SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Institut Pertanian Bogor .
Fakultas Matematika dan
IImu PengetahuanAlam
ISBN: 978-979-95093-8-3
Seminar Nasional Sains V
10 November 2012
Sains Sebagai Landasan Inovasi dalam 

Bidang Energi, Lingkungan dan Pertanian 

Berkelanjutan 

Prosiding
Dewan Editor
Dr. Kiagus Dahlan 

Dr. Sri Mulijani 

Dr. Endar Hasafah Nugrahani 

Dr. Suryani 

Dr. Anang Kurnia 

Dr. Tania June 

Dr. Miftahudin 

Dr. Charlena 

Dr. Paian Sianturi 

Sony Hartono Wijaya, M Kom 

Dr. Tony Ibnu Sumaryada ­I
Waras Nurcholis, M Si. 

Dr. Indahwati 

Drs. Ali Kusnanto, M Si. 
 -
)
Fakultas Matematika dan 

Ilmu Pengetahuan Alam 

Institut Pertanian Bogor .
32 I2012
II
Copyright© 2012
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pe11anian Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sains V " Sains Sebagai Landasan Inovasi dalam Bidang Enc:rgi,
Lingkungan dan Pertanian Berkelanjutan" di Bogor pada tanggal 10 November 2012
Penerbit : FMIPA-IPB, lalan Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Telp/Fax: 0251-862548118625708
http://fmipa.ipb.ac.id
Terbit 10 November 2012
xi + 866 halaman
ISBN: 978-979-95093-8-3.
III
](imia 

Prosiding Seminar Nasional SallIS V, Bogor. 10 November 2012 541
FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM 

DAN KAJIANNYA PADA PROSES ADSORPSI LOGAM TIMBAL 

Charlena'l, Henny Purwaningsihl), Rahmat Hafid} 

I)Departemen Kimia FMIPA IPB
ABSTRAK
Fosfatisasi merupakan teknik lImlim lIntuk mereaksikall fosfat dellgan kalsium dalam
pembllatan senyawaan apatit. Cangkang telur ayam dapat digllnakan sebagai slimber
kalsium untllk menghasilkan kalsium karbonat dan senyawaan apatit. Selain dapat
digllnakan lIntuk keperilian medis, senyawa karbonat dan senyawa apatit juga dapat
diaplikasikan untuk keperluan non-medis, misalnya sebagai adsorben. Isolasi kalsillm
karbonat diperoleh dari pemanasan cangkang telur ayam pada suhll 500°C selama 2
jam. Fosfatisasi kalsium karbonat menggunakan asam fosfat 85'Yo dengan nisbah
konsentrasi Ca:P sebesar, 3:2, 4:3, dan 1: 1 yang menghasilkan senyawaan apatit
sepcl1i trikalsium fosfat (TKP), oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat (OKHP),
dan kalsium hidrogen fosfat (KHP). Evaillasi kinerja adsorben kalsillm karbonat dan
senyawaan apatit menllnjllkkan bahwa kalsililTI karbonat memiliki persen adsorpsi
logam timbal yang tinggi (97.37%) dibandingkan TKP, OKHP, dan KHP (82.59%,
29.64'%, dan 21.54%). Fosfatasi senyawa karbonat akan menghambat adsorpsi ion
Pb> dalam larutan. Semakin banyak jllmlah fosfat yang ditambahkan. maka akan
menurllnkan persen adsorpsi dan kapasitas adsorpsi.
Kata kunci: fosfatisasi, cangkang tellir ayam, kalsilll11 karbonat, adsorpsi.
1 PENDAHULUAN
Aktivitas industri banyak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan,
terutama pencemaran perairan. Berbagai kOl1sentrasi ion logam berat yang terlarut dalam
limbah industri dapat merusak lingkungan dan menyebabkan gangguan kesehatan. Logam
berat yang sering ditemukan dalam limbah industri, di antaranya Pb(U), Cu(II), Fe(II),
dan Cr(IU) [4]. Logam Pb merupakan salah satu logam berat yang dapat terakumulasi
pada organ dalam manusia dan hewan, bersifat toksik, serta mengakibatkan berbagai
penyakit serius. Timbal terakumulasi di Iingkungan dan tidak dapat terurai secara
biologis. Timbal bersifat toksik jika terhirup atau tertelan oleh manusia dan di dalam
tubuh akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali oleh ginjal dan otak, dan
disimpan di dalam tulang dan gigi [3].
Baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun
2001, untuk kandungan logam Pb pada kategori kelas 1 (air baku air minum, rekreasi air,
perikanan air tawar, petemakan, dan pertanaman) adalah 0.03 ppm, sedangkan baku mutu
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 adalah
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 645
0.005 ppm untuk kandungan logam terlarut maksimum Pb dalam peratran laut. Oleh
karena itu, upaya menurunkan konsentrasi logam tersebut di lingkungan merupakan salah
satu usaha yang sangat penting dilakukan saat ini. Berbagai upaya dilakukan dalam
penanggulangan masalah logam berat seperti metode fotoreduksi, penukaran ion (resin),
pengendapan, e1ektrolisis, dan adsorpsi [3]. Salah satu metode yang mudah dan ramah
lingkungan adalah metode adsorpsi dengan menggunakan adsorben sebagai pel~ierap
logam berat.
Beberapa adsorben telah ditemukan sebagai penjerap logam berat, di antaranya
tanah liat, karbon aktif, mineral seperti geotit, hidroksiapatit, dan kalsium karbonat [3 j.
Penelitian kalsium karbonat dan hidroksiapatit scbagai penjerap logam berat telah
dilakukan sebelumnya pada logam timbal dengan kapasitas adsorpsi tertinggi penjerapan
timbal sebesar 94.3 mg/g pada karbonat hidroksiapatit (CHAp) [5] dan 268 mg/g pada
kalsium karbonat [I]. Hal ini menunjukkan bahwa karbonat hidroksiapatit memiliki
penjerapan yang Jebih rendah dibandingkan dcngan kalsium karbonat. Penelitian Adckola
el af. [I] menggunakan kalsium karbonat sintctis sebagai adsorben, scdangkan Liao e/ af.
[5] melakukan pcmbuatan karbonat hidroksiapatit dengan nisbah Ca:P J.67 yang
digunakan untuk pcnjerapan logam timbal. Akan tetapi, Liao el of. r5] tidak melihat
pengaruh keberadaan fosfat dalam senyawa apatit tersebut. Senyawa apatit dapat
berbcntuk hidroksiapatit, trikalsium fosfat, oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat,
kalsium hidrogen fosfat, dan scbagainya. Keberadaan senyawa apatit bergantung pada
nisbah kalsium dan fosfat dalam reaksi pembentukan. Penelitian ini mengisolasi kalsium
karbonat yang berasal dari sumber alam yaitu cangkang telur ayam dan mereaksikannya
dengan asam fosfat menggunakan nisbah Ca:P 1.5, I dan 1. Selanjutnya, dilihat
pengaruh ragam Ca:P dengan jumlah fosfat yang berbeda terhadap penjcrapan logam
timbaL
Kalsium karbonat yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari cangkang
telur ayam yang difosfatisasi dengan menggunakan H3P04- Produk hasil fosfatisasi
kalsium karbonat adalah trikalsium fosfat (TKP), oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat
(OKHP), dan kalsium hidrogen fosfat (KHP) dengan nisbah Ca:P yang berbeda-beda.
Perbedaan nisbah Ca:P yang dihasilkan sangat bergantung pada penambahan ion fosfat.
Sintesis senyawa apatit dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu cara kering dan cara
basah. Dalam penelitian ini, sintesis senyawa TKP, OKHP, dan KHP menggunakan
metodc basah, yaitu presipitasi. Keuntungan metode presipitasi adalah mudah mengatur
komposisi dan sifa! fisik dari senyawa apatit, murah, dan mudah penggunaannya [8].
Prm,-iding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012
•
646
Penelitian ini bertuj uan mendapatkan senyawa kalsium karbonat dan 3 jenis
senyawa apatit, yaitu TKP, OKHP, dan KHP dari cangkang telur ayam serta mempelajari
pengaruh pcnambahan fosfat pada kalsium karbonat tcrhadap pcnjerapan ion Pb
2
- dalam
air.
2 METODE PENELITIAN
Penclitian yang dilakukan tcrdiri atas bebcrapa tahap. Tahap pcrtama adalah
mclakukan isolasi kalsium karbonat dari cangkang telur ayam, Tahap kedua adalah
melakukan sintesis senyawa apatit dengan cam mercaksikan kalsium karbonat dengan
asam fosfat dengan nisbah tcrtentu untuk mcnghasilkan TKP, OKHP, dan KHP, Tahap
berikutnya adalah melakukan pencirian tcrhadap produk yang dihasilkan (kalsium
karbonat dan senyawaan apalit) mcnggunakan difraksi sinar-X (XRD). Selanjutnya,
semua produk yang dihasilkan dicvaluasi kinerjanya terhadap pcnjerapan ion Pb
c' dan
dipelajari pengaruh penambahan fosfat pada kalsium karbonat terhadap kemampuan
penjcrapannya.
2.1 Kalsinasi Cangkang Telur Ayam
Cangkang telur ayam dibersihkan dari kotoran dan membran cangkang dengan
cara dicuci menggunakan air bersih dan dilanjutkan dengan pengeringan dalam oven
bersuhu 110 "c sclama I jam. Cangkang telur yang telah bersih di tumbuk 1l1cnggunakan
mortar hingga halus dengan ukuran 200 mesh. Cangkang tclur lalu dikalsinasi pada suhu
500 "c selama 2 jam untuk menghilangkan residu pengotor yang masih tertinggal hingga
akhimya diperoleh kalsium karbonat yang berwama putih. Pencirian dilakukan pada
serbuk cangkang telur ayam awal untuk mengetahui kandungan kaisiumnya, kemudian
pencirian menggunakan XRD dilakukan terhadap serbuk cangkang telur ayam hasil
kalsinasi untuk memastikan terbentuknya senyawa kalsium karbonat.
2.2 Penentuan Kadar Kalsium
Sebanyak 0.1 g sampel serbuk cangkang telur dilarutkan dalam I mL HN03 pekat
kemudian diencerkan dengan akuades hingga volumenya mencapai 100 mL. Sampel
kalsium karbonat dipipet sebanyak 1 mL dan diencerkan hingga volume 100 mL.
Penentuan kadar kalsium dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Deret standar CaC03
disiapkan dengan eara yang sama menggunakan deret konsentrasi 0, 2, 4, 8, 12, dan 16
ppm. Sampel dan deret standar yang telah siap kemudian diukur menggunakan atomic
adsorption spektrophotometer (AAS).
Prositling Seminar Nasional Sains V, Bogor. 10 November 2012 647
2.3 Fosfatisasi Kalsium Karbonat
Kalsium karbonat hasil kalsinasi dari cangkang telur ayam direaksikan dengan
asam fosfat dengan nisbah konsentrasi Ca:P sebanyak 4:3, dan 1: I. Kalsium karbonat
tanpa fosfatisasi digunakan sebagai pembanding. Kalsium karbonat ditimbang sebanyak
2.1000 g, 1.8620 g, 1.4000 g, dan 2.0000 g. Serbuk kalsium karbonat cangkang telur
ayam dilarutkan dalam 25 m1. etanol 96%. kcmudin!1 masing-1l1nsing dicampurbn dcngrll1
1.5 m1. H,P04 85 % dalam 25 111L etanol 96% dan untuk kalsium karbonat pembanding
tidak dicampurkan H,P04 80%.
Proses ini berlangsung dengan penctcsan menggunakan buret. Bersamaan dengan
penetesan dari buret, larutan diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu 37
nC. Proses dilanjutkan dengan didiamkan (aging) pada suhu ruang seIama 24 jam dalam
wadah tertutup aluminium foil. SampeI hasil aging dihomogenisasi dengan cam diaduk
menggunakan pcngaduk magnetik pada suhu 60°C hingga terbentuk bubur. Selanjutnya
sampel dikcringkan pada suhu 1000 °c selama 7 jam untuk sampel Ca:P = suhu 100
"c selama 3 jam untuk sampel Ca:P = 4:3, dan suhu 100°C selama 1 jam untuk Ca:P
1: I. Sampel kering selanjutnya disaring dengan saringan berukuran 200 mesh.
2.4 Pencirian Produk
Pencirian produk yang dihasilkan menggunakan XRD untuk mengetahui fase
yang terkandung di dalam produk tersebut. Alat XRD yang digunakan memiliki
spesifikasi sebagai berikut: Shimidzll XRD 7000 dengal1 sumber target (uK a 0,=
1.54056 A). Sampel disiapkan sebanyak 2 gram, kemudian dimasukkan dalam
kompartemen sampeI yang berukuran 2x2 cm2
pada difraktometer dengan kecepatan baca
2" per menit. Hasil yang diperoleh berupa difraktobTfam yang menunjukkan fase yang
terdapat dalam sampeJ. Difraktometer sampel selanjutnya dibandingkan dengan data Joint
Commillee on Powder Di[fraction Standards (JCPDS) untuk mendapatkan infonnasi jenis
fase yang terdapat dalam sampeI.
2.5 Penjerapan Ion Timbal
Sebanyak 0.2 g sampel masing-masing dimasukkan ke botol plastik. Larutan
stok Pb(N03h 5 ppm dimasukkan ke seliap botol sebanyak 25 m1.. Botol dikocok selama
1 jam dan dibiarkan selama 24 jam agar tetjadi kesetimba~gan pada suhu ruang. Suspensi
dipisahkan menggunakan sentrifus pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Hasil
pemisahan disaring menggunakan kertas saring Whatman untuk mendapatkan supematan.
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012648
Selanjutnya, supernatan diukur kandungan timbalnya menggunakan AAS. Penjerapan
timbal dihitung berdasarkan selisih antara konsentrasi awal (Co) dan konsentrasi saat
kesetimbangan/akhir (~~) tercapai. Selanjutnya persentase adsorpsi dan kapasitas adsorpsi
dapat dihitung dengan persamaan,
c.'('
-,'';
[0 .
Q 

