1. Bahasa Fushah dan ‘Ammiyah
• Dialek Quraisy pada perkembangannya menjadi bahasa Arab
fushah klasik, Sedangkan dialek-dialek lain menjadi bahasa
Arab ’Ammiyah klasik.
• Hal ini berlanjut hingga masa modern. Bahasa Arab fushah
menjadi bahasa Arab Fushah Modern yang elitis, apalagi dia
merupakan bahasa al-Qur’an, bahasa Tuhan yang senantiasa
dan selalu disakralkan dan digunakan sebagai sarana tulis
menulis.
• Berbeda dengan bahasa ‘Ammiyah. Bahasa pasaran ini diera
modern bermetamorfose menjadi berbagai macam dialek
modern yang digunakan oleh beberapa negara Timur Tengah
untuk komunikasi percakapan seharai-hari, yang levelnya
berada jauh dari Fushah. Selain itu bahasa ini juga dipengaruhi
oleh budaya-budaya Asing yang masuk kedalam bahasa Arab
2. Bahasa Arab Fusha
Adalah ragam bahasa yang didominasi dialek Quraisy yang digunakan
dalam al-Qur’an, hadis, Syair dan prosa baik Jahili maupun abad keemasan
Islam yang telah dikodifikasi oleh pakar linguis Arab klasik maupun
modern dalam bentuk karya tulis. Bahasa fushah ini mampu bertahan dan
langgenghinggga sekarang, yang umurnya lebih dari 1400 tahun lebih.
Ditinjau dari historisnya bahasa Arab dibagi manjadi 4 : 1) Bahasa Arab al-
Qadimah, 2) Bahasa Arab al-Jahili, 3) Bahasa Arab Fusha al-Turast (klasik)
4) bahasa Arab fushah al-Mu’ashirah (kontemporer). Hanya saja no. 2dan3
bisa dijadikan satu, dikarenakan keduanya sulit dibedakan, bahkan bahasa
Jahili&al-Qur’an merupakan dasar penciptaan kaidah-kaidah linguistik
Arab pasa zaman Umayyah, Abbasyiyah dan disnati pasca keduanya.
Pembagian di atas masih sangat mungkin dipetakan lagi, tergantung dari
sudut Pandangnya.
Untuk ciri-ciri bahasa Arab al-Qadimah sudah dijelaskan sebelumnya.
3. Bahasa Arab Fushah Klasik (Turast)
• Classical ArabicAdalah bahasa yang digunakan: 1) sekitar 2000 SM oleh
penduduk di sekitar Hejaz, 2) Tradisi syi’ir dan nasr Jahili dalam bentuk dialek
Quraisy, 3) bahasa al-Qur’anwa al-hadist, dan 4) Kitab-kitab klasik sebelum
tahun 1978 M. Untuk no. 2-4 ini bahasa Arab Fushah berada pada tradisi
Tulisan. Sehingga bahasa Arab fushahat-Turas merupakan bahasa yang
digunakan dalam tradisi tulis menulis. Pemetaan ini berada berdasarkan
generalisasi pada struktur gramatika bahasa Arab.
• Jika didasarkan pada stilistika (uslub)nya maka bahasa Arab al-Turas ini dibagi
lagi menjadi 4): 1) al-Jahiliyah, 2) al-Qur’aniyah, 3) al-hadisiyah, 4) al-kutubal-
turasiyah.
• Selain itu, al-kutub al-turasiyahini merupakan integrasi dan kristalisasi dari al-
Jahiliyah, al-Qur’aniyah, al-hadisiyahdan beberapa dialek pra islam terutama
Quraisy, Tamim, Huzail danThai.
• Al-kutub al-turasiyahdikodifikasi oleh individu pakar linguis Arab berdasarkan
beberapa mazhab linguistik Arab, diawali dari 1) Basrah, 2) Kufah, 3) Bagdad,
4) Mesir, 5) Syam, dan 6) Andalusia.
