidaknya 6 jam  Jika larutan stok didinginkan atau dibekukan untuk periode yang relevan, stabilitasnya harus didokumentasikan  Setelah penyelesaian waktu penyimpanan yang diinginkan, stabilitasnya harus diuji dengan membandingkan respons instrumen dengan larutan yang baru disiapkan 23/03/2020 Harrizul Rivai 35
  • 36. 5. Stabilitas Pasca Persiapan  Stabilitas sampel yang diproses, termasuk waktu tinggal di autosampler, harus ditentukan  Stabilitas obat dan standar internal harus dinilai selama jangka waktu yang diantisipasi untuk ukuran batch dalam sampel validasi dengan menentukan konsentrasi berdasarkan standar kalibrasi asli. 23/03/2020 Harrizul Rivai 36
  • 37. APLIKASI UNTUK ANALISIS OBAT RUTIN  Pengujian semua sampel analit dalam matriks biologis harus diselesaikan dalam periode waktu ketersediaan data stabilitas  Sampel dapat dianalisis dengan penentuan tunggal tanpa duplikat atau analisis replikasi jika metode pengujian memiliki variabilitas yang dapat diterima  Apabila presisi dan akurasi tinggi mungkin sulit dicapai, analisis rangkap dua atau bahkan rangkap tiga dapat dilakukan untuk estimasi analisis yang lebih baik. 23/03/2020 Harrizul Rivai 37
  • 38. Kurva kalibrasi 23/03/2020 Harrizul Rivai 38  Kurva kalibrasi harus dihasilkan untuk setiap analit untuk menguji sampel dalam setiap analitik dan harus digunakan untuk menghitung konsentrasi analit dalam sampel yang tidak diketahui dalam analitik.  Proses analitik dapat terdiri dari sampel QC, standar kalibrasi, dan (1) semua sampel yang diproses untuk dianalisis sebagai satu batch atau (2) batch yang terdiri dari sampel yang diproses tidak diketahui dari satu atau lebih sukarelawan dalam sebuah penelitian. QC QCQC QC QCQC
  • 39. Kurva kalibrasi … 23/03/2020 Harrizul Rivai 39  Sampel Standar & QC dapat disiapkan dari larutan spiking stock yang sama, jika stabilitas dan akurasi diverifikasi  Satu sumber matriks dapat digunakan, jika selektivitas diverifikasi  Sampel kurva standar, blanko, QC, dan sampel studi dapat diatur sesuai dengan yang dipertimbangkan dalam pelaksanaan.  Penempatan sampel standar dan QC dalam suatu proses analitik harus dirancang untuk mendeteksi pergeseran pengujian selama menjalankan proses analitik. QC QCQC QC QCQC
  • 40. Calibration curve  The calibration (standard) curve should cover the expected unknown sample concentration range in addition to a calibrator sample at LLOQ  Estimation of concentration in unknown samples by extrapolation of standard curves below LLOQ or above the highest standard is not recommended  Instead, the standard curve should be redefined or samples with higher concentration should be diluted and reassayed 23/03/2020 Harrizul Rivai 40
  • 41. Calibration curve  A matrix-based standard curve should consist of a minimum of six standard points, excluding blanks (either single or replicate), covering the entire range.  The same curve fitting, weighting, and goodness of fit determined during pre-study validation should be used for the standard curve within the study  Changes in the response function relationship between pre-study validation and routine run validation indicate potential problems 23/03/2020 Harrizul Rivai 41
  • 42. Acceptance criteria for calibration curves  A matrix-based standard curve should consist of a minimum of six standard points, excluding blanks (either single or replicate), covering the entire range  The same curve fitting, weighting, and goodness of fit 23/03/2020 Harrizul Rivai 42
  • 43. Acceptance range for calibration standards  Matrix-based standard calibration samples: 75%, or a minimum of six standards, when back-calculated (including ULOQ) should fall within ±15%, except for LLOQ, when it should be ±20% of the nominal value  Values falling outside these limits can be discarded, provided they do not change the established model  Acceptance criteria for accuracy and precision should be provided for both the intra-day and intra-run experiment  Acceptance criteria of pre-study validation (15%) 23/03/2020 Harrizul Rivai 43
  • 44. Quality Controls to monitor  It is preferable to analyze all study samples from a subject in a single run  Once the analytical method has been validated for routine use, its accuracy and precision should be monitored regularly to ensure that the method continues to perform satisfactorily  To achieve this objective, a number of QC samples prepared separately should be analyzed with processed test samples at intervals based on the total number of samples 23/03/2020 Harrizul Rivai 44
  • 45. Quality controls (QC)  The QC samples in duplicate at three concentrations (one near the LLOQ (i.e., 3 x LLOQ), one in midrange, and one close to the high end of the range) should be incorporated in each assay run  The number of QC samples (in multiples of three) will depend on the total number of samples in the run  The results of the QC samples provide the basis of accepting or rejecting the run 23/03/2020 Harrizul Rivai 45
  • 46. Acceptance criteria for QCs  At least 67% (four of every six) QC samples should be within 15% of their respective nominal value  Two of the six (33%) QC samples may be outside the 15% of their respective nominal value, but not both at the same concentration  The minimum number of samples (in multiples of three) should be at least 5% of the number of unknown samples or six total QCs, whichever is greater.  The data from rejected runs need not be documented, but the fact that a run was rejected and the reason for failure should be recorded 23/03/2020 Harrizul Rivai 46
  • 47. Re-analysis of samples or repeat analyses  The rationale and the reporting should be clearly documented  Documentation should include  the initial and repeat analysis results  the reported result  assay run identification  the reason for the repeat analysis  the requestor of the repeat analysis, and  the manager authorizing reanalysis.  Repeat analysis of a clinical or preclinical sample should be performed only under a predefined SOP. 23/03/2020 Harrizul Rivai 47
  • 48. Repeat analysis  SOP or guideline for repeat analysis, reasons for repeating and acceptance criteria  Reasons for repeat analyses could include:  Repeat analysis of clinical or preclinical samples for regulatory purposes,  inconsistent replicate analysis,  samples outside of the assay range,  sample processing errors,  equipment failure,  poor chromatography, and  Inconsistent pharmacokinetic data  Reassays should be done in triplicate if sample volume allows 23/03/2020 Harrizul Rivai 48
  • 49. Sample Data Reintegration  An SOP or guideline for sample data reintegration should be established  This SOP or guideline should explain the reasons for reintegration and how the reintegration is to be performed  The rationale for the reintegration should be clearly described and documented  Original and reintegration data should be reported 23/03/2020 Harrizul Rivai 49
  • 50. DOCUMENTATION  Documentation of successful completion of validation studies should be provided in the assay validation report  General and specific SOPs and good record keeping are an essential part of a validated analytical method  The data generated for bioanalytical method establishment and the QCs should be documented and available for data audit and inspection 23/03/2020 Harrizul Rivai 50
  • 51. Documentation to submit  Documentation for submission to the Agency should include:  (1) summary information,  (2) method development and establishment,  (3) bioanalytical reports of the application of any methods to routine sample analysis, and  (4) other information applicable to method development and establishment and/or to routine sample analysis. 23/03/2020 Harrizul Rivai 51
  • 52. Thank you very much for your attention! 23/03/2020 Harrizul Rivai 52

Editor's Notes

  1. Penelitian klinis harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Praktik Klinik yang Baik (Good Clinical Practice), dan untuk metode analisis dan penanganan data sampel harus sesuai dengan prinsip-prinsip Praktik Laboratorium yang Baik (Good Laboratory Practice).