Keterangan:
Q= kapasitas adsorpsi per bobot sampel (mg/g)
V= volume larutan (mL)
Co = konsentrsi awallarutan (ppm)
Co konsentrasi akhir larutan (ppm)
C = konsentrasi terjerap larutan (ppm)
III massa sampel (g)
3 HASIL DAN PEMBAlIASAl'l'
3.1 	Isolasi Kalsium Karbonat dari Cangkang Telur Ayam
Secara umum struktur cangkang telur terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan
kutikula, lapisan spons, dan lapisan lamelar. Lapisan kutikula merupakan pennukaan
terluar yang mengandung sejumlah protein. Lapisan spons dan lamdar mcmbentuk
matriks yang dibentuk oleh serat protein yang terikat oleh kalsium karbona!. Cangkang
telur mewakili II % dari total bobot telur dan tersusun oleh kalsium karbonat (94%),
kalsium fosfat (I %), material organik (4'%), dan magnesium karbonat (I %) [9].
Penelitian ini menggunakan cangkang telur ayam untuk mendapatkan komponen
dominan dalam cangkang telur, yaitu CaC03. Selanjutnya, kalsium karbonat yang
diperoleh dimanfaatkan secara langsung dan sebagian lagi dijadikan bahan baku untuk
membuat senyawaan apatit yang akan digunakan sebagai penjerap logam Pb2
+ dalam air.
Cara sederhana dan yang umum digunakan untuk mendapatkan CaC03 adalah dengan
memberi perlakuan pada suhu tinggi. Pembakaran menggunakan suhu tinggi
dimaksudkan untuk menghilangkan komponen senyawa pengotor lainnya yang dalam
cangkang telur tersebut.
Penelitian Rivera et al. [9] menunjukkan bahwa pemanasan cangkang telur pada
suhu 450 "c selama 2 jam akan menghilangkan residu magnesium karbonat serta protein
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 	 649
lainnya. Singh dan Mehta (2012) telah melakukan analisis d((ferential rhermal
analysis/thermogravimetric analysis (DTAJTGA) untuk mengetahui dekomposisi tennal
dari fase yang terdapat pada cangkang telur. Hasil yang diperoleh Sigh dan Mehta [10]
menunjukkan bahwa antara suhu 750 ° dan 900°C teIjadi penurunan bobot sebesar
39.76% dengan puncak endotermik pada TGA. Pada rentang suhu ini hampir semua
kalsium karbonat terurai menjadi kalsium oksida dengan puncak maksimul11 pada 850 "~CO
SeIanjutnya menunjukkan teIjadinya sedikit penurunan bobot karena adanya penguraian
sisa kalsiul11 karbonat.
Sigh dan Mehta [10] melakukan kalsinasi cangkang telur dari rentang sullu 400 "
hingga 625°C dan suhu 650 (l hingga 1000 "c. Pacla kalsinasi suhu 400 hingga 625 "c
diperoleh senyawa kalsium karbonat. Jadi, CaC03 merupakan komponen utama pacla
cangkang telur yang diperoleh di bawah suhu 650 "c. Berdasarkan hasil penelitian Sigh
dan Mehta (2012) tersebut, suhu yang digunakan pada saat kalsinasi cangkang telur ayam
adaJah 500°C. Diharapkan pada suhu tersebut diperoleh CaC03•
Difraktogram yang dihasilkan oleh Sigh dan Mehta [10], pada suhu kalsinasi
yang tinggi, yaitu 650 0
hingga 1000 <'C menunjukkan puncak untuk CaCO, dan Ca(OHh.
Peningkatan suhu pada kisaran suhu tersebut mengakibatkan berkurangnya CaCO,.
Puncak untuk CaC03 sudah tidak nampak pada suhu di atas 750°C sementara pada suhu
ini akan nampak puncak untuk Ca(OHb Hal ini teIjadi karena dekomposisi CaCO)
menghasilkan CaO yang selanjutnya, menyerap air dari pennukaan udara dan membentuk
Ca(OHh
Kadar Ca pada cangkang telur ditentukan menggunakan AAS, kadar kalsium
yang clidapatkan sebesar 66.42% (Lampiran 2), sedangkan penelitian Trianita [13]
menunjukkan kadar kalsium cangkang kerang darah sebesar 44.39%. Hal ini
membuktikan bahwa kadar kalsium pada cangkang telur ayam lebih besar daripada
cangkang kerang darah. Pencirian sampel yang dikalsinasi pada suhu 500°C selama 2
jam dilakukan menggunakan XRD Shimadzu 7000 dengan rentang pembacaan sudut 20
dari 10-70.
Hasil kalsinasi cangkang telur pada suhu 500 DC menunjukkan adanya kalsium
karbonat (CaCO)) (Gambar I). Interpretasi terhadap difraktogram dilakukan dengan
membandingkan data dengan JCPDS 05-0586. Hasil puncak sudut 20 yang diperoleh
ialah 29.4386, 36.0411, 39.4602,43.2016,47.5658, dan 48.5684 (Lampiran 3).
Prositling Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012650
Gambar I Pola difraksi sinar-X kalsinasi cangkang telur pada suhu 500 "C selama 2 jam
Puncak-puncak yang memiliki lebar puncak yang mengecil menunjukkan bahwa fase
amorf semakin berkurang dan fasc kristal semakin banyak terbentuk, sedangkan puncak­
puncak dengan intensitas sangat kecil tidak diambil karena dianggap sebagai derau [2].
3.2 Fosfatisasi Kalsium Karbonat
Sintesis senyawa kalsium fosfat seperti hidroksiapatit dapat dibagi menjadi 2
metode, yaitu metode kering dan metode basah. Metode basah terdiri atas 3 jenis di
antaranya metode presipitasi, teknik hidrotennal, dan hidrolisis [8]. Pada penclitian ini
digunakan metode basah, yaitu presipitasi. Keuntungan metode presipitasi adalah mudah
mengatur komposisi dan sitat fisik hidroksiapatit, murah, dan mudah penggunaanya [8].
1umlah CaCO} dan H}P04 yang dilarutkan berdasarkan hasil perhitungan
stokiometri sehingga menghasilkan nisbah kOl1sentrasi Ca:P sebesar 1:1,4:3, dan 3:2.
Hasil akhir kemudian di kalsinasi sesuai penggunaan. Kalsinasi untuk nibah 3:2 dilakukan
pada suhu 1000 PC untuk mendapatkan senyawa trikalsium fosfat (TKP). Arifianto [2]
mengatakan bahwa pembentukan senyawa TKP terjadi pada suhu di atas 1000 "C,
kalsinasi nisbah 4:3 dan 1: 1 dilakukan pada suhu 100 "c. Penggunaan suhu kalsinasi
mengikuti penelitian Thakur [12] untuk mendapatkan senyawa oktakalsium hidrogen
fosfat pentahidrat (OKHP) dan kalsium hidrogen fosfat (KHP). Pencirian sampel
dilakukan dengan XRD. Pola difraksi disesuaikan dengan ]CPDS 02-1350 untuk KHP,
]CPDS 29-0359 untuk TKP, dan ]CPDS 26-1056 untuk OKHP. Hasil sintesis senyawa
sampel terdokumentasikan dalam Lampiran 5. Pola XRD pada Gambar 2 menunjukkan
bahwa 3 puncak dengan intensitas tertinggi dimiliki oleh 2 puncak KHP pada 20 30.5900
dan 46.5169 serta 1 pllncak asam fosfat pada 20 15.2518. Puncak slldut 20 lain yang
Prosilling Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 651
teridentifikasi adalah fase kalsium hidrogen fosfat pada sudut 38.4466, serta fase asam
fosfat pada sudut 22.8897 dan 24.2219.
-! _<:aI I P( ).j
_ I J.,P().t
.....
Gambar 2 Pola difraksi sinar-X sintesis kalsium hidrogen fosfat.
Puncak-puncak fase asam fosfat masih terdeteksi dimungkin karena sisa asam fosfat yang
tidak habis bereaksi. Jumlah asam fosfat yang ditambahkan tidak tepat pada saat
penakaran volume. Hasil pencampuran kalsium karbonat dengan asam fosfat nisbah 1: I
serta konsentrasi CaCO, dan H,P04 sebesar 0.25 M sesuai dengan reaksi pembentukan
KHP,
CaCO + H,P04 ~ CaHP04 + CO2 + H20
Pola XRD OKHP ditunjukkan pada Gambar 3. Pola XRD menunjukkan fase
OKHP pada 3 puncak tertinggi pada sudut 20 sebesar 22.9031, 24.1113, dan 30.2387.
Fuse asam fofat juga terbentuk pada sudut 15.1302 dan 49.2074, disebabkan karena sisa
asam fosfat yang tidak habis bereaksi saat mereaksikun dengan kalsium karbonat. Fase
H20 juga terdapat di 18.1346. Keberadaan H20 disebabkan oleh keberadaan interaksi
dengan udara sesaat sebelum pengukuran XRD.
(:.. «1 b( P(.).I) ... I 12()
_IbPC)..
I 1,,( )
Gambar 3 Pola difraksi sinar-X sintesis oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat.
Oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat dibuat dengan mereaksikan CaC03 0.25 M dan
H,P04 0.25 M pada nisbah 4:3 sesuai dengan reaksi,
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012652
8CaCO] + 6H]P04 -7 CaSH1(P04)6.5H20 + 8COl + 3H20
Pola XRD TKP pada Gambar 4 menunjukkan 3 puncak tertinggi berasal dari
TKP, yaitu pada puncak 29.6174, 27.7354, dan 32.6229. Puncak sudut 20 lain yang
teridentifikasi menunjukkan fase TKP pada sudut 26.9808, 27.7354, 28.9645. 30.8434,
31.9569, 33.4905, dan 35.3376, sedangkan puncak-puncak lain dianggap sebagai derau.
Puncak asam fosfat juga terlihat pada 38.6290, keberadaan asam fosfat yang
teridentifikasi menunjukkan adanya sisa asam fosfat yang tidak habis bereaksi. Fase lain
OKHP juga terlihat pada puncak sudut 46.5796.
(:a.,(P( )')2
.ll,P( ),
<:,.RII2(P( )"),,,1 h()
..

