SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK:
                   APLIKASI PADA PENGGUNAAN pHMETER
                      DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis

                                                Iqmal Tahir
                    Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada
                                           Sekip utara, Yogyakarta 55281
                                 Telp/fax : 0274-545188, email : iqmal@ugm.ac.id

                                                 ABSTRAK

        Dalam bidang kimia, pengukuran analitik memiliki peranan yang sangat penting.
Tujuan dari pengukuran analitik ini adalah untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu
parameter kuantitas kimia, contohnya seperti: konsentrasi, pH, dan lain-lain. Pengukuran
analitik ini dapat menggunakan metode konvensional maupun modern, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.. Dalam setiap pengukuran analitik akan sangat dipengaruhi oleh faktor
presisi dan bias, yang dapat memberikan kontribusi terhadap kesalahan pengukuran. Pada
makalah ini akan diuraikan ari penting proses kalibrasi pada penggunaan pHmeter dan
spektrofotometer UV-Vis.


1. PENDAHULUAN
          Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset dalam bidang kimia
adalah pengukuran analitik.Tujuan pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk mencari
“nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang
mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang
eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan
secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lain.
Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak
hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif dengan
dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya.
          Sebagaimana biasa dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperoleh
pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akan
ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya
bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi
tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain
adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini
adalah dengan proses kalibrasi.



Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Pada makalah ini diuraikan tentang permasalahan kesalahan pengukuran akibat faktor
alat dan penanganannya. Terkait dengan pelaksanaan aktivitas laboratorium kimia, adalah
sering dijumpai penggunaan pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis, maka diuraikan juga
peranan kalibrasi pada kedua alat tersebut. Dari makalah ini diharapkan pengguna peralatan
tersebut dapat memahami permasalahan teersebut dan dapat mengimplementasikannya untuk
penggunaan di laboratorium.


2. PRESISI, AKURASI DAN BIAS
          Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat
berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan. Akurasi menunjukkan kedekatan nilai
hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui
nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar
tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini
dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan
memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah.
          Jika diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan,
misalnya dalam penentuan nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan
pengulangan sebanyak n kali. Dari data tersebut dapat diperoleh ukuran harga nilai terukur
adalah rata-rata dari hasil yang diperoleh dan standar deviasi. Perbandingan dari tingkat presisi,
akurasi dan bias dari suatu hasil pengukuran dapat diilustrasikan pada gambar 1.




                                     Gambar 1. Pola hasil pengukuran analitik




Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Gambar 1 menyajikan pola target hasil dari olah raga menembak atau memanah yang
analog dengan pola hasil pengukuran analitik yang ideal. Pada gambar 1 (a) sebaran data cukup
baik dan mendekati data aslinya. Hasil data dikatakan presisi dan tidak bias atau tidak
menyimpang. Gambar 1 (b) menunjukkan sebaran data yang presisi, tetapi menyimpang dari
target yang sebenarnya berarti data dikatakan bias. Gambar 1 (c) menunjukkan sebaran data
yang meluas berarti data yang diperoleh tidap presisi. Data 1 (c) tersebut tidak bias relatif jika
dibandingkan dengan data 1 (d) yang sama-sama tidak presisi. Faktor-faktor presisi dan bias ini
sangat ditentukan oleh terjadinya faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama pengukuran.


3. SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN ANALITIK
          Faktor yang memepengaruhi presisi dan bias di atas dapat diakibatkan oleh kesalahan
yang terjadi karena berbagai penyebab. Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam
pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
     1. Kesalahan serius (Gross error)
          Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi.
          Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang
          memang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini
          cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan
          pola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
     2. Kesalahan acak (Random error)
          Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari
          suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual
          berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan
          kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak
          dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalam
          bekerja.
     3. Kesalahan sistematik (Systematic error)
          Kesalaahn sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data
          salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
               a. Standarisasi prosedur
               b. Standarisasi bahan
               c. Kalibrasi instrumen



Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga
menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah:
     1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur.
          Hal ini dapat diatasi dengan:
               a. Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
                    ukuran kualitas yang homogen
               b. Mengggunakan tekhnik sampling dengan baik dan benar
     2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran
          Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu
          obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek
          dapat diprediksikan.
     3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
          Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur
          yang terkontrol dan telah terkalibrasi.
     4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
          Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahannon-teknis dengan baik
          sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.
     5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran
          Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau
          instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.
          Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan
instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh
pemakainya. Untuk peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah berjalan dengan
optimal, sebaliknya untuk alat yang sudah berumur akan banyak menimbulkan ketidak
optimuman karena komponen aus, korosi dan sebagainya. Demikian juga peralatan elektrik,
pencatatan harus selalu dikalibrasi dan dicek ulang akurasinya. Untk peralatan yang
menggunakan sensor atau detektor maka perawatan dan kalibrasi akan berperan penting.
Berikut disajikan contoh peranan kalibrasi pada pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis


4. ARTI PENTING KALIBRASI DALAM pHMETER
          Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan
pH atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari



Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. Yang dapat
dinyatakan dengan persamaan:
                                               pH = - log [H+]
Pengukuran sifat keasaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
     a. Kertas lakmus, terdapat dua jenis kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan kertas
          lakmus biru. Penggunaan kertas lakmus hanya sekali pakai.Nilai pH yang terukur hanya
          bersifat pendekatan, jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus merah menjadi
          biru, maka dia bersifat basa, sedangkan jika suatu senyawa merubah warna kertas
          lakmus biru menjadi merah, maka ia bersifat asam. Pengukuran hanya bersifat
          kualitatif, hasil yang diperoleh relatif tidak begitu akurat. Kertas lakmus dengan
          kombinasi beberapa indikator ada yang dapat digunakan yakni dengan pencocokan
          skala, kertas lakmus jenis ini mengkombinasikan 4 indikator yang berbeda warna.
          Kombinasi warna yang berbeda diberi skala 1-14 sesuai dengan pH sistem yang diukur.
     b. pHmeter, keuntungan dari penggunaan pHmeter dalam menentukan tingkat keasaman
          suatu senyawa adalah:
               -    Pemakaiannya bisa berulang-ulang
               -    Nilai pH terukur relatif cukup akurat
          Insrumen yang digunakan dalam pHmeter dapat bersifat analog maupun digital.
          Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka
          diperlukan perawatan dan kalibrasi pHmeter.
          Pada penggunaan pHmeter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan
pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pHmeter adalah pengukuran arsu listrik yang
tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik di larutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan
caranya adalah dengan kalibrasi alat. Kalibrasi terhadap pHmeter dilakukan dengan:
                              Larutan buffer standar : pH = 4,01 ; 7,00 ; 10,01
Penentuan kalibrasinya dapat dilakukan dengan cara:
     a. Teknik satu titik, yaitu pada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi dengan buffer
          standar pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00 untuk sistem netral, dan
          buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa.
     b. Teknik dua titik (diutamakan)
          Apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2 buffer standar berupa pH 4,01 dan
          7,00



Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Apabila sistem bersifat basa, digunakan 2 buffer standar berupa pH 7,00 dan 10,01
     c. Teknik multi titik
          Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standar.
          Untuk sistem dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering terjadi ketidaknormalan elektroda,
kelemahan ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Untuk pengukuran yang dilakukan
dalam waktu yang lama, maka diperlukan proses kalibrasi secara periodik selang 1,5 – 2 jam.
Hal ini untuk menjaga kestabilan dari alat pHmeter yang digunakan, sehingga tetap dapat
diperoleh hasil pengukuran yang bagus.
          Untuk keperluan kalibrasi ini dapat menggunakan buffer pH yang ada di pasaran, skala
yang biasa digunakan adalah:
                            pH = 4,01 merah; pH = 7,00 hijau; pH = 10,00 biru
Yang biasa dijual di pasaran dapat berupa: larutan pH buffer, ampul pH buffer, pH buffer
pack yang penggunaannya bisa berulang, pH buffer pouches hanya sekali pakai, tablet pH
buffer dapat digunakan untuk 20 ml larutan, dan kapsul pH buffer dapat digunakan untuk 100
ml larutan. Contoh dari masing-masing produk pH buffer ini disajikan pada gambar 2.




