SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
.. ..<',
, ..
• •
VOLUME 12 NOMOR 1, April 2010 ISSN 1410-7333
JURNAl TANAH DAN UNGKUNGAN
/11l1li/0/Iii!18i10';0881181
Vol. 12 No.1, April 2010 	 ISSN 1410·7333
Penanggung Jawab/Person in Charge 

Ketua Departemen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB 

Head a/Department a/Soil Sciences and Land Resource. Faculty 0/Agriculture, 

Bogar Agricultural University 

Editor Kepala I ChiefEditor 

Iswandi Anas 

Editor Pelaksana I Executive Editor
Sri Djuniwati
Dewan Editor I Editorial Board 

Iskandar 

Suria Darma Tarigan 

Dwi Andreas Santosa 

Kazuyuki Inubushi (Chiba University, Japan) 

Shamshuddin lusop (UPM, Malaysia) 

Editor Teknik I Managing Editor 

Arief Hartono 

Sekretariat I Secretariate 

Elsa Morita 

Departemen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 

J1. Meranti Kampus IPB Darmaga Bogor 16680, Indonesia 

Telepon: 0251-8629360, Fax: 0251-8629358 

E-mail: soilipb@indo.net.iddanjtI_soiIipb@yahoo.com 

Rekening I Bank Account: 

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan 

BRI Cabang Darmaga, Bogor 0595-01-000097-30-1 

Jurnal Tanah dan Lingkungan (nama barn dari lurnaillmu Tanah dan Lingkungan), dengan ISSN 1410-7333
diterbitkan dua kali setahun yaitu pada bulan April dan Oktober oleh Departemen IImu Tanah dan
Sumberdaya Lahan (nama barn dari Departemen Tanah), FakuItas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jurnal
Tanah dan Lingkungan menyajikan artikel mengenai hasil penelitian dan ulasan tentang perkembangan
mutakhir dalam bidang iImu tanah, air, dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama. Setiap naskah yang
dikirim ke Jurnal Tanah dan Lingkungan, akan ditelaah oleh penelaah (reviewer) yang sesuai dengan
bidangnya. Nama penelaah dicantumkan pada terbitan No.2 dari setiap volume.
Harga LanggananlSubscriplion Rate:
PribadilPersonal Rp 40000 per tahun (yearly)
Institusillnstitution Rp 60 000 per tahun (yearly)
Harga belum termasuk ongkos kirim (Excluding postage)
Gambar sampul (cover photograph): 	Bantaran Sungai Cikarang Bekasi Laut, Desa Muara Bakti, Kec. Babelan, Kab.
Bekasi (The River Banks of Cikarang Bekasi Laut River, Muara Bakti Village,
Babelan District, Bekasi Regency) (Alfandi)
PEDOMAN PENULISAN 

Jurnai Tanah dan Lingkungan merupakan media
yang mcnyajibn artikel 1l1engenai hasil penelitian dan
telaah perkel1lbangan mutakhir dalam bidang ilmu
tanah. air. dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian
utama.
Tiga ekscmplar D3skah (tennasuk yang asli) dan
diskct dikirimkan kcpada:
Sckrctariat Jurnal Tanah dan Lingkungan 

Departcmen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan, 

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor 

JI. Meranti Lt 5 Wing 12, 

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 

Tl:lp. 0251-8629360; 422047; Fax: 0251-8629358; 

E-muil: soilpMI indo.nctid atau jtl-soilipb@yahoo.com 

Naskah bcrupa naskah asli yang belu1l1 pernah
dipublikasikan dan diketik pada kertas ukuran A4 (21.0
x 29.7 cmj dcngan jarak ketikan 2 spasi, dengan huruf
Time's Nel" Roman 12 point. pada satu sisi dan
maksimum 15 halaman termasuk gambar dan tabel.
larak ketikan dari tcpi kiri 3.0 cm. kanan. atas. dan
bawah kert<ls masing-masing 2.5 em. Naskah ditulis
dalam bahasa Indonesia atau Inggris.
Naskah dislIslln dcngan urutan sebagai berikut:
a. 	 Judul dalam bahasa Indonesia dan Inggris untuk
artikcl dalal1l bahasa Indonesia. dan judul dalam
bahasa lnggris lllltuk artikel berbahasa Inggris
b. 	 Nama ICllgkap pcnulis (tanpa gelar)
c. 	 Nama lcl1lbaga dall alamat lengkap dari masing­
masing penu Iis
d. 	 Nama pCllulis korcspondensi dilengkapi dengan
nomoI' tclcpon (juga HP). fax. dan e-mail
e. 	 Abstract dulam bahasa Inggris (tidak lebih dad 250
kala)
f Kala kunei (k(,l' ll'ordl') maksimum lima kata
g. 	 Pcndahuluan (/l1imlillctiol1)
h. 	 Bahan dan Metodc (Material< and Methods')
i. 	 Hasil dan Pcmbahasan (Rrsliits and Discllssion)
j. 	 Kesimpulan (Conclusion)
k. 	 Ucapan tcrima kasih (Acknowledgements)
I. 	 Daftar pustaka (References)
Abstract disajikan secara singkat dan jelas, berisi
tujuan, melode dan hasil penelitian. Untuk naskah
dalam bentuk tclaah tentang perkembangan mutakhir
dalam bidang ilmu tanah, air dan ilmu lingkungan
sebagai bahan kajian utama, maka Abstract tidak perlu
dan format tulisan diserahkan pada penulis namun
aturan penulisan yang lain harus tetap diikuti.
Tabel dibnat dengan bentuk terbuka (tanpa garis
vertikal) dan dibcri Judul yang singkat. ludul, isi dan
keterangan lSI tabel diketik dengan huruf Times New
Roman uk.'.1ran humf 10 poillf. Keterangan mengenai isi
tabeL bila diperlukan, dicanturnkan sebagai catatan kaki
di bawah tabel dengan diberi nomor yang diikuti kurung
tulup dan diketik sebagai superscript. Tabel dan
Gambar (peta, ilustrasi, grafik) harus asH (bukan hasil
fotokopi), dan dibuat pada halaman terpisah
menggunakan tinta tahan air atau dicetak dengan printer
laser. Ketebalan garis 0.20-0.25 mm. Foto hitam-putih
dicetak pada kertas mengkilap (gIOS3y), ukuran kartupos
dan memiliki kontras yang baik. Biaya cetak gambar
berwarna dibebankan kepada penulis.
Satuan mengikuti satuan internasional (gram, meter
dll) dan desimal ditulis menggunakan titik.
Rujukan pustaka dalam tubuh tulisan ditulis
menggunakan sistem nama dan tahun, misalnya Brady
(1990) atau (Brady, 1990); Steel dan Torrie (1980) atau
(Steel dan Torric, 1980). Bila penulis tiga orang atau
lebih, ditulis et al. sepcrti Bohn et at. (1979) atau (Bohn
et al., 1979). Contoh kutipan sckunder: Jenny (1931
dalam Stevenson, 1982) atau (Jenny, 1931 dalam
Stevenson, 1982). Daftar pustaka disusun menurut abjad
nama-tahun.
Buku:
Brady. N.e. 1990. The Nature and Properties of Soils.
10lh
ed. Macmillan Pub!. Com., New York. 520
pp.
lurnal:
Chang, A.e.. T.e. Granato, and AL. Page. 1992. A
methodology for establishing phytotoxicity criteria
for chromium, copper, nickel. and zinc in
agricultural land application of municipal sewage
sludges. J. Environ. Qual., 21 :521-536.
Prosiding:
Blum, W.E.H. 1993. Soil protection concept of the
Council of Europe and integrated soil research. In
H.J.P. Eijsackers and T. Hammers (eds.).
Integrated Soil Research: A Basis for Proper
Protection. Kluwer Acad. Pub!., Dordecht, Boston,
London. p. 37-47.
Informasi dari internet:
Phyllosphere. 2000. 7th International Symposium on the
Microbiology of Areal Plant Surfaces, Berkeley,
California, USA: August 3-8, 2000.
(diakses 15
Maret 200 I).
Tulisan yang ditulis tidak menurut Tatacara Penulisan
lurnal Tanah dan Lingkungan, tidak akan diproses lebih
lanjut.
I
..;;;;111 dan Lingkullgan,Vol. 12 No.1, April 2010: 31-35 ISSN 1410-7333
PROFIL KELARUTAN LIMBAH MINYAK BERAT AKIBAT PENAMBAHAN BAHAN 