Gambar 4 Pola difraksi sinar-X sintesis trikalsium fosfat.
Trikalsium fosfat dibuat dengan mereaksikan CaCO, 0.25 M dan lhP04 0.25 M pada
nisbah 3:2 sesuai dengan reaksi,
3CaC01 + 2H1P04 -7 Ca,(P04)2 + 3C02 + 3H20
3.3 Pengaruh Fosfatisasi Kalsium Karbonat dalam Adsorpsi Pb2
+
Keberadaan kalsium karbonat pada cangkang telur berpotensi digunakan sebagai
penjerap logam bera! di antaranya timbal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
fosfatisasi kalsium karbonat menghambat penjerapan Pb2
+ dalam air. Hal ini disebabkan
kekuatan ikatan antara kalsium dan gugus PO.3
- lebih kuat dibandingkan dengan gugus
CO]2-.
Fosfatisasi menghasilkan senyawa turunan dari hidroksiapatit, yaitu KHP, TKP,
dan OKHP. Senyawa kalsium fosfat seperti senyawaan apatit diketahui menjadi bersifat
sclektif terhadap kation logam divalent Mekanisme penjerapan teIjadi sebagai hasil
proses pertukaran ion dengan ion Ca2
+ dalam senyawa apatit. Selain ito, menurut
Mobasherpour et al. [6] jari-jari ion Pb2~ (1.19 A) tidak berbeda j~uh dengan Ca2
+ (0.99
A) sehingga ion Pb2
+ dapat menggantikan ion Ca2
+ yang berada pada kisi kristaI senyawa
apatit.
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 653
Hasil penelitian juga menunjukkan penjerapan ion Pb2~ dalam air oleh kalsium
karbonat sangat efektif dengan penjerapan ion Pb}' yang cukup besar, namun kapasitas
penjerapannya menjadi terhambat atau mengalami penurunan seiring dengan penurunan
nisbah Ca:P dari senyawa apatit yang terbentuk dari reaksi fosfatisasi kalsium karbonat
oleh asam fosfat.
Efek penambahan fosfat pada kalsium karbonat akan memperkecil nisbah Ca:P
sampeL Persentase penjerapan ion Pb2
' dalam air menurun seiring dengan penurunan
nisbah Ca:P. Hal ini menunjukkan bahwa afinitas ion Pb"' pada permukaan kalsium
karbonat berkurang akibat fosfatisasi. Berdasarkan Gambar 5, kalsium karbonat
terfosfatisasi dalam nisbah Ca:P 3:2 menghasilkan TKP yang menunjukkan persentase
adsorpsi 82.59%, Kalsium karbonat dengan nisbah Ca:P = 4:3 menghasilkan OKHP
menllnjukkan persentase adsorpsi 29.64%. Kalsium karbonat dengan nisbah Ca: P = I: I
menghasilkan kalsium hidrogen fosfat yang menllnjukkan persentase adsorpsi 21.54%,
sementara kalsium karbonat mumi tanpa penambahan fosfat menunjukkan persentase
adsorpsi sangat tinggi, yaitu 97.37%.
12.0 

97,37

100
82.59
.;:;; 80
Q.
....
Sl 60
~""
;fl.
40 29,64
21,54
20
0
CaC03 1 1: 1 ,33 1.5 3:24:3
Nisbah Ca:P
Gambar 5 Hubungan nisbah Ca:P dengan % adsorpsi.
Penurunan persen penJerapan oleh kalsium karbonat akibat pengaruh adanya
fosfat pada permukaan kalsium karbonat disajikan pada Gambar 6,
Prosiding Seminar Nasional SuiJls V. Bogor, 10 November 2012654
80 75.83
70 67.73'Vi
o0-
60
"t1'" 504: 

!: 

IV 40 

!: 

::J
... 30
::J
C 20 14.78(1.1
*'
0..
10 

0 

1:1 4:3 3:21
Nisbah Ca:P
Gambar 6 Hubungan nisbah Ca:P dengan % penurunan adsorpsi.
Senyawa dengan nisbah Ca:P yang kecil mengakibatkan besamya persen
penurunan adsorpsi timbal. Senyawa KHP dengan nisbah 1: I menunjukkan persen
penurunan adsorpsi sebesar 75.83%, OKHP dengan nisbah 4:3 menunjukkan persen
penurunan adsorpsi sebesar 67.73%, dan TKP dengan nibah 3:2 menunjukkan persen
penurunan adsorpsi sebesar 14.78%. Keberadaan fosfat pada kalsium karbona! dengan
nisbah Ca:P yang semakin kecil mengakibatkan penurunan persen pcnjerapan oleh
kalsium karbonat scmakin besar.
KOllscntrasi yang tcrjerap pada TKP sebanyak 3.9295 ppm, OKHPPb2
t
sebanyak 104103 ppm, KHP sebanyak 1.0249 ppm, scdangkan kalsium karbona! tanpa
perlakuan penambahan fosfat dapa! menjerap Pb2
' sebanyak 4.6326 ppm. Bcrdasarkan
gambar 7 kapasitas adsorpsi yang didapatkan dari penelitian ini sebesar 488.7438 mg/g
pada TKP, 175.7602 mg/g pada OKHP, 128.1766 mg/g pada KHP, dan 579.0750 mgig
Pb
24
pada kalsium karbonat mumi. Hasil kapasitas adsorpsi pada kalsium karbonat
cangkang telur lebih besar dibandingkan kalsiuIll karbonat sintesis. Adekola et {II. [I]
menggunakan kalsium karbonat sintetis hasil pengendapan larutan Na2COJ dan CaCI2
dengan nilai kapasitas adsorpsi 268 mg/g.
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 655
700 

579.0750 

.-..600
488.743f:~
$500
'Vi
E-400
~
"0
<t 300
VI 

I':!

.... 17.~ 200
12&,1.766c..
t'lI
::.:: 100 

o 

4:3l:lCaC03 1
Nisbah Ca:P
Gambar 7 Hubungan nisbah Ca:P dengan kapasitas adsorpsi (mg/g). 

Selama proses penjerapan pada kalsium karbonat menurut Yavuz et al. [14], tetjadi reaksi 