• Biasanya tujuan mempelajari bahasa Arab ini adalah mempelajari dan
mendalami; 1) Agama, 2) ilmu pengetahuan yang berbasis linguistik Arab, 3
Sejarah kebudayaan Islam
4. Beberapa ciri bahasa Arab Fushah Turas
• Ciri-ciri secara umum ini bak dari foniologi, morfologi dan
sintaksis sudah bisa dilihat dari al-Qur’an, hadis dan berbagai
karya-karya klasik. Selain itu pada pertemuan sebelumnya
beberapa sudah diutarakan. Berikut beberapa ciri-cirinya:
• Fonologi:
1. Konsonan berjumlah 28 dan vokalisasi 3 (fath,kasr dandam)
yang bisa bervariasi menjadi 6
2. Secara fonetis, pengucapan konsonan sangat ketat seperti
(ذ ،ظ ،)ث sedangkan vokal akhir sebuah kata (I’rab) meski
waqf masih terucap dengan jelas.
3. Model tulisan belum mengenal tanda baca sempurna seperti
paragraf, titik, koma, syakal, dll. Bahkan al-Qur’an pada
awalnya tidak ada tanda hurf danharakat
4. Penulisan hamzah qata’ dan washl kurang ketat.
5. Lanjutan,,,,
• Morfologi:
1. Sistem Istiqaq yang terbagi menjadi minimal 4 (asgar,
akbar, sugra, kubra),akan dijelaskan pada pertemuan berikutnya
2. Metode aplikatif Sharaf yang sangat ketat dan
tertutup, bahkan terkesan sima’i.
3. Mengenal jam’ Qillahwa kasrah, misalnya ( أحرف سبعة
/
)حروف
4. Asmilisasi didominasi kaidah Ta’rib, jika Tadkhil
biasanya ditambah dengan ya’ nisbah. pertemuan berikutnya
5. Banyak Idiom, misalnya fi’il+ harf jar+ maf’ul ( عن بحث
/
في )
6. Mayoritas kata dasar berupa tiga huruf atau semi tiga.
6. Lanjutan,,
• Sintaksis
1. Lebih banyak menggunakan struktur jumlahfi’liyah.
2. I’rab sebagai Ruh struktur gramatika bahasa Arab
3. Mengenal berbagai macam variasi status (kedudukan) kata
dalam kalimat, sehingga memunculkan berbagai macam teori
lingistik yang filosofis, misalnya Tanazu’, ‘amil ibtida’I, dll
4. Sering membuang kata, frasa, klausa dalam kalimat yang sudah
dianggap maklum, sehingga terkesan sangat ringkas dan padat.
Misalnya ( ،قبلهاعمافصلإناالخريةلثالثةايفلكذلهفيسنثالثمنبأكثرأوترفلو
وإال
فال
. )
5. Variasi kata sambung (al-rawabit) cenderung sedikit variasai.
Bisanya rawabitnya berupa huruf ‘athaf, misalnya waw, Aw dan
summa.
6. Kata ganti (damir) yang merujuk ke belakang sangat jauh dari
kata yang dirujuk. Bahkan sampai berhalam-halaman.
7. lanjutann
• Stilistika: yang berorientasi semantik
• Pembolak balikan status di dalam kalimat yang sangat
bervariasi
• Ketepatan dalam pemilihan leksikal
• Makna-makna huruf (ma’ani al-harf) yang sangat
bervariasai dalam kalimat.
• Pembuangan maupun penambahan kata, frasa, klausa
bahkan kalimat yang mempunyai tujuan-tujuan dan
makna-makna tertentu.
• Pemilihan dan ketepatan variasi makna dari wazan-wazn
tertentu
• Tulisan-biasa tetap memperhatikan sisi keindahan bahasa,
sebagaimana syi’ir dan nasr. (املاءمن)املاء
8. Ciri-ciri bahasa fushah Modern
• Fonologi
1. Konsonan berjumlah 28 dan vokalisasi 3 (fath,kasr
dandam) yang bisa bervariasi menjadi 6
2. Secara fonetis, pengucapan konsonan tidak terlalu
ketat seperti (ذ ،ظ ،)ث
3. vokal akhir sebuah kata (I’rab) dalam percakapan
cenderung tidak terbaca (waqf).
4. Sistem penulisannya dengan tanda baca yang
sempurna, hanya saja untuk harakat (syakl)
terkadang tidak ada.