PENCAMPUR 

The Solubility Profile of Heavy Oil Waste Resulted by Mixing Agent Addition
Charlena11, Iswandi Anas21, Zainal Alim Mas'ud11, Ahmad Syahreja11, 

Niken Dyah Wanodyantill 

Departemen Kimia FMIPA IPB, Gedung Fakultas Peternakan Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor 16880
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Jl Meranti Kampus IPB Darmaga
Bogor 16880
ABSTRACT
iiealY Oil Waste (HOW) is on o/the most important petroellm waste. In the recent years. many contamination ofsoif
In' H(HV hm'e heen reported. Bioremediatiol1 is one ofthe alternatil'e technology to clean the HOW contaminated
L' il is CI1viromentaflr ji'iend~v, etrectil-e, efficient and low cost. The contaminaled soil is diluted in water to form
'1. /lolt'ever, the solubili(J' ofHOW ill lrater is l'el}' low. To increase HOW solubility in IrateI', addition of/our mixing
'. ere tested l1ame~v: Sodium Tripolyphosphate (STPP), Carhoxymethyl ceflulose (CA1C), quart sand and pumice stone.
. illl characteristics ofHOW were solid TPH was 17 water content was 1.96% and Cu and Hg content was 1.49
"iid 3.33 pph, respectively. The parameters determined were turbidity, solid TPH, liquid TPH pH and COD. The results
; that (1) the highest tllrhidi(v was in the STPP addition; (2) the lowest solid TPH was in the addition ofpumice stone;
highest liquid TPH was in the STPP addition;(4) the pH varied ji'OIn 3.6 to 7.9: (5) the ghigest COD was in the
,1/ ofSTPP. From these results it can be concfuded that the best mixing agent to increase the solubility ofHOW in soil
- ;·.as STPP.
rd~.· heavy oil waste (HOW), mixing agents, solubility ofHOW
PENDAHUJ.,UAN
 1inyak bumi merupakan sumber daya a1am yang
_:~lpat diperbaharui yang penting di Indonesia. Minyak
-_. ,cbagai sumber energi banyak dimanfaatkan berbagai
:.. ' '~i Penambangan minyak bumi dan industri minyak
-:- ~l? lain memberikan nilai positif bagi perekonomian
;2~ Juga menimbulkan efek negatif bagi lingkungan.
~, :ll?gatif yang ditimbu1kan berupa limbah. Limbah
~ ...:~ bumi dapat berupa tumpahan, ceceran, atau
o-.;:,>n dari minyak bumi maupun produk-produknya,
.•.:k bekas pakai, minyak apkir dan minyak yang
,.~:.,jung dalam limbah dari suatu kegiatan industri
. :' .,'1 rumah tangga (Udiharto, 1996). Salah satu limbah
:" ,iihasilkan berbentuk cairan kental berwarna hitam
.~:' aitu limbah minyak berat atau Heavy Oil Waste
=., I
:danya Iimbah minyak berat dapat mencemari
; ... :-,:;an karena merupakan limbah minyak bumi yang
:-o:.:'1dung hidrokarbon aromatik dan berantai panjang
_ "angat berbahaya bagi lingkungan sekitamya.
- .- ,:katnya frekuensi pencemaran akan mengancam
··,>.han lingkungan. Bila hal ini tidak ditanggulangi,
::: ,;ktu singkat laju pencemaran akan tidak terkendali.
Penanggulangan pencemaran dari penambangan
bumi dapat dilakukan secara fisik, kimia, atau
biologi. Penanggulangan secara fisik dan kimia
membutuhkan waktu relatif singkat, tetapi metode ini
menyebabkan permasalahan lingkungan lainnya seperti
pembakaran dan penimbunan (landjilling). Penanggulangan
secara biologi merupakan salah satu alternatif teknologi
ramah lingkungan, efektif, efisien, dan ekonomis.
Proses bioremediasi dengan bios/ury adalah salah
satu cara untuk meremediasi Iimbah minyak berat dari
lingkungan, dimana pada teknik ini limbah minyak berat
harus didispersi terlebih dahulu ke dalam air sehingga
bakteri dapat mendegradasi. Akan tetapi karena limbah
minyak berat sulit larut dalam air maka diperlukan bahan
pencampur untuk mempermudah dispersi ke dalam air.
Biodegradasi limbah minyak berat di lingkungan air terjadi
pada bagian antarmuka lapisan air dan limbah minyak bumi
berat. Biodegradasi akan lebih cepat terjadi bila limbah
minyak berat berada dalam bentuk terdispersi di dalam air.
Kondisi ini akan memudahkan bakteri untuk mendegradasi.
Dalam penelitian ini digunakan bahan pendispersi Sodium
Tripolifosfat (STPP), Karboksimetil Selulosa (CMC), pasir
kuarsa dan batu apung.
Penelitian ini bertujuan membuat kondisi limbah
minyak berat tidak lengket dan mudah terdispersi dalam
air dengan penambahan bahan pencampur.
?rl,~l Kt'lanttan Limball Minyak Bernt (Char/ena)
BAHAN DAN METODE
Sampel Heavy Oil Waste (HOW) yang telah
dikeringudarakan selama 2 hari, digiling, dan ditetapkan
Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) padat awaL Kadar air
dengan metoda gravimetri. dan kadar logam dengan
metoda spektrofotometri. Campuran sampel HOW, air dan
bahan pencampur dianalisis kadar TPH padat dan TPH
cair, kekeruhan dengan turbidimeter, pH dengan
indikator pH universal dan kadar COD.
Pengukuran TPH Padat (US EPA 1998)
Nilai TPH diukur menggunakan metode gravimetri.
10 gram sampel dioven pada suhu 40°C selama 10 menit
dan dibungkus dengan kertas saring. Timbel yang telah
dibuat tersebut dimasukan dalam sokslet dan diekstrak
dengan pelarut n-heksana selama 4 jam. Ekstrak yang
diperoleh dihilangkan aimya dengan Na2S04 anhidrat
kemudian dihilangkan lemaklgrease dengan silika gel.
Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan
rotavapor hingga kering. Labu yang telah kering
dipanaskan dalam oven pada SUhll 70°C selama 10 menit
kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
%TPH (g g.1) hobol x 100%... I)
bobol sampf/ aim/
Pengukuran TPH Cair (US EPA 1999)
Padatan atall cairan HOW sebanyak 50 ml
dimaSllkkan ke dalam Erlenmeyer ditambah 50 ml heksana.
Kemudian dikocok dalam corong pisah selama I jam dan
diambil fase organiknya. Fase organik ditambah Na2S04
anhidrat. Erlenmeyer dan batu didih sebeillmnya ditimbang
dan fase organik dan Na2S04 anhidrat disaring dan
dmasllkkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah ditimbang.
Kemudian diuapkan dan dipanaskan ke dalam oven ±I jam.
Setelah itu didinginkan dalam desikator ±30 menit dan
ditimbang (minyak dan lemak). Selanjutnya, minyak dan
lcmak ditambah 50 ml heksana dan silika gel berlebih,
sebelumnya Erlenmeyer dan batu didih ditimbang. Sampel
minyak. lemak. heksana dan silika gel disaring dan
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang slldah ditimbang.
Kemudian diuapkan dan dipanaskan ke dalam oven ±1 jam.
Setelah itu didinginkan dalam desikator ±30 menit dan
ditimbang (minyak).
bobot minyak (g)
x 100%......(2)
volume sampel (ml)
Kadar COD (SNI 2004)
Sampel dipipet sebanyak 10 ml ke dalam
Erlenmeyer, ditambah 0.2 gram HgS04 dan beberapa batu
didih. Kemudian ditambah 5 ml K2Cr207 0.25 N dan 15 ml
pereaksi asam sulfat-perak sulfat perlahan-lahan sambil
didinginkan dalam air pendingin. Erlenmeyer dihubungkan
dengan retluks di atas hoI plate selama 2 jam dan
didinginkan. Setelah itu didinginkan dan dibilas dengan
akuades hingga volume ±70 mL Kemudian didinginkar:
sampai temperatur kamar dan ditambah 3 tetes indikatof
ferroin. Setelah itu dititrasi dengan FAS 0.1 N sampal
berwama merah kecoklatan. Blanko dikerjakan sarna
seperti sampel dan hanya berisi akuades.
(Vblanko-Vsampel)xNFASx8000xq,
- - - - - - - - - - - -.....(31
Vsampel
Prosedur Penambahan Air dan Bahan Pencampur
Prosedur penambahan air dan bahan pencampur
dilakukan dengan 2 (dua) kali ulangan.
Penambahan Sodium Tripolifosfat (STPP)
Melalui rasio C:N:P (120:10:1) dihitung
perbandingan HOW dan STPP. Perbandingan yang
diperoleh II: I. HOW sebanyak 533 gram dan STPP
sebanyak 47 gram dicampur, kemudian dimasukkan ke
dalam ember plastik ditambah air sebanyak 2 liter dan
diaduk beberapa menit. Setelah itu dihitung TPH padat.
TPH calr, kekeruhan, pH dan COD.
Penambahan Karboksimetil Selulosa (CMC)
Perbandingan yang diperoleh 22: I. HOW sebanyak
555 gram dan CMC sebanyak 25 gram dicampur,
dimasukkan ke dalam ember plastik dan ditambah air
sebanyak 2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu
dihitung TPH padat, TPH cair, kekeruhan, pH dan COD.
Penambahan Pasir Kuarsa
Perbandingan HOW dan pasir kuarsa 8: I. HOW
sebanyak 516 gram dan pasir kuarsa 64 gram dicampur,
kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik ditambah air
sebanyak 2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu
dihitung TPH padat. TPH cair, kekeruhan, pH dan COD.
Penambaban Batu Apung
Batu apung dihaluskan terlebih dahulu.
Perbandingan HOW dan batu apung 5:1. HOW sebanyak
483 gram dan batu apung 97 gram dicampur, kemudian
dimasukkan ke dalarn ember plastik ditambah air sebanyak
2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu dihitung TPH
padat, TPH cair, kekeruhan, pH dan COD.
.HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencirian Awal Limbah Minyak Berat
Pengukuran TPH padat awal diperoleh hasil sebesar
17.2%. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai
parameter awal dan untuk menentukan bahan pencampur
limbah minyak berat yang diperlukan.
Rerata kadar air yang diperoleh sebesar 1.96%.
Artinya terdapat 1.96 gram air di dalam 100 gram sampel
limbah minyak berat. Penentuan kadar air limbah minyak
berat ini awalnya untuk mengetahui pencirian awal limbah,
,Junlal Tannil dall Lingkungml, Vol. 12 No.1, April 2010: 31-35 	 ISSN 1410-7333
dengan pencirian awal ini dapat dijadikan rujukan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.
Penentuan kadar logam digunakan untuk mengetahui
seberapa banyak logam berat yang terkandung di dalamnya.
Jika melebihi ambang maka diperlukan perlakuan untuk
mengurangi kandungan logam berat. Kandungan logam
berat yang melebihi ambang akan mengganggu proses
bioremediasi. Adanya kandungan logam berat baik dalam
lumpur minyak dan medium hasil bioremediasi akan
mempengaruhi penguraian bahan organik, karena akan
menghambat kerja enzim glukosidase, fosfatase, populasi
mikroorganisme serta aktivitas enzil11 lainnya (Rossiana,
2007). Sampel lil11bah minyak berat diduga memiliki
kandungan logam Pb, Cu, dan Hg. Setelah dianalisis
kandungan yang terdapat di dalam sampel lil11bah minyak
berat adalah Cu sebesar 1.49 ppm, Hg sebesar 3.33 ppb,
dan Pb diperoleh hasil yang negatif.
Pengaruh Penambahan Air dan Bahan Pencampur
Pengukuran TPH Padat
Parameter yang digunakan dalam proses
biodegradasi limbah minyak bumi adalah Total Petroleum
ffvdrocarbon (TPH). TPH menggambarkan jumlah
hidrokarbon dengan berbagai macam panjang rantainya
tanpa melihat jenisnya yaitu alisiklik, aromatik atau alifatik.
Menurut Kepmen LH No. 128 tahun 2003, TPH
awal sebelum proses bioremediasi adalah tidak lebih dad
15%, sedangkan nilai hasil akhir pengolahannya 10000 mg
kg'l atau 1%.
25 ]
r!UJ DnDD 