CaCO} + Pb2~ ...:;. PbCO} + Cil 

Mekanisme ini tidak menghasilkan perubahan pH yang jauh antara sebelul11 dan
sesudah kesetimbangan penjerapan Pb> (Lampiran 6). Ketika pennukaan CaCO, terlapisi
oleh Pb"', abn terbentuk pennukaan PbCO, yang menjadi dominan hingga proses
kesetimbangan terjadi. Proses terjudi karena reaksi pertukaran kation antam Ca2
• dan
Pb1
', karena kedua atom tersebut memiliki jari-jari ion yang hampir mirip. Pb2
' dapat
menggantikan Cal+ dari pennukaan sistem karena telapan hasil kali kelarutan produk dari
PbCO~ (PbCO, !::; Pb1
- + CO/-, Ksp 1.5x 10-13
) lebih kecil dari CaCO} (CaC03 !::; Ca
2l
+
CO/, K,p = 3.8x lO-' sehingga ketika larutan Pb> ditambahkan pada CaCO) maka Pb
2f
abn mengendap menjadi PbCO,.
Penambahan fosfat pada kalsium karbonat akan menghasilkan senyawa turunan
hidroksiapatit, yailu kalsium hidrogen fosfat, oktakalsium hidrogen fosfat penlahidrat,
dan trikalsium fosfat yang meyebabkann tetjadinya penghambatan dalam penjerapan ion
Pb2
+ dalam larutan. Mobasherpour et al. [6] dalam penelitian penjerapan Pb pada senyawa
apatit, yaitu hidroksiapati menyimpulkan bahwa tetjadinya penjerapan karena ion Pb
2t
akan terserap pada pennukaan HAp dan bertukarnya dengan ion Ca2
+ dengan persamaan
reaksi.
CalO(P04MOH)z + xPb2
+ ...:;. CaJO.xPbx(P01MOHh t· xCa2
+
Keterangan: x bernilai 0 sampai 10 tergantung dari waktu reaksi dan kondisi percobaan.
Prosidillg Seminar Nasional Saba V, Bogor, 10 November 2012656
Nama
Hidroksiapatit
Kalsium hidrogen
fosfat
Oktakalsium
hidrogen fosfat
pentahidrat
Prosillillg Semillar Naslollal Sail,s V, Bogor, 10 November 2012
Proses penjerapan pada penelitian Mobasherpour et al. [6] dapat teIjadi karena
reaksi tukar ion Pb2
• dengan kompleks antara penllukaan kalsium, fosfat, dan grup
hidroksi dalam HAp atau teIjadinya pengendapan dan fase baru Calo.
,PbJP04MOH)2 hasil dari reaksi Pb> dengan HAp. Penelitian tersebut menunjukkan
tidak bertukamya secara keseluruhan ion Ca2~ dengan ion Pblt
dalam reaksi. Kation Ca2~
mas!h ada dalam produk akhir reaksi. hal ini dikarenakan adanya kompleks dengan pol
dalam HAp yang membuat Ca2
• sulit terlepas. Kerangka reaksi kalsium karbonat dan
HAp pada penjerapan Pb2
' menunjukkan bahwa pennukaan kalsium karbonat lebih
memiliki afinitas tinggi terhadap Pb
2
' clibandingkan scnyawaan apatit trikalsium fost:lt.
oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, dan kalsium hidrogen fosfat. Hal ini dikarenakan
ikatan pol- dengan Ca2
+ lebih kuat dibanding C012
. dengan Ca2
+ yang menyebabkan
peJepasan Ca2
' dari permukaan Ca-P lebih sulit clibanclingkan peJcpasan Ca
2
+ clalam
CaCOl
Senyawa apatit kalsium fosfat mempunyai empat fase kristal, yaitu kaisiulI1 hidrogen
fosfat dihidrat, oktakalsium hiclrogen fosfat pentahidrat, trikalsium fosfat, dan
hidroksiapatit dengan struktur kristal dan parameter kisi ditampilkan pada Tabel I.
Tabel 1 Fonllula kimiadan struktur kristal kalsium fosfat [7J.
Ca:P Struktur Kristal Parameter kisi
a=b=9.42 A1.67 Heksagonal
c=6.88 A
a=5.81 A
b=15.18 A
MOl1oklinik
c= 6.24 A
13=116,4°
a= 19.87 A
1.33 	 Triklinik b= 9.63 A
c= 6.88 A
657
~= 92.2°
y= 108.9°
a= 10.3 A
Trikalsium fosfat 1.5 Rombohedral 	 b= 10.3 A
c= 37.0 A
Hidroksiapatit merupakan senyawa kompleks dengan struktur kristal heksagonal
yang dipandang sebagai struktur kristal ideal (closed-packed) dengan a = b = 9,423 A
dan c 6.881 A [7].
'.t •
Gambar 8 Struktur kristal hidroksiapatit [7].
Berdasarkan Gambar 8 menUl~iukkan bahwa keberadaan atom-atom pada hidroksiapatit
tersusun kompak sehingga proses pelepasan Cal' untuk menggantikan Pb"" sulit te~iadi,
sedangkan pada kalsium karbonat yang merupakan senyawa ion dapat mudah terionisasi
sehingga Ca2
' lebih mudah tergantikan oleh Pb2+. Senyawa kalsiul11 hidrogen fosfat,
oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, dan trikalsium fosfat yang merupakan turunan
hidroksiapatit juga merupakan senyawa kompleks yang susunan atom pada kristal
tersusun kompak, sehingga sulit terjadinya pelepasal1 atom Ca2
+. Selain itu, menurut
Soesilowati dan Suhanda [11], dikatakan bahwa salah satu peranan fosfat adalah sebagai
bahan perekat dalam keramik karena memiliki daya rekat tinggi dan bersifat bioaktif pada
persenyawaan apatit. Kemampuan daya rekat fosfat yang kuat pada keramik atau HAp
mendukung bahwa afinitas Ca lebih tinggi terhadap fosfat. Hasil ini penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang disampaikan Thakur et al. [12] menyampaikan bahwa
penjerapan logam berat divalent lainnya, yaitu kadmium oleh kalsium karbonat menjadi
terhambah akibat adanya perlakuan penambahan fosfat.
Prosidillg Semillar Nasional Saills V, Bogor, 10 November 2012658
4 SIMPULAN DAN SAR;N
4.1 	SimpuJan
Kalsium karbonat didapatkan dari cangkang telur ayam dengan kalsinasi suhu
500°C se1ama 2 jam. Senyawaan apatit dalam bentuk lrikalsium fosfat, oktakalsium
hidrogen fosfat pentahidrat, dan kalsium hidrogen fosfat didapatkan dengan mereaksikan
kalsiul11 karbonat cangkang telur ayam dan asam fosfat menggunakan nisbah konsentrasi
Ca:P 3:2, 4:3, dan I: 1. Kalsium karbonat yang dihasilkan sangat baik dalam menjerap
logam timbal dengan persen adsorpsi 97.37% dan kapasitas adsorpsi 579.0750 mg/g.
Sedangkan, kisaran persen adsorpsi pada trikalsiul11 fosfat. oktakalsium hidrogen fosfat
pentahidrat, dan kalsium hidrogen fosfat berturut-turut, yaitu 82.59%, 29.64%, dan
21.54% dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut, yaitu 488.7438 mg/g, 175.7602 mg/g,
dan 128.1766 mg/g. Aplikasi penambahan fosfat pada kalsium karbonat yang membenluk
senyawaan apatit dapat menghambat penjerapan logam timba!. Semakin banyak fosfat
akan mengurangi nilai perbandingan Ca:P pada sampel sehingga mengurangi persen
adsorpsi dan kapasitas adsorpsi.
4.2 Saran
Kontrol pH perlu diperhatikan untuk mengetahui pH optimum pada penjerapan.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan kapastitas adsorpsi optimum
dari sampel dengan menambah variasi jumlah konsentrasi awal dari larutan Pb. Selain
itu, kekuatan ikat antara kalsium dan fosfat perlu dihitung sebagai pendukung kuantitatif
pcnghambat penjerapan.
DAFTAR PUSTAKA
[I] 	Adekola FA, Salam NA, Adegoke HI, Adesola M, Adekeye lID. 2012. Removal of
Pb(II) from aqueous solution by natural and synthetic calcites. Bull Chem Soc Ethiop
26: 195-210.
[2] 	 Arifianto. 2006. Pengaruh atmosfer dan suhu sintering terhadap komposisi pelet
hidroksiapatit yang dibuat dari sintesa kimia dengan media air dan sbf [skripsi].
Bogor: Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam, InstiturPertanian Bogor.
Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor. 10 November 2012 659
[3] 	 Agustiningtyas Z. 2012. Optimasi adsorpsi ion Pb(II) menggunakan zeolit alam
tel1nodifikasi ditizon [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
[4] lnglezakis VJ, Stylianou MA, Gkantzou D, Loizidou MD. 2007. Removal 	of Pb(ll)
from aqueous solutions by using clinoptilolite and bentonite as adsorbents.
Desalination 210: 248-256.
[5] Liao, Zheng W, Li X, Yang Q, Yue X, Guo L, Zeng G. 2010. Removal of lead(lI) from
aqueous solutions using carbonate hydroxyapatite extracted from eggshell waste. J
Hazard lv/ater 177: 126-130.
[6] 	 Mobasherpour I, Salahi E, Pazouki M. 2011 Potential of nano crystalline
hydroxyapatite for lead (II) removal from aqueous solutions: Thennodynamic and
Adsorption isotenn study. Af;'i J Pure App Chern 5: 383-392.
[7] 	NUl111awati M. 2007. Analisis derajat kristalinitas, ukuran kristal dan bentuk partikel
mineml tulang manusia berdasarkan variasi umur dan jenis tulang [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ihnu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
[8] Pankaew 	P, Hoonnivathana E, Limsuwan P, Naemchanthara K. 2010. Temperature
effect on calcium phosphate synthesized from chicken eggshells and ammonium
phosphate. J Appl Sci 10: 3337-3342.
[9] 	 Rivera EM, Araiza M, Brostow W, Castano VM, Diaz-Estrada JR, Hemandez R,
Rodriguez JR. 1999. Sythesis of hydroxyapatite from eggshells. AlateI' Lel 41: 128­
134.
[10] Sigh V, Mehta N. 2012. Synthesis ofnano crystalline hydroxyapatite from eggshells
by combustion method. Illter J Sci Ellg Im'esligafiolls 1: 92-94,
[II] 	Soesilowati, Suhanda. 2008. Peran fosfat dalam keramik. Jurnal Keramik dan Getas
Indonesia vol. 17 No.2.
[12] Thakur SK, Tomar N K, Pandeya S B. 2005. Influence 	of phosphate on cadnium
sorption by calcium carbonate. Geoderma 130: 240-- 249.
[13] Trianita VN. 	2012. Sintesis hidroksiapatit berpori dengan porogen polivinil alkohol
dan pati [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
[l4] 	Yavuz 0, Guzel R, Aydin F, Tegin I, Ziyadanogullari. 2007. Removal of cadmium
and lead from aqueous solution by calcite. Polish J ofEnviron Stud 16: 467-471.
660 	 Prositlillg Seminar Susiollul Suills V, Bogor, 10 November 2012

More Related Content

What's hot

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...Repository Ipb
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...Repository Ipb
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionSintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionLutfia Nur Izzati
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaSiti Subaidah
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airrramdan383
 
Review jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motor
Review jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motorReview jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motor
Review jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motorirfan umb 25
 
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY ASINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY ARepository Ipb
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anionDevitaAirin
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRMawar 99
 

What's hot (20)

Kadar logam pb
Kadar logam pbKadar logam pb
Kadar logam pb
 
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kals...
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
4
44
4
 
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionSintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
 
Karbon aktif ppt
Karbon aktif pptKarbon aktif ppt
Karbon aktif ppt
 
Ppt krbon aktif
Ppt krbon aktifPpt krbon aktif
Ppt krbon aktif
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amonia
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot TrimulyadiChitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
 
Review jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motor
Review jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motorReview jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motor
Review jurnal mengenai pb pada gas buang knalpot kendaraan sepeda motor
 
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY ASINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN POROGEN KITOSAN DAN KARAKTERISASINY A
 
Artikel kimia
Artikel kimiaArtikel kimia
Artikel kimia
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIR
 