                            Gambar 2. Produk pH buffer yang tersedia di pasaran.
          Akurasi dari nilai pH untuk setiap buffer ditentukan sebagai fungsi temperatur.
Kenaikan satu derajat temperatur menyebabkan perubahan nilai pH berkisar antara 0,01 sampai
0,02. Koreksi nilai pH dari buffer standar pada kondisi temperatur ruang pengukuran dapat
dilihat pada tabel yang tertera di label botol.
           Pemilihan jenis pH buffer mana yang harus dipilih dalam suatu pengukuran,
tergantung kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip yang harus diperhatikan dalam
penggunaan pH buffer standar ini adalah sebisa mungkin dalam keadaan segar. Sensor
pHmeter selalu dicuci untuk menjaga akurasi alat serta mencegah kontaminasi pada pH buffer.




Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
Selain itu, untuk lebih menjaga keawetan sensor, maka perlakuan sensor apabila tidak dipakai
harus direndam/tercelup dalam aquades.
          Proses kalibrasi dan perlakuan pHmeter seperti yang diterangkan di atas akan dapat
memberikan hasil pengukuran pH yang akurat dan presisi.


5. ARTI PENTING KALIBRASI DALAM SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
          Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer
UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang
dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 –
800 nm) (Sastrohamidjojo, 1991). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan
absorbansi dari larutan sampel yang diukur.
          Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-Beer,
yaitu:
                                           A = - log T = - log It / Io = ε . b . C
Dimana : A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
               T = Transmitansi
               I0 = Intensitas sinar masuk
               It = Intensitas sinar yang diteruskan
               ε    = Koefisien ekstingsi
               b    = Tebal kuvet yang digunakan
               C = Konsentrasi dari sampel
          Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis menggunakan
spektrofotometer adalah:
     a) Serapan oleh pelarut
          Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik
          selain komponen yang akan dianalisis.
     b) Serapan oleh kuvet
          Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan
          dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik,
          namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
          penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan
          sampel.



Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
c) Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
          sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
          sensitivitas dari alat yang digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan)
          Sama seperti pHmeter, untuk mengatasi kesalahan pada pemakaian spektrofotometer
UV-Vis maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi dalam spektrofotometer UV-Vis dilakukan
dengan menggunakan blangko:
                                              Setting nilai absorbansi = 0
                                           Setting nilai transmitansi = 100 %
Penentuan kalibrasi dilakukan denganikuti prosedur sebagai berikut:
     a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam sampel)
          dengan kuvet yang sama.
     b. Setiap perubahan panjang gelombang diusahakan dilakukan proses kalibrasi.
     c. Proses kalibrasi pada pengukuran dalam waktu yang lama untuk satu macam panjang
          gelombang, dilakukan secara periodik selang waktu per 30 menit.
     Dengan adanya proses kalibrasi pada spektrofotometer UV-Vis ini maka akan membantu
     pemakai untuk memperoleh hasil yang kaurat dan presisi.


6. PENUTUP
          Proses kalibrasi secara rutin dan benar memiliki peranan penting dalam memberikan
hasil analisis dengan presisi dan akurasi yang terjaga termasuk dalam hal ini proses kalibrasi
untuk alat pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis. Peran teknisi laboratorium sangat
diperlukan untuk menyediakan fasilitas kalibrasi meliputi bahan dan peralatan pendukung,
serta menyiapkan prosedur kalibrasi dan standarisasi bagi para pemakai alat.


7. DAFTAR PUSTAKA
Miller, J.N and Miller, J.C., 2000, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th
        ed, Prentice Hall, Harlow.

Sastrohamidjojo, H, 1991, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta.

Beran, J.A, 1996, Chemistry in The Laboratory, John Willey & Sons.




