2. Anggota kelompok :
● Ghaida Nur Fatimah
● Rafi Andriana
● Restu Bintang P
● Ria Fitriani
● Siti Januariyah
● Yessa Nabila
3. Peranan atau Tujuan Aksara Arab-Melayu
Aksara Arab-Melayu merupakan salah satu tulisan kuno yang digunakan oleh
masyarakat Melayu. Kemunculannya terkait secara langsung dengan kedatangan
agama Islam ke Nusantara. Pada awalnya, bahasa Melayu ditulis dengan menggunakan
huruf Sansekerta, baru kemudian pada abad ke-14 mengalami perubahan
menggunakan huruf Arab atau dikenal sebagai huruf Hijaiah.
Tulisan Arab-Melayu disebut sebagai tulisan Jawi dalam bahasa Melayu modern.
Alasan penamaan Jawi belum menemukan titik jelas karena banyak perbedaan
pendapat. Menurut Saidi (2003:20), istilah 'Jawi' berasal dari penyebutan orang Arab
terhadap kemenyan Jawa dan juga dinyatakan bahwa "Jawa" dahulu digunakan
sebagai nama tempat yang mengacu kepada pulau Jawa dan Sumatra.
4. Penggunaan tulisan beraksara Arab-Melayu merupakan faktor utama
yang mempercepat pengembangan agama Islam karena ajaran ajaran
Islam ditulis oleh ulama Melayu dengan menggunakan aksara Arab-
Melayu sehingga masyarakat umum dapat membacanya dan memahami
kandungan ajaran yang tertulis di dalamnya.
Dengan demikian, agama Islam merupakan faktor utama untuk
kebangkitan bahasa Melayu sebagai bahasa tulis, karena tulisan Arab-
Melayu digunakan secara meluas di negeri-negeri kesultanan Melaka,
Johor, Brunei, Sulu, Patani, Aceh, dan Ternate pada awal abad ke-15
untuk tujuan surat-menyurat diraja, titah-perintah, dan perhubungan
antarsaudagar di pelabuhan Melaka. Semua teksnya ditulis dengan
aksara Arab-Melayu.
5. Teks-teks lama ini juga menjadi sumber konsep sastra manusia berbahasa Melayu.
Di dalamnya tertanam berbagai hal yang berkaitan dengan konsep sastranya,
yaitu cara berfikir, kosmologi, agama, perasaan bahasanya, estetika,
pandangannya terhadap kesenian, dan juga hubungannya dengan bangsa dan
budaya lain. Inilah sumber terkaya yang dimiliki oleh bangsa Melayu.
Oleh karena itu, menurut pandangan Wellek dan Austin Warren bahwa untuk
tujuan tujuan pendidikan, studi terhadap teks-teks lama memang sangat
dianjurkan. Artinya, tulisan yang menggunakan aksara Arab-Melayu tersebut
menjadi penting bagi perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan
karena karya dalam bentuk tulisan pada umumnya menyimpan kandungan berita
masa lampau yang mampu memberikan informasi secara lebih terurai.
6. Prosedur Alih Aksara Teks Arab-Melayu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transliterasi (alih aksara) adalah penyalinan
dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Proses alih aksara dapat
dikerjakan secara manual atau dibantu oleh komputer. Salah satu contohnya adalah Google
Input Tools.
Analisa alih aksara dilakukan berdasarkan aturan-aturan yang ada di
buku Pedoman Umum Tulisan Arab Melayu [18]. Proses alih aksara
menggunakan masukan berupa teks berbahasa Indonesia,
melibatkan proses tokenisasi, stemming, pemenggalan kata menjadi
suku kata, konversi ke Unicode, diakhiri dengan penggabungan suku
kata menjadi kata.
7. Kaidah penulisan sebanyak 11 aturan yang secara
garis besar yaitu :
1. Tulisan Arab Melayu memakai huruf Arab, ditulis dari
kanan ke kiri dan tidak memakai huruf kapital
2. Huruf tulisan Arab Melayu, meliputi huruf vokal dan
huruf konsonan.
3. Perlambangan angka.
4. Penulisan huruf tulisan Arab Melayu
a. Huruf yang tidak dapat disambung
b. Huruf yang dapat disambung sebelah kanan saja
c. Huruf yang dapat disambung sebelah kanan dan kiri
8. 5. Penulisan huruf saksi, Huruf saksi ditulis sesudah huruf konsonan, meliputi
saksi a, i, u, e keras dan o.
6. Penulisan kata
a. Kata bersuku kata satu
b. Kata bersuku kata dua
c. Kata bersuku kata tiga, empat, lima dan seterusnya
7. Pemakaian ء
( hamzah)
8. Pengecualian
a. Kata yang berasal dari bahasa Arab
b. Kata yang tidak ditulis menurut keadaan tulisan Arab Melayu
9. 9. Menulis huruf k ( ك
,
ق
) pada kata
10. Huruf yang tidak dipakai pada penulisan tulisan Arab Melayu
11. Menulis kata berimbuhan
a. Kata dasar yang berimbuhan kata depan, awal, akhiranganti
penulisan pada saksi amendapat perubahan.
b. Kata dasar berimbuhan dengan partikel dan kata ganti milik
tidak mendapat perubahan penulisan kata dasar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prosedur Alih Aksara Teks
Arab- Melayu perlu memperhatikan suku kata dan penggabungan
suku kata dengan memperhatikan kaidah penulisannya.