Kadar COD
Kadar CODKadar COD
Kadar COD
 

Similar to FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ADSORPSI LOGAM TIMBAL

Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanTanty Puspa Sari
 
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitPemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitLukman
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarElly Sufriadi
 
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)Carolina Silaen
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinmuhlisun_azim
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriDhanti Utari
 
PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...
PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...
PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...Repository Ipb
 
Laporan Uji Benedict
Laporan Uji BenedictLaporan Uji Benedict
Laporan Uji BenedictMalikul Mulki
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
PERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptx
PERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptxPERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptx
PERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptxDaryGunawan
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...Dwiprayogo Wibowo
 
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANEPENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANELifia Citra Ramadhanti
 
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...Dwiprayogo Wibowo
 

Similar to FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ADSORPSI LOGAM TIMBAL (20)

Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
 
Translate journal of minerals
Translate journal of mineralsTranslate journal of minerals
Translate journal of minerals
 
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitPemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawar
 
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
Analisis tanaman holtikultura (SMAKBO)
 
PPT
PPTPPT
PPT
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
Tujuan Pertemuan.docx
Tujuan Pertemuan.docxTujuan Pertemuan.docx
Tujuan Pertemuan.docx
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis Volumetri
 
PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...
PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...
PENURUNAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) AIR SUNGAI DONAN CILACAP DENGAN FOTODE...
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Laporan Uji Benedict
Laporan Uji BenedictLaporan Uji Benedict
Laporan Uji Benedict
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
PERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptx
PERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptxPERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptx
PERBEDAAN_KANDUNGAN,_KOLAGEN_BMP_2_ANTARA_EKSTRAK_TULANG_IKAN_KAKAP (2).pptx
 
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
MONEV KEMAJUAN PKMP 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO = SINTESIS ARANG AKTIF DARI TE...
 
Laporan akhir nanas
Laporan akhir nanasLaporan akhir nanas
Laporan akhir nanas
 
359 394
359 394359 394
359 394
 
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANEPENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
PENELITIAN RESIDU AIR DI SUNGAI CISADANE
 
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
SINTESIS KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA TERDOPING TiO2 : MENCIPTAKAN BAHA...
 
30088-83601-1-PB.pdf
30088-83601-1-PB.pdf30088-83601-1-PB.pdf
30088-83601-1-PB.pdf
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ADSORPSI LOGAM TIMBAL