Paper seri Manajemen Laboratorium
Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id

More Related Content

What's hot

6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktorEmi Suhaemi
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumSuryanata Kesuma
 
Modul praktikum rancob
Modul praktikum rancobModul praktikum rancob
Modul praktikum rancobtisazha
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIr. Zakaria, M.M
 
Estimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santoEstimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santoSari Sartika
 
Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==
Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==
Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==normilamila2
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlitITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlitFransiska Puteri
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikSyariful Rifa'i
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan
ITP UNS Semester 3, Rancangan PercobaanITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan
ITP UNS Semester 3, Rancangan PercobaanFransiska Puteri
 
1 buku-rancob-pendahuluan
1 buku-rancob-pendahuluan1 buku-rancob-pendahuluan
1 buku-rancob-pendahuluanUmmu D'light
 

What's hot (14)

6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
 
Modul praktikum rancob
Modul praktikum rancobModul praktikum rancob
Modul praktikum rancob
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
 
Estimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santoEstimasi ketidakpastian-santo
Estimasi ketidakpastian-santo
 
Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==
Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==
Ndi5 z dc2otm3odezzdriotmxmda5ngi5zmm4zti0yjmxztqwodmwoa==
 
Minggu 3
Minggu 3Minggu 3
Minggu 3
 
Modul iv
Modul ivModul iv
Modul iv
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlitITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Rancob dan menlit
 
01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
 
Pengantar Auditing
Pengantar AuditingPengantar Auditing
Pengantar Auditing
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan
ITP UNS Semester 3, Rancangan PercobaanITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan
 
1 buku-rancob-pendahuluan
1 buku-rancob-pendahuluan1 buku-rancob-pendahuluan
1 buku-rancob-pendahuluan
 

Viewers also liked (20)

Aids
AidsAids
Aids
 
Latihan2 lidya 5133331003
Latihan2 lidya 5133331003Latihan2 lidya 5133331003
Latihan2 lidya 5133331003
 
Kepemimpinan Litbang kel handrini
Kepemimpinan Litbang kel handriniKepemimpinan Litbang kel handrini
Kepemimpinan Litbang kel handrini
 
Kebangkitan kaum muda
Kebangkitan kaum mudaKebangkitan kaum muda
Kebangkitan kaum muda
 
Cellophane-at-lab80
Cellophane-at-lab80Cellophane-at-lab80
Cellophane-at-lab80
 
Profile MITRA USAHA
Profile MITRA USAHAProfile MITRA USAHA
Profile MITRA USAHA
 
Delapan Tipe Kecerdasan
Delapan Tipe KecerdasanDelapan Tipe Kecerdasan
Delapan Tipe Kecerdasan
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
MS PowerPoint 2007 Bab 1-4
MS PowerPoint 2007 Bab 1-4MS PowerPoint 2007 Bab 1-4
MS PowerPoint 2007 Bab 1-4
 
Qa module
Qa moduleQa module
Qa module
 
Top benefits of selecting an offshore development company
Top benefits of selecting an offshore development companyTop benefits of selecting an offshore development company
Top benefits of selecting an offshore development company
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Meta
MetaMeta
Meta
 
Classy time
Classy timeClassy time
Classy time
 
Penggandaan surat keluar(1)
Penggandaan surat keluar(1)Penggandaan surat keluar(1)
Penggandaan surat keluar(1)
 
Aquasol
AquasolAquasol
Aquasol
 
Prin Institute
Prin InstitutePrin Institute
Prin Institute
 
Take home exam
Take home examTake home exam
Take home exam
 
La casa del columpio - Capítulo primero (http://lacasadelcolumpio.blogspot.com)
La casa del columpio - Capítulo primero (http://lacasadelcolumpio.blogspot.com)La casa del columpio - Capítulo primero (http://lacasadelcolumpio.blogspot.com)
La casa del columpio - Capítulo primero (http://lacasadelcolumpio.blogspot.com)
 
dodi
dodidodi
dodi
 

Similar to husnul yaqin

TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxTM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxYonathanReubun
 
52441057 penentukuran
52441057 penentukuran52441057 penentukuran
52441057 penentukuranSitiK2
 
08Konsep Dasar Pengukuran.pptx
08Konsep Dasar Pengukuran.pptx08Konsep Dasar Pengukuran.pptx
08Konsep Dasar Pengukuran.pptxAhmadBayu16
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIKlara Tri Meiyana
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxIndahAipassa1
 
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014ebenezerskl
 
Presentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptx
Presentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptxPresentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptx
Presentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptxAnggyNovitasari1
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatiga
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatigaVariable sampling untuk pengujian substantif stain salatiga
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatigaahmadpermadi
 
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostik
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostikKb3 interprestasi hasil studi diagnostik
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostikpjj_kemenkes
 
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxVerifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxaliframdani4
 
