2. َتَم ُرْيَخَو ٌعاَتَم اَيْنُّدلَا
ُةَأْرَمْلا اَيْنُّدال ِاع
ُةَحِلاَّصال
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-
baik perhiasan dunia adalah isteri yang
shalihah.” (HR Muslim)
3. Aurat merupakan bagian tubuh yang tidak boleh terlihat ketika shalat dan
tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahram.
Allah Swt berfirman dalam Surat Al Ahzab ayat 59:
اَي
اَهُّيَأ
ُُّّيِبَّنال
لُق
َُّك ِاج َو ْزَ ِِ
ّل
ُّ
َنَب َو
َُّكِتا
ُِّاءَسِن َو
َُّينِنِمْؤُمْال
ُّ
ْدُي
َُّينِن
َُّّنِهْيَلَع
نِم
َُّّنِهِبيِب َ
َلَج
ُّ
ۚ
َُّكِلََٰذ
َُّٰ
َىنْدَأ
نَأ
ُّ
ْف َرْعُي
َُّن
َُّ
َلَف
َُّْنيَذْؤُي
ُّ
ۚ
َُّانَك َو
ُّ
ُ َّ
ّللا
ا ًورُفَغ
اًمي ِحَّر
﴿
٥٩
﴾
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (59)”
Apa itu Aurat?
4. HIKMAH DI BALIK PERINTAH MENUTUP AURAT
1. Sebagai Identitas seorang muslimah
2. Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar
syahwat.
3. Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis maupun
sesama jenis
4. Melindungi diri dari fitnah atau bahaya apapun.
5. Meningkatkan Ketaqwaan
5. BATASAN AURAT PEREMPUAN
• Aurat wanita bagi non mahram adalah seluruh tubuh kecuali
wajah dan telapak tangan.
• Aurat wanita bagi mahramnya, adalah anggota tubuh wanita
selain yang ada di antara pusar dan lutut. Walaupun ada sebagian
ulama yang berpendapat bahwa anggota tubuh wanita yang
boleh terlihat oleh mahramnya adalah anggota tubuh yang biasa
ia tampakkan saat ia beraktivitas di dalam rumah.
• Seperti kepala, leher, tangan hingga siku, dan kaki hingga lutut.
6. ADAB BERPAKAIAN BAGI MUSLIMAH
1. Menutupi seluruh aurat wanita
2. Tidak berfungsi sebagai perhiasan (Tidak Tabarruj).
“Janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka” (QS. An Nur 31)
3. Kainnya tebal tidak tipis dan tidak transparan.
4. Tidak memakai parfum atau wewangianyang bisa tercium oleh laki-laki.
“Perempuan mana saya yang mengenakan wewangian lalu melewati
sekumpulan laki-laki sehingga mereka mencium wangi harumnya maka ia
adalah seorang pezina”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
5. Lebar dan Longgar tidak membentuk lekuk tubuh.
7. BATASAN PERGAULAN LAKI LAKI DAN PEREMPUAN
“Saya tidak meninggalkan fitnah lebih berbahaya bagi kaum lelaki
setelahku melebihi fitnah wanita” (HR. Bukhari Muslim)
1. Tidak saling memandang satu sama lain yang dapat menimbulkan fitnah.
Dalil : Surat An Nur : 31.
2. Tidak menyentuh dan melakukan kontak fisik dengan lawan jenis yang
bukan mahram.
“Ditusuknya seorang laki laki dengan jarum dari besi di kepalanya lebih baik
baginya daripada menyentuh seorang wanita”. (HR. At-Thabrani)
3. Tidak berduaduaan di tempat yang kosong kecuali ada mahramnya.
“Tidak boleh berdua-duaan seorang laki laki dengan perempuan kecuali dengan
mahramnya”. (HR. Bukhari Muslim)
8. 4. Tidak mengucapkan perkataan perkataan atau melakukan
perbuatan yang dapat menimbulkan fitnah bagi lawan jenis.
Allah Swt. Berfirman:
ُّ
دَحَأَكَُّّنُتْسَلُِِّيِبَّنُّالَءاَسِنُّاَي
ُِّاءَسِِنُّالَنِِم
ُّ
ۚ
ُّ
ْيَقَّتُّاِنِإ
َُّنْعَضْخَتُّ َ
َلَفَُّّنُت
ُّ
ِبْلَقُّيِفُّيِذَُّّالَعَمْطَيَفُِّل ْوَقْالِب
َُّّمُّ ً
ً ْوَقَُّنْلُق َُّوٌ َرَمُِّه
اًفوُرْع
﴿
٣٢
﴾
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al Ahzab: 32)
9. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَذِإ
ُِّتَّلَص
ُّ
ُةَأ ْرَمْال
ُّ
َسَْمخ
اَه
ُّْتَماَص َو
َُّرْهَش
اَه
ُّْتَظِفَح َو
اَهَج ْرَف
ُّ
َعاَطَأ َو
ُّْت
اَهَج ْوَز
َُّليِق
ُّ
َل
اَه
ىِلُخْدا
ُّ
َةَّنَجْال
ُّْنِم
ُِِّىَأ
ُّ
َأ
ُّ
ِِا َْوب
ُِّةَّنَجْال
ُِّش
ُِّتْْئ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa
sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan
zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut,
“Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR.
Ahmad)