  • 1. Institut Pertanian Bogor . Fakultas Matematika dan IImu PengetahuanAlam
  • 2. ISBN: 978-979-95093-8-3 Seminar Nasional Sains V 10 November 2012 Sains Sebagai Landasan Inovasi dalam Bidang Energi, Lingkungan dan Pertanian Berkelanjutan Prosiding Dewan Editor Dr. Kiagus Dahlan Dr. Sri Mulijani Dr. Endar Hasafah Nugrahani Dr. Suryani Dr. Anang Kurnia Dr. Tania June Dr. Miftahudin Dr. Charlena Dr. Paian Sianturi Sony Hartono Wijaya, M Kom Dr. Tony Ibnu Sumaryada ­I Waras Nurcholis, M Si. Dr. Indahwati Drs. Ali Kusnanto, M Si. - ) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor . 32 I2012 II
  • 3. Copyright© 2012 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pe11anian Bogor Prosiding Seminar Nasional Sains V " Sains Sebagai Landasan Inovasi dalam Bidang Enc:rgi, Lingkungan dan Pertanian Berkelanjutan" di Bogor pada tanggal 10 November 2012 Penerbit : FMIPA-IPB, lalan Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 Telp/Fax: 0251-862548118625708 http://fmipa.ipb.ac.id Terbit 10 November 2012 xi + 866 halaman ISBN: 978-979-95093-8-3. III
  • 4. ](imia Prosiding Seminar Nasional SallIS V, Bogor. 10 November 2012 541
  • 5. FOSFATISASI K,,"LSIUM KARBONAT CANGKANG TELUR AYAM DAN KAJIANNYA PADA PROSES ADSORPSI LOGAM TIMBAL Charlena'l, Henny Purwaningsihl), Rahmat Hafid} I)Departemen Kimia FMIPA IPB ABSTRAK Fosfatisasi merupakan teknik lImlim lIntuk mereaksikall fosfat dellgan kalsium dalam pembllatan senyawaan apatit. Cangkang telur ayam dapat digllnakan sebagai slimber kalsium untllk menghasilkan kalsium karbonat dan senyawaan apatit. Selain dapat digllnakan lIntuk keperilian medis, senyawa karbonat dan senyawa apatit juga dapat diaplikasikan untuk keperluan non-medis, misalnya sebagai adsorben. Isolasi kalsillm karbonat diperoleh dari pemanasan cangkang telur ayam pada suhll 500°C selama 2 jam. Fosfatisasi kalsium karbonat menggunakan asam fosfat 85'Yo dengan nisbah konsentrasi Ca:P sebesar, 3:2, 4:3, dan 1: 1 yang menghasilkan senyawaan apatit sepcl1i trikalsium fosfat (TKP), oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat (OKHP), dan kalsium hidrogen fosfat (KHP). Evaillasi kinerja adsorben kalsillm karbonat dan senyawaan apatit menllnjllkkan bahwa kalsililTI karbonat memiliki persen adsorpsi logam timbal yang tinggi (97.37%) dibandingkan TKP, OKHP, dan KHP (82.59%, 29.64'%, dan 21.54%). Fosfatasi senyawa karbonat akan menghambat adsorpsi ion Pb> dalam larutan. Semakin banyak jllmlah fosfat yang ditambahkan. maka akan menurllnkan persen adsorpsi dan kapasitas adsorpsi. Kata kunci: fosfatisasi, cangkang tellir ayam, kalsilll11 karbonat, adsorpsi. 1 PENDAHULUAN Aktivitas industri banyak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, terutama pencemaran perairan. Berbagai kOl1sentrasi ion logam berat yang terlarut dalam limbah industri dapat merusak lingkungan dan menyebabkan gangguan kesehatan. Logam berat yang sering ditemukan dalam limbah industri, di antaranya Pb(U), Cu(II), Fe(II), dan Cr(IU) [4]. Logam Pb merupakan salah satu logam berat yang dapat terakumulasi pada organ dalam manusia dan hewan, bersifat toksik, serta mengakibatkan berbagai penyakit serius. Timbal terakumulasi di Iingkungan dan tidak dapat terurai secara biologis. Timbal bersifat toksik jika terhirup atau tertelan oleh manusia dan di dalam tubuh akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali oleh ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi [3]. Baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001, untuk kandungan logam Pb pada kategori kelas 1 (air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, petemakan, dan pertanaman) adalah 0.03 ppm, sedangkan baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 adalah Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 645
  • 6. 0.005 ppm untuk kandungan logam terlarut maksimum Pb dalam peratran laut. Oleh karena itu, upaya menurunkan konsentrasi logam tersebut di lingkungan merupakan salah satu usaha yang sangat penting dilakukan saat ini. Berbagai upaya dilakukan dalam penanggulangan masalah logam berat seperti metode fotoreduksi, penukaran ion (resin), pengendapan, e1ektrolisis, dan adsorpsi [3]. Salah satu metode yang mudah dan ramah lingkungan adalah metode adsorpsi dengan menggunakan adsorben sebagai pel~ierap logam berat. Beberapa adsorben telah ditemukan sebagai penjerap logam berat, di antaranya tanah liat, karbon aktif, mineral seperti geotit, hidroksiapatit, dan kalsium karbonat [3 j. Penelitian kalsium karbonat dan hidroksiapatit scbagai penjerap logam berat telah dilakukan sebelumnya pada logam timbal dengan kapasitas adsorpsi tertinggi penjerapan timbal sebesar 94.3 mg/g pada karbonat hidroksiapatit (CHAp) [5] dan 268 mg/g pada kalsium karbonat [I]. Hal ini menunjukkan bahwa karbonat hidroksiapatit memiliki penjerapan yang Jebih rendah dibandingkan dcngan kalsium karbonat. Penelitian Adckola el af. [I] menggunakan kalsium karbonat sintctis sebagai adsorben, scdangkan Liao e/ af. [5] melakukan pcmbuatan karbonat hidroksiapatit dengan nisbah Ca:P J.67 yang digunakan untuk pcnjerapan logam timbal. Akan tetapi, Liao el of. r5] tidak melihat pengaruh keberadaan fosfat dalam senyawa apatit tersebut. Senyawa apatit dapat berbcntuk hidroksiapatit, trikalsium fosfat, oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, kalsium hidrogen fosfat, dan scbagainya. Keberadaan senyawa apatit bergantung pada nisbah kalsium dan fosfat dalam reaksi pembentukan. Penelitian ini mengisolasi kalsium karbonat yang berasal dari sumber alam yaitu cangkang telur ayam dan mereaksikannya dengan asam fosfat menggunakan nisbah Ca:P 1.5, I dan 1. Selanjutnya, dilihat pengaruh ragam Ca:P dengan jumlah fosfat yang berbeda terhadap penjcrapan logam timbaL Kalsium karbonat yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari cangkang telur ayam yang difosfatisasi dengan menggunakan H3P04- Produk hasil fosfatisasi kalsium karbonat adalah trikalsium fosfat (TKP), oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat (OKHP), dan kalsium hidrogen fosfat (KHP) dengan nisbah Ca:P yang berbeda-beda. Perbedaan nisbah Ca:P yang dihasilkan sangat bergantung pada penambahan ion fosfat. Sintesis senyawa apatit dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu cara kering dan cara basah. Dalam penelitian ini, sintesis senyawa TKP, OKHP, dan KHP menggunakan metodc basah, yaitu presipitasi. Keuntungan metode presipitasi adalah mudah mengatur komposisi dan sifa! fisik dari senyawa apatit, murah, dan mudah penggunaannya [8]. Prm,-iding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 • 646
  • 7. Penelitian ini bertuj uan mendapatkan senyawa kalsium karbonat dan 3 jenis senyawa apatit, yaitu TKP, OKHP, dan KHP dari cangkang telur ayam serta mempelajari pengaruh pcnambahan fosfat pada kalsium karbonat tcrhadap pcnjerapan ion Pb 2 - dalam air. 2 METODE PENELITIAN Penclitian yang dilakukan tcrdiri atas bebcrapa tahap. Tahap pcrtama adalah mclakukan isolasi kalsium karbonat dari cangkang telur ayam, Tahap kedua adalah melakukan sintesis senyawa apatit dengan cam mercaksikan kalsium karbonat dengan asam fosfat dengan nisbah tcrtentu untuk mcnghasilkan TKP, OKHP, dan KHP, Tahap berikutnya adalah melakukan pencirian tcrhadap produk yang dihasilkan (kalsium karbonat dan senyawaan apalit) mcnggunakan difraksi sinar-X (XRD). Selanjutnya, semua produk yang dihasilkan dicvaluasi kinerjanya terhadap pcnjerapan ion Pb c' dan dipelajari pengaruh penambahan fosfat pada kalsium karbonat terhadap kemampuan penjcrapannya. 2.1 Kalsinasi Cangkang Telur Ayam Cangkang telur ayam dibersihkan dari kotoran dan membran cangkang dengan cara dicuci menggunakan air bersih dan dilanjutkan dengan pengeringan dalam oven bersuhu 110 "c sclama I jam. Cangkang telur yang telah bersih di tumbuk 1l1cnggunakan mortar hingga halus dengan ukuran 200 mesh. Cangkang tclur lalu dikalsinasi pada suhu 500 "c selama 2 jam untuk menghilangkan residu pengotor yang masih tertinggal hingga akhimya diperoleh kalsium karbonat yang berwama putih. Pencirian dilakukan pada serbuk cangkang telur ayam awal untuk mengetahui kandungan kaisiumnya, kemudian pencirian menggunakan XRD dilakukan terhadap serbuk cangkang telur ayam hasil kalsinasi untuk memastikan terbentuknya senyawa kalsium karbonat. 2.2 Penentuan Kadar Kalsium Sebanyak 0.1 g sampel serbuk cangkang telur dilarutkan dalam I mL HN03 pekat kemudian diencerkan dengan akuades hingga volumenya mencapai 100 mL. Sampel kalsium karbonat dipipet sebanyak 1 mL dan diencerkan hingga volume 100 mL. Penentuan kadar kalsium dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Deret standar CaC03 disiapkan dengan eara yang sama menggunakan deret konsentrasi 0, 2, 4, 8, 12, dan 16 ppm. Sampel dan deret standar yang telah siap kemudian diukur menggunakan atomic adsorption spektrophotometer (AAS). Prositling Seminar Nasional Sains V, Bogor. 10 November 2012 647
  • 8. 2.3 Fosfatisasi Kalsium Karbonat Kalsium karbonat hasil kalsinasi dari cangkang telur ayam direaksikan dengan asam fosfat dengan nisbah konsentrasi Ca:P sebanyak 4:3, dan 1: I. Kalsium karbonat tanpa fosfatisasi digunakan sebagai pembanding. Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 2.1000 g, 1.8620 g, 1.4000 g, dan 2.0000 g. Serbuk kalsium karbonat cangkang telur ayam dilarutkan dalam 25 m1. etanol 96%. kcmudin!1 masing-1l1nsing dicampurbn dcngrll1 1.5 m1. H,P04 85 % dalam 25 111L etanol 96% dan untuk kalsium karbonat pembanding tidak dicampurkan H,P04 80%. Proses ini berlangsung dengan penctcsan menggunakan buret. Bersamaan dengan penetesan dari buret, larutan diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu 37 nC. Proses dilanjutkan dengan didiamkan (aging) pada suhu ruang seIama 24 jam dalam wadah tertutup aluminium foil. SampeI hasil aging dihomogenisasi dengan cam diaduk menggunakan pcngaduk magnetik pada suhu 60°C hingga terbentuk bubur. Selanjutnya sampel dikcringkan pada suhu 1000 °c selama 7 jam untuk sampel Ca:P = suhu 100 "c selama 3 jam untuk sampel Ca:P = 4:3, dan suhu 100°C selama 1 jam untuk Ca:P 1: I. Sampel kering selanjutnya disaring dengan saringan berukuran 200 mesh. 2.4 Pencirian Produk Pencirian produk yang dihasilkan menggunakan XRD untuk mengetahui fase yang terkandung di dalam produk tersebut. Alat XRD yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Shimidzll XRD 7000 dengal1 sumber target (uK a 0,= 1.54056 A). Sampel disiapkan sebanyak 2 gram, kemudian dimasukkan dalam kompartemen sampeI yang berukuran 2x2 cm2 pada difraktometer dengan kecepatan baca 2" per menit. Hasil yang diperoleh berupa difraktobTfam yang menunjukkan fase yang terdapat dalam sampeJ. Difraktometer sampel selanjutnya dibandingkan dengan data Joint Commillee on Powder Di[fraction Standards (JCPDS) untuk mendapatkan infonnasi jenis fase yang terdapat dalam sampeI. 2.5 Penjerapan Ion Timbal Sebanyak 0.2 g sampel masing-masing dimasukkan ke botol plastik. Larutan stok Pb(N03h 5 ppm dimasukkan ke seliap botol sebanyak 25 m1.. Botol dikocok selama 1 jam dan dibiarkan selama 24 jam agar tetjadi kesetimba~gan pada suhu ruang. Suspensi dipisahkan menggunakan sentrifus pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Hasil pemisahan disaring menggunakan kertas saring Whatman untuk mendapatkan supematan. Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012648