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxBu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxIndahShaliha1
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfRuriAlca
 
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastianRancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastianMona Mardia
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdfJumariyah
 
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis VariabelIdentifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabelpjj_kemenkes
 
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidarKel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidarArdiansahDoansah29
 

Similar to husnul yaqin (20)

TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptxTM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
TM 1 - Pendahuluan Analisa Instrumen.pptx
 
52441057 penentukuran
52441057 penentukuran52441057 penentukuran
52441057 penentukuran
 
Bab 1-pengantar
Bab 1-pengantarBab 1-pengantar
Bab 1-pengantar
 
08Konsep Dasar Pengukuran.pptx
08Konsep Dasar Pengukuran.pptx08Konsep Dasar Pengukuran.pptx
08Konsep Dasar Pengukuran.pptx
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia II
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
 
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
metode pengujian sifat fisika minyak bumi 2014
 
Presentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptx
Presentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptxPresentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptx
Presentasi Kelompok 11 - Analisis Penggunaan Uang Elektronik.pptx
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatiga
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatigaVariable sampling untuk pengujian substantif stain salatiga
Variable sampling untuk pengujian substantif stain salatiga
 
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostik
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostikKb3 interprestasi hasil studi diagnostik
Kb3 interprestasi hasil studi diagnostik
 
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptxVerifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
Verifikasi Metode thdp Sampel Terkontrol.pptx
 
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptxBu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
Bu Marlia - Validasi metode analisis mikrobiologi.pptx
 
Analisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatifAnalisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatif
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdf
 
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastianRancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
Rancangan artikel akurasi kesalahan ketidakpastian
 
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
1. Materi 1 Pendahuluan.pdf
 
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis VariabelIdentifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
Identifikasi, Pengukuran, dan Analisis Variabel
 
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidarKel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
Kel 5_Sampling Audit fakultas ekonomi untidar
 