5. Penulisan hamzah qata’ dan washl yang ketat.
9. Lanjutan
• Morfologi:
1. Metode aplikatif Sharaf yang tidak begitu ketat
2. Banyak kata dasar yang tidak dari 3 huruf (لوجيةو)استيم
3. Perubahan pada harakat harf menyebabkan makna leksikal yang sangat
bervariasi (terutama masdar), bahkan terkadang jauh dari makna asalnya.
(1) أربة: ikatan,simpu, dasi, 2)إربة : cerdik,licik, tujuan,hasrat, 3)
ْد
رَ
ب:dingin,kikiran, air liur,tidur, 4)ْد
رُ
ب: gaun, pakaian, selimut5)َد
رَ
ب: es
4. Hanya mengenal jam’ Qillah. (أفعال ،ِعلة
ف ،أفعل ،)أفعلة
5. Asmilisasi kaidah masdar dan tadkhil (لدمقراطيا)
6. Cenderung sedikit idiom
7. Ada penembahan ta’ sebelum ya’ nisabah. ()اجمللتية
• Sintaksis
1. Lebih banyak menggunakan struktur jumlahismiyah.
2. Penggunaan tanda-tanda I’rab yang tidak begitu ketat
3. Cenderung deskriptif, sehingga linguistiknya tidak filosofis.
4. Struktur gramatika mirip dengan bahasa Inggris (linguistik umum) dan
berusaha membuat tenses-tenses tertentu, misalnya simpel present ( كان
+
يفعل)/past prerfect ( كان
+
قد
+
فعل ) /future prefect ( يكون
+
قد
+
فعل ), dll.
10. Lanjutan..
5. Ta’ribisasasi dengan frasa na’ti dan Frasa idafi yang berbeda dengan klasik,
misalnya frasa idafi disela harf tertentu dan gabungan dari 3 ismlebih.
Bahkan tak jarak sebuah kata Asing yang dita’rib menjadi Frasa na’ti/idhafi,;
(Urethra: ْل
ولبا ِي
رْ
جَ
م َاة
نَق: saluran kencing— Myopia: rabun dekat: َرظَ
نلا ْر
صَق
6. Variasi kata sambung (al-rawabit) sangat banyak ( ،أن وحيث ،يظهر وهكذا ،حيث من أما
،إىل باإلضافة ،أن غري ،سبق مما يتجلىو ،أهم من لعلو ،أن وهكذا ،نةرلقااب يظهر إذا ،هذا عدى لقدو ،لرغما وعلى
لكذ وغري ،أهمية وتتضح ،هي ما وأخرا ،أن ومع ،ذكره سبق مما يطهر ،يتجه وبهذا
) )
7. Kata ganti (damir) merujuknya tidak terlalu jauh, kira-kira maksaimal 3
paragraf, karena paragraf kalimat sudah tertata dengan rapi
• Stilistika: yang berorientasi semantik
1. Status dalam kalimat cenderung teratur, linear dan baku, mirip bahasa
Inggris
2. Makna leksikal yang bercampur dengan bahasa serapan
3. Makna-makna (ma’anal-Harf) yang cendrung tidak beragam
4. Sedikit sekali penambahan kata, frasa, klausa bahkan kalimat yang
mempunyai tujuan-tujuan dan makna-makna tertentu, sehingga terkesan
padat dan standart.