  • 9. Selanjutnya, supernatan diukur kandungan timbalnya menggunakan AAS. Penjerapan timbal dihitung berdasarkan selisih antara konsentrasi awal (Co) dan konsentrasi saat kesetimbangan/akhir (~~) tercapai. Selanjutnya persentase adsorpsi dan kapasitas adsorpsi dapat dihitung dengan persamaan, c.'(' -,''; [0 . Q Keterangan: Q= kapasitas adsorpsi per bobot sampel (mg/g) V= volume larutan (mL) Co = konsentrsi awallarutan (ppm) Co konsentrasi akhir larutan (ppm) C = konsentrasi terjerap larutan (ppm) III massa sampel (g) 3 HASIL DAN PEMBAlIASAl'l' 3.1 Isolasi Kalsium Karbonat dari Cangkang Telur Ayam Secara umum struktur cangkang telur terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan kutikula, lapisan spons, dan lapisan lamelar. Lapisan kutikula merupakan pennukaan terluar yang mengandung sejumlah protein. Lapisan spons dan lamdar mcmbentuk matriks yang dibentuk oleh serat protein yang terikat oleh kalsium karbona!. Cangkang telur mewakili II % dari total bobot telur dan tersusun oleh kalsium karbonat (94%), kalsium fosfat (I %), material organik (4'%), dan magnesium karbonat (I %) [9]. Penelitian ini menggunakan cangkang telur ayam untuk mendapatkan komponen dominan dalam cangkang telur, yaitu CaC03. Selanjutnya, kalsium karbonat yang diperoleh dimanfaatkan secara langsung dan sebagian lagi dijadikan bahan baku untuk membuat senyawaan apatit yang akan digunakan sebagai penjerap logam Pb2 + dalam air. Cara sederhana dan yang umum digunakan untuk mendapatkan CaC03 adalah dengan memberi perlakuan pada suhu tinggi. Pembakaran menggunakan suhu tinggi dimaksudkan untuk menghilangkan komponen senyawa pengotor lainnya yang dalam cangkang telur tersebut. Penelitian Rivera et al. [9] menunjukkan bahwa pemanasan cangkang telur pada suhu 450 "c selama 2 jam akan menghilangkan residu magnesium karbonat serta protein Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 649
  • 10. lainnya. Singh dan Mehta (2012) telah melakukan analisis d((ferential rhermal analysis/thermogravimetric analysis (DTAJTGA) untuk mengetahui dekomposisi tennal dari fase yang terdapat pada cangkang telur. Hasil yang diperoleh Sigh dan Mehta [10] menunjukkan bahwa antara suhu 750 ° dan 900°C teIjadi penurunan bobot sebesar 39.76% dengan puncak endotermik pada TGA. Pada rentang suhu ini hampir semua kalsium karbonat terurai menjadi kalsium oksida dengan puncak maksimul11 pada 850 "~CO SeIanjutnya menunjukkan teIjadinya sedikit penurunan bobot karena adanya penguraian sisa kalsiul11 karbonat. Sigh dan Mehta [10] melakukan kalsinasi cangkang telur dari rentang sullu 400 " hingga 625°C dan suhu 650 (l hingga 1000 "c. Pacla kalsinasi suhu 400 hingga 625 "c diperoleh senyawa kalsium karbonat. Jadi, CaC03 merupakan komponen utama pacla cangkang telur yang diperoleh di bawah suhu 650 "c. Berdasarkan hasil penelitian Sigh dan Mehta (2012) tersebut, suhu yang digunakan pada saat kalsinasi cangkang telur ayam adaJah 500°C. Diharapkan pada suhu tersebut diperoleh CaC03• Difraktogram yang dihasilkan oleh Sigh dan Mehta [10], pada suhu kalsinasi yang tinggi, yaitu 650 0 hingga 1000 <'C menunjukkan puncak untuk CaCO, dan Ca(OHh. Peningkatan suhu pada kisaran suhu tersebut mengakibatkan berkurangnya CaCO,. Puncak untuk CaC03 sudah tidak nampak pada suhu di atas 750°C sementara pada suhu ini akan nampak puncak untuk Ca(OHb Hal ini teIjadi karena dekomposisi CaCO) menghasilkan CaO yang selanjutnya, menyerap air dari pennukaan udara dan membentuk Ca(OHh Kadar Ca pada cangkang telur ditentukan menggunakan AAS, kadar kalsium yang clidapatkan sebesar 66.42% (Lampiran 2), sedangkan penelitian Trianita [13] menunjukkan kadar kalsium cangkang kerang darah sebesar 44.39%. Hal ini membuktikan bahwa kadar kalsium pada cangkang telur ayam lebih besar daripada cangkang kerang darah. Pencirian sampel yang dikalsinasi pada suhu 500°C selama 2 jam dilakukan menggunakan XRD Shimadzu 7000 dengan rentang pembacaan sudut 20 dari 10-70. Hasil kalsinasi cangkang telur pada suhu 500 DC menunjukkan adanya kalsium karbonat (CaCO)) (Gambar I). Interpretasi terhadap difraktogram dilakukan dengan membandingkan data dengan JCPDS 05-0586. Hasil puncak sudut 20 yang diperoleh ialah 29.4386, 36.0411, 39.4602,43.2016,47.5658, dan 48.5684 (Lampiran 3). Prositling Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012650
  • 11. Gambar I Pola difraksi sinar-X kalsinasi cangkang telur pada suhu 500 "C selama 2 jam Puncak-puncak yang memiliki lebar puncak yang mengecil menunjukkan bahwa fase amorf semakin berkurang dan fasc kristal semakin banyak terbentuk, sedangkan puncak­ puncak dengan intensitas sangat kecil tidak diambil karena dianggap sebagai derau [2]. 3.2 Fosfatisasi Kalsium Karbonat Sintesis senyawa kalsium fosfat seperti hidroksiapatit dapat dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode kering dan metode basah. Metode basah terdiri atas 3 jenis di antaranya metode presipitasi, teknik hidrotennal, dan hidrolisis [8]. Pada penclitian ini digunakan metode basah, yaitu presipitasi. Keuntungan metode presipitasi adalah mudah mengatur komposisi dan sitat fisik hidroksiapatit, murah, dan mudah penggunaanya [8]. 1umlah CaCO} dan H}P04 yang dilarutkan berdasarkan hasil perhitungan stokiometri sehingga menghasilkan nisbah kOl1sentrasi Ca:P sebesar 1:1,4:3, dan 3:2. Hasil akhir kemudian di kalsinasi sesuai penggunaan. Kalsinasi untuk nibah 3:2 dilakukan pada suhu 1000 PC untuk mendapatkan senyawa trikalsium fosfat (TKP). Arifianto [2] mengatakan bahwa pembentukan senyawa TKP terjadi pada suhu di atas 1000 "C, kalsinasi nisbah 4:3 dan 1: 1 dilakukan pada suhu 100 "c. Penggunaan suhu kalsinasi mengikuti penelitian Thakur [12] untuk mendapatkan senyawa oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat (OKHP) dan kalsium hidrogen fosfat (KHP). Pencirian sampel dilakukan dengan XRD. Pola difraksi disesuaikan dengan ]CPDS 02-1350 untuk KHP, ]CPDS 29-0359 untuk TKP, dan ]CPDS 26-1056 untuk OKHP. Hasil sintesis senyawa sampel terdokumentasikan dalam Lampiran 5. Pola XRD pada Gambar 2 menunjukkan bahwa 3 puncak dengan intensitas tertinggi dimiliki oleh 2 puncak KHP pada 20 30.5900 dan 46.5169 serta 1 pllncak asam fosfat pada 20 15.2518. Puncak slldut 20 lain yang Prosilling Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 651
  • 12. teridentifikasi adalah fase kalsium hidrogen fosfat pada sudut 38.4466, serta fase asam fosfat pada sudut 22.8897 dan 24.2219. -! _<:aI I P( ).j _ I J.,P().t ..... Gambar 2 Pola difraksi sinar-X sintesis kalsium hidrogen fosfat. Puncak-puncak fase asam fosfat masih terdeteksi dimungkin karena sisa asam fosfat yang tidak habis bereaksi. Jumlah asam fosfat yang ditambahkan tidak tepat pada saat penakaran volume. Hasil pencampuran kalsium karbonat dengan asam fosfat nisbah 1: I serta konsentrasi CaCO, dan H,P04 sebesar 0.25 M sesuai dengan reaksi pembentukan KHP, CaCO + H,P04 ~ CaHP04 + CO2 + H20 Pola XRD OKHP ditunjukkan pada Gambar 3. Pola XRD menunjukkan fase OKHP pada 3 puncak tertinggi pada sudut 20 sebesar 22.9031, 24.1113, dan 30.2387. Fuse asam fofat juga terbentuk pada sudut 15.1302 dan 49.2074, disebabkan karena sisa asam fosfat yang tidak habis bereaksi saat mereaksikun dengan kalsium karbonat. Fase H20 juga terdapat di 18.1346. Keberadaan H20 disebabkan oleh keberadaan interaksi dengan udara sesaat sebelum pengukuran XRD. (:.. «1 b( P(.).I) ... I 12() _IbPC).. I 1,,( ) Gambar 3 Pola difraksi sinar-X sintesis oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat. Oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat dibuat dengan mereaksikan CaC03 0.25 M dan H,P04 0.25 M pada nisbah 4:3 sesuai dengan reaksi, Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012652
  • 13. 8CaCO] + 6H]P04 -7 CaSH1(P04)6.5H20 + 8COl + 3H20 Pola XRD TKP pada Gambar 4 menunjukkan 3 puncak tertinggi berasal dari TKP, yaitu pada puncak 29.6174, 27.7354, dan 32.6229. Puncak sudut 20 lain yang teridentifikasi menunjukkan fase TKP pada sudut 26.9808, 27.7354, 28.9645. 30.8434, 31.9569, 33.4905, dan 35.3376, sedangkan puncak-puncak lain dianggap sebagai derau. Puncak asam fosfat juga terlihat pada 38.6290, keberadaan asam fosfat yang teridentifikasi menunjukkan adanya sisa asam fosfat yang tidak habis bereaksi. Fase lain OKHP juga terlihat pada puncak sudut 46.5796. (:a.,(P( )')2 .ll,P( ), <:,.RII2(P( )"),,,1 h() .. Gambar 4 Pola difraksi sinar-X sintesis trikalsium fosfat. Trikalsium fosfat dibuat dengan mereaksikan CaCO, 0.25 M dan lhP04 0.25 M pada nisbah 3:2 sesuai dengan reaksi, 3CaC01 + 2H1P04 -7 Ca,(P04)2 + 3C02 + 3H20 3.3 Pengaruh Fosfatisasi Kalsium Karbonat dalam Adsorpsi Pb2 + Keberadaan kalsium karbonat pada cangkang telur berpotensi digunakan sebagai penjerap logam bera! di antaranya timbal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fosfatisasi kalsium karbonat menghambat penjerapan Pb2 + dalam air. Hal ini disebabkan kekuatan ikatan antara kalsium dan gugus PO.3 - lebih kuat dibandingkan dengan gugus CO]2-. Fosfatisasi menghasilkan senyawa turunan dari hidroksiapatit, yaitu KHP, TKP, dan OKHP. Senyawa kalsium fosfat seperti senyawaan apatit diketahui menjadi bersifat sclektif terhadap kation logam divalent Mekanisme penjerapan teIjadi sebagai hasil proses pertukaran ion dengan ion Ca2 + dalam senyawa apatit. Selain ito, menurut Mobasherpour et al. [6] jari-jari ion Pb2~ (1.19 A) tidak berbeda j~uh dengan Ca2 + (0.99 A) sehingga ion Pb2 + dapat menggantikan ion Ca2 + yang berada pada kisi kristaI senyawa apatit. Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 653
  • 14. Hasil penelitian juga menunjukkan penjerapan ion Pb2~ dalam air oleh kalsium karbonat sangat efektif dengan penjerapan ion Pb}' yang cukup besar, namun kapasitas penjerapannya menjadi terhambat atau mengalami penurunan seiring dengan penurunan nisbah Ca:P dari senyawa apatit yang terbentuk dari reaksi fosfatisasi kalsium karbonat oleh asam fosfat. Efek penambahan fosfat pada kalsium karbonat akan memperkecil nisbah Ca:P sampeL Persentase penjerapan ion Pb2 ' dalam air menurun seiring dengan penurunan nisbah Ca:P. Hal ini menunjukkan bahwa afinitas ion Pb"' pada permukaan kalsium karbonat berkurang akibat fosfatisasi. Berdasarkan Gambar 5, kalsium karbonat terfosfatisasi dalam nisbah Ca:P 3:2 menghasilkan TKP yang menunjukkan persentase adsorpsi 82.59%, Kalsium karbonat dengan nisbah Ca:P = 4:3 menghasilkan OKHP menllnjukkan persentase adsorpsi 29.64%. Kalsium karbonat dengan nisbah Ca: P = I: I menghasilkan kalsium hidrogen fosfat yang menllnjukkan persentase adsorpsi 21.54%, sementara kalsium karbonat mumi tanpa penambahan fosfat menunjukkan persentase adsorpsi sangat tinggi, yaitu 97.37%. 12.0 97,37 100 82.59 .;:;; 80 Q. .... Sl 60 ~"" ;fl. 40 29,64 21,54 20 0 CaC03 1 1: 1 ,33 1.5 3:24:3 Nisbah Ca:P Gambar 5 Hubungan nisbah Ca:P dengan % adsorpsi. Penurunan persen penJerapan oleh kalsium karbonat akibat pengaruh adanya fosfat pada permukaan kalsium karbonat disajikan pada Gambar 6, Prosiding Seminar Nasional SuiJls V. Bogor, 10 November 2012654