husnul yaqin

  • 1. ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN pHMETER DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Iqmal Tahir Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip utara, Yogyakarta 55281 Telp/fax : 0274-545188, email : iqmal@ugm.ac.id ABSTRAK Dalam bidang kimia, pengukuran analitik memiliki peranan yang sangat penting. Tujuan dari pengukuran analitik ini adalah untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu parameter kuantitas kimia, contohnya seperti: konsentrasi, pH, dan lain-lain. Pengukuran analitik ini dapat menggunakan metode konvensional maupun modern, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.. Dalam setiap pengukuran analitik akan sangat dipengaruhi oleh faktor presisi dan bias, yang dapat memberikan kontribusi terhadap kesalahan pengukuran. Pada makalah ini akan diuraikan ari penting proses kalibrasi pada penggunaan pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis. 1. PENDAHULUAN Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset dalam bidang kimia adalah pengukuran analitik.Tujuan pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lain. Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif dengan dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya. Sebagaimana biasa dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperoleh pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akan ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi. Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 2. Pada makalah ini diuraikan tentang permasalahan kesalahan pengukuran akibat faktor alat dan penanganannya. Terkait dengan pelaksanaan aktivitas laboratorium kimia, adalah sering dijumpai penggunaan pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis, maka diuraikan juga peranan kalibrasi pada kedua alat tersebut. Dari makalah ini diharapkan pengguna peralatan tersebut dapat memahami permasalahan teersebut dan dapat mengimplementasikannya untuk penggunaan di laboratorium. 2. PRESISI, AKURASI DAN BIAS Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan. Akurasi menunjukkan kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan, misalnya dalam penentuan nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan pengulangan sebanyak n kali. Dari data tersebut dapat diperoleh ukuran harga nilai terukur adalah rata-rata dari hasil yang diperoleh dan standar deviasi. Perbandingan dari tingkat presisi, akurasi dan bias dari suatu hasil pengukuran dapat diilustrasikan pada gambar 1. Gambar 1. Pola hasil pengukuran analitik Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 3. Gambar 1 menyajikan pola target hasil dari olah raga menembak atau memanah yang analog dengan pola hasil pengukuran analitik yang ideal. Pada gambar 1 (a) sebaran data cukup baik dan mendekati data aslinya. Hasil data dikatakan presisi dan tidak bias atau tidak menyimpang. Gambar 1 (b) menunjukkan sebaran data yang presisi, tetapi menyimpang dari target yang sebenarnya berarti data dikatakan bias. Gambar 1 (c) menunjukkan sebaran data yang meluas berarti data yang diperoleh tidap presisi. Data 1 (c) tersebut tidak bias relatif jika dibandingkan dengan data 1 (d) yang sama-sama tidak presisi. Faktor-faktor presisi dan bias ini sangat ditentukan oleh terjadinya faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama pengukuran. 3. SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN ANALITIK Faktor yang memepengaruhi presisi dan bias di atas dapat diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi karena berbagai penyebab. Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Kesalahan serius (Gross error) Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi. Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang memang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan pola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain. 2. Kesalahan acak (Random error) Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada di sekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari, hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi dalam bekerja. 3. Kesalahan sistematik (Systematic error) Kesalaahn sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan: a. Standarisasi prosedur b. Standarisasi bahan c. Kalibrasi instrumen Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 4. Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah: 1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur. Hal ini dapat diatasi dengan: a. Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh ukuran kualitas yang homogen b. Mengggunakan tekhnik sampling dengan baik dan benar 2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran Perbedaan ini dapat diatasi dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek dapat diprediksikan. 3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur yang terkontrol dan telah terkalibrasi. 4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahannon-teknis dengan baik sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja. 5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran Kesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu. Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh pemakainya. Untuk peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah berjalan dengan optimal, sebaliknya untuk alat yang sudah berumur akan banyak menimbulkan ketidak optimuman karena komponen aus, korosi dan sebagainya. Demikian juga peralatan elektrik, pencatatan harus selalu dikalibrasi dan dicek ulang akurasinya. Untk peralatan yang menggunakan sensor atau detektor maka perawatan dan kalibrasi akan berperan penting. Berikut disajikan contoh peranan kalibrasi pada pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis 4. ARTI PENTING KALIBRASI DALAM pHMETER Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 5. suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan: pH = - log [H+] Pengukuran sifat keasaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Kertas lakmus, terdapat dua jenis kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Penggunaan kertas lakmus hanya sekali pakai.Nilai pH yang terukur hanya bersifat pendekatan, jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, maka dia bersifat basa, sedangkan jika suatu senyawa merubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, maka ia bersifat asam. Pengukuran hanya bersifat kualitatif, hasil yang diperoleh relatif tidak begitu akurat. Kertas lakmus dengan kombinasi beberapa indikator ada yang dapat digunakan yakni dengan pencocokan skala, kertas lakmus jenis ini mengkombinasikan 4 indikator yang berbeda warna. Kombinasi warna yang berbeda diberi skala 1-14 sesuai dengan pH sistem yang diukur. b. pHmeter, keuntungan dari penggunaan pHmeter dalam menentukan tingkat keasaman suatu senyawa adalah: - Pemakaiannya bisa berulang-ulang - Nilai pH terukur relatif cukup akurat Insrumen yang digunakan dalam pHmeter dapat bersifat analog maupun digital. Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka diperlukan perawatan dan kalibrasi pHmeter. Pada penggunaan pHmeter, kalibrasi alat harus diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pHmeter adalah pengukuran arsu listrik yang tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik di larutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan caranya adalah dengan kalibrasi alat. Kalibrasi terhadap pHmeter dilakukan dengan: Larutan buffer standar : pH = 4,01 ; 7,00 ; 10,01 Penentuan kalibrasinya dapat dilakukan dengan cara: a. Teknik satu titik, yaitu pada sekitar pH yang akan diukur, yakni kalibrasi dengan buffer standar pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00 untuk sistem netral, dan buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa. b. Teknik dua titik (diutamakan) Apabila sistem bersifat asam, maka digunakan 2 buffer standar berupa pH 4,01 dan 7,00 Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 6. Apabila sistem bersifat basa, digunakan 2 buffer standar berupa pH 7,00 dan 10,01 c. Teknik multi titik Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3 buffer standar. Untuk sistem dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering terjadi ketidaknormalan elektroda, kelemahan ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Untuk pengukuran yang dilakukan dalam waktu yang lama, maka diperlukan proses kalibrasi secara periodik selang 1,5 – 2 jam. Hal ini untuk menjaga kestabilan dari alat pHmeter yang digunakan, sehingga tetap dapat diperoleh hasil pengukuran yang bagus. Untuk keperluan kalibrasi ini dapat menggunakan buffer pH yang ada di pasaran, skala yang biasa digunakan adalah: pH = 4,01 merah; pH = 7,00 hijau; pH = 10,00 biru Yang biasa dijual di pasaran dapat berupa: larutan pH buffer, ampul pH buffer, pH buffer pack yang penggunaannya bisa berulang, pH buffer pouches hanya sekali pakai, tablet pH buffer dapat digunakan untuk 20 ml larutan, dan kapsul pH buffer dapat digunakan untuk 100 ml larutan. Contoh dari masing-masing produk pH buffer ini disajikan pada gambar 2. Gambar 2. Produk pH buffer yang tersedia di pasaran. Akurasi dari nilai pH untuk setiap buffer ditentukan sebagai fungsi temperatur. Kenaikan satu derajat temperatur menyebabkan perubahan nilai pH berkisar antara 0,01 sampai 0,02. Koreksi nilai pH dari buffer standar pada kondisi temperatur ruang pengukuran dapat dilihat pada tabel yang tertera di label botol. Pemilihan jenis pH buffer mana yang harus dipilih dalam suatu pengukuran, tergantung kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan pH buffer standar ini adalah sebisa mungkin dalam keadaan segar. Sensor pHmeter selalu dicuci untuk menjaga akurasi alat serta mencegah kontaminasi pada pH buffer. Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 7. Selain itu, untuk lebih menjaga keawetan sensor, maka perlakuan sensor apabila tidak dipakai harus direndam/tercelup dalam aquades. Proses kalibrasi dan perlakuan pHmeter seperti yang diterangkan di atas akan dapat memberikan hasil pengukuran pH yang akurat dan presisi. 5. ARTI PENTING KALIBRASI DALAM SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 – 800 nm) (Sastrohamidjojo, 1991). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur. Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-Beer, yaitu: A = - log T = - log It / Io = ε . b . C Dimana : A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur T = Transmitansi I0 = Intensitas sinar masuk It = Intensitas sinar yang diteruskan ε = Koefisien ekstingsi b = Tebal kuvet yang digunakan C = Konsentrasi dari sampel Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis menggunakan spektrofotometer adalah: a) Serapan oleh pelarut Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik selain komponen yang akan dianalisis. b) Serapan oleh kuvet Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik, namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan sampel. Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id
  • 8. c) Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan) Sama seperti pHmeter, untuk mengatasi kesalahan pada pemakaian spektrofotometer UV-Vis maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi dalam spektrofotometer UV-Vis dilakukan dengan menggunakan blangko: Setting nilai absorbansi = 0 Setting nilai transmitansi = 100 % Penentuan kalibrasi dilakukan denganikuti prosedur sebagai berikut: a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam sampel) dengan kuvet yang sama. b. Setiap perubahan panjang gelombang diusahakan dilakukan proses kalibrasi. c. Proses kalibrasi pada pengukuran dalam waktu yang lama untuk satu macam panjang gelombang, dilakukan secara periodik selang waktu per 30 menit. Dengan adanya proses kalibrasi pada spektrofotometer UV-Vis ini maka akan membantu pemakai untuk memperoleh hasil yang kaurat dan presisi. 6. PENUTUP Proses kalibrasi secara rutin dan benar memiliki peranan penting dalam memberikan hasil analisis dengan presisi dan akurasi yang terjaga termasuk dalam hal ini proses kalibrasi untuk alat pHmeter dan spektrofotometer UV-Vis. Peran teknisi laboratorium sangat diperlukan untuk menyediakan fasilitas kalibrasi meliputi bahan dan peralatan pendukung, serta menyiapkan prosedur kalibrasi dan standarisasi bagi para pemakai alat. 7. DAFTAR PUSTAKA Miller, J.N and Miller, J.C., 2000, Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall, Harlow. Sastrohamidjojo, H, 1991, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta. Beran, J.A, 1996, Chemistry in The Laboratory, John Willey & Sons. Paper seri Manajemen Laboratorium Drs. Iqmal Tahir, M.Si – iqmal@ugm.ac.id