5. Variasi makna dari wazan-wazntertentu yang terpengaruh bahasa asing
6. Rasa bahasa yang terkesan wajar dan tidak sastrawi dan simpel
11. Bahasa Arab modern
• Dinatara nama-namanya yaitu literaryArabic(contemporaryArabic), al-Fusha al-
Mu’ashirah, al-‘Arabiyahal-Mu’ashirah, al-‘Arabiyahal-Fusha al-Hadisah, al-Lugah
al-‘Arabiyahal-Musytarakah, al-Lugahal-‘Arabiyahal-Mu’asirahdan Arab
standardmodern(MSA)
• Adalah bahasa Arab pada zaman sekarang (setelah tahun 1798) yang
dipergunakan dalam; 1)sastra Arab modern, 2) bahasa ilmiah kontemporer,
dan 3) bahasa yang secara resmi dipakai sebagai bahasa komunikasi
internasional antar bangsa. terutama Timur-tengah (Liga Arab), 4)
Jurnalistik , 5) Akademik (ilmu pengetahuan)
• Pembakuan bahasa ini secara resmi dilakukan oleh Lembaga bahasa Arab
(Majma’ al-Lughahal-‘Arabiyah). Hanya saja, lembaga semacam ini berdiri di
bawah negara masing-masing , kalau memang di negara-negara tersebut
memilikinya seperti Damaskus, Mesir (Kairo), Irak, dan Yordania. Lembaga
ini masih bekerja sendiri-sendiri. Belum ada satu lembaga bahasa yang
menangani bahasa Arab Standar dengan lingkup meliputi seluruh wilayah
tutur bahasa Arab. Meskipun demikian, ragam ini dipahami oleh seluruh
penutur Arab yang mempelajarinya, karena dipakai secara luas dalam
berbagai media komunikasi lisan dan tulis dan tidak digunakan dalam
percakapan harian
12. BEBERAPA FAKTROR LANGGENGNYA ARAB
FUSHAH MODERN
Bahasa umat Muslim di Dunia dan Sebagai ciri lain dari bahasa
al-Qur'an
Bahasa resmi di Timur tengah 22 negara, di antaranya
digunakan di negara Afrika, seperti: Mauritania, Maroko,
Aljazair, Libya, Mesir, dan Sudan. Di Semenanjung Arabia
bahasa ini digunakan di negara-negara, seperti: Oman, Yaman,
Bahrain, Kuwait, Saudi, Qatar, Emirat Arab, jauh ke utara,
Yordania, Irak, Syiria, Libanon, dan Palestina. Bahasa Arab
juga merupakan bahasa orang-orang India Utara, sebagian
orang Turki, Iran, Portugal, dan Spanyol.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional dan
sebagai bahasa kerja di lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang ditetapkan pada t18 desember 1974 / 3. العلمي اليوم
العربية للغة
Sistem ta'rib dan tadkhil yang sudah mengarah ke Arah mapan
13. Bahasa Arab ‘Ammiyah
• Adalah dialek-dialek bahasa Arab yang digunakan di
daerah-daerah tertentu dengan karakteristik tertentu di
dunia Arab (timteng).
• Macam-macam ‘Amiyyah sangat bervariasi. Namun secara
Historis bisa dipetakan menjadi 2, yaitu ‘Ammiyah klasik
(dialek-dialek yang digunakan sebelum dan sesudan islam,
2) ‘Ammiyah kontemporer (dialek-dialek yang digunakan
oleh beberapa negara-negara Timur Tengan (liga Arab).
Bisa juga dipetakan 3 dengan menambah bahasa Arab
‘Amiyah petengahan (zaman keemasan Islam), hanya saja
ini sangat sulit diidentifikasi bentuk-bentuk dan letak-
geografisnya.
• Untuk ‘Ammiyah Klasik sudah dibahas pada pertemuan
sebelumnya. Lihat dialek-dialek bahasa Arab
14. BAHASA ARAB ‘AMMIYAH MODERN
Adalalah bahasa Arab yang digunakan oleh negara Timu Tengah /
bagian-bagian dari negara tersebut sebagai bahasa komunikasi antar
negara/ daerah masing-masing dengan karakteristik tertentu.
Sama halnya dengan bahasa Arab Modern, bahasa ‘Ammiyah
Modern secara historis juga di awali pada tahun 1798 M.
Bahasa ini dibagi menjadi tiga macam bentuk:
‘Ammiyah Mustaqqafin: ragam ammiyah yang terpengaruh Arab
Fushah dan peradaban kontemporer. Biasanya digunakan dalam
diskusi ilmiah, sastra, musik dan lain-lain
‘Ammiyah muthanawwirin: ragam ‘Ammiyah yang murni dipengaruhi
peradaban kontemporer. Bisanya digunakan dalam percakapan
dengan tetangga, teman, dan lain-lain
‘Ammiyah ummiyyin: ragam ‘mmiyah yang digunakan oleh orang
buta aksara (auladal-balad). Bahasa yang tidak dipengaruhi fushah
maupun peradaban modern.
15. RAGAM BAHASA ARAB ‘AMIIYAH DI TIMTENG
Ragam bahasa Arab yang ddigunakan oleh masing-masing negara di Timur
tengah, yaitu:
1. Dialek Mesir مصري
: Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
2. Dialek Maghribi مغربي
: Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
3. Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria, Palestina, Lebanon
dan Gereja Maronit Siprus.
