Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah cair perusahaan kelapa sawit (PKS) untuk digunakan sebagai pupuk pada lahan perkebunan kelapa sawit melalui metode land application. Limbah cair PKS mengandung unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Land application dapat mengurangi biaya pengolahan limbah PKS hingga 50-60% serta dapat memperbaiki kualitas tanah dan men
1. APLIKASI LIMBAH CAIR PKS KE
LAHAN KEBUN KELAPA SAWIT
(LAND APPLICATION)
Oleh :
Posma Marbun
2. Land Application atau aplikasi lahan adalah
pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit
untuk digunakan sebagai bahan penyubur atau
pemupukan tanaman kelapa sawit dalam areal
perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Dasar dari land
application ini adalah bahwa dalam limbah cair
pabrik kelapa sawit mengandung unsur-unsur
tanaman yang dapat menyburkan tanah. Unsur-
unsur tersebut adalah Nitogen, Phosphor dan
Kalium. Jumlah Nitrogen dan Kalium dalam limbah
cair pabrik kelapa sawit sangat besar, sehingga dapat
bertindak sebagai nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan.
3. Limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat
digunakan untuk land application adalah limbah cair
yang sudh diolah sedemikian rupa sehingga kadar
BOD-nya berkisar antara 3.500 mg/l sampai 5.000
mg/l. Dengan komposisi yang cukup kaya akan unsur
hara (N, P dan K), maka limbah cair tersebut
mempunyai potensi yang baik untuk menggantikan
peran pupuk anorganik. Dengan pemanfaatan
limbah cair tersebut untuk keperluan pemupukan,
maka dengan sendirinya jumlah limbah cair yang
masih harus diolah juga akan berkurang. Jadi land
application akan mengurangi beban biaya dan waktu
untuk pengolahan limbah.
4. Pemanfaatan limbah cair dengan land application
dapat menurunkan biaya pengolahan limbah 50%-
60%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
para ahli perkebunan sawit di Indonesia, limbah cair
pabrik kelapa sawit yang sudah diolah (BOD
maksimal 5.000 mg/l) merupakan sumber air dan
nutrisi tanaman. Disamping itu limbah cair tersebut
juga mampu memperbaiki sifat dan struktur fisik
tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, meningkatkan
kelembaban tanah, menambah kandungan senyawa
organik, menaikkan pH tanah, meningkatkan aktivitas
mikro flora dan fauna tanah dan dapat meningkatkan
produksi tanaman kelapa sawit.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. PERSYARATAN MINIMAL UNTUK PENGKAJIAN
LAND APPLICATION LCPKS
1. Pengaruhnya thd pembudidayaan ikan, hewan, tanaman
2. Pengaruhnya thd kualitas tanah & air tanah
3. Pengaruhnya thd kesehatan masyarakat
4. BOD tidak boleh > 5000 mg/l
5. Nilai pH berkisar 6-9
6. Dilakukan pada lahan selain lahan gambut
7. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas
> 15 cm/jam
8. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas
< 1,5 cm/jam
16. 9. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dgn
kedalaman air tanah < 2 meter.
10. Areal pengkajian seluas 10 -20 % dari seluruh areal
yg akan digunakan utk pemanfaatan air limbah.
11. Pembuatan sumur pantau.
Luas kontrol : 1 – 5 % dari luas lahan yang
diusulkan utk pengkajian
17. METODE PEMANFAATAN
AIR LIMBAH PKS
→ dibuat pada “ gawangan mati “
1. Flatbed system : sistem parit datar dimana limbah
cair PKS ditampung dengan kolam-kolam datar bersambung
(untuk lahan dengan ketinggian tempat yg relatif tidak sama
atau miring → “terassering”
Gambar :
18. 2. Furrow system : sistem parit/saluran air tertutup.
( untuk lahan yg kecuramannya relatif tinggi : > 30o )
Gambar :
19. 3. Long Bed system : sistem saluran panjang berbaris untuk
lahan datar/ rata (0-3 %)
Gambar :
26. Jenis, Lokasi, Cara Pengambilan Sampel dan Parameter yang Diamati
Jenis sampel
Jenis sampel yang diambil adalah : sampel tanah, air tanah dan
air limbah.
Lokasi, cara pengambilan sampel dan parameter :
1. Sampel Tanah :
Lokasi
Lokasi pengambilan sampel tanah ditetapkan pada 3 (tiga) lokasi yaitu :
parit irigasi (rorak), antara parit dan tanaman (antar rorak), dan di lahan
kontrol pada 6 (enam) kedalaman sebagai berikut :
0 – 20 cm
20 – 40 cm
40 – 60 cm
60 – 80 cm
80 – 100 cm
100 – 120 cm
27. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel tanah di parit irigasi (rorak) dilakukan
setelah kerak limbah yang menumpuk di permukaannya
dibuang atau disisihkan dari parit. Untuk meneliti sifat kimia-
fisika tanah diperlukan dua jenis sampel yaitu : sampel tanah
terganggu dan sampel tanah utuh.
• Sampel tanah terganggu adalah : sampel tanah yang
dapat diambil dengan menggunakan skop, spatula atau
bor tanah mineral dan digunakan untuk mengukur
parameter seperti : pH , KTK, kadar N, C-organik, P dan
unsur-unsur tertentu serta tekstur tanah (kandungan
pasir, debu dan liat), sampel tanah diambil pada setiap
20 cm sedalam 120 cm atau 6 (enam) lapis.
28. Sampel tanah utuh adalah : sampel tanah yang diambil
dengan menggunakan ring sampler dan digunakan
untuk mengukur bobot isi, porositas dan permeabilitas.
Pengambilan sampel tanah utuh dengan ring sampler
pada kedalaman 0 – 30 cm dan 30 – 60 cm, masing-masing
2 (dua) sampel. Satu sampel digunakan untuk mengukur
porositas dan bobot isi, sedangkan sampel lainnya digunakan
untuk mengukur permeabilitas.
29.
30. 2. Sampel Air Tanah :
Lokasi
Sampel air tanah diambil dari sumur pantau yg harus dibuat :
di lahan kontrol, lahan pengkajian pemanfaatan air limbah
dan sumur penduduk terdekat yang lokasinya lebih rendah
dan diperkirakan memiliki peluang tercemar air limbah.
Pembuatan sumur pantau harus memperhatikan keamanan
sumur terhadap kontaminasi air hujan dan atau kontaminasi
lain yang berasal dari luar.
31.
32. 3. Sampel Air Limbah
Lokasi
Sampel air limbah diambil di outlet terakhir menuju ke
lahan pemanfaatan air limbah.
33. 4. Sampel Udara dan Kebauan
Pengukuran tingkat kebauan dilakukan di lokasi kebun yang
digunakan untuk pengkajian pemanfaatan air limbah dan
pada perumahan penduduk terdekat.