BL HS HP HB He
BL= Blanko, HS=STTP, HP=Pasir Kuarsa, HB=Baru Apung, HC=CMC
Gambar 1. Pengaruh bahan pcncampur terhadap kadar TPH
padat dalam sampe
Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat terjadi
penurunan dibandingkan dengan blanko. Hal ini
memperlihatkan bahwa adanya pengaruh bahan pencampur
terhadap penurunan kadar TPH padat. Penurunan TPH
padat diharapkan dapat meningkatkan TPH cair, dengan
meningkatnya TPH cair akan memudahkan bakteri
mendegradasi limbah minyak berat. TPH padat terkecil
diperoleh pada limbah l11inyak berat dan batu apung (HB)
yaitu sebesar 13.5%. Hal ini disebabkan karena batu apung
mempunyai pori-pori dan memiliki kemampuan sebagai
adsorban secara fisik, sehingga ada sebagian minyak yang
tcrperangkap di dalamnya. Perbandingan dengan TPH padat
antara bahan pencampur CMC dan batu apung tidak terlalu
jauh, karena CMC yang terdiri atas selulosa juga memiliki
kel11ampuan sebagai adsorben (Chaplin, 2006).
Campuran sampel limbah minyak berat dan STPP
(HS) juga mengalami penurunan kadar TPH padatnya
dibandingkan blanko, namun hasilnya tidak paling rendah
sebesar 14.0%. Pada parameter yang lain STPP terbukti
sebagai pendispersi yang baik dengan nilai TPH cair yang
tinggi sebesar 0.26%, COD yang tinggi sebesar 759 mg Lot,
dan kekeruhan yang tinggi sebesar 452 NTU. Hal ini dapat
disebabkan karena tidak semua minyak dapat terdispersi
dalam air, karena limbah minyak berat (HOW) memiliki
kadar minyak yang cukup tinggi.
Sampel limbah minyak berat dan pasir kuarsa (HP)
mengalami penurunan kadar TPH padatnya dari blanko,
kadar TPH padatnya lebih tinggi dibandingkan yang
lainnya. Hal ini berhubungan dengan kadar TPH cairnya
yang paling rendah. Hal ini disebabkan struktur pasir kuarsa
yang berpori sehingga minyak dapat teradsorpsi secara fisik
ke dalam pasir kuarsa.
Pengukuran TPH Cair
Parameter TPH Caif dapat dijadikan tolok ukur juga
dalam degradasi limbah l11inyak berat. Adanya penambahan
bahan pencampur mengakibatkan partikel limbah minyak
berat terdispersi dalam air dan mengeluarkan minyak di
dalamnya. Semakin tinggi nilai TPH cair limbah minyak
berat menunjukkan semakin terdispersinya limbah minyak
berat ke dalam air, yang l11emudahkan bakteri untuk
mendegradasi.
03
025 '
~ 02
U C5
Io .
•BL HS HP HB He
BL= Blanko. HS=STTP. HP=Pasir Kuarsa, HB=Batu Apung, HC=CMC
Gambar 2. 	Pengaruh bahan pencampur terhadap kadar TPH cair
dalam sampel
Berdasarkan Gambar 2 di atas kadar TPH calr
mengalami peningkatan dad blanko, tetapi ada sampel yang
mengalami penurunan yaitu sampel limbah minyak berat
dan pasir kuarsa (HP). Hal ini dapat disebabkan pasir
kuarsa yang memiliki sifat sebagai adsorben yang
mengadsorbsi secara fisik dengan ikatan van der walls
sehingga lebih banyak minyak yang terjerap di dalam pasir
kuarsa dibandingkan minyak yang terdispersi dalam air.
Kadar TPH cair tertinggi sebesar 0.26% pada lil11bah
minyak berat dan STPP (HS). Hal ini disebabkan STPP
memiliki gugus fosfat yang memiliki kemampuan
mel11ecahkan partikel limbah minyak berat dalam air
sehingga dapat mendispersikan limbah minyak berat dalam
air (Rich, 2003). Limbah yang awalnya berbentuk
gumpalan-gumpalan kecil menjadi lunak seperti lumpur
--
Profil Kelarutan Limbalz Minyak Bernt (Charlenfl)
sehingga minyak yang terdapat di dalamnya dapat keluar ke
dalam air. Hal ini mempennudah bakteri untuk
mendegradasi.
Kadar TPH cair limbah minyak berat dan batu apung
(HB) lebih tinggi dari blanko. dengan kadar TPH padat
yang rendah akan diperoleh kadar TPH cair yang tinggi,
namun hasil TPH cair yang diperoleh tidak terlalu tinggi.
Hal ini disebabkan struktur batu apung yang memiliki pori­
pori yang dapat mengadsorpsi minyak, sehingga minyak
yang keluar ke dalam air tidak banyak.
Kadar TPH cair limbah minyak berat dan CMC
(HC) lebih tinggi dari blanko. Hal ini sejalan dengan kadar
TPH padat yang menurun dari blanko. Hal ini disebabkan
kemampuan CMC untuk mengadsorpsi dan mendispersi.
Kadar COD
Nilai COD menggambarkan jumlah total oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara
kimiawL baik yang tahan urai secara biologis maupun yang
tidak tahan urai secara biologis (APHA, 1992). Kandungan
COD besar menunjukkan banyaknya kandungan bahan
organik.
8000 