  • 15. 80 75.83 70 67.73'Vi o0- 60 "t1'" 504: !: IV 40 !: ::J ... 30 ::J C 20 14.78(1.1 *' 0.. 10 0 1:1 4:3 3:21 Nisbah Ca:P Gambar 6 Hubungan nisbah Ca:P dengan % penurunan adsorpsi. Senyawa dengan nisbah Ca:P yang kecil mengakibatkan besamya persen penurunan adsorpsi timbal. Senyawa KHP dengan nisbah 1: I menunjukkan persen penurunan adsorpsi sebesar 75.83%, OKHP dengan nisbah 4:3 menunjukkan persen penurunan adsorpsi sebesar 67.73%, dan TKP dengan nibah 3:2 menunjukkan persen penurunan adsorpsi sebesar 14.78%. Keberadaan fosfat pada kalsium karbona! dengan nisbah Ca:P yang semakin kecil mengakibatkan penurunan persen pcnjerapan oleh kalsium karbonat scmakin besar. KOllscntrasi yang tcrjerap pada TKP sebanyak 3.9295 ppm, OKHPPb2 t sebanyak 104103 ppm, KHP sebanyak 1.0249 ppm, scdangkan kalsium karbona! tanpa perlakuan penambahan fosfat dapa! menjerap Pb2 ' sebanyak 4.6326 ppm. Bcrdasarkan gambar 7 kapasitas adsorpsi yang didapatkan dari penelitian ini sebesar 488.7438 mg/g pada TKP, 175.7602 mg/g pada OKHP, 128.1766 mg/g pada KHP, dan 579.0750 mgig Pb 24 pada kalsium karbonat mumi. Hasil kapasitas adsorpsi pada kalsium karbonat cangkang telur lebih besar dibandingkan kalsiuIll karbonat sintesis. Adekola et {II. [I] menggunakan kalsium karbonat sintetis hasil pengendapan larutan Na2COJ dan CaCI2 dengan nilai kapasitas adsorpsi 268 mg/g. Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor, 10 November 2012 655
  • 16. 700 579.0750 .-..600 488.743f:~ $500 'Vi E-400 ~ "0 <t 300 VI I':! .... 17.~ 200 12&,1.766c.. t'lI ::.:: 100 o 4:3l:lCaC03 1 Nisbah Ca:P Gambar 7 Hubungan nisbah Ca:P dengan kapasitas adsorpsi (mg/g). Selama proses penjerapan pada kalsium karbonat menurut Yavuz et al. [14], tetjadi reaksi CaCO} + Pb2~ ...:;. PbCO} + Cil Mekanisme ini tidak menghasilkan perubahan pH yang jauh antara sebelul11 dan sesudah kesetimbangan penjerapan Pb> (Lampiran 6). Ketika pennukaan CaCO, terlapisi oleh Pb"', abn terbentuk pennukaan PbCO, yang menjadi dominan hingga proses kesetimbangan terjadi. Proses terjudi karena reaksi pertukaran kation antam Ca2 • dan Pb1 ', karena kedua atom tersebut memiliki jari-jari ion yang hampir mirip. Pb2 ' dapat menggantikan Cal+ dari pennukaan sistem karena telapan hasil kali kelarutan produk dari PbCO~ (PbCO, !::; Pb1 - + CO/-, Ksp 1.5x 10-13 ) lebih kecil dari CaCO} (CaC03 !::; Ca 2l + CO/, K,p = 3.8x lO-' sehingga ketika larutan Pb> ditambahkan pada CaCO) maka Pb 2f abn mengendap menjadi PbCO,. Penambahan fosfat pada kalsium karbonat akan menghasilkan senyawa turunan hidroksiapatit, yailu kalsium hidrogen fosfat, oktakalsium hidrogen fosfat penlahidrat, dan trikalsium fosfat yang meyebabkann tetjadinya penghambatan dalam penjerapan ion Pb2 + dalam larutan. Mobasherpour et al. [6] dalam penelitian penjerapan Pb pada senyawa apatit, yaitu hidroksiapati menyimpulkan bahwa tetjadinya penjerapan karena ion Pb 2t akan terserap pada pennukaan HAp dan bertukarnya dengan ion Ca2 + dengan persamaan reaksi. CalO(P04MOH)z + xPb2 + ...:;. CaJO.xPbx(P01MOHh t· xCa2 + Keterangan: x bernilai 0 sampai 10 tergantung dari waktu reaksi dan kondisi percobaan. Prosidillg Seminar Nasional Saba V, Bogor, 10 November 2012656
  • 17. Nama Hidroksiapatit Kalsium hidrogen fosfat Oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat Prosillillg Semillar Naslollal Sail,s V, Bogor, 10 November 2012 Proses penjerapan pada penelitian Mobasherpour et al. [6] dapat teIjadi karena reaksi tukar ion Pb2 • dengan kompleks antara penllukaan kalsium, fosfat, dan grup hidroksi dalam HAp atau teIjadinya pengendapan dan fase baru Calo. ,PbJP04MOH)2 hasil dari reaksi Pb> dengan HAp. Penelitian tersebut menunjukkan tidak bertukamya secara keseluruhan ion Ca2~ dengan ion Pblt dalam reaksi. Kation Ca2~ mas!h ada dalam produk akhir reaksi. hal ini dikarenakan adanya kompleks dengan pol dalam HAp yang membuat Ca2 • sulit terlepas. Kerangka reaksi kalsium karbonat dan HAp pada penjerapan Pb2 ' menunjukkan bahwa pennukaan kalsium karbonat lebih memiliki afinitas tinggi terhadap Pb 2 ' clibandingkan scnyawaan apatit trikalsium fost:lt. oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, dan kalsium hidrogen fosfat. Hal ini dikarenakan ikatan pol- dengan Ca2 + lebih kuat dibanding C012 . dengan Ca2 + yang menyebabkan peJepasan Ca2 ' dari permukaan Ca-P lebih sulit clibanclingkan peJcpasan Ca 2 + clalam CaCOl Senyawa apatit kalsium fosfat mempunyai empat fase kristal, yaitu kaisiulI1 hidrogen fosfat dihidrat, oktakalsium hiclrogen fosfat pentahidrat, trikalsium fosfat, dan hidroksiapatit dengan struktur kristal dan parameter kisi ditampilkan pada Tabel I. Tabel 1 Fonllula kimiadan struktur kristal kalsium fosfat [7J. Ca:P Struktur Kristal Parameter kisi a=b=9.42 A1.67 Heksagonal c=6.88 A a=5.81 A b=15.18 A MOl1oklinik c= 6.24 A 13=116,4° a= 19.87 A 1.33 Triklinik b= 9.63 A c= 6.88 A 657
  • 18. ~= 92.2° y= 108.9° a= 10.3 A Trikalsium fosfat 1.5 Rombohedral b= 10.3 A c= 37.0 A Hidroksiapatit merupakan senyawa kompleks dengan struktur kristal heksagonal yang dipandang sebagai struktur kristal ideal (closed-packed) dengan a = b = 9,423 A dan c 6.881 A [7]. '.t • Gambar 8 Struktur kristal hidroksiapatit [7]. Berdasarkan Gambar 8 menUl~iukkan bahwa keberadaan atom-atom pada hidroksiapatit tersusun kompak sehingga proses pelepasan Cal' untuk menggantikan Pb"" sulit te~iadi, sedangkan pada kalsium karbonat yang merupakan senyawa ion dapat mudah terionisasi sehingga Ca2 ' lebih mudah tergantikan oleh Pb2+. Senyawa kalsiul11 hidrogen fosfat, oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, dan trikalsium fosfat yang merupakan turunan hidroksiapatit juga merupakan senyawa kompleks yang susunan atom pada kristal tersusun kompak, sehingga sulit terjadinya pelepasal1 atom Ca2 +. Selain itu, menurut Soesilowati dan Suhanda [11], dikatakan bahwa salah satu peranan fosfat adalah sebagai bahan perekat dalam keramik karena memiliki daya rekat tinggi dan bersifat bioaktif pada persenyawaan apatit. Kemampuan daya rekat fosfat yang kuat pada keramik atau HAp mendukung bahwa afinitas Ca lebih tinggi terhadap fosfat. Hasil ini penelitian ini mendukung hasil penelitian yang disampaikan Thakur et al. [12] menyampaikan bahwa penjerapan logam berat divalent lainnya, yaitu kadmium oleh kalsium karbonat menjadi terhambah akibat adanya perlakuan penambahan fosfat. Prosidillg Semillar Nasional Saills V, Bogor, 10 November 2012658
  • 19. 4 SIMPULAN DAN SAR;N 4.1 SimpuJan Kalsium karbonat didapatkan dari cangkang telur ayam dengan kalsinasi suhu 500°C se1ama 2 jam. Senyawaan apatit dalam bentuk lrikalsium fosfat, oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, dan kalsium hidrogen fosfat didapatkan dengan mereaksikan kalsiul11 karbonat cangkang telur ayam dan asam fosfat menggunakan nisbah konsentrasi Ca:P 3:2, 4:3, dan I: 1. Kalsium karbonat yang dihasilkan sangat baik dalam menjerap logam timbal dengan persen adsorpsi 97.37% dan kapasitas adsorpsi 579.0750 mg/g. Sedangkan, kisaran persen adsorpsi pada trikalsiul11 fosfat. oktakalsium hidrogen fosfat pentahidrat, dan kalsium hidrogen fosfat berturut-turut, yaitu 82.59%, 29.64%, dan 21.54% dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut, yaitu 488.7438 mg/g, 175.7602 mg/g, dan 128.1766 mg/g. Aplikasi penambahan fosfat pada kalsium karbonat yang membenluk senyawaan apatit dapat menghambat penjerapan logam timba!. Semakin banyak fosfat akan mengurangi nilai perbandingan Ca:P pada sampel sehingga mengurangi persen adsorpsi dan kapasitas adsorpsi. 4.2 Saran Kontrol pH perlu diperhatikan untuk mengetahui pH optimum pada penjerapan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan kapastitas adsorpsi optimum dari sampel dengan menambah variasi jumlah konsentrasi awal dari larutan Pb. Selain itu, kekuatan ikat antara kalsium dan fosfat perlu dihitung sebagai pendukung kuantitatif pcnghambat penjerapan. DAFTAR PUSTAKA [I] Adekola FA, Salam NA, Adegoke HI, Adesola M, Adekeye lID. 2012. Removal of Pb(II) from aqueous solution by natural and synthetic calcites. Bull Chem Soc Ethiop 26: 195-210. [2] Arifianto. 2006. Pengaruh atmosfer dan suhu sintering terhadap komposisi pelet hidroksiapatit yang dibuat dari sintesa kimia dengan media air dan sbf [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam, InstiturPertanian Bogor. Prosiding Seminar Nasional Sains V, Bogor. 10 November 2012 659
  • 20. [3] Agustiningtyas Z. 2012. Optimasi adsorpsi ion Pb(II) menggunakan zeolit alam tel1nodifikasi ditizon [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. [4] lnglezakis VJ, Stylianou MA, Gkantzou D, Loizidou MD. 2007. Removal of Pb(ll) from aqueous solutions by using clinoptilolite and bentonite as adsorbents. Desalination 210: 248-256. [5] Liao, Zheng W, Li X, Yang Q, Yue X, Guo L, Zeng G. 2010. Removal of lead(lI) from aqueous solutions using carbonate hydroxyapatite extracted from eggshell waste. J Hazard lv/ater 177: 126-130. [6] Mobasherpour I, Salahi E, Pazouki M. 2011 Potential of nano crystalline hydroxyapatite for lead (II) removal from aqueous solutions: Thennodynamic and Adsorption isotenn study. Af;'i J Pure App Chern 5: 383-392. [7] NUl111awati M. 2007. Analisis derajat kristalinitas, ukuran kristal dan bentuk partikel mineml tulang manusia berdasarkan variasi umur dan jenis tulang [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ihnu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. [8] Pankaew P, Hoonnivathana E, Limsuwan P, Naemchanthara K. 2010. Temperature effect on calcium phosphate synthesized from chicken eggshells and ammonium phosphate. J Appl Sci 10: 3337-3342. [9] Rivera EM, Araiza M, Brostow W, Castano VM, Diaz-Estrada JR, Hemandez R, Rodriguez JR. 1999. Sythesis of hydroxyapatite from eggshells. AlateI' Lel 41: 128­ 134. [10] Sigh V, Mehta N. 2012. Synthesis ofnano crystalline hydroxyapatite from eggshells by combustion method. Illter J Sci Ellg Im'esligafiolls 1: 92-94, [II] Soesilowati, Suhanda. 2008. Peran fosfat dalam keramik. Jurnal Keramik dan Getas Indonesia vol. 17 No.2. [12] Thakur SK, Tomar N K, Pandeya S B. 2005. Influence of phosphate on cadnium sorption by calcium carbonate. Geoderma 130: 240-- 249. [13] Trianita VN. 2012. Sintesis hidroksiapatit berpori dengan porogen polivinil alkohol dan pati [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. [l4] Yavuz 0, Guzel R, Aydin F, Tegin I, Ziyadanogullari. 2007. Removal of cadmium and lead from aqueous solution by calcite. Polish J ofEnviron Stud 16: 467-471. 660 Prositlillg Seminar Susiollul Suills V, Bogor, 10 November 2012