4. Dialek Iraq عراقي
: Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara
dan selatan Iraq
5. Dialek Arab Timur بحريني
: Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian
Barat.
6. Dialek Teluk خليجي
: Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Unu Emirat Arab dan
Saudi Arabia.
7. Hassā
nā
ya حساني
: Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat
8. Dialek Sudan سوداني
: Dipakai di Sudan dan Chad
9. Dialek Hijazi حجازي
: Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur
Yordania
10. Dialek Najd نجدي
: Dipakai di Najd, Arab Saudi
11. Dialek Yamani يمني
: Dipakai di Yaman
12. Dialek Andalus أندلسي
: Dipakai di Andalus sampai abad ke-17
13. Dialek Sisilia سقلي
: Dipakai di Sisilia
16. BEBERAPA CIRI; MESIR DAN SAUDIYAH
Fonologi: Setiap daerah mempunyai karakteristik fonem
tersendiri dan pada level inilah perbedaan yang paling mencolok
dengan bahasa fushah, secara umum terbagi menjadi 4 bagian:
1. Pengantian bunyi: Misalnya dialek mesir terdapat tujuh
konsonan yang mengalami penggantian bunyi, yaitu /ts/ → [t],
/dz/→ [d], /l/ → [n], /s/ → /h/, /j/ → [g], /q/→ [hamzah], dan
/ahmzah/ → [y], sedangkan vokal yaitu /a/ → [i], diftong /ai/ → [e:],
dan diftong /au/ → [o:]. Sedangkan Saudiyah, misalnya ada tiga
konsonan yang mengalami perubahan, yaitu konsonan /dz/ → d],
/ts/ → [t] dan /hamzah/→ [y], pergantian vokal meliputi vokal /a/
→ [i], diftong /ai/ [e:], dan diftong /au/ → [o:]: ( مجيل
-
غميل ) ( نتأ
-
نتإ )
2. Penambahan bunyi:Misalnya dialek mesir; Penambahan bunyi
di awal kata, bunyi ?i- yang ditambahkan di awal verba imperatif
dan bunyi bi- yang ditambahkan di awal verba perfektif dan
imperfektif. ( تفضل
-
تتكلم ،إتفضل
-
بتكلم )Penambahan bunyi di tengah kata
berupa geminasi (tasydid) semivokal /y/ pada kata hiya dan
geminasi /w/ pada kata. Penambahan bunyi di akhir kata berupa
penambahan vokal /a/ sesudah ya’ mutakallim. sedangk Saudiyah
Penambahan bunyi di akhir kata berupa penambahan vokal /a/
setelah ya’ mutakallim yang berfungsi sebagai enklitik. هي
-
َّ
ِي
ه
17. 3. Pelesapan bunyi: Dalam dialek mesir ada yang di awal
kata, di tengah dan di akhir. Pelesapan bunyi di awal
kata kebanyakan berupa pelesapan /?hamzah/ dan vocal
yang mengikutinya (
ينأ من
-
منني
) . Pelesapan bunyi di tengah
kata berupa pelesapan /hamzah/ dan vokal /a/.
sedangkan dialek saudiyah seperti pelesapan bunyi di
awal, di tengah, dan di akhir kata (
جئت ناأ
-
جيت ناأ
) .
Pelesapan bunyi di awal kata jarang terjadi. Pelesapan
bunyi di tengah kata ada yang berupa pelesapan
konsonan dan ada pelesapan vokal. Pelesapan bunyi di
akhir kata berupa berupa pelesapan vokal, pelesapan
konsonan, dan pelesapan silabel. (
أخي يا
-
َ
يِ
وياخ
4. Metatesis (penukaran tempat): dalan dialek Mesir,
(a) verba dengan struktur vokal a-a-i → a-i-a (
ِك
تَرحض عند
-
َكتِ
رحض عند (b) kata dengan struktur vokal a-i → i-a. (
ُ
عِ
جْ
رَ
ي
-
ُ
عَغْ
رِ
ي
) sedangkan dalam bahasa Saudiyah tidak ada.
untuk morfologi bahasa ‘Ammiyah hanya mengenal
jamak qillah,
Untuk sintaksis: tidak terlalu memperdulikan I’rab
dan struktur . Setelah ini akan dijelaskan problem I’rab