7000
....;;
6000
!
~ 	
5000
4000
c 3000
0
0 2000 

1000 

0 
 "T=
BL HS HP HB He
BL= Blanko, HS=STIP. HP=Pasir Kuarsa. HB=Batu Apung, HC~CMC
Gambar 3. Pengaruh bahan pencampur terhadap kadar COD
dalam sampel
Dalam penelitian ini bahan pencampur yang
digunakan STPP dan CMC merupakan bahan organik
sehingga kadar COD-nya relatif kebih tinggi dibanding
yang lain. Kadar COD tertinggi pada Iimbah minyak berat
dan STPP sebesar 7,592 mg L,j. Faktor besamya COD
dipengaruhi oleh kelarutan. Kelarutan antara limbah
minyak bumi berat dan STPP (HS) dilihat dari
kekeruhannya, yang secara fisik terlihat paling keruh di
antara bahan pencampur lain.
Parameter COD ini digunakan untuk mengetahui
boleh atau tidaknya hasil pengelolaan Iimbah inl langsung
dibuang ke lingkungan. Nilai COD yang diperoleh berada
di atas ambang batas yang ditentukan oleh Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 1998
untuk limbah cair yaitu sebesar 100 mg L,j, sehingga perlu
adanya perlakuan tambahan untuk menurunkan nilai COD
tersebut sehingga dapat langsung dibuang ke Jingkungan
secara arnan.
Pengukuran pH
Parameter pH mempengaruhi pada aplikasi
selanjutnya pada bioremediasi. Hal ini disebabkan karena
bakteri dapat hidup dan berkembang pada kisaran pH 6 - 9,
seperti yang terlihat pada Gambar 4 dibawah ini.
10
~JJ1DIll]BL HS HP HB He
BL= Blanko, HS=STTP, HP=Pasir Kuarsa. HB=Batu Apung, HC=CMC
Gambar 4. Pengaruh bahan pencampur terhadap kadar pH dalam
sampel
Berdasarkan Gambar 4 di atas pH yang diperoleh
pada kisaran 3.6 7.9. Kernpat bahan pencarnpur dapat
diaplikasikan pada penelitian biorernediasi. Jika pHnya
kurang dari kisaran diperlukan penambahan larutan basa
agar pHnya rneningkat.
Kekeruhan
Kekeruhan merupakan salah satu parameter yang
dapat menunjukkan rninyak dapat terdispersi ke dalarn air.
Limbah minyak berat yang terdispersi dalam air
rnenyebabkan kandungan minyak di dalarnnya keluar,
sehingga TPH cair menjadi meningkat dan memudahkan
bakteri untuk mendegradasi.
BL 	 HS HP HB He
BL= Blanko, HS=STIP. HP=Pasir Kuarsa. HB=Batu Apung. HC=CMC
Gambar 5. Pengaruh bahan peneampur terhadap kekeruhan sampel
Berdasarkan grafik di atas kekeruhan tertinggi pada
limbah minyak berat dan STPP (HS) sebesar 452 NTU.
Kekeruhan mempengaruhi kadar COD juga, ketika
kekeruhannya tinggi, maka kadar COD-nya juga tinggi. Hal
ini dapat dilihat pada sampel limbah rninyak berat dan
STPP (HS) yang memiliki kekeruhan dan kadar COD
tertinggi.
Jurnal Tanait dan Ungkungall, Vol. 12 No.1, April 2010; 31-35 	 ISSN 1410-7333
KESIMPULAN
Limbah minyak berat (HOW) mengandung 17.2%
TPH. 1.96% air, Ll9 ppm Cu dan 3.33 ppb Hg, sedangkan
bahan pencampur terbaik dalam mendispersikan HOW
adalah STPP.
DAFTAR PUSTAKA
[APHA] American Public Health Association 1992.
Standard Methods for the Examination of Water and
Wastewater. 18th
edition. Washington DC: APHA.
AWWA&WEF.
Chaplin, M., 2006. CMC. http://www.lsbu.ac.uk/water!hyp
cmc.html [21 Jun 2009].
[KLH]. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3
Tahun 1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kawasan lndustri. Jakarta: Departemen Lingkungan
Hidup.
http://www.proxsis.comiperundanganiLH/doc/uu!JO
7-1998-00003.pdf[21 Jun 2009].
[KLH]. KeputusanMenteri Lingkungan Hidup Nomor 128
Tahun 2003 tentang Pengolahan Limbah secara
Biologis: Departemen Lingkungan Hidup.
http://www.proxis.comiperundanganlLH/doc/UU/Ke
pMLH 28 2003-Biotreat%20Migas.pdf [21 Jun
2009].
Rich. 2003. What is STPP?? http://ths.gardenweb.com!
fag/lists/laundry/200305360 1018823.html [24 jun
2009].
Rosianna. 2007. Fitoremediasi Iimbah cair dengan eceng
gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solms) dan
limbah padat industri minyak bumi dengan sengon
(Paraserianthes falcataria 1. Nielsen) bermikoriza
[laporan penelitian]. Bandung: Fakultas Matematika
dan lImu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran.
Udiharto M. 1996. Bioremediasi minyak bumi dalam:
Peranan Bioremediasi dalam Pengelolaan
Lingkungall. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya,
Bogor. 24-28 Jun 1996. him 97-105.
[US EPA] United States Environmental Protection Agency.
1998. Method 1664, Revision A: n-Hexane
Extractable Material (HEM; Oil and Grease) and
Silica Gel Treated n-Hexane Extractable Material
(SGT-HEM: Non-polar Material) by Extraction and
Gravimetry. Washington DC: U.S.EPA.
[US EP 	A] United States Environmental Protection Agency.
1999. Method 9071B, n-Hexane Extractable
Material (HEM) for Sludge, Sediment, and, Solid
Samples. Washington DC: U.S.EPA.

More Related Content

Viewers also liked

RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...Repository Ipb
 
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilis
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilisKONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilis
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilisRepository Ipb
 
STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...
STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...
STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...Repository Ipb
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...Repository Ipb
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHRepository Ipb
 

Viewers also liked (8)

RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilis
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilisKONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilis
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilis
 
STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...
STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...
STUDI KONDISI DAN POTENSI EKOSISTEM PADANG LAMUN SEBAGAI DAERAH ASUHAN BIOTA ...
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ...
 
Project assignment objective
Project assignment objectiveProject assignment objective
Project assignment objective
 
Childhood obesity
Childhood obesityChildhood obesity
Childhood obesity
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
 

Similar to PROFIL KELARUTAN LIMBAH MINYAK BERAT AKIBAT PENAMBAHAN BAHAN PENCAMPUR

Pengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau Jawa
Pengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau JawaPengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau Jawa
Pengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau JawaRepository Ipb
 
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!jong arsitek
 
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdfDhalalIntanNadila
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanPengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanEthelbert Phanias
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...Repository Ipb
 
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANEPENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANELifia Citra Ramadhanti
 
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-rTheaponvander Apalahgitu
 
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
 
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
 
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Bambang Prakoso
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutwalhiaceh
 

Similar to PROFIL KELARUTAN LIMBAH MINYAK BERAT AKIBAT PENAMBAHAN BAHAN PENCAMPUR (20)

Pengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau Jawa
Pengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau JawaPengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau Jawa
Pengembangan Model Tanah-Lanskap untuk Menaksir Sifat Tanah di Pulau Jawa
 
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
 
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara BerkelanjutanPengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
Pengelolaan Gambut Secara Berkelanjutan
 
Air Dalam Industri
Air Dalam IndustriAir Dalam Industri
Air Dalam Industri
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
 
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANEPENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
 
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
 
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
 
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
 
1898-3738-1-SM.pdf
1898-3738-1-SM.pdf1898-3738-1-SM.pdf
1898-3738-1-SM.pdf
 
Sifat fisik tanah1
Sifat fisik tanah1Sifat fisik tanah1
Sifat fisik tanah1
 
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
 
Ipa prota
Ipa protaIpa prota
Ipa prota
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambutRpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
Rpi 5 pengelolaan_hutan_rawa_gambut
 
Biopori
BioporiBiopori
Biopori
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIUDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIRepository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIUDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 

PROFIL KELARUTAN LIMBAH MINYAK BERAT AKIBAT PENAMBAHAN BAHAN PENCAMPUR

  • 1. .. ..<', , .. • • VOLUME 12 NOMOR 1, April 2010 ISSN 1410-7333
  • 2. JURNAl TANAH DAN UNGKUNGAN /11l1li/0/Iii!18i10';0881181 Vol. 12 No.1, April 2010 ISSN 1410·7333 Penanggung Jawab/Person in Charge Ketua Departemen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB Head a/Department a/Soil Sciences and Land Resource. Faculty 0/Agriculture, Bogar Agricultural University Editor Kepala I ChiefEditor Iswandi Anas Editor Pelaksana I Executive Editor Sri Djuniwati Dewan Editor I Editorial Board Iskandar Suria Darma Tarigan Dwi Andreas Santosa Kazuyuki Inubushi (Chiba University, Japan) Shamshuddin lusop (UPM, Malaysia) Editor Teknik I Managing Editor Arief Hartono Sekretariat I Secretariate Elsa Morita Departemen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor J1. Meranti Kampus IPB Darmaga Bogor 16680, Indonesia Telepon: 0251-8629360, Fax: 0251-8629358 E-mail: soilipb@indo.net.iddanjtI_soiIipb@yahoo.com Rekening I Bank Account: Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan BRI Cabang Darmaga, Bogor 0595-01-000097-30-1 Jurnal Tanah dan Lingkungan (nama barn dari lurnaillmu Tanah dan Lingkungan), dengan ISSN 1410-7333 diterbitkan dua kali setahun yaitu pada bulan April dan Oktober oleh Departemen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan (nama barn dari Departemen Tanah), FakuItas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Tanah dan Lingkungan menyajikan artikel mengenai hasil penelitian dan ulasan tentang perkembangan mutakhir dalam bidang iImu tanah, air, dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama. Setiap naskah yang dikirim ke Jurnal Tanah dan Lingkungan, akan ditelaah oleh penelaah (reviewer) yang sesuai dengan bidangnya. Nama penelaah dicantumkan pada terbitan No.2 dari setiap volume. Harga LanggananlSubscriplion Rate: PribadilPersonal Rp 40000 per tahun (yearly) Institusillnstitution Rp 60 000 per tahun (yearly) Harga belum termasuk ongkos kirim (Excluding postage) Gambar sampul (cover photograph): Bantaran Sungai Cikarang Bekasi Laut, Desa Muara Bakti, Kec. Babelan, Kab. Bekasi (The River Banks of Cikarang Bekasi Laut River, Muara Bakti Village, Babelan District, Bekasi Regency) (Alfandi)
  • 3. PEDOMAN PENULISAN Jurnai Tanah dan Lingkungan merupakan media yang mcnyajibn artikel 1l1engenai hasil penelitian dan telaah perkel1lbangan mutakhir dalam bidang ilmu tanah. air. dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama. Tiga ekscmplar D3skah (tennasuk yang asli) dan diskct dikirimkan kcpada: Sckrctariat Jurnal Tanah dan Lingkungan Departcmen IImu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor JI. Meranti Lt 5 Wing 12, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Tl:lp. 0251-8629360; 422047; Fax: 0251-8629358; E-muil: soilpMI indo.nctid atau jtl-soilipb@yahoo.com Naskah bcrupa naskah asli yang belu1l1 pernah dipublikasikan dan diketik pada kertas ukuran A4 (21.0 x 29.7 cmj dcngan jarak ketikan 2 spasi, dengan huruf Time's Nel" Roman 12 point. pada satu sisi dan maksimum 15 halaman termasuk gambar dan tabel. larak ketikan dari tcpi kiri 3.0 cm. kanan. atas. dan bawah kert<ls masing-masing 2.5 em. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Naskah dislIslln dcngan urutan sebagai berikut: a. Judul dalam bahasa Indonesia dan Inggris untuk artikcl dalal1l bahasa Indonesia. dan judul dalam bahasa lnggris lllltuk artikel berbahasa Inggris b. Nama ICllgkap pcnulis (tanpa gelar) c. Nama lcl1lbaga dall alamat lengkap dari masing­ masing penu Iis d. Nama pCllulis korcspondensi dilengkapi dengan nomoI' tclcpon (juga HP). fax. dan e-mail e. Abstract dulam bahasa Inggris (tidak lebih dad 250 kala) f Kala kunei (k(,l' ll'ordl') maksimum lima kata g. Pcndahuluan (/l1imlillctiol1) h. Bahan dan Metodc (Material< and Methods') i. Hasil dan Pcmbahasan (Rrsliits and Discllssion) j. Kesimpulan (Conclusion) k. Ucapan tcrima kasih (Acknowledgements) I. Daftar pustaka (References) Abstract disajikan secara singkat dan jelas, berisi tujuan, melode dan hasil penelitian. Untuk naskah dalam bentuk tclaah tentang perkembangan mutakhir dalam bidang ilmu tanah, air dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama, maka Abstract tidak perlu dan format tulisan diserahkan pada penulis namun aturan penulisan yang lain harus tetap diikuti. Tabel dibnat dengan bentuk terbuka (tanpa garis vertikal) dan dibcri Judul yang singkat. ludul, isi dan keterangan lSI tabel diketik dengan huruf Times New Roman uk.'.1ran humf 10 poillf. Keterangan mengenai isi tabeL bila diperlukan, dicanturnkan sebagai catatan kaki di bawah tabel dengan diberi nomor yang diikuti kurung tulup dan diketik sebagai superscript. Tabel dan Gambar (peta, ilustrasi, grafik) harus asH (bukan hasil fotokopi), dan dibuat pada halaman terpisah menggunakan tinta tahan air atau dicetak dengan printer laser. Ketebalan garis 0.20-0.25 mm. Foto hitam-putih dicetak pada kertas mengkilap (gIOS3y), ukuran kartupos dan memiliki kontras yang baik. Biaya cetak gambar berwarna dibebankan kepada penulis. Satuan mengikuti satuan internasional (gram, meter dll) dan desimal ditulis menggunakan titik. Rujukan pustaka dalam tubuh tulisan ditulis menggunakan sistem nama dan tahun, misalnya Brady (1990) atau (Brady, 1990); Steel dan Torrie (1980) atau (Steel dan Torric, 1980). Bila penulis tiga orang atau lebih, ditulis et al. sepcrti Bohn et at. (1979) atau (Bohn et al., 1979). Contoh kutipan sckunder: Jenny (1931 dalam Stevenson, 1982) atau (Jenny, 1931 dalam Stevenson, 1982). Daftar pustaka disusun menurut abjad nama-tahun. Buku: Brady. N.e. 1990. The Nature and Properties of Soils. 10lh ed. Macmillan Pub!. Com., New York. 520 pp. lurnal: Chang, A.e.. T.e. Granato, and AL. Page. 1992. A methodology for establishing phytotoxicity criteria for chromium, copper, nickel. and zinc in agricultural land application of municipal sewage sludges. J. Environ. Qual., 21 :521-536. Prosiding: Blum, W.E.H. 1993. Soil protection concept of the Council of Europe and integrated soil research. In H.J.P. Eijsackers and T. Hammers (eds.). Integrated Soil Research: A Basis for Proper Protection. Kluwer Acad. Pub!., Dordecht, Boston, London. p. 37-47. Informasi dari internet: Phyllosphere. 2000. 7th International Symposium on the Microbiology of Areal Plant Surfaces, Berkeley, California, USA: August 3-8, 2000. (diakses 15 Maret 200 I). Tulisan yang ditulis tidak menurut Tatacara Penulisan lurnal Tanah dan Lingkungan, tidak akan diproses lebih lanjut.
  • 4. I ..;;;;111 dan Lingkullgan,Vol. 12 No.1, April 2010: 31-35 ISSN 1410-7333 PROFIL KELARUTAN LIMBAH MINYAK BERAT AKIBAT PENAMBAHAN BAHAN PENCAMPUR The Solubility Profile of Heavy Oil Waste Resulted by Mixing Agent Addition Charlena11, Iswandi Anas21, Zainal Alim Mas'ud11, Ahmad Syahreja11, Niken Dyah Wanodyantill Departemen Kimia FMIPA IPB, Gedung Fakultas Peternakan Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor 16880 Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Jl Meranti Kampus IPB Darmaga Bogor 16880 ABSTRACT iiealY Oil Waste (HOW) is on o/the most important petroellm waste. In the recent years. many contamination ofsoif In' H(HV hm'e heen reported. Bioremediatiol1 is one ofthe alternatil'e technology to clean the HOW contaminated L' il is CI1viromentaflr ji'iend~v, etrectil-e, efficient and low cost. The contaminaled soil is diluted in water to form '1. /lolt'ever, the solubili(J' ofHOW ill lrater is l'el}' low. To increase HOW solubility in IrateI', addition of/our mixing '. ere tested l1ame~v: Sodium Tripolyphosphate (STPP), Carhoxymethyl ceflulose (CA1C), quart sand and pumice stone. . illl characteristics ofHOW were solid TPH was 17 water content was 1.96% and Cu and Hg content was 1.49 "iid 3.33 pph, respectively. The parameters determined were turbidity, solid TPH, liquid TPH pH and COD. The results ; that (1) the highest tllrhidi(v was in the STPP addition; (2) the lowest solid TPH was in the addition ofpumice stone; highest liquid TPH was in the STPP addition;(4) the pH varied ji'OIn 3.6 to 7.9: (5) the ghigest COD was in the ,1/ ofSTPP. From these results it can be concfuded that the best mixing agent to increase the solubility ofHOW in soil - ;·.as STPP. rd~.· heavy oil waste (HOW), mixing agents, solubility ofHOW PENDAHUJ.,UAN 1inyak bumi merupakan sumber daya a1am yang _:~lpat diperbaharui yang penting di Indonesia. Minyak -_. ,cbagai sumber energi banyak dimanfaatkan berbagai :.. ' '~i Penambangan minyak bumi dan industri minyak -:- ~l? lain memberikan nilai positif bagi perekonomian ;2~ Juga menimbulkan efek negatif bagi lingkungan. ~, :ll?gatif yang ditimbu1kan berupa limbah. Limbah ~ ...:~ bumi dapat berupa tumpahan, ceceran, atau o-.;:,>n dari minyak bumi maupun produk-produknya, .•.:k bekas pakai, minyak apkir dan minyak yang ,.~:.,jung dalam limbah dari suatu kegiatan industri . :' .,'1 rumah tangga (Udiharto, 1996). Salah satu limbah :" ,iihasilkan berbentuk cairan kental berwarna hitam .~:' aitu limbah minyak berat atau Heavy Oil Waste =., I :danya Iimbah minyak berat dapat mencemari ; ... :-,:;an karena merupakan limbah minyak bumi yang :-o:.:'1dung hidrokarbon aromatik dan berantai panjang _ "angat berbahaya bagi lingkungan sekitamya. - .- ,:katnya frekuensi pencemaran akan mengancam ··,>.han lingkungan. Bila hal ini tidak ditanggulangi, ::: ,;ktu singkat laju pencemaran akan tidak terkendali. Penanggulangan pencemaran dari penambangan bumi dapat dilakukan secara fisik, kimia, atau biologi. Penanggulangan secara fisik dan kimia membutuhkan waktu relatif singkat, tetapi metode ini menyebabkan permasalahan lingkungan lainnya seperti pembakaran dan penimbunan (landjilling). Penanggulangan secara biologi merupakan salah satu alternatif teknologi ramah lingkungan, efektif, efisien, dan ekonomis. Proses bioremediasi dengan bios/ury adalah salah satu cara untuk meremediasi Iimbah minyak berat dari lingkungan, dimana pada teknik ini limbah minyak berat harus didispersi terlebih dahulu ke dalam air sehingga bakteri dapat mendegradasi. Akan tetapi karena limbah minyak berat sulit larut dalam air maka diperlukan bahan pencampur untuk mempermudah dispersi ke dalam air. Biodegradasi limbah minyak berat di lingkungan air terjadi pada bagian antarmuka lapisan air dan limbah minyak bumi berat. Biodegradasi akan lebih cepat terjadi bila limbah minyak berat berada dalam bentuk terdispersi di dalam air. Kondisi ini akan memudahkan bakteri untuk mendegradasi. Dalam penelitian ini digunakan bahan pendispersi Sodium Tripolifosfat (STPP), Karboksimetil Selulosa (CMC), pasir kuarsa dan batu apung. Penelitian ini bertujuan membuat kondisi limbah minyak berat tidak lengket dan mudah terdispersi dalam air dengan penambahan bahan pencampur.
  • 5. ?rl,~l Kt'lanttan Limball Minyak Bernt (Char/ena) BAHAN DAN METODE Sampel Heavy Oil Waste (HOW) yang telah dikeringudarakan selama 2 hari, digiling, dan ditetapkan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) padat awaL Kadar air dengan metoda gravimetri. dan kadar logam dengan metoda spektrofotometri. Campuran sampel HOW, air dan bahan pencampur dianalisis kadar TPH padat dan TPH cair, kekeruhan dengan turbidimeter, pH dengan indikator pH universal dan kadar COD. Pengukuran TPH Padat (US EPA 1998) Nilai TPH diukur menggunakan metode gravimetri. 10 gram sampel dioven pada suhu 40°C selama 10 menit dan dibungkus dengan kertas saring. Timbel yang telah dibuat tersebut dimasukan dalam sokslet dan diekstrak dengan pelarut n-heksana selama 4 jam. Ekstrak yang diperoleh dihilangkan aimya dengan Na2S04 anhidrat kemudian dihilangkan lemaklgrease dengan silika gel. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotavapor hingga kering. Labu yang telah kering dipanaskan dalam oven pada SUhll 70°C selama 10 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. %TPH (g g.1) hobol x 100%... I) bobol sampf/ aim/ Pengukuran TPH Cair (US EPA 1999) Padatan atall cairan HOW sebanyak 50 ml dimaSllkkan ke dalam Erlenmeyer ditambah 50 ml heksana. Kemudian dikocok dalam corong pisah selama I jam dan diambil fase organiknya. Fase organik ditambah Na2S04 anhidrat. Erlenmeyer dan batu didih sebeillmnya ditimbang dan fase organik dan Na2S04 anhidrat disaring dan dmasllkkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah ditimbang. Kemudian diuapkan dan dipanaskan ke dalam oven ±I jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator ±30 menit dan ditimbang (minyak dan lemak). Selanjutnya, minyak dan lcmak ditambah 50 ml heksana dan silika gel berlebih, sebelumnya Erlenmeyer dan batu didih ditimbang. Sampel minyak. lemak. heksana dan silika gel disaring dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang slldah ditimbang. Kemudian diuapkan dan dipanaskan ke dalam oven ±1 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator ±30 menit dan ditimbang (minyak). bobot minyak (g) x 100%......(2) volume sampel (ml) Kadar COD (SNI 2004) Sampel dipipet sebanyak 10 ml ke dalam Erlenmeyer, ditambah 0.2 gram HgS04 dan beberapa batu didih. Kemudian ditambah 5 ml K2Cr207 0.25 N dan 15 ml pereaksi asam sulfat-perak sulfat perlahan-lahan sambil didinginkan dalam air pendingin. Erlenmeyer dihubungkan dengan retluks di atas hoI plate selama 2 jam dan didinginkan. Setelah itu didinginkan dan dibilas dengan akuades hingga volume ±70 mL Kemudian didinginkar: sampai temperatur kamar dan ditambah 3 tetes indikatof ferroin. Setelah itu dititrasi dengan FAS 0.1 N sampal berwama merah kecoklatan. Blanko dikerjakan sarna seperti sampel dan hanya berisi akuades. (Vblanko-Vsampel)xNFASx8000xq, - - - - - - - - - - - -.....(31 Vsampel Prosedur Penambahan Air dan Bahan Pencampur Prosedur penambahan air dan bahan pencampur dilakukan dengan 2 (dua) kali ulangan. Penambahan Sodium Tripolifosfat (STPP) Melalui rasio C:N:P (120:10:1) dihitung perbandingan HOW dan STPP. Perbandingan yang diperoleh II: I. HOW sebanyak 533 gram dan STPP sebanyak 47 gram dicampur, kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik ditambah air sebanyak 2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu dihitung TPH padat. TPH calr, kekeruhan, pH dan COD. Penambahan Karboksimetil Selulosa (CMC) Perbandingan yang diperoleh 22: I. HOW sebanyak 555 gram dan CMC sebanyak 25 gram dicampur, dimasukkan ke dalam ember plastik dan ditambah air sebanyak 2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu dihitung TPH padat, TPH cair, kekeruhan, pH dan COD. Penambahan Pasir Kuarsa Perbandingan HOW dan pasir kuarsa 8: I. HOW sebanyak 516 gram dan pasir kuarsa 64 gram dicampur, kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik ditambah air sebanyak 2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu dihitung TPH padat. TPH cair, kekeruhan, pH dan COD. Penambaban Batu Apung Batu apung dihaluskan terlebih dahulu. Perbandingan HOW dan batu apung 5:1. HOW sebanyak 483 gram dan batu apung 97 gram dicampur, kemudian dimasukkan ke dalarn ember plastik ditambah air sebanyak 2 liter dan diaduk beberapa menit. Setelah itu dihitung TPH padat, TPH cair, kekeruhan, pH dan COD. .HASIL DAN PEMBAHASAN Pencirian Awal Limbah Minyak Berat Pengukuran TPH padat awal diperoleh hasil sebesar 17.2%. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai parameter awal dan untuk menentukan bahan pencampur limbah minyak berat yang diperlukan. Rerata kadar air yang diperoleh sebesar 1.96%. Artinya terdapat 1.96 gram air di dalam 100 gram sampel limbah minyak berat. Penentuan kadar air limbah minyak berat ini awalnya untuk mengetahui pencirian awal limbah,
  • 6. ,Junlal Tannil dall Lingkungml, Vol. 12 No.1, April 2010: 31-35 ISSN 1410-7333 dengan pencirian awal ini dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Penentuan kadar logam digunakan untuk mengetahui seberapa banyak logam berat yang terkandung di dalamnya. Jika melebihi ambang maka diperlukan perlakuan untuk mengurangi kandungan logam berat. Kandungan logam berat yang melebihi ambang akan mengganggu proses bioremediasi. Adanya kandungan logam berat baik dalam lumpur minyak dan medium hasil bioremediasi akan mempengaruhi penguraian bahan organik, karena akan menghambat kerja enzim glukosidase, fosfatase, populasi mikroorganisme serta aktivitas enzil11 lainnya (Rossiana, 2007). Sampel lil11bah minyak berat diduga memiliki kandungan logam Pb, Cu, dan Hg. Setelah dianalisis kandungan yang terdapat di dalam sampel lil11bah minyak berat adalah Cu sebesar 1.49 ppm, Hg sebesar 3.33 ppb, dan Pb diperoleh hasil yang negatif. Pengaruh Penambahan Air dan Bahan Pencampur Pengukuran TPH Padat Parameter yang digunakan dalam proses biodegradasi limbah minyak bumi adalah Total Petroleum ffvdrocarbon (TPH). TPH menggambarkan jumlah hidrokarbon dengan berbagai macam panjang rantainya tanpa melihat jenisnya yaitu alisiklik, aromatik atau alifatik. Menurut Kepmen LH No. 128 tahun 2003, TPH awal sebelum proses bioremediasi adalah tidak lebih dad 15%, sedangkan nilai hasil akhir pengolahannya 10000 mg kg'l atau 1%. 25 ] r!UJ DnDD BL HS HP HB He BL= Blanko, HS=STTP, HP=Pasir Kuarsa, HB=Baru Apung, HC=CMC Gambar 1. Pengaruh bahan pcncampur terhadap kadar TPH padat dalam sampe Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat terjadi penurunan dibandingkan dengan blanko. Hal ini memperlihatkan bahwa adanya pengaruh bahan pencampur terhadap penurunan kadar TPH padat. Penurunan TPH padat diharapkan dapat meningkatkan TPH cair, dengan meningkatnya TPH cair akan memudahkan bakteri mendegradasi limbah minyak berat. TPH padat terkecil diperoleh pada limbah l11inyak berat dan batu apung (HB) yaitu sebesar 13.5%. Hal ini disebabkan karena batu apung mempunyai pori-pori dan memiliki kemampuan sebagai adsorban secara fisik, sehingga ada sebagian minyak yang tcrperangkap di dalamnya. Perbandingan dengan TPH padat antara bahan pencampur CMC dan batu apung tidak terlalu jauh, karena CMC yang terdiri atas selulosa juga memiliki kel11ampuan sebagai adsorben (Chaplin, 2006). Campuran sampel limbah minyak berat dan STPP (HS) juga mengalami penurunan kadar TPH padatnya dibandingkan blanko, namun hasilnya tidak paling rendah sebesar 14.0%. Pada parameter yang lain STPP terbukti sebagai pendispersi yang baik dengan nilai TPH cair yang tinggi sebesar 0.26%, COD yang tinggi sebesar 759 mg Lot, dan kekeruhan yang tinggi sebesar 452 NTU. Hal ini dapat disebabkan karena tidak semua minyak dapat terdispersi dalam air, karena limbah minyak berat (HOW) memiliki kadar minyak yang cukup tinggi. Sampel limbah minyak berat dan pasir kuarsa (HP) mengalami penurunan kadar TPH padatnya dari blanko, kadar TPH padatnya lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini berhubungan dengan kadar TPH cairnya yang paling rendah. Hal ini disebabkan struktur pasir kuarsa yang berpori sehingga minyak dapat teradsorpsi secara fisik ke dalam pasir kuarsa. Pengukuran TPH Cair Parameter TPH Caif dapat dijadikan tolok ukur juga dalam degradasi limbah l11inyak berat. Adanya penambahan bahan pencampur mengakibatkan partikel limbah minyak berat terdispersi dalam air dan mengeluarkan minyak di dalamnya. Semakin tinggi nilai TPH cair limbah minyak berat menunjukkan semakin terdispersinya limbah minyak berat ke dalam air, yang l11emudahkan bakteri untuk mendegradasi. 03 025 ' ~ 02 U C5 Io . •BL HS HP HB He BL= Blanko. HS=STTP. HP=Pasir Kuarsa, HB=Batu Apung, HC=CMC Gambar 2. Pengaruh bahan pencampur terhadap kadar TPH cair dalam sampel Berdasarkan Gambar 2 di atas kadar TPH calr mengalami peningkatan dad blanko, tetapi ada sampel yang mengalami penurunan yaitu sampel limbah minyak berat dan pasir kuarsa (HP). Hal ini dapat disebabkan pasir kuarsa yang memiliki sifat sebagai adsorben yang mengadsorbsi secara fisik dengan ikatan van der walls sehingga lebih banyak minyak yang terjerap di dalam pasir kuarsa dibandingkan minyak yang terdispersi dalam air. Kadar TPH cair tertinggi sebesar 0.26% pada lil11bah minyak berat dan STPP (HS). Hal ini disebabkan STPP memiliki gugus fosfat yang memiliki kemampuan mel11ecahkan partikel limbah minyak berat dalam air sehingga dapat mendispersikan limbah minyak berat dalam air (Rich, 2003). Limbah yang awalnya berbentuk gumpalan-gumpalan kecil menjadi lunak seperti lumpur
  • 7. -- Profil Kelarutan Limbalz Minyak Bernt (Charlenfl) sehingga minyak yang terdapat di dalamnya dapat keluar ke dalam air. Hal ini mempennudah bakteri untuk mendegradasi. Kadar TPH cair limbah minyak berat dan batu apung (HB) lebih tinggi dari blanko. dengan kadar TPH padat yang rendah akan diperoleh kadar TPH cair yang tinggi, namun hasil TPH cair yang diperoleh tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan struktur batu apung yang memiliki pori­ pori yang dapat mengadsorpsi minyak, sehingga minyak yang keluar ke dalam air tidak banyak. Kadar TPH cair limbah minyak berat dan CMC (HC) lebih tinggi dari blanko. Hal ini sejalan dengan kadar TPH padat yang menurun dari blanko. Hal ini disebabkan kemampuan CMC untuk mengadsorpsi dan mendispersi. Kadar COD Nilai COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawL baik yang tahan urai secara biologis maupun yang tidak tahan urai secara biologis (APHA, 1992). Kandungan COD besar menunjukkan banyaknya kandungan bahan organik. 8000 7000 ....;; 6000 ! ~ 5000 4000 c 3000 0 0 2000 1000 0 "T= BL HS HP HB He BL= Blanko, HS=STIP. HP=Pasir Kuarsa. HB=Batu Apung, HC~CMC Gambar 3. Pengaruh bahan pencampur terhadap kadar COD dalam sampel Dalam penelitian ini bahan pencampur yang digunakan STPP dan CMC merupakan bahan organik sehingga kadar COD-nya relatif kebih tinggi dibanding yang lain. Kadar COD tertinggi pada Iimbah minyak berat dan STPP sebesar 7,592 mg L,j. Faktor besamya COD dipengaruhi oleh kelarutan. Kelarutan antara limbah minyak bumi berat dan STPP (HS) dilihat dari kekeruhannya, yang secara fisik terlihat paling keruh di antara bahan pencampur lain. Parameter COD ini digunakan untuk mengetahui boleh atau tidaknya hasil pengelolaan Iimbah inl langsung dibuang ke lingkungan. Nilai COD yang diperoleh berada di atas ambang batas yang ditentukan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 1998 untuk limbah cair yaitu sebesar 100 mg L,j, sehingga perlu adanya perlakuan tambahan untuk menurunkan nilai COD tersebut sehingga dapat langsung dibuang ke Jingkungan secara arnan. Pengukuran pH Parameter pH mempengaruhi pada aplikasi selanjutnya pada bioremediasi. Hal ini disebabkan karena bakteri dapat hidup dan berkembang pada kisaran pH 6 - 9, seperti yang terlihat pada Gambar 4 dibawah ini. 10 ~JJ1DIll]BL HS HP HB He BL= Blanko, HS=STTP, HP=Pasir Kuarsa. HB=Batu Apung, HC=CMC Gambar 4. Pengaruh bahan pencampur terhadap kadar pH dalam sampel Berdasarkan Gambar 4 di atas pH yang diperoleh pada kisaran 3.6 7.9. Kernpat bahan pencarnpur dapat diaplikasikan pada penelitian biorernediasi. Jika pHnya kurang dari kisaran diperlukan penambahan larutan basa agar pHnya rneningkat. Kekeruhan Kekeruhan merupakan salah satu parameter yang dapat menunjukkan rninyak dapat terdispersi ke dalarn air. Limbah minyak berat yang terdispersi dalam air rnenyebabkan kandungan minyak di dalarnnya keluar, sehingga TPH cair menjadi meningkat dan memudahkan bakteri untuk mendegradasi. BL HS HP HB He BL= Blanko, HS=STIP. HP=Pasir Kuarsa. HB=Batu Apung. HC=CMC Gambar 5. Pengaruh bahan peneampur terhadap kekeruhan sampel Berdasarkan grafik di atas kekeruhan tertinggi pada limbah minyak berat dan STPP (HS) sebesar 452 NTU. Kekeruhan mempengaruhi kadar COD juga, ketika kekeruhannya tinggi, maka kadar COD-nya juga tinggi. Hal ini dapat dilihat pada sampel limbah rninyak berat dan STPP (HS) yang memiliki kekeruhan dan kadar COD tertinggi.
  • 8. Jurnal Tanait dan Ungkungall, Vol. 12 No.1, April 2010; 31-35 ISSN 1410-7333 KESIMPULAN Limbah minyak berat (HOW) mengandung 17.2% TPH. 1.96% air, Ll9 ppm Cu dan 3.33 ppb Hg, sedangkan bahan pencampur terbaik dalam mendispersikan HOW adalah STPP. DAFTAR PUSTAKA [APHA] American Public Health Association 1992. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 18th edition. Washington DC: APHA. AWWA&WEF. Chaplin, M., 2006. CMC. http://www.lsbu.ac.uk/water!hyp cmc.html [21 Jun 2009]. [KLH]. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan lndustri. Jakarta: Departemen Lingkungan Hidup. http://www.proxsis.comiperundanganiLH/doc/uu!JO 7-1998-00003.pdf[21 Jun 2009]. [KLH]. KeputusanMenteri Lingkungan Hidup Nomor 128 Tahun 2003 tentang Pengolahan Limbah secara Biologis: Departemen Lingkungan Hidup. http://www.proxis.comiperundanganlLH/doc/UU/Ke pMLH 28 2003-Biotreat%20Migas.pdf [21 Jun 2009]. Rich. 2003. What is STPP?? http://ths.gardenweb.com! fag/lists/laundry/200305360 1018823.html [24 jun 2009]. Rosianna. 2007. Fitoremediasi Iimbah cair dengan eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solms) dan limbah padat industri minyak bumi dengan sengon (Paraserianthes falcataria 1. Nielsen) bermikoriza [laporan penelitian]. Bandung: Fakultas Matematika dan lImu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran. Udiharto M. 1996. Bioremediasi minyak bumi dalam: Peranan Bioremediasi dalam Pengelolaan Lingkungall. Prosiding Pelatihan dan Lokakarya, Bogor. 24-28 Jun 1996. him 97-105. [US EPA] United States Environmental Protection Agency. 1998. Method 1664, Revision A: n-Hexane Extractable Material (HEM; Oil and Grease) and Silica Gel Treated n-Hexane Extractable Material (SGT-HEM: Non-polar Material) by Extraction and Gravimetry. Washington DC: U.S.EPA. [US EP A] United States Environmental Protection Agency. 1999. Method 9071B, n-Hexane Extractable Material (HEM) for Sludge, Sediment, and, Solid Samples. Washington DC: U